• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri sendiri” (Q.S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri sendiri” (Q.S. "

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA UIN SUSKA RIAU

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi (S1)

OLEH:

DWI MEYDILIA WIANDARI 11860121654

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU 2022

▸ Baca selengkapnya: mengubah keadaan nilai hitungan ball dan strike merupakan tugas

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

MOTTO

ا ْوُرِ يَغُي ىَّتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِ يَغُي َلَ َالله َّنِا"

"ْمِهِسُفْن َأِب اَم

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri sendiri” (Q.S.

Ar-Ra’d: 11) Talk less do more

“sedikit berbicara banyak berkerja”

(7)

iii

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat serta karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan salah satu tugas akhir ini sebagai syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Psikologi.

Terimakasih peneliti ucapkan kepada diri sendiri yang sudah berjuang dan bertahan dengan berbagai macam tekanan dan cobaan yang menghadang namun

tetap bergerak dan tidak menyerah sehingga skripsi ini dapat selesai.

Teruntuk keluarga yang selalu mendukung mama dan papa, terimakasih untuk segala do’a dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada peneliti, mengingatkan peneliti untuk melibatkan Allah dalam setiap hal. Peneliti memohon maaf untuk segala kesalahan seperti ucapan maupun perbuatan yang

pernah membuat hati mama dan papa terluka. Semoga skripsi ini mampu memberikan sedikit kebahagiaan untuk mama dan papa.

Dengan memohon ridho Allah SWT peneliti mempersembahkan hasil perjuangan ini untuk orang tua peneliti yang peneliti sayangi dan cintai, yaitu Ayahanda Sariowiaji dan Ibunda Helmi Indra yang telah memberikan banyak dukungan,

kasih sayang dan pengorbanan untuk peneliti sebagai bentuk bakti peneliti kepada mama dan papa. Semoga Allah selalu menjaga dan memberikan

kebahagiaan untuk mama dan papa

(8)

iv

KATA PENGANTAR ِمْي ِح َرلا ِنَمْح َرّلا ِالله ِمْسِب ُهُتاَك َرَب َو ِالله ُةَمْح َر َو ْمُكْيَلَع ُمَلاَّسلا

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Internal Locus Of Control dan Self-Esteem Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa UIN Suska Riau” tepat pada waktunya guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Sholawat serta salam peneliti haturkan kepada rasululullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman penuh kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini dan semoga kelak kita mendapatkan syafaat beliau diakhirat kelak. Aaminn aamiin ya robbal ‘alamin.

Dengan segala ketulusan hati dan kerendahan diri, peneliti ingin mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti selama peneliti menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu ucapan terimakasih setinggi-tingginya peneliti ucapkan kepada

1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. Kusnadi, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(9)

v

3. Bapak Dr. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si, Selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr.

Vivik Shofiah. M.Si, selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Yuslenita Muda, M.

Sc, Selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.A., M.Psi, Psikolog, selaku Ketua Jurusan S1 Psikologi dan Ibu Ricca Angreini Munthe, S.Psi., M.A, selaku Sekretaris Jurusan S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Ibu Anggia Kargenti Eva Nurul Marettih, S.Psi., M.Si selaku dosen penasehat akademik yang selalu sabar memberikan nasehat, motivasi dan bimbingannya untuk peneliti selama peneliti menjadi mahasiswa.

6. Bapak Dr. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si, selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Proposal sekaligus dosen pembimbing peneliti yang selalu memberikan motivasi, perhatian, semangat, kritik, dan saran kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.

7. Ibu Elyusra Ulfah, M.Psi., Psikolog, selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Proposal dan Narasumber I yang selalu memberikan banyak masukan, saran, serta kritik yang membangun kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik mungkin.

8. Bapak Drs. Cipto Hadi, M.Pd selaku narasumber II yang telah memberikan saran masukan kepada peneliti dalam menyusun skripsi penelitian ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmu kepada peneliti dengan ikhlas.

(10)

vi

Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi peneliti dan dapat menjadi bekal bagi kehidupan peneliti dimasa mendatang serta menjadi bekal jariyah untuk Bapak dan Ibu dosen.

10. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Psikologi Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala administrasi yang dibutuhkan oleh peneliti selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.

11. Untuk Asa, Kevin, Eji terimakasih banyak karena sudah mau membantu maupun menemani peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini dan selalu mendengarkan keluh kesah yang peneliti rasakan.

12. Untuk Alya, Sam, Mardha, Nabil, Fathya serta teman-teman dari kelas E (pejuang S.Psi) terimakasih sudah mau berbagi pengalaman apapun, senang maupun sedih baik terkait penelitian maupun hal-hal lainnya sehingga berkurang sedikit beban yang peneliti rasa.

13. Teruntuk Teman-teman dan keluarga besar HIMA-Psikologi Kabinet Sahitya Nuraga yang telah memberikan pengalaman yang luar biasa selama satu masa kepengurusan yang panjang ini dan telah memberikan support kepada peneliti dan juga membantu peneliti dengan mengisi serta menyebarkan link google form peneliti.

14. Teruntuk teman-teman Ikatan Pelajar Mahasiswa Kota Batam-Pekanbaru (IPMKOB-P) dan teman-teman KKNUSR21 Batam yang telah membantu mengisi dan menyebarkan link google form peneliti.

(11)

vii

15. Untuk kak Novi Alzuhra S.Psi yang sudah membantu peneliti untuk dapat memahami bagaimana analisis regresi linier berganda meskipun kita tidak pernah kenal dekat sebelumnya.

16. Untuk Muhammad Jumadin yang selalu memberikan dukungan dalam berbagai hal dan berbagai bentuk untuk peneliti.

17. Tasya Makesa, S.Ag, Athira Putri Agung S.H, Destri Ramadhani, Amd, Ratna Nurul Fijri (S.Hum), Nur Rajatul Ismi, (S.Ag) yang telah memberikan dukungan dengan sedikit tekanan, yang telah memberikan kebahagiaan dengan sedikit tangisan, dan yang selalu berbagi cerita setiap ada kesempatan.

18. Seluruh mahasiswa UIN Suska yang telah berbaik hati untuk membantu peneliti dengan mengisi maupun menyebarkan link google form peneliti, tanpa adanya bantuan dari teman-teman mahasiswa tentu peneliti tidak dapat menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk peneliti. Terakhir peneliti ucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmiah yang bermanfaat.

