vii ABSTRAK
Hubungan Antara Profesionalitas Guru, Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Dengan prestasi Belajar Siswa.
Studi kasus pada Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Silvia Hastriani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan April 2006. populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. sampel penelitian ini berjumlah 120 dan ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment dan analisis regresi berganda.
viii ABSTRACT
The Relationship Between Teacher Professionalism, Learning Discipline and Learning Facilities With Student’s Learning Achievement
A Case Study at the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta
Silvia Hastriani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2006
This research aimed at knowing whether or not : (1) there was any positive relationship between teacher professionalism with students’s learning achievement; (2) there was any positive relationship between learning discipline with students’s learning achievement;; (3) there was any positive relationship between learning facilities with students’s learning achievement;; (4) there was any positive relationship between teacher professionalism, learning discipline and learning facilities with student’s learning achievement.
This research was conducted in “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta in April 2006. The population of research was all the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta. Total samples of the research were 120 students taken by Purposive Sampling Technique. The technique of data collecting used quesionnaire and documentation. The technique of data analysis used the Product Moment and Multiple Linier Regression Analysis.
HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU,
DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi kasus : Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 YogyakartaSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: Silvia Hastriani NIM : 011334093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 desember 2006 Penulis
v
* M otto *
“ T idak ada kebanggan yang lebih besar daripada kita
berhasil melakukan apa yang menurut orang lain tidak dapat kita lakukan “
“ S esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ” ( Q .S A l-Insyirah : 5)
“K esulitan – kesulitan akan membuat kita lebih kuat
dan menghantarkan kita pada kemenangan- kemenangan yang lebih besar lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki,
namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah”
“ J angan sekali-kali menyombongkan diri,
sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan,
dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijakan dan menjauhkan orang dari perbuatan baik ”
“ M ereka yang bijak adalah seseorang yang bisa memahami tempatnya didalam kehidupan ini “ ( H ellen K eller)
“ S aya hanya satu orang, tetapi saya tetap seseorang, saya tidak dapat melakukan segalanya,
tetapi saya tetap dapat melakukan sesuatau
dan karena saya tak dapat melakukan segalanya, saya tidak akan menolak untuk melakukan sesuatu yang dapat saya lakukan “ ( E dward everett H oles )
vi
H alaman Persembahan
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui ,
swdangkan kamu tidak mengetahui “ ( Q.S Al- Baqarah : 216 )
Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang yang
kukasihi dan kusayamgi , teruntuk :
v Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati tercinta yang dengan kesabaran dan penuh kasih sayang
merawat dan menjaga aku hingga seperti
sekarang ini.
v Adik-adiku: Dek Elly Handayani dan Dek Achmad Maulana tersayang terima kasih ya atas
pengertian ,doa dan dukungannya.
v Abangku: WARDANA, S.IP, Terima kasih ya atas cinta dan kasih sayangnya.
vii ABSTRAK
Hubungan Antara Profesionalitas Guru, Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Dengan prestasi Belajar Siswa.
Studi kasus pada Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Silvia Hastriani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan April 2006. populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. sampel penelitian ini berjumlah 120 dan ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment dan analisis regresi berganda.
viii ABSTRACT
The Relationship Between Teacher Professionalism, Learning Discipline and Learning Facilities With Student’s Learning Achievement
A Case Study at the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta
Silvia Hastriani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2006
This research aimed at knowing whether or not : (1) there was any positive relationship between teacher professionalism with students’s learning achievement; (2) there was any positive relationship between learning discipline with students’s learning achievement;; (3) there was any positive relationship between learning facilities with students’s learning achievement;; (4) there was any positive relationship between teacher professionalism, learning discipline and learning facilities with student’s learning achievement.
This research was conducted in “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta in April 2006. The population of research was all the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta. Total samples of the research were 120 students taken by Purposive Sampling Technique. The technique of data collecting used quesionnaire and documentation. The technique of data analysis used the Product Moment and Multiple Linier Regression Analysis.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”. Sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW atas segala keteladanan yang telah beliau persembahkan untuk umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adi Susilo J.R. selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya.
5. Bapak Drs. Priyanto, selaku Kepala Sekolah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
x
7. Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati terc inta...evi lulus!!!! Dedikasi dan cinta yang kalian berikan sungguh menguatkan aku! Memang, diperlukan hujan dan cahaya matahari untuk membuat pelangi! Terima kasih karena telah menjadi “ hujan”dan”cahaya matahari” untukku. Keluarga di Kalimantan&Jawa, Terima kasih atas nasehat-nasehatnya.
8. Dek Elly dan Dek Maulana tersayang , Terima kasih atas pengertian, doa dan dukungannya.
9. Bang Nanak Chayanx, Terima kasih telah memberi semangat dan hari-hari yang begitu penuh warna-warni. Akhirnya adek bisa nyusul abang juga ya...!!!!!!!!
10. Biak-biak ketapang : Nelly, Wiwit, Rini, Melly, Nita, Susi(manis mata), Yayan, Arik, Sihan, Bang Beny. Terima kasih ya udah mau menjadi sahabat dan tempat aku curhat. Buat Susi walaupun kita belum pernah ketemu tapi kita kayaknya udah kenal banget ya.maaf juga klo evi selalu merepotkanmu, he..he..Buat yayan terima kasih ya udah mau ngantar mbak kemana-mana dan buat bang beny, terima kasih ya udah mau memberi masukan dan menjadi pendengar setia evi, maaf juga klo evi telah mengecew akanmu!!!!
