• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "(1)Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syariah

Oleh:

SUKRIA LAKSANA NIM: SPI. 152235

Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi 1439 H / 2018 M

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan

cinta, kasih, perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu Kedua orang tua tercinta :

Ayahanda H. M. Nur Jamal (Alm) dan ibu Hj. Jaimah (Alm) tercinta yang telah mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namuku dalam

setiap do’a nya, berkat do’a dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku

semoga skripsi ini menjadi hadiah indah bagi ayah ibu.

Isteri tercinta dan tersayang Sulastri,

dan Anak Switry Desria Laksana dan Sigit Alfarizi Laksana orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo’akan keberhasilanku, serta kakak, abang dan adik selalu menanyakan

kapan wisuda, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.

Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.

Sahabat seperjuangan jurusan hukum tatanegara, fakultas syariah UIN STS Jambi

Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

(5)
(6)
(7)

MOTTO

ِهِب يِنوُتْئا ُكِلَمْلا َلاَق َو َلاَق ُهَمَّلَك اَّمَلَف ۖ ي ِسْفَنِل ُهْصِل ْخَت ْسَأ

ٌنيِمَأ ٌنيِكَم اَنْيَدَل َم ْوَيْلا َكَّنِإ

Artinya:

Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". (QS. Yusuf ayat 54).1

1 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Syamil Qur‟an, 2009.

(8)

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten Muaro Jambi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 Dalam pasal 113-114 pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dilakukan melalui tahapan a) Perencanaan. Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT yang di isi , pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan jadwal yang tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi, serta penentuan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian JPT. b) Pengumuman Lowongan, c). Pelamaran, d). Seleksi, e). Pengumuman Hasil Seleksi dan f). Penetapan dan Pengangkatan. Lelang jabatan memang dapat meningkatkan akuntabilitas publik hal ini jelas karena sesuai dengan pasal 104 PP Nomor 11 Tahun 2017 bahwa setiap pimpinan tinggi harus menjamin akuntabilitas jabatan. Jadi tujuan di adakannya lelang jabatan itu sendiri adalah untuk terciptanya akuntabilitas publik maka keduanya pasti memiliki hubungan, namun untuk hal apakah sistem perekrutan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik itu sendiri tergantung apakah mekanisme dan sistem lelang jabatan itu sendiri dilakukan secara benar dan efektif?, apakah tidak terdapat kecurangan selama proses pelaksanaan lelang jabatan tadi. Jika iya maka efektivitas pelaksanaan lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “EFEKTIFITAS LELANG JABATAN DALAM MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PUBLIK OLEH PEMERINTAH DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2018 BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.” Merupakan suatu kajian mengenai mekanisme/pelaksanaan lelang jabatan di Muaro Jambi untuk pengisian Jabatan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah 2018.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI.Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik ,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 8

E. Kerangka Teori ... 9

F. Tinjauan Pustaka ... 16

BAB II : METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Pendekatan Penelitian ... 20

C. Jenis dan Sumber Data ... 21

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 22

E. Unit Analisis Data ... 23

F. Tekhnik Analisis Data ... 24

G. Sistematiaka Penulisan ... 26

H. Jadwal Penelitian ... 27

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Iklim... 30

(12)

B. Pemerintahan………... ... 33

C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan...35

D. Sosial…..………...37

E. Pertanian………...38

F. Gambaran Umum ASN Muaro Jambi……….38

G. Gambaran Umum BKD Muaro Jambi...………...42

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi...46

B. efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas publik oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi. ...57

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 63

B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN CURICULUM VITAE

(13)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:

u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai berikut:

ARAB LATIN

Konsonan Nama Konsonan Keterangan

ا Tidak dilambangkan (half madd)

ب B B Be

ت T Th Te

ث Ts Th Te dan Ha

ج J J Je

ح Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ Kh Kh Ka dan Ha

د D D De

ذ Dz Dh De dan Ha

ر R R Er

ز Z Z Zet

س S Sh Es

ش Sy Sh Es dan Ha

ص Sh ṣ Es (dengan titik di bawah)

ض Dl ḍ De (dengan titik di bawah)

ط Th ṭ Te (dengan titik di bawah)

(14)

ظ Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah)

ع „ „ Koma terbalik di atas

غ Gh Gh Ge dan Ha

ف F F Ef

ق Q Q Qi

ك K K Ka

ل L L El

م M M Em

ن N N En

و W W We

ه H H Ha

ء A ʼ Apostrof

ي Y Y Ye

2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:

a. Vocal rangkap (

ْ ىَس

) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

al-yawm.

b. Vocal rangkap (

ْ يَس

) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:

al-bayt.

3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya (

ْ ةَحِجْاَف لا

= al-fātiḥah ), (

م ىُلُع لا

= al-„ulūm), dan (

ْ ةم يِق

= qīmah).

(15)

4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun), ( = ṭayyib).

5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya (

ث يَب لا

= al-bayt), (

ءأمسلا

=ْal-samā‟).

6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (

للاِه لاُْةَي ؤُر

= ru‟yat al- hilāl ).

7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (

ُْةَي ؤُر

= ru‟yah ), (

ءاَهَقُف

=

fuqahā‟).

