• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang atau hanya stuck dalam posisi yang sama setiap saatnya. Suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkembang atau hanya stuck dalam posisi yang sama setiap saatnya. Suatu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendapatan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan tolak ukur suatu negara dalam melihat apakah negara tersebut berkembang atau hanya stuck dalam posisi yang sama setiap saatnya. Suatu negara dapat dikatakan dia mengalami suatu perkembangan dapat dilihat dari meningkatnya produk nasionall bruto.

Sedangkan suatu negara dikatakan mengalami pembangunan dapat dilihat dari bertambahnya nilai pendapatan perkapita dan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi serta adanya pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Perkembangan dan pembangunan ekonomi merupakan dua pengertian yang berbeda tapi saling mengikat satu sama lain demi terwujudnya perubahan kesejateraan ekonomi dalam suatu negara yang lebih baiknya.1

Kenaikan kurs valas terhadap rupiah yang makin lama kian meningkat membuat banyak masyarakat resah akan hal ini. Peningkatan yang signifikan kini menembus di angka yang mendekati angka yang sangat di hindari oleh pemerintah hal ini di takutkan akan menjadi krisis moneter yang sama pada tahun 1998. Kenaikan valas bukan serta merta hanya karena terjadinya tingkat inflasi yang tinggi tapi banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu: tingkat permintaan dan penawaran valas, tingkat bunga, tingkat pendapatan dan produksi,

1 Editor, Pengertian Dan Ciri-Ciri Negara Berkembang, dalam https://www.eduspensa.id/negara-berkembang/#a, diakses tanggal 27 Februari 2019

(2)

pengawasan pemerintah dalam kebijakan fiskal, perkiraan/spekulasi/isu/rumor dan balance of payment hal berikut inilah yang menyebabkan kenaikan nilai valas terhadap rupiah sehingga rupiah pun melemah.

Pasar modal membantu pihak yang kelebihan dana untuk mempresentasikan dana nya agar mendapatkan keuntungan, sedangkan pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menganggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal mempunya fungsi keuangan yaitu memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.2

Pasar modal ini mencakup pasar utang, pasar ekuitas, dan sukuk. Pasar modal islami merupakan tempat saham-saham yang sesuai dengan aturan atau kaidah-kaidah syariah yang di kelola juga berdasarkan standar syariah sehingga terjamin dalam proses pengelolaanya dan terjamin pula ke halal’an dari harta tersebut.3

Suatu perusahaan dinilai berharga ketika terdapat calon pembeli yang bersedia untuk membayar perusahaan tersebut dengan harga yang sangat bernilai.

Ketika pembeli membayar harga perusahaan dengan harga yang tinggi maka disitulah dapat dinilai bahwa semakin sejahtera pemilik perusahaan tersebut.

Perusahaan memiliki berbagai cara untuk meningkatkan kepemilikan modal yaitu dengan menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di dalam bursa dapat dijadikan indikator nilai suatu perusahaan.

2 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 101

3 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), hlm. 4

(3)

Pemerintah di indonesia telah menyediakan lembaga yang menjadi tempat untuk menjula dan membeli saham yang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tangal 3 Juli 2000, dengan adanya kerja sama yang terjadi antara PT Bursa Efek Indonesia dengan PT Danareksa investment management (DIM) dimana kerja sama ini menghasilkan Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index ini di buat untuk memandu para investor-investor yang ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dengan menggunakan hukum islam (syariah).4 Dengan terciptanya indeks tersebut, para pemodal mendapatkan saham-saham sebagai fasilitas yang disediakan yang dapat digunakan sebagai sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Pasar modal sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakan dunia usaha. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi dimana menjadi fasilitator yang mempertemukan pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal memiliki fungsi keuangan, fungsi tabungan, dan fungsi likuiditas. Prinsip pasar modal syariah memiliki instrumen yang berbeda dari konvesional yaitu obligasi syariah, saham syariah, dan reksadana syariah.5

Dimana sebagai fungsi keuangan pasar modal dapat memberikan kemungkinan adanya kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana dan memberikan kesempatan untuk memperoleh penambahan modal usaha bagi mereka yang membutuhan modal usaha. Pada fungsi tabungan, pasar modal diharapkan dapat memberikan dampak pada pemilik modal untuk menabung saham karena bukan hanya menabung tapi kita juga mendapatkan pengembalian

4 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, hlm. 131

5 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika) hlm. 57

(4)

beserta keuntungannya. Pasar modal memiliki fungsi likuiditas dimana setiap dana yang disimpan dalam bentuk surat berharga dapat di likuiditas atau dicairkan melalui pasar modal.

