• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Manajemen"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar)

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Manajemen

Diajukan oleh :

Wildah Maifa Adityapati 2015211715

KOSENTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA

MAKASSAR

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

“A Big Journey Begins With Little Step”.

v

(7)

“Dengan segala puji dan syukur kuucapkan kepadamu Ya ALLAH.

Terimakasih, beribu terimakasihku pada Tuhanku… tak kan bisa menyamai karunia yang diberi, meski sekedar menggerakkan jari-jari ini diatas keyboard dan membentuk rangkaian huruf. Karena atas izin

dan karunianya maka skripsi ini dapat selesai dan atas dukungan orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampung dengan baik

dan tepat waktu. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langka awala bagiku untuk meraih cita-cita besarku.”

Dengan sepenuh jiwa dan rasa syukurku yang tiada henti, skripsi ini kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku tercinta

Dengan gelar S. M yang sekarang mengikuti namaku ini

kupersembahkan hanya untukmu. Yang tiada pernah hentinya berdoa, dorongan serta pengorbanan dan kasih sayangmu. Terimalah bukti

kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu. Semoga berkah, semoga menjadi bekal yang besar

untuk indahnya kehidupan kita di surga nanti. Amin. Untukmu Ayah dan Ibu (Muh Haris dan Saribunga)

Kakak dan Adikku tersayang

Wahyu Munandar S.Sos dan Wirawan Munandar Sahabat-sahabat terbaikku

Dosen Pembimbing

Bapak Muhammad Idris, S.E., M.Si.

vi

(8)

Yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.

Terimakasih banyak Bapak dan ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

Almamater yang kubanggakan STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR

vii

(9)

Alhamdulilaahi Rabbil Alamin. Tidak ada kata yang patut diucapkan selain puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai penerang bagi setiap umatnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel Indonesia. Adapun judul skripsi ini adalah "Pengaruh Bagi Hasil dan Pengetahuan Terhadap Keputusan Nasabah Dalam memilih Bank Syariah di Kota Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar)”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemui banyak kendala. Oleh karena itu melalui kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Mashur Razak, SE., MM selaku Ketua STIE Nobel Indonesia yang telah memberikan persetujuan untuk mengadakan penelitian.

2. Dr. Ahmad Firman, SE., M. Si selaku Wakil Ketua Satu Bidang Akademik yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis.

3. Bapak Yuswari Nur, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen yang telah membantu mempercepat legitimasi penelitian ini.

viii

(10)

5. Bapak Dr. Muhammad Idris, S.E., M.Si. selaku Pembimbing yang dengan tulus meluangkan waktunya untuk memberikan saran, kritikan yang membangun serta nasehat dan bimbingan sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Samsul Alam, S.E., M.Si. sebagai penguji I dan Bapak Yuswari Nur, S.E., M.Si., sebagai penguji II, yang dengan tulus meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/ Ibu Dosen yang telah begitu tulus membekali penulis dengan ilmu dan pelajaran yang sangat berharga.

8. Teristimewa kepada kedua orangtuaku, yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan perhatian serta saudaraku yang selalu memberikan motivasi dan untuk orang yang kucintai yang salah satu pendorong semangatku dalam penyusunan skripsi ini.

9. Untuk sahabatku yang selalu memberikanku semangat dan selalu menghiburku mulai dari teman SD (Alfatsaf dan Ina) dan seluruh teman SMK 1 Jeneponto (Indri Astuti) dan teman seperjuanganku di kampus (Iken, Restu dan Lucitania).

10. Untuk teman KKN-PPM Posko 4 yang selama kurang lebih 1 bulan selalu bersama setiap hari suka dan duka bersama, dan itu menjadi salah satu pengalaman yang berharga selama KKN dan membuatu banyak mengerti arti sebuah hubungan.

ix

(11)

diberikan memperoleh pahala dari Allah SWT.

Skripsi merupakan sebuah simbol keberhasilan tersendiri bagi penulis.

Kendatipun terwujudnya dalam format yang sangat sederhana dan penuh keterbatasan, penulis tetap berharap agar hasil karya ini menjadi sebuah titipan Allah SWT yang melalui tangan penulis dapat memberikan faedah kepada kita semua.

Akhirnya tiada lain yang dapat penulis lakukan selain memohon maaf atas segala kekhilafan dan keterbatasan yang ada, sekaligus menyerahkan kepada Allah SWT semoga segala sumbangsih yang begitu tulus dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Makassar, 9 Maret 2019

Wildah Maifa Adityapati

x

(12)

Halaman Judul...i

Halaman Pengesahan...ii

Abstrak...iii

Motto...v

Persembahan...vi

Kata Pengantar...viii

Daftar Isi...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalahan...6

1.3. Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9

2.1... Bank...9

2.2. Bank Syariah...19

2.3. Sistem Bagi Hasil...32

2.4. Pengetahuan...34

2.5. Keputusan Nasabah...35

2.6. Penelitian Terdahulu...39

2.7. Kerangka Pikir...42

2.8. Hipotesis...44

BAB III METODE PENELITIAN...45

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian...45

3.2. Populasi dan Sampel...45

3.3. Jenis dan Sumber Data...46

3.4. Metode Pengumpulan Data...47

3.5. Uji Instrumen...48 xi

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...54

4.1. Profil Perusahaan...54

4.2. Hasil Penelitian...58

4.3. Pembahasan...73

BAB V PENUTUP...77

5.1. Kesimpulan...77

5.2. Saran...77

DAFTAR PUSTAKA...xv

xii

(14)

No . Uraian Halaman 2.1. Kerangka Pikir ...42 4.1. Profil Perusahaan...54

xiii

(15)

