• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/17 KELURAHAN SIAGA DARAH (BANK DARAH) WILAYAH KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1/17 KELURAHAN SIAGA DARAH (BANK DARAH) WILAYAH KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1/17

KELURAHAN SIAGA DARAH (BANK DARAH) WILAYAH KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan XCVIII

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Kelurahan

Cluster inovasi : Pemberdayaan Masyarakat Desa Inovator : JUMIYATI, S.Sos

Jabatan : Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang Instansi : Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang

Latar Belakang

Salah satu misi pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Strategi Pembangunan Kesehatan tahun 2015-2019 adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat mandiri. Sejalan dengan misi tersebut dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) khususnya Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, bertujuan untuk meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2010).

Bidang kesehatan sebagai salah satu komponen penting kehidupan juga tidak lepas dari dukungan teknologi.Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan yang dahulu dikerjakan secara manual kini telah digantikan dengan menggunakan teknologi peralatan yang sederhana tetapi memiliki kemampuan, kecepatan dan tingkat keakuratan yang tinggi.Pada akhirnya perkembangan ini yang memicu pola pikir manusia untuk menggunakan peralatan yang otomatis untuk menguji zat-zat dan khususnya untuk menentukan golongan darah manusia.

Darah merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia begitu juga dalam hal pengolongan darah manusia dimana terdapat 4 golongan darah manusia yang urnum dikenal dan merupakan pengolongan darah yang penting yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Dalam proses transfusi darah dari satu orang ke orang lain, pengenalan golongan darah harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pendonoran darah dari pendonor ke penerima harus disesuaikan jenis golongan darahnya. Kesalahan dalam pengenalan golongan darah akan dapat membahayakan nyawa penerima karena terjadi penggumpalan darah akibat bertemunya antigen yang berbeda.

Pemakaian darah yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya kepincangan antara pengadaan darah dan kebutuhan darah. Kebutuhan transfusi darah secara

(2)

2/17

universal untuk menangani pasien anemia berat, pasien dengan kelainan darah bawaan, pasien yang mengalami kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan tindakan bedah operatif dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah sebagaimana mestinya.

Untuk mendukung pembangunan dalam bidang kesehatan tersebut, pendataan golongan darah merupakan salah satu langkah yang dapat diambil dalam rangka

mempercepat proses pengadaan darah apabila sewaktu-waktu ada permasalahan kebutuhan darah. Pendataan golongan darah tersebut biasanya dilaksanakan dengan membentuk Bank Darah baik Bank Darah di Rumah Sakit maupun Bank Darah Swasta maupun di tingkat Kelurahan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Penataan Wilayah,Kelurahan Bendungan merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Gajahmungkur, yang memiliki luas daerah/wilayah 37.573 Ha, terbagi menjadi5 RW dan 29 RT. Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur mempunyai jumlah penduduk sebanyak 4.249 dengan perincian terdiri dari 2.071 laki-laki dan 2.178 perempuandan memiliki Kepala Keluarga 1.454 KK.

Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang berbatasan dengan beberapa kelurahan, diantaranya:

1.

Sebelah Utara : Kelurahan Randusari 2.

Sebelah Selatan : Kelurahan Gajahmungkur 3.

Sebelah Barat : Kelurahan Petompon 4.

Sebelah Timur : Kelurahan Lempongsari

Visi Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang adalah :“Memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat sesuai tugas dan fungsi kelurahan”. Sedangkan Misi yang diterapkan adalah : “Mewujudkan tatanan pemerintahan yang konsisten demi terselenggaranya pemerintahan yang baik”.Kelurahan Bendungan mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang, susunan organisasi Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur sebagai berikut:

1.

Lurah 2.

Sekretaris 3.

Seksi Pemerintahan dan Pembangunan 4.

Seksi Kesejahteraan Sosial

(3)

3/17

(4)

4/175.

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Bagan Struktur Organisasi Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, sebagai berikut:

Gambar. 1

Bagan Organisasi Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang

(5)

5/17

Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang, Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas sebagai berikut:

1.

Menyiapkan kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Seksi Kesejahteraan Sosial 2.