PT. London Sumatera Indonesia Tbk atau yang dikenal dengan nama losum maupun dengan kode saham yaitu LSIP ini didirikan pada tanggal 18 desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang perkebunan yang menghasilkan produk utama yaitu minyak kelapa wait dan karet serta kakao, teh dan benih yang memiliki kuantitas yang lebih kecil.6 Pada tanggal 07 juni 1996, Losum memperoleh pernyataan yang membahagiakan dari Bapepam-LK dimana dianjurkan untuk melakukan penawaran umum perdama saham LSIP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 38.000.000 dengan nilai nominal Rp. 50 persaham dengan harga penawaran Rp. 4.650 . setelaj itu, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 juli 1996.

Price Earning Ratio (PER) atau yang dikenal dengan PER merupakan rasio yang ternayata sama memiliki pengaruh yang besar terhadap harga saham.

Untuk mengukur harga wajar saham biasanya para investor menggunakan model perhitungan di dalam PER. PER atau Price Earning Share merupakan hasil pembagian dari harga saham dan laba perusahaan. Untuk mengindentifikasikan besarnya dana yang telah dikeluarkan oleh investor untuk memperlah setiap rupiah laba perusahaan.7

6 PT. London Sumatra Tbk. https://www.londonsumatra.com

7 Werner R. Muhadi, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham, (Jakarta:

Salemba Empat, 2012), hlm 65

(5)

Murah atau mahalnya suatu saham ini dapat di hitung atau dinilai dari nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik, penilaian saham ini bertujuan untuk memberikan gambaran dalam mempertimbangkan kebijakan. Harga saham ini relatif naik dan turun yang tidak bisa di prediksikan, perusahaan emitenlah yang harus bisa menstabilkan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis fundamental dan lebih tepatnya menggunakan rasio pasar yaitu Price Earning ratio (PER)

Earning per share (EPS) atau yang juga dikenal dengan EPS merupakan perbandingan jumlah lembar saham perusahaan yang beredar dengan earning atau laba bersih yang sudah dikurangi dengan pajak. Untuk para investor, segala bentuk informasi yang berhubungan dengan Earning Per Share atau EPS yang merupakan informasi dasar dan berguna karena bisa memberikan gambaran prospek earning di perusahaan masa depan8

Stock Price atau yang dikenal dengan harga saham yaitu harga dari surat berharga sebagai bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham memiliki hak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha di perusahaan yang sahamnya telah di beli oleh investor9. Secara konsep saham syariah merupakan bentuk efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Ketika Price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham, hal ini berpengaruh sebaliknya

8 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama (Yogyakarta: kanisius, 2010) hlm.29

9Irham Fahmi, Analisis Laporan Keungan, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm. 85

(6)

apabila Price Earning Ratio (PER) mengalami penurunan maka harga saham pun akan turun.10 Sama hal nya dengan Price Earning Ratio (PER), semakin Earning Per Share (EPS) sektor industri barang konsumsinya meningkat, maka indeks harga sahamnya meningkat, sebaliknya apabila Earning Per Share (EPS) turun, indeks harga sahamnya juga turun. Oleh karena itu adanya dampak yang timbul dari kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan11

Pasar modal merupakan tempat terbentuknya harga saham yang di tentukan oleh beberapa faktor seperti laba perlembar saham atau Earning Per Share (EPS), rasio laba terhadap harga per lembar saham atau Price Earning Ratio (PER), tingkat bunga bebas risiko yang di ukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian perusahaan.12 Selain faktor tersebut faktor dari internal perusahaan juga mempengaruhi harga saham, dimana semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka akan berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang di dapat oleh investor.

