• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN "

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

NUR AFNI MAULIDAH NIM. 084143049

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

SEPTEMBER 2018

(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

NUR AFNI MAULIDAH NIM. 084143049

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

SEPTEMBER 2018

(3)
(4)
(5)











































Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(

Q.S. AL-Hujarat: 13)1

1Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tarjemah Makna keDalam Bahasa Indonesia (Bandungs: SYGMA, 2016) 517: 13

(6)

Ayahanda dan Ibunda (Syarif Abdullah Rahim dan Husnul Hotimah) Yang saya cintai, semangat dan Do’a mu memberikan kekuatan bagiku

Untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik.

Dua kakakku (Fiki Arisma Yudi Oktavian todan Moch. Azis Setiawan Jordi) Yang saya sayangi, nasehat mumemberiku semangat baru

Ketika aku mulai lelah dan jenuh.

Guru-guruku terhormat, yang telah ikhlas mendidik dan membimbing kusejak di bangku TK, SD, MTs, MA hingga saat ini.

Dan teman-teman seperjuangan kelas MPI C2 angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaannya yang begitu indah

(7)

Hanya kepadaMu wahai Allah, segala sanjungan dan kemuliaan, semua kekuatan, daya dan upaya sampai terselesaikan penulisan skripsi ini, yang berjudul “implementasi manajemen humas dalam Membangun Citra Madrasah di MAN bondowoso Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Dan kepadamu wahai nabi Allah, Muhammad bin Abdullah, salam serta rindu tiada akhir, sholawat dan kesejahteraan akan selalu terlimpahkan sampai menutup mata. Begitu pula kepada handai taulanmu, As Sabiqunal Awwalun yang mencintaimu, dan para mujahidinNya sampai hari akhir.

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu kata pepatah. Sama halnya dengan karya ilmiah yang tak lepas dengan kekurangan ini, baik dari sisi pembahasannya atau cara penulisannya. Oleh karena itu, merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis, manakala pembaca sekalian memberikan saran, masukan, atau kritik membangun untuk kebaikan penulis kedepan.

Dan tidak lupa pula kepada segenap orang-orang yang telah membantu dengan arahan dan bimbingan, semoga dibalas dengan pahala yang melimpah.

Terutama kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, MM., selaku Rektor IAIN Jember yang telah memimpin kampus ini dengan baik, sehingga mampu memajukan dan mengembangkan lembaga ini.

2. Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.H.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah bekerja keras mengembangkan dan

(8)

3. Dr. Hj. St. Rodliyah, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Nuruddin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

5. Dr. H. Suhadi Winoto, M. Pd.,selaku dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi serta penuh kesabaran dan keikhlasan di tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam mengurangi kehidupan di dunia dan di akhirat

7. Alfisyah Nurhayati, S.Ag., M.Si., selaku Kepala Perpustakaan IAIN Jember, berserta karyawan yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan fasilitas referensi bagi mahasiswa.

8. H. Ibrahim S.Ag. M.Pd. I.,selaku kepala MAN Bondowoso beserta jajaran stafnya yang telah berkenan memberikan informasi data yang dibutuhkan sehingga membantu proses penyelesaian penelitian.

(9)

langsung.

Akhir kata, hanya kepada Allah Swt penulis memohon ampunan, taufik, dan hidayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mendatangkan barokah bagi penulis dan besar harapan penulis menunggu tegur konstruktif kepada segenap pembaca karya tulis ilmiah ini.

Jember, 13 September 2018

Nur Afni Maulidah NIM. 084143049

(10)

Citra Madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu instansi dalam masyarakat, yang mana masyarakat turut serta dalam memajukan lembaga pendidikan.

Kemajuan dan kesuksesan lembaga pendidikan tidak lepas dari dukungan serta partisipasi masyarakat. Dilembaga pendidikan terdapat humas yang bertujuan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, tidak hanya dengan wali murid saja akan tetapi juga dengan instansi lainnya seperti pemerintah. Hal tersebut sangat penting dilakukan dikarenakan dalam pelaksanaannya, kegiatan pendidikan harus menjalin komunikasi secara menyuluruh dengan lapisan masyarakan dan instansi.

Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efsien. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut humas harus dikelola dengan baik sehingga lembaga pendidikan memerlukan manajemen humas sebagai alat untuk mencapai salah satu tujuan pendidikan utamanya dalam membangun citra madrasah. Dan dalam hal ini MAN Bondowoso telah memaksimalkan manajemen humas dalam membangun citra madrasah dilembaganya.

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat tiga fokus penelitian yaitu: (1) perencanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso, (2) pelaksanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso, (3) evaluasi humas dalam membangun citra madrsah di MAN Bondowoso.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan perencanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso, (2) untuk mendeskripsikan pelaksanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso, (3) untuk mendeskripsikan evaluasi humas dalam membangun citra madrsah di MAN Bondowoso.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian field research dan untuk menentukan subyek penelitian ini menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara semi terstruktur, observasi partisipasi pasif dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah model interaktif Miles and Huberman dengan langkah- langkah yang digunakan adalah mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan datanya menggunakan validitas triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitiannya adalah: (1) Perencanaan humas dalam membangun citra masrasah sudah tertuang dalam RKT (Rencana Kerja Tahunan) dan secara umum tertuang RKM (Rencana Kerja Madrasah) yang meliputi, pertama analisa kebutuhan humas dilakukan atas dasara analisa WAKA Humas yaitu menetapkan target-target operasi humas, memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang dibutuhkan, memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna menentukan: jumlah program dan waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan tersebut, kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

(11)

kerja dan itu dilakukan dalam satu musyawarah antara waka-waka yang ada dipimpin oleh kepala madrasah dan Keiga, Perancangan atau penyusunan program kerja humas tersusun melalui rencana program kerja rutin dan rencana program insidental. Dalam penyusunan program kerja humas yang sangat berperan aktif adalah para Waka-Waka, program kegiatan itu sudah mengacu pada kegiatan- kegiatan kemarin jadi bisa mengevaluasi kegiatan yang kemaren mana yang kira- kira kegiatan kemaren yang masih bisa dilaksanakan mana yang perlu di tambah dan mana yang perlu di kurangi pada program tahun berikutnya. (2) Pelaksanaan humas dalam membangun citra madrasah dapat dilihat dari berbagai kegiatan atau program humas yaitu, Pertama, Adanya Singgel Sex Area yaitu area putra dan putrid dibedakan. Kedua, membina hubungan harmonis internal madrasah seperti membudayakan S3Q (salam, shalat, silaturrahim dan membaca Al-Qur’an).