No. Uraian Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu...39

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...58

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...59

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...59

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah...60

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Rumah Ke Bank...61

4.6. Deskriptif Variabel...61

4.7. Tanggapan Responden Mengenai Bagi Hasil...63

4.8. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan...64

4.9. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Nasabah...65

4.10. Uji Validitas...66

4.11. Uji Realibilitas...67

4.12. Analisis Regresi Berganda...68

4.13. Koefisien Determinasi...70

4.14. Uji T...71

4.15. Uji F...72

xiv

(16)

Wangsawidjaja. 2012. Pembiyaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Yulika Khasanah, Arie Indra Gunawan. 2013. Pengaruh Sistem Bagi Hasil

Terhadap Keputusan Nasabah Bank Syariah Di Kota Cirebon (Penelitian Survei Terhadap Nasabah Bank Syariah di Kota Cirebon) : FKIP

Unswagati

Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan (pasal 1 ayat 2)

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan (bab II pasal 4)

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 19, 20 dan 21

Nugraini, Septi D. 2014. Pengaruh Profitabilitas Sistem Bagi Hasil terhadap Minat Nasabah untuk Berinvestasi pada Produk Tabungan Mudharabah Bank Syariah. Surakarta. Universitas Muhammadiyah

Yugiarto, Antanasius H.P. 2015. Pengaruh Bagi Hasil, Promosi, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Adespa (2016:77-92) Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan.

https://journal.febi.uinib.ac.id

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Penerbit PT. Raja Pers.

Jakarta.

https://bagiilmubagirizeki.wordpress.com/2014/12/26/perbankan/

Ninoy Sugiyono. 2013. Gambaran Asupan Zat Gizi Dan Aktivitas Fisik Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Indonesia.

xv

(17)

Keuangan lain. Jakarta : Salemba Empat.

Edy Wibowo. Dkk. Mengapa Memilih Bank Syariah ?. Bogor : Semarang : CV.

Widya Karya. H. 75. Digilib.uinsby.ac.id

Setia Budhi W, Antonio dan Perwataatmadja. 2005. Pengertian, Peranan dan Perkembangan Bank Syariah: Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Semarang www.bankmuamalat.co.id

Natoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwarman, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sangadji, Etta M Dan Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.

Susanti Mei Diana. (2017). Pengaruh Pengetahuan, Lokasi, Kualitas Pelayanan Dan Bagi Hasil Terhadap Keputusan Anggota Menabung Di BMT Bina Umat Sejahtera Kalijambe. Jurusan Perbankan Syariah. Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Universitas Iaian Surakarta.

Kuncoro, Mudrajat. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Astuti, Septin P. (2014). Modul Praktikum Statistik. Surakarta: Iaian Surakarta.

xvi

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi mempermudah lintas pembayaran. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian bank adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan dimana kegiatan utamanya adalam menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya seperti jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan atas dasar kepercayaan.

Perkembangan serta pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang pesat menjadikan bank syariah sebgai salah satu solusi dalam membatu pertumbuhan dan perkembangan perekonomian masyarakat. Hal ini disebabkan karena bank syariah memiliki beberapa keunggulan, yang salah satunya adalah konsep yang berorientasi kepada bagi hasil. orientasi bagi hasil inilah yang menjadikan bank syariah mampu tampil sebagai alternatif atau pengganti sistem bunga yang selama ini masih diragukan hukummnya bagi kaum muslim. Disaat ini masyarakat Indonesia sudah mulai melihat sistem perbankan dan keuangan syariah sebagai alternatif yang handal.

Pada tahun 1998 muncul Undang-undang no. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dalam Undang-Undang ini

(19)

terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan syariah. Dari Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan tujuan :

1. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga. Karena dalam perbankan syariah hanya mengenal 2 sistem yaitu titipan/waduh dan bagi hasil/mudharabah. Dengan ditetapkannya sistem perbankan syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional, mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem perbankan konvensional yang menetapkan sistem bunga. Sehingga perkembangan bank syariah yang ada di indonesia ikut mendorong pembangunan sektor ekonomi indonesia.

2. Membuka peluang pembiyaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan. Karena dalam perbankan syariah tidak ada sistem yang merugikan satu sama lainnya. Dalam prinsip ini, konsep yang diterapkan adalah hubungan investor yang harmonis/mutual investor relationship, sehingga hubungan yang terjalin adalah hubungan kekeluargaan dimana adanya saling tolong menolong yang saling menguntungkan. Sementara dalam bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur to creditor relationship. Yang sering kali hubungan ini merugikan salah satu pihak.

3. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang berkesinambungan/perpectual interset effect, membatasi kegiatan spekulasi yang

(20)

tidak produktif/unproductive speculation, pembiyaan ditujukan kepada usaha- usaha yang lebih memperhatikan unsur moral. Sehingga dikemudian hari tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan himpunan dana yang ada di perbankan syariah dapat bermanfaat luas bagi masyarakat ataupun institusi yang ingin menggunakan.

Dimana tujuan bank syariah didalam menjalankan usahanya adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bank dengan cara memperoleh keuntungan.

Secara mikro bank harus beroperasi dan berkembang secara efisien didalam persaingan yang semakin ketat, karena kinerja jelek dari suatu bank didalam persaingan industri dapat membuat bank kehilangan pasarnya, baik itu dalam persaingan menarik nasabah maupun kualitas produk dan pelayanan (Adespa 2016:77-92). Dalam mempertahankan kelangsungan hidup bank, yang sangat bergantung pada kemampuan bank didalam memberikan pelayanan yang unggul, cepat dan tepat pada nasabah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka bank harus mampu menciptakan produk jasa yang bernilai baru untuk mendapatkan nasabah yang potensial ditengah masyarakat. Dalam hal ini bank menciptakan produk (tabungan) yang memberikan kemudahan dan yang menguntungkan nasabah dan pihak bank tersebut sendiri.