Sebagaimana di atur atau di pertegas di dalam Fatwa DSN MUI No.40/NO:40/DSN-MUI/X/ 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal. Dimana pengertian Saham Syariah adalah “bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria

10 Sunarto, Pengaruh Rasio Profitabi dan Laverage terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEI, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (maret, 2011), hlm. 36

11 Erich A. Helfert, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 1997) hlm. 87

12 Sartono, R.A. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: BPFE, 2008) hlm. 77

(7)

sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa.”13

Tabel 1.1

Data Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Stock Price PT. London Sumatera Indonesia Tbk

Periode 2009-2018

Periode Price Earning Ratio (Rp)

Earning Per Share (Rp)

Stock Price (Rp)

2009 4,89 518,47 2.534,28

2010 24,45 151,45 3.703,40

2011 15,33 249,38 3.821,88

2012 26,40 163,50 4.316,56

2013 37,92 112,70 4.274,05

2014 38,89 134,41 5.226,79

2015 50,25 91,36 4.592,87

2016 60,94 86,92 5.296,71

2017 56,78 111,94 6.355,65

2018 128,24 48,30 6,194.50

Sumber : www.londonsumatera.com

Berdasarkan table 1.1, terlihat ketiga indikator mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2010 besar Price Earning Ratio (PER) adalah Rp. 24,45, dan besar Stock Price Rp. 3.703,40 sedangkan mengalami penurunan Earning Per Share (EPS) adalah Rp. 151,45. dibandingkan pada tahun 2009, ditahun 2010 Price Earning Ratio (PER) dan Stock Price pun mengalami peningkatan sedangkan Earning Per Share (EPS) mengalami penurunan

Tahun 2011 terjadinya penurunan terhadap Price Earning Ratio (PER) adalah Rp. 15,33 sedangkan Earning Per Share (EPS) adalah Rp. 249,38 dan Stock Price adalah Rp. 3.703,40 mengalami peningjkatan. Sedangkan pada tahun 2012 Price Earning Ratio (PER) dan Stock Price sama-sama mengalami kenaikan

13 Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah, hlm. 47

(8)

masing-masing menjadi Rp. 26,40 dan Rp. 4.316,56 tetapi Earning Per Share (EPS) Rp. 163,50 mengalami penurunan.

Tahun 2013 rasio yang mengalami penurunan. Masing-masing besarnya menjadi Earning Per Share (EPS) adalah Rp. 112,70 dan Stock Price sebesar Rp.

4.274,05, sedangkan rasio yang mengalami kenaikan yaitu Price Earning Ratio (PER) adalah Rp. 37,92. Dibandingkan tahun 2014 ketiga rasionya mengalami peningkatan yang masing-masing besarnya menjadi Price Earning Share (PER) adalah Rp. 38,89, Earning Per Share (EPS) adalah Rp. 134,41 dan Stock Price adalah Rp. 5.226,79.

Tahun 2015 Earning Per Share (EPS) dan Stock Price sama-sama mengalami penurunan yang masing-masing menjadi Rp. 91,38 dan Rp. 4.592,87 sedangan Price Earning Ratio (PER) mengalami peningkatan yaitu Rp. 50,25.

Namun pada tahun 2016 terjadi kenaikan terhadap Price Earning Ratio (PER) dan Stock Price yang masing-masing berjumlah Rp. 60,94 dan Rp. 5.296,71 sedangkan Earning Per Share (EPS) terus mengalami penurunan yang berjumlah Rp. 86,92.

Tahun 2017 terjadi kenaikan terhadap Earning Per Share (EPS) dan Stock Price yang masing-masing berjumlah Rp. 111,94 dan Rp. 6.355,65 sedangkan terjadi penurunan terhadap Price Earning Ratio (PER) berjumlah Rp. 56,78 . Namun pada tahun 2018 terjadi kenaikan terhadap Price Earning Ratio (PER) Rp.