11. Teman seperjuangan : Sulis, Endah, Anas, Nila, Yustin, Nita, Puji. Terima kasih ya atas hari-hari yang penuh dengan canda dan tawa selama aku diYogya. Kapan ya kita bisa ngumpul dan jalan-jalan bareng lagi, aku kangen saat- saat indah bersama kalian semua. Aku minta maaf ya klo selama ini aku pernah buat kalian semua sebel,he...he... dan Buat sulis kapan nyusul, ayo tetap semangat ya...!!!!
12. Teman-teman PAK B ‘01, PAK A ’01 dan PAK C ’01 terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini
xi
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat menambah wacana ilmu pemgetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... ` xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 3
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masala h... 3
D. Tujuan Penelitian... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Siswa ... 4
2. Bagi Universitas Sanata Dharma ... 4
3. Bagi Penulis... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ... 5
1. Prestasi Belajar ... 5
a. Pengertian prestasi belajar... 5
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar... 6
2. Profesionalitas Guru... 8
xiii
b. Profesionalitas guru... 9
3. Disiplin Belajar ... 12
a. Pengertian Disiplin ... 12
b. Disiplin belajar ... 15
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar ... 15
4. Fasilitas Belajar ... 17
a. Pengertian fasilitas belajar ... 17
b. Macam-macam fasilitas belajar ... 18
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 19
C. Kerangka Berfikir ... 20
D. Paradigma Penelitian... 22
E. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 24
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ... 28
F. Uji instrumen Penelitian ... 29
G. Teknik Analisis Data... .... 34
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 45
A. Gambaran Umum Sekolah... 45
B. Tujuan Pendidikan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta... 48
C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 48
D. Organisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52
E. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 56
F. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 57
G. Majelis sekolah / Dewan sekolah ... 60
H. Hubungan SMU dengan Instansi lain... 60
I. Kegiatan Proses belajar mengajar ... 61
xiv
BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Deskripsi Data ... 67
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 71
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 77
D. Pembahasan ... 81
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan... 88
B. Keterbatsan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kisi- kisi kuesioner ... 28
Tabel 2 Hasil pengujian validitas ... 31
Tabel 3 Hasil pengujian reliabilitas ... 33
Tabel 4 Daftar pergantian kepala sekolah... 48
Tabel 5 Daftar wakil kepala sekolah... 49
Tabel 6 Daftar nama guru SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 50
Tabel 7 Data siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52
Tabel 8 Penilaian Profesionalitas guru... 68
Tabel 9 Penilaian Disiplin belajar ... 69
Tabel 10 Penilaian Fasilitas belajar ... 70
Tabel 11 Penilaian Prestasi belajar... 71
Tabel 12 Autokorelasi ... 76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 95
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 101
Lampiran 3. Data Mentah dan Data Induk Penelitian... 106
Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi dan Kategori Kecenderungan Variabel... 124
Lampiran 5. Uji Normalitas dan Linieritas ... 136
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik... 144
Lampiran 7. Perhitungan Analisis Product Moment... 148
Lampiran 8. Perhitungan Analisis Regresi Ganda ... 155
Lampiran 9. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 162
1 Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mendidik siswa agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah dari sekolah. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan cara berfikir ilmiah da lam memahami lingkungan fisik, sosial serta dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Disekolah siswa mengalami proses belajar mengajar dan mengalami kehidupan sosial bersama teman-teman serta guru, siswa juga diperkenalkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Tujuan utama dari proses belajar mengajar ini agar siswa dapat tumbuh menjadi manusia sosial dan manusia intelektual yang menguasai ilmu pengetahuan.
Fasilitas belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar seorang siswa. Hal ini akan lebih jelas kelihatan dalam prestasi belajar yang dicapainya. Bila siswa memiliki fasilitas belajar yang lengkap maka siswa akan lebih mudah dalam belajar sehingga siswa akan lebih giat belajar untuk mencapai prestasi.
Proses belajar dan hasil belajar pada siswa tidak saja ditentukan oleh sekolah , pola struktur, dan isi kurikulumnya. Akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh profesionalitas guru yang mengajar dan membimbing mereka (Hamalik, 2001). Guru yang profesional akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Cara mengajar guru yang menyenangkan dan disiplin belajar yang tinggi serta didukung dengan fasilitas belajar yang memadai membuat siswa lebih berprestasi. Guru yang profesional juga mampu menyajikan materi pelajaran yang bermutu dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal materi pelajaran yang bermutu diharapkan siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
B. Batasan Masalah
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar individu. Menyadari banyak faktor yang mempengaruhinya maka penulis membatasi pada faktor diluar individu khususnya profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa ?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
3. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
4. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa,
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi be lajar siswa.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar mempunyai disiplin belajar yang tinggi dengan didukung oleh fasilitas belajar yang memadai untuk mencapai prestasi belajar secara optimal. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah pembendaharaan bacaan khususnya tentang pendidikan.
3. Bagi Penulis
5 Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( Slameto 1988 : 2)
Belajar dalam arti luas adalah kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Pelaksanaan proses belajar mengajar perlu adanya tujuan yang ingin dicapai sehingga output dari hasil proses belajar mengajar tersebut akan mendapat perubahan sesuai dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai maka perlu adanya tes.
untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dan menggunakan alat ukur yaitu test.
