• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan serta kemajuan umat manusia.hal yang sama juga berlaku pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan serta kemajuan umat manusia.hal yang sama juga berlaku pada"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis Tentang Kriminologi 1. Pengertian Kriminologi

Semua ilmu mempunyai pengertian,kegunaan serta tujuan tertentu yaitu untuk perkembangan serta kemajuan umat manusia.Hal yang sama juga berlaku pada kriminologi,yang harus sesuai dan bergantung pada perkembangan disiplin ilmu lainnya seperti contoh ilmu statstic,sosiologi hukum,antropologi,kedokteran dan ekonomi.

Ilmuan yang menemukan dan mengawali studi mengenai kriminologi di mulai oleh seorang ilmuan yang bernama Adholpe Quetelet yang hidup sekitar di pertengahan bad ke 19 ia melahirkan suatu penemuan berupa berupa moral statistic selanjutnya di lanjutkan oleh penyelidikan yang di lakukan oleh seorang peneliti bernama Lombrosso.

Kriminologi ialah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang kejahatan ilmu tersebut ditemukan oleh seorang ahli antropolog Prancis bernama P.Tonipard.Kriminologi secara harfih brasal dri “crimen” yng memiliki arti kejahatan atau penjahat dan “logos” yng memiliki arti ilmu pngetahuan,jadi Krminologi dapat diartikan sebagai pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan atau penjahat.1

1 ToponSantoso dannEva Achjani Zulfa,2005, Kriminologi, Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada,Hlm 9.

(2)

Sedangkan definisi dari Kriminologis adalah metode pendekatan terhadap suatu fenomena kejahatan berdasarkan sudut pandang ilmu kriminologi.

2. Ruang Lingkup Kriminologi

Sutherland berpendapat,ada 3 bagian utama dalam kriminologi,yakni:2

a. Etiologi kriminal, ialah penyebab kejahatan yang di pelajari secara ilmiah dengan suatu usaha-usaha tertentu;

b. Penologi, ialah ilmu pengetahuan yang didalamnya berisi mengenai asal usul adanya suatu hukuman,perjalanan suatu perkembangan beserta pengertian dan maksud didalamnya.

c. Sosiologi hukum, ialah hal hal yang di analisa terkait dengan keadaan-keadaan yang berdampak pada pengaruh perkembangan suatu hukum piddana.

Terdapat 3 hal pokok yang mencakup mengenai ruang lingkup pembahasan kriminologi:

a. Proses pembuatann hukum pidana serta acara pidana.

b. Etiolgi kriminal, pembahasan mengenai pendapat yang melatar belakangi berlakunya tindak pidana

c. Reaksi trehadap pelanggaran hukum.

Dapat di simpulkan bahwa kriminologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejahatan,yakni :

1.Peraturan yang terkandung dalam peraturan pidana

2.Mempelajari tentang orang yang melakukan kejahatan,pelakunya

2 I.S. Susanto,1991,Kriminologi, Semarang,Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Hlm. 10.

(3)

yang di sebut penjahat.

3.Reaksi yang diberikan oleh masyarakat terhadap kejahatan dan pelaku.

Ketiga hal tersebut memiliki tujuan sebagai pola pandangan dan repon dari masyarakat akan suatu gejala atau perbuatan yang muncul di tengah masyarakat yang dirasa memberikan dampak buruk seperti merugikan dan membahayakan masyaakat banyak.

B. Tinjauan Teoritis Tentang Tindak Pidana 1. Pengertian Tindak Pidana

Dalam bahasa Belanda,tindak pidana biasa di sebut dengan strafbaarfeit, yang terdiri atas dari tiga suku kata yaitu, straf berarti sebagai pidana dan hukum, baarn berarti sebagai dapat dan boleh, feitn brarti sebagai tindak, peristiwa , pelanggaran, dan prebuatan.Tindak pidana dapat juga di terjemahkan dari starbaarfeit akan tetapi tidak ditemukan penjelasan di dalamnya yaitu yang termuat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau yang biasa kita sebut dengan KUHP. Tindak pidana biasanya juga disamakan dengan kata delik,yaitu kata yng brasal dari bhasa latin yakni kata delictum.Pengertian delik ialah suatu perbuatan yang bisa dijatuhi hukuman atau suatu perbuatan yang bisa di hukum dikarenakan perbuatan tersebut mrlanggar undang-undang atau merupakan suatu perbuatan tindak piddana.3

Para pembuat undang udang merumskan satu undang-undng menggunakan istilah perbuatan pidana atau tindakan pidana atau juga peristwa pidana namun di dalam kepustakaan tentang hukum pidana sering menggunakan

3 Sudarsono,2007, Kamus Hukum (Cetakan Kelima), Jakarta, PT. Rineka Cipta , Hlm.12.

(4)

penyebutan delik.