128,24 sedangkan terjadi penurunan terhadap Earning Per Share (EPS) dan Stock Price yang masing-masing berjumlah Rp. 48,30 dan Rp. 6.192,50

(9)

Dengan penjelasan yang diatas maka dapat dipahami bahwa ketiga rasio ini mengalami fluktuasi perkembangan terhadap Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Stock Price dapat dilihat pada grafik tersebut

Grafik 1.1

Perkembangana Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Stock Price di PT. London Sumatera Indonesia Tbk

Periode 2009-2018

Berdasarkan data yang tersaji diata meliha adanya ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan data mengenai perkembangan price earning ratio (PER), earning per share (EPS) dan stock price yang mengalami penaikan dan penurunan secara fluktuaktif pada periode-periode tertentu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada salah satu perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index (JII) dengan judul : Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Stock Price Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Di PT. London Sumatera Indonesia Tbk.

Periode 2009-2018)

B. Indentifikasi Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuarikan, peneliti dapat merumuskan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut:

- 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

STOCK PRICE

EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

(10)

1. Berapa besar pengaruh Price Earning Ratio (PER) secara parsial terhadap Stock Price pada PT. London Sumatera Indonesia Tbk

2. Berapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap Stock Price pada PT. London Sumater IndonesiaTbk

3. Berapa besar pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan terhadap Stock Price pada PT. london sumatera Indonesia Tbk

C. Tujuan Penelitian

Setelah menguraikan latar belakang, indetifikasi serta rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisa Price Earning Ratio (PER) secara parsial terhadap Stock Price pada PT. London Sumatera Indonesia Tbk.

2. Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisa Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap Stock Price pada PT. London Sumatera Indonesia Tbk.

3. Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisa Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan terhadap Stock Price pada PT.

London Sumatera Indonesia Tbk D. Kegunaan Penelitian

Dengan membaca latar belakang, identifikasi, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh peneliti bahwasanya penelitian ini dapat berguna baik secara akademik maupun praktisi secara berkala. Maka kegunaannya untuk mengetahui kegunaan penelitian yaitu:

(11)

1. Kegunaan Akademik

a. Mendeskripsilan pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Stock Price pada PT london Sumatera Indonesia Tbk

b. Memperkuat penelitian sebelumnya yang mengkaji pengaruh Price Earning Share (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Stock Price pada PT.

London Sumatera Indonesia Tbk.

c. Mengembangkan konsep teori Price Earning Share (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Stock Price pada PT London Sumatera Indonesia Tbk.

d. Bagi pihak perusahaan menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan berbagai kebijakan dalam mengendalikan Price Earning Share (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Stock Price pada PT. London Sumatera Indonesia Tbk

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi penulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada jurusan Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Syariah Dan Hukum

b. Bagi masyarakat umum menjadi bahan oertimbangan utnuk mengetahui kondisi likuiditas dan mengambil keputusan untuk investasi

c. Bagi pemerintah dapat menjadi bahan pertimbangan merumuskan kebijakan utnuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi UKMI AL-KAHFI Universitas Islam Riau sebagai tolak ukur serta dapat menjadi masukan dan referensi bagi UKMI AL-KAHFI

[r]

Manji HK, Lenox RH (1999): Protein kinase C signaling in the brain: Molecular transduction of mood stabilization in the treatment of bipolar disorder. Manji HK, Moore GJ, Chen G

Berdasarkan pengujian yang digunakan, kedua sensor telah mampu berfungsi sebagai sistem penghitung jumlah hujan atau tipping bucket beserta sistem pengukur tinggi muka air sungai atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa arang tempurung kelapa dan massa tongkol jagung dengan volume asap cair yang dihasilkan, pemanfaatan asap cair

رظنن نأ نكتم زييمتلا ةقيرط مادختسا لبق ةيبرعلا ةغللا ةجمرت ىلع ذيملاتلا ةردق طسوتم اله ةقرفلا هذه و .ةيبيرجتلا ةقرفلا فى يلبقلا رابتخلاا جئاتن لىإ ةميق نم

If you’ve been playing along at home, dutifully coding up what we did in the last chapter when we created the checkout system, you’re probably completely sick of entering dummy

jenis Katonik CSS-1 AE-3S menggunakan filler debu batu dan semen dapat disimpan sampai lebih dari 5 hari sebelum dihampar dan dipadatkan di lapangan (Abdullah, 2003), dan