• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KALIMAT TAYYIBAH ISTIGHFAR PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KALIMAT TAYYIBAH ISTIGHFAR PELAJARAN AKIDAH AKHLAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

130

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KALIMAT

TAYYIBAH ISTIGHFAR PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

Ahmad Abu Amar

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : ahmadabuamar1@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu materi pembelajaran Aqidah Akhlak yang dianggap cukup sulit adalah menghafal dan menyebutkan materi khsusnya dalam pembelajaran kalimat tayyibah.

Kesulitan ini dikarenakan kemampuan mengingat (daya ingat) masing-masing siswa berbeda-beda. Salah satu strategi menyikapinya yang cukup mudah dengan cara menerapkan suatu model pembelajaran Cooperative Learning yaitu dengan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang yang bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi, sehingga dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar seperti metode pembelajaran make a match (Mencari Pasangan). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil peningkatan kemampuan dalam kalimat tayyibah seperti istighfar dengan penerapan metode Make a Match pada siswa kelas VI Semester 1 MI Thowalib, Kabupaten Pati. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Data observasi siswa dan guru dianalisa secara kualitatif dengan lembar observasi keaktifan siswa dan guru, dan data hasil belajar siswa dianalisa dengan cara kuantitatif (deskripsi hasil belajar). Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada materi kalimat tayyibah seperti istighfar siswa kelas VI MI Thowalib. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat baik dalam proses belajar seperti keaktifan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran, serta terlihat pada hasil post test siswa di akhir siklus pembelajaran.

Kata Kunci : Cooperative Learning, Make a Match, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah atau Madrasah adalah lembaga pendidikan formal yang memerlukan guru dan siswa sebagai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yang keduanya merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sekolah sebagai salah satu unsur dalam dunia pendidikan saat ini sedang mendapat perhatian penuh dari pemerintah, karena pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang sangat diperlukan masyarakat dalam menghadapi kehidupan, dimana pendidikan saat ini terus di tata dengan baik demi terciptanya pendidikan yang berkualitas.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

131

MI Thowalib yang terletak di desa Pesagen Kecamatan Gunungwungkal merupakan salah satu Madrasah yang berada di Kabupaten Pati dan pelajaran Akidah Akhlak yang merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diberikan pada siswa. Mata pelajaran ini merupakan dasar yang harus dikuasai oleh siswa agar mencapai ketauhidan dan tingkah laku yang terpuji, sehingga mata pelajaran Akidah Akhlak sudah diberlakukan disemua jenjang pendidikan Madrasah, baik jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun jenjang Madrasah Aliyah (MA). Mata pelajaran ini menjadi dasar berhasil tidaknya suatu pembelajaran karena output yang dihasilkan dari mata pelajaran ini yaitu menghasilkan siswa yang berkepribadian terpuji. Maka peran serta guru disini sangatlah diperlukan sekali, baik buruknya suatu pembelajaran tergantung guru yang menyampaikan pelajaran. Seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih media maupun metode yang akan disampaikan pada siswa. Jika penggunaan media dan metode sesuai dengan pelajaran maka bukan tidak mungkin pelajaran yang disampaikan akan sesuai dengan yang diharapkan dan siswa pun akan paham dan puas dengan apa yang disampaikan.

Jika dilihat dilapangan ternyata banyak guru yang kebingungan media atau metode apa yang harus digunakan. Sehingga banyak siswa sulit memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah satunya pada mata pelajaran Akidah Akhlak, dengan pokok bahasan melafalkan arti tata cara dan hikmah kalimat thayyibah istighfar, masalahnya adalah terletak pada kesulitan siswa dalam melafalkan arti tata cara dan hikmah kalimat thayyibah istighfar. Kalimat thayyibah istighfar adalah materi yang terdiri dari arti tata cara dan hikmahnya. Metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikemukakan oleh Lorna Curran dalam Sani (2013:196), salah satu keunggulan metode ini adalah : “Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan metode pembelajaran make a match ini dimulai dengan membagi siswa menjadi kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan ada kelompok siswa yang bertugas menilai”, menurut peneliti tersebut adalah salah satu metode yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran materi ini adalah dengan menggunakan metode make a match yaitu dengan cara memasangkan arti tata cara dan hikmah secara acak.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Manfaat dari Penelitian tindakan kelas adalah untuk membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, dan mengatasi kesulitan belajar bagi siswa (Kusumah, 2012: 14)

Permasalahan tersebut terlihat pada pencapaian nilai pre-test siswa di tabel berikut:

Tabel 1.1 Hasil Pre-Test melafalkan arti tata cara dan hikmah kalimat thayyibah istighfar.