Dalam pengertian lain juga di jelaskan mengenai pengertian tindak pidana yaitu suatu berbuatan baik perbuatan yang aktif maupun suatu perbuatan yang pasih yang olehnya menurut aturann hukum dilarang dan diancm dngan pdana..

Syarat-syarat yang pokok dan termuat dalam rumusan tindak pidana adalah sebagai berikut:4

a. Suatu perbuatan manusia.

b. Suatu perbuatan itu dilarang dan dancam dngan hukuman oleh undang- undang.

c. Perbuatan tersebut dilakukan oleh seseorang dan perbuatan dapat di pertanggung jawabkan.

KUHP mengatur, suatu delik dipecah menjadi 2 yaitu kejahatan dan pelanggaran didalamnya termaktup di dalam buku II dan buku III KUHP.

Pelanggaran memiliki sanksi yang lebih ringan dari sanksi kejahatan. Ada banyak penyebutan yang digunakan untuk merujuk ke penjabaran strafbaar feit Berbagai penyebutan dan pemahaman yang digunakan oleh para ahli, ini disebabkan oleh alasan rasional dan pertimbangan sesuai dengan sudut pandang masing-masing ahli,.

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Di dalam KUHP unsur obyektif dan subyektif dapat menjelaskan tentang adanya suatu tindakan piddna:

Unsur-unsur subjektif yaitu:5

4 Ibid, Hlm.48.

5 Lamintang,1997,Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung ,PT.Citra Aditya Bakti,Hlm.193.

(5)

a. Dolus (Disengaja) atau culpa (Tidak adanya kesengajaan) b. Voornemen atau tujuan dalam percobaan atau poging

c. Berbagai jenis oogmerk berupa makna seperti yang terdapat di dalam kejahatan pencurian , penipuan , pemerasan , pemalsuan , dll.

d. Perencanaan di muka atau Voor bedachteraad terkandung dalam kejahatan pembunuhan sesuai dengan Pasal 340 KUHP

e. Menurut Pasal 308 KUHP rumusan tindak pidana terdapat perasaan takut.

Unsur-unsur objektif yaitu:6

a. Wederrechttelijkheid atau bisa diartikan juga Sifat melawan hukum.

b. Keadaan sebagai seseorang pegawai negeri sebagai Kualitas dari pelaku,.

c. Hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat yakni Kausalitas

d. Selain itu, dari beberapa teoritis sudah dapat dilihat unsur-unsur tindak pidana yang dimaksud Teoritis ialah menurut pendapat para ahli hukum yang derjabarkan pada bunyi rumusannya.

C. Tinjauan Teoritis dan Yuridis Tentang Pencurian 1. Pengertian Pencurian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pencurian dimaksud selaku masalah ataupun perbuatan mencuri. Penafsiran tersebut berbeda dengan penafsiran yang

6 Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana 1, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,Hlm.79.

(6)

diformulasikan dalam perundang- undangan. Perihal tersebut dapat dimaklumi sebab penafsiran bagi perundang- undangan wajib penuhi unsur - unsur yang lengkap dari sesuatu Pasal yang didakwakan bila terjalin pelanggaran terhadap ketentuan perundang - undangan itu sendiri ataupun buat merumuskan suatu aksi apakah masuk jenis tindak pidana ataupun bukan.

Menurut Pasal 362 Kitab Undang - undang Hukum Pidana dsisebutkan sebagai berikut :

” Barang siapa mengambil suatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara selama- lamanya lima tahun atau denda sebanyak banyaknya Rp.900,-.”

2. Unsur - Unsur Pencurian

Dari rumusan Pasal di atas, maka dapat ditarik unsur-unsur dari jenis pencurian, sebagai berikut:

a. Perbuatan mengambil.

Tujuan perbuatan mengambil adalah membawa barang-barang di bawah kawalannya atau penguasaan nya yang menyebabkan barang-barang yang diambil tidak lagi milik pemilik pemiliknya.

Mengambil merupakan mengambil untuk dikuasai, artinya untuk mengambil barang itu serta benda tersebut belum dalam kekuasaannya, apabila sewaktu mempunyai benda itu sudah terletak di tangannya, maka perbuatan bukan pencurian namun penggelapan( Pasal 372 KUHPidana). Pengambilan(

pencurian) dapat dikatakan telah usai jika benda tersebut belum berpindah tempat. Bilamana orang baru memegang saja barang tersebut serta belum berpindah tempat, hingga perbuatan itu belum dikatakan pencurian, melainkan“

(7)

berupaya mencuri”

b. Yang diambil harus “suatu barang”.

Yang menjadi objek pencurian adalah “barang”.Seperti yang sudah diatur dalam KUHP,pencurian digolongkan sebagai salah satu bentuk dari kejahatan terhadap harta benda orang.

c. Pengambilan barang terebut dilaksanakan dengan “maksud untuk dimiliki”

barang dengan cara “melawan hukum” (melawan hak).