Hasil tes dapat berupa angka, simbol yang dapat dijelaskan seberapa tingkat kecakapannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Surtinah Tirtonegoro yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu ( Nasution : 1984 : 42)
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa yang dilakukan dengan cara evaluasi. Evaluasi terhadap hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pelajaran dan hasil proses belajar dapat dicapai.
b. Faktor-faktor yang menpengaruhi prestasi belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
a. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). Faktor ini erat hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor intern ini meliputi:
b. ) Faktor biologis, yaitu hal-hal/hambatan-hambatan yang secara langsung berhubungan dengan siswa, meliputi: kesehatan dan cacat tubuh.
Keadaan faktor psikis dan fisik ini ada yang ditentukan oleh faktor lingkungan atau ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. b. Faktor ekstern (dari luar siswa), faktor ini dikelompokkan menjadi
faktor lingkungan alam, sosial ekonomi, metode mengajar, materi pelajaran. Lingkungan alam yang panas, gersang, atau lembab dan berbau menyebabkan orang enggan belajar dan susah konsentarasi, tetapi alam yang sejuk membantu orang lebih giat belajar dan dapat konsentrasi. Mengenai faktor sosial, lingkungan yang ramai, mengganggu konsentrasi belajar. Peran materi pelajaran oleh guru, dapat mengadakan hubungan yang hangat dengan anak didiknya, dan mempunyai pribadi pendidik, juga metode mengajar yang digunakan serta bahan yang digunakan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak akan sangat mempengaruhi prestasi belajar dan hasil belajarnya. Semua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi be lajar siswa. Namun demikian menurut Masum dan Sri Mulyani (1976) siswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik apabila didukung oleh adanya usaha -usaha sebagai berikut:
c). Mempunyai minat belajar.
d). Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan. e). Mempunyai kecakapan dalam pelajaran.
2. Profesionalitas Guru a. Pengertian guru
Menurut kamus umum bahasa Indonesia ( WJS. Purwadarminta ) guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Me ngajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya. Peter (dlm Sudjana, 1989:15) mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru yaitu:
1) Guru sebagai pengajar
Lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam kasus ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya.
2) Guru sebagai pembimbing
berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
3) Guru sebagai administrator kelas
Tugas ini pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan pada umumnya seperti kemampuan mengendalikan kelas.
b. Profesionalitas guru
Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1989).
belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang telah diatur.
Menurut Tjokorde Raka Joni dalam P3G 3 (tiga) kompetensi yang harus dimiliki guru yang profesional yaitu :
a. ) Kompetensi Profesional
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas dalam Subject matter yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan dalam proses belajar mengajar.
b. ) Kompetensi Personal
Guru harus memiliki suatu sikap keperibadian yang mantap, memiliki keperibadian yang patut diteladani.
c. ) Kompetensi sosial
Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, dengan muridnya maupun dengan sesame teman-teman, kepala sekolah, pegawai TU, anggota masyarakat.
Profesionalitas seorang guru dapat dilihat pada :
1. Kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bidang studi dalam kurikulum, pendalaman atau aplikasi.
2. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar yaitu dalam merumuskan tujuan pengajaran, mengenal dan menggunakan metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur pengajaran, melaksanakan PBM, mengenal peserta didk, dan melaksanakan pengajaran remedial.
3. Kemampuan dalam mengelola kelas yaitu mengatur tata ruang kelas dan menciptakan iklim belajar yang serasi.
4. Kemampuan menggunakan media yaitu kemampuan dalam menggunakan dan membuat media, mengelola dan mengembangkan laboratorium , dan menggunakan perpustakaan dan micro teaching.
5. Kemampuan dalam mengelola interaksi PBM. 6. Kemampuan dalam menguasai landasan pendidikan.
7. Kemampuan dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran.
8. Kemampuan mengenal fungsi bimbingan dan konseling.
9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
c. Disiplin Belajar a. Definisi Dis iplin
Menurut WHS Jones ( 1926 ) mengartikan disiplin sebagai berikut
dicipline has been defined as the training of the will. Disiplin di sini berarti sebagai latihan kemauan. Kemauan di sini adalah kemauan yang baik, dengan mengetahui secara positif bahwa yang dimaksud adalah kemauan yang baik, maka dapat dianalisis lebih lanjut bahwa apabila hal ini dipimpin dan diarahkan dengan baik akan melatih kebiasaan yang baik pula, yang tidak lain adalah melatih kemampuan untuk berbuat disiplin.
Disiplin ada dua yaitu baik dan buruk. Lebih lanjut dikatakan bahwa Good dicipline is effective, bad discipline which gails in its purpose. Pengertian ini menunjukkan bahwa disiplin yang baik adalah disiplin yang menguntungkan, sedang disiplin yang tidak baik adalah disiplin yang menjerumuskan. Dengan demikian perbuatan disiplin itu belum pasti menguntungkan dan baik, misalnya penyalahgunaan wewenang sehingga dapat merugikan orang lain.
Pada penulisan ini disiplin dimaksud bukan disiplin pada perkumpulan atau organisasi dalam masyarakat, tetapi disiplin belajar dalam hubungannya dengan prestasi belajar.
lingkungan masyarakat. Secara khusus disiplin adalah adanya usaha yang sungguh-sungguh melalui latihan-latihan dan kemauan dari siswa untuk belajar. Kemauan disini adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan. Sebagai contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan sebagainya. 1) Fungsi Disiplin
Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah , tetapi dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu belajar mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat pada diri pr ibadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan dilingkungan tempat tinggal mereka.