Tabungan bagi hasil sendiri merupakan suatu tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Dimana nasabah akan mendapatkan bagi hasil sebagai keuntungan yang akan didapatnya karena telah menyimpan dananya dengan menggunakan tabungan bagi hasil. Pada sistem bagi hasil ini pembagian keuntungan didasarkan pada nisbah atau prosentase yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan pada awal perjanjian antara nasabah (shahibul maal) dan pihak bank

(21)

(mudharib) tanpa ada unsur paksaan, dan dengan menabung di bank syariah akan relatif lebih aman ditinjau dari perspektif Islam, karena akan mendapatkan kuntungan atau bagi hasil yang dihasilkan dari bisnis yang halal.

Sistem bagi hasil yang terdapat pada Bank Syariah tersebut mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih Bank Syariah. Dilihat dari produk bagi hasil yang lebih menguntungkan nasabah dibandingkan dengan bank konvensional. Semakin tinggi nisabah bagi hasil maka jasa yang ditawarkan menarik bagi konsumen untuk memutuskan menabung. Kejelasan kesepakatan seperti penentuan bagi hasil serta jaminan dalam pembukuan rekening menentukan konsumen menggunakan atau tidak menggunakan jasa tabungan mudharabah (karim, 2013 : 209).

Pembagian bagi hasil dalam Bank Syariah memang tidak bisa ditentukan nilai rupiah setiap bulannya, anggota hanya diberikan presentase yang akan disepekati pada awal akad. Pemberian tingkat bagi hasil yang tinggi menjadi salah satu usaha Bank Syariah dalam menarik calon anggota maupun mempertahankan anggota yang sudah ada.

Untuk mengetahui sistem bank syariah perlu adanya pengetahuan agar masyarkat dapat mengetahui sistem bagi hasil. Pengetahuan menurut Natoatmodjo (2003: 127), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dengan adanya informasi berbagai produk serta kemudahan bagi anggota untuk memutuskan menabung.

Menurut Maski (2010), masyarakat yang terbuka terhadap informasi dan mengetahui informasi bank syariah dengan baik cenderung akan mau tetap menjadi anggota bank syariah.

(22)

Informasi atau pengetahuan yang lebih tentang perbankan syariah sangat diperlukan untuk meningkatkan animo masyarkat terhadap bank syariah. Karena itu meskipun jasa atau produk syariah telah dikemas dengan menarik dan layanan yang profesional, apabila pihak bank tidak mengonfirmasikan kepada masyarkat akan produk maupun jasa dengan baik maka masyarkat ragu-ragu untuk menggunakan jasa tersebut.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) memulai perjalanan bisnisnya sebagai bank syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. pada tahun 2003 Bank Muamalat merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, bank mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank And Top 10 Bank In Indonesia With Strong Regional Preserence”. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai keputusan nasabah dalam memilih bank syariah (Bank Muamalat). Yang variabelnya yaitu Sistem Bagi hasil dan Pengetahuan oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Bagi

(23)

Hasil dan Pengetahuan Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Memilih Bank Syariah Di Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar)”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan yaitu :

1) Apakah terdapat pengaruh sistem bagi hasil terhadapa keputusan nasabah dalam memilih bank syariah di Makassar (Studi kasus Bank Muamalat Cabang Makassar) ?

2) Apakah terdapat pengaruh pengetahuan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah di Makassar (Studi kasus Bank Muamalat Cabang Makassar) ?

3) Apakah terdapat pengaruh variabel yang paling dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah di Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar ) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uaraian rumusan masalah diatas, memberikan dasar bagi peneliti bahwa tujuan penelitian yaitu :

1) Untuk mengetahui pengaruh sistem bagi hasil terhadap keputusan nasabah dalam melilih bank syariah di Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar).

(24)

2) Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah di Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar).

3) Untuk mengetahui variabel yang paling dominan dalam keputusan nasabah dalam memilih bank syaiah di Makassar (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Makassar).

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

1) Bagi perusahaan, dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan sistem produk bagi hasil yang menjadi pembeda antara bank syriah laiannya.

2) Bagi institusi sebagai informasi dan referensi kepustakaan bagi mahasiswa-mahasiswa stie nobel indonesia makassar.

b. Manfaat praktis

1) Bagi ilmiah, diarapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan untuk bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

2) Bagi penulis, merupakan pengalaman ilmiah yang paling berharga untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh sistem bagi hasil terhadap keputusan nasabah.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

(26)

Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu BANCO yang berarti bangku.

Bangku disini dimaksudkan sebagai meja operasional para bankir jaman dahulu dalam melayani seluruh nasabahnya. Istilah bangku ini kemudian menjadi populer dengan nama BANK.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan (pasal 1 ayat 2) Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 1 ayat 3 bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan-kegiatan konvensional maupun secara syariah dalam kegiatannya memberikan jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut kasmir (2014) bank merupakan sebagai lembaga keuangan yang berfungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyrakat yang memiliki kelebihan dana serta menyalurkan dana dalam bentuk kredit serta memberikan jasa bank lain.

Pengertian bank dan definis bank yang dikemukakan para ahli ekonomi pada dasarnya sama, namun dalam arti atau bahasa yang berbeda. Definis atau pengertian bank menurut buku “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”

(Kasmir:2014) :

(27)

“bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Menurut Kasmir (Manajemen Perbankan : 2012) : “bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

2.1.2. Tujuan Bank

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan (bab II pasal 4) tujuan perbankan adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan ksejahteraan hidup rakyat banyak.

2.1.3. Jenis-Jenis Bank

Dijelaskan dalam Undang-Undang No 7 tahun 1992 kemudian ditegaskan dalam Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998, dimana terdapat beberapa perbedaam jenis bank di Indonesia. Pada dasarnya jenis bank dapat dilihat berdasarkan fungsi, kepemilikan, status dan dalam segi menentukan harga.