Ketiga, menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat dengan mengadakan even-even seperti Pawai muharram, pawai rhamadan, PKLA (Praktek Kerja Lapangan Keagamaan). Keempat, menjalin kerjasama dan hubungan harmonis dengan instansi-instansi luar seperti PKLK (Praktek Kerja Lapangan Kompiuter) dan PKLT (Praktek Kerja Lapangan ke Tahfidan). Kelima, adanya publikasi seperti pembuatan profil, penerbitan majalah, facebook humas, dan Layanan Informasi penilaian Online, membuat website dan pembuatan Mading siswa.

Keenam, adanya news (pesan/berita) Operasional layanan SMS Center. Dalam pelaksanaan ditemukan Hambatan yaitu adanya SDM kurang bekerjasama dengan baik dan adanya ketidak samaan bahasa dengan masyarkat yang diajak kerja sama. (3) Evaluasi humas dalam membangun citra madrasah dilaksanakan dengan rapat para waka-waka atas pimpinan kepala madrasah yang nantinya tertuang dalam notulen rapat pimpinan dan rapat umum, evaluasi ini dilakukan dengan berkelanjutan mulai dari evaluasai perencanaan yaitu waka humas melakukan evaluasi persiapan sebelum kegiatan, untuk mengevaluasi perencanaan humas dapat dilihat dari standar evaluasi keberhasilan humas serta efektifitas rencana yang disusun dan perencanaan program kegiatan juga dievaluasi. Evaluas pelaksanaan dilakukan dengan memonitoring langsung oleh oleh waka humas dan kepala madrasah namun karna kegiatan humas tidak hanya sendiri maka semua stakholder dan siswa juga terlibat didalamnya. Dan evaluasi dampak, dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peminat madrasah yang mana masyarakat banyak yang menyekolahkan atau berminat untuk menyekolahkan putra-putrinya dimadrasah ini. Dan ternyata masyarakat berhasil tertarik pada program-program sekolah juga program kegiatan humas.

(12)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Definisi Istilah ... 12

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kajian Teori... 20

(13)

3. Konsep Dasar Citra Madrasah ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 44

C. Subyek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Analisis Data ... 49

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahap-tahap Penelitian ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 54

A. Gambaran Objek Penelitian ... 54

B. Penyajian Data dan Analisis ... 62

C. Pembahasan Temuan ... 86

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(14)

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian ... 18

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala MAN Bondowoso Sejak Penegrian ... 58

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa ... 62

Tabel 4.3 Data Jumlah Guru dan Pegawai ... 62

Tabel 4.4 Matrik Temuan ... 82

(15)

3. Pedoman Wawancara 4. Jurnal Penelitian

5. Surat Keterangan Izin Penelitian 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian

7. Program Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan Jadual Kerja Waka Humas 8. Daftar Hadir Rapat umum

9. Daftar Hadir Rapat Pimpinan 10. Dokumentasi Penelitian 11. Biodata Peneliti

(16)

A. Latar Belakang

Madrasah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang mereka harapkan. Madrasah yang baik adalah madrasah yang bisa mencetak siswa-siswi yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang berkualitas serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga visi dan misi yang telah di susun bisa terealisasi dengan baik sesuai dengan yang mereka harapkan.1

Madrasah yang mampu mengadakan kontak dengan masyarakat akan menumbuhkan suasana yang saling mengenal diantara keduanya. Mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat tersebut dapat memudahkan lembaga pendidikan itu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungannya.

Lembaga pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik warga masyarakat. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan masyarakat mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan lembaga pendidikan dimasa yang akan datang.

Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan sukses jika mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, karena bagaimanapun juga lembaga pendidikan adalah tanggung jawab bersama anatara sekolah dan masyarakat.

1 Muhaimin, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenda Media Grup, 2012), 89-90

(17)

Kegitan humas dalam suatu lembaga pendidikan tidak hanya meliputi hubungan sekolah dengan orang tua saja, akan tetapi menjalin hubungan dengan masyarakat luas seperti menjalin relasi dengan orang yang peduli terhadap pendidikan dan instasi pemerintah, karena dalam pelaksanan kegiatan pendidikan membutuhkan jalinan komunikasi secara menyeluruh dengan semua lapisan masyarakat, supaya madrasah sebagai lembaga pendidikan dapat diterima di tengah-tengah masyarakat dan pelaksanaannya berjalan secara efektif dan efesien.

Untuk mewujudkan itu semua maka humas dalam lembaga pendidikan harus dikelola dengan baik, hal ini tentu saja perlu adanya manajemen humas sebagai alat untuk bisa mengendalikan humas agar tujuan lembaga pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efesien. Dalam hal ini manajemen humas adalah untuk mengatur hubungan antara sekolah dengan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi suatau kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak pengelola organisasi yaitu humas madrasah untuk menciptakan atau memelihara suatau sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap suatu kegiatan atau program yang berada di dalam madrasah.

Sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 8 yang berbunyi:

(18)

“masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.2

Berdasarkan isi yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam manajemen humas di madrasah, masyarakat juga berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan

Manajemen humas mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan suatu lembaga, karena bagaimanapun juga suatu lembaga tidak akan mungkin berkembang dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan masyarakat disekitarnya, apalagi lembaga pendidikan islam (madsrasah).

Dalam bahasa yang lebih dinamis dikatakan bahwa lembaga pendidikan dan masyarakat bukan hanya sekedar menjalin hubungan, tetapi lebih kepada komunikasi, dan keluasan makna ini akan berdampak terhadap keharmonisasi hubungan sekolah dan masyarakat sehingga pada gilirannya dapat tercipta jika masing-masing elemen yang menjadi pelengkap hubungan tersebut dapat terpelihara serta masing-masing memberikan dukungan satu dengan lainya. Dengan kata lain, hubungan sekolah dengan masyarakat akan membuahkan hasil berupa kerjasama, dan kerjasama tersebut dapat terlaksana dengan baik jika terjadi komunikasi yang kondusif yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan keduanya.3 Humas tersebut berperan memberikan pembinaan hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan instansi luar atau sebaliknya. Begitu juga kemampuan untuk menjembatani atau

2 Sekretariat Republik Indonesia, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3 Dadang Suhardan, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010) 276-277.