Pekanbaru, 27 Oktober 2022

Peneliti

(12)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... I MOTTO ... II PERSEMBAHAN ... III KATA PENGANTAR ... IV DAFTAR ISI ... VIII DAFTAR TABEL ... X DAFTAR LAMPIRAN ... XI ABSTRAK ... XII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Keaslian Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12

A. Prokrastinasi Akademik ... 12

1. Definisi Prokrastinasi Akademik ... 12

2. Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik ... 13

3. Faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik ... 14

B. Internal Locus of Control ... 15

1. Definisi Internal Locus of Control ... 15

2. Dimensi Internal Locus of Control ... 17

C. Self-Esteem ... 17

1. Definisi Self-Esteem ... 17

2. Aspek-Aspek Self-Esteem... 19

D. Jenis-Jenis Tugas Akademik ... 20

E. Kerangka Berpikir ... 21

F. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Identifikasi Variabel ... 26

C. Definisi Operasional ... 26

D. Subjek Penelitian ... 28

a. Populasi ... 28

b. Sampel ... 29

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

F. Metode Pengumpulan Data ... 30

G. Uji Coba Alat Ukur ... 34

1. Uji Validitas ... 35

2. Reliabilitas ... 36

H. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

A. Pelaksanaan Penelitian... 41

B. Hasil Penelitian ... 42

(13)

ix

1. Deskripsi Demografi Subjek Penelitian ... 42

2. Uji Asumsi ... 44

C. Analisis Tambahan ... 50

1. Kategorisasi Data ... 50

2. Sumbangan Efektif ... 55

D. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 68

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 sebaran data populasi penelitian ... 29

Tabel 3. 2 Pembagian sampel ... 30

Tabel 3. 3 Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik (Sebelum diuji coba) ... 32

Tabel 3. 4 Blueprint Skala Internal Locus of Control (Sebelum diuji coba) ... 33

Tabel 3. 5 Blueprint Skala Self-Esteem (Sebelum diuji coba) ... 34

Tabel 3. 6 Penilaian Jawaban ... 34

Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 36

Tabel 3. 8 Blueprint skala prokrastinasi akademik (setelah diuji coba) ... 37

Tabel 3. 9 Blueprint Skala Prokrastinasi akademik (penelitian) ... 38

Tabel 3. 10 Blueprint Skala Internal Locus Of Control (setelah diuji coba)... 38

Tabel 3. 11 Blueprint Skala Internal Locus Of Control (Penelitian) ... 39

Tabel 3. 12 Blueprint Skala Self-Esteem (setelah diuji coba) ... 39

Tabel 3. 13 Blueprint Skala Self-Esteem (Penelitian) ... 40

Tabel 4. 1 Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas ... 42

Tabel 4. 2 Gambaran Subjek Berdasarkan Semester ... 43

Tabel 4. 3 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 4. 5 Hasil Uji Linieritas ... 45

Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 46

Tabel 4. 7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 47

Tabel 4. 8 Hasil Uji Hipotesis ... 48

Tabel 4. 9 Hasil Uji Parsial ... 49

Tabel 4. 10 Norma Lima Kategorisasi ... 51

Tabel 4. 11 Gambaran Hipotetik dan Empirik Variabel Prokrastinasi Akademik 52 Tabel 4. 12 Kategorisasi Variabel prokrastinasi akademik ... 52

Tabel 4. 13 Gambaran Hipotetik dan Empirik Variabel Internal Locus of Control ... 53

Tabel 4. 14 Kategorisasi Variabel Internal Locus of Control ... 54

Tabel 4. 15 Gambaran Hipotetik dan Empirik Variabel Self-Esteem ... 55

Tabel 4. 16 Kategorisasi Variabel Self-Esteem ... 55

Tabel 4. 17 Sumbangan Efektif Variabel ... 56

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lembar Validasi Alat Ukur ... 69

Lampiran B Alat Ukur Try Out ... 83

Lampiran C Data Demografi Subjek Try Out ... 91

Lampiran D Tabulasi Data Try Out ... 96

Lampiran E Hasil Uji Reliabilitas Dan Daya Beda Aitem ... 113

Lampiran F Alat Ukur Penelitian ... 117

Lampiran G Data Demografi Subjek Penelitian ... 125

Lampiran H Tabulasi Data Penelitian ... 136

Lampiran I Hasil Uji Asumsi ... 165

Lampiran J Hasil Uji Hipotesis ... 168

Lampiran K Hasil Analisis Tambahan ... 170

Lampiran L Hasil Survei Sebelum Penelitian ... 172

Lampiran M Tabel Krejcie Dan Morgan ... 175

Lampiran N Surat Penelitian ... 178

(16)

xii

Hubungan Internal Locus of Control dan Self-Esteem Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa UIN Suska Riau

Dwi Meydilia Wiandari Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau wiandaridwi13@gmail.com

ABSTRAK

Prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan penundaan terhadap tugas-tugas akademik yang bersifat formal. Diantara faktor prokrastinasi akademik adalah internal locus of control dan self-esteem.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa UIN Suska Riau. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan teknik pengambilan sampel yaitu kuota sampling.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Suska Riau sebanyak 337 mahasiswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh Amalia dan Harsanti (2019), skala internal locus of control yang disusun oleh peneliti dan Rosenberg Self-Esteem Scale (1984) sebagai skala self-esteem yang telah diadaptasi oleh Azwar (2019).

Analisis data menggunakan teknik regresi linier berganda dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05, nilai F sebesar 33.295 dan nilai R square sebesar 15.1%

yang menjelaskan bahwa prokrastinasi akademik dapat dijelaskan oleh variabel internal locus of control dan self-esteem sebesar 15.1% sedangkan 84.9% lainnya dipengaruhi oleh variabel selain variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik mahasiswa UIN Suska Riau.

Kata kunci: Prokrastinasi akademik, internal locus of control, self-esteem, mahasiswa.

(17)

xiii

The Relationship Internal Locus of Control and Self-Esteem With Academic Procrastination of UIN Suska Riau Students

Dwi Meydilia Wiandari Faculty of Psychology

State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau wiandaridwi13@gmail.com

ABSTRACT

Academic procrastination is an act of delaying academic assignments. Among the factors of academic procrastination are internal locus of control and self-esteem.

The purpose of this study was to see the relationship between internal locus of control and self-esteem with academic procrastination in students of UIN Suska Riau. This study uses a correlational quantitative method with a sampling technique, namely quota sampling. The subjects in this study were 337 students of UIN Suska Riau. The data collection method in this study uses the academic procrastination scale compiled by Amalia and Harsanti (2019), the internal locus of control scale compiled by researchers and the Rosenberg Self-Esteem Scale (1984) as a self-esteem scale that has been adapted by Azwar (2019). Data analysis used multiple linear regression techniques with a significance value of 0.000 (p

<0.05, F value of 33.295 and R square value of 15.1% which explains that academic procrastination can be explained by internal variables locus of control and self- esteem of 15.1% while 84.9 % other is influenced by variables other than the research variable.The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between internal locus of control and self-esteem with academic procrastination of UIN Suska Riau students.

Keyword: Academic procrastination, internal locus of control, self-esteem, sudents.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi. Salah satu kewajiban seorang mahasiswa diantaranya yaitu menjaga norma pendidikan untuk menjamin penyelenggaraan proses dan keberhasilan pendidikan dengan cara mengikuti dan menyelesaikan setiap proses akademik yang ada di perguruan tinggi tempat mahasiswa menuntut ilmu seperti tugas-tugas akademik. Hal ini tertuang didalam peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 66 tentang kewajiban mahasiswa.

Tugas-tugas akademik yang dimaksud menurut buku panduan dan informasi akademik UIN Suska Riau tahun 2018 terbagi atas tiga macam yaitu, tatap muka, tugas terstruktur dan tugas mandiri. Tugas-tugas tersebut sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk diselesaikan selama menjadi mahasiswa. Meskipun sudah menjadi sebuah kewajiban namun sebagian mahasiswa tetap saja melakukan tindakan penundaan terhadap tugas-tugas akademik tersebut. Penundaan untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas akademik dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik

Ferrari, Johnson dan Mc Cown (1995) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai suatu penundaan yang dilakukan pada tugas-tugas yang bersifat formal dan berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas perkuliahan.