Jenis Bank Dilihat Dari Segi Fungsinya

1. Bank Sentral, yaitu sebuah badan keuangan milik negara yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan lembaga-

(28)

lembaga keuangan dan menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut akan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil.

2. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensional dan atau berdasar prinsip syariah islam yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat umum disini adalah memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bank Umum kemudian dikenal dengan sebutan bank komersil (commercial bank).

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional maupun prinsip syariah islam dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR lebih sempit dari pada bank umum dimana hanya melayani penghimpunan dana dan penyaluran dana saja. Bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang menerima simpanan giro. Dalam wilayah operasipun BPR juga dibatasi operasinya pada wilayah tertentu. Larangan lain yaitu tidak ikut kliring dan transaksi valuta asing.

Jenis Bank Dilihat Dari Segi Kepemilikannya

Dalam segi kepemilikan dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jika dilihat dai kepemilikannya, maka jenis bank dapat dibagi menjadi bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik asing dan bank campuran. Dilihat dari segi kepemilikan, jenis bank adalah :

(29)

1. Bank Pemerintah, dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan dimiliki oleh pemerintah.

Contoh : Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).

2. Bank Swasta Nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirian didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta.

Contoh : Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Danamon.

3. Bank Asing, merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

Contoh : City Bank, dan Standard Chartered Bank.

4. Bank Campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu bank umu atau lebih, berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan diluar negeri.

Contoh : Mitsubishi Buana Bank, Interpacifik Bank dan Bank Swadarma.

Jenis Bank Dilihat Dari Segi Status

Status yang menjadi acuan pembagian jenis bank disini yang dimaksdu adalah ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat disini jumlah peoduk, modal serta kualitas pelayanan. Maka dilihat dari status bank, maka bank dibagi menjadi bank devisa dan bank non devisa.

(30)

1. Bank Devisa, merupakan bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri atau kegiatannya berhbungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

Contoh : transfer keluar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan clan pembayaran letter of credit dan transaksi luar negeri lainnya.

2. Bank Non Devisa, merupakan bank yang mempunyai hak untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa namun wilayah operasinya dibatasi untuk negara-negara tertentu saja.

Jenis Bank Dilihat Dari Cara Menentukan Harga

Jenis bank yang terakhir dilihat berdasarkan cara menentukan harga dapat diartikan sebagai cara penentu keuntungan yang akan diperoleh. Dilihat dalam menentukan harga jual maupun beli, sebagai berikut :

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Kegiatan konvensional lebih menekankan pada mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabah. Bank ini menerapakan dua metode, yaitu (1) metode penetapan harga sesuai tingkat suku bunga (spread base), (2) metode fee base (menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan).

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Bank ini menerapkan aturan perjanjian sesuai hukum Islam antara bank dengan pihak lain dalam menyimpan dana, pembiyaaan usaha atau kegiatan lainnya. Dalam menentukan harga, bank syariah menerapkan prinsip syariah sebagai berikut :

• Pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasi (mudharabah)

• Pembiyaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

(31)

• Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah)

• Pembiyaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

• Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtana).

2.1.4. Fungsi Bank

Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarkat untuk berbagai tujuan atau fungsi financial intermediary. Tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik yang dikemukakan oleh Susilo, Triandoro dan santoso (2006:9), yaitu sebagai berikut :

1. Agent of trust

Kepercayaan adalah kunci dasar utama kegiatan perbankan ini (trust).

Kepercayaan disini meliputi kagiatan menghimpun dana dari masyarakat maupun dalam penyaluran kredit ke masyarakat atau bank lain. Kunci utama masyarakat mau menitipkan dana yang mereka miliki kepada bank apabila sudah dilandasi atas dasar kepercayaan bank tersebut. masyarakat sudah yakin dan percaya dana yang mereka titipkan akan aman dan dapat diambil sewaktu-waktu tanpa adanya ketakutan bank akan bangkrut atau tidak bisa diambil kembali. Begitu pula bank dalam menyalurkan dana titipan tersebut untuk pinjaman kepada debitur juga atas asas kepercayaan. Dimana bank tidak akan khawatir debitur akan menyalahgunakan dana yang telah dipinjam kepada mereka bank percaya debitur memiliki kemampuan untuk membayar sesuai perhitungan yang masuk akal. Dana

(32)

bank percaya bahwa debitur akan memiliki niat untuk membayar meskipun saat jatuh tempoh.

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan balas jasa kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah dan lain-lain. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.

2. Agent of development

Sektor rill dan sektir moneter adalah dua hal perekonomian yang tidak dapat dipisahkan, saling berinteraksi dan salin mempengarhi. Jika salah satunya bekerja kurang baik maka berpengaruh juga pada kurang baik pada sisi lainnya.

Disini bank difungsikan memberikan kegiatan yang memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi serta konsumsi/jasa dimana semua kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan dari penggunaan uang. Jika semua keigiatan itu berjalan tentu akan banyak membantu dalam pembangunan perekonomian masyarakat.

3. Agent of service

Selain kegiatan utama bank menghimpun dana dan menyalurkan uang, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Jas yang ditawarkan bank ini erat dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

Jasa disini berupa pengiriman uang, barang berharga, pemberian jaminan bank maupun penyelesaian tagihan.

(33)

Menurut kasmir (2014), secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kemabali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan.

1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk :

a. Simpanan Giro (Demand Deposit) yang merupakan simpanan pada bank dimana penarikannyadapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau Bilyet Giro.

b. Simpanan Tabungan (saving Deposit) yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya.

c. Simpanan Deposito (Time Deposit) merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyetdeposito atau sertifikat deposito.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit seperti :

a. Kredit Investasi adalah kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasu yang penggunaannya jangka panjang.

b. Kredit Modal Kerja merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan.

