• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan mengarang deskripsi dengan menggunakan media visual gambar seri siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan mengarang deskripsi dengan menggunakan media visual gambar seri siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Puspitasari, Ratna.2012. Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi dengan Menggunakan Media Visual Gambar Seri Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pada kegiatan menulis karangan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini tmerupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setiap siklus meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Jalan Demangan Baru No. 22, Catur Tunggal, Depok, Sleman. Subjek penelitian berjumlah 35 siswa. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti terdiri dari 2 siklus. Pada siklus 1, gambar seri yang digunakan berjumlah 3 dan belum urut. Pada siklus 2, gambar seri yang digunakan ditambah, yaitu 4 buah, dan belum urut. Pengumpulan data dilakukan dengan penilaian produk. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan perhitungan skor rata-rata siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengarang deskripsi para siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini terbukti dari skor hasil mengarang siswa pada setiap siklus yang semakin meningkat. Data awal menunjukkan bahwa ada 40 % (14 siswa) yang mencapai KKM. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai KKM bertambah menjadi 54% (19 siswa) melebihi target yang ditentukan yaitu 50%. Pada siklus II, siswa yang mencapai KKM bertambah lagi menjadi 69 % (24 siswa). Hasil pada siklus II ini juga melebihi target yang ditentukan yaitu 60%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan adalah 70.

Kata kunci: peningkatan kemampuan, mengarang deskripsi , dan gambar seri

(2)

ABSTRACT

Puspitasari, Ratna.2012. Improving Students’ Skill on Writing Descriptive Text Using Serial Pictures for the Third Grade Students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Even Semester Academic Year 2010/2011 This research aimed to improvement students’ ability on writing a descriptive text.

This research applied Class Action Research. Every cycle consists of four steps; preparation, implementation, observation, and reflection. This research was conducted on the third grade students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Demangan Baru 22 street, Catur Tunggal, Depok, Sleman. The subjects of this research were 35 students. This Class Action Research consists of two cycles. In the the first cycle, we use three unserially pictures. In the second cycle, we use four unserially pictures. The data gathering was conducted using product assessment. Calculaty students average score was used as the data analysis technique.

The research result shows that there is improvement of students’ ability in writing a descriptive text. It is proved by the score of students’ composition in every cycle increased. The primary data shows 40 % (14 students) fulfill the minimum requirement. The first cycle shows 54% (19 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 50% of the target students. The second cycle shows 69% (24 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 60% of the target students. The minimum requirement of Bahasa Indonesia is 70.

Key words: improving skill, writing descriptive text , and serial pictures

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI

SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ratna Puspitasari NIM : 081134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI

SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ratna Puspitasari NIM : 081134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012

(5)

PENINGKATAN

DENGAN MENGGU

SISWA KELA

SEMESTER

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. J. Sumedi

SKRIPSI

TAN KEMAMPUAN MENGARANG D

ENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAM

KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN

ESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20

PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh:

Ratna Puspitasari NIM: 081134242

Telah disetujui oleh

Tanggal 01 Oktober 2012

Tanggal 26 Mei 2012

ii

G DESKRIPSI

GAMBAR SERI

GAN BARU 1

2010/2011

2012

(6)
(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus karena cinta dan berkat-Nya penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak, ibu tercinta yang selalu memberi dukungan moral

maupun spiritual.

3. Teman setia dan sahabat penulis yang tiada hentinya memberi

semangat

4. PGSD Universitas Sanata Dharma sebagai tempat untuk

menuntut ilmu.

5. Para Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah

memberi bimbingan kepada penulis.

6. Kakak dan adik terkasih yang selalu menyayangi dan memberi

dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman PGSD yang selalu memberi kritikan dan masukan

bagi penulis.

8. Bapak/ibu guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang selalu

memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan tugas akhir yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

(8)

MOTTO

Jangan Mudah Menyerah dan Putus Asa

Berikan dan Lakukanlah yang Terbaik

Bagi Tuhan

Keluarga

Orang-Orang Yang Kamu Sayangi

Dirimu Sendiri

Kamu Bisa Jika Kamu Mau

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Penulis

Ratna Puspitasari

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ratna Puspitasari

Nomor Mahasiswa : 081134242

Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI

SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Yang menyatakan

( Ratna Puspitasari )

(11)

ABSTRAK

Puspitasari, Ratna.2012. Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi dengan Menggunakan Media Visual Gambar Seri Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pada kegiatan menulis karangan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini tmerupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setiap siklus meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Jalan Demangan Baru No. 22, Catur Tunggal, Depok, Sleman. Subjek penelitian berjumlah 35 siswa. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti terdiri dari 2 siklus. Pada siklus 1, gambar seri yang digunakan berjumlah 3 dan belum urut. Pada siklus 2, gambar seri yang digunakan ditambah, yaitu 4 buah, dan belum urut. Pengumpulan data dilakukan dengan penilaian produk. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan perhitungan skor rata-rata siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengarang deskripsi para siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini terbukti dari skor hasil mengarang siswa pada setiap siklus yang semakin meningkat. Data awal menunjukkan bahwa ada 40 % (14 siswa) yang mencapai KKM. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai KKM bertambah menjadi 54% (19 siswa) melebihi target yang ditentukan yaitu 50%. Pada siklus II, siswa yang mencapai KKM bertambah lagi menjadi 69 % (24 siswa). Hasil pada siklus II ini juga melebihi target yang ditentukan yaitu 60%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan adalah 70.

Kata kunci: peningkatan kemampuan, mengarang deskripsi , dan gambar seri

(12)

ABSTRACT

Puspitasari, Ratna.2012. Improving Students’ Skill on Writing Descriptive Text Using Serial Pictures for the Third Grade Students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Even Semester Academic Year 2010/2011 This research aimed to improvement students’ ability on writing a descriptive text.

This research applied Class Action Research. Every cycle consists of four steps; preparation, implementation, observation, and reflection. This research was conducted on the third grade students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Demangan Baru 22 street, Catur Tunggal, Depok, Sleman. The subjects of this research were 35 students. This Class Action Research consists of two cycles. In the the first cycle, we use three unserially pictures. In the second cycle, we use four unserially pictures. The data gathering was conducted using product assessment. Calculaty students average score was used as the data analysis technique.

The research result shows that there is improvement of students’ ability in writing a descriptive text. It is proved by the score of students’ composition in every cycle increased. The primary data shows 40 % (14 students) fulfill the minimum requirement. The first cycle shows 54% (19 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 50% of the target students. The second cycle shows 69% (24 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 60% of the target students. The minimum requirement of Bahasa Indonesia is 70.