Menurut Ansabel sepeti yang dikutip Yulia Arysa ( 1991 ), disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting terhadap perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu :
a. ) Sebagai fungsi dari internalisasi b. ) Sebagai fungsi dari sosialisasi
Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
a. ) Untuk kelancaran proses belajar mengajar
Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri. b. ) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat /
sosialisasi.
Dengan disiplin anak terlatih mengikuti dan melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.
c. ) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.
d. ) Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar yang satu dengan yang lainnya sehingga timbul perasaan aman dalam kehidupannya.
2) Unsur Disiplin
mendapatkan hukuman. Hukuman dapat berupa fisik, non fisik, membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan dimaksudkan jika seseorang melaksanakan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian, dan lain sebagainya. Konsistensi berkait dengan tingkat keajegan dalam memberikan hukuman dan penghargaan.
b. Disiplin Belajar
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan keteraturan secara kontinyu. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1982) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik didalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.
c. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
1. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri) yang meliputi :
a. Sifat Malas
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya siswa yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya menumpuk dan semakin banyak.
b. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan sulit menaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan. c. Minat
Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibanding orang yang tidak mempunyai apa yang dilakukannya.
2. Faktor Ekstern meliputi : a. ) Peralatan
dengan siswa yang memiliki peralatan belajar yang kurang lengkap.
b. ) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar, tapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum tentu berhasil.
4. Fasilitas Belajar
a. Definisi Fasilitas Belajar
Pengertian fasilitas menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang memudahkan (1992:123). Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan arti fasilitas belajar yaitu segala sesuatu yang memudahkan seorang siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan.
b. Macam – macam Fasilitas Belajar
menggalakkan kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar (1986:102).
Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak meliputi : 1) Perlengkapan Sekolah
Perlengkapan sekolah adalah segala sesuatu yang digunakan oleh siswa yang dapat digunakan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar dikelas seperti buku tulis, buku paket, alat-alat tulis dan sebagainya.
2) Kamar Belajar
Kamar belajar adalah sebuah ruangan yang dapat digunakan oleh seorang siswa yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan belajar tersebut.
3) Meja Belajar
Meja belajar adalah sebuah tempat yang memang dirancang khusus bagi pengguna agar mereka lebih betah untuk melaksanakan kegiatan belajar.
4) Penerangan
5) Sarana Sekolah
Sarana sekolah adalah sarana atau alat yang dapat digunakan oleh siswa untuk sampai ke sekolah seperti sepeda, angkutan umum dan sebagainya.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Tri Handayani (1999 : 80 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalitas guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa mengemukakan bahwa seorang guru yang juga mampu menyampaikan materi pelajaran yang benar-benar bermutu dan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi , dengan bekal ilmu yang bermutu diharapkan siswa bisa memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam. Sehingga mereka bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan baik. Dengan begitu prestasi belajar siswa akan meningkat.
Fransisca Dian ( 1998:94 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara disiplin belajar, fasilitas belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat kedisiplinan belajar siswa dan dengan adanya perhatian orang tua serta didukung oleh fasilitas belajar yang memadai maka semakin tinggi prestasi belajar yang akan dicapai siswa.
Kesimpulan
menyenangkan sehingga siswa termotivasi, maka secara tidak langsung dapat menumbuhkan sikap disiplin belajar yang tinggi dan didukung oleh fasilitas belajar yang memadai yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir
1). Hubungan profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa
Guru merupakan jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Mereka dituntut untuk bisa menguasai bahan pela jaran , pengelolaan kelas, pengelolaan interaksi belajar mengajar. Seorang guru yang mempunyai kemampuan yang profesional lebih bisa menciptakan suasana kelas yang nya man serta memberikan semangat belajar siswa sehingga diharapkan prestasi belajar akan baik.
2). Hubungan disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
3). Hubungan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Fasilitas belajar yang dimiliki siswa berbeda -beda. Hal ini terjadi karena perekonomian orang tua yang berbeda -beda. Kelengkapan fasilitas sangat membantu efektivitas jalannya proses belajar mengajar. Dengan fasilitas yang cukup memadai akan memudahkan siswa dalam belajar untuk meraih prestasi.
4). Hubungan profesionalitas guru, fasilitas belajar, dan disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar.
D. Paradigma Penelitian
Dari hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
ry1 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Gurudan Prestasi Belajar
ry2 = Koefisien korelasi antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar
ry3 = Koefisien korelasi antara Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar
Ry 123 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Guru,Disiplin Belajar dan
Fasilitas Belajar Prestasi Belajar X1
X2
X3
Y Ry 123
ry1
ry2
E. Hipotesis
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
24 Bab III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan, dan seberapa jauh hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga termasuk penelitian studi kasus yaitu penelitian dilakukan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta, pada setiap siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya kelas II.
B. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2006
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian
a. ) Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi 1994). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
1.) Variabel Profesionalitas Guru
Profesionalitas guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
2.) Variabel Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah usaha yang sungguh-sungguh melalui latihan-latihan dan kemauan dari siswa untuk belajar. Kemauan disini adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan dengan mematuhi peraturan yang berlaku. Misalnya mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah.
