BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pendidik
UU No.20 tahun 2003 pasal 39 (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2003).
Pendidik dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendidik menurut kodrat adalah orang tua dan pendidik menurut jabatan yaitu guru. Orang tua sesuai kodratnya adalah pendidik pertama dan utama. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab mendidik dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat, dan negara (pemerintah). Tugas utama guru adalah mendidik para siswanya, dengan demikian siswa belajar dari kehidupan yang telah ditanamkan oleh gurunya (Utanto, 2018:37).
Jadi pendidik dapat diartikan sebagai tenaga profesional yang bertugas serta bertanggung jawab mendidik, merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat dan pemerintah.
2. Belajar
Dalam pandangan Yamin (2007:96) manusia adalah makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Manusia sejak awal diciptakan mempunyai akal, pikiran serta tingkah laku yang baik. Dengan adanya akal Serta pikiran, maka manusia mampu berekspresi dengan bebas.
Kemampuan seseorang memang berbeda-beda. Seseorang mampu dalam segi keterampilan, bisa juga mampu dalam hal keilmuan. Dengan demikian manusia dituntut untuk belajar. Belajar mempunyai banyak artian. Bisa artian dalam belajar mendengarkan, belajar membaca, belajar
menulis dan lain sebagainya. Sehingga belajar merupakan proses di mana seseorang memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap.
Belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain sebagainya, tetapi juga harus didukung dengan adanya interaksi satu dengan lainnya. Belajar tidak terlepas dengan pendidikan serta perkembangan. Ketiga tersebut akan selalu berkaitan (Yamin, 2007).
3. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2010:17).
Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum (Hardini & Puspitasari, 2012:
10). Oleh karena itu pendidik dituntut untuk kreatif sehingga proses pembelajaran bisa tercapai dan memperoleh hasil yang maksimal.
4. Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan formal di mana sistem belajar kelompok dipisahkan serta sistem komunikasi yang interaktif yang dipakai untuk pembelajar, sumber belajar serta para instruktur. Terdapat 4 (empat) karakter utama dalam pendidikan jarak jauh yang pertama adalah didefinisikan melalui lembaga institusi. Itu bukan semacam belajar mandiri atau sebuah lingkungan belajar non akademik. Kedua adalah pemisahan geografik membuat dalam pembelajaran jarak jauh serta waktu yang memisahakan antara siswa didik dan guru. Desain program harus dirancang secara bagus untuk menjembatani perbedaan siswa antara beda kecerdasan, budaya serta sosial yang berbeda. Ketiga komunikasi yang interaktif yang menghubungkan kelompok belajar dengan yang lain dan guru. Seperti e-
mail dapat di gunakan namun hal tesebut sangat memerlukan ketergantungan internet, cell phone serta e-mail yang dapat memberikan banyak kontribusi pada pembelajaran jarak jauh. Keempat adalah pendidika jarak jauh dapat di sebut sebuah komunitas belajar yang terdiri atas murid, guru, dan sumber belajar seperti buku-buku, audio, vidio dan grafik di persiapkan dalam mengakses isi materi yang di instruksikan (Simonson, 2015:31).
5. E-learning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Allen, 2013: 27). Beberapa karakteristik yang dimiliki E- learning menurut Nursalam (2008: 135) adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
E-learning juga memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan bagi proses pembelajaran. Manfaat E-Learning adalah:
1. Penggunaan E-learning digunakan menunjang pelaksanaan proses belajar sehingga meningkatkan daya serap peserta didik atas materi yang diajarkan.
2. Meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik.
3. Meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik.
4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri peserta didik.
5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan (Pranoto, 2009: 309).
6. Pembelajaran Sejarah
Sapriya (2009: 26) dalam pendapatnya menyatakan bahwa pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang menjelaskan tentang manusia di masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia seperti politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas, keilmuan dan intelektual.
Kasmadi (Kasmadi, 1996: 13) berpendapat bahwa pembelajaran sejarah digunakan sebagai penanam semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara. Materi dalam pembelajaran sejarah ini mampu untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk lebih mengenal nilai-nilai bangsa yang diperjuangkan pada masa lampau, dipertahankan, dan disesuaikan untuk masa yang kini dan dikembangkan dimasa yang akan datang, juga dalam sejarah dipaparkan mengenai berbagai peristiwa dan kejadian yang nyata yang telah terjadi dimasa lampau.
Jadi pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang menjelaskan tentang manusia pada masa lampau yang menanamkan tentang semangat kebangsaan bagi peserta didik. Pembelajaran sejarah berfungsi sebagai pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian dari M. R. Yerusalem, A. F. Rochim, and K. T. Martono (2015) dalam jurnal yang berjudul "Desain dan Implementasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Di Program Studi Sistem Komputer" dalam Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, vol. 3, No. 4, pp. 481-492, Oktober. 2015.Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan system pembelajaran jarak jauh yang berbasis Single sign on telah berhasil diimplementasikan dengan menggunakan CAS server dan LDAP server Universitas Diponegoro.
2. Otentikasi menggunkaan akun yang dimiliki pada system informasi akademik program studi Sistem Komputer berhasil masuk kedalam SSO server, Moodle, dan Owncloud dengan sekali login.
3. Pembuatan plugin Moodle berhasil memasukkan mahasiswa yang mengambil mata kuliah sesuai KRS ke dalam course Moodle. Proses memasukan mahasiswa ke dalam course Moodle membutuhkan informasi unik yaitu dapat berupa NIM dan kode mata kuliah yang diambil mahasiswa dari sistem informasi akademik.
Penelitian dari Noviana Desiningrum (2015) dalam jurnal yang berjudul
“Implementasi Online Learning Program (OLP) Dengan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Kuliah Biologi Umum Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya” dalam jurnal Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, vol. 3, No. 1 No.1 ISSN 2338-4530, 2015. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang meliputi: 1) Analisis tentang implementasi penggunaan pembelajaran OLP; 2) Analisis tentang kemampuan pemahaman belajar mahasiswa; 3) Analisis tentang ketuntasan belajar mahasiswa terhadap materi biologi umum; dan 4) Analisis tentang respon mahasiswa terhadap pembelajaran OLP pada materi biologi umum. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi Online Learning Program (OLP)Berbasis Multimedia terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II.
2. Kemampuan pemahaman mahasiswa pada siklus I diperoleh persentase sebesar 60.2%, sedangkan pada siklus II sebesar 97% sehingga terjadi peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa pada matakuliah biologi umum sebesar 36.8%.
3. Ketuntasan hasil belajar mahasiswa pada siklus I sebesar 68.5% dan siklus II sebesar 80.5% sehingga terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar mahasiswa terhadap pemahaman matakuliah biologi umum sebesar 12%.
4. Respon mahasiswa terhadap model pembelajaran Online Learning Program (OLP) berbasis multimedia termasuk kategori positif
Dapat disimpulkan bahwa penelitian pertama adalah jenis penilitian pengembangan teknologi informasi dan implementasi sebuah aplikasi. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang menjelaskan mengenai pemanfaatan Existing application untuk penelitian tindakan dalam kelas. Sedangkan penelitian yang saya gunakan adalah deskripsi analitis mendalam terhadap implementasi aplikasi dalam pembelajaran jarak jauh.
C. Kerangka Pikir
PANDEMI COVID-19
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
IMPLEMENTASI APLIKASI SAYGO-
LEARN
PERSIAPAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
KEUNGGULAN DAN
HAMBATAN HASIL BELAJAR