(19)

membangun hubungan komunikasi dengan masyarakat luar sebagai publikasinya. Sesuai dengan Ayat Al-Qur’an Surat Al-hujurat ayat 13 :











































Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al-Hujurat: 13)4

Dalam ayat tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan beragam agar kita bisa saling kenal mengenal. Dalam konteks pendidikan, lembaga pendidikan diharapkan mampu memperkenalkan lembaga pendidikan kepada masyarakat untuk merespon kebutuhan masyarakat serta menjawab tantangan sehingga pada gilirannya masyarakat akan menentukan pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat peserta didik.

Kepercayaan masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan madrasah, ketika masyarakat memiliki kepercayaan terhadap madrasah, mereka akan mendukung penuh bukan saja dengan memasukkan putra- putrinya ke dalam madrasah tersebut, akan tetapi bahkan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sebaliknya, ketika masyarakat tidak

4Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an terjemah Perkata. (Bandung: Semesta Qur’an, 2013), 354

(20)

percaya, mereka bukan hanya tidak mau memasukkan putra-putrinya ke madrasah tersebut, akan tetapi bahkan memprovokasi tetangga atau karyawan.5 Simpati masyarakat akan timbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara intensif dan proaktif di samping membangun citra madrasah yang baik.

Di era globalisasi peranan madrasah semakin dituntut memberikan manajemen dan layanan yang professional kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat melanjutkan pendidikan. Masyarakat sebagai salah satu konsumen pendidikan lebih kritis dan realistis dalam memilih madrasah. Sikap masyarakat seperti itu menuntut madrasah untuk tetap menjaga dan meningkatkan image yang positif madrasahnya dimata masyarakat. 6

MAN Bondowoso adalah satu-satunya sekolah menengah atas negeri yang berciri khas Islami dan berkultur pesantren. Tentunya dengan dukungan Visi dan Misi yang begitu bermakna, yaitu: Unggulan dalam prestasi, siap berkomunikasi, berjiwa islami. Hal ini membuktikan bahwa tujuan madrasah dalam membentuk siswa-siswi yang berkompeten tidak hanya dalam hal duniawi saja, tetapi juga meliputi masalah ukhrawi (akhirat). Selain itu budaya kepesantrenan di MAN Bondowoso juga di cerminkan pada sistem penataan yang membedakan ruang dan kelas antara perempuan dan laki-laki, sistem ini sama persis dengan kondisi yang berada dipesantren, dengan diterapkanya sistem ini berdampak juga terhadap peningkatan citra lembaga karena

5 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007),183

6 Zulkurnain Nasution, Manajemen Humas Di lembaga Pendidikan (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2010), 17

(21)

masyarakat secara tidak langsung menganggap budaya di MAN Bondowoso hampir sama dengan budaya pesantren.7

Salah satu masyarakat berpendapat bahwa MAN Bondowoso satu- satunya Madrsah Aliyah Negeri yang berada di Bondowoso. yang mana memiliki keunikan berbeda dengan MAN yang lain seperti adanya pemisahan gedung antara putra dan putri dan tidak hanya gedung saja, namun kegiatan yang dilakukan di MAN bondowoso juga dibedakan anatara putra dan putri serta semua warga sekolah ramah dan mampu bersaing dengan sekolah- sekolah diluar yang mayoritas Negeri. Dengan keunikan yang seperti itu sehingga membuat masyarakat tersebut tertarik untuk menyekolahkan anaknya dan juga ingin mengajak saudara-saudaranya yang mempunyai anak untuk menyekolahkan di MAN Bondowoso ini. 8

Untuk membangun dan menjaga citra madrasah yang baik dibutuhkan profesionalisasi para praktisi humas dalam mengelola kegiatan humas di madrasah tersebut, karena peran dan tugas humas tidak dapat dipisahkan dari opini publik. Tugas hubungan masyarakat atau peranan hubungan masyarakat di madrasah antara lain menyebarkan informasi sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang sekolah serta kegiatan yang dilakukan, memonitoring dan dokumentasi opini publik, melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan sekolah, menyelenggarakan berbagai program untuk menjalin hubungan harmonis dengan publik, dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada publik. Berdasarkan tugas-tugas hubungan masyarakat yang

7 Ibrahim, Wawancara, Bondowoso, 27 Maret 2018

8 Ibu Rosyid, Wawancara, Bondowoso, 22 Mei 2018

(22)

disebutkan diatas, maka terdapat beberapa jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh praktisi publik relations diantaranya adalah merencankan kegiatan hubungan masyarakat, melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan mengevaluasi kegiatan hubungan masyarakat serta menganalisis umpan balik dan saran.

Manajemen humas yang dibangun praktis humas dapat menanamkan kepercayaan kepada publik tidak hanya untuk memperoleh citra positif, tetapi citra positif yang sudah dibangun perlu dipertahankan. Karena apabila kepercayaan publik luntur maka akan sulit bagi madrasah untuk memulihkan kepercayaan tersebut.

Seperti yang ada di MAN Bondowoso bahwasannya humas mempunyai beberapa agenda-agenda internal dan eksternal sebagai penyambung, pemberi atau sebagai fasilitator hubungan internal dan eksternal, yang mana tentunya madarash mempunyai visi misi untuk menjadi media kepada masyarakat, menjadi corong kepada masyarakat menjadi jendela kepada masyarakt tentang gambaran MAN Bondowoso itu seperi apa.

Kegiatan internal humas di MAN Bondowoso biasa dikenal dengan istilah S3Q mulai dari salam, sapa, dan qur’an, kemudian ada IDB (mulai dari infaq, disiplin, bersih) dan kegiatan eksternal humas di MAN Bondowoso seperti PKLK (praktek kerja lapangan kompiuter) yang bekerja sama dengan instansi- instansi pemerintah perkantoran di daerah bondowoso, kemudian PKLT (praktek kerja tahfid) ke kelembaga-lembaga pendidikan tahfidz dan PKLA (praktek kerja lapangan keagamaan) yang dilaksanakan setiap bulan maulid itu

(23)

menggerakkan seluruh kelas bekerjasama dengan masyarakat dengan tempat yang berbeda yang dikomandani langsung oleh wali kelas. Kegitan tersebut merupakan bentuk-bentuk dari pada kegiatan secara umum yang dilakukan oleh humas dimadrasah MAN Bondowoso yang kaitannya dengan membangun citra madrasah.9

Dari kegiatan humas tersebut berjalan cukup baik dimadrasah karena kehumasan yang ada di MAN Bondowoso menjalin hubungan dengan masyarakat sudah cukup lama yang artinya hubungan masyarakat secara langsung menyentuh dengan kegiatan tersebut dan adanya kegiatan tersebut membuka komunikasi langsung antara masyarakat dengan madrasah, sehingga madrasah mengetahui apa yang di inginkan masyarakat begitupun sebaliknya masyarakat mengetahui apa yang ada di madrasah selain itu respon masyarakat sangat baik. Sehinggan masyarakat banyak yang menyekolahkan atau berminat untuk menyekolahkan putra-putrinya dimadrasah ini dikarenakan masyarakat berhasil tertarik pada program-program sekolah juga program kegiatan humas.

Hal tersebut merupakan sebuah kemajuan bagi madrasah untuk dapat mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa Islam di tengah-tengah ketatnya persaingan setiap lembaga. Persaingan madrsah tidak hanya sebatas dengan sesama madrasah akan tetapi juga dengan sekolah-sekolah umum yang berda dibawa Departemen Pendidikan Nasional.

9 Ruslani, Wawancar, Bondowoso, 27 Maret 2018

(24)

Dan menyadari akan pentingnya manajemen humas dalam rangka membangun citra sekolah maka peneliti tertarik untuk melalukan penelitian dengan mengangkat judul “Implementasi Manajemen Humas Dalam Membangun Citra Madrsasah Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.10

Adapun fokus penelitian yang di angkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018 ?

2. Bagaimana pelaksanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018 ?

3. Bagaimana evaluasi humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten

10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 72

(25)

dengan masalah-maslah yang telah dirumuskan masalah sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi humas dalam membangun citra madrasah di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017/2018

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat bersifat teoritis dan praktis seperti kegunaan bagi penulis, instansi, dan masyarakat secara kesuluruhan.

Kegunaan penelitian harus realistis.11

Berdasarkan penjabaran tersebut maka tersusun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan yang terkait dengan implementasi manajemen humas dalam membangun citra madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

11 Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah, 73

(26)

1) Sebagai wawasan dari latihan menulis karya ilmiah bagi penulis dan sebagai bekal awal untuk penelitian lain dimasa mendatang

2) Memberikan pemikiran seputar pengetahuan tentang implementasi manajemen humas dalam membangun citra suatu madrasah khususnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso

b. Bagi Lembaga ( IAIN ) Jember

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan literatur Lembaga IAIN Jember, khususnya mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian tentang manajemen hubungan masyarakat.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi dalam menambah dan mewarnai nuansa ilmiah di lingkungan kampus IAIN jember dalam wacana pendidikan

c. Bagi Lembaga (MAN) Bondowoso

1) Dalam penelitian ini peneliti berharap, agar MAN Bondowoso kedepannya bisa menerapkan manajemen hubungan masyarakat dengan semestimya.

2) Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi pemikiran dan dijadikan sebagai bahan petugas humas madrasah dalam membangun citra madrasah.

d. Bagi Masyarakat

Hasil pnelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan masyarakat untuk lebih sadar serta berkontribusi dalam pengembangan dan peningkatan citra lembaga melalui kegiatan masyarakat

(27)

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik pehartian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.

Adapun tujuannya tidak lain adalah untuk memudahkan para pembaca dalam memahami secara komprehensif terhadap maksud kandunngan serta alaur pembahasan bagi judul karya ilmiah ini, yang terlebih dahulu akan dijabarkan mengenai beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul ini, yakni sebagai berikut:

1. Implementasi Manajemen Humas

Implementasi manajemen humas dalam penelitian ini adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak pengelola organisasi yaitu humas madrasah untuk menciptakan atau memelihara suatau sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap suatu kegiatan atau program yang berada di dalam madrasah.

2. Citra Madrasah

Citra madrasah dalam penelitian ini adalah penilaian atau tanggapan masyarakat sekitar yang berkaitan dengan timbulnya rasa partisipasi masyarakat, kesan-kesan baik dan menguntungkan terhadap suatau madrasah.

(28)

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.12 Penelitian ini akan dicetak dalam bentuk skripsi yang membahas beberapa pokok bahasan yang terdiri dari lima bab dan setiap bab memiliki beberapa sub bab, antara bab satu dan yang lainnya saling berhubungan bahkan merupakan pendalaman pemahaman dari bab sebelumnya. Untuk lebih mudah di bawah ini akan dikemukakan gambaran umun secara singkat dari pembahasan ini.

Bab Satu, Pendahuluan yang memuat komponen dasar penelitian yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan metode penelitian serta sistematika pembahasan.

Bab Dua, Kajian pustaka yang berisi tentang kajian terdahulu yang relavan dengan judul penelitian yang didalamnya termuat persamaan serta perbedaan antara penelitian yang bersangkutan dengan penelitian terdahulu.

Selanjutnya, menerangkan tentang kerangka teori dalam hal ini berupa konsep implementasi manajemen humas dalam membangun citra madrasah.

Bab Tiga, Metode Penelitian yang dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan peneliti meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data yang terakhir tahap-tahap penelitian.

12 Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah, 73.

(29)

Bab Empat, Hasil Penelitian yang pada bagian ini berisi tentang data atau hasil penelitian, yang meliputi latar belakang objek penelitian, penyajian data, analisis dan pembahasan temuan.

Bab Lima, Kesimpulan yang merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran dari peneliti atau penulis dan diakhiri dengan penutup.

(30)

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terikat dengan penelitian yang hendak dilaksanakan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.13 Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dikembangkan peneliti antara lain:

1. Lailia Mufida dengan judul “Implementasi Manajemen Kehumasan dalam Penerimaan Mahasiswa Baru di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Tahun Akademik 2015/2016”.

Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan manajemen humas dalam penerimaan mahasiswa baru yaitu dilakukan sesuai dengan program kerja dan target. Pelaksanaan manajemen humas dalam penerimaan mahasiswa baru yaitu sudah melalui proses yang sesuai dengan prosedur yaitu melalui perincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan pekerjaan, hingga sampai masuk kedalam melaksanakan program yang sudah direncanakan. Dan evaluasi manajemen kehumasan dalam penerimaan mahasiswa baru dilakukan mulai dari tahap awal sampai akhir guna untuk

13 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 73.

(31)

mengukur tolak ukur kelebihan atau kekurangan dan juga hambatan- hambatan yang sudah dilaksanakan.

2. Siti Mar’atus Sa’adah dengan judul penelitian “Implementasi Hubungan Masyarakat di MAN 1 Jember.

Hasil dari penelitian ini adalah hubungan masyarakat dalam menciptakan komunikasi internal meliputi komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang bertujuan menciptakan saling pengertian sesama agar semua warga sekolah bisa saling mendukung program-program yang dilaksanakan demi pengembangan kualitas sekolah. Komunikasi yang dijalin WAKA humas melalui rapat rutin dan upacara bendera yang diadakan satu bulan satu kali. Selain itu juga sesama warga sekolah yang juga menjalin komunikasi baik formal maupun nonformal, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik program-program pengembangan sekolah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Dan humas dalam menciptakan komunikasi eksternal meliputi komunikasi antara sekolah dengan wali murid, sekolah dengan masyarakat sekitar, sekolah dengan instansi lain serta sekolah dengan pers yang bertujuan untung meningkatkan saling percaya anatara sekolah dengan masyarakat serta memperoleh dukungan dari wali murid maupun masyarakat mengenai program sekolah agar berjalan sesuai rencana. Serta mempermudah dalam menjalin kerjasama dengan instansi luar lembaga

(32)

yang terkait dengan pengembangan sekolah. WAKA humas dalam menciptakan komunikasi dengan masyarakat luar lembaga melalui kegiatan yang melibatkan mereka dalam mengembangkan sekolah seperti mengadakan pertemuan wali murid, bina masyarakat maupun kerjasama dengan lembaga lain seperti tempat yang digunakan siswa-siswi untuk praktek.

3. Lukman Hakim dengan judul penelitian “Peran Humas Masyarakat Dalam Membangun Citra Dan Mempromosikan Madrasah Aliyah Darul Lughah Wal Karomah Sidomukti Krasaan Probolinggo.

Hasil penelitian ini adalah Peran Hubungan masyarakat sebagai Corporate image dalam Membangun Citra dan Mempromosikan MA Darul Lughah Wal Karomah dilakukan dengan bersikap ramah terhadap masyarakat, menjalin silaturahmi dengan baik, serta menyampaikan segala informasi profil sekolah kepada masyarakat luas. Kegiatan promosi yang dilakukan diantaranya adalah pemasangan banner, mendatangi rumah alumni MTs dan SMP, presentasi sekaligus sosialisasi ke SMP dan MTs, uji publik, pengumuman PSB di website dan brosur. Dan Peran Hubungan masyarakat sebagai Komunikator dalam Membangun Citra dan Mempromosikan MA Darul Lughah Wal Karomah menjalin hubungan yang baik dengan publik internal dan publik eksternal.

(33)

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian

NO Penulis Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1 Lailia

Mufida

Implementasi Manajemen Kehumasan dalam Penerimaan Mahasiswa Baru di Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Sama-sama meneliti tentang manajemen kehumasan dengan penelitian kualitatif dan metode pengumpulan data, yang digunakan observasi, interview, dan dokumentasi

Lebih manekankan pada

implementasi manajemen kehumasan dalam penerimaan mahasiswa baru serta lokasi

penelitian yang berbeda

a) Perencanaan yaitu dilakukan sesuai dengan program kerja dan target.

b) Pelaksanaannya yaitu sudah melalui proses yang sesuai dengan prosedur yaitu melalui

perincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan

pekerjaan, hingga sampai masuk kedalam melaksanakan program yang sudah direncanakan.

c) Evaluasi yang dilakukan mulai dari tahap awal sampai akhir guna untuk mengukur tolak ukur kelebihan atau kekurangan dan juga hambatan- hambatan yang sudah dilaksanakan.

2 Siti Mar’atus Sa’adah

Implementasi Hubungan Masyarakat di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2016/2017

Sam-sama meneliti tentang humas dengan penelitian kualitatif dan metode pengumpulan data, yang digunakan observasi, interview, dan

Lebih manekankan pada

implementasi manajemen kehumasan dalam menciptakan komunikasi internal dan menciptakan

a) Komunikasi yang dijalin WAKA humas melalui rapat rutin dan upacara bendera yang diadakan satu bulan satu kali. Selain itu juga sesama warga sekolah yang juga menjalin

komunikasi baik

(34)

NO Penulis Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian dokumentasi komunikasi

eksternal

formal maupun nonformal, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik program- program

pengembangan sekolah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

b) WAKA humas dalam menciptakan komunikasi dengan masyarakat luar lembaga melalui kegiatan yang melibatkan mereka dalam

mengembangkan sekolah seperti mengadakan pertemuan wali murid, bina

masyarakat maupun kerjasama dengan lembaga lain seperti tempat yang

digunakan siswa- siswi untuk praktek.

3 Lukman Hakim

Peran humas masyarakat dalam

membangun citra dan

mempromosikan Madrasah Aliyah Darul Lughah Wal Karomah Sidomukti Krasan Probolinggo

Sama-sama meneliti tentang humas dengan penelitian kualitatif dan metode pengumpulan data, yang digunakan observasi, interview, dan dokumentasi

memfokuskan pada peran humas sebagai corporate image dan sebagai komunikator dalam membangun citra dan mempromosika n Madrasah

a) peran humas sebagai Corporate image dengan bersikap ramah terhadap masyarakat, menjalin

silaturahmi dengan baik, serta

menyampaikan segala informasi profil sekolah kepada masyarakat luas.

(35)

NO Penulis Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian b) Peran Hubungan

masyarakat sebagai Komunikator dengan menjalin hubungan yang baik dengan publik internal dan publik eksternal.

Dengan memperhatikan penelitian terdahulu, penelitian yang akan dilakukan ini layak dan penting untuk diadakan karena dari ketiga penelitian tersebut masih menyisahkan celah yang perlu diperdalam dan terdapat beberapa hal yang membedakan anatar penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, posisi teori dalam penelitian kualitatif diletakkan sebagai perspektif, bukan untuk diuji.14

1. Konsep Dasar Manajemen Hubungan Masyarakat a. Manajemen Hubungan Masyarakat

Manejemen humas merupakan penggabungan dari kata manajemen dan humas. Manajemen sendiri memiliki berbagai macam definisi. Terry mendefinisikan bahwa manajemen sebagai pencapaian

14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 74.

(36)

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.

Lebih jelasnya bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,dan pengaturan serta mempergunakan potensi yang ada baik personil maupun material secera efektif dan efesien.15

Karena begitu banyak definisi public relation, maka para praktek public relation di seluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama ”The International Public Relations Association” (IPRA), bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama. Definisinya adalah sebagai berikut:

“ Hubungan masyarakat adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama”.16

Maka dari beberapa definisi diatas, manajemen humas adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi suatau kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak pengelola organisasi yaitu humas madrasah untuk menciptakan atau memelihara suatau sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap suatu kegiatan atau program yang berada di dalam madrasah.

15 Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabet, 2015), 204

16 Onong Uchjana Efefendy, Hubungan masyarakat suatu studi komunikologis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 23

(37)

b. Karakteristik Manajemen Humas

Adapun 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas. Melalui karakteristik inilah kita dapat menilai apakah suatu aktivitas komunikasi dapat dikatakan sebagai humas atau bukan, yakni:17

1) Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah, yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.

2) Sifatnya yang terencana, dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen, yang memerlukan fact finding, perencanaan, pengorganisasian, aksi atau pelaksanaan dan evaluasi. Artinya aktivitas humas perlu direncanakan, dirumuskan tujuannya dan ditentukan ukuran keberhasilannya.

3) Berorientasi pada organisasi atau lembaga. Untuk mencapai pengertian, kepercayaan, dan dukungan publik dengan pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi dan budaya organisasi atau lembaga sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuannya.

4) Sasarannya adalah publik, yakni suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi, sasaran humas bukanlah perseseorangan. Dalam praktik publik ini dikelompokkan menjadi dua, yakni publik internal dan publik eksternal.

17 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat (Bogor: Ghalia Indonesi, 2004), 15-17

(38)

Berdasarkan penjelasan diatas pada dasarnya karakteristik humas yaitu adanya kegiatan komunikasi, memiliki tujuan yang terencana, sasarannya adalah publik, dan membina hubungan baik antara lembaga dan publik. Jadi komunikasi yang dilakukan menguntungkan kedua belah pihak dan saling membantu antara yang satu dengan yang lain, antara lembaga dan masyarakat karena sasaran dari kegiatan humas adalah masyarakat.

2. Aktivitas Manajemen Hubungan Masyarakat a. Perencanaan Hubungan Masyarakat

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.18 Perencanaan menurut Prajudi Atmosudirjo mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan di jalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya. Sedangkan perencanaan menurut Bintoro Tjokominorto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Jadi yang dimaksud perencanaan humas disini yaitu serangkaian proses dalam menentukan tujuan dan menyusun program- program madrasah untuk membangun hubungan yang harmonis dan menumbuhkan rasa saling pengertian antara organisasi dengan

18 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Riset Pendidikan (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2013), 65

(39)

masyarakat serta untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari masyarakat terhadap keberadaan dan aktivitas madrasah yang nantinya berimbas pada citra yang baik.

Adapun alasan-alasan diadakannya perencanaan humas adalah sebagai berikut:19

1) Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atau segenap hasil yang diperoleh

2) Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang dibutuhkan

3) Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna menentukan: jumlah program dan waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan tersebut

4) Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas,seperti: personel yang ada, daya dukung dari berbagai peralatan fisik serta anggaran dana yang tersedia.

Memang benar dalam membuat perencanaan yang baik seorang pemimpin harus mampu memprediksi jauh kedepan, kemungkinan- kemungkinan yang mungkin terjadi, baik itu kesalahan maupun kegagalan sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan harapan.

Untuk itulah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang

19 Zainal Mukarom, Manajemen Public Relation, Panduan Efektif Pengelolaan humas (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2015), 195

(40)

pemimpin harus benar-benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul dimasa yang akan datang.

Disamping itu harus ada rencana kerja yang sistematis, perlu kiranya dalam sebuah perencanaan adanya analisis kebutuhan sebagai salah satu proses dalam perencanaan pendidikan.

Menurut Husaini Usman ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam sebuah perencanaan pendidikan meliputi:20

1) Menilai kebutuhan akan pendidikan (analisa kebutuhan) 2) Merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan

3) Merumuskan program kerja

4) Merumuskan kebijakan dan menentukan prioritas 5) Menguji kelayakan

6) Menerapkan rencana

7) Menilai dan merevisi untuk rencana yang akan datang

Hal ini selaras dengan pendapat Banghart dan Trul (1973) mengemukakan rencana sekolah merupakan penyeleksi kebutuhan dana (analisa kebutuhan), memilih dan memilah tenaga, serta menilai untuk kerja organisasi dan untuk memenuhi tujuan. Proses merancang perencanaan menurut Broocover (1982) harus memberikan kesempatan yang cukup untuk berdiskusi “brainstroming”, mengutarakan perasaan dan sikap, mengidentifikasikan kebutuhan (analisis kebutuhan) dan harapan, menyiapkan informasi dan memecahkan selisih pendapat.21

Tujuan umum dari program kerja dan berbagai kerja humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat atau stake holder sasaran masyarakat yang terkait. Dan hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling timbul pengertian, toleransi antara kedua belah pihak.

20 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Riset Pendidikan, 106

21 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: CV Alfabeta, 2008), 46

(41)

Dan untuk mengelola berbagai aktivitas manajemen humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal tersebut dapat terwujud jika keduanya mendapatkan informasi yang jelas, serta mudah dimengerti oleh keduanya.