3.) Variabel Fasilitas Belajar
b). Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang di miliki sejumlah aspek atau unsur yang didalamnya berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan variabel lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
2. Pengukuran Variabel
Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur, maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah
a. ) Variabel bebas ( Profesionalitas guru, Disiplin belajar dan Fasilitas belajar )
Data mengenai profesionalitas guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pernyataan dengan menggunakan skala likert dengan empat opsi jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk pernyataan positif, jawaban sangat tidak setuju (sts) diberi skor 1, tidak setuju ( ts ) diberi skor 2, setuju ( s ) diberi skor 3, sangat setuju ( ss ) diberi skor 4. untuk pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju ( sts ) diberi skor 4, tidak setuju ( ts ) diberi skor 3, setuju ( s) diberi skor 2, sangat setuju ( ss ) diberi skor 1.
b. ) Variabel terikat ( Prestasi belajar )
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuntitatif maupun kualitatif mengenai karekteristik tertentu dari semua anggota kumpulan ( sudjana : 1996 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 250 orang.
2. Sampel
Sampel adala h bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan penelitian (Sugiono. 2004: 78).
E. Teknik Pengumpulan Data a. Metode kuesioner
Kuesioner (angket) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden dan cara menjawab juga dengan tertulis. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :
Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator No Pertanyaan
1.Profesionalitas Guru
a. Penguasaan bahan 1,2,3 b. Pengelolaan program
belajar mengajar
4,5,6,7 c. Pengelolaan kelas 8,9,10 d. Penggunaan media dan
sumber pelajaran
11,12,13 e. Pengelolaan interaksi
belajar mengajar
14,15 f. Peng uasaan suatu
landasan pendidikan
16 g.Penilaian prestasi belajar
siswa
17,18,19,20. h. Pengenalan fungsi dan
layanan bimbingan
21,22 i.Pengenalan dan
penyelenggaraan administrasi sekolah
23,24
j.Penafsiran hasil penelitian pengajaran
2. Disiplin Belajar a. Ketekunan 1,2,3,4
b. Ketaatan menaati peraturan
5,6,7,8,9,10 3. Fasilitas Belajar a. Perlengkapan sekolah 1,2,3,4,5,6,7
b. Kamar belajar 8,9 c. Meja belajar 10 d. Penerangan 11,12 e. Sarana sekolah 13,14,15
b. Metode Dokumentasi
Dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini yaitu berupa nilai raport siswa kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
F. Uji Instrumen Penelitian
Baik buruknya instrumen akan mempengaruhi baik buruknya data. Untuk menguji instrumen tersebut harus diuji cobakan. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:136), bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Apabila instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya maka dapat diketahui butir-butir mana yang sahih dan gugur, selanjutnya butir -butir sahih tersebut yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji istrumen dilakukan untuk metode kuesioner.
1. Pengujian Validitas / kesahihan kuesioner
seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing-masing item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 1997: 146) yaitu:
rxy=
(
)
{
( )
}
{
2 2 2 2}
) )( (
Y XY
X X
Y X XY N
∑ − ∑ ∑ − ∑
Σ Σ − Σ
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara skor item dan skor total
X : skor masing-masing item tes Y : skor total seluruh item tes n : jumlah item pertanyaan
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel. Jika harga rxy
yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari rtabel maka butir pada
item yang dimaksud adalah valid, tapi jika hasil perhitungan lebih kecil dari rtabel maka item yang dimaksudkan tidak valid. Butir
pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data. Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini penulis menggunakan sistem komputer dengan program SPSS
ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas Variabel No Item Koefisien
Validitas
Nilai (rxy) tabel
Keterangan
1 0,5016 0,239 Valid
2 0,3658 0,239 Valid
3 0,2150 0,239 Tidak Valid
4 0,6639 0,239 Valid
5 0,4431 0,239 Valid
6 0,5012 0,239 Valid
7 0,0732 0,239 Tidak Valid 8 0,1685 0,239 Tidak Valid
9 0,3725 0,239 Valid
10 0,5878 0,239 Valid
11 0,6463 0,239 Valid
12 0,3704 0,239 Valid
13 0,3445 0,239 Valid
14 0,3524 0,239 Valid
15 0,4956 0,239 Valid
16 0,1863 0,239 Tidak Valid 17 0,0862 0,239 Tidak Valid
18 0,4174 0,239 Valid
19 0,6094 0,239 Valid
20 0,4954 0,239 Valid
21 0,5531 0,239 Valid
22 0,4426 0,239 Valid
23 0,3811 0,239 Valid
24 0,2128 0,239 Tidak Valid Profesionalitas Guru
25 0,5360 0,239 Valid
1 0,2703 0,239 Valid
2 0,2347 0,239 Tidak Valid
3 0,4775 0,239 Valid
4 0,3572 0,239 Valid
5 0,6464 0,239 Valid
6 0,2536 0,239 Valid
7 0,3092 0,239 Valid
Disiplin Belajar
9 0,4853 0,239 Valid
10 0,6508 0,239 Valid
11 0,5617 0,239 Valid
12 0,0971 0,239 Tidak Valid
13 0,2634 0,239 Valid
14 0,3300 0,239 Valid
15 0,2245 0,239 Tidak Valid 1 0,0505 0,239 Tidak Valid 2 0,0968 0,239 Tidak Valid
3 0,4552 0,239 Valid
4 0,4090 0,239 Valid
5 0,4704 0,239 Valid
6 0,4893 0,239 Valid
7 0,5335 0,239 Valid
8 0,5285 0,239 Valid
9 0,5505 0,239 Valid
Fasilitas Belajar
10 0,3669 0,239 Valid
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas ada 11 item pertanyaan yang tidak valid dan 39 item pertanyaan dinyatakan valid. 2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Pengujian relia bilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya. Untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien Alpha dengan rumus ( Suharsimi Arikunto, 1998: 193) :
rtt =
−
−
∑
22 1 1 t b k k σ σ Keterangan:
rtt : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ : jumlah varians butir
2
t
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya koefisien hitung ini dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung
lebih besar dari rtabel maka variabel tersebut reliabel. Sebaliknya jika
rhitung lebih kecil dari rtabel maka variabel tersebut tidak reliabel.
Pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan menggunakan sistem komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dengan taraf signifikansi 5%, apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka dianggap reliabel. Untuk menentukan nilai r tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Koefisien
Reliabel
Nilai r (tabel)
Keterangan Profesionalitas Guru 0,8300 0,239 Reliabel
Disiplin Belajar 0,7653 0,239 Reliabel
Fasilitas Belajar 0,7708 0,239 Reliabel
G. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis product moment dan analisis korelasi ganda. Agar kesimpulan tidak menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai prasyarat untuk dilakukan analisis data.
1. Pengujian Prasyaratan Analisis Data a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk meguji normalitas setiap data variabel, digunakan uji one sampel Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.0. jika nilai a hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah a = 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal, adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002: 36):
( )
Xi S( )
Xi FoMax
D= − N
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dari a = 0,05 bararti sebaran data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari a = 0,05 berarti sebaran data tidak normal.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :
F= 2
2
e TC
S S
Dimana : S2TC=
2 ) (
−
K TC JK
Se2 = n K E JK
−
) (
Keterangan :
F : Nilai F untuk garis regresi S2TC : Varians tuna cocok
Se2 : Varians kekeliruan
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan taraf signifikan 5 %. Koefisien Fhitung diperoleh dari
perhitungan SPSS 11.0. jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antara
variabel bebas denagn variabel terikat linier. Dan sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
tidak linier.
c. Pengujian Asumsi Klasik
1. Multikolinieritas (Multicollinierty)
Multikolinieritas adalah adanya hubungan yang tinggi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini disebut variable yang tidak orthogonal. Variabel yang bersifat tidak orthogonal adalah variable bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Rumus korelasinya sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2004:425):
rxy=
{
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
}
−
2 2
2
2 ( )( ) ( )
) )( (
y Y
N Y X
N
Y X XY
N
1) jika VIF>5, maka terjadi multikolinieritas. 2) jika VIF<5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variable bebas (Suprapto.J,2004:60). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Sperman. Rumus korelasi dari sperman didefinisikan sebagai berikut:
rs= 1-6
−
∑
) 1 ( 2
2 1
n n
d
Dimana:
d1 = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-i
n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
3. Autokorelasi
Autukorelasi ialah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dalam periode lainnya.Jadi kesalahan pengganggu tidak bebas, satu sama lain berkorelasi, saling berhubungan (Suprapto.J,2004:102). Untuk mendeteksi t ada tidaknya masalah autukorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin -Watson Statistic,d”
d=
∑
∑
−
= −
−
n
n t n
t
t t
e e e
1 2 2
1)
(
Dimana:
d = Statistik Durbin -Watson
t
e = Gangguan estimasi t = Observasi terakhir t-1 =Observasi sebelumnya
2. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Rumusan Hipotesis
1) Rumusan Hipotesis I
Ho = Tidak ada hubungan positif antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa.
2) Rumusan Hipotesis II
Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa.
3) Rumusan Hipotesis III
Ho = Tidak ada hubungan positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
4) Rumusan Hipotesis IV
Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
b. Pengujian Hip otesis dan penarikan kesimpulan 1) Hipotesis I - III
Untuk menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1) dengan prestasi
belajar siswa (Y) dan menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar siswa (X2)
dengan prestasi belajar siswa (Y), dan menguji hipotesis ketiga yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar siswa (X3) dengan prestasi belajar siswa (Y) penulis menggunakan
analisis korelasi product moment ( Suharsimi Arikunto1998:256). Sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal penulis menggunakan korelasi Spearman Rank (Sudjana,1989:439) untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga.
Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut : rry=
(
)
{
( )
}
{
2 2 2 2}
) )( (
Y XY
X X
Y X XY N
∑ − ∑ ∑ − ∑
Σ Σ − Σ
Keterangan :
r = korelasi skor item dengan skor total X = skor item
Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila koefisien korelasi hitungan (r) lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel dan taraf signifikansi 5%, maka berarti antara variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikansi. Sedangkan jika didapatkan koefisien korelasi hitungan (r) lebih kecil dari koefisie n korelasi dalam tabel, berarti antara variabel terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikansi.
Untuk mengetahui signifikan tidaknya suatu hasil korelasi akan diuji dengan menggunakan uji t (Sujadna, 1996:380) dengan rumus :
t =
2
1 2
r n r
− −
Keterangan :
t = harga tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu bila t
hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis diterima dan bila t hitung lebih
kecil dari t tabel maka hipotesis ditolak.
2) Hipotesis IV
Untuk menguji hipotesis keempat yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1), disiplin
belajar siswa (X2), fasilitas belajar siswa (X3), dengan prestasi
berdistribusi tidak normal penulis menggunakan Analisis Chi Kuadrat (Sugiyono,2004:104) untuk menguji hipotesis keempat.