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL 1………. 34 TABEL 2………. 36

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang berkonsep negara kesejahteraan atau welfarestate. Jadi di Indonesia, pemerintah terlibat langsung di dalam usaha- usaha pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Keterlibatan pemerintah dalam usaha pembangunan tersebut dilaksanakan melalui aparatnya, dalam hal ini aparatur negara.2 Kualitas aparatur negara sebagai pembuat ketetapan ini pun menjadi indikator penting dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat ditengah kritikan masyarakat tentang rendahnya kinerja pelayanan publik di segala bidang.3

Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pelaksanaan perubahan organisasi terhadap aparatur negara berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN (Aparatur Sipil Negara), pada penjelasan bab umum dengan menggunakan sistem merit dalam proses rekrutmen. Merit sistem adalah sistem kinerja berbasis kompetensi, profesionalisme, bersifat terbuka dan memberikan kesempatan serta mendukung pada setiap pegawai untuk mengembangkan prestasi yang terbaik untuk organisasi.4 Sistem merit berasal dari kata merit atau manfaat atau meritokrasi sebenarnya menunjukkan kepada bentuk sistem politik yang

2Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 1.

3Ibid., hlm. 4.

4Susana Andi Meyrina, “Implementasi Peningkatan KInerja Melalui Merit Sistem Guna Melaksanakan UU ASN No.5 Tahun 2014 di Kemenkumham, “Jurnal JIKH Vol 10 No.2 Juli 2016 . hlm. 176.

(18)

memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan yang dapat dipakai untuk menentukan suatu jabatan tertentu.

Lelang jabatan merupakan salah satu pembaharuan mekanisme rekrutmen aparatur birokrasi yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, partisipatif, dan adil untuk mencari the right person in the right position. Sebelum mekanisme rekruitmen melalui proses lelang jabatan, sebelumnya proses rekruetmen dilakukan dengan sistem konvensional yang tertutup (Closed System Recruitment). Sehingga menimbulkan banyak permasalahan dan menjadi sorotan publik karena membatasi munculnya pejabat-pejabat yang kreatif dan cerdas dengan komitmen yang tinggi. Seleksi tertutup cenderung mengutamakan kedekatan dan kepatuhan kepada pimpinan, bukan syarat-syarat kualifikasi yang rasional. Akibatnya, muncul praktik mafia pejabat dan jaringan informal dalam birokrasi yang menghambat gagasan-gagasan yang inovatif dan reformis didalam suatu lembaga pemerintahan.

Di Indonesia lelang jabatan sudah banyak dipraktekkan sejak tahun 2000- an, banyak terlibat dalam asistensi seleksi calon pejabat di beberapa daerah, khususnya untuk eselon 3 dan eselon 2, melalui mekanisme fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan). Namun ide Jokowi/Ahok melakukan lelang jabatan cukup menyita perhatian publik, bahkan menjadi trending topic. Wacana ini menjadi semakin menarik karena banyak orang yang masih 'awam' dengan istilah 'lelang", sehingga ada persepsi bahwa lelang jabatan sama seperti lelang atau tender, serta menimbulkan persepsi negatif ditakutkan akan munculnya celah

(19)

„kongkalikong‟.5Padahal lelang jabatan sendiri merupakan rekrutmen jabatan yang dilakukan secara transparan, menggunakan indikator tertentu dan dilakukan oleh pihak yang netral dan kompeten melakukan seleksi. bertujuan untuk memilih aparatur yang memiliki kapasitas, kompetensi, yang memadai untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu sehingga tugas yang dilaksanakan dapat lebih efektik dan efesien, serta sebagai usaha untuk meminimalisir potensi korupsi kolusi dan nepotisme (KKN).6

Dasar hukum adanya lelang jabatan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) No. 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural yang Lowong secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah kemudian diperkuat dengan UU No.

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (“UU ASN”)7

Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pada Pasal 68 yang menyatakan bahwa ayat (1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada isntansi pemerintahan. Ayat (2) Pengangkatan PNS pada jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan perbandingan objektif dan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.

Ayat (3) Setiap jabatan tertentu sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan

5Muh Asnawi,”Lelang Jabatan dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus Pemerintahan Kota Makasar Tahun 2014),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, 2016, hlm. 13.

6Ibid., hlm. 11.

7Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 2.

(20)

karakteristik, mekanisme dan pola kerja, ayat (4) PNS dapat berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional, di Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan Kualifikasi, Kompetensi dan Penilaian Kerja.8

Lelang Jabatan harus dilihat melalui kacamata yang luas sebagai suatu terobosan dan peluang bagi Indonesia mewujudkan cita-cita birokrasi yang sehat dan bukan menjadi suatu tantangan atau bahkan ancaman yang menakutkan. Ada beberapa alasan mengapa sistem lelang jabatan menjadi suatu peluang bagi pembenahan birokrasi pemerintahan di Indonesia, untuk menjamin terpilihnya orang-orang yang memegang teguh prinsip profesionalisme, keterbukaan, tidak diskriminatif, keselarasan gender dan berbasis kompetensi. Dari koridor manajemen kepegawaian, akan mampu menata sumber daya aparatur, dimana salah satunya adalah dalam hal penempatan seseorang dalam jabatan yang sesuai kemampuan dan keahliannya. Berubahnya faktor Patronage System (kawan) menjadi Merit System (Sistem kecakapan).