(34)

c. Kerdit Perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada para pedagang, baik agen-agen maupun pengecer.

d. Kredit Konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai untuk keperluan pribadi.

e. Kredit Produktif adalah kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) antara lain :

a. Menerima setoran-setoran seperti pembayaran (pajak, telepon, air, listrik dan uang kuliah).

b. Melayani pembayaran (gaji/pensiun/honorarium, deviden, kupon dan bonus/hadiah).

c. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi seperti : penjamin emisi (underwriter), penanggung (guarantor), wali amanat (trustee), perantara pedagang efek (pialang/broker), pedagang efek (dealer) dan perusahaan pengelola dana (investmen company).

d. Transfer (kiriman uang) merupakan jasa kiriman uang antar bank baik bank yang sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun luar negeri.

e. Inkaso (Collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro, atau surat-surat berharga lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri.

(35)

f. Kliring (Clearing) merupakan jasa penarikan warkat (cek atau BG) yang berasal dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank.

g. Safe Deposit Box merupakan jasa penyimpanan dokumen, berupa surat- surat atau benda berharga. Safe Deposit Box leboh dikenal dengan nama Safe loket.

h. Bank Card merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM (Anjungan Tunai Mandiri) setiap hari.

i. Bank Notes (Valas) merupakan kegiatan jual beli mata uang asing.

j. Bank Garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.

k. Referensi Bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank.

l. Bank Draft merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.

m. Letter of credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka mendukung keigiatan atau transaksi ekspor impor.

n. Cek Wisata (Travellers Cheque) merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan.

o. Dan jasa lainnya.

2.2. Bank Syariah

2.2.1. Pengertian Bank Syariah

(36)

Sebagai umat muslim yang tidak boleh menggunakan uang hasil riba atau melakukan transaksi riba, diciptakanlah sistem perbankan atau bank syariah yang tidak menerapkan sistem bunga dan hanya mengandalkan prinsip syariat dalam agama islam. Dengan kata lain Bank syariah adalah bank yang melakukan segala aktifitas ekonomi dan transaksinya tanpa mengandalkan bunga dan dijalankan berdasarkan syariat agama islam yang berlaku. Sedangkan menurut Undang- undang. Pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004 yang mengatur sistem perbankan syariah di Indonesia, menyebutkan bahwa bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya dengan berdasarkan hukum syariah agama islam. Berdirinya bank syariah di Indonesia juga diilhami oleh bank – bank syariah yang ada di Negara lain yang kebanyakan merupakan Negara islam seperti Mesir dan Arab Saudi.

Menurut ketentuan yang tercantum dalam Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, Pasal I, Bank Syariah adalah bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam, termaksud unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam.

Menurut Antonio dan Perwataatmadja dalam Setia (2005) , membedakan menjadi dua pengertian antara bank Islam dengan bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah (1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2) Bank yang tata cara beroperasinya

(37)

mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan perinsip syariah Islam adalah bank dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dikaitkan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhilah praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Menurut Muhammad (2014) Bank Syariah atau juga dikenal dengan istilah Bank Islam yakni Bank yang kegiatan usahanya berdasarkan pada Al-qur’an dan Hadits Rasulullah.

Menurut Edy Wibowo dalam bukunya pengertian bank islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-qur’an dan Hadits.

Menurut Syukri Iska dan Wangsawidjaja (2012:49 dan 2012:10) bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak tergantung pada bunga dan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.

2.2.2. Prinsip Perbankan Syariah

Sistem perbankan syariah mulai muncul di Indonesia pada tahun 1992 dan berdirinya bank syariah ini didasari oleh beberapa landasan hukum atau dalil dalam Alqur’an dan hadits sebagai berikut :

(38)

1. QS Ali Imran : 130

Dalam surat Ali Imran ayat 130 Allah SWT melarang umatnya untuk memakan harta riba seperti yang dijalankan dalam transaksi bank konvensional melalui penggunaan bunga Bank.

َنوُحِلْفُت ْمُكَّلَعَل َ َّللَّا اوُقَّتا َو ۖ ًةَفَعاَضُم اًفاَعْضَأ اَب ِ رلا اوُلُكْأَت َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Qs Ali Imran : 130)”

2. Qs Ar rum : 39

Riba yang ada pada harta manusia tidaklah diperbolehkan dalam agama islam dan hal ini seusia dengan firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 39 berikut

ِرُت ٍةاَك َز ْنِم ْمُتْيَتآ اَم َو ۖ ِ َّللَّا َدْنِع وُب ْرَي َلََف ِساَّنلا ِلا َوْمَأ يِف َوُب ْرَيِل اًب ِر ْنِم ْمُتْيَتآ اَم َو ُمُه َكِئََٰلوُأَف ِ َّللَّا َهْج َو َنوُدي

ُفِعْضُمْلا َنو

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).(Qs Ar Rum : 39)”

(39)

3. Qs An Nisa 161

Ayat lain yang menyebutkan tentang riba dan menjadi dasar munculnya sistem perbankan pribawi adalah Quran Surat An Nisa yang dengan jelas menyebutkan bahwa umat islam dilarang memakan harta yang termasuk didalamnya adalah riba.

ُهْنِم َني ِرِفاَكْلِل اَنْدَتْعَأ َو ۚ ِلِطاَبْلاِب ِساَّنلا َلا َوْمَأ ْمِهِلْكَأ َو ُهْنَع اوُهُن ْدَق َو اَب ِ رلا ُمِهِذْخَأ َو اًميِلَأ اًباَذَع ْم

“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (Qs An Nisa 161)”

Sedangkan sabda Rasulullah Sallallahu alaihi wa sallam yang sahih untuk melarang riba adalah .. “Allah melaknat pemakan riba, orang yang memakan dengan riba, dua orang saksinya, dan penulisnya (sekertarisnya)”. Diriwayatkan semua penulis Sunan. At tirmidzi meshahihkan hadits ini.