Mahasiswa yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik secara terus-menerus

(19)

akan berdampak buruk bagi mahasiswa sendiri, salah satunya adalah bertambahnya masa pendidikan mahasiswa dan lulus tidak tepat waktu.

Data dari Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data UIN Suska Riau (PTIPD) tahun 2022 menyebutkan bahwa dari 8 fakultas sebanyak 4.181 mahasiswa berada pada semester 9, sebanyak 2.056 mahasiswa berada pada semester 11, sebanyak 980 mahasiswa berada pada semester 13, dan sebanyak 807 mahasiswa berada pada semester 15. Banyaknya mahasiswa yang terlambat lulus akan berdampak buruk bagi institusi, salah satunya adalah menurunnya tingkat akreditas institusi.

Menurut Ferrari, Johnson dan Mc Cown (1995) prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa didasari oleh penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan daripada mengerjakan tugas-tugas akademik.

Penelitian Agustina (2019) terhadap 10 mahasiswa UIN Suska Riau menyebutkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa UIN Suska Riau terlihat pada adanya perilaku malas yang menyebabkan penundaan untuk mengerjakan tugas, kesulitan mengatur waktu, memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas, mengalihkan tugas kepada aktivitas yang lebih menyenangkan, dan tidak menjadikan tugas sebagai prioritas utama yang harus diselesaikan.

(20)

Selain hal tersebut survei yang peneliti lakukan terhadap 115 mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau semester 1,3,5 dan 7 menunjukkan bahwa mahasiswa dengan sengaja melakukan tindakan penundaan terhadap tugas-tugas akademiknya dengan alasan malas, kurang motivasi mengerjakan, dan suasana hati yang berubah. Selanjutnya didapati pula bahwa mahasiswa melakukan keterlambatan terhadap tugas dengan alasan tugas yang sulit dipahami, dan lingkungan yang tidak mendukung untuk segera mengerjakan tugas.

Hasil selanjutnya didapati bahwa terjadinya kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual mahasiswa dikarenakan mahasiswa tidak mampu memanajemen waktu dengan baik sehingga tugas yang dikerjakan mahasiwa tidak selesai tepat waktu. Hasil survei juga menunjukkan bahwa selama waktu luang mahasiswa lebih memilih untuk melakukan aktivitas yang dianggap lebih menyenangkan seperti bermain gadget, menonton, membaca dan menulis, tidur, mengerjakan pekerjaan rumah, bermain dengan teman, dan olahraga dari pada mengerjakan tugas akademik. Hasil survei tersebut membuktikan bahwa mahasiswa melakukan tindakan prokrastinasi akademik

Penundaan terhadap tugas akademik yang dilakukan dapat menyebabkan menumpuknya tugas lainnya yang harus dikerjakan, pengerjaaan tugas yang terburu-buru akan berdampak pada tidak maksimalnya hasil yang diperoleh dari pengerjaan tugas tersebut. Berdasarkan hasil survei pula didapati bahwa pada saat mahasiswa melakukan penundaan pengerjaan tugas maka akan berdampak pada timbulnya perasaan cemas, rasa bersalah, tidak nyaman, kesal, takut, dan selalu terbayang akan tugas yang belum diselesaikan.

(21)

Menurut Ferarri (1995) melakukan prokrastinasi didasari oleh adanya faktor- faktor tertentu yaitu kelelahan, self-efficacy, rendahnya motivasi dan pengawasan lingkungan, tingkat intelegensi, rendahnya self-control, dan rendahnya self-esteem.

Beswick (1988) menyebutkan bahwa yang menjadi faktor seseorang melakukan prokrastinasi adalah, indecision (keraguan), irrational belief (keyakinan yang tidak masuk akal), low self-esteem (harga diri yang rendah). Burka dan Yuen (2008) self- esteem (harga diri) yang rendah merupakan ciri dari kepribadian orang yang melakukan penundaan atau prokrastinasi.

Menurut Rosenberg (1965) self-esteem merupakan suatu bentuk perasaan atau persepsi individu tentang dirinya bahwa ia adalah individu yang berharga dan seberapa besar individu menilai bahwa dirinya layak sebagai seorang individu.

Aisyah dan Syukur (2019) mendefinisikan self-esteem sebagai penilaian seseorang terhadap dirinya baik penilaian secara positif maupun negatif sehingga ia mengetahui tentang kemampuan yang dimilikinya serta bagaimana menghargai dirinya sendiri. Ferarri (1995) mengungkapkan bahwa seorang prokrastinator memiliki self-esteem yang rendah, penundaan penyelesaian tugas disebabkan oleh tidak adanya kemampuan untuk mencapai tugas hingga sukses.

Bersama dengan penjelasan tersebut hasil penelitian Nuramalina dan Harsanti (2019) menjelaskan bahwa self-esteem mempengaruhi prokrastinasi akademik sebanyak 4% dan 96% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang di luar penelitian.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-esteem memberikan pengaruh terhadap prokrastinasi yang dilakukan khususnya pada individu dengan self-esteem yang rendah.

(22)

Penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa self-esteem memiliki hubungan terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani dan Mudjiran (2019) terhadap 102 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Padang angkatan 2013 dan 2014 yang sedang menyelesaikan skripsi, didapati bahwa hasil analisis regresi antara self-esteem dan prokrastinasi akademik maka didapati hasil R Square sebesar 0,582 sehingga self-esteem memiliki kontribusi terhadap tingkat prokrastinasi akademik sebanyak 58%, dengan demikian maka semakin tinggi self-esteem yang dimiliki mahasiswa maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan.

Selain self esteem, prokrastinasi juga dipengaruhi oleh aspek kepribadian yang menjadi pusat kendali bagi perilaku individu yang mengendalikan setiap peristiwa maupun kerjadian yang terjadi adalah hasil dari usaha individu sendiri.

Pusat kendali perilaku individu tersebut disebut dengan internal locus of control.

Rotter (1990) mendefinisikan internal locus of control sebagai suatu ekspektasi seseorang mengenai kejadian yang ada di dalam hidupnya adalah dikendalikan oleh dirinya sendiri

Singkatnya Robin dan Judge (2017) mendefinisikan internal locus of control sebagai bentuk tingkatan keyakinan yang dimiliki individu bahwa setiap individu merupakan penentu atas nasibnya sendiri. Ivancevich, Konopaske dan Matterson (2013) mendefinisikan internal locus of control adalah seseorang yang yakin bahwa jika melakukan kerja keras maka akan mendapatkan keberhasilan dan yakin bahwa gagalnya seseorang karena kurang memiliki kemampuan atau motivasi.

(23)

Penelitian Andriyani terhadap (2016) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara internal locus of control dan prokrastinasi akademik dengan nilai signifikansi 0.015. Mahasiswa dengan internal locus of control di dalam dirinya akan mampu mengontrol setiap perilakunya dalam menghadapi tugas-tugas akademik sehingga mahasiswa tidak melakukan penundaan terhadap tugas akademik yang dimilikinya.