Serta sebagai upaya pencegahan praktek politik dengan berbagai kepentingan lainnya serta Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) baik elit politik maupun elit eksekutif yang selama ini mewarnai praktek pengangkatan aparatur negara ke dalam jabatan struktura karena dilakukan secara transparan, menggunakan indikator tertentu dan dilakukan oleh assesment centre. Bagi pejabat pembina kepegawaian, bermanfaat untuk menghindarkan dari intervensi

8Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 23.

(21)

pihak-pihak yang berusaha. menempatkan “orangnya” demi kepentingannya tersebut dalam jabatan strategis di lingkungan masing-masing.9

Dikutip dari Liputan6.com.. Gubernur Jambi Zumi Zola mengadakan Lelang Jabatan secara nasional untuk mengisi jabatan Sekda Provinsi Jambi Zumi Zola mengatakan, lelang jabatan secara nasional itu sebagai langkah mencari sosok yang benar-benar kredibel menempati jabatan PNS tertinggi di Provinsi Jambi. Sebelum ini, Gubernur Jambi, Zumi Zola juga sudah melelang puluhan jabatan setingkat kepala dinas dan badan. Setidaknya ada 30 posisi kepala dinas dan kepala badan telah dilelang oleh gubernur yang juga mantan artis itu. Tak hanya lelang jabatan, Proses pendaftaran sudah dimulai sejak 25 Mei 2016 dan ditutup pada 14 Juni 2016. Zumi Zola tercatat sudah dua kali melakukan pelantikan pejabat secara besar-besaran.10

Pemerintah Kabupaten Muaro jambi juga melakukan lelang jabatan di kutip dari Jambi Eklspres. Melalui Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Muaro jambi sejak Senin (9/4) kemarin membuka pendaftaran seleksi terbuka lelang Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama pengisian Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muarojambi. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, Budi Saputra. Ia mengatakan, BKD sudah mulai buka pengumuman untuk lelang Sekda. "Terhitung mulai kemarin 9 April sampai dengan 27 April," ujarnya. Ia menyampaikan bahwa hal ini merupakan rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KSN) dengan nomor B-

9 Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 6.

10https://www.liputan6.com/regional/read/2958950/zumi-zola-lelang-jabatan-sekda- jambi, di Akses pada 21 April 2018.

(22)

641/KASN/3/2018 tertanggal 26 Maret 2018. Lebih lanjut Ia menjelaskan untuk persyaratan peserta dalam pengajuan pendaftaran itu diantaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi.

Pernah/sedang menduduki jabatan tinggi Pratama eselon II b paling kurang 2 tahun "Untuk usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat pendaftaran.

Untuk syarat khusus itu tidak ada, syarat seperti pada umumnya dan syarat ini berdasarkan peraturan KSN nomor 13 tahun 2014," jelasnya. Selanjutnya untuk ketentuan Panitia Seleksi (Pansel) dijelaskannya bahwa sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017. Pansel dalam proses seleksi itu minimal ada 5 pansel. "Pansel lelang sekda ini minimal 5 orang terdiri dari 3 orang dari akademsi, sedangkan Internal diisi oleh pegawai yaitu eselon II A," tuturnya Lebih lanjut terkait dengan Pansel Eselon II A ia menjelaskan bahwa saat ini Kab.

Muarojambi belum memiliki pegawai Eselon II A. "Jadi karena Pansel harus setara yaitu Eselon II A, kebetulan Muarojambi belum punya pegawai Eselon II A, jadi dua orang anggota pansel itu dari Provinsi,".11

Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi, lalu bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Efektifitas Lelang Jabatan dalam

11 http://www.jambiekspres.co.id/read/2018/04/11/24236/pemkab-muarojambi-buka- lelang-jabatan-sektetaris-daerah/, di Akses Pada 20 September 2018.

(23)

Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi?

2. Bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas publik oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya membahas bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.

(24)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi.

b. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi, lalu bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi, serta menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin Jambi.

c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah khususnya Hukum Tatanegara dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah lainnya.

(25)

d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Kewenangan Kepala Daerah dalam Otonomi Daerah Berikut pengertian kewenangan menurut beberapa ahli, menurut Menurut F.P.C.L. Tonnaer, kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif dan dengan begitu dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara.

H.D. Stout dalam memberi pengertian Abdul Rauf Alauddin Said wewenang adalah pengertian yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang-wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik di dalam hubungan hukum publik.12

Menurut Bagir Manan dalam Lukman Hakim “kekuasaan” (macht) tidak sama artinya dengan wewenang. Kekuasaan menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat wewenang berarti hak dan sekaligus kewajiban (rechten en plichten).13

Otonomi merupakan bentuk kemandirian untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi ini dirasakan sebagai suatu

12 Abdul Rauf Alauddin Said, “Pembangian Kewenangan Pemerintah Pusat – Pemerintah Daerah dalam Otonomi Seluas-luasnya Menurut UUD 1945,” Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 9, Nomor 4, Oktober-Desember 2015, hlm. 580.

13 Lukman Hakim, “ Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan,

“ Jurnal Konstitusi, Vol. IV Nomor 1, Tahun 2011. hlm. 116.