Membagi tugas kepada bawahan;

3.

Membimbing bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya;

4.

Memeriksa hasil kerja bawahan;

5.

Menyiapkan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6.

Menyiapkan pelaksanaan koordinasi;

7.

Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijaksanaan Seksi Kesejahteraan Sosial;

8.

Menyiapkan kegiatan pembinaan dan pengawasan kerukunan hidup antar umat beragama, pendidikan kebudayaan dan kesehatan masyarakat;

9.

Menyiapkan kegiatan pembinaan dan pengawasan pelayanan dan bantuan sosial, pemuda/karang taruna, keolahragaan, kepramukaan serta peranan wanita;

10.

Menyiapkan kegiatan pengumpulan dan pendistribusian Badan Amil Zakat (BAZ);

11.

Menyiapkan kegiatan fasilitasi PKK, program peningkatan pengarusutamaan gender, UMKM, dan Karang Taruna;

12.

Menyiapkan kegiatan pengawasan program kesehatan masyarakat;

13.

Menyiapkan kegiatan penyusunan data KB, Posyandu, Akseptor, Lansia, Kader Gizi;

14.

Menyiapkan kegiatan fasilitasi pembinaan anak terlantar dan yatim piatu, pembinaan karang taruna, wanita tuna susila dan gelandangan;

15.

Menyiapkan kegiatan penyajian data dalam rangka pemberian bantuan kepada badan sosial dan korban bencana alam;

16.

Menyiapkan kegiatan fasilitasi pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi;

17.

Menyiapkan kegiatan fasilitasi pendataan warga miskin, pengelolaan dan pendistribusian beras (Raskin) kepada masyarakat miskin di wilayah Kelurahan;

(6)

6/1718.

Menyiapkan kegiatan pengumpulan dana Palang Merah Indonesia (PMI);

19.

Menyiapkan kegiatan penyusunan data dan informasi Seksi Kesejahteraan Sosial;

20.

Menyiapkan kegiatan pertanggungjawaban keuangan Seksi Kesejahteraan Sosial;

21.

Menyiapkan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya;

22.

Menyiapkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi Kesejahteraan Sosial;

23.

Menyiapkan kegiatan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Kesejahteraan Sosial;

24.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya;

Adapun permasalahan di Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur terkait dengan pendataan golongan darah dalam rangka meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya mengetahui golongan darah dan manfaat mengetahui golongan darah masyarakat antara lain :

1.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang golongan darah dan fungsinya 2.

Belum adanya pendataan golongan darah di tingkat Kelurahan 3.

Kurangnya pembinaan dan sosialisasi tentang pentingnya pendataan golongan darah bagi masyarakat 4.

Kurangnya antusias masyarakat dalam kegiatan donor darah di Kelurahan Bendungan 5.

Belum tersedianya database golongan darah warga masyarakat di Kelurahan Bendungan

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial menganalisis lebih lanjut dengan menggunakan Open systems Theory [1966].Open system theoryadalah system yang selalu berhubungan dengan lingkungan luarnya (intersection) dan dipengaruhi oleh lingkungan sehingga terjadi memberi dan menerima informasi serta materi di lingkungannya. di bawah ini:

Gambar. 2

OPEN SYSTEM ANALYSIS

(7)

7/17

Open system Theori yang akan digunakan, secara garis besar dapat digambarkan bahwa Untuk melaksanakan tupoksi yang ada, Input (Man, Money, Material, and Method, machine) akan saling berhubungan satu sama lain dengan lingkungan/masalah/problem yang ada dan akan dicarikan solusinya untuk mengatasi

masalah-masalah yang ada, melalui suatu proses sehingga bisa menghasilkan ouput yang diharapkan, sedang output yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi lingkungan yang ada.

Adapun faktor- faktor yang ada di Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang adalah sebagai berikut :

Input : 1.

Man:

Kurangnya pengetahuan petugas dalam pelaksanaan pendataan golongan darah masyarakat.

1.

