1
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatangi mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat.
Kedatangan Islam ke Indonesia dari penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran yang berkembang ada enam yaitu dari saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran Tasawuf, saluran pendidikan, saluran Kesenian, dan saluran Politik (Permana, 2013:6). Perkembangan Islam secara struktural atau pada level birokrasi diawali dengan masuknya Islamnya para raja-raja yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Perpindahan agama para penguasa ini memfasilitasi percepatan perkembangan Islam secara kuantitatif. Bahkan dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, pada akhirnya mereka akan mengalami dan memahami Islam dalam komunitasnya. Peningkatan jumlah penduduk yang beragama Islam menjadi indikator bahwa perkembangan Indonesia berjalan secara efektif dan masif yang di mulai p ada abad ke-13 Masehi. Akan tetapi model ini memberi efek pada watak dan wajah Islam Indonesia ( Nasution, 2020:42).
Jambi merupakan wilayah yang terkenal dengan literatur kuno serta peran sungai batanghari mengenai penyebaran Islam. Berdasarkan data sejarah keberadaan Islam di Jambi disebabkan kedatangan kapal dari Turki, rombongan tersebut dipimpin oleh Ahmad Ilyas atau Ahmad Barus. Mereka datang ke Jambi karena kapal rombongannya terdampar di pulau berhala.
Ahmad Ilyas menghancurkan patung-patung berhala sembahan di pulau berhala sehingga Ahmad Ilyas dijuluki sebagai Datuk Paduko Berhalo. Setelah Datuk Paduko Berhalo, munculnya tokoh
Datuk Sintai sebagai penyebaran agama Islam di Jambi meneruskan proses Islamisasi. Karena Jambi merupakan jalur perdagangan, singgahlah seorang kebangsaaan Arab bernama Al-Habib Husein Al-Baraqbah Bin Ahmad Al-Baraqbah, beliau datang bukan hanya berdagang, melainkan untuk menyebarkan ajaran Islam (Aptamil, 2018:17). Akar historil-kultural pesantren tidak lepas dari masuk dan berkembanganya Islam di Indonesia pada abad ke-13 yang bercorak sufistik dan mistik. Pertumbuhan madrasah dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia mulai pada awal abad ke-20, dan merupakan rangkaian yang tidak bisa dilepaskan dari gerakan pembaharuan Islam di Indonesia dan respons pendidikan Islam terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda dan kesadaran semangat yang komplek (Abdullah, 2013:196). Pendidikan Islam di Indonesia pada dasarnya telah dimulai sejak kedatangan Islam di wilayah Nusantara ini. Namus masih dalam bentuk yang sangat sederhana dan bersifat informal. Pada tahap ini materi yang diajarkan sebatas pokok-pokok ajaran Islam, terutama tentang keimanan, sistem pendidikan Islam yang paling awal muncul adalah pendidikan langgar/surau/masjid, kemudian diteruskan pada jenjang pesantren. Pada tahap ini yang merupakan materi utama dan pertama yang diajarkan adalah Al- Qur’an. Setelah itu masalah praktek ibadah dan cabang-cabang ilmu keislaman yang lain.
Pendidikan Islam khususnya di pesantren mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan lahirnya kerajaan-kerajaan Islam. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, pendidikan Islam mengalami pengembangan dan pembaharuan dengan diperkenalkannya sistem madrasah. Hal ini tidak berarti sistem sebelumnya tidak penting. Namun justru menjadi inspiratory sekaligus titik tolak bagi lahirnya sistem madrasah.
Pondok pesantren, atau sering disebut pondok atau ponpes merupakan sebuah Asrama pendidikan tradisional dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat
menginap para santri. Menurut Bashori (2017) santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan Masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pesantren merupakan basis perjuangan umat Islam dalam mengajarkan agama kepada masyarakat sekaligus premise perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Pesantren telah menanamkan benih-benih pendidikan bagi generasi bangsa yang berbasis di pedesaan.
Pesantren mengajarkan santri tentang kemandirian, kewirausahaan, kemajuan ilmu pengetahuan, perbedaan pendapat, kesukaan, ras,agama, dan sebagainya. Pesantren telah mengajarkan etika kepada santri sebagai dasar pembentukan karakter santri. Dengan demikian, pesantren telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam sistem pendidikan nasional. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Para kyai menegaskan cara hidup pesantren yang soliter, terpisah dari lingkungan luar, namun justru tengah mengupayakan integrasi budaya.