Kesimpulannya adalah bahwa di dalam islam memngut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Oleh karena itu mendorong bagi perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga, karena menurut pendapat MUI bunga bank termasuk kedalam riba. Karena ditetapkannya akad diawal. Jadi

(40)

ketika sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka akan mengetahui hasilnya dengan pasti.

Berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil depositnya. Dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya.

Yaitu bila akad ditetapkan diawal/persentase yang didaptkan penabung sudah diketahui, maka yang menajadi sasaaran untuk menutupi jumlah bunga tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal dan apapun yang terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. Berbeda dengan bagi hasil yang hanya memebrikan nisbah tertentu pada deposannya. Maka yang dibagi adalah keunutungan dari yang didapat kemudian dibagi sesuai nisabah yang disepakati oleh kedua belah pihak.

2.2.3. Kegiatan Bank Umum Syariah

Berdsarkan UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 19, 20 dan 21 diuraikan tentang kegiatan Bank Umum Syariah (BUS) sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau ekuivalennya, berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentul lainnya yang dipersamakan dengan itu berdsarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

(41)

3. Menyalurkan pembiyaan bagi hasil berdasarkan Akad Mudharabah, Akad Musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

4. Menyalurkan pembiyaan berdsarkan Akad Murabahah, Akad Salam, Akad Istisnah’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip syariah;

5. Menyalurkan pembiyaan berdasarkan Akad Qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

6. Menyalurkan pembiyaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad Ijarah dan/atau Sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamilik atau Akad lain yang tidak bertentang dengan Prinsip Syariah;

7. Melakukan pengambil alihan utang berdsarkan Akad Hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiyaan berdsarkan Prinsip Syariah;

9. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga kepada pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip syariah, anatara lain seperti Akad Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah atau Hawalah;

10. Memebeli surat berharga berdasarkan Prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau BI;

(42)

11. Menerima pemabayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;

12. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;

13. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

14. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah;

15. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan Akad Wakalah;

16. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;

17. Kegiatan lain yang lazim di lakukan di bidang perbankan dan sosial sepanjang sesuai dengan Prinsip Syaraiah dan peraturan perundang- undangan;

18. Melakukan kegiatan valuta sing (valas) berdasarkan Prinsip Syariah;

19. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang menjalankan usaha berdasarkan Prinsip Syariah;

20. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya;

(43)

21. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan Prinsip Syariah;

22. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan peraturan pasar modal;

23. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;

24. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang.

25. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal dan;

26. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha BUS lainnya berdasarkan Prinsip Syariah.

2.2.4. Produk Bank Syariah

Secra garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syaraih terbagi menjadi tiga besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran dana (financing), produk jasa (service).

(44)

a. Produk Penghimpun Dana (funding) 1) Tabungan

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau yang dipersamakan dengan itu.

Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid.

Artinya, produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, tetapi bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.

2) Deposito

Deposito menurut Undang-Undanga Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008 adalah ivestasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS).

Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu, dan bagi hasilnya lebih tingggi daripada tabungan.

3) Giro

(45)

Giro menurut undang-undang perbankan syariah nomor 21 tahun 2008 adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil, dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh perusahaan atau yayasan dan atau bentuk badan hukum lainnya dalam proses keuangan mereka. Dalam giro meskipun tidak memebrikan bagi hasil, pihak bank berhak memberikan bonus kepada nasabah yang besarnya tidak ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak bank.

Prinsip operasional ban syariah yang telah diterapkan secara luas dalam menghimpun dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.

Berikut ini penjelasannya : a) Prinsip Wadi’ah

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad shamanah.

Bank dapat memanfaatkan menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah penyimpan dana. Namun demikian, rekening ini tidak boleh mengalami saldo negative (overdraft). Landasan hukum prinsip ini adalah :

(1) Q.S An nisa (4) ayat 58, yang terjemahannya :

(46)

“ sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila mumenetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-sebaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi maha melihat.”

(2) Al-Hadits :

“sampaikan (tunaikanlah) amnat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah menghianatimu.” (H.R Abu Dawud)

b) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan dana atau deposen bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Bank kemudian melakukan penyaluran pembiyaan kepada nasabah peminjam yang membutuhkan dengan menggunakan dana yang diperoleh tersebut, baik dalam bntuk murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah atau bentuk lainnya.

Hasil usaha ini selanjutnyaakan dibagi hasilkan kepada nasabah penabung berdasarkan nisbah yang disepakati. Apabila bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

b. Produk Penyaluran Dana/Pembiyaan (funding)

(47)

Pembiyaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiyaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Secara garis besar, produk pembiyaan kepada nasabah yaitu sebgai berikut : 1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang.

Keuntungan bank disebutkan di depan dan termasuk harga yang dijual.

Terdapat tiga jenis jual beli dalam pembiyaan konsumtif, modal kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu : Ba’I Al-Murabahah, Ba’I As-Salam, Ba’I Al-Istisbna.’

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa. Dalam hal ini bank menyewakan peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan secara pasti sebelumnya.

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Dalam prinsip bagi hasil terdapat dua macam produksi yaitu : Musyarakah dan Mudharabah.

c. Produk Jasa (Service)

(48)

selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penabung) antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Sharf (jual beli valuta asing)

Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini harus dilakukan pada waktu yang sma (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta sing. Prinsip ini yang memiliki izin untuk melakukan jual beli valuta asing.

2) Wadi’ah (titipan)

Pada dasarnya, dalam akad wadiah yad dhamanah penerima simpanan hanya dapat menyimpan, tanpa berhak untuk menggunakannya. Dia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena faktor-faktor diluar batas kemampuan.

2.3. Sistem Bagi Hasil Dalam Bank Syariah

Sistem bagi hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembuatan hasil usaha penyedia modal dengan pengelola modal yang berbentuk mudharabah

(49)

(Bank Syariah hanya mengawasi operasional usaha nasabah) dan musyarakah (Bank Syariah ikut terlebiat dalam operasional usaha nasabah). Keuntungan yang dibagikan pihak Bank Syariah kepada anggota berdasarkan atas laba usaha bruto dengan perbandingan bagi hasil 40:60, atau sesuai dengan kekuatan tawar menawar kedua belah pihak.

Saat ini sebagaian besar masyarakat hanya melihat bahwa nilai tambah bank syariah adalah lebih halal dan selamat, lebih menjanjikan untuk kebaikan dunia dan akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antar sesama dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut memang benar, namun bank syariah memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah bersaing dengan bank-bank konvensional dan juga bagi hasil yang ditawarkan tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga. Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah.

Berdasarkan prinsip ini, bank islam akan berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung bank akan bertindak sebagai mudharib “pengelola” sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal “penyandang dana”. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.

Perbedaan Imbalan Berdasarkan Bagi Hasil Dan Bunga

BAGI HASIL BUNGA

(50)

Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi.

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang di pinjamkan.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkatkan sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”

Tidak ada yang merugikan keabsahan bagi hasil.

Eksitensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam.

(Sumber : M Syafi’I Antonio 2001) 2.4. Pengetahuan

(51)

Natoatmodjo (2003:127), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, pengetahuan ini terjadi setelah seseorang melakukan penelitian terhadap suatu objek. Munurut Suwarman (2011:147), ketika masyarakat memiliki pengetahuan lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan maupun merecall informasi dengan baik.

Secara umum pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Himpunan dari bagian informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen. Menurut Engel dalam Sangadji (2013;43) pengetahuan konsumen dibagi menajadi tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (product knowledge), pengetahuan pembelian (purchase knowledge) dan pengetahuan pemakaian (using knowledge).

Menurut Natoadmodjo (2003:33), pengetahuan yang tercakup dalam domain kodnitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagaian kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

(52)

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat pula diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih dalam kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kata kerja.

5. Sintesis (syintesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakan suatu menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.5. Keputusan Nasabah

Keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen (Kotler, 2002:234). Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, dalam usaha memcahkan

(53)

permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional sesuai lingkungan organisasi (Siswanto, 2005:171).

Menurut Maski (2010), keputusan adalah pemilihan diantara alternatif –alternatif yang mengandung tiga pengertian yaitu : ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada tujuan yang ingin dicapai dan kepuasan diambil semakin mendekati tujuan tersebut. tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagi setiap perusahaan penting untuk mengetahui dan memahami perilaku konsumen, agar mampu mengembangkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Keputusan konsumen merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam perilaku konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah pilihan dari dua lebih yang akan diputuskan kemungkinan melalui sebuah pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen. Melalui pengambilan keputusan ini sangat berkaitan dengan perilaku konsumen yang dilakukan dalam mengambil keputusan tersebut, jadi dalam memilih keputusan kita harus melihat perilaku-perilaku konsumen yang ada didalam masyarakat luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan adalah : 1. Kekuatan Sosial Budaya

a. Faktor Budaya

Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan

(54)

suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

b. Faktor Kelas Sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda dengan status sosial walaupun sering kedua istilah ini diartkan sama. Sebenarnya kedua istilah tersebut merupakan dua konsep yang berbeda.

c. Faktor Kelompok Anutan (Small Reference Group)

Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku konsumen antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompok.

d. Faktor Keluarga

Sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan pembeli.

2. Kekuatan Faktor Psikologosi a. Faktor Pengalaman Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan dan mengambil keputusan membeli.

b. Faktor Kepribadian

(55)

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan prilakunya, kepribadian yang sangat menentukan perilakunya. Kepribadian konsumen sangat ditentukan oeh faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berfikir, persesi) dan faktor eksternal dirinya (Lingkungan fisik, keluarga, masyrakat, sekolah, lingkungan alam). Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.

c. Faktor Sikap dan Keyakinan

Sikap dapat pula diartikan kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap. Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. Dengan demikan konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri.

d. Konsep Diri (Self-Concept)

Konsep diri merupakan cara pandang kita terhadap sesuatu, dan pengendalian diri menjadi bagian dari diri kita sendiri untuk membentuk pengembangan diri kita. Jadi konsep yang seperti apa yang sudah ada di dalam diri kita sendiri itu menjad fakta perilaku yang paling mendasar terhadap yang kita lakukan.

(56)

Oleh karena itu pihak bank baik bank konvensional maupun bank syariah memberikan ransangan untuk menarik minat menabung masyarakat yang hasilnya dapat dirasakan secara langsung oleh nasabah.

Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah yang akan dipilih sebagai tempat untuk menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat terhadap bank tidak hanya terpaku pada masalah kualitas seperti bunga bank, fee, keamanan tetapi sudah berkembang pada perseolan kualitas, baik mengenai produk maupun layanannya.

2.6. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Lokasi Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil

1. Nugraini (2014)

Bank Bukopin Syariah Surakarta

Profitabilitas Sistem Bagi hasil, minat nasabah, produk tabungan mudharabah

Hasil analisis data menunjukkan secara statistik pada tingkat signifikan 5%

atau 0,05 sistem bagi hasil mempengaruhi minat nasabah untuk berinvestasi pada produk tabungan mudharabah.