Key words: improving skill, writing descriptive text , and serial pictures

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis menghanturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Keberhasilan penyusunan skripsi tidak lepas berkat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S, BST., M.A. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si. dan Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar, tekun, setia membimbing dan mendampingi penulisan skripsi PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini.

4. Bapak Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

5. Bapak dan Ibu guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang memberikan dorongan dan bantuan dalam proses penelitian berlangsung.

6. Teman–teman S1 PGSD sore yang telah memotivasi, dorongan, dan inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(14)

Penulis menyadari bahwa skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) ini jauh dari sempurna. Karena itu, sumbang saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Penulis

Ratna Puspitasari

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah... 3

D. Batasan Pengertian ... 4

E. Pemecahan Masalah... 4

F. Tujuan Penelitian ………... 4

G. Manfaat Penelitian ………. 5

(16)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengarang ... 6

1. Pengertian Kemampuan Mengarang ………. 6

2. Mengarang Deskripsi ……… 9

3. Aspek-aspek mengarang Deskripsi ………... 9

4. Pendekatan Pembelajaran Tematik ... 14

B. Media ... 17

1. Pengertian Media ……… 17

2. Manfaat Media ……… 17

3. Kriteria Pemilihan Media ... 20

C. Media Visual Gambar Seri ... 22

D. Mengarang Deskripsi Menggunakan Media Visual Gambar Seri ... ………… 23

E. Penelitian yang relevan ………. 24

F. Kerangka Berpikir ... 25

G. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Model Penelitian... 27

C. Setting Penelitian... 29

D. Rencana Tindakan ... 30

E. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 32

F. Analisis Data ... 36

(17)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal ... 39

B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Kelas... 41

C. Refleksi ... 52

D. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran–Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kurikulum Aspek Menulis Bahasa Indonesia Kelas III ... 16

Tabel 2 Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 3 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 33

Tabel 4 Aspek Penilaian Karangan ... 33

Tabel 5 Kondisi Awal dan Kondisi Akhir yang Diharapkan ... 38

Tabel 6 Data Nilai Siswa Kondisi Awal ... 39

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Awal ... 40

Tabel 8 Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas (Awal)…………. 40

Tabel 9 Data Nilai Siswa Siklus 1 ……… 43

Tabel 10 Distribusi frekuensi Siklus 1 ………... 44

Tabel 11 Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas (Siklus 1) …….... 45

Tabel 12 Data Nilai Siswa Siklus 2 ………... 48

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Siklus 2………... 48

Tabel 14 Data Siswayang Tuntas dan Tidak Tuntas (Siklus 2) .……... 49

Tabel 15 Perbandingan Ketuntasan Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ………..………….. 50

Tabel 16 Nilai Mengarang Deskripsi Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ………. 53

Tabel 17 Peningkatan Kemampuan Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ……. 57

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Model Penelitian menurut Kemiss dan Mc. Targgart ... 28

Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Data Awal ... 40

Gambar 3 Grafik Ketuntasan Siswa Data Awal ... 41

Gambar 4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus I ... 44

Gambar 5 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus 1 ……… 45

Gambar 6 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus II ... 49

Gambar 7 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II ... 50

Gambar 8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 51

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Siklus 1 ……….. 62

2. RPP Siklus 2 ……….. 66

3. LKS Siklus 1 ……….. 70

4. LKSSiklus 2 ……….. 72

5. Lembar Penilaian Mengarang ………. 74

6. Nilai Mengarang (Kondisi Awal) ……… 75

7. Nilai Mengarang (Siklus 1) ………. 76

8. Nilai Mengarang (Siklus 2) ………..………. 77

9. Perbandingan Nilai Mengarang (Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2) ……….. 78

10.Foto Penelitian ……….. 79

11. Surat permohonan ijin penelitian……… 82

12. Surat keterangan telah melakukan penelitian ……… 83

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar. Kemampuan berbahasa sendiri terdiri dari empat aspek yang saling berkaitan, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Menulis adalah salah satu aspek yang penting dari empat aspek berbahasa yang harus dikuasai siswa.

Dalam pembelajaran, keterampilan menulis tidak hanya diperlukan dalam pelajaran Bahasa Indonesia saja. Keterampilan menulis juga digunakan dalam mata pelajaran lain. Apabila siswa belum terampil menulis, maka kelancaran dalam mata pelajaran lain juga akan terganggu. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, aspek menulis sendiri mencakup berbagai macam kegiatan, salah satu di antaranya adalah kegiatan mengarang.

Bagi sebagian siswa, mengarang merupakan kegiatan yang menyenangkan karena mereka bisa menuangkan ide-ide dan imajinasi dalam bentuk tulisan yang bisa dinikmati oleh orang lain. Namun ada juga siswa yang menganggap bahwa mengarang merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan. Apabila siswa sudah merasa tidak senang bahkan takut, mereka akan semakin kesulitan dalam membuat suatu karangan.

Selama mengajar di kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1, penulis mengamati bahwa minat siswa pada kegiatan mengarang semakin turun. Hal

(22)

ini bisa dilihat dari kurangnya semangat siswa saat diberi kegiatan mengarang. Kesulitan siswa dalam menulis karangan ini menjadi salah satu keprihatinan yang dialami oleh sebagian besar siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes mengarang. Dari keseluruhan jumlah siswa (35 siswa), hanya 40 % (14 siswa) yang mampu menulis karangan sesuai waktu yang ditentukan dengan hasil yang memuaskan, sedangkan 60 % (21 siswa) masih merasa kesulitan.

Dalam soal-soal ujian Bahasa Indonesia, hampir selalu ada soal mengarang dengan tema yang sudah ditentukan. Skor untuk mengarang biasanya cukup tinggi sehingga dapat membantu siswa apabila dikerjakan dengan baik. Namun apabila tidak dikerjakan dengan baik, siswa juga akan kehilangan nilai yang cukup banyak.

(23)

senang dalam belajar dan memberikan hasil yang lebih baik. Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti ingin menggunakan media visual yang berupa gambar seri untuk membantu siswa menemukan gambaran tentang apa yang akan mereka tulis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.