Wilayah Kota Jambi terbagi menjadi kampung-kampung, yaitu perkampungan sebelah kiri dan kanan sungai batang hari. Adapun yang sebelah kiri sungai batanghari yang merupakan pusat peradaban Islam terbagi atas Tanjung Johor, Tahtul Yaman, Arab Melayu, Mudung Laut, Jelmu, Kampung Teng ujhah, Olak Kemang, Ulu Gedong, Tanjung Pasir, Tanjung Raden, dan Pasir Panjang. Wilayah tersebut merupakan wilayah paling awal bagi perkembangan Islam di kota Jambi dari masa ke masa hingga sekarang . Menurut penjelasan Sudiono (2017) tentang Peningkatan jamaah haji Indonesia yang terjadi pada akhir abad ke-19 dan Awal ke-20 M, dimana sebagian jamaah menetap di Mekkah karena perjalanan yang jauh dan membutuhkan waktu yang lama sehingga membuat jamaah berinisiatif untuk menuntut ilmu tentang agama Islam dan berdagang di Mekkah.
Setelah kembali ke Indonesia termasuk ke Jambi mereka mengajarkan kembali ilmu yang didapat dari Timur Tengah. Selanjutnya para ulama tersebut membentuk lembaga pendidikan Islam di Jambi, yang disebut perukunan Tsamaratul Insan pada tahun 1895-1912, yang dilatarbelakangi oleh larangan pihak Belanda yang tidak mengizinkan para Ulama-ulama membentuk suatu pengajian di Sungai Meram. Melalui organisasi ini berdirilah empat madrasah, yaitu madrasah Nurul Iman, Sa'adatuddarain, Nurul Islam, dan Al-Jauharen yang berdiri pada tahun 1915. Sesuai hal tersebut maka di pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen dari hasil observasi awal ditemukan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan disana melalui dua jalur yaitu sistem pengajian pondok dan juga jalur formal (madrasah) sehingga keberadaan dari pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen ini dikenal aktif dalam melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang melibatkan dua sistem pendidikan.Berdasarkan penjelasan pada penjabaran diatas diketahui bahwa pesantren di Jambi seberang memiliki akar sejarah yang terkubur kuat. Keseragaman tersebut juga memerankan nilai penting dan sistem pendidikan Jambi di masa lalu. Hal ini sangat menarik menggali informasi serta penelitian mengenai potensi nilai-nilai penting yang terdapat di pesantren tersebut. Di Jambi pesantren tersebut memiliki nilai-nilai penting yang bervariasi seperti nilai penting kebudayaan, sejarah arkeologis dan lain- lain. Karena menjelaskan nilai penting menjadi suatu acuan penelitian ataupun masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud menggali informasi kajian nilai penting. Berdasarkan paparan tersebut, maka penelitian ini bermaksud mengkaji tentang Potensi Nilai-Nilai Penting Pesantren Lama di Seberang Kota Jambi
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah untuk mengetahui potensi nilai-nilai penting pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penelitian ini mengajukan 1 pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah potensi nilai penting yang dapat dilihat bangunan pesantren nurul iman dan al- jauharen?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui potensi nilai penting bangunan terkini pada pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tambahan pengetahuan, sebagaimana literatur yang menyajikan informasi umumnya mengenai Kajian Potensi Niali-Nilai Penting pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen di Seberang kota Jambi.
Diharapkan dapat dijadikan masukan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna perbaikan dan perkembangan usaha serta untuk mengetahui potensi dan nilai penting di pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen di seberang kota Jambi dan sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademis dan praktisi masyarakat seberang kota Jambi dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
1.5. RUANG LINGKUP
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bangunan yang masih terjaga keaslianya dengan baik di Jambi seberang. Hingga saat ini ada beberapa perubahan berupa penambahan ruang belajar di pesantren Nurul Iman dan penambahan bangunan penginap santri di pesantren Al-Jauharen.
Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada wilayah yang merupakan batasan yang akan diteliti tentang pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen di seberang kota Jambi. Selain itu ruang lingkup studi merupakan batasan yang akan dibahas pada penelitian potensi di pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen seberang kota Jambi.
Sejarah pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen 1.6. KERANGKA BERPIKIR
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Interpretasi hasil pondok pesantren terkait data
sejarah, arkeologis,budaya, dan identitas
Kajian potensi nilai-nilai penting
Indikasi nilai penting
1.7. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka adalah penelitian-penelitian sebelumnya mengenai topik tertentu, terletak di bab dua dalam sebuah karya tulis ilmiah dan poin ini sangat wajib ditulis di sebuah karya tulis ilmiah. Secara umum tinjauan pustaka merupakan bab yang mengemukakan sejumlah teori dan pendapat ahli terhadap fokus penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka bisa berupa ringkasan sederhana dari sumber, namun biasanya memiliki pola organisasi dengan menggabungkan ringkasan dengan sintetis.