Semua kegiatan humas terlebih dahulu hendaknya disusun melalui rencana program kerja humas dalam program rutin (jangka pendek) yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan kronologis dan program kerja insidentil (jangka panjang) yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program kerja ini pada prinsipnya membantu semua pelaksanaan program kerja madrasah dalam bidang komunikasi dan publikasi untuk semua warga madrasah maupun masyarakat luas.22

Kegiatan humas pada lembaga pendidikan bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah atau hanya kerja sambilan, tetapi harus dikelola secara professional dan serius. Hal itu berkaitan dengan kemampuan staf humas dalam manjemen teknis dan sebagai keterampilan manajerial, serta penuh konsentrasi dari pihak praktisi humas untuk mengelola program kerja humas dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana yang direncanakan.

22 Zulkurnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, 101

(42)

b. Pelaksanaan Hubungan Masyarakat

Pelaksanaan humas disini merupakan pelaksanaan rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau di imlementasikan ke dalam suatu program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah humas yang dihadapi. Pelaksanaan kegiatan ini dapat berupa kegiatan tindakan maupun komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan pelaksanaan kegiatan humas dalam lembaga pendidikan terdiri dari dua yaitu diantaranya:23

1) Pelaksanaan kegiatan humas secara internal

Pelaksanaan internal humas dalam hal ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan di lembaga pendidikan, yaitu hubungan antara pimpinan dengan karyawan, guru dan siswa, hubungan antara sesama karyawan dan guru yang masih dalam satu lingkungan itu sendiri. Tujuan dari kegiatan internal adalah mempererat hubungan guna memperlancar tugas-tugas harian sehingga menimbulkan hubungan yang harmonis. Dengan mewujudkan rasa harmonis maka staf humas harus menjalin hubungan yang terarah atau efektif kepada semua pihak dengan didasari rasa kekeluargaan. Sifat kekeluargaan akan menimbulkan suasana yang nyaman dalam bekerja.

23 Zulkurnaian Nasution, Manajemen Humas DiLembaga Pendidikan, 96-97

(43)

2) Pelaksanaan kegiatan humas secara eksternal

Pelaksanaan kegiatan humas secara eksternal dilaksanakan dengan tujuan mempererat hubungan dengan masyarakat atau instansi diluar lembaga. Ini dimaksudkan untuk menciptakan citra yang positif tentang lembaga pendidikan, sehingga masyarakat akan memberikan kepercayaan dan dukungan terhadap program yang direncanakan lembaga

Terdapat banyak banyak program kegiatan dalam sebuah lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam.

Langkah selanjutnya dalam melancarkan program-program kegiatan madrasah dibutuhkan semacam strategi.

Menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan dalam bukunya Rosady Ruslan, mengatakan bahwa batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah: “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan publis relations dalam kerangka suatu rencana publis relations (publis relations plan).”24

Dari pengertian strategi tersebut bertujuan untuk a) Membangun citra (image building) yang baik pada lembaga pendidikan Islam dengan kejujuran, amanah, transparansi pengelolaan. Terutama kemampuan membuktikan wujud hasil nyata pendanaan yang diterima dari negara maupun masyarakat. b)

24 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo), 134.

(44)

Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam dengan memunjukka prestasi akademik dan non akademik kepada masyarakat luas. c) Mensosialisasikan dan mempublikasikan kelebihan-kelebihan lembaga penddiikan Islam kepada masyarakat luas terutama yang sesuai dengan selera masyarakat. d) Mengundang masyarakat luas untuk berkunjung ke lembaga pendidikan Islam. e) Mengunjungi tokoh-tokoh masayarakat. Pihak lembaga hendaknya juga melibatkan diri dalam acara-acara yang dilaksanakan oleh masyarakat.25

Terdapat beberapa strategi humas yang lebih dikenal dengan bauran public relaition adalah sebagai berikut:

a) Publication (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi, gagasan atau ide kepada khalayak.

b) Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam proses penyebaran informasi kepada khalayak, contoh: kampanye PR, seminar, pameran, launching, CSR (Corporate Social Responsibility).

c) News ( pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Informasi yang disampaikan bertujuan agar dapat diterima oleh khalayak dan mendapat respon yang positif.

25 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, 192.

(45)

d) Corporate Identity (Citra Perusahaan) adalah pandang khalayak kepada suatu perusahaan terhadap segala aktifitas usaha yang dilakukan.

e) Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, media, masyarakat, dan lain-lain).

f) Lobbying and Negotiation (Teknik Lobi dan Negosiasi) adalah sebuah rencana baik jangka panjang atau jangka pendek yang dibuat oleh PR dalam menyususn anggaran yang dibutuhkan.

Dengan perencanaaan yang matang akan membuat kegiatan yang sudah direncanakan berjalan dengan baik dan dapat meminimalisasi kegagalan.26

Berdasarkan strategi yang harus diupayakan oleh praktisi humas di lembaga pendidikan, diperlukan beberapa pendekatan agar strategi tersebut berjalan dengan lancar. Beberapa pendekatan tersebut diantaranya:

a) Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (social approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, yang jelas pihak humas harus mutlak bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening), dan bukan hanya sekedar mendengar (hearing) mengenai aspirasi yang

26 Minan Jauhari, Public Relations “Membangun Citra Organisasi dengan Komunikasi (Jember:

STAIN Jember Press), 37-38.

(46)

ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika moral maupun nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat.

b) Pendekatan persuasif dilakukan dengan komunikasi balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik intern dan publik ekstern, baik bersifat mendidik, dan memberikan penerangan maupun pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan sebagainya.

c) Pendekatan tanggung jawab sosial, dalam hal ini menumbuhkan sikap agar tujuan dan sasaran yang hendak dicapai bukan untuk kepentingan sepihak, akan tetapi memperoleh keuntungan bersama yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan motivasi tanggungjawab sosialnya.

d) Pendekatan kerjasama, dalam hal ini adalah membina hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam maupun hubungan keluar guna untuk meningkatkan kerjasama.

e) Pendekatan koordinasi, dalam hal ini peranan humas lebih luas berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional.27

27 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan , 29-30.

(47)

Berkaitan dengan penjelasan langkah pokok-pokok dari berbagai aspek pendekatan diatas maka dapat ditarik seuatu pengertian yang mencakup peranan humas di berbagai kegiatan lapangan, yaitu; Menginformasikan (to inform). Menerangkan (to explain). Menyarankan (to suggest). Membujuk (to persuade). Mengundang (to invite). Meyakinkan (to convice).

Dalam melaksanakan kegiatan humas untuk menjalin hubungan antara sekolah dengan masyarakat, terdapat beberapa hambatan atau kendala mendasara yaitu seperti28:

a) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun

b) Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat, sehingga terciptanya komunikasi satu arah antara sekolah tidah tahu keinginan masyarakat/walimurid yang pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiyaan.

3) Evaluasai Hubungan Masyarakat

Salah satu tahap proses manajemen humas adalah pengevaluasian program kegiatan. Evaluasi dapat dikatakan sebagai usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu program atau kegiatan. Dengan demikian, ketika melakuan evaluasi

28 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, 8

(48)

terhadap program humas yang akan, sedang, dan telah dijalankan, praktisi humas sedang mencoba memperlihatkan nilai dari masing- masing kegiatan, agar kegiatan tersebut layak dijalankan atau diteruskan. Evaluasi merupakan langkah mengukur keberhasilan atau kegagalan proses-proses dengan pengukuran standar demi pencapaian misi sebagai masukan bagi pembuatan keputusan berikutnya dari hasil program yang dibuat.29

Evaluasi program kehumasan berkaitan dengan penilaian suatu program kehumasan apakah sudah berhasil atau belum, apakah kriteria untuk menilai program kehumasan sudah berhasil atau masih harus diperbaikai. Evaluasi program bertujuan mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program karena dari hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakn

Menurut arikunto dalam buku manajemen public relation, ada empat kemungkinan kebijakan dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu:30

29 Zainal Mukarrom, Manajemen Public Relation (Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat), 239

30 Ibid., 245

(49)

1) Menghentikan program karena program tersebut dipandang tidak bermanfaat atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan

2) Merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan

3) Melanjutkan program karena pelaksanan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat

4) Menyebarluaskan program karena program tersebut berhasil dengan baik sehingga sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan pada waktu yang lain

Pada dasarnya evaluasi terbagi menjadi tiga bagian menurut Scoot yaitu: Pertama, Evaluasi input yang mengevaluasi bagian riset dan perencanaan. Evaluasi input meneliti kembali apakah penelitian dan perencanaan cukup lengkap dan mengetahui efektivitas rencana yang telah disusun sebelum berlanjut ke tindakan berikutnya. Kedua, Evaluasi proses yang mengevaluasikan pelaksanaan program sejauh mana pelaksanaan program yang telah terlaksana untuk mengukur ada tidaknya kesalahan dari program yang telah terlaksana dan siap membuat sebuah rencana cadangan jika ada keselahan Ketiga, Evaluasi output keluaran hasil program yang membandingkan dampak dan hasil dari program yang sudah terlaksana dengan perencanaan awal

(50)

yang telah ditargetkan. Evaluasi ini mengukur adanya perbedaan dampak dengan perancanaan awal sebagai alat evaluasi. Dengan evaluasi, keberhasilan atau kegagalan suatu program dapat diketahui.31

Suatu evaluasi tidak dapat dikatakan lengkap tanpa memberikan penilaian atas tiap-tiap tingkatan. Untuk evaluasi program humas, diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:32 a) Evaluasi tahap persiapan memberikan penilaian atas kualitas

informasi dan kecukupan informasi serta perencanaan yang telah dilakukan. Evaluasi terhadap tahap persiapan program humas, meliputi hal-hal mencakup penilaian yang bersifat subjektif dan objektif

b) Evaluasi tahap pelaksanaan menilai kelengkapan taktik dan cukupan usaha yang telah dilakukan

c) Evaluasi terhadap dampak memberikan penilaian atas efek yang dihasilkan dari suatu program kehumasan yang telah dilaksanakan

3. Konsep Dasar Citra Organisasi a. Pengertian Citra Organisasi

Sebuah organisasi atau lembaga berdiri bukan tanpa suatu alasan dan pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan berdirinya organisasi atau lembaga ditentukan sejak organisasi atau lembaga tersebut berdiri atau

31 Ibid., 239

32 Morrisan, Manajemen Public Relation (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 232

(51)

dibentuk. Tercapainya tujuan organisasi atau lembaga tersebut ditentukan oleh kinerja dari seluruh praktisi dalam organisasi atau lembaga tersebut dan dapat dilihat dari opini masyarakat terhadap organisasi atau lembaga tersebut. Opini masyarakat terhadap suatu organisasi atau lembaga tersebut biasa disebut dengan citra. 33

Citra atau yang lebih akrab kita dengar dengan sebutan image bukanlah hal yang asing dalam dunia public relations, karena sangat berkaitan erat dengan fungsi public relations dan membangun citra.

Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi.34

Menurut Buchari Alma dalam tulisan Rosady Ruslan menuliskan bahwa sanya citra didefinisikan sebagai kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu. Dan juga citra dibentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu untuk mengambil keputusan.

Kotler dalam tulisan Rosady Ruslan mengatakan bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Objek tersebut dibentuk dengan memperoses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Juga dijelaskan oleh Renald Kasali bahwa citra merupakan kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.

33 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 75

34 Minan Jauhari, Public Relations “Membangun Citra Organisasi dengan Komunikasi”, 97.

Referensi

Dokumen terkait

DIMENSI RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLANNING) Waktu Pembentukkan organisasi baru (organisasi, produk, ataupun jasa) Pengembangan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan poliklinik adalah tingkat baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas rumah

KETUJUH : Harga Ekspor untuk penghitungan Bea Keluar untuk produk campuran dari dua atau lebih jenis barang yang dikenakan Bea Keluar sebagaimana dimaksud dalam

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Koreksi Aritmatik Nomor : 05/PHP PTS/umpo/2013 tanggal 20 Juli 2013, maka ditetapkan urutan dari penawaran terendah untuk pekerjaan

Keistimewaan Sistem Da Vinci adalah tangan robot yang dikendalikan sebuah remote control sehingga dapat membuat beberapa seri irisan- irisan kecil untuk menggantikan

Puji Tuhan P enulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Kekuatan Pembuktian Tindak Pidana E-commerce Berbasis Nilai Keadilan ” dengan lancar.. Skripsi ini

Universitas Negeri