(26)

yang sangat urgen berkaitan dengan pemberdayaan, terlebih lagi pada pemerintahan yang mengedepankan demokrasi.

Kewenangan Kepala Daerah dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terlihat dalam Pasal 129 ayat (1) menyebutkan bahwa pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen pegawai negeri sipil daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil secara nasional. Adapun dalam ayat (2) disebutkan bahwa manajemen pegawai negeri sipil daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.

Dalam Pasal 130 ayat (1) menyebutkan bahwa pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan eselon II pada pemerintah daerah provinsi ditetapkan oleh Gubernur. Adapun dalam ayat (2) menyebutkan bahwa pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dari dan dalam jabatan eselon II pada pemerintah daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah berkonsultasi kepada Gubernur. Dapat dilihat juga pada Pasal 133 menyebutkanbahwa pengembangan karir pegawai negeri sipil daerah mempertimbangkan integritas dan moralitas, pendidikan dan pelatihan, pangkat, mutasi jabatan, mutasi antar daerah, dan kompetensi.14

14Herlambang Adi Nugroho, “Pelaksanaan Kewenangan Kepala Daerah dalam Penentuan Mutasi Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jurnal Serviens In lumine Veritatis, 2014, hlm. 6.

(27)

2. Pengisian Jabatan

Secara etimologi, kata jabatan berasal dari kata dasar „jabat‟ yang ditambah imbuhan –an, yang berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi yang berkenaan dengan pangkat dan kedudukan.15 Menurut Logeman dalam Andi Anisa Agung, jabatan adalah ”...Lingkungan kerja awet dan digaris-batasi, dan yang disediakan untuk ditempati oleh pemangku jabatan yang ditunjuk dan disediakan untuk diwakili oleh mereka sebagai pribadi. Dalam sifat pembentukan hal ini harus dinyatakan dengan jelas.”16

Pengisian jabatan atau staffing adalah kegiatan untuk memperoleh karyawan yangefektif yang akan mengisi jabatan-jabatan yang kosong di organisasi / perusahaan. Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan melaksanakan tugas-tugaspada setiap jabatan, sehingga sasaran perusahaan dapat tercapai.

Pada dasarnya setiap pegawai mempunyai jabatan karena mereka direkrut berdasarkan kebutuhan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang ada dalam organisasi. Prinsip penempatan menurut A.W. Widjaja adalah the right man on the right place (penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat). Pemilihan, dalam arti seleksi, berlangsung untuk pejabat mana pun dalam proses mendapatkan seseorang atau sekelompok orang yang dikehendaki untuk selanjutnya diproses sampai yang bersangkutan diberi tugas tetap atau diangkat pada suatu jabatan tertentu.

15 Hlm, 14.

16 Ibid.

(28)

Proses pemilihan itu berlangsung dengan beragam cara, sehingga hasil akhir pemilihan itu pun beragam pula kualitasnya. Ada pemilihan yang sangat pendek dan bahkan bersifat serta merta tanpa banyak pertimbangan-pertimbangan.

Pertimbangannya mungkin karena sudah kenal baik sejak lama, atau memang karena ada hubungan keluarga, sehingga terpaksa tutup mata walaupun terdapat kekurangan-kekurangan pada yang dipilih tidak mengindahkan objektivitas.

Ada proses pemilihan yang panjang dan bahkan dirasakan sangat berbelit- belit. Seringkali panjangnya proses itu justru menutupi kekurangan-kekurangan dari proses, maupun yang diproses, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui kelemahan proses itu. Namun tentu ada cara dan proses pemilihan yang lebih baik.

Sebelum seseorang diangkat, diterapkanlah proses pemilihan terbuka dengan ukuranukuran atau standar pemilihan yang diketahui semua orang tentang kebenaran, keadilan, dan objektivitasnya. Pemilihan yang terbuka memungkinkan terbuka pula kesempatan seluas-luasnya untuk mempunyai jumlah calon yang cukup banyak untuk dipilih. Persaingan secara adil dan terbuka itu akan memberikan umpan balik yang lebih baik. Penggunaan ukuran dan standar yang teruji kebenaran dan objektivitasnya akan diterima hal-hal yang disembunyikan yang menimbulkan kesangsian dan kecurigaan atas kebenaran hasil penelitian.17

Lelang Jabatan

lelang jabatan atau promosi terbuka di kalangan ASN merupakan suatu kebijakan yang saat ini harus dilakukan untuk mengisi kekosongan posisi/jabatan kerja didalam badan/instansi pemerintah. Promosi terbuka juga dapat meningkatkan pengetahuan kompetensi kepada pegawai.

17 Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 63-64.

(29)

Lelang jabatan merupakan salah satu pembaharuan mekanisme rekrutmen aparatur birokrasi yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, partisipatif, dan adil untuk mencari the right person in the right position. Esensi dari penyelenggaraan lelang jabatan tersebut adalah untuk menghasilkan pejabat- pejabat yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan integritas yang memadai untuk ditempatkan pada suatu posisi/jabatan yang tepat sehingga dapat menjalankan tugas dengan lebih efektif, berkualitas, dan efisien yang nantinya dapat menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas.18

Pelaksanaan lelang jabatan harus memenuhi kriteria yang konkrit, yaitu transparan dan selektif. Kunci keberhasilan dalam upaya menjamin obyektifitas pelaksanaan lelang jabatan yang transparan dan selektif adalah terletak pada penilaian yang menggunakan indikator yang jelas/pasti serta dilakukan oleh tim penilai yang independen, netral, kompeten dan kredibel.19

3. Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan dan memperlihatkan pencapaian misi organisasi.20

Akuntabilitas merupakan salah satu roh perwujudan good governance.