1.7.1 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian jurnal dari Helik Sudiono, (2017) dengan judul perkembangan Pendidikan Islam Masa Kontemporer yang memfokuskan penelitian pada pondok pesantren Al-Jauharen.
Dalam penulis memaparkan bagaimana perkembangan serta kemunduran yang terjadi pada pondok pesantren Al-Jauharen.
Selanjutnya penelitian Najla Yuniar (2019) dalam skripsinya yang membahas Sejarah dan Perkembangan Madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir Seberang Kota Jambi. Dalam skripsi Najla Yuniar menjelaskan sejarah awal dari berdirinya pondok pesantren Nurul Iman.
Selain itu dalam penelitian Hendra Gunawan (2013) didalam skripsinya menjelaskan bagaimana perkembangan Nurul Iman hingga sekarang yang masih bisa dilihat dari bentuk aslinya serta eksistensi madrasah Nurul iman pasca perubahan yang dialaminya. Selain itu juga dalam skripsinya dibahas bahwa sempat mengalami pasang surut akibat peralihan kekuasaan pemerintahan Belanda ke Jepang pada masa itu serta perubahan sistem pendidikan baik dari kurikulum atau pembagian kelas yang lebih teratur.
1.7.2 PENELITIAN RELEVAN
Penelitian relevan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Firyal Nabila (2021) yang berjudul Perkembangan Pondok Pesantren Al-Hidayah Provinsi Jambi Tahun 1983-2015. Skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan pondok pesantren Al-Hidayah dari awal sejarah hingga perkembangan di bidang pendidikan
Selanjutnya penelitian relevan adalah penelitian dari Ali Muzakkir (2017) dengan jurnal yang berjudul Transformasi Pendidikan Di Jambi. Dalam jurnal ini menjelaskan masa dimana madrasah-madrasah khususnya di seberang kota Jambi yang mengalami penyusutan murid dikarenakan adanya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada tahun 1975 yang membuat madrasah- madrasah lama semakin menyusut.
Pada penelitian selanjutnya oleh Karmela, S. H. (2015) dalam jurnalnya yang berjudul
“Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Islam di Kota Jambi.” Tentang perjalanan dalam perkembangan pendidikan Islam di Jambi. Selain itu juga membahas sistem pengajaran dalam memajukan pendidikan Islam di jambi serta upaya strategis dalam penyebaran pendidikan agama non-formal di masyarakat yang dapat dilakukan secara efektif. Alasan dalam tulisan tersebut dikatakan pada masa itu sangat gencarnya pembahaaruan Islam sebagai dorongan agar adanya kesandaran para pendidik Islam di Indonesia dalam perubahan. Dengan adanya pendidikan Belanda yang semakin maju, menjadi salah satu pemicu kesadaran bagi pendidik.
1.7.3 KERANGKA TEORI
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan potensi, potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, yang menjadi tugas berikutnya bagi manusia yang berpotensi adalah bagaimana
mendayagunakan potensi tersebut untuk meraih prestasi. Potensi dapat menjadi perilaku apabila dikembangkan melalui proses pembelajaran. Orang tidak dapat mewujudkan potensi diri dalam perilaku apabila potensi yang dimiliki itu tidak dikembangkan melalui pembelajaran. Menurut Eko (2011) potensi yang dimiliki oleh manusia dapat berkembang kearah yang baik atau tidak baik. Potensi berasal dari bahasa latin yaitu potentia yang artinya kemampuan. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Potensi adalah sumber yang sangat besar yang belum diketahui dan yang belum diberikan pada waktu manusia lahir di dunia ini. Potensi adalah kemampuan yang belum dibukakan, kuasa yang tersimpan, kekuatan yang belum tersentuh, keberhasilan yang belum digunakan, karunia yang tersembunyi atau dengan kata lain potensi adalah kemampuan atau kekuatan atau daya, dimana potensi dapat merupakan bawaan atau bakat dan hasil stimulus atau latihan dalam perkembangan. Potensi adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Dalam kamus ilmiah, potensi diartikan sebagai kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuatan, pengaruh, daya dan kefungsian. Nilai-nilai penting menurut versi Daud Aris Tanudirjo dalam tulisan “Penetapan Nilai Penting Dalam Pengelolaan Cagar Budaya”
1. Nilai Penting Sejarah : apabila sumberdaya budaya tersebut dapat menjadi bukti yang berbobot dari peristiwa yang terjadi pada masa prasejarah dan sejarah, berkaitan erat dengan tokoh-tokoh sejarah, atau menjadi bukti perkembangan dalam bidang tertentu
2. Nilai Penting Ilmu Pengetahuan : Apabila sumberdaya budaya itu mempunyai potensi untuk diteliti lebih lanjut dalam rangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan tertentu
3. Nilai Penting Kebudayaan: Apabila sumberdaya budaya tersebut dapat mewakili hasil pencapaian budaya tertentu, mendorong proses penciptaan budaya, atau menjadi jati diri bangsa.