B. Pembatasan Masalah

Ada berbagai macam kemungkinan yang menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam membuat karangan. Cara mengatasi dan media yang dapat digunakan juga beragam. Namun tidak mungkin untuk membahas semua kemungkinan tersebut dalam Penelitian Tindakan Kelas ini. Oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas ini hanya dibatasi pada ”Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi Menggunakan Media Visual (Gambar Seri) Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011”

C. Perumusan masalah

Berdasarkan hal-hal di atas, masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(24)

2. Apakah penggunaan media visual (gambar seri) dapat meningkatkan kemampuan mengarang deskripsi siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 semester genap tahun ajaran 2010/2011 ?

D. Batasan Pengertian

1. Kemampuan mengarang adalah kemampuan menulis dan menyusun sebuah cerita.

2. Mengarang deskripsi adalah menulis dan menyusun sebuah cerita dengan pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. 3. Media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses

pembelajaran yang dapat dilihat dengan indera penglihat berupa gambar yang berhubungan satu sama lain dan disusun secara berurutan.

E. Pemecahan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan di dalam latar belakang masalah, kesulitan siswa dalam membuat karangan ini akan diatasai dengan menggunakan media visual berupa gambar seri.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain :

(25)

2. Mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan mengarang siswa setelah menggunakan gambar seri.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1 Bagi siswa

Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan imajinasi dan menemukan gambaran tentang apa yang akan ditulis sehingga dapat membuat karangan dengan lebih baik.

2 Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru SD, khususnya kelas III dalam upaya meningkatkan kemampuan mengarang siswa.

3 Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk meningkatkan potensi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

4 Bagi peneliti lain

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengarang

1. Pengertian Kemampuan Mengarang

Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 707)

Mengarang adalah menulis dan menyusun sebuah cerita (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 506)

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti orang lain (The Lieng Gie, 1992: 17). Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu seseorang. Buah pikiran itu diungkapkan dan disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yakni bahasa yang tidak mempergunakan peralatan bunyi pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis itu menjadi karya tulis yang dapat berupa suatu karangan apapun, faktawi atau fiksi, yang pendek beberapa lembar maupun panjang berjilid-jilid sampai corak prosa atau puisi.

S. Takala dalam Achmadi (1988: 22) mengungkapkan bahwa kegiatan mengarang adalah suatu proses penyusunan, mencatat dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan

(27)

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Mengarang membutuhkan suatu pencatatan dan mengkomunikasikannya lewat tulisan.

Menurut Bernard Percy (dalam The Liang Gie,1995: 4), ada enam manfaat (benefits) mengarang, yaitu:

a. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self expression)

Seseorang dapat begitu tersentuh lubuk hatinya sehingga perlu mengungkapkan gejolak yang berada dalam dirinya, seperti misalnya dengan berjingkrak-jingkrak. Mengarang seuntai sajak atau menulis serangkaian kalimat merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.

b. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding)

Sewaktu mengarang, seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya dia memperoleh pemahaman baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.

c. Suatu sarana untuk membantu memperkembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing

personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth)

(28)

d. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan pencerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and

perception of one’s environment)

Dengan sering mengarang seseorang mempertinggi kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya cerapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohanian

e. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive

acceptance)

Dengan jalan mengarang karya tulis, seseorang menampilkan keluar gagasan, menciptakan sesuatu dan secara giat melibatkan diri dengan ciptaannya.

f. Suatu sarana untuk memperkembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan mempergunakan bahasa (a tool for developing an

understanding of and ability to use the language)

Tujuan paling umum sekolah mungkin ialah mencapai kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis oranglain serta kemampuan memakai kata-kata dalam tulisan untuk menyampaikan keterangan kepada orang lain.

(29)

2. Mengarang Deskripsi

1. Pengertian mengarang deskripsi

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 258)

Menurut Masnur Muslich, karangan deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Untuk kelas III, karangan yang dibuat masih sederhana. Misalnya siswa diberi sebuah gambar benda atau pemandangan, kemudian siswa diminta untuk mendeskripsikan benda yang terdapat dalam gambar tersebut dalam kalimat-kalimat. Siswa kemudian diminta untuk menyusun sebuah karangan berdasarkan deskripsi yang telah mereka tuliskan.

2. Langkah menyusun karangan deskripsi:

a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan b. Tentukan tujuan

c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan

d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

3. Aspek-aspek Mengarang Deskripsi

(30)

Aspek-aspek ini juga harus dimiliki oleh karangan deskripsi. Aspek-Aspek-aspek karangan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Judul karangan

Judul karangan harus menarik, artinya dapat merangsang perhatian dan keingintahuan pembaca. Judul karangan harus sesuai dengan tema.

b. Isi atau gagasan

Widyamartaya (1990: 9 dan 31) mengungkapkan bahwa gagasan merupakan pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan dapat berupa pengetahuan, pengamatan, renungan, keinginan, perasaan, dan emosi. Isi atau gagasan perlu dituangkan secara tertulis agar dapat dipahami dan diambil manfaatnya oleh oranglain, sebab isi suatu karangan merupakan inti dari karangan tersebut.

c. Organisasi karangan

Menurut The Liang Gie (1992: 21) sebuah karangan terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf yang baik menerapkan azas-azas yang berkenaan dengan gagasan, di antaranya:

(31)

2) Keringkasan, karangan harus singkat dan pendek, tidak mengulang-ulang kalimat dalam menyampaikan gagasan.

3) Ketepatan, karangan mengandung penataan terhadap berbagai aturan ketatabahasaan, ejaan, tanda baca, kelaziman bahasa tulis yang ada.

4) Kesatupaduan, sesuatu yang disajikan dalam karanga harus berkisar pada satu gagasan pokok atau tema karangan. Menurut Keraf (2004: 139), kesatuan gagasan menjadi landasan seluruh karangan. Ada tulisan yang tidak memperlihatkan kesatuan, yaitu tidak mengungkapkan dengan tegas apa yang dimaksud dalam karangan sehingga pembaca tidak memahami apa yang dibacanya. 5) Pertautan, suatu karangan harus saling terkait antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, alinea yang satu dan alinea yang lain.

6) Pengharkatan, bahwa butir-butir ide diungkapkan dengan penekanan atau penonjolan tertentu sehingga mengesan bagi pembaca.

(32)

paragraf selalu ditulis menjorok ke dalam. Organisasi karangan terdiri atas (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup)

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan pembukaan atau pengantar dari sebuah karangan, yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui pokok masalah.

2) Isi karangan

Isi karangan biasanaya berupa pernyataan, data, fakta, contoh yang diambil dari pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, kesimpulan-kesimpulan yang dapat mengukuhkan rumusan masalah. Penyusunan isi karangan harus kritis dan logis sehingga isi karangan meyakinkan dan benar (Keraf, 1982: 104-107).

