PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN
KATEGORI 1 KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
NAMA : OKTA LAREVA, S.Pd NO.UKG : 201500144683
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa DalamPembelajaran
Lokasi SMAN 1 BAYANG
Lingkup Pendidikan Menengah Atas Tujuan yang ingin
dicapai
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode PBL
Penulis OKTA LAREVA, S.Pd
Tanggal 25 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini. Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, kondisi topografi nya berada dipinggir Pantai dan juga berbukit, mata pencarian masyarakat umumnya nelayan dan bertani.
Kabupaten Pesisir Selatan
memiliki 15 kecamatan dan 182 nagari. Luas wilayahnya mencapai 5.749,89 km² dan
penduduk 518.265 jiwa (2017) dengan sebaran 90 jiwa/km².
Salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Peisir Selatan yanitu Kecamatan Bayang. Di kecamatan ini terdapat dua sekolah menengah atas salah satunya SMAN 1 Bayang.
SMA N 1 B AYANG berdiri pada tahun 1998. Penulis mulai mengajar di SMAN 1 BAYANG sejak tahun 2016. Pada saat ini Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada sebanyak 52 orang yang terdiri dari 40 guru PNS, 4 guru P3K , 8 guru honorer , 2 Operator, 2 cleaning service,1 satpam dan 1 penjaga sekolah dengan Jumlah peserta didik sebanyak 500 orang. SMAN 1 BAYANG merupakan Sekolah Penggerak.
Peserta Didik yang ada di SMAN 1 BAYANG merupakan warga yang ada di Kec. Bayang yang sebagaian besar merupakan penduduk Asli yang berlatar belakang Petani. Kesibukan orang tua yang mencari nafkah sehingga menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah dan peserta didik kurang
termotivasi untuk belajar karena kurangnya bimbingan dari orang tua ini merupakan masalah yang kami hadapi yang bersumber dari luar disamping itu ada beberapa faktor yang bersumber dari guru.
Latar belakang masalah
1. Belum maksimalnya dalam pemanfaatan model- model pembelajaran inovatif yang menyebabkan peserta didik kurang
maksimal dan tertarik dalam memahami pembelajaran yang diberikan.
2. Guru masih mendominasi 85 % dari seluruh pembelajaran
Praktek pembelajaran inovatif mengunakan model problem basic learning, pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam pembelajaran terjadi hubungan timbal balik yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Usman dalam Jihad, 2008:12).
Pengunaaan model pembelajaran PBL karena pendekatan model ini merupakan model yang pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student-contered) untuk melakukan investigasi mendalam dalam sebuah topik, melalui
pembelajaran problem basid learning peserta didik dapat melakukan pendalaman terhadap topik melalui riset terhadap permasalahan dan melakukan pertanyaan yang berbobot, nyata serta relevan.
Peran dan tanggung jawab saya pada praktek ini berperan sebagai fasilitator dalam melaksanakan proses pembelajaran dan harus mampu
memilih model yang sesuai untuk peserta didik sesuai dengan karakteristik materi dan
karakteristik para peserta didik serta mengajak rekan sejawat untuk berdiskusi tentang praktek baik tersebut agar sama- sama mendapatkan sebuah pemahaman tentang bahwa untuk perkembangan peserta didik pada saat ini tidak bisa hanya berpusat kepada guru atau guru yang hanya menjadi center saat pembelajaran dimana siswa hanya menjadi pendengar dan guru hanya mengunakan metode ceramah saja dari awal hingga akhir.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Tantangan untuk mencapai tujuan adalah waktu yang terbatas dalam mempersiapkan rancangan model pembelajaran inovatif bagi peserta didik, yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah peserta didik kelas XII Mipa 2 dan guru Kimia.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/
strategi apa yang digunakan/
bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan tersebut adalah dengan melakukan managemen waktu dan berdiskusi bersama rekan- rekan sejawat di sekolah serta berdiskusi sesama peserta PPG lainya, dosen pembimbing dan juga guru pamong.