No Nama Arti Tata Cara Hikmah Nilai Keterangan

1. Ahmad Arza Farikhul L. 10 9 8 90 Tuntas

2. Ali Ahmadi 10 8 5 77 Tuntas

3. Ardian Syah Putra 10 8 5 77 Tuntas

4. Artika Paramadina Putri 10 5 0 50 Tidak Tuntas

5. Chyka Marsyarina 10 5 0 50 Tidak Tuntas

6. Desvina Dwi Anggraeni 10 8 5 77 Tuntas

7. Enggar Dimas Ardi 10 5 0 50 Tidak Tuntas

8. Fahryan Aditya Nugraha 10 5 0 50 Tidak Tuntas

9. Febriyanti Husna 10 5 0 50 Tidak Tuntas

10. Haidar Khotibul Umam 10 5 0 50 Tidak Tuntas

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

132

11. Jamilatus Sholihah 10 5 0 50 Tidak Tuntas

12. Jenar Lintang Kinasih 10 8 5 77 Tuntas

13. Muhammad Fatikhur R 10 5 0 50 Tidak Tuntas

14. Muhammad Khoirul Azam 10 5 0 50 Tidak Tuntas

15. Nanda Raya Mahayana 10 10 10 100 Tuntas

16. Narendra Ahmad 10 10 10 100 Tuntas

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya ada 6 siswa atau 40 % nilai siswa yang mencapai KKM (60), menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya hasil belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa tingkat hafalan arti tata cara dan hikmah kalimat thayyibah istighfar siswa rendah, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidak-berhasilan siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Dikutip dari Sani (2013:196) dalam bukunya bahwa metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan kepada siswa adalah siswa terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran dengan lebih termotivasi mengikuti pembelajaran dan mampu berkomunikasi secara baik serta percaya diri semakin tinggi. Dari hasil observasi inilah, maka inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Rendahnya pencapaian nilai pre-test ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Kalimat thayyibah istighfar adalah materi yang terdiri dari arti tata cara dan hikmahnya, menurut peneliti salah satu metode yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran materi ini adalah dengan menggunakan metode make a match yaitu dengan cara memasangkan arti tata cara dan hikmah kalimat thayyibah istighfar secara acak, hal tersebut diindikasikan dapat meningkatkan daya ingat dan daya pikir siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul “Penerapan Metode Cooperative Learning Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Kalimat Tayyibah Istighfar Pelajaran Akidah Akhlak.”

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tindakan kelas, yaitu proses pengkajian yang bersifat reflektif melalui tahapan-tahapan sistem berdaur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi hasil tindakan dari berbagai kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kutipan Imam Gunawan, S. Pd., M. Pd.

(2013:7). Namun untuk analisa data hasil belajar siswa menggunakan deskripsi kuantitatif.

Berdasarkan pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa tindakan kelas adalah praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Desain Penelitian

Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

133

Penelitian Tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus kegiatan, setiap 1 siklus kegiatan terdiri dari 1 pertemuan, dengan penjelasan sebagai berikut :

SIKLUS I

Tahap Perencanaan (Planning)

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok Kalimat Tayyibah Istighfar pada siswa Kelas VI Sekolah MI Thowalib dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

Membuat media pembelajaran Kalimat Tayyibah Istighfar di karton.

Membuat instrumen yang digunakan dalam pengamatan proses pembelajaran.

Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

Tahap Melakukan Tindakan (Action)

Guru melakukan apersepsi dengan cara ketika sedang lupa belajar ataupun melihat dosa apa yang harus kita ucapkan dengan secara bersamaan.

Guru menggunakan media tipe make a match dalam pembelajaran, dengan cara sebagai berikut :

Tahap (1) persiapan kartu indeks ; Guru mempersiapkan potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

Tahap (2) pembagian kartu indeks ; Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan dan satu jawaban.

Tahap (3) pencarian kartu pasangan ; Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

Tahap (4) proses berkelompok sesuai dengan pasangan ; Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan berpasangan.

Tahap (5) penjelasan isi kartu ; Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan.

Tahap (6) kegiatan konfirmasi ; Setelah semua siswa menemukan pasangan dengan posisi depan belakang, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain.

Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

Perencanaan

(Planning) Tindakan

(Action)

Pengamatan (Observation) Refleksi

(Reflection)

SIKLUS I

Perencanaan (Planning)

Tindakan (Action) Pengamatan

(Observation) HASIL

Refleksi (Reflection)

SIKLUS II

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

134

Tahap (7) penarikan kesimpulan ; Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan

Kemudian guru memberikan reward untuk kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Guru memberikan tugas kepada siswa secara individu, sebagai bahan evaluasi dan refleksi.

Tahap Mengamati (Observation)

Pengamatan tahapan pembelajaran guru.

Pengamatan partisipasi dan aktivitas belajar siswa.

Tahap Refleksi (Reflection)

Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil refleksi itu akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut: Sebagian besar (70% dari siswa) mampu memahami kalimat thayyibah istighfar.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi indikator kinerja adalah siswa dan guru dengan rincian sebagai berikut:

Meningkatnya pemahaman siswa tentang kemampuan melafalkan arti tata cara dan hikmah kalimat tayyibah istighfar Kelas VI MI Thowalib Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati setelah indikator tes hasil belajar secara individu memperoleh nilai 60, disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut. Dan dengan indikator keberhasilan 70 % dari jumlah keseluruhan siswa.

Aktivitas siswa dan aktivitas guru terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran Akidah Akhlak tentang kemampuan memahami arti tata cara dan hikmah, indikatornya sebesar 70% atau kategori aktif.

SIKLUS II

Tahap Refleksi/ Siklus II meliputi:

Tahap Perencanaan (Planning)

Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.

Tahap Melakukan Tindakan (Action) Melakukan analisis pemecahan masalah.

Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan tipe pembelajaran make a match dengan mencari pasangan dapat dengan berulang-ulang.

Tahap Mengamati (Observation)

Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Mencatat perubahan yang terjadi.

Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan umpan balik.

Tahap Refleksi (Reflection)

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

135

Merefleksi proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

Menganalisis temuan dan hasil penelitian.

Rekomendasi.

Setting Penelitian Lokasi Penelitian

MI Thowalib, Desa Pesagen, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.

Waktu

Waktu penelitian pada tanggal 20 September 2022 sampai dengan tanggal 26 September 2022.

Subjek

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VI MI Thowalib dengan jumlah total satu kelas 16 orang, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.

Objek

Objek penelitiannya adalah penerapan tipe make a match pada mata pelajaran Akidah Akhlak tentang materi Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa test dan non-test. Instrument penelitian non-test dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi dilaksanakan oleh observer selama pelaksanaan tindakan berlangsung yang berguna sebagai acuan oleh peneliti untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti berisi hal-hal yang akan dinilai secara terstruktur, sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyimpan data sebagai sumber yang berkaitan dengan penelitian yaitu berupa foto.

Instrumen penelitian berupa tes tulis yaitu isian (soal menjodohkan). Tes ini diberikan di akhir siklus untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemahaman siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tes, observasi, dan diskusi dengan rincian sebagai berikut.:

Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Tes, dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa berupa pretest dan post test.

Diskusi antara guru, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi tes, observasi, dokumentasi dan diskusi sebagaimana berikut ini:

Tes digunakan soal tertulis dengan bentuk isian (soal menjodohkan).

Observasi digunakan format observasi untuk mengamati tahapan mengajar guru dan aktivitas siswa.

Dokumentasi, yaitu berupa photo-photo ketika penelitian tindakan kelas berlangsung.

Diskusi digunakan dengan observer untuk membahas hasil pengamatan dan nilai tes sebagai kajian refleksi perbaikan proses pembelajaran.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

136 Metode Analisis data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentasi untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar: dengan menganalisa nilai rata-rata tes formatif pada setiap siklus melalui pengukuran rentang 1-10, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.

Presentase=Jumlahskor/(Jumlah skormaksimal)×100

Aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar Aqidah Akhlak dianalisis tingkat partisipasi dan keaktifannya dengan cara:

Presentase=Jumlahskor/Jumlahskormaksimal×10 HASIL PENELITIAN

A.Hasil Penelitian dan Kegiatan Pembelajaran

Setelah melakukan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari menyusun perencanaan pembelajaran, mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, kemudian mempertajam kerangka teori dan mempertajam metode yang digunakan, menafsirkan data, mencoba menarik kesimpulan, menentukan tindakan selanjutnya pada setiap siklus. Maka pada bab ini penulis akan menguraikan hasil pencapaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

a.Hasil Penelitian Siklus I Deskripsi proses

1)Perencanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan pada siklus I yakni dengan membuat persiapan untuk pembelajaran kalimat tayyibah istighfar dalam bentuk rencana kegiatan yang dilakukan peneliti, siswa, dan observer. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran ini adalah dengan mengikuti instruksi RPP pada pertemuan siklus I yakni, dapat melafalkan arti tata cara dan hikmah kalimat istighfar dengan baik, dan siswa dapat menyebutkan arti tata cara dan hikmah kalimat tayyibah isighfar dengan tepat. Pada tahap ini penulis dan pembimbing secara kolaboratif melakukan kegiatan sebagai berikut:

Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam keaktifan siswa dalam menjodohkan gambar.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kalimat tayyibah istighfar dengan arti tata cara dan hikmah istighfar. Hal ini berdasarkan hasil dari pre-test yang menunjukkan pembelajaran kalimat tayyibah istighfar dengan arti tata cara dan hikmah istighfar masih sangat rendah. Maka direncanakan tindakan berikut:

Penulis dan kolaboratif mendiskusikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan pembelajaran kalimat tayyibah istighfar dengan arti tata cara dan hikmah istighfar. Hal ini berdasarkan observasi awal di saat pre-test.

Guru membuat media pembelajaran yang berhubungan dengan make a match.

siswa dibagi menjadi 4 kelompok (4 orang/kelompok).

Guru membagikan gambar soal dan jawaban gambar soal secara acak.

siswa mencari pasangan dan mencocokkan kartu.

Guru memberikan test kepada siswa.

Guru melakukan penilaian.

Pelaksanaan dan observasi pertemuan.

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

137

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak satu pertemuan, dengan uraian tindakan sebagai berikut:

Pertemuan Siklus I (Selasa, 20 September 2022 ) Materi pada pertemuan ke-I ini yang diberikan adalah kalimat tayyibah istighfar arti tata cara dan hikmah istighfar.

a) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran serta alat peraga yang akan digunakan. Media pembejaran yang digunakan adalah gambar soal arti tatacara dan hikmah istighfar, terdiri dari media kertas warna dan media yang akan dipraktikkan di kelompok siswa. Materi yang akan diberikan pada pertemuan ke-I ini yang diberikan adalah 1). Arti kalimat istighfar . 2). Tata cara melakukan istighfar dan 3). hikmah dengan tepat. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru melakukan apersepsi sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa dengan mengajak ice breaking untuk merefresh para siswa.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran diawali dengan pertanyaan guru. “ada mengetahui arti dari kalimat istighfar?” selanjutnya ada yang bisa menjawab tata cara melakukan kalimat istighfar?”, dilanjutkan siapa yang sudah mengerti hikmah kalimat istighfar. Selanjutnya ada beberapa siswa yang mengangkat tangan dan mecoba menjawab pertanyaan guru. Dan setelah itu siswa yang lain memberikan apresiasi berupa tepuk salut kepada siswa yang menjawab.

Guru menjelaskan dengan menggunakan media tipe make a match dalam pembelajaran, dengan cara guru membagikan satu persatu gambar soal kalimat tayyibah istighfar, kemudian siswa tersebut memasangkan gambar soal arti tata cara dan hikmah istighfar ke pasangan teman sekelasnya.

Setelah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match selesai, guru melaksanakan tes praktik sesuai dengan tipe make a match. Guru memfasilitasi siswa yang sudah terbentuk kelompok yakni 4 kelompok ( 4 orang/kelompok ) dalam menggunakan media make a match dalam tes kelompok. Disetiap kelompok akan dibagikan 2 jenis gambar soal yang arti tata cara dan hikmah istighfar, kemudian kelompok diminta memasangkannya dengan posisi depan belakang dalam hitungan angka 10 mundur.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru meminta beberapa siswa yang bisa menyimpulkan atau mereview ulang materi kalimat tayyibah istighfar. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa secara individu yang berupa google form, tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi. Dan diakhir guru memberikan reward kepada kelompok siswa yang mendapat point tertinggi di kegiatan pembejaran inti. Guru menutup kelas dengan mengucapkan lafaz hamdalah dan mengucapkan salam penutup.

B. Penyajian data hasil tes tertulis dalam peningkatan hasil belajar pada materi Asmaul Husna

1) Data hasil test.

Data hasil test ini merupakan penentuan pemahaman arti tata cara dan hikmah istighfar siswa. Berdarkan hasil tes maka dapat diperoleh data, sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perolehan Nilai arti tata cara dan hikmah istighfarsiswa siklus I

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

138

No Kategori Skor Frekuensi Presentase ketuntasan kelas Nilai rata-rata kelas

No Kategori Skor Frekuensi Presentase ketuntasan kelas

Nilai rata-rata kelas

1. Tuntas ≥ 60 8 53,33 % 65

2. Tidak Tuntas ≤ 60 7 46,67 % 65

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat skor di atas KKM, ≥ 60 dengan kategori tuntas sebanyak 8 orang atau 68,37 % dan siswa yang mendapat skor < 60 dengan kategori tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau 31,63%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 8 siswa yang dinyatakan tuntas dengan KKM (60), dan dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas tersebut perlu ditingkatkan lagi karena indikator keberhasilan siswa masih kurang dari 70 % yaitu 53,33%.

2) Data Non-tes

Data non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

Observasi yang dilakukan oleh observer (kolaborator) bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, yakni arti tata cara dan hikmah kalimat tayyyibah istighfar sebanyak 16, dengan menggunakan penerapan tipe make a match. aspek yang diamati terkait 2 komponen: komponen aktivitas guru dan komponen aktivitas siswa. Berikut hasil observasi oleh guru kolaborator :

Skor maksimal : 15 Nilai= jumlah skor x 100

Skor maksimal = 11 x 100 = 73,33 15

Kriteria= Baik

Skor maksimal : 28 Nilai= jumlah skor x 100

Skor maksimal = 18 x 100 = 64,29 28

Kriteria= Baik 3) Refleksi Siklus I

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti telah merancang langkah-langkah pembelajaran secara maksimal. Pada tahap sisklus I ini siswa telah menunjukkan antusiasmenya dalam pembelajaran kalimat tayyibah istighfar, sebagian besar siswa sambil melihat catatan kalimat tayyibah istighfar. Kemudian pada kegiatan pembelajaran kelompok menggunakan tipe make a match hanya beberapa siswa yang berperan, sehingga guru belum bisa melihat siswa yang benar-benar sudah memahami atau belum. Dan terlihat pada hasil tes tertulis di akhir pembelajaran, hanya ada 8 orang yang lulus dan hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan tipe metode make a match belum berhasil.

Kemudian peneliti dan kolaborator merefleksi bahwa penerapan make a match belum mencapai puncak maksimal, dan didapatkan solusi bahwa penerapan tipe make a match akan dilaksanakan secara Individu dalam kegiatan pembelajaran, untuk melatih daya berpikir siswa dalam pemahaman materi.

C. Hasil Penelitian Siklus II Deskripsi Proses

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II dirancang untuk lebih menguatkan hasil dari pembelajaran siklus I, kemudian memperbaiki pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.

2) Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

139

Pertemuan siklus II ( Senin, 26 September 2022 ), materi pada siklus 2 adalah pengembangan dari siklus I yaitu arti tata cara dan hikmah kalimat tayyibah istighfar.

1) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran serta alat peraga yang akan digunakan. Media pembejaran yang digunakan adalah gambar soal mata pelajaran Akidah Akhlak tentang materi Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir, terdiri dari media kertas warna dan media yang akan dipraktikkan di kelompok siswa. Materi yang akan diberikan pada pertemuan ke-I ini yang diberikan adalah 1). Pengertian sifat-sifat Allah SWT . 2). Contoh dan hikmah Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al- Musawwir Dan Al-Qadir. dengan tepat. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru melakukan apersepsi sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa dengan mengajak ice breaking untuk merefresh para siswa.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran diawali dengan pertanyaan guru. “ada yang bisa mengetahui arti dari Sifat-sifat Allah SWT Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir.?” selanjutnya ada yang bisa menjawab contoh tentang materi Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir?”, dilanjutkan siapa yang sudah mengerti hikmah materi Sifat-Sifat Allah Swt.

Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir.. Selanjutnya ada beberapa siswa yang mengangkat tangan dan mecoba menjawab pertanyaan guru. Dan setelah itu siswa yang lain memberikan apresiasi berupa tepuk salut kepada siswa yang menjawab.

Guru menjelaskan dengan menggunakan media make a match dalam pembelajaran, dengan cara guru membagikan satu persatu gambar soal kalimat tayyibah istighfar, kemudian siswa tersebut memasangkan gambar soal arti tata cara dan hikmah istighfar ke pasangan teman sekelasnya.

Setelah kegiatan pembelajaran dengan make a match selesai, guru melaksanakan tes praktik sesuai dengan metode make a match. Guru memfasilitasi siswa yang sudah terbentuk kelompok yakni 4 kelompok ( 4 orang/kelompok ) dalam menggunakan media make a match dalam tes kelompok. Disetiap kelompok akan dibagikan 2 jenis gambar soal yang arti tata cara dan hikmah istighfar, kemudian kelompok diminta memasangkannya dengan posisi depan belakang dalam hitungan angka 10 mundur.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru meminta beberapa siswa yang bisa menyimpulkan atau mereview ulang tentang materi Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa secara individu yang berupa google form, tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi. Dan diakhir guru memberikan reward kepada kelompok siswa yang mendapat point tertinggi di kegiatan pembejaran inti. Guru menutup kelas dengan mengucapkan lafaz hamdalah dan mengucapkan salam penutup.

a) Penyajian data hasil tes tertulis dalam peningkatan hasil belajar pada materi Asmaul Husna

1) Data hasil test.

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

140

Data hasil test ini merupakan penentuan pemahaman tentang materi arti contoh dan hikmah Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir siswa. Berdasarkan hasil tes maka dapat diperoleh data, sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perolehan Nilai tentang arti contoh dan hikmah Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir Siswa Siklus II

No Kategori Skor Frekuensi siswa Presentase ketuntasan kelas Nilai rata-rata kelas

No Kategori Skor Frekuensi siswa

Presentase

ketuntasan kelas Nilai rata-rata kelas

1. Tuntas ≥ 60 16 93,33 % 86,67

2. Tidak Tuntas ≤ 60 16 6,67 % 86,67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat skor di atas KKM, ≥ 60 dengan kategori tuntas sebanyak 15 orang atau 93,33 % dan siswa yang mendapat skor < 60 dengan kategori tidak tuntas sebanyak 1 siswa atau 6,67%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 14 siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai di atas KKM (60), dan dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas tersebut telah berhasil karena indikator keberhasilan siswa lebih dari 70% yaitu 93,33%.

2) Data Non-tes

Data non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

Observasi yang dilakukan oleh observer (kolaborator) bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, yakni tentang arti contoh dan hikmah Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir, dengan menggunakan penerapan tipe make a match. aspek yang diamati terkait 2 komponen: komponen aktivitas guru dan komponen aktivitas siswa. Berikut hasil observasi oleh guru kolaborator:

Skor maksimal : 15 Nilai= jumlah skor x 100

Skor maksimal = 15 x 100 = 100 15

Kriteria= Sangat Baik

Skor maksimal : 105 Nilai= jumlah skor x 100

Skor maksimal = 92 x 100 = 87,62 105

Kriteria= Sangat Baik D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan deskripsi data kuantitatif, hasil pembelajaran pada siklus I masih dibawah KKM dan hasilnya belum memuaskan walaupun telah dioptimalkan penerapannya. Berdasarkan refleksi dan analisa hasil kegiatan bersama guru kolaborator, keadaan tersebut disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menghapal dan menerjemahkan asmaul husna dikarenakan penerpaan tipe make a match dilaksanakan secara berkelompok, sehingga bagi siswa yang tidak mampu memasangkan jawaban tentang arti contoh dan hikmah Sifat-Sifat Allah Swt.

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II dengan materi Kalimat Tayyibah Istighfar. Berdasarkan post test diakhir pembelajaran hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I, kemudian siswapun terlihat aktif dengan praktik tipe make a match dan siswa tidak saling mengganggu sehingga pembelajaran berlangsung kondusif. Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

141

No. Item Siklus I Siklus II Peningkatan

1. Nilai rata-rata kelas 65,33 86,67 21,34 2. Presentase

ketuntasan kelas

53,33 % 93,33% 40%

3. Aktivitas siswa 64,29 % 87,62 % 23,33%

4. Aktivitas Guru 73, 33% 100 % 26,67 %

Berdasarkan pengolahan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada siklus I dan siklus II pada materi kalimat tayyibah istighfar mengalami peningkatan, dimana pada siklus I tercapai nilai rata-rata 63,33 dengan presentase ketuntasan kelas 53,33% hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70%. Kemudian setelah dilaksanakan siklus ke II mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 86,67 dengan presentase ketuntasan kelas 93,33%. Berdasarkan pencapaian nilai dan ketuntasan tersebut penelitian tindakan kelas sudah memenuhi indikator keberhasilan. Berarti penelitian dapat dikatakan sudah berhasil.

Dapat diketahui bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kalimat tayyibah istighfar secara umum disukai siswa, siswa menganggap metode pembelajaran ini merupakan hal yang baru diterapkan oleh guru, dan siswa sangat menyenangi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa sangat termotivasi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam mengikuti pelajaran yang diberikan guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak tentang materi Sifat-Sifat Allah Swt. Melalui Asmaul Husna Al-Qawwiy, Al- Hakim, Al-Musawwir Dan Al-Qadir pada siswa kelas VI MI Thowalib dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut dapat dilhat dari rata-rata kelas 63,33 menjadi 86,67; presentase ketuntasan kelas 53, 33% menjadi 93,33 %; aktivitas siswa meningkat dari 64, 29 % menjadi 87,62 %, dan aktivitas guru 73,33 % menjadi 100%. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru telah berada diatas kriteria indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya (70%).

DAFTAR PUSTAKA

Tobroni ,M, dan Mustofa A.2013.Belajar dan Pembelajaran.Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kusumah, 2012. Manfaat Penelitian. Jakarta. Media belajar

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Trianto. Mendesain. 2010 model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta: Kencana.

Aunurrahman. 2010 Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Dimyati dan Mudjiono, 2002 Belajar dan Pembelajaraan. Jakarta: Rineka Cipta

Curran, Lorna 2013. Metode Pembelajaran Make a Match. Jakarta. Media Sumber belajar Sudjana.2005. Strategi Pembelajararan.Bandung :Falah Production.

Kusumah, Wijaya dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Marsela, Ades.2017. Sekolah Guru Indonesia.Bogor:Dompet Dhfa Sekolah Guru Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Observasi dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung diperoleh rata-rata pada siklus II antara lain: siswa yang memiliki rasa senang dalam belajar

Observasi dilakukan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) tengah berlangsung, mulai dari pendahuluan hingga penutup. Observer melakukan pengamatan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemerintahan

Selanjutnya, hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selesai proses pembelajaran

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat saat proses belajar mengajar berlangsung, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa pada saat

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan di MIS Bumirejo teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu instrumen evaluasi,instrumen

Observasi dilakukan saaat pembelajaran sedang berlangsung. Pada tahap pengamatan, yang bertugas mengamati adalah guru kelas lain ataupun observer. Observasi dilakukan pada

Metode talking stick mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak hal ini dapat tergambarkan dari hasil nilai yang dicapai oleh siswa dapat dilihat dari