3) Penutup

Penutup karangan merupakan kesimpulan. Kesimpulan harus tetap dijaga agar tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kembali ingatan pembaca.

d. Tata Bahasa

Tata suatu karangan merupakan susunan bahasa yang dapat dipahami pembaca. Susunan bahasa yang baik akan membentuk kalimat yang baik dan efektif, yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

(33)

2) Sanggup menimbulkan gagasan yang tepat dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan penulis

e. Diksi/Pilihan Kata

Dalam menulis karangan, harus memilih kata yang tepat agar mudah dimengerti pembaca.

f. Ejaan

Ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Ejaan juga mengatur: (1) ketepatan menuliskan satuan-satuan morfologi misalnya kata sambung, kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel (2) ketepatan menuliskan bagian-bagian kalimat dengan menggunakan tanda baca seperti tansa titik, kurung, koma dan sebagainya (Badudu, 1985: 17)

Menurut Parera (1984: 38) pemakaian ejaan meliputi penggunaan huruf, penulisan huruf kapital, penulisan kata dan penggunaan tanda baca yang tepat.

g. Kebersihan dan kerapian

(34)

4. Pendekatan Pembelajaran tematik

Dalam melaksanakan pembelajaran pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan tematik.

a. Pengertian dan model pembelajaran terpadu dan tematik

Pendekatan terpadu merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya (Modul Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2006: 10). Agar kegiatan lebih bermakna, keterpaduan tersebut diikat dalam suatu tema. Pembelajaran tematik merupakan bagian dalam pembelajaran terpadu, di mana beberapa aspek/ beberapa mata pelajaran diikat dalam satu tema.

Tema adalah subjek suatu pembelajaran dipakai sebagai sarana atau wadah untuk mengungkapkan berbagai konsep secara utuh kepada peserta didik. Tujuan memberikan tema adalah untuk menyatukan isi kurikulum dalam kesatuan yang utuh, memperkaya kosa kata siswa, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan anak mampu mengenal konsep secara mudah dan jelas.

Pembelajaran tematik dapat dikembangkan melalui beberapa model, yaitu :

1) model keterpaduan antar aspek dalam satu mata pelajaran 2) model keterpaduan antar beberapa mata pelajaran

(35)

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pengembangan pembelajaran bagi siswa TK dan kelas I - III SD mengacu pada model keterpaduan antar semua aspek / mata pelajaran (unit)

b. Karakteristik pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Berpusat pada anak (child centered).

2) Memberikan pengalaman langsung pada anak.

3) Pemisahan antar aspek / mata pelajaran tidak begitu jelas.

4) Menyajikan konsep dari berbagai aspek / mata pelajaran dalam suatu pembelajaran (holistik).

5) Bersifat fleksibel.

6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (bermakna)

c. Prinsip pemilihan tema

Dalam memilih tema, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya :

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak aspek / mata pelajaran.

2) Tema harus bermakna, maksudnya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3) Tema yang dipilih disesuaikan dengan tingkat perkembangan

(36)
[image:36.595.71.522.238.726.2]

Pada penelitian ini peneliti mengambil tema lingkungan. Sebagai acuan, peneliti mencantumkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Berikut tabel Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas III SD Semester 2 (Berdasarkan KTSP 2006 Pusat kurikulum Pendidikan Nasional Maret 2006).

Tabel 1. Kurikulum Aspek Menulis Bahasa Indonesia Kelas III Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan gambar

sederhana dan puisi.

8.1. Menulis karangan sederhana

berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan

memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

8.1.1. Peserta didik dapat

menyusun paragraf menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan

(37)

B. Media

1. Pengertian Media

Media, dalam hal ini media pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 776)

Media adalah segala alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar mengajar.” (Wilkinson dalam Sudjarwo, 1989: 164)

“Secara umum, media berasal dari kata medium (bahasa Latin) yang berarti perantara.”(Sudjarwo, 1989: 164)

Menurut NEA-National Education Association (dalam Sudjarwo, 1989: 166) “Media adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut”

“Media adalah alat yang dipergunakan untuk memberikan perangsang bagi siswa agar proses belajar bisa terjadi.” (Briggs dalam Sudjarwo, 1989:

166)

Jadi media adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Media

(38)

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan alat peraga, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.

b. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa

Tiap anak memiliki pengalaman yang berbeda. Kehidupan keluarga dan lingkungan yang berbeda akan memberikan pengalaman yang berbeda pula.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

(39)

merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain

i. Mengatasi keterbatasan ruang kelas

(40)

a) Obyek yang terlalu besar (misalnya gajah) atau tidak bisa dibawa ke dalam ruang kelas (misalnya salju, danau, candi) dapat dipelajari menggunakan foto, gambar atau film.

b) Obyek yang terlalu kecil (misalnya bakteri, atom, sel) dapat dipelajari menggunakan foto/film dengan ukuran gambar yang telah diperbesar.

c) Gerak yang terlalu cepat (misalnya kilat) dan kejadian yang terlalu lambat (misalnya perkembangan bakteri, peristiwa pembuahan, peristiwa mekarnya bunga) dapat dipelajari menggunakan media yang sesuai.

d) Kejadian yang jarang ditemui(misalnya gerhana dan tsunami) dapat diabadikan dengan foto atau handycam

e) Konsep yang terlalu luas dapat disederhanakan dengan menggunakan foto atau model (misalnya peta dunia, globe).

3. Kriteria Pemilihan Media

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar, namun mengingat akan beranekaragamnya media yang ada seorang guru harus benar-benar cermat dalam memilih media secara tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain :

a. Tujuan dan ketepatgunaan

(41)

kompetensi yang ingin dicapai, sehingga alat peraga yang kita gunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Familiaritas media

Guru harus benar-benar mengenal alat peraga itu dengan baik, sebab tidak mungkin guru bisa menggunakan suatu media dengan maksimal apabila tidak mengenal atau menguasai cara penggunaan alat tersebut.

c. Keadaan siswa

Suatu alat peraga mungkin cocok dengan tujuan pembelajaran tertentu, tetapi apabila alat itu dinilai terlalu rumit sehingga sulit dimengerti siswa, maka sebaiknya tidak dipilih.

d. Ketersediaan

Seringkali suatu alat peraga yang kita nilai sangat cocok untuk pembelajaran ternyata tidak tersedia di lingkungan kita dan untuk membuatnya sendiri juga terlalu sulit. Dalam hal ini kita harus dapat memilih alat peraga lain yang sesuai dengan pembelajaran namun tersedia di lingkungan kita.

e. Mutu teknis

(42)

f. Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan menggunakan suatu alat peraga hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang hendak dicapai. Misalnya jika tujuan pembelajaran agar siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat digunakan, sehingga tidak perlu membeli video yang harganya jauh lebih mahal.