Strategi yang digunakan adalah dengan menerapkan Model pembelajaran Problem based Learning (PBL) pada materi Sel
elektrokimia sub materi sel volta di keklas XII IPA 2 prosesnya adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ;
Ibrahim dan Nur (2000:13) mengemukakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Problem Based Learning:
1. Orientasi Peserta didik pada masalah Guru menyajikan sebuah video sebuah kejadian di kehidupan sehari-hari, siswa diminta mengidentifikasi masalah terkait pembelajaran
2. Mengorganisasi Peserta didik untuk belajar Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok
3. Membimbing pengalaman individual / kelompok
Guru membimbing penyelidikan, Siswa berdiskusi, dan melakukan penyelidikan dalam kelompoknya
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Siswa mempresentasikan hasil diskusi
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru bersama siswa menganalisis dan
mengevaluasi pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi.
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari aksi yang dilakukan ada tampak peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa terhadap materi yang diberikan melalui model pembelajaran PBL dan peserta didik menjadi lebih aktif serta kreatif dalam mengungkapkan pendapat mereka terhadap materi yang diberikan oleh guru.
Langkah penerapan PBL dimulai dari mulai tahap saat peserta didik melakukan review terhadap materi pembelajaran sebelumnya, kemudian dilanjutkan tahapan orientasi
masalah yang terkait dengan kehidupan sehari- hari, s e l a n j u t n y a mengorganisasikan peserta didik, membimbing pada saat
mempelajari topik materi, mengembangkan serta menyajikan hasil karya berdasarkan topik yang dipelajari dan menganalisis hasilnya secara bersama (guru dan peserta didik).
Hasil dari pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan model PBL ternyata sangat efektif berdasarkan hasil PPL yang telah saya
lakukan sebanyak 4 kali dalam peningkatan motivasi belajar siswa terbukti bahwa dalam setiap pertemuan siswa mengalami peningkatan dalam motivasi belajar dan pemahaman mereka terhadap materi, kalau sebelumnya peserta didik berangapan bahwa mempelajari materi kimia membosankan kini peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam dalam hasil belajar yang awal nya nilai postest rata- rata siswa sekitar 60 naik menjadi 92.
Respon siswa rekan sejawat sangat positif terhadap pembelajaran dengan mengunakan model PBL ini, hal ini terlihat dari hasil refleksi diakhir pembelajaran, rata-rata siswa sangat senanng dan nyaman dalam belajar, serta muncul antusias, rasa ingin tahu terhadap masalah dan topik pembelajaran, dengan hal ini maka penulis juga tertantang untuk mencoba menerapkan model pembelajaran ini pada kelas XI dan X untuk mengetahui apakah model pembelajarn ini juga mampu menumbuhkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran kimia
Faktor keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan
menerapkan model PBL ini karena dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik seperti diawali dengan apersepsi dimana guru melakukan review pembelajaran melalui pretest sehingga peserta didik tertarik dan mudah mengingat materi yang diajarkan tanpa merasakan ada beban saat melakukan pembelajaran, melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan memahami karakteristik peserta didik (guru mendudukkan dirinya sebagai teman berdiskusi saat pembelajaran), serta siswa diberikan kebebasan berpendapat dalam menyusun karya sesuai hasil apresiasi yang mereka dapati selama proses pembelajaran sesuai gaya belajar peserta didik tersebut.
Pembelajaran yang diperoleh dari
keseluruhan proses aksi (1, 2, 3 dan 4) saya mendapatkan feedback positive dari peserta didik serta rekan sejawat dan kepala sekolah dengan adanya penerapan PBL dalam
pembelajaran, selain itu saya semakin memahami bahwa pembelajaran harus dilakukan sepanjang hayat untuk selalu mengembangkan diri dan update terhadap perkembangan teknologi untuk kemajuan pembelajaran baik dari segi model, metode, media, sistem penilaian dan evaluasi agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa yang akan datang.
Referensi
1. Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan- project-based-learning-dan- problem-based-learning
2. Berfikir Kritis dan PBL (Problem Basic Learning). Lilis Lismaya,S.Pd,M.Pd, 2019.https://books.google.co.id/books?id=bvqtDwAAQBAJ&lpg=PA1&ots=
A9e-YEoiRS&dq=info%3Ap921IuPP05AJ%3Ascholar.google.com&lr&pg=PP 1#v=onepage&q&f=false