Adapun rumus analisis regresi ganda( Sutrisno hadi: 33 ) sebagai berikut :
Y = aX1 + aX2 + aX3 + k
Keterangan:
Y : Variabel terikat (kriterium) X1 : Bilangan bebas pertama
a : Bilangan koefisien X2 : Bilangan bebas kedua
k : Bilangan konstanta X3 : Bilangan bebas ketiga
Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1,X2
dan X3 dengan rumus :
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3
) 123 (
y
y x a y x a y x a Ry
Keterangan:
a1 = Koefisien variabel bebas x1 a2 = Koefisien variabel bebas x2 a3 = Koefisien variabel bebas x3
∑
x1y =Jumlah produk antara x1 dan y∑
x2y = Jumlah produk antara x2 dan y∑
x3y = Jumlah produk antara x3 dan y3 . 2 . 1
R =Koefisien korelasi antara y dengan x1,x2,x3
Untuk menguji signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan uji F, sebagai berikut
R2 (N – m – 1) Freg = ---
m(1 – R2) Keterangan :
Freg = Harga F garis regresi yang dicari
R2 = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor N = Banyaknya subyek yang terlibat
M = Banyaknya prediktor
Nilai Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai Ftabel
pada tingkat signifikan alpha 5 %. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai
Ftabel berarti hipotesis alternatif diterima atau hipotesis nol ditolak dan
sebaliknya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti hipotesis
alternatif ditolak atau hipotesis nol diterima.
3 . Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat a Sumbangan Relatif (SR)
SR % = x100%
JK xy a
reg
∑
Keterangan :
SR % = sumbangan relatif dari suatu variabel bebas a = koefisien variabel bebas
∑
xy = jumlah produk antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)JKreg = jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas atau prediktor dalam menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut :
SE (%) = SR (%) x R2
Keterangan :
45
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Data kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : Sekolah Menengah Umum BOPKRI 2 Yogyakarta
b. Status Sekolah : SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berstatus disamakan
c. Alamat Sekolah : Jalan Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta.
Telp (0274) 513433
2. Sejarah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Sejarah berdirinya SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari
yayasan BOPKRI Yogyakarta. BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen
Republik Indonesia ) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang
didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan
dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya yayasan
BOPKRI mendapat dukungan dari masyarakat kristen sebagai perwujudan
pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan
Empat tahap sejarah yayasan BOPKRI :
a. Pada Masa Penjajahan Belanda
Pada masa pe njajahan Belanda, di Yogayakarta sudah terdapat
lembaga pendidikan kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang
diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholendan
perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.
Sekolah –sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya
adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen
menyelenggarakan empat macam sekolah, yaitu HIS, ELS, HCS, dan
MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu
mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang
memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu.
b. Pada Masa Pendudukan Jepang
Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta
dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh
mengajar terus. Sekolah – sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah
panji Perkumpulan Persekolahan Masehi ( PPM ). Agar sekolah- sekolah
tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu
c. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan
Dalam masa perang kemerdekaan, umat kristiani tidak mau
ketinggalan. Mereka turut berjuang menegakkan dan mangisi
kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia ( Parkindo ) didirikan pada 11 mei
1945. dalam konggres yang pertama di Surakarta, di putuskan didirikan
lembaga pendidikan dengan mana BOPKRI, dengan ketua Umum IP
Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.
d. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949
Pada tanggal 29 juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta,
pemerintah RI kembali ke ibu kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku
Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada tanggal 5 juli 1949
menyerukan agar semua sekolah di buka kembali. BOPKRI menanggapi
dengan antusias. Diadakan BOPKRI baru dengan ketua Drs. Sudarmono
dan penulis merangkap bendahara S. Subanu.
Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami
pasang surut pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak
dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh
status disamakan.
B. Tujuan Pendidikan di SMU
Tujuan pendidikan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,
dan alam sekitar.
C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Kepala Sekolah
Sejak SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berdiri sampai tahun 2006 sudah
tercatat sembilan orang yang pernah atau sedang menjabat sebagai kepala
sekolah:
Tabel 4
Daftar pergantian Kepala Sekolah
NO Periode Nama
1 1949 - 1957 Margono Paulus 2 1957 - 1963 Nathanael Daljoeni 3 1963 - 1969 Eghbert Daniel Yohanes 4 1970 - 1971 Drs. Widiatmoko Br 5 1971 - 1974 Purwanto,B.A.
6 1975 - 1977 Widiarso
2. Wakil Kepala Sekolah
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu langsung oleh
empat orang wakil kepala sekolah :
Tabel 5
Daftar Wakil Kepala Sekolah
No Bidang Nama
1 Waka Kurikulum Drs. Ign. Supatah 2 Waka Kesiswaan Drs. A. Edy Krismanto 3 Waka Hukermas Dra. Sunarningsih 4 Waka Sarana Prasarana Dra. Sih Pradjandji
3. Para Dewan Guru dan Karyawan
SMU BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai 57 orang guru. Adapun
tenaga guru dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Guru TetapYayasan ( GTY ) : 11 orang
b. Guru Tidak Tetap ( GTT ) : 25 orang
c. Guru Diperbantukan ( DPK ) : 14 orang
d. Guru Kontrak : 4 orang
e. Guru Bantu : 3 orang
SMU BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai 39 orang karyawan. Adapun
karyawan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Karyawan Tetap Yayasan : 11 orang
b. Karyawan Tidak Tetap : 28 orang
Tabel 6
DAFTAR NAMA GURU TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SMU BOPKRI 2 YOGYAKARTA