C. Media Visual Gambar Seri

Visual artinya dapat dilihat dengan indra penglihat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1262)

Jadi media visual adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dengan indra penglihat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1049) menuliskan bahwa gambar seri merupakan gambar cerita yang bertutut-turut . Media gambar, dalam hal ini adalah gambar seri merupakan salah satu contoh dari media visual.

[image:42.595.72.522.252.592.2]

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa gambar yang disusun secara berurutan dan berhubungan satu sama lain.

(43)

Siswa tidak perlu lag gambar yang disedia

Dengan gambar apa yang harus ditul dalam keterkaitan a selanjutnya saling be D. Mengarang Deskrip

Mengarang ar pemaparan atau pe Gambar seri merup berhubungan satu sa

Mengarang de atau menyusun sebu dari gambar seri ya sehingga membentuk se

Contoh gamb

Contoh gambar s

Contoh gambar s

u lagi menentukan tema, karena tema karangan suda diakan.

bar seri, siswa akan memperoleh gambaran sec ditulis dalam karangannya. Selain itu, siswa jug

n antar paragraf, karena gambar yang satu berhubungan dan sudah menunjukkan urutan pe

ripsi dengan Menggunakan Gambar Seri

g artinya menulis dan menyusun sebuah cerita. penggambaran dengan kata-kata secara jelas erupakan gambar susun, berurutan, gambar-u sama lain sehingga mergambar-upakan rangkaian cerita g deskripsi dengan menggunakan gambar seri sebuah cerita dengan cara memaparkan atau me yang digunakan dengan kata-kata secara jela ntuk sebuah cerita yang runtut.

gambar seri:

r seri yang belum urut

r seri yang sudah urut

n sudah terlihat dari

secara jelas tentang juga akan terbantu tu dengan gambar n peristiwa.

a. Deskripsi artinya las dan terperinci. bar-gambar tersebut

rita.

[image:43.595.71.520.259.734.2]
(44)

Pada gambar 1 disajikan gambar seri yang belum urut. Siswa harus mengurutkannya dulu sebelum digunakan untuk membuat karangan. Pada gambar 2, gambar seri yang disajikan sudah urut, sehingga siswa dapat langsung menggunakannya untuk membuat karangan.

Siswa membuat sebuah kalimat untuk masing-masing gambar sebagai kalimat utama. Setelah itu, siswa dapat mengembangkan kalimat utama tersebut menjadi sebuah paragraf dengan cara menggambarkan kejadian yang ada di dalam gambar secara terperinci. Dengan demikian, akan terbentuk sebuah karangan yang runtut.

E. Penelitian yang Relevan

[image:44.595.66.523.272.699.2]
(45)

Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan gambar seri, imajinasi siswa lebih berkembang sehingga mempermudah saat mengarang. Gambaran mengenai apa yang akan mereka tulis bisa mereka temukan melalui gambar sehingga mereka tidak kesulitan untuk membuat karangan.

Penelitian yang dilakukan tersebut hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai peningkatan kemampuan mengarang dengan menggunakan media visual gambar seri. Penelitian yang akan dilaksanakan penulis menekankan pada pembelajaran tematik karena siswa yang dihadapi adalah siswa kelas rendah/ kelas III SD yang berusia 8-9 tahun.

F. Kerangka Berpikir

Kemampuan mengarang merupakan kesanggupan seseorang untuk mengungkapkan buah pikirannya. Buah pikiran itu dapat berupa informasi, pengalaman, pengetahuan, pendapat, keinginan dan perasaan yang diungkapkan melalui bahasa tulis sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain yang membacanya.

Kemampuan menulis atau mengarang harus dimiliki siswa. Dalam mengarang memerlukan adanya penguasaan berbagai unsur kebahasaan menyangkut pilihan kata dan penyusunannya sesuai kaidah-kaidah bahasa agar tulisan tersebut mudah dipahami orang lain.

[image:45.595.68.522.225.636.2]
(46)

mudah didapatkan dan dimengerti siswa. Media ini penting sebab dapat memberikan gambaran secara konkrit mengenai masalah yang akan digambarkan.

Media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa gambar yang disusun secara berurutan dan berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, penggunaan gambar seri akan sangat membantu siswa dalam menuangkan gagasannya.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan tematik, yaitu kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya.

[image:46.595.72.523.225.693.2]

Dengan berbagai pertimbangan di atas, peneliti menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan mengarang deskripsi siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru. Dalam penelitian ini, gambar seri yang digunakan disesuaikan dengan tema, agar mudah dimengerti siswa.

G. Hipotesis Penelitian

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, ada lima hal yang akan diuraikan oleh penulis, yaitu : (1) jenis penelitian, (2) model penelitian, (3) setting penelitian, (4) rencana tindakan, (5) pengumpulan data dan instrumennya, (6) analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dihunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru memperbaiki keadaan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru.

B. Model Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Penelitian adalah kegiatan yang mencermati suatu obyek menggunakan cara tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat meningkatkan mutu dan bermanfaat bagi peneliti. Tindakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kelas adalah sekelompok siswa yang menerima pelajaran yang sama, diwaktu yang sama dan dengan bimbingan guru yang sama pula.

Secara singkat, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan oleh guru/ tenaga pendidik yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

(48)

Tujuan Penelitian Tindakan kelas adalah (1) meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil pendidikan dan (4) pengelolaan pendidikan. Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasbolah Kasihani 2001: 15 adalah (1) Penelitian tindakan Kelas dilakukan oleh guru sendiri, (2) Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan yang faktual, (3) Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Adapun tujuan utama dari penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan menulis karangan berdasarkan gambar seri bagi siswa kelas III SD. Penelitian ini menggunakan model Kemiss dan Mc. Targgart.

[image:48.595.70.520.269.675.2]

Dalam model ini terdapat empat langkah pokok, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.

Gambar 1 Model Penelitian menurut Kemiss dan Mc. Targgart

dan seterusnya Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS 1

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS 2

(49)

C. Setting penelitian

1. Tempat penelitian : SD Kanisius Demangan Baru 1

Jl. Demangan Baru No. 22, Catur Tunggal, Depok, Sleman.

2. Subjek penelitian : Siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang berjumlah 35 siswa

3. Objek penelitian : Kemampuan Mengarang Deskripsi Menggunaan Media Visual (Gambar Seri)

(50)

7 Penelitian siklus II 8

Refleksi dan evaluasi tindakan siklus II 9 Penyusunan

Laporan 10 Ujian 11 Revisi

D. Rencana Tindakan 1. Tahap persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Demangan Baru I untuk melaksanakan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Menentukan materi pokok sesuai tema dan kompetensi dasar

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

c. Menyusun silabus d. Menyusun RPP e. Menyusun LKS

(51)

2. Rencana tindakan setiap siklus Siklus 1

a. Melakukan apersepsi

Guru meminta siswa mengamati kelas, kemudian menjelaskan

kondisi kelas

Guru menunjukkan sebuah gambar. Siswa diminta untuk

mengamati gambar tersebut dan menjelaskan isi gambar. b. Menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Membagi LKS dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

d. Mengamati gambar seri (3 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan

e. Menentukan judul yang tepat

f. Menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar

g. Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 4 kalimat.

h. Menyusun kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi paragraf yang padu.

i. Dengan lembar observasi, mengamati siswa dalam membuat karangan.

Hal-hal yang diamati antara lain : judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian.

(52)

Siklus 2

Melakukan apersepsi dengan menggunakan sebuah gambar. Siswa

diminta untuk mengamati gambar tersebut dan menjelaskan isi gambar.

Menjelaskan tujuan pembelajaran

Membagi LKS dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

Mengamati gambar seri (4 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk

menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan

Menentukan judul yang tepat

Menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar

Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 5

kalimat.

Menyusun kalimat-kalimat yang dibuat menjadi paragraf yang padu.Dengan lembar observasi, mengamati siswa dalam membuat

karangan.

Hal-hal yang diamati antara lain : judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian.

Refleksi

E. Pengumpulan Data dan Instrumennya

(53)

Tabel 3

Pengumpulan Data dan Instrumen

No. Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1. Kemampuan mengarang deskripsi

₋Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ₋Rata-rata skor

siswa

Skor Penilaian Produk

Lembar penilaian

[image:53.595.71.525.156.739.2]

Aspek-aspek yang dinilai dan penskorannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4

Aspek Penilaian Karangan

No. Aspek Indikator Skor

1. Judul Judul yang dipilih sesuai dengan tema dan gambar 5

2. Isi  Sesuai dengan gambar

Antara judul dan isi karangan

mempunyai hubungan yang koheren

Mengandung azas kejelasan

15

3. Organisasi karangan

Kalimat-kalimat dalam satu paragraf

berhubungan

Paragraf-paragraf dalam keseluruhan karangan

berhubungan

(54)

Terdapat kalimat utama dan kalimat penjelasMinimal terdapat tiga kalimat dalam satu

paragraf 4. Tata Bahasa

dan

penggunaan EYD

Kata-kata yang dipilih tepat

Pemakaian huruf kapital tepat (nama tempat,

orang, kota, sungai, danau, gunung, hari, tanggal,dll.)

Menggunakan tanda baca dengan tepatMemenggal kata-kata dengan tepat

20

5. Kebersihan dan Kerapian

Tidak terdapat coretan dalam karanganTidak kotor

Tulisan mudah dibaca

Perpindahan antar paragraf jelas

20

Total skor 80

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian produk untuk membuat karangan deskripsi berupa lembar penilaian (lihat lampiran halaman 74). Pada kondisi awal, siswa diminta untuk membuat karangan deskripsi tanpa menggunakan gambar seri. Data untuk kondisi awal diambil dari nilai harian mengarang siswa. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengarang deskripsi siswa.

[image:54.595.72.528.108.585.2]
(55)

kemudian membuat tiga paragraf berdasarkan gambar tersebut. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar seri. Skor hasil karangan siswa ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa sebelum menggunakan gambar seri pada kondisi awal dan setelah menggunakan gambar seri (setelah siklus pertama). Skor tersebut diubah ke dalam bentuk nilai.

Pada siklus kedua, siswa diberi gambar seri berjumlah empat gambar yang disusun secara acak. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dahulu. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat empat paragraf berdasarkan gambar yang telah diurutkan. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan mengarang deskripsi siswa setelah siklus kedua. Skor hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa setelah dilakukan siklus kedua.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penilaian produk. Langkah-langkah untuk mengumpulkan data :

1. Memberikan soal kepada siswa untuk membuat karangan deskripsi tanpa menggunakan gambar seri. Siswa diberi LKS yang berisi petunjuk untuk membuat karangan.

(56)

3. Memberikan soal kepada siswa untuk membuat karangan deskripsi dengan menggunakan gambar seri. Siswa diberi LKS yang berisi petunjuk untuk membuat karangan dan empat buah gambar seri yang disusun secara acak.

4. Mengelompokkan data (kondisi awal, siklus pertama, siklus kedua) 5. Melakukan penilaian karangan sesuai kriteria yang telah ditentukan. 6. Menganalisis dan mengolah data berupa skor yang diperoleh.

F. Analisis Data

[image:56.595.67.522.140.693.2]

Data merupakan hasil pencatatan tentang objek. Dalam penelitian ini, data berupa skor yang diperoleh pada kondisi awal tanpa menggunakan gambar seri, skor setelah siklus pertama dengan menggunakan tiga gambar seri dan skor setelah dilakukan siklus kedua dengan menggunakan empat gambar seri yang disusun secara acak.

Aspek yang dinilai dalam karangan deskripsi di antaranya: judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian (dapat dilihat pada tabel 3, halaman 31).

Langkah-langkah dalam menganalisis data yang ada adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan karangan siswa, kemudian karangan dikoreksi berdasarkan aspek yang menjadi dasar penilaian karangan.