Penelitian oleh Bayani, Suroso, dan Arifiani (2019) tentang hubungan internal locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang berorganisasi menyebutkan bahwa internal locus of control mempengaruhi prokrastinasi akademik mahasiswa. Semakin tinggi internal locus of control dalam diri seseorang maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan, kemudian jika internal locus of control yang dimiliki mahasiswa rendah maka prokrastinasi akademik yang dilakukan akan tinggi.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Aisyah dan Syukur (2019) tentang hubungan internal locus of control ,self esteem, dan self efficacy mahasiswa PAI FITK UIN Walisongo Semarang yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara internal locus of control dan prokrastinasi akademik mahasiswa PAI FITK UIN Walisongo Semarang sebesar 10,7% yang berarti jika internal locus of control adalah tinggi maka akan menekan tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan.

Kemudian data hasil analisis pada internal locus of control, self-efficacy dan self-esteem secara bersamaan menyebutkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang

(24)

signifikan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa PAI FITK UIN Walisongo Semarang, berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa internal locus of control, self-efficacy dan self-esteem yang semakin tinggi akan berpengaruh pada semakin rendahnya prokrastinasi akademik mahasiswa.

Jika mahasiswa memiliki internal locus of control di dalam dirinya maka ia memiliki keyakinan bahwa tugas perkuliahan adalah hal yang mampu dikontrol oleh dirinya sendiri dan dengan bekerja keras akan mendapatkan suatu keberhasilan, sedangkan dengan memiliki self-esteem yang tinggi di dalam diri maka mahasiswa akan mampu mengetahui kemampuan yang dimilikinya dan mampu menghargai dirinya sendiri, dengan demikian mahasiswa akan mampu menyelesaikan tugas akademik tanpa melakukan penundaan dalam pengerjaannya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang membahas hubungan internal locus of control dengan prokrastinasi akademik maupun self-esteem dengan prokrastinasi akademik sudah pernah dilakukan.

Penelitian tentang prokrastinasi akademik khususnya di UIN Suska juga sudah pernah dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2019) tentang Hubungan Kontrol Diri dan Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.

Penelitian Hardi (2021) dengan judul Hubungan Intensitas Bermain Game Online dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau dan penelitian Kurniati (2022) dengan judul Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prokrastinasi Akademik pada Pengguna E-Learning namun,

(25)

penelitian yang secara khusus membahas hubungan internal locus of control dan self esteem dengan prokrastinasi akademik mahasiswa pada mahasiswa UIN Suska Riau belum pernah dilakukan.

Selain hal tersebut prokrastinasi akademik penting untuk terus diteliti karena memiliki dampak yang buruk bagi mahasiswa, namun masih sering dilakukan oleh mahasiswa. Hasil penelitian terhadap prokrastinasi akademik juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi institusi dalam pembuatan kebijakan untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa yang akan berdampak bagi institusi jika tidak diambil tindakan. Berdasarkan pemaparan yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk meneliti terkait “Hubungan Internal Locus Of Control dan Self Esteem dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa UIN Suska Riau.”

B. Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan. Apakah terdapat hubungan antara internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa UIN Suska Riau ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka berikut tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa mahasiswa UIN Suska Riau.

(26)

D. Keaslian Penelitian

Peneliti sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian dengan menggunakan variabel berupa locus of control, self-esteem, dan prokrastinasi, namun penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dan perbedaan.

Adapun penelitian terkait antara lain:

1. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Aisyah dan Syukur (2019) dengan judul Internal Locus Of Control, Self-Efficacy, self-esteem dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa UIN Walisongo. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pada internal locus of control, self-efficacy dan self- esteem secara bersama-sama menyebutkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa PAI FITK UIN Walisongo Semarang, dengan demikian diketahui bahwa internal locus of control, self-efficacy dan self-esteem yang semakin tinggi akan berpengaruh pada semakin rendahnya prokrastinasi akademik mahasiswa. Kesamaaan dalam penelitian ini adalah sama-sama melihat hubungan internal locus of control, self-esteem dan prokrastinasi mahasiswa. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah, pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan variabel self-efficacy.

2. Penelitian Bayani, Suroso, dan Arifiani (2019) tentang hubungan locus of control dengan prokrastinasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi.

Hasil penelitian Bayani dkk (2019) adalah internal locus of control mempengaruhi prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa.

Semakin tinggi internal locus of control yang dimiliki maka semakin rendah

(27)

prokrastinasi yang dilakukan dan sebaliknya, semakin rendah internal locus of control yang dimiliki maka semakin tinggi prokrastinasi yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Kesamaan dalam penelitian ini adalah peneliti sama-sama menggunakan variabel prokrastinasi akademik mahasiswa.

Perbedaan dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel self-esteem dan pada penelitian ini peneliti tidak meneliti locus of control secara keseluruhan, melainkan hanya internal locus of control.

3. Penelitian Hidayat, Ramadhani, Nursyifa dan Afiyanti (2020) dengan judul Harga Diri Mahasiswa yang Terlambat Menyelesaikan Studi. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studi memiliki harga diri pada tingkat kategori sedang. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada variabel harga diri dengan sama-sama menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada subjek penelitian, yaitu peneliti tidak hanya meneliti mahasiswa semester akhir saja namun seluruh mahasiswa UIN Suska Riau berdasarkan jumlah subjek yang dibutuhkan. Perbedaan lainnya adalah pada penelitian Hidayat dkk (2020) tidak menambahkan variabel lainnya sedangkan pada penelitian ini peneliti menambahkan variabel internal locus of control sebagai X1 dan variabel prokrastinasi akademik sebagai Y.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwasanya meskipun penelitian mengenai internal locus of control, self-esteem dan prokrastinasi akademik sudah pernah dilakukan, namun penelitian tersebut tetap memiliki

(28)

perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, judul yang diangkat oleh peneliti adalah benar-benar asli.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuwan, berkembangnya ilmu pengetahuan, dan memperluasan wawasan bagi proses perkembangan keilmuwan psikologi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan internal locus of control, self-esteem, dan prokrastinasi akademik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagaimana dan apa saja hal yang dapat meningkatkan internal locus of control dan self-esteem sehingga dapat menurunkan munculnya perilaku prokrastinasi akademik.

b. Bagi institusi, penelitian ini dharapkan dapat menjadi saran dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan untuk mengatasi tindakan prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa.

c. Bagi peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan baru mengenai hubungan internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik.

(29)

12 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Prokrastinasi Akademik 1. Definisi Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi menurut bahasa latin terdiri dari dua gabungan kata yaitu,

“pro” yang bermakna maju dan “crastinus” yang bermakna esok, jika digabungkan maka kedua kata tersebut menjadi teruskan besok, atau dikenal dengan “saya akan melakukannya nanti”. Istilah penundaan ini telah terjadi sejak zaman kuno. Orang mesir memiliki 2 kata yang jika digabungkan dan diterjemahkan maka akan menjadi “procrastinate” dan kedua kata tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup (Burka & Lenora, 2008).

Ferrari, Johnson dan Mc Cown (1995) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai suatu penundaan yang dilakukan pada tugas-tugas yang bersifat formal dan berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas perkuliahan. Individu yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik secara sengaja menunda mengerjakan tugas-tugas akademik dengan mengerjakan aktifitas lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat Solomon dan Rothblum (1984) yang menyebutkan bahwasa prokrastinasi akademik merupakan tindakan menunda- nunda tugas akademik dengan melakukan pekerjaan lain yang tidak berguna yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman. Perilaku menunda-nunda yang dilakukan oleh pelaku prokrastinasi secara sengaja dan terus-menerus akan memunculkan perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh prokrastinator.