Berdasarkan teori yang dijelaskan di atas, bahwa teori tersebut merupakan teori yang digunakan dalam menjawab pertanyaan terkait dengan nilai-nilai penting pada pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen di Seberang Kota Jambi
1.8. METODE PENELITIAN
Metode penelitian kali ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Penelitian kualitatif yang sering kali digunakan untuk melakukan penelitian terhadap kondisi objek. Penelitian kualitatif yang memperhatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa semua akibat dari perbuatan manusia berpengaruh pada aspek-aspek internal individu.
Aspek internal tersebut seperti kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.
1.8.1 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 2 data yaitu data primer dan data sekunder. Berikut penjelasan:
1.8.1.1 DATA PRIMER
Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, dalam hal ini observasi mengenai catatan-catatan tersebut peneliti didapatkan dalam melakukan observasi awal terhadap permasalahan yang ingin dikaji, dan ini merupakan teknik awal yang peneliti gunakan untuk menempatkan data yang akurat berdasarkan permasalahan yang akan diteliti. Observasi merupakan data primer dalam penelitian untuk mendapatkan data sejarah yang berkaitan penelitian dimana peneliti mengunjungi dan melihat langsung bukti fisik yaitu bangunan di Pondok Pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen Seberang Kota Jambi.
1.8.1.2 DATA SEKUNDER
Selain menggunakan data primer, penulis juga menggunakan data sekunder. Terdapat 3 jenis data sekunder yaitu buku, artikel/jurnal, dan wawancara yang masih berkaitan dengan nilai- nilai penting serta pembahasan pada pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen.
1.8.2 PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data primer merupakan tahap lanjutan atau dari pengumpulan data yang diambil di lapangan. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak diperoleh di belakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, ke tetangga, ke organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi (Sugiyono, 2020). Peneliti menggunakan metode observasi non-partisipan dikarenakan peneliti tidak terlibat langsung dan hanya melihat data di lapangan yang bisa menjadi instrumen utama pengumpulan data untuk mendapatkan informasi tentang potensi di Pondok Pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen Seberang Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu proses wawancara dimana peneliti bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti mencatatnya. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang menyangkut karakteristik atau sifat permasalahan dari objek penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, (life historis), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto dan laporan kajian potensi di Pondok Pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen Seberang Kota Jambi dalam era modernisasi. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
1.8.3 ANALISIS
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dapat di pahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit–unit, memilih mana yang penting dan yang dapat dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Untuk menganalisis data peneliti menggunakan analisis kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yaitu dengan cara memaparkan informasi-informasi faktual yang diperoleh dari Pondok Pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen Seberang Kota Jambi.
setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan. Analisis data dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data menurut Miles dan Huberman yang pada prinsipnya kegiatan analisis data ini dilakukan sepanjang
kegiatan penelitian (during data collection), dan kegiatan yang paling inti mencakup penyederhanaan data (data reduction), penyajian data (data display) serta menarik kesimpulan (making conclusion) (Sugiyono, 2020).
1.8.4 INTERPRETASI
Proses interpretasi dalam penelitian ini adalah dari analisis data yang dilakukan bagaimana peran dalam kajian potensi pesantren lama di seberang kota Jambi seperti potensi pada pondok pesantren Nurul Iman dan Al-Jauharen. Sehingga penelitian ini bisa mengetahui nilai-nilai penting tersebut.
1.8.5 KESIMPULAN
Maka dalam hal ini peneliti ingin menggunakan analisis verifikasi agar dapat menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan, sehingga temuan awal yang sebelumnya masih bersifat sementara lebih jelas gambaran masalah yang telah diteliti.
1.9 ALUR PENELITIAN
Bagan 1.2 Alur Penelitian Kajian Potensi Nilai-Nilai Penting Pesantren
Lama Di Seberang Kota Jambi
Data Primer Referensi Pendukung
Identifikasi kondisi data/Objek terkini baik atau rusak
Buku, Artikel/Jurnal, dan wawancara
Observasi
Pengolahan data
Analisis data
Eksplanasi data
Kesimpulan