Dwi dikutip dari Binti Sa‟adah menjelaskan akuntabilitas sebagai suatu derajat yang menunjukkan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun proses pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah. Masalah yang

18 Malio Adam Nurwana, “Evaluasi Lelang Jabatan di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah 2013-2014, “ Skripsi Universitas Diponegoro semarang, Tahun 2014. hlm.4.

19 Ibid., hlm. 6.

20

(30)

terjadi di Indonesia tentang pengelolaan keuangan daerah adalah terkait adanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).21

Konsep akuntabilitas mulai dikaji secara intensif pada sektor publik seiring dengan berkembangnya konsep mengenai reinventing government berikut beberapa pendapat ahli mengenai akuntabilitas publik. Osborne dan Gaebler dikutip dari kristian Widia Wicaksono mengatakan bahwa semenjak awal hendak memberikan penekanan akan pentingnya pemahaman dan praktik bagi aktor-aktor wirausaha sector publik mengenai pentingnya akuntabilitas. Osborne dan Christensen, menjelaskan bahwa akuntabilitas harus dilaksanakan oleh organisasi sektor public moderen sebagai cerminan upaya meningkatnya keberpihakan terhadap kepentingan publik.

Akademisi lainnya yakni Peters di kutip dari kristian Widia Wicaksono menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan konsep yang berbeda dari tanggung jawab (responsibilitas). Akuntabilitas lebih merujuk pada relasi organisasi sebagai sebuah entitas dengan pihak di luar organisasi. Artinya, level analisis akuntabilitas adalah pada tingkat makroorganisasi yang menekankan pada aspek sosiologi organisasi dengan fokus interaksi antara organisasi dengan pihak-pihak yang berelasi pada organisasi tersebut. Sedangkan tanggung jawab lebih menekankan pada level individual sebagai keharusan anggota di dalam suatu organisasi public untuk menunjukkan perilaku yang sejalan dengan standar etika yang telah ditetapkan sebagai aturan dan melaksanakan pekerjaan dengan benar sesuai dengan arahan dan pelatihan yang telah

21 Binti Sa‟adah , “Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government (Studi Tentang Penganggaran di Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar, “Jurnal Kebijakan dan Management Publik, Vol. 3 Nomor 2, Mei-Agustus 2015, hlm. 5.

(31)

diterimanya.22

Koppel dalam Aman, Al-Shbail, dan Mohammed dikutip dari Kristian Widia Wicaksono menjelaskan bahwa akuntabilitas memiliki sejumlah dimensi, di antaranya: transparansi, pertanggungjawaban, pengendalian, tanggung jawab, dan responsivitas. Kelima dimensi inilah yang membantu mengukur sejauh mana sebuah organisasi pada sektor publik mampu menjalankan akuntabilitasnya.

Secara lebih sederhana Aman Al Sahbail menentukan beberapa pertanyaan kunci determinan dari masingmasing dimensi tersebut. Berikut ini adalah table yang menyajikan pertanyaan-pertanyaan kunci determinan tersebut.23

4. Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Pemerintah Nomo 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil “Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,

22Kristian Widia Wicaksono, “Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, “Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, Vol. Vol 19, No 1 - Mei 2015,hlm. 6.s

23Ibid., hlm. 7.

(32)

kolusi, dan nepotisme.”24 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil dalam rangka melaksanakan UU Nomor 5 Tahun 2014.25

Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten Muaro Jambi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 Dalam pasal 113- 114 pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dilakukan melalui tahapan a) Perencanaan. Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT yang di isi , pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan jadwal yang tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi, serta penentuan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian JPT. b) Pengumuman Lowongan, c). Pelamaran, d). Seleksi, e). Pengumuman Hasil Seleksi dan f). Penetapan dan Pengangkatan.

F.Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan proposal skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih mendalam lalu menjadi sebuah karya ilmiah, maka terlebih dahulu penulis mengkaji skripsi terdahulu yang mengangkat tema Lelang Jabatan

Pertama penelitian yang Dilakukan Muh Asnawi dimana penelitian ini memiliki kesamaan tema dengan penilitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh Muh Asnawi Mahasiswa Program Filsafat dan Politik, Fakultas Hukum Ushuludin Universitas Alauddin Makasar, pada tahun 2016 yang berjudul tentang

“Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus

24 Pasal 1 PP Nomor 11 Tahun 2017 .

25 https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/peraturan-pemerintah-nomor-11-tahun.html, diakses pada 15 Oktober 2018.

(33)

Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014)”. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang berusaha menggambarkan secara jelas tentang Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014). Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk Mengetahui Mekanisme Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014 dan Untuk Mengetahui Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014.