No Nama Bidang Tugas
1 Drs. Priyanto Kepala Sekolah
2 Dra. Sih Pradjandji Penjaskes
3 Drs. Bambang Jantara Ilmu Ekonomi
4 Drs. A. Edy Krismanto Akuntansi
5 Endang Darmawati S, S.Pd Ilmu Ekonomi
6 Drs. Fx. Catur Setya Bhs.& Sastra Ind.
7 Dra. D. Sri Ismayawati Bahasa Inggris
8 Drs. Wahyu Santosa Fisika
9 Dra. Rr. Sri Esti Budi S Matematika
10 Dra. J. Ambarningrum Matematika
11 Dra. Maria Goreti Sri N Tata Negara
12 S. Sunu N, SH, S.Pd, M.Hum Bahasa Inggris
13 Nanto Fier Atmana, SE Ekonometri
14 Rr. Ariatmi Puji H, S.Pd Bahasa Inggris
15 Drs. Ign. Supatah Fisika
16 Dra. Sunarningsih BP/BK
17 Drs. Edi Sutrisna Pastoral/BP
18 Drs. Risman Purwanto BP/BK
19 Drs. Agus Wuryatmaja Sosiologi
20 Dwi Agung, S.PAK, S.Sos Pend. Agama
21 Drs. Arina Rahayu Akuntansi
22 Paulus Kristriyanto, S.Pd Seni Musik
23 Drs. Istiana Ilmu Biologi
24 Sri Sulastri, S.Pd Bhs.& Sastra Ind.
25 Drs. Totok Murjianto Penjaskes
26 Dra. Purwantini PPKN
27 Desy Miranti S Kimia
28 Raksita, S.PAK Pend. Agama
29 Dra. Prapti Wijayanti Geografi
30 Drs. Priyo Cahyono Sej. Nas & Umum
31 Dra. Kristiana P Antropologi
32 Hanindito, S.Pd Penjaskes
33 Igt. Mujiono, S.Pd Bahasa Inggris
34 Lusia Septian murti, A.Md Bahasa Jepang
36 Muncar Tyas Palupi, S.Si Bhs.& Sastra Ind
37 Soeryaningsih, S.Pd Sej. Nas & Umum
38 Endah Nursinta, S.Pd Bhs.& Sastra Ind
39 Y.M Susilowati, S.Th Agama / BP
40 St. Martono Seni Rupa
41 Hendra Kristianto, S.Pd Penjaskes
42 Dra. Endang Sri Hastuti Seni Rupa
43 Tito Margus Cahyo,B.Sc Komputer
44 Rita S Bahasa Mandarin
45 Dra. Agustina Ratri P Bahasa Jawa
46 Lilik Setia D, S.Pd Akuntansi / Ekonomi
47 Maria Rini Wahyuni, S.Pd Bahasa Indonesia
48 Sumaryono Kimia
49 Ita Hermayanti, S.Pd Bahasa Inggris
50 Indras Retno W, S.Pd Sosilogi / PPKn
51 Agustinus Wuryanto Matematika
52 Wargiyo Seputro PPKn
53 Ornan Hendrawan Fisika
54 Dwi Ariani Astuti, S.Pd Kimia
55 Elisabet Biologi
56 Ester Dwi Putranti, S Th PAK
57 Ariani Narwastujati, S.Pd, S.Si Bahasa Jepang
4. Para siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Menurut data yang saya peroleh, jumlah siswa-siswi SMU BOPKRI 2
Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 adalah 878 orang yang terdiri
dari :
a. Jumlah siswa putra : 540 orang
Tabel 7
DATA SISWA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006
Jumlah Siswa
No Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 XA 20 12 32
2 XB 22 11 33
3 XC 19 13 32
4 XD 20 11 31
5 XE 20 12 32
6 XF 21 10 31
7 XG 20 12 32
8 XH 16 13 29
9 XIBhs 27 7 34
10 XIIPA1 17 22 39
11 XIIPA2 20 18 38
12 XIIPA3 21 16 37
13 XIIPS1 29 1110 41
14 XIIPS2 23 17 40
15 XIIPS3 29 11 40
16 XIIPS4 25 15 40
17 3Bhs 14 5 19
18 3IPA1 24 17 41
19 3IPA2 16 26 42
20 3IPS1 26 17 43
21 3IPS2 26 18 44
22 3IPS3 26 17 43
23 3IPS4 29 14 43
24 3IPS5 30 13 43
JUMLAH 540 339 878
D. Organisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Struktur organisasi sekolah sangatlah penting artinya bagi pelaksanaan proses
personal dari suatu sekolah. Tanpa stuktur organisasi, sekolah tidak akan bisa
melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efisien.
Secara sistematik stuktur or ganisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
SMU BOPKRI 2 YOGYAKARTA
DINAS P dan P YOGYAKARTA
KEPALA SEKOLAH
KA.UR TATA USAHA
WAKASEK KURIKULUM
WAKASEK SANPRAS
WAKASEK HUKERMAS YAYASAN BOPKRI
YOGYAKARTA
KOMITE SEKOLAH
WAKASEK KESISWAAN
WALI KELAS
SELURUH SISWA
TIM 13 KOORD.
BP / BK
BALT BANG UPJ DEWAN
Keterangan :
Personalia dan pembagian tugas
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah secara umum mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Memimpin dan bertanggungjawab atas semua kegiatan
persekolahan.
b. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan sekolah terhadap
Dinas P dan K kota Yogyakarta serta Kepala Yayasan
BOPKRI Yogyakarta.
c. Sebagai supervisor semua kegiatan yaitu menyelenggarakan
supervisi mengenai kegiatan BP, ketatausahaan