Money:

Dukungan dana untuk pendataan golongan darah masyarakat dianggarkan dari kegiatan-kegiatan yang dikelola oleh Seksi Kesejahteraan Sosial serta dari dukungan dan kerjasama dengan stakeholder terkait dan juga pemberdayaan masyarakat.

1.

Material:

(8)

8/17

Kegiatan pendataan darah umumnya dilaksanakan oleh Tim PKK di tiap RW, akan tetapi dalam pelaksanaannya belum berjalan secara optimal.

1.

Method:

Methode yang akan digunakan adalah dengan menyusun suatu database bank darah di tingkat Kelurahan dengan tujuan menjadikan Kelurahan sebagai pusat informasi kaitannya dengan pendataan golongan darah.

1.

Machine:

Pelaksanaan pendataan darah dilaksanakan dengan dukungan dan kerjasama dari stakeholder terkait seperti PMI dan Puskesmas untuk mewujudkan kelancaran kegiatan.

Lingkungan :

Kondisi lingkungan yang ada di Kelurahan Bendungan adalah sebagai berikut:

1.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat mengetahui golongan darah 2.

Pendataan golongan darah di tingkat RW tidak berjalan secara optimal 3.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan donor darah

Proses

Dari input yang ada, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada agar menghasilkan keluaran yang diinginkan diperlukan suatu proses inovasi kegiatan sebagai berikut :

1.

Pemberian sosialisasi dan pembinaan tentang manfaat golongan darah 2.

Pembuatan bank darah tingkat Kelurahan sebagai database golongan darah masyarakat

(9)

9/17

(10)

10/17 Output

Keluaran setelah melakukan proyek perubahan ini Antara lain adalah : 1.

Tersedianya database golongan darah warga masyarakat Kelurahan Bendungan

2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut aktif dalam pembangunan kesehatan

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan open system analisis, masalah utama ada pada variabel man yaitu kurangnya pengetahuan petugas dalam pelaksanaan pendataan golongan darah masyarakatdanberdampak pada variabel lingkungan yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat mengetahui

golongan darah, pendataan golongan darah di tingkat RW tidak berjalan secara optimal, kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan donor darah, dan proses yang akan dilaksanakan, yaitu : memberikansosialisasi dan pembinaan tentang manfaat golongan darah, pembuatan bank darah tingkat Kelurahan sebagai database

golongan darah masyarakat. Dari beberapa permasalahan tersebut output dari hasil kinerja yang akan dilaksanakan dalam proyek perubahan adalah tersedianya database golongan darah warga masyarakat Kelurahan Bendungandanmeningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut aktif dalam pembangunan kesehatan.

Berdasarkan hasil Benchmarkingke Makasar dengan Lokasi di Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini, Best Practice yang bisa diambil nilai yang dapat diadopsi terkait Rancangan Proyek Perubahan adalah:

1.

Kepedulian kesehatan masyarakat yang sangat tinggi.

2.

Pemberdayaan warga masyarakat yang begitu antusias terhadap kesehatan /menjaga kesehatan.

3.

Adanya sistem jemput bola bagi warga masyarakat yang membutuhkan surat-surat.

Dari hasil benchmarking di atas dapat mendukung dan mempertajam proyek perubahan saya.

Manfaat

(11)

11/17

(12)

12/171.

Manfaat Bagi Peningkatan Kinerja Organisasi 1.

Meningkatnya komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat 2.

Mendukung program pemerintah Kota Semarang dalam pembangunan kesehatan masyarakat 2.

Manfaat bagi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1.

Terwujudnya peningkatan kinerja pembangunan kesehatan masyarakat 2.

Terwujudnya percepatan pelayanan kebutuhan donor darah di tingkat Kelurahan 3.

Tersedianya database golongan darah di tingkat Kelurahan

1.

Manfaat bagi Stakeholder 1.

Bagi Kecamatan

Mendukung program pemerintah Kota Semarang dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

1. 1.

BagiPuskesmas

Mendukung program pemerintah Kota Semarang dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

1. 1.

PMI

Tersedianya informasi tentang bank darah 1. 1.

RT/RW

(13)

13/17

Mendapatkan informasi tentang bank darah 1. 1.

PKK

Mendapatkan informasi tentang bank darah 1. 1.

Bagi Masyarakat

1.

Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya golongan darah

Milestone

JANGKA PENDEK : 1.

Pembentukan tim kerja

1.

Penyusunan draft SK Tim Kerja 2.

Pengesahan SK Tim Kerja 3.

Pendistribusian SK Tim Kerja

1.

Melakukan Koordinasi dengan Stakeholder terkait

1. 1. 1. 1. 1. 1.

Koordinasi dengan Stakeholder Internal 2.

Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal

(14)

14/172.

Sosialisasi pendataan golongan darah warga

1.

Menyusun jadwal dan materi sosialisasi 2.

Melakukan koordinasi dengan Narasumber 3.

Melakukan sosialisasi pendataan golongan darah warga 4.

Resume hasil sosialisasi

1.

Pendataan golongan darah warga di 1 (satu) RW

1.

Pengumpulan data warga 2.

Pendataan golongan darah warga

1.

Melakukan kerjasama dengan PMI

a. Melakukan koordinasi dengan PMI

b. Menyusun kerjasama/Mou Bank Darah 1.

Pembentukan bank darah di RW. 1

a. Perancangan database

b. Inputing ke database

c. Pembahasan pembentukan bank darah di RW. 1

(15)

15/17

d. Pembentukan bank darah di RW. 1 1.

Gerakan Donor Darah

a. Rapat persiapan gerakan donor darah

b. Melaksanakan gerakan donor darah 1.

Launching Bank Darah tingkat Kelurahan

a. Persiapan launching

b. Pelaksanaan launching 1.

Pemanfaatan bank darah

1.

Menyiapkan data darah 2.

Menyerahkan data darah ke PMI

1.

Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan

1.

Rapat monitoring dan evaluasi 2.

Penyusunan hasil kegiatan

(16)

16/17

JANGKA MENENGAH : 1.

Pendataan golongan darah di seluruh RW (4 RW) di Kelurahan Bendungan

a. Mengumpulkan data warga

b. Melakukan pendataan golongan darah warga 1.

Inputing database golongan darah 4 RW

a. Mengumpulkan data golongan darah warga

b. Menginput database golongan darah warga 1.

Pembentukan Bank darah tingkat Kelurahan

a. Pembahasan pembentukan bank darah tingkat Kelurahan

b. Melakukan pembentukan bank daerah tingkat Kelurahan

JANGKA PANJANG : 1.

Fasilitasi kebutuhan donor darah dengan memanfaatkan Bank Darah Kelurahan

a. Memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana donor darah

b. Menyalurkan data darah ke PMI

(17)

17/17 1.

Menjalin Kerjasama dengan stakeholder terkait dalam kegiatan donor darah yang berkelanjutan

a. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait

b. Menyusun kerjasama dengan stakeholder terkait dalam kegiatan donor darah

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 04 Apr 2022 18:16:57

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sadjad (1997), dengan adanya pasal 8 tersebut maka yang dikatakan sebagai produsen benih bermutu adalah produsen yang menghasilkan benih melalui penemuan varietas

Dengan adanya erosi pada kawasan lahan budidaya yang kemudian terbawa hingga ke badan atau koridor sungai juga bisa berimplikasi pada peningkatan kesuburan perairan

"eriksa dan pastikan "eriksa dan pastikan perlengkapan lain dalam kondisi perlengkapan lain dalam kondisi baik, bersih dan baik, bersih dan tersedia dalam !umlah yang

Dalam Tugas Akhir ini akan dirancang kapal penangkap ikan yang sesuai untuk daerah Bawean dari sisi teknis dan ekonomis.. Perancangan akan dimulai dengan

Louis, Missouri 63110; (2) Janssen Research Foundation, Titusville, New Jersey 08560 A multicenter, randomized, double-blind comparison of risperidone (RIS) and haloperidol (HAL)

a) Siswa lebih mudah memahami materi dengan belajar bersama-sama. b) Penerapan yang digunakan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa

Hasil analisis data menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) adalah 0,262 sehingga sumbangan kecerdasan emosi, keterlibatan orang tua dan interaksi teman