(30)

Perasaan tersebut seperti takut, cemas, rasa bersalah, dan tidak nyaman.

Individu yang melakukan prokrastinasi akan menghindari diri dari mengerjakan tugasnya dengan melakukan aktivitas lainnya seperti bermain smartphone, membaca novel, dan melakukan aktivitas-aktivitas lainnya selain aktivitas yang bersifat akademik.

Berdasarkan paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan terhadap tugas-tugas akademik sebagai bentuk penghindaran dengan cara melakukan aktivitas lain yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pelakunya (prokrastinator). Pada penelitian ini peniliti menggunakan teori Ferrari, Jhonson dan McCown sebagai teori utama.

2. Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik

Ferrari, Jhonson dan McCown (1995) prokrastinasi akademik didasari oleh beberapa aspek berikut.

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas

Mahasiswa yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik mengetahui bahwa ia memiliki tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan, namun ia lebih memilih untuk melakukan tugas lainnya, dan menunggu hingga tugas lainnya selesai terlebih dahulu.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Seorang mahasiswa yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama dalam mengerjakan tugas yang diberikan, hal tersebut dikarenakan persiapan

(31)

yang dilakukan seorang prokrastinator yang cenderung berlebihan dalam mengerjakan tugas. Selain itu seorang prokrastinator juga cenderung tidak mempertimbangkan waktu dalam mengerjakan tugas.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Mahasiswa yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik cenderung sering melakukan kesalahan dalam manajemen waktu, sehingga tugas yang dikerjakan tidak selesai tepat waktu.

d. Melakukan aktivitas yang menyenangkan

Mahasiswa yang melakukan tindakan prokrastinasi akademik secara sengaja akan melakukan kegiatan yang menurutnya lebih disukai seperti membaca, bersantai, bermain, dan tidak mengerjakan tugas yang harusnya diselesaikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek prokrastinasi akademik pada penelitian ini ditentukan oleh empat aspek yaitu, penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Ferrari, Jhonson dan McCown (1995) menjelaskan bahwa prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Pikiran irasional seorang prokrastinator yang beranggapan bahwa setiap tugas harus diselesaikan secara sempurna.

(32)

2. Kecemasan yang muncul karena kemampuan yang akan dievaluasi, takut gagal, sulit membuat dan mengambil keputusan, atau memerlukan pertolongan orang lain untuk menyelsaikan tugas yang dimiliki.

3. Rasa malas, tidak menyukai tugas yang ada dan susah untuk mengatur waktu.

4. Adanya reward dan punishment jika tidak memberikan hasil yang maskimal.

5. Lingkungan keluarga maupun sekolah yang yang kurang melakukan pengamatan.

6. Menumpuknya tugas yang menyebabkan tertundanya tugas lain untuk dikerjakan.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka disimpulkan prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh enam faktor yaitu, fikiran irasional, kecemasan, rasa malas dan kesulitan untuk mengatur waktu, adanya reward dan punishment, lingkungan, dan menumpuknya tugas.

B. Internal Locus of Control 1. Definisi Internal Locus of Control

Levenson (1981) menjelaskan bahwa internal locus of control sebagai suatu keyakinan pada individu bahwa setiap kejadian maupun peristiwa yang terjadi didalam hidupnya ditentukan oleh diri sendiri berdasarkan kemampuan, potensi, dan keterampilan yang dimilikinya. Teori ini merupakan suatu pengembangan yang dilakukan Levenson terhadap teori internal locus of control Rotter (1966).

(33)

Menurut Rotter (1990) internal locus of control merupakan tanggung jawab atas setiap perilaku dan sikap individu sebagai hasil dari perilaku yang dilakukannya. Individu dengan internal locus of control berkeyakinan bahwa dengan usaha yang maksimal maka akan membawa hasil yang maksimal pula, secara singkat dikatakan bahwa usaha dan keberhasilan merupakan sesuatu yang dapat dikendalikan.

Penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Ivancevich, Konopaske dan Matterson (2013) yang mendefinisikan internal locus of control sebagai individu yang memiliki keyakinan bahwa jika melakukan kerja keras maka akan berhasil dan percaya bahwa gagalnya seseorang karena kurang memiliki kemampuan atau motivasi. Individu dengan internal locus of control memiliki keyakinan bahwa dengan motivasi yang tinggi serta potensi yang terus senantiasa dilatih maka keberhasilan dan kesuksesan akan mudah untuk dicapai.

Berdasarkan paparan tersebut maka disimpulkan bahwa lnternal locus of control adalah suatu keyakinan dalam diri individu khususnya mahasiswa bahwa ia memiliki kepercayaan dalam menyelesaikan suatu tugas, selalu bekerja keras dan berusaha yang lebih untuk mencapai apa yang diinginkan, dan memiliki kepuasaan di dalam dirinya saat mampu mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain dan dengan keyakinan tersebut maka segala sesuatu yang terjadi dapat dikendalikan oleh diri sendiri.

(34)

Adapun pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Levenson (1981) sebagai teori acuan untuk mejelaskan internal locus of control.

2. Dimensi Internal Locus of Control

Levenson (1981) melakukan pengembangan terhadap teori internal locus of control Rotter (1966), adapun teori Levenson tersebut dikenal dengan istilah IPC-locus of control. Berdasarkan istilah tersebut internal locus of control terdiri dari satu dimensi, yaitu internality (I). I tersebut adalah suatu kepercayaan pada seseorang bahwa setiap peristiwa atau kejadian di dalam hidupnya lebih ditentukan oleh adanya kemampuan, usaha serta keterampilan yang dimilikinya.

Indikator internal locus of control yaitu memiliki kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki dirinya bahwa ia mampu menyelesaikan setiap tugas, berusaha dan suka bekerja lebih keras dan giat dalam menyelesaikan setiap tugas untuk mencapai setiap keinginannya, dan memiliki kepuasan diri dalam menyelesaikan setiap tugas tanpa bantuan dari orang lain (Fadilah &

Mahyuny, 2018).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa internal locus of control terdiri dari satu dimensi, yaitu internality (I).

C. Self-Esteem 1. Definisi Self-Esteem

Rosenberg (1965) self-esteem adalah suatu bentuk perasaan atau persepsi individu tentang dirinya bahwa ia adalah individu yang berharga dan seberapa

(35)

besar individu menilai bahwa dirinya layak sebagai seorang individu. Adapun persepsi tersebut dapat berupa persepsi positif maupun negatif. Hal ini sejalan dengan definisi menurut Ghufron dan Risnawati (2010)

Ghufron dan Risnawati (2010) mendefinisikan self-esteem sebagai suatu penilaian terhadap diri sendiri baik positif ataupun negatif yang ditujukan untuk melihat sejauh mana individu tersebut memiliki rasa percaya diri yang didasari oleh hubungan individu dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Dengan membangun hubungan yang baik dengan lingkungan dan orang lain maka akan memberikan efek positif terhadap penilaian diri sendiri.

Hubungan yang baik akan membuat individu merasa diterima oleh orang lain dengan demikian maka individu memiliki self-esteem yang tinggi, sebaliknya jika individu merasa tidak diterima oleh lingkungan dan orang lain maka individu memiliki self-esteem yang rendah.