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil regresi terhitung (6,831)

> tabel (2,000) dan signifikan pada 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, berarti juga variabel profitabilitas sistem bagi hasil secara parsial berpengaruh terhadap minat nasabah untuk berinvestasi pada produk tabungan mudharabah.

2. Gunawan dan Yulika (2014)

Bank Syariah di Kota

Cirebon

Sistem bagi hasil,

keputusan nasabah

1. Nasabah Bank Syariah di Kota Cirebon dalam menilai suatu sistem bagi hasil pada Bank Syariah di Kota Cirebon sangat baik,

(57)

2. Nasabah Bank Syariah di Kota Cirebon dalam menggambarkan

keputusannya untuk menjadi nasabah Bank Syariah di Kota Cirebon sangat tinggi,

3. Sistem bagi hasil mempunyai pengaruh positif dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan menjadi nasabah.

Berdasarkan hasil peneltian koefisien determinasi nilai sebesar 42,3% artinya 42,3%

variabel keputusan mejadi nasabah dapat dijelaskan oleh variabel sistem bagi hasil, sedangkan 57,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

3 Antanusius Hardian Permana Yogiarto (2015)

Bank Muamalat Pekalongan

Bagi hasil, promosi, kualitas pelayanan, keputusan penggunaan jasa

perbankan Syariah tabungan mudharabah

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Bagi Hasil terhadap Keputusan Pengguna Jasa Perbankan Syariah Tabunga Mudharabah pada nasabah Bank Muamalat Pekalongan, dengan koefisien korelasi rx1y sebesar 0,617; koefisien determinasi r2x1y sebesar 0,413; dan nilai signifikan 0,000<0,05; 2. terdapat pengaruh positif dan signifikan koefisien korelasi rx2y sebesar 0,681; koefisien determinasi r2x2y sebesar 0,471; dan nilai signifikan 0,000<0,05; 3. terdapat pengaruh positif dan signifikan Kualitas Pelayanan

(58)

terhadap Keputusan Pengguna Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah pada nasabah Bank Muamalat Pekalongan, dengan koefisien korelasi rx3y sebesar 0,456;

koefisien determinasi r2x3y sebsar 0,502; dan nilai signifikansi 0,000<0,05; dan 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Bagi Hasil, Promosi, Kualitas, Pelayanan secara bersama-sama terhadap Keputusan penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah pada nasabah Bank Muamalat Pekalongan, dengan koefisien korelasi Rxy (1,2,3) sebesar 0,795 dan koefisien determinasi nilai R2 xy(1,2,3) sebsar 0,632; dan Fhitung sebesar 54,907 lebih besar dari F tabel sebesar 2,70.

4. Susanti Mei Diana (2017)

BMT Bina Umat Sejahtera Kalijambe

Pengetahuan, lokasi, kualitas pelayanan dan bagi hasil

Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan anggota menabung di BMT Bina Umat Sejahtera Kalijambe. Ditunjukkan dengan nilai t hitung 3,462 dengan nilai signifkansi 0,000. Karena besar t hitung 3,486 > t tabel 1,9850 dan tingkat signifikansi 0,000 <

0,05. Sedangkan bagi hasil berpengaruh signfikan terhadap keputusan anggota memilih menabung di BMT Bina Umat Sejahtera Kalijambe ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4,038 dan signifikan 0,000 dimana nilai t hitung 4,038 > t

(59)

tabel 1,9850 dan nilai signikan 0,000 < 0,05

2.7. Kerangka Pikir

Umumnya tujuan utama bank adalah memperoleh keuntungan. Karena perolehan keuntungan tersebut bank dapat tumbuh dan berkembang serta dapat melangsungkan kehidupan perusahaan secara wajar dan bertahap. Begitupun sebaliknya tujuan utama para nasabah terhadap bank adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya.

Sebagaimana diketahui bank beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam menawarkan sistem bagi hasil kepada nasabahnya. Artinya, selain pembagian untung dan rugi sama-sama ditanggung oleh kedua belah pihak , dan juga dapat dipahami bahwa keuntungan yang akan diperoleh nasabah bisa berubah-ubah, semuanya tergantung pada pendapatan atau keuntungan yang diperoleh bank syariah.

Besarnya persentase bagi hasil sudah ditetapkan oleh pihak bank. Namun, biasanya masih membuka ruang tawar-menawar dalam batas yang wajar.

Besarnya persentase bagi hasil yang ditetapkan oleh pihak bank syariah adalah salah salah satu faktor atau alasan nasabah untuk mengambil keputusan dalam memilih bank syariah. Sesuai uraian tersebut menunjukkan bahwa produk bank syariah yaitu sistem bagi hasil mempunyau kualitas produk akan berdampak pada pembuatan keputusan yang dilakukan oleh nasabah. Oleh karena itu pengaruh sistem bagi hasil terhadap minat nasabah dalam memilih bank syariah dapat digambarkan dalam bagan kerangka berfikir sebagai berikut :

(60)

Bank Muamalat Cabang Makassar

Sistem Bagi Hasil (X1)

Pengetahuan (X2)

Keputusan Nasabah (Y)

Hasil Penelitian

2.8. Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Merupakan suatu anugrah yang tak ternilai bagi penulis bisa mnyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Penerapan Akuntansi Dana Zakat dan Infak/Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penelitian dengan judul

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Manajemen, Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan

Dari hasil pengolahan data, untuk Indonesia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata return saham dan untuk rata- rata trading volume activity

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Study Empiris Pada Perusahaan Real Estate Yang

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir dengan judul PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK, DAN PERSEPSI KUALITAS PADA CALON WALI KOTA

Berkah Mulya Abadi Wonosobo&#34; penelitian ini tentang penggunaan biaya pemeliharaan dalam pengambilan keputusan pemeliharaan apakan membeli mesin yang baru