(57)

a. Membuat tabulasi dari skor pada kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua

b. Membandingkan peningkatan nilai siswa dilihat dari data awal, setelah siklus pertama dan setelah siklus kedua

Rumus yang akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain untuk menentukan nilai siswa, menurut Purwanto (2009:102) adalah sebagai berikut:

NP = R x 100

SM

di mana :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Rumus yang dipergunakan untuk menghitung mean: =

Keterangan:

= mean (nilai rata-rata)

X = skor

(58)
[image:58.595.69.523.189.684.2]

Kondisi pada awal penelitian dan kondisi pada akhir siklus 1 dan 2 yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Kondisi Awal dan Kondisi Akhir yang Diharapkan

Indikator Kondisi awal

Kondisi Akhir Siklus 1 Siklus 2 Persentase jumlah siswa

yang nilainya mencapai KKM

40 % 50% 60%

Jumlah siswa yang

nilainya mencapai KKM 14 17 20

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan lima hal, yaitu: (a), deskripsi pelaksanaan (b), deskripsi data (c), analisis data, (d) refleksi, (e) pembahasan A. Deskripsi Data Awal

[image:59.595.72.521.212.772.2]

Pada kondisi awal, hanya 40 % (14 siswa) yang nilainya mencapai/ melampaui KKM, yaitu 70. Nilai rata-rata seluruh siswa adalah 65. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini!

Tabel 6

Data Nilai Siswa Kondisi Awal

No. Nilai

KKM

Trcp Blm

Trcp

1 80 

2 48 

3 35 

4 80 

5 67 

6 45 

7 75 

8 30 

9 65 

10 78 

11 65 

12 55 

13 85 

14 45 

15 68 

16 40 

17 80 

18 80 

19 80 

20 75 

No. Nilai

KKM

Trcp Blm

Trcp

21 75 

22 58 

23 56 

24 75 

25 50 

26 80 

27 58 

28 65 

29 68 

30 68 

31 78 

32 68 

33 80 

34 65 

35 68 

Jml 2288 14

(60)

Data awal diam data dapat dilihat pada data awal dapat diliha

Dari 35 siswa, p di bawah KKM denga dengan jumlah persent

[image:60.595.66.516.101.618.2]

Jumlah dan perse tabel di bawah ini :

NO INTERV

NILA

1 30-39

2 40–49

3 50–59

4 60–69

5 70–79

6 80–89

7 90–99

Jumlah

Gambar 2. G

Tabel 8

NO KETUNT

1 Tuntas 2 Tidak Tunt Jumlah

diambil dari nilai tugas mengarang siswa. Dist pada tabel 6, dan grafik grafik distribusi frekue ihat pada gambar di bawah ini.

, pada tabel tersebut menunjukkan 21 siswa me dengan jumlah persentase 60% dan 14 siswa m

entase 40%.Nilai terendah siswa 30 dan nilai te persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas da

:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Awal

RVAL ILAI

FREKUENSI

(JUMLAH SISWA) PERSEN

-39 2

–49 4

–59 5

–69 10

–79 6

–89 8

–99 0

ah 35 100

. Grafik Distribusi Frekuensi Skor siswa data a

el 8. Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tunt

NTASAN JUMLAH PERSENT

14 40

untas 21 60

35 100

istribusi frekuensi kuensi skor siswa

mendapatkan nilai a mencapai KKM i tertinggi 85. s dapat dilihat pada

[image:60.595.126.500.694.779.2]
(61)
[image:61.595.68.521.153.651.2]

Grafik ketuntasa bawah ini :

B. Deskripsi Pelaksan 1. Deskripsi Pelak

Penelitian T Demangan Baru Tunggal, kecam dilaksanakan pa 27 Mei 2011. S akhir siklus dia III SD Kanisius dipusatkan pada 8.1 Menulis ka pilihan kata da ejaan, huruf kapi

Gamb

untasan nilai siswa untuk data awal dapat dilihat

aksanaan Tindakan Kelas laksanaan

n Tindakan Kelas dilaksanakan di ruang kelas aru 1, yang beralamat Jalan Demangan Bar camatan Depok Kabupaten Sleman . Pengam n pada awal semester 2. Siklus I dilaksanakan p 2011. Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Juni

diakhiri dengan refleksi. Subyek penelitian ada sius Demangan Baru 1 yang terdiri dari 35 sisw

da mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kom karangan sederhana berdasarkan gambar ser dan kalimat yang tepat dengan memperhatika kapital, dan tanda titik pada kelas III SD.

mbar 3. Grafik Ketuntasan Siswa Data Awal

hat pada gambar di

as III SD Kanisius aru No.22, Catur ambilan data awal n pada hari Jumat, 10 Juni 2011. Setiap adalah siswa kelas swa. Penelitian ini n Kompetensi Dasar seri menggunakan tikan penggunaan

(62)

a. Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama terdiri dari 1 kali tatap muka, yaitu 2 x 40 menit. Deskripsi pertemuan siklus I akan diuraikan sebagai berikut :

Pelaksanaan siklus I pada tanggal 27 Mei 2011. Siswa yang hadir sebanyak 35 siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar 8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Kegiatan belajar dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah mengucapkan salam pembuka guru melakukan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang lalu tentang cara menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

Setelah apersepsi, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan. Siswa mendengarkan cerita mengenai kerusakan lingkungan, mengamati gambar yang diperlihatkan guru, kemudian bersama guru membahas isi gambar tersebut. Setelah membahas isi gambar, guru membagikan LKS dan menjelaskan petunjuk mengenai tugas yang dikerjakan siswa.

Siswa membuat karangan sesuai petunjuk dari guru, yaitu:

1) Mengamati gambar seri (3 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan

2) Menentukan judul yang tepat

[image:62.595.69.517.207.741.2]
(63)

4) Membuat kalimat berdasarkan gambar, minimal 4 kalimat. 5) Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf yang padu.

Siswa selesai mengerjakan LKS, kemudian mengumpulkannya. Guru mengambil salah satu pekerjaan siswa dan meminta siswa untuk membacakannya.Sebelum pelajaran diakhiri guru melakukan refleksi dengan bertanya kepada siswa kesulitan-kesulitan apa saja yang masih dialami dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri.

Secara umum, pada siklus 1, siswa mengalami peningkatan nilai. Namun ada juga siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini!

No.

Urut Skor Nilai

KKM

Trcp Blm Trcp

1 70 88 

2 56 70 

3 30 38 

4 70 88 

5 50 63 

6 62 78 

7 75 94 

8 24 30 

9 62 78 

10 65 81 

11 50 63 

12 53 66 

13 75 94 

14 50 63 

15 57 71 

16 40 50 

17 65 81 

18 48 60  

19 65 81  

20 52 65  

No.

Urut Skor Nilai

KKM

Trcp Blm Trcp

21 60 75  

22 45 56 

23 25 31 

24 70 88 

25 36 45 

26 60 75 

27 40 50 

28 50 63 

29 52 65 

30 56 70 

31 60 75 

32 65 81 

33 70 88 

34 32 40 

35 60 75 

Jml 1903,2 2379 19 (54 %)

16 (46 %)

Rata2 54 68

Tertinggi 75 94

[image:63.595.72.519.244.770.2]
(64)
[image:64.595.71.521.123.658.2]

Grafik gambar di ba

Pada si KKM, yaitu sebanyak 16 si Nilai terenda T

NO INTERV

NILA

1 30-39

2 40–49

3 50–59

4 60–69

5 70–79

6 80–89

7 90–99

Jumlah

Gambar 4.

ik distribusi frekuensi nilai siswa siklus 1 da bawah ini :

siklus pertama ini, ada 19 siswa yang nila u 70. Jumlah siswa yang nilainya belum m k 16 siswa.

ndah yang diperoleh siswa adalah 30 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Siklus 1 RVAL ILAI FREKUENSI (JUMLAH SISWA) PERSE (% -39 2

–49 3

–59 3

–69 8 23

–79 9 26

–89 8 23

–99 2

ah 35 100

4. Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa S

dapat dilihat pada

nilainya mencapai mencapai KKM

dan SENTASE (%) 6 9 9 23 26 23 6 100

(65)

nilai tertingg Persentase sisw adalah 54 %. P adalah 46 %.

Dari ta tuntas mengala %).

[image:65.595.70.525.205.690.2]

Grafik bawah ini :

Tabel 11

NO KETUNTA

1 Tunta

2 Tidak Tunt Jumlah

Gamb

nggi adalah 94. Nilai rata-rata seluruh sisw siswa yang tuntas (nilainya mencapai dan m

. Persentase siswa yang tidak tuntas (nilainya di .

i tabel di atas nampak bahwa pada siklus 1, jum alami peningkatan dari 14 siswa (40 %) menja

fik ketuntasan siswa pada siklus 1 dapat dilihat pa el 11. Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tun

TASAN JUMLAH PERSEN

untas 19

k Tuntas 16

h 35 100

bar 5. Grafik Ketuntasan Siswa Siklus 1

siswa adalah 68. n melebihi KKM) a di bawah KKM)

jumlah siswa yang njadi 19 siswa (54

hat pada gambar di untas

ENTASE (%) 54

(66)

b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksakan hari Jumat, 10 Juni 2011. Siswa yang hadir sebanyak 35 siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar 8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Kegiatan belajar dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah mengucapkan salam pembuka guru melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang perilaku yang dapat merusak lingkungan.

Setelah kegiatan apersepsi, peserta didik mempraktekkan cara menjaga kelestarian lingkungan dengan cara bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah. Setelah kegiatan membersihkan lingkungan selesai, siswa kembali masuk ke kelas dan duduk. Siswa memperhatikan gambar penebangan hutan secara liar yang diperlihatkan guru, kemudian membahas isi gambar tersebut.

Siswa mulai membuat karangan dengan langkah sebagai berikut:

1) Mengamati gambar seri (4 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan

2) Menentukan judul yang tepat

[image:66.595.66.521.252.690.2]
(67)

4) Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 5 kalimat.

5) Menyusun kalimat-kalimat yang dibuat menjadi paragraf yang padu.

Siswa selesai mengerjakan LKS, kemudian di kumpulkan. Guru meminta salah satu siswa untuk maju membacakan hasilnya. Guru dan siswa memberi tanggapan terhadap hasil karangan yang sudah dibacakan. Sebelum kegiatan diakhiri, guru melakukan refleksi menanyakan kepada anak-anak apakah ada yang masih merasa kesulitan dalam membuat karangan deskripsi. Dalam pertemuan ini anak-anak merasa lebih mudah dalam membuat karangan deskripsi. Selanjutnya guru menutup pertemuan dengan berdoa dan dilanjutkan dengan istirahat.

Setelah melihat data yang diperoleh siswa pada siklus 1, peneliti melaksanakan penelitian siklus 2. Secara umum, pada siklus 2, siswa juga mengalami peningkatan nilai. Namun masih ada juga siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai, atau peningkatan nilainya tidak begitu tampak.

(68)
[image:68.595.72.515.157.740.2]

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Siklus 2 NO INTERVAL NILAI FREKUENSI (JUMLAH SISWA) PERSENTASE (%)

1 30-39 2 6

2 40–49 0 0

3 50–59 3 9

4 60–69 6 17

5 70–79 7 20

6 80–89 13 37

7 90–99 4 11

Jumlah 35 100

Tabel 12. Data Nilai Siswa Siklus 2

No.

Urut Skor Nilai

KKM

Trcp Blm Trcp

1 75 94 

2 56 70 

3 25 31 

4 70 88 

5 50 63 

6 65 81 

7 75 94 

8 24 30 

9 65 81 

10 70 88 

11 55 69 

12 55 69 

13 75 94 

14 60 75 

15 65 81 

16 42 53 

17 72 90 

18 56 70 

19 70 88 

20 65 81 

No.

Urut Skor Nilai

KKM

Trcp Blm Trcp

21 70 88 

22 56 70 

23 55 69 

24 70 88 

25 40 50 

26 60 75 

27 55 69 

28 56 70 

29 55 69 

30 65 81 

31 65 81 

32 65 81 

33 70 88 

34 40 50

35 56 70 

Jml 2071, 2 2589 24 (69%) 11 (31%)

Rata2 59 74

Tertinggi 75 94

(69)

Grafik distribus bawah ini :

[image:69.595.68.522.147.767.2]

Pada si yaitu 7

Gambar

Tabel 1. Kurikulum Aspek Menulis Bahasa Indonesia Kelas III
gambar yang disusun secara berurutan dan berhubungan satu sama lain.
Gambar seri meruperupakan gambar susun, berurutan, gambar-
Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas membaca Al- Qur‟an adalah keadaan tingk atan atau ukuran intensnya dalam kegiatan

Namun terdapat kelemahan yaitu pemilik tidak membedakan prosedur pengeluaran kas antara satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain, sehingga sulit untuk

Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan pembelian bahan baku, menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan perhitungan economic

Metode yang digunakan pada aplikasi ini adalah komunikasi NFC dengan perangkat NFC lainnya yang tidak berdaya integrated circuit, yang disebut “tag” untuk pembacaan

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah melalui tahap-tahap ilmiah

Perkembangan game yang selalu cepat, mendorong minat para penggemar game untuk lebih memahami game itu sendiri, baik saat dimainkan ataupun dalam proses pembuatannya. Game ini

[r]

[r]