Hasil Penelitian, peneliti pertama yaitu prosedur lelang jabatan di kota makassar sudah di jalakan dengan sebaik mungkin kemudian panitia pelaksana melakukan seleksi administrasi promosi terbuka jabatan camat, lurah dan eselon II, III di kota makassar lalu melakukan tahapan prosedur lelang jabatan dan materi seleksi dan juga tata cara pendaftaran online. Mekanisme Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar antara lain yaitu Pemberian Pembekalan dan Ujian Kompetensi kepada para peserta lelang jabatan di Kota Makassar. Lelang jabatan di Makassar di adopsi oleh pemerintahan Pak Iokowi Widodo dana spirasi masyarakat untuk melakukan lelang jabatan dan isi oleh orang yang professional dan agar citra politik pemeritahan bersih dari korupsi kolusi nepotisme di pemerintahan Pak Dani Pemanto. Kemudian temuan yang kedua yaitu faktor pendukung lelang jabatan dalam penguatan kinerja pemerintah kota makassar pada tahun 2014 yaitu media massa, tempat pelaksanaan tes, sosialisasi mobil keliling dan juga kelengkapan berkas yang diberikan calon peserta ke panitia lelang jabatan, membuat kinerja panitia dalam melaksanakan

(34)

lelang jabatan di kota makassar tidak terhambat oleh penundaan jadwal lelang jabatan di kota makassar. Sedangkan faktor penghambat lelang jabatan dalam penguatan kinerja pemerintah kota makassar pada tahun 2014 yaitu anggaran dan jumlah peserta.26

Kedua, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Nanik Priyanti Dalam Skripsinya Yang Berjudul “Lelang Jabatan Di Pemerintahan Indonesia Perspektif Fiqih Siyasah Dan Hukum Positif”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan Lelang Jabatan Perspektif Hukum Positif di pemerintahan Indonesia ?, dan bagaimana pelaksanaan lelang jabatan Prespektif Fiqih Siyasah di Pemerintahan Indonesia ? Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji tentang Lelang Jabatan dalam Perspektif Fiqih dan Hukum Positif di Pemerintahan Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu penelitian yang menekankan sumber informasi dari buku- buku hukum, jurnal,dan lain-lain. Dilihat dari sifatnya, termasuk penelitian hukum yuridis normative. Pengolahan data dilakukan melalui aditing, koding, dan sistematis data. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan metode berfikir induktif, sehingga di dapat kesimpulan yang bersifat umum.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan lelang jabatan menurut Perspektif Hukum Positif tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di Pemerintahan Indonesia. Sedangkan, pelaksanann lelang jabatan menurut Perspektif Fiqih Siyasah boleh dilaksankan,

26Muh Asnawi,”Lelang Jabatan dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus Pemerintahan Kota Makasar Tahun 2014),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, 2016, hlm. 84.

(35)

selama tidak bertentangan dengan syariat Islam dan bertujuan demi kemaslahatan masyarakat dan juga tidak merugikan orang lain.27

Berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian yang dilakukan oleh Muh Asnawi Mahasiswa Program Filsafat dan Politik, Fakultas Hukum Ushuludin Universitas Alauddin Makasar, pada tahun 2016 yang berjudul tentang

“Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk Mengetahui Mekanisme Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014 dan Untuk Mengetahui Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014.

Berikutnya Adalah Penelitian Yang Dilakukan Oleh Nanik Priyanti Dalam Skripsinya Yang Berjudul “Lelang Jabatan Di Pemerintahan Indonesia Perspektif Fiqih Siyasah Dan Hukum Positif”. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji tentang Lelang Jabatan dalam Perspektif Fiqih dan Hukum Positif di Pemerintahan Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Asnawi lebih Fokus kepada teori Good Governance dan tempat penelitian dilakukan di Makasar. Lalu Penelitian yang dilakukan oleh Nanik lebih luas metodenyapun menggunakan metode kepustakaan. Lebih spesifik kepada penelitian untuk lelang jabatan di Indonesia Perspektif Siyasah dan Hukum Positif. Sedangkan dalam penelitian ini fokus penelitian adalah tentang efektifitas lelang jabatan dalam meningkatkan akuntabilitas publik dan tempat penelitian yaitu di muaro jambi.

27 Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 91.

(36)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini tentang Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan penelitian ini dilakukan sejak judul ini disahkan di Kantor BKD Muaro Jambi Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kantor BKD Muaro Jambi penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana BKD dan tugas lembaga itu sendiri

b. Wawancara secara langsung ke Kantor BKD dan informan yang terkait dengan penelitian ini.

c. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.28 Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui efektifitas lelang jabatan dalam meningkatkan akuntabilitas publik oleh pemerintah di kabupaten Muaro Jambi.

28 Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 22.

(37)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.29 Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi dan wawancara partisipan serta melalui Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan- RB) Nomor 16 tahun 2012 tentang tata cara pengisian jabatan structural yang lowongan secara terbuka di lingkungan instansi pemerintah kemudian diperkuat dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017. Informan penelitian terdiri dari 7 (tujuh orang) dari Kantor BKD, wartawan, dan pihak terkait.

b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data30. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan objek penelitian.

29 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 16.

30 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.

(38)

D. Instrumen Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan- kegiatan yang dilakukan BKD. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:

1. Mencatat kesan umum subyek

2. Interaksi sosial dan tempat lingkungan b. Wawancara

Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur (structure interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.32 Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak

31 Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238.