Lingkungan yang berbeda memberikan individu pengalaman hidup yang berbeda pula yang akan berpengaruh terhadap self-esteem individu. Hal ini sejalan dengan pendapat Branden (2000). Branden mendifinisikan self-esteem sebagai suatu penilaian terhadap dirinya sendiri yang didasari oleh pengalaman yang didapat. Adanya pengalaman menjadi sarana bagi individu untuk memperbaiki dan meminimalisir kesalahan dimasa depan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa self- esteem ialah suatu perasaan atau persepsi dalam bentuk penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif ataupun negatif,

(36)

penerimaan atau penolakan yang didasari oleh pengalaman yang didapat dan hubungan dengan lingkungan serta orang lain sehingga individu memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang penting, berhasil, dan berharga dengan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan pemaparan tersebut pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Rosenberg (1965) sebagai teori utama dalam menjelaskan konsep self-esteem.

2. Aspek-Aspek Self-Esteem

Menurut Rosenberg (1965) self – esteem terdiri atas 2 aspek, yaitu 1. Penerimaan diri dengan apa adanya

Peneriman diri merupakan suatu pandangan untuk menerima diri sendiri dengan apa adanya dan menerima kelebihan dan kekurangan dalam diri. Aspek ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu, harapan yang realistik, pemahaman tentang diri, perilaku lingkungan terhadap individu, tidak ada hambatan dari lingkungan, ada atau tidaknya tekanan emosi baik ringan maupun berat, keberhasilan mencapai sesuatu, identifikasi, latihan semasa kanak-kanak, perspektif tentang diri, dan konsep diri yang tetap (Maulida

& Indah, 2022).

2. Penghormatan terhadap diri

Penghormatan terhadap diri merupakan pandangan bahwa individu merasa sebagai orang yang berharga dan dapat memberikan nilai atau manfaat bagi dirinya sendiri.

(37)

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa self- esteem terdiri dari dua aspek, yaitu aspek penerimaan diri dan aspek penghormatan diri.

D. Jenis-Jenis Tugas Akademik

Adapun yang termasuk kedalam jenis-jenis tugas mahasiswa berdasarkan ketentuan akademik UIN Suska Riau adalah sebagai berikut.

1. Tatap muka

Tatap muka merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen didalam ruang kelas dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu 50 menit untuk satu SKS. Dalam kegiatan tatap muka berisi penyajian penjelasan yang berkaitan tentang bahan studi.

2. Tugas terstruktur

Tugas ini merupakan suatu bentuk tugas yang bersifat menunjang tugas mahasiswa, tidak hanya pada kegiatan tatap muka, namun juga pada tugas mandiri. Adapun tugas terstruktur ini dapat berupa tugas mengerjakan soal-soal di rumah, membuat terjemahan dari berbagai sumber kedalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing, mencari makna dari berbagai istilah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari, berdiskusi berbagai permasalahan, mencari bahan yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari untuk disampaikan dalam tatap muka, dan membuat catatan tentang tokoh yang berhubungan dengan bidang keilmuwan yang dipelajari. Tugas-tugas tersebut akan diawasi oleh dosen yang sesuai dengan bidang-bidang keilmuwannya.

(38)

3. Tugas mandiri

Tugas mandiri didefinisikan sebagai tugas yang dilakukan mahasiswa untuk menggali sendiri keilmuwan yang ada kaitannya dengan topik pembahasan melalui berbagai sumber-sumber pengetahuan yang ada. Aadapun bentuk-bentuk tugas mandiri adalah membuat laporan, membuat laporan praktikum atau lapangan, dan kertas kerja ilmiah. Tugas mandiri diberikan kepada mahasiswa sejak awal memasuki perkuliahan (Panduan dan Informasi Akademi, 2018)

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dismpulkan bahwa jenis-jenis tugas akademik menurut buku panduan akademik UIN Suska Riau terdiri atas tigas jenis yaitu, tatap muka, tugas terstrukur dan tugas mandiri.

E. Kerangka Berpikir

Prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan terhadap tugas-tugas akademik sebagai bentuk penghindaran dengan cara melakukan aktivitas lain yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pelakunya (prokrastinator).

Untuk menghindari melakukan tugas, prokrastinator lebih memilih mengerjakan hal yang dianggap lebih disukai seperti membaca, bermain, menonton, dan pekerjaan lainnya.

Aspek prokrastinasi akademik terdiri dari menunda dalam memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jarak antara waktu dan rencana serta kinerja aktual, dan melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.

(39)

Mahasiswa yang melakukan perilaku menunda mengerjakan tugas akademiknya akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri seperti, penumpukkan tugas yang dimiliki, tugas tidak terselesaikan tepat waktu yang dapat berakibat pada rendahnya nilai mahasiswa, kesehatan yang terganggu karena harus mengerjakan tugas akademik hingga larut malam, hingga tidak lulusnya mahasiswa pada mata kuliah yang diambil, bertambahnya masa pendidikan mahsiswa, hingga pengeluaran mahasiswa jika telah mencapai batas maksmimal masa pendidikan. Penundaan yang dilakukan mahasiswa didasari oleh faktor-faktor tertentu.

Beswick (1988) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan prokrastinasi adalah, indecision (keraguan), irrational belief (keyakinan yang tidak masuk akal), low self- esteem (harga diri yang rendah). Self-esteem adalah suatu penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif ataupun negatif, penerimaan atau penolakan yang didasari oleh pengalaman yang didapat dan hubungan dengan lingkungan serta orang lain sehingga individu memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang penting, berhasil, dan berharga dengan kemampuan yang dimilikinya.

Self-esteem memiliki peran yang besar dalam tingkat prokrastinasi mahasiswa. Adanya self-esteem di dalam diri mahasiswa akan menekan tingkat prokrastinasi yang dilakukan, dengan self-esteem yang tinggi maka mahasiswa maka mahasiswa akan merasa bahwa ia adalah individu yang penting, berharga, dan akan berhasil. Jika mahasiswa sudah mampu

(40)

menghargai, menilai diri sendiri dan kemampuan yang dimilikinya maka mahasiswa tidak akan melakukan perilaku prokrastinasi.

Penjelasan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Setiawan (2019) menyebutkan bahwa self-esteem berpengaruh terhadap tingkat prokrastinasi mahasiswa, semakin tinggi self-esteem yang dimiliki maka akan menekan tingkat prokrastinasi pada mahasiswa dan sebaliknya, semakin rendah self- esteem pada mahasiswa maka akan semakin meningkatkan prokrastinasi yang dilakukan.

Selain self-esteem, untuk dapat mengatur dan mengontrol perilaku yang dilakukan, mahasiswa perlu mengembangkan aspek kepribadian yang dimiliki. Salah satu aspek kepribadian tersebut adalah internal locus of control atau pusat kontrol kendali perilaku individu. Rotter (1990) mendefinisikan internal locus of control sebagai suatu ekspektasi seseorang mengenai kejadian yang ada di dalam hidupnya adalah dikendalikan oleh dirinya sendiri

Seorang mahasiswa seharusnya dapat bekerja keras dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk mewujudkan dan meraih keinginannya. Hal ini sesuai dengan konsep internal locus of control. Mahasiswa dengan kecenderungan internal locus of control di dalam dirinya akan yakin dan percaya bahwa dengan kemampuan yang dimiliki, kerja keras, dan motivasi yang tinggi di dalam dirinya ia akan mampu meraih keberhasilan.