Oleh karena itu terdapat dua bagian yaitu “maksud untuk memiliki”

serta unsur “melawan hukum”. Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua hal diatas yaitu :

1) Maksud untuk memiliki

Unsur memiliki ini berasal dari dalam diri pelaku yang berasal dari niat batin si pelaku tersebut.

Jadi niat tersebut udah ada sebelum pengambilan suatu barang curian,Pelaku dengan sadar dan mengetahui jika barang tersebut merupakan barang yang dimili orang lain dan ingin dimiliki oleh dirinya sendiri dengan cara melawan hukum.

2) Melawan hukum

Arti melawan hukum lekat kaitanyya dengan unsur “dengan maksud untuk memiliki” yang tercantum di dalam Pasal 362 KUHP. Hal tersebut memiliki arti bahwa melawan hukum tersebut merupakan satu perbuatan yang bertolak belakang dengan hukum tertulis yaitu ketentuan yang berlaku atau undang-undang

Suuatu prbuatan dikatakan melawan hukum bilamana suatu perbuatan

(8)

telah memenuhi unsur-unsur yang merujuk bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut merupakan suatu perbuatan yang dilarang dan telah di atur dalam undang-undang dan perbuatan tersebut dikatakan perbuatan yang melawan atau melanggar hukum.7

3. Jenis-Jenis Pencurian

Mengenai pencurian telah di atur di dalam Buku II Bab XXII, Pasal 362 sampai dengan Pasal 367 KUHP.

Pada Pasal 362 hingga dengan Pasal 367 KUHP kedua pasal tersebut merupakan Pasal yag mengaturmengenai pencurian, didalamnya disebutkan mengenai macam-macam pencurian yakni:

a. Pencurian biasa.

b. Pencurian dengan pemberatan.

c. Pencurian ringan.

d. Pencurian dengan kekerasan.

e. Pencurian dalam keluarga.

D. Tinjauan Tentang Hewan Ternak

Dapat dikatakan sebagai hewan ternak apabila hewan tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Hewan tersebut dapat memberikan keuntungan bagi manusia dan dapat di ambil hasilnya yang beruupa tenaga,pupuk,daginh,sarana hiburan,dan susu

2. Perkembang biakan hewan di awasi dan di bantu dan diawasi oleh manusia atau pemilik ternak

3. Hidup hewan tersebut di awasi oleh manusia atau pemilik ternak

7 Moch. Anwar, 1986, Hukum Pidana Bagian Khusus (Jilid I), Bandung ,Alumni, Hlm. 56.

(9)

Mnurut Udang-Undang No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Ternak,ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.8

Penjelasan mengenai definisi hewan ternak telah termuat dalam undang undang yaitu yang terdapat dalam Pasal 101 KUHP,apabila ingin melihat definisi ternak secara benar maka dapat dilihat dalam undang-undang tersebut

Menurut yang termuad di dalam Paasal 101 KUHP ”ternak”diartikan menjadi

“hewan berkuku satu, hewan pemamah biak, dan babi, misalnya kerbau, sapi, kambing dan sebagainya. Sedang hewan berkuku satu antara lain kuda, keledai”.

Sebagaimana seperti yang telah di jelaskan di atas megenai pengertian atau definisi dari ternak dalam Pasal 101 KUHP Hal tersebut justu membatsi berlakunya Pasal 363 Ayat (1) KUHP hal tersebut dikarenakan oleh kulaifikasi hewan yang di sebutkan dalam Pasal 363 Ayat (1) tersebut didalamnya tidak terdapat hewan-hewan yang juga sering dicuri seperti ayam,bebek,dan sebagainya yang justru hewan yang paling banyak di ternak.

8 Undang-Undang No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Ternak

Referensi

Dokumen terkait

Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu penderitaan (nestapa) yang sengaja dikenakan/dijatuhkan kepada seseorang yang

Putusan yang menyatakan terdakwa lepas dari segala tuntutan hukum diatur dalam Pasal 191 Ayat (2) KUHAP yakni “Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan

Pemidanaan didalam hukum di Indonesia adalah suatu cara atau proses untuk menjatuhkan sanksi atau hukuman pada seseorang yang telah melakukan tindak pidana maupun

Bukti yang jelas ialah cara sebutan huruf Arab orang Melayu tidak sama dengan cara sebutan orang India di India dan orang Islam tanah besar China.. 5.1 KEDATANGAN ISLAM KE

(1) PPDB melalui jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang berdomisili di dalam wilayah zonasi

Sebaliknya hubungan antara kekuatan lentur dengan tekan tergantung dengan tipe agregat kasar yang digunakan (kecuali beton mutu tinggi), karena sifat agregat

Walaupun mereka bukan orang yang pertama membuat pesawat percobaan atau experiment, Wright bersaudara adalah orang yang pertama menemukan kendali pesawat sehingga pesawat

HSC Board Exam-2014 starts (Expected). This PDF book include hsc finalexam 2014 sylhet guide.. This PDF book incorporate june through august 2014 calendar conduct. Available