32 Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.

(39)

memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan, laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara terstruktur melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk mengirim dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah terstruktur. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan 7 (tujuh) orang terdiri dari Kabid Mutasi dan pengembangan ASN, pegawai Kantor BKD, dan wartawan, peserta lelang jabatan pada saat itu.

c. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber Kantor BKD Muaro Jambi, dari arsip dan dokumen yang berada dikantor tersebut, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.33 Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

E. Unit Analisis data

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

33 Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.

143.

(40)

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.34

Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:

“Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah BKD dan Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kantor BKD dan informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di sana saja serta informasi yang didapatmelalui email ataupun telephon dari narasumber. Pakar hukum tata Negara dan politik, jadi keseluruhan informannya berjumlah 7 orang.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.35 Sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

a. Reduksi Data

34Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi, (2012), hlm. 62.

35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.

(41)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

b. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36 Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan

36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

(42)

penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang tema yang dibahas.

BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang pembahasan dan hasil penelitian.

(43)

BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

H. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai berikut:

No

Kegiatan

Tahun 2018 Maret

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

X

2 Pembuata n Proposal

X

No Kegiatan

Tahun 2018 Agustus

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 3 Perbaikan

Proposal dan Seminar

X

(44)

No Kegiatan

Tahun 2018 Agustus

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Surat Izin

Riset

X

5 Pengumpul an

Data

X

6 Pengoleha n

Dan Analisis Data

X

7 Pembuatan Laporan

X

8 Bimbingan Dan Perbaikan

X

9 Agenda dan Ujian Skripsi

X

(45)

No

Kegiatan

Tahun 2018 Maret

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 10 Perbaikan

dan Penjilidan

X

(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi

Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20' Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung Jabung Timur.37

Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155 desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi adalah:

- Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan - Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa

- Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa - Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa - Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa - Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa

- Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan - Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan

37 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(47)

- Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa

- Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan - Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.38 Kabupaten Muaro Jambi memiliki suhu rata-rata 26,2°C dengan suhu tertinggi pada bulan September setinggi 32,7°C dengan kelembaban udara rata- rata 86,25% dan curah hujan rata-rata 179,3 mm serta 25 hari hujan di bulan November (Muaro Jambi dalam Angka 2012). Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson areal restorasi PT. REKI di Provinsi Jambi termasuk kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan bulanan per tahun 2.305,5 mm dan hari hujan per tahun 189,9 hari hujan sehingga intensitas hujan mencapai 12,37 mm. Suhu rata-rata di area restorasi ini sebesar 26,23°C dengan kelembaban berkisar antara 28,95°C pada bulan Mei dan 24,50°C pada bulan Januari. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan bulan November sebesar 274-255,7 mm, sedangkan curah hujan terendah ada pada bulan Juli sebesar 80,5 mm

.

B. Pemerintahan

Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi dimulai dari Kepala Daerah (Bupati), DPRD Kabupaten Muaro Jambi dengan garis koordinasi kepada Instansi Vertikal, Sekretariat Daerah, Staf Ahli Bupati, Sekretariat DPRD Kabupaten, Dinas-dinas, Pemerintah Kecamatan, Lembaga Teknis dan BUMD. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih

38 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(48)

melalui pemilihan umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun.

Susunan pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi periode 2014–2019 terdiri dari bupati, wakil bupati, dan DPRD di bantu oleh pemerintah daerah.39

Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi menurut partai politik masa bakti 2014-2019 dengan komposisi keanggotaaan sebagai berikut :

- Fraksi Golongan Karya : 6 orang - Fraksi PDI-Perjuangan : 4 orang - Fraksi Demokrat : 8 orang - Fraksi Gerindra : 3 orang - Fraksi PAN : 5 orang

- Fraksi Nasional Demokrat : 1 orang - Fraksi Kebangkitan Bangsa : 3 - Fraksi Hanura : 1 orang - Fraksi PKS : 2 orang - Fraksi PPP : 2 orang

Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 2 macam lembaga, yaitu Lembaga Administratif dan Lembaga Adat, yang terdiri dari

1. Lembaga Administratif yaitu 11 Kecamatan, 5 Kelurahan, 150 Desa, 536 Dusun, 45 Lingkungan.

2. Lembaga Adat yaitu 266 Desa Pakraman, 517 Banjar, 517 Sekaa Taruna, 515 Subak, 8 Sedahan Abian, 13 Sedahan Yeh.

39 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(49)

C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebanyak 410.337 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 212.024 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 198.313 dengan rasio jenis kelamin 106,91. Persentase distribusi penduduk tahun 2016 menurut kecamatan:

 Kecamatan Mestong (10,05%)

 Kecamatan Sungai Bahar (6,62%)

 Kecamatan Bahar Sel tan (3,35%)

 Kecamatan Bahar Utara (3,81%)

 Kecamatan Kumpeh Ulu (14,50%)

 Kecamatan Sungai Gelam (18,64%)

 Kecamatan Kumpeh (6,25%)

 Kecamatan Maro Sebo (5,07%)

 Kecamatan Taman Rajo (2,88%)

 Kecamatan Jambi Luar Kota (16,52%)

 Kecamatan Sekernan (11,92%)

Angka rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebesar 31,12 %, artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif (15- 64 tahun) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan dianggap tidak produktif lagi (64 tahun keatas).40

40 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(50)

Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015 adalah 77,95 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Jambi Luar Kota sebesar 242,06 jiwa/km2. Sedangkan kepadat n penduduk terkecil berada di Kecamatan Kumpeh (15,46 jiwa/km2) diikuti Kecamatan Taman Rajo (32,91 jiwa/km2) karena sebagian besar wilayahnya adalah perkebunan dan hutan.

Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) dibanding dengan penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) adalah TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2015 Kabupaten Muaro Jambi 61,13. Untuk tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun (OURs) in 2015 at 5,40%. 2015 Kabupaten Muaro Jambi tercatat 5,40%.41

Tabel

142 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Status Table Pendidi kan di Kabupaten Muaro Jambi, 2016

Status Pendidikan 2015 2016

(1) (2) (3)

https://muarojambikab

5,69 5,32

1 Tidak/Belum Pernah Sekolah

2 SD 15,23 16,37

3 SM

P 6,04 4,92

4 SM

A 4,08 5,30

5 Perguruan Tinggi 1,41 2,39

6 Tidak Bersekolah Lagi 67,55 65,70

Jumlah/Total 100,00 100,00

41 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

42 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(51)

D. Sosial

Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan Muaro Jambi. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas maka pembangunan pendidikan menjadi prioritas. Angka Partisipasi Murni (APM) SD adalah perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 Tahun dengan penduduk usia 7-12 Tahun. APM SD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 adalah 99,18%.

Sementara APM SMU adalah 82,99%.43

Pada Tahun 2016, banyaknya murid 42.863 orang dengan jumlah guru 1.160 orang guru. Untuk tingkat SMU/K sebanyak 6.772 orang murid dan 550 orang guru. Pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada setiap individu masyarakat. Sarana pendukung pembangunan bidang kesehatan tahun 2016 ini ada 3 Rumah Sakit, 18 Puskesmas, 89 Pustu dan 322 Posyandu. Sedangkan tenaga kerja yang tersedia Tahun 2016 terdiri dari 61 dokter, 517 bidan dan 419 perawat yang tersebar di 11 Kecamatan.

Banyaknya penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2016 yang beragama Islam adalah sebanyak 394.995 orang. Sementara penduduk beragama Kristen Protestan sebanyak 7.469 orang, Kristen Katolik sebanyak 3.429, Hindu sebanyak 316 orang dan Budha sebanyak 630 orang.

E. Pertanian

Penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering merupakan gabungan dari ladang, kebun campuran dan semak belukar dengan luas keseluruhan yaitu 62.368

43 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

(52)

ha (11,72%). Pengelompokkan semak belukar kedalam pertanian lahan kering didasarkan pada pola penggunaan lahan oleh masyarakat, yang mana pada lokasi semak belukarumumnya juga dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering. Objek pertanian lahan kering berasosiasi dengan permukiman (tidak jauh dari permukiman) dan merupakan lahan pertanian semusim. Kenampakan objek berwarna kuning sampai hijau terang, bertekstur kasar, pola agak teratur dan berada di sekitar permukiman.

Tabel 244 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan Table di Kabupaten Muaro Jambi (hektar), 201645

Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah

Subdistrict Irrigation Non Irrigation Total

(1) (2) (3) (4)

1 Mestong 0 0 0

2 Sungai Bahar

3 Bahar Selatan 0 283 283

4 Bahar Utara

5 Kumpeh Ulu 0 4 650 4 650

6 Sungai Gelam 0 0 0

7 Kumpeh 0 9 780 9 780

8 Maro Sebo 0 4 604 4 604

9 Taman Rajo 300 554 854

10 Jambi Luar Kota 540 1 180 1 720

11 Sekernan 0 1 303 1 303

Muaro Jambi 840 22 354 23 194

F. Gambaran Umum ASN Muaro Jambi

44 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017 45 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

Referensi

Dokumen terkait

P yang sesuai dengan standar 5D adalah sebesar 15,5 menit , yang artinya bahwa agar tercapai nilai kecukupan panasnya maka proses pasteurisasi puree mangga sebaiknya

menunjukkan bahwa kecuali tanah podsolik merah kuning Jasinga, nilai sudut gesekan dalam relatif besar pada kadar air pemadatan rendah, dan akan menurun dengan

HMSP  3600‐3850.  Harga saham emiten rokok, HM Sampoerna Tbk (HMSP), sepekan terakhir bergerak bearish seiring  memburuknya  kondisi  pasar  dikhawatirkan 

 Dengan prospek inflasi yang semakin menurun ditambah dengan kecenderungan defisit neraca transaksi berjalan yang semakin terjaga serta perlambatan pertumbuhan ekonomi

Dengan begitu anak akan diajarkan konsep membuat angka seperti yang dijelaskan Solahudin yang dikutip oleh (Risanti, 2013) menyatakan finger painting adalah teknik melukis

Dari hasil pemaparan dan kenyataan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa berubahnya pemanfaatan lahan dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan akan lahan dan harga

Berdasarkan uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa aspek- aspek harapan terdiri dari 3 aspek, yaitu tujuan (goal) bahwa penderita memilki harapan, pasti memilki tujuan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan galur harapan kacang tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per batang, jumlah