Mahasiswa dengan internal locus control berkeyakinan bahwa dengan usaha maksimal maka akan membawa hasil yang maksimal pula,

(41)

secara singkat dikatakan bahwa usaha dan keberhasilan merupakan sesuatu yang dapat dikendalikan, dengan demikian mahasiswa tidak akan melakukan perilaku prokrastinasi, karena mahasiswa sadar bahwa keberhasilan hanya datang jika mau berusaha dan bekerja keras.

Pentingnya peran internal locus of control terhadap perilaku prokrastinasi dibuktikan dalam penelitian yang di lakukan oleh Bayani (2019) yang menyebutkan bahwa internal locus of control memiliki sumbangan efektif pada prokrastinasi akademik mahasiswa sebesar 22,2%

dan 77.8% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Individu yang memiliki internal locus of control yang tinggi akan selalu berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkan keberhasilan dengan kemampuan yang dimilikinya.

Pentingnya peran self-esteem dan internal locus of control terhadap perilaku prokrastinasi akademik telah dibuktikan pada penelitian Batubara dan Asriatuzzeky (2017) yang menyebutkan bahwa self-esteem dan internal locus of control memiliki kontribusi yang signifikan terhadap tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa dengan persentase sebanyak 18,8%.

Selain itu Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dan Syakur (2019) tentang hubungan internal locus of control, self-esteem, self-efficacy dan prokrastinasi akademik juga menyebutkan bahwa semakin tinggi internal locus of control, self-esteem, self-efficacy yang dimiliki mahasiswa maka akan semakin menekan tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa self- esteem dan juga internal locus of control merupakan dua variabel yang

(42)

memiliki hubungan terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

Hubungan antara ketiga variabel tersebut akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.

F. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara internal locus of control dan self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa UIN Suska Riau. Semakin tinggi internal locus of control dan self- esteem maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

(43)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian dengan metode kuantitatif dengan jenis korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data yang telah dikumpulkan agar dapat digeneralisasikan (Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016). Menurut Widodo (2019) penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui atau melihat hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih.

B. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (variabel x): Internal locus of control (x1), self-esteem (x2) Variabel terikat (variabel y): Prokrastinasi akademik

C. Definisi Operasional

Berikut definisi operasional dari setiap variabel dalam penelitian ini a. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan terhadap tugas- tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk penghindaran dengan cara melakukan aktivitas lain yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pelakunya (prokrastinator) berdasarkan skor total hasil yang didapat oleh mahasiswa UIN Suska Riau melalui skala prokrastinasi akademikyang disusun oleh Nuramalina dan Harsanti (2019) berdasarkan aspek prokrastinasi akademik menurut Ferarri Johnson dan Mc

(44)

Cown (1995). Dari skor total yang didapat tersebut maka akan menggambarkan tinggi rendahnya prokrastinasi akademik mahasiswa UIN Suska Riau melalui aspek, yaitu: Penundaan memulai dan mengerjakan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang kebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

b. Internal Locus Of Control

Internal locus of control adalah keyakinan dalam diri individu khususnya mahasiswa bahwa ia memiliki kepercayaan dalam menyelesaikan suatu tugas, selalu bekerja keras dan berusaha yang lebih untuk mencapai apa yang diinginkan, dan memiliki kepuasaan di dalam dirinya saat mampu menyelesaikan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain dan dengan keyakinan tersebut maka segala sesuatu yang terjadi dapat dikendalikan oleh diri sendiri berdasarkan skor total yang didapatkan mahasiswa UIN Suska Riau melalui skala Internal Locus of Control yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan teori internal locus of control Lavenson (1981) dan merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan teori Rotter (1966). Berdasarkan skor total yang didapatkan maka akan menggambarkan tinggi rendahnya internal locus of control mahasiswa UIN Suska Riau melalui dimensi, yaitu Internal.

c. Self-Esteem

self-esteem merupakan suatu perasaan atau persepsi dalam bentuk penilaian yang dilakukan mahasiswa terhadap dirinya sendiri baik secara

(45)

positif ataupun negatif, penerimaan atau penolakan yang didasari oleh pengalaman yang didapat dan hubungan dengan lingkungan serta orang lain sehingga mahasiswa memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang penting, berhasil, dan berharga dengan kemampuan yang dimilikinya dengan melihat skor total yang didapat oleh mahasiswa UIN Suska melalui skala Rosenberg Self-Esteem Scale yang disusun oleh Rosenberg (1965) dan telah diadaptasi oleh Azwar (2019). Dari skor total yang diperoleh maka akan menggambarkan tinggi rendahnya self- esteem mahasiswa UIN Suska Riau melalui aspek yaitu, penerimaan diri dengan apa adanya, dan penghormatan diri.

D. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi memiliki arti sebagai wilayah generalisasi dan terdiri dari objek maupun subjek yang memiliki ciri-ciri serta kualitas tersendiri yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dikaji dan dapat diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif UIN Suska Riau yang terdiri dari 8 fakultas, yaitu: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Fakultas UshuluddinT.A. 2021/2022. Berikut sebaran data populasi penelitian dalam bentuk tabel.

(46)

Tabel 3. 1

sebaran data populasi penelitian T.A 2021/2022

No Nama Fakultas Jumlah Mahasiswa

1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi 3.905 2 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 3.687 3 Fakultas Pertanian dan Peternakan 1.715

4 Fakultas Psikologi 1.143

5 Fakultas Sains dan Teknologi 3.625

6 Fakultas Syariah dan Hukum 4.317

7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 6.574

8 Fakultas Ushuluddin 1.899

Total Populasi 26.865

(sumber: Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data UIN Suska Riau (PTIPD))

b. Sampel

Sampel penelitian yaitu bagian dari populasi (Sugiyono, 2013).

Sampel dalam penelitian berjumlah 377 sampel yang diambil berdasarkan tabel acuan penentuan sampel oleh Krekcie dan Morgan (dalam Widodo, 2019) dimana jumlah sampel populasi sebanyak 26.865 berada pada rentang 20.000 sampel, maka sampel yang representatif adalah 377 sampel.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan sampel merupakan cara yang dipakai untuk memilih dan mengumpulkan sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik quota sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan hingga jumlah (kuota) sampel terpenuhi. Kumar (2014) menyebutkan bahwa orang-orang yang memiliki karakterisitik yang relevan maka akan diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian hingga kuota sampel terpenuhi.

(47)

Berikut karakteristik sampel pada penelitian ini.

1) Mahasiswa aktif UIN Suska Riau

2) Mengikuti pembelajaran baik secara daring maupun didalam kelas 3) Tidak pernah mengambil cuti kuliah

Pengambilan jumlah sampel pada setiap kelompok dilakukan dengan cara membagi jumlah populasi pada setiap bagian kelompok. Berikut perhitungan pembagian sampel dalam bentuk tabel:

Tabel 3. 2

Pembagian sampel N

o Nama Fakultas Populasi Sampel

1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi

3.905 3.905/26.865377 = 55 2 Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial

3.687 3.687/26.865377 = 52 3 Fakultas Pertanian dan

Peternakan

1.715 1.715/26.865377 = 24 4 Fakultas Psikologi 1.143 1.143/26.865377 = 16 5 Fakultas Sains dan

Teknologi

3.625 3.625/26.865377 = 50 6 Fakultas Syariah dan

Hukum

4.317 4.317/26.865377 = 61 7 Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

6.574 6.574/26.865377 = 92 8 Fakultas Ushuluddin 1.899 1.899/26.865377 = 27

Jumlah 26.865 377

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik penyebaran skala psikologi yang terdiri dari tiga skala, yaitu skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh Nuramalina dan Harsanti (2019) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,913. Peneliti juga telah melakukan perizinan terkait penggunaan skala pada penelitian ini melalui e-mail. Skala Internal Locus of Control yang disusun

(48)

sendiri oleh peneliti berdasarkan faktor locus of control Levenson (1981) dan skala self-esteem menggunakan skala Rosenberg’s Self-Esteem Scale yang dikembangkan oleh Morris Rosenberg (1965) yang telah diadaptasi oleh Azwar (2019).

1. Skala Prokrastinasi akademik

Pada penelitian peneliti menggunakan langsung skala yang disusun oleh Nurmalina dan Harsanti (2019) berdasarkan aspek prokrastinasi akademik Ferarri, Jhonson, dan McCown (1995) yaitu, penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas, keterlambatan mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan.

Peneliti telah meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan alat ukur prokrastinas akademik kepada Nuramalina dan Harsanti melalui media e-mail. Alat ukur tersebut terdiri dari 19 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable sehingga keseluruhan aitem berjumlah 25 aitem dengan reliabilitas sebesar 0,913. Sebaran aitem skala prokrastinasi akademik dapat dilihat pada tabel berikut.

(49)

Tabel 3. 3

Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik (Sebelum diuji coba)

No Aspek Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavorable 1 Penundaan untuk memulai dan

menyelesaikan tugas

1, 3, 21, 24 14, 18 6 2 Keterlambatan dalam

mengerjakan tugas

2, 5, 10, 11 6, 23 6 3 Kesenjangan waktu antara

rencana dan kinerja aktual

4, 8, 12, 15, 19 16 6 4 Melakukan aktivitas yang

menyenangkan

7, 9, 13, 17, 20, 25

22 7

Total Aitem 19 6 25

2. Skala Internal Locus Of Control

Skala internal locus of control pada penelitian ini adalah skala yang peneliti susun sendiri berdasarkan teori locus of control Lavenson (1981) dimana teori levenson merupakan hasil pengembangan dari teori Rotter (1966) yang terdiri dari 3 faktor satu faktor merupakan aspek internal yaitu Internal (I), dan dua faktor lainnya merupakan aspek eksternal yaitu Powerfull of Other (P), dan Chance (C), namun pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu faktor yaitu internal (I), hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat hubungan internal locus of control terhadap variabel prokrastinasi. Sebaran aitem skala locus of control dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(50)

Tabel 3. 4

Blueprint Skala Internal Locus of Control (Sebelum diuji coba)

No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Internal Menekankan pada

kemampuan diri

1, 3 2, 4 4

Kepercayaan diri 5, 6 7 3

Berusaha dan bekerja keras

8, 10 9, 11 4

Kepuasan

menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain

12, 14 13 3

Total Aitem 8 6 14

3. Skala Self-Esteem

Skala self-esteem pada penelitian ini memakai skala Rosenberg Self- Esteem Scale oleh Rosenberg (1965) dan telah diadaptasi oleh Azwar (2019).

Skala ini terdiri dari 10 aitem dengan 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable yang mengukur tingkat keberhargaan diri dan penerimaan diri individu secara umum. Berikut sebaran aitem skala self-esteem dapat dilihat sebagai berikut.

(51)

Tabel 3. 5

Blueprint Skala Self-Esteem (Sebelum diuji coba)

No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Penerimaan

diri dengan apa adanya

a. Menerima diri sendiri dengan apa adanya.

b. Menerima kelebihan dan kekurangan diri

6,7 10 3

2 3, 5 3

2 Penghormatan terhadap diri

a. Merasa sebagai individu yang berharga b. Memberikan

nilai atau manfaat bagi dirinya

1 8 2

4 9 2

Total Aitem 5 5 10

Untuk menentukan skor pada setiap jawaban favourable dan unfavourable maka ditentukan normal penilaian berdasarkan skala likert dengan empat pilihan kategori jawaban. Berikut kategori jawaban dalam bentuk tabel.

Tabel 3. 6

Penilaian Jawaban

Kategori jawaban Kode

Jawaban

Penilaian

Favourable Unfavourable

Sangat Sesuai SS 4 1

Sesuai S 3 2

Tidak Sesuai TS 2 3

Sangat Tidak Sesuai STS 1 4

G. Uji Coba Alat Ukur

Pengujian alat ukur dilakukan terlebih dahulu pada ketiga skala yang akan dipakai, yaitu skala prokrastinasi akademik, skala internal locus of control, dan skala self-esteem. Tujuan dari pengujian alat ukur ini adalah untuk melihat dan

(52)

mengetahui seberapa baik kualitas suatu alat ukur yang dilihat melalui validitas dan reliabilitasnya, sehingga pada saat alat ukur digunakan pada pengambilan data yang sebenarnya skala akan berkualitas, valid, dan reliabel.

Penyebaran uji coba alat ukur dilakukan sejak tanggal 11 April 2022 hingga 10 Juni 2022 dengan jumlah 160 orang mahasiswa UIN Suska Riau pada delapan fakultas. Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan media link google form (https://forms.gle/88pBK37hqGFBuwka7) melalui aplikasi whattsapp dengan cara peneliti menghubungi langsung subjek dan meminta tolong untuk menyebarkan dan mengisi link google form kepada teman kelas sesama mahasiswa UIN Suska Riau. Adapun untuk mahasiswa yang telah membantu peneliti mengisi link skala diberikan imbalan berupa makanan ringan yang peneliti berikan melalui perwakilan kelas.

Penyebaran data dilakukan secara online dikarenakan kondisi pandemi yang masih berlangsung dan proses belajar mengajar yang masih dilakukan secara online. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap skala menggunakan aplikasi software Statistical Product and Service Solution (SPSS) 25,00 for windows.

1. Uji Validitas

Uji validitas penting dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur atau skala dapat menghasilkan data dengan akurat yang sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2019). Uji validitas pada penelitian ini adalah uji validitas isi yaitu pengujian skala dilakukan oleh penilai yang sudah berkompeten (expert

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Artinya,meskipun individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda tetapi mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas metode mnemonics dan perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci untuk

KERTAK BARU DESA PENGAUMAN RT.003 MARTAPURA TIMUR KAB.. MELATI RT.01 DESA KARANG

Simpulan merupakan hasil penelitian yang dirumuskan atas dasar analisis pada bab-bab sebelumnya, sesuai dengan variabel yang diteliti, rumusan masalah,

Jika pada akhir tahun ibu tersebut harus mengembalikan pinjaman berikut bunga sebesar Rp 6.540.000,00 maka besar pinjaman yang diterima pada awal tahun adalah….

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model

Pasal 5 ayat (1) huruf a dilakukan oleh Penerima Bantuan Rehabilitasi RTLH yang memiliki dan menempati satu-satunya Rumah dengan kondisi tidak layak hunib. (2) Kegiatan

Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari