• Tidak ada hasil yang ditemukan

FM Mawar (Rosa Damascena Mill.) Dengan Kombinasi Setil Alkohol-Asam Stearat Terhadap Sifat Fisik Dan Uji Aktivitasnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FM Mawar (Rosa Damascena Mill.) Dengan Kombinasi Setil Alkohol-Asam Stearat Terhadap Sifat Fisik Dan Uji Aktivitasnya."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

F

M

FORMUL

MAWAR (

ALKOH

UNIV

LASI LOT

(

Rosa dam

HOL-ASA

D

VERSITA

TION REP

mascena

M

AM STEAR

DAN UJI A

NASKAH

TITIS M K1

FAKULT

AS MUHA

SUR

PELAN M

Mill.) DENG

RAT TER

AKTIVITA

H PUBLIK

Oleh :

MUTALIKA 100110089

TAS FARM

AMMADIY

RAKARTA

2015 

MINYAK A

GAN KOM

RHADAP

ASNYA

KASI

AH

MASI

YAH SUR

A

ATSIRI BU

MBINASI

SIFAT FI

RAKARTA

UNGA

SETIL

ISIK

(2)
(3)

FORMULASI LOTION REPELAN MINYAK ATSIRI BUNGA MAWAR (Rosa damascena Mill.) DENGAN KOMBINASI SETIL ALKOHOL-ASAM STEARAT

TERHADAP SIFAT FISIK DAN UJI AKTIVITASNYA

FORMULATION LOTION REPELLENT OF ESSENTIAL FLOWER ROSE OIL (Rosa damascena Mill.) COMBINED WITH CETYL ALCOHOL–STEARIC ACID

PHYSICAL PROPERTIES AND ACTIVITIES

Titis Mutalikah*, TN. Saifullah S.**, Suprapto*

*Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta ** Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Nyamuk merupakan vektor penyebaran berbagai penyakit melalui gigitannya. Salah satu cara pencegahannya yaitu dengan menggunakan lotion repelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi setil alkohol dan asam stearat terhadap sifat fisik lotion, aktivitas repelan lotion minyak atsiri bunga mawar, dan untuk mengetahui proporsi formula optimum dari kombinasi setil alkohol dan asam stearat dalam sediaan lotion repelan. Formula lotion dibuat lima formula dengan konsentrasi setil alkohol 1, 2, 3, 4, dan 5% dan asam stearat 9, 8, 7, 6, dan 5%. Lotion yang dihasilkan diuji sifat fisik dan aktivitas repelan. Hasil uji dianalisis menggunakan pendekatan simplex lattice design sehingga diperoleh persamaan simplex lattice design dan countor plot, selanjutnya semua respon digabungkan untuk memperoleh contour plot superimposed sehingga diperoleh prediksi formula optimum yang selanjutnya diverifikasi. Perbedaan antara hasil formula optimum dengan prediksi ditetapkan dengan uji t, taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setil alkohol mampu meningkatkan viskositas, daya lekat, pH, dan daya repelan, sedangkan asam stearat mampu meningkatkan daya sebar. Proporsi formula optimum lotion repelan yakni setil alkohol 2,71% dan asam stearat 7,29%.

Kata kunci: asam stearat, lotion repelan, setil alkohol, simplex lattice design

ABSTRACT

Mosquito is a vector of the spread of disease through its bite. One way to prevent this by using repellent lotion. This research aimed to know effect of the combination of cetyl alcohol and stearic acid to the physical properties of lotions, lotions repellent activity of essential oil of roses, and a formula to determine the optimum proportion of the combination of cetyl alcohol and stearic acid in the preparation repellent lotion. This formula lotion made with five formulation with cetyl alcohol concentration 1, 2, 3, 4, and 5% and stearic acid 9, 8, 7, 6, and 5%. The yielded of lotions physical properties test and repellent activity. Analysis of the result used approach of simplex lattice design until gained equality of simplex lattice design and countour plot result, and then all of respons concuct for contour plot superimposed result until gained prediction optimum proportion and than the lotion was verified. The difference of the resulf of between optimum formula with prediction was analyzed by one sample t-test, confidence interval 95%. The result of this research showed that a cetyl alcohol and can increase viscocity, adhision, pH, and repellent activity, while stearic acid can increase a spreadibility. Prediction formula optimum of repellent lotion is cetyl alcohol 2,71% and stearic acid 7,29%.

Key words: stearic acid, lotion repellent, cetyl alcohol, simplex lattice design

PENDAHULUAN

Indonesia termasuk daerah yang beriklim tropis dan merupakan tempat endemik

penyebaran nyamuk. Banyaknya penyebaran nyamuk tersebut mengakibatkan penyebaran

penyakit yang disebabkan oleh nyamuk pun mulai marak terjadi. Upaya yang dapat

dilakukan untuk menghindari penularan penyakit tersebut, Soedarto (1989) mengatakan

(4)

salah satunya menggunakan sediaan repelan yang langsung dapat diaplikasikan pada

permukaan kulit.

Repelan yang sudah ada di pasaran biasanya mengandung bahan sintetis seperti

DEET (N,N-diethyl-m-toluamide) dan ethyl hexanediol (Soedarto, 1989). Ditinjau dari

segi keamanannya, bahan tersebut berbahaya jika digunakan dalam jangka waktu yang

lama, sebab penggunaan bahan sintetis tersebut dapat menimbulkan resistensi terhadap

nyamuk serta menyebabkan iritasi dan hipersensitivitas pada kulit (Shinta, 2010; Depkes

RI, 1985). Maka dari itu, perlu adanya peralihan dari bahan sintetis ke bahan alami sebagai

bahan pembuat repelan. Bahan alami yang memiliki daya repelan misalnya minyak mawar

(Baskoro et al., 2008). Penggunaan minyak atsiri mawar secara langsung untuk repelan

dirasa kurang efektif dikarenakan sifat dari minyak atsiri yang mudah menguap. Maka dari

itu, perlu dibuat dalam bentuk sediaan lotion agar mudah dan praktis digunakan

Lotion merupakan sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan

sebagai obat luar (Depkes RI, 1979). Dalam formulasi lotion, digunakan kombinasi setil

alkohol sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 2-10% (Unvala, 2009) dan asam

stearat sebagai emulsifying agent dengan konsentrasi 1-20% (Allen, 2009). Berdasarkan

uraian, perlu dilakukan optimasi formula dengan metode optimasi menggunakan simplex

lattice design untuk mengetahui pengaruh kombinasi setil alkohol dan asam stearat

terhadap sifat fisik dan aktivitas repelan, serta untuk memprediksi berapa proporsi asam

stearat dan setil alkohol untuk mendapatkan formula yang optimum pada lotion repelan

minyak atsiri bunga mawar.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah viskometer RION, stemper, mortir, stopwatch, alat

gelas (pyrex), cawan petri, object glass, kandang nyamuk, timbangan (neraca Ohaus), pH

meter, dan alat uji daya lekat.

Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri bunga mawar (Rosa damascena Mill.)

(PT. Eteris Nusantara), setil alkohol, asam stearat, PEG 400, gliserin, metil paraben,

trietanolamin, akuades (Farmasi UMS), nyamuk Culex sp betina umur 3-5 hari (B2P2VRP

Salatiga).

Jalannya Penelitian

1. Identifikasi minyak atsiri bunga mawar

Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri bunga mawar yang diperoleh dari PT.

Eteris Nusantara di Yogyakarta. Minyak atsiri disuling menggunakan metode penyulingan

(5)

2. Penentuan bobot jenis

Piknometer dibersihkan dan dikeringkan serta dikaliberasi dengan menetapkan bobot

piknometer dan bobot air, pada suhu 25 oC. Suhu diturunkkan sampai 20oC, dan

ditambahkan air. Suhu dinaikkan menjadi 25oC dan ditimbang. Bobot piknometer yang

diisi dikurangi bobot pikno kosong. Ulangi prosedur tersebut dengan mengganti air dengan

zat yang akan diukur. Bobot jenis zat diperoleh dengan membandingkan bobot jenis zat

terhadap air dengan volume sama pada suhu yang sama (DepKes RI, 1995).

3. Penetapan indeks bias

Penetapan indeks bias menggunakan alat prisma refraktometer. Pertama, alat

diletakkan pada tempat yang terang, lalu dialiri air pada suhu 30oC. Alat dibersihkan

dengan alkohol dan eter, selanjutnya buka sedikit prisma dan menuangkan sampel sampai

memenuhi prisma. Tutup dengan rapat dan biarkan alat dalam beberapa menit. Gerakkan

alidade maju sampai bayangan bidang berubah menjadi gelap. Warna dieliminasi dengan

memutar sekrup kompensator, sehingga diperoleh garis tidak berwarna. Atur garis

pembatas sehingga diperoleh garis pemisah. Nilai indeks bias dapat dibaca langsung dan

pembacaan kedua dilakukan beberapa menit kemudian supaya tercapai suhu yang

setimbang (Guenther, 1987).

4. Formula dan pembuatan lotion repelan

Lotion repelan dibuat lima formula yang masing-masing formula memiliki proporsi

setil alkohol dan asam stearat yang berbeda sesuai dengan perbandingan proporsi pada

simplex lattice design. Lotion repelan dibuat dengan mengacu pada formula dari Mustanir

et al., (2011) ditunjukkan pada tabel 1. Lotion ini dibuat dengan cara menimbang semua

bahan dan menyiapkan mortir hangat. Bahan (setil alkohol, asam stearat, PEG 400, dan

metil paraben) dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dilebur diatas penangas air.

Setelah bahan larut, dituang kedalam mortir hangat dan dicampur dengan bahan yang lain

seperti trietanolamin, gliserin, dan minyak atsiri. Selanjutnya, ditambah akuades sedikit

demi sedikit ad 100 gram sambil diaduk hingga homogen. Setelah tercampur semua bahan

dan suhu telah turun, masukkan kedalam wadah yang sesuai.

Tabel 1. Formula Lotion Repelan Minyak Atsiri Bunga Mawar

(6)

5. Evaluasi sifat fisik dan aktivitas repelan sediaan lotion

Evaluasi sifat fisik lotion meliputi uji organoeptis, uji viskositas, uji daya sebar, uji

daya lekat, uji pH, dan uji stabilitas. Lotion juga diuji aktivitas repelannya menggunakan

nyamuk Culex sp betina.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membuat lima formula sediaan lotion dengan

kombinasi setil alkohol-asam stearat. Sediaan lotion diuji sifat fisik lotion yang meliputi:

organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, dan uji repelan. Data hasil uji sifat

fisik dan daya repelan dimasukkan kedalam software Design Expert versi 9.0.3.1 (Trial)

dan diolah menggunakan metode optimasi menggunakan simplex lattice design sehingga

diperoleh persamaan simplex lattice design dan contour plotnya. Setelah itu,

masing-masing respon digabungankan dan diperoleh contour plot superimposed sehingga

diperoleh prediksi formula optimum yang selanjutnya diverifikasi (Bolton, 2004).

Perbedaan hasil formula optimum dengan prediksi ditetapkan dengan uji t, taraf

kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Fisik Minyak Mawar

Pengujian kemurnian minyak atsiri dilakukan untuk mengetahui baik atau tidak,

murni atau tidaknya minyak atsiri. Hasil pengujian disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Uji Kemurnian Minyak Atsiri Bunga Mawar

Uji Hasil Range

Bobot jenis 0,89 g/cm3

0,948-0,992 Indeks bias 1,467 1,5046-1,5190

(Ketaren, 1985)

Berdasarkan tabel 2, minyak atsiri bunga mawar yang kami peroleh hasil uji bobot

jenis dan indeks biasnya tidak masuk dalam range nilai standar. Perbedaan hasil uji dengan

nilai referensi tidak berbeda jauh, hal ini bisa dipengaruhi oleh perbedaan metode destilasi

minyak atsiri. Minyak atsiri bunga mawar yang kami peroleh didestilasi menggunakan

metode destilasi uap, sedangkan pada umumnya minyak atsiri bunga mawar didestilasi

menggunakan metode destilasi air (Ketaren, 1985).

Sifat Fisik dan Aktivitas Lotion Repelan

Lotion repelan yang telah dibuat selanjutnya dilakukan pengujian organoleptis, sifat

fisik, dan daya repelan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya sediaan

lotion repelan yang telah dibuat. Hasil uji organoleptis lotion repelan yakni lotion repelan

(7)

serta homogen. Homogen disini karena lotion yang diperoleh terlihat bahwa partikel yang

ada didalamnya telah merata sempurna sehingga tidak terdapat adanya butiran-butiran

kasar pada lotion.

Data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik lotion serta daya repelan lotion diolah

dengan metode optimasi menggunakan simplex lattice design, sehingga diperoleh

persamaan simplex lattice pada tabel 3 dan diperoleh contour plot pada gambar 1.

Tabel 3. Persamaan Simplex Lattice Design Lotion Repelan

Respon Persamaan Uji F

Viskositas Y = 55 XA + 23 XB 0,0030

Daya sebar Y= 24,23 XA + 32,67 XB + 58,99 XAB 0,4962

Daya lekat Y= 0,86 XA + 0,40 XB + 1,79 XAB 0,3282

pH Y= 7,1 XA + 6,5 XB 0,0577

Daya repelan Y= 77,92 XA + 44,97 XB + 26,9 XAB 0,6666

Keterangan:

Y = Respon

XA = Komponen setil alkohol

XB = Komponen asam stearat

XAB = Interaksi kedua komponen setil alkohol dan asam stearat

1. Uji viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari lotion repelan dan

pengaruh dari peningkatan konsentrasi setil alkohol-asam stearat terhadap viskositas lotion.

Lotion yang baik diharapkan tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer, sehingga lotion

mudah dituang.

Dari persamaan (Tabel 3) pada respon viskositas menunjukkan bahwa nilai koefisien

setil alkohol sebesar +55 dan asam stearat sebesar +23. Nilai positif dari penambahan setil

alkohol dan asam stearat ini menunjukkan bahwa keduanya berpengaruh terhadap

peningkatan viskositas lotion, peningkatan ini lebih dominan dipengaruhi oleh setil alkohol

dibanding penambahan asam stearat. Peningkatan ini dipengaruhi oleh setil alkohol yang

memiliki fungsi sebagai stiffening agent atau agen pengental (Unvala, 2009), sehingga

semakin meningkatnya konsentrasi setil alkohol maka mampu meningkatkan viskositas.

Hasil ini didukung oleh penelitian dari Elfiyani et al., (2013) yang mengatakan bahwa

penambahan pengental dalam sediaan lotion akan meningkatkan viskositas dari sediaan,

sedangkan penambahan asam stearat sebagai agen pengemulsi (Allen, 2009) mampu

meningkatkan viskositas lotion namun pengaruhnya tidak begitu besar. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 1A.

Pada uji viskositas (Gambar 1A) dengan peningkatan konsentrasi setil alkohol dan

penurunan asam stearat mampu meningkatkan viskositas lotion. Kombinasi antara

keduanya diperoleh koefisien nol, sehingga didapatkan grafik yang linier. Uji ANOVA

pada uji viskositas diperoleh nilai p<0,05 yang artinya signifikan. Signifikan berarti

terdapat kedekatan antara hasil percobaan dengan prediksi simplex lattice sehingga model

(8)

A B

C D

E

Gambar 1. Contour Plot Sifat Fisik dan Aktivitas Repelan Lotion Repelan Minyak Atsiri Bunga

Mawar

Keterangan: A: Viskositas (dPa.s), B: Daya Sebar (cm2), C: Daya Lekat (detik), D: pH, E : Daya Repelan (%)

2. Uji daya sebar

Uji daya sebar dalam lotion dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

mudah sediaan untuk menyebar pada kulit. Pengujian ini berkaitan dengan daya distribusi

bahan aktif dalam sediaan. Sediaan akan lebih disukai apabila mudah menyebar sehingga

penggunaan pada kulit akan semakin mudah. Pada persamaan uji daya sebar (Tabel 3)

menunjukkan bahwa penambahan setil alkohol mampu mempengaruhi peningkatan daya

sebar sebesar 24,23, sedangkan asam stearat sebesar 32,67, sehingga dapat dikatakan

bahwa penambahan asam stearat lebih dominan terhadap peningkatan daya sebar pada

lotion dibandingkan penambahan setil alkohol. Hal ini karena asam stearat berpengaruh

kecil terhadap peningkatan viskositas, sehingga makin kecil viskositas lotion maka tahanan 1 A: setil alkohol (g)

B: asam stearat (g)

v A: setil alkohol (%)

B: asam stearat (%)

daya A: setil alkohol (%)

B: asam stearat (%)

da A: setil alkohol (%)

B: asam stearat (%)

d A: setil alkohol (%)

B: asam stearat (%)

(9)

lotion untuk mengalir kecil dan membuat daya sebar lotion besar. Kombinasi dari kedua

bahan ini juga mampu mempengaruhi peningkatan daya sebar sebesar 58,99.

Terlihat pada gambar 1 grafik B, peningkatan konsentrasi setil alkohol dan

penurunan asam stearat mampu meningkatkan daya sebar. Pada grafik tersebut juga terlihat

adanya interaksi yang positif yang artinya dengan mengkombinasikan setil alkohol dengan

asam stearat mampu meningkatkan daya sebar. Analisis ANOVA pada respon daya sebar

diperoleh nilai p>0,05 yaitu tidak signifikan.

3. Uji daya lekat

Uji daya lekat dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan lotion melekat pada kulit.

Uji ini berkaitan dengan pengaplikasian lotion pada kulit ketika digunakan. Persamaan uji

daya lekat (Tabel 3) menunjukkan nilai koefisien setil alkohol sebesar +0,86 dan asam

stearat +0,40 yang berati bahwa keduanya mampu meningkatkan daya lekat lotion.

Kombinasi dari setil alkohol dan asam stearat juga mampu meningkatkan daya lekat

sebesar 1,79. Penambahan setil alkohol lebih berpengaruh besar terhadap peningkatan daya

lekat lotion dibanding penambahan asam stearat, namun apabila kedua bahan ini

dikombinasikan maka pengaruh terhadap peningkatan daya lekat menjadi lebih besar.

Peningkatan ini disebabkan karena setil alkohol mampu meningkatkan viskositas lotion,

sehingga semakin meningkatnya viskositas, maka daya lekat lotion juga semakin

meningkat.

Dari grafik (Gambar 1C) uji daya lekat terbentuk grafik yang berbentuk quadratic.

Dari kombinasi peningkatan setil alkohol dan penurunan asan stearat ini terjadi interaksi

positif, yang berarti dengan mengkombinasikan setil alkohol dan asam stearat mampu

meningkatkan daya lekat. Analisis ANOVA pada respon daya lekat diperoleh nilai p>0,05

yaitu tidak signifikan yang berarti bahwa penambahan jumlah setil alkohol dan asam

stearat tidak mempengaruhi signifikan pada sediaan.

4. Uji pH

Uji pH dimaksudkan untuk mengetahui pH pada sediaan lotion. Hasil pH yang

diharapkan adalah nilai pH yang sama atau mendekati pH kulit untuk menghindari

terjadinya iritasi pada kulit. Berdasarkan persamaan (Tabel 3), penambahan setil alkohol

mampu mempengaruhi peningkatan pH sebesar 7,1 sedangkan asam stearat mampu

meningkatkan pH sebesar 6,5. Kenaikan pH tersebut lebih dipengaruhi penambahan setil

alkohol dibandingkan dengan penambahan asam stearat. Kenaikan ini karena setil alkohol

memiliki kebasaan yang positif, sehingga mampu mempengaruhi meningkatnya pH pada

sediaan lotion. Menurut Japanese Pharmacopeia XV, kebasaan dari setil alkohol itu

(10)

dari kombinasi setil alkohol-asam stearat adalah nol, sehingga didapatkan grafik berbentuk

linier. Analisis ANOVA respon pH memperoleh nilai p>0,05 yaitu tidak signifikan.

5. Uji repelan

Pengujian aktivitas repelan untuk mengetahui daya tolak nyamuk pada lotion

repelan. Pengujian dilakukan selama tiga jam dengan menggunakan nyamuk Culex sp

betina berumur 3-5 hari. Nyamuk jenis ini beraktivitas pada malam hari, jadi ruangan

pengujian didesain seolah malam hari dengan cara menutup gorden pada ruang uji.

Berdasarkan persamaan daya repelan (Tabel 3), penambahan setil alkohol mampu

mempengaruhi peningkatan daya repelan sebesar 77,92, sedangkan asam stearat mampu

meningkatkan daya repelan sebesar 44,97. Kombinasi dari setil alkohol dengan asam

stearat juga mampu berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas repelan sebesar 26,9.

Penambahan setil alkohol lebih dominan mempengaruhi peningkatan daya repelan

dibanding dengan penambahan asam stearat maupun kombinasi. Hal ini disebabkan karena

setil alkohol mampu meningkatkan viskositas dari lotion. Semakin kental lotion maka

sedikit demi sedikit minyak atsiri bunga mawar akan terlepas, sehingga mampu

memberikan proteksi yang lebih lama.

Gambar 1E menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi setil alkohol maka daya

repelan yang dihasilkan juga semakin tinggi. Hubungan antara peningkatan konsentrasi

setil alkohol dan penurunan konsentrasi asam stearat terjadi interaksi positif yang berarti

bahwa kombinasi dari keduanya mampu meningkatkan daya repelan. Analisis ANOVA

pada respon daya repelan nilai p>0,05 yang berarti tidak signifikan.

Lotion repelan diuji aktivitasnya selama 3 jam dengan durasi pemaparan selama 5

menit. Dari uji ini, dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 4. Berdasarkan grafik

gambar 2, dapat dipahami bahwa dari lima formula yang diuji aktivitas repelannya terlihat

pada FI, FIII, FIV, dan FV cenderung mengalami penurunan daya repelannya dari jam ke-1

ke jam ke-2, kecuali pada FII yang cenderung mengalami kenaikan dari jam ke-1 ke jam

ke-2. Dari masing-masing formula jam ke-1 memiliki daya repelan paling tinggi, hal ini

disebabkan karena jam tersebut penguapan minyak atsirinya paling banyak. Pada jam ke-2

cenderung memiliki daya repelan paling rendah, hal ini bisa diperkirakan kandungan

minyak atsiri pada kulit tinggal sedikit sehingga proteksinya menurun. Namun pada jam

ke-3, karena masih ada sisa minyak atsiri pada kulit dan dipengaruhi suhu tubuh serta suhu

lingkungan maka terjadi kenaikan penguapan minyak atsiri yang mengakibatkan naiknya

(11)

Gambar 2. Grafik Waktu vs Daya Repelan

Keterangan: F I (Formula 1), FII (Formula 2), FIII (Formula 3), FIV (Formula 4), FV (Formula 5)

Contour Plot Superimposed

Hasil analisis berbagai respon sifat fisik dan daya repelan diatas selanjutnya

digabungkan menjadi satu menggunakan software Design Expert versi 9.0.3.1 (Trial)

dengan metode optimasi menggunakan simplex lattice design dan dari pengolahan tersebut

diperoleh contour plot superimposed. Penggabungan ini bertujuan untuk mendapat

proporsi atau untuk mengetahui pada kombinasi setil alkohol dan asam stearat berapa

untuk mendapatkan formula yang optimum. Pada penelitian ini, optimasi dilakukan

dengan menentuan batasan (goal) pada tiap komponen yakni setil akohol dengan range

1%-5% dan asam stearat dengan range 5%-9%. Dari kombinasi dibuat beberapa kriteria,

seperti: viskositas dalam range 35-50 dPa.s agar viskositas lotion tidak terlalu encer dan

tidak terlalu kental, daya sebar dan daya lekat dalam maksimum yaitu 53,86 cm2 dan 0,9

detik agar lotion dapat menyebar dengan mudah dan melekat lebih lama, pH dalam kreteria

dalam range 6,5-7 agar masih masuk dalam pH kulit sehingga tidak mengiritasi kulit, dan

daya repelan dalam range 65%-90,3% agar lotion mampu memberikan daya tolak yang

besar.

Dari penggabungan beberapa respon tersebut didapatkan contour plot superimposed

(Gambar 3). Dari contour plot superimposed tersebut, diperoleh nilai desirability sebesar

0,784 yang artinya semakin tinggi perkiraan untuk mendapatkan respon yang diinginkan

karena nilainya mendekati 1. Nilai desirability merupakan nilai target optimasi yang

dicapai yang digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar 3). Dari nilai desirability tersebut

diperoleh prediksi formula optimum, diantaranya: setil alkohol 2,71%, asam stearat 7,29%,

viskositas 36,71 dPa.s, daya sebar 43,5 cm2, daya lekat 1,03 detik, pH 6,5, daya repelan

65,68%.

‐20

0 20 40 60 80 100 120

1 2 3

Daya

 

Rep

e

lan

(%)

Waktu (jam ke‐)

(12)

Gambar 3. Contour Plot Superimposed Lotion Repelan Minyak Atsiri Bunga Mawar Kombinasi Setil Alkohol dan Asam Stearat

Nilai prediksi yang diperoleh selanjutnya diverifikasi menggunakan one sample t-test

dengan taraf kepercayaan 95%. Verifikasi dilakukan untuk melihat perbedaan antara nilai

prediksi dengan nilai percobaan pada formula optimum. Hasil verifikasi ditampilkan pada

tabel 4.

Tabel 4. Hasil Verifikasi Formula Optimum

Respon Prediksi Percobaan Signifikasi Keterangan Viskositas (dPa.s) 36,71 39,33±1,15 0,059 Tidak signifikan

Daya sebar (cm2

) 43,50 14,29±1,02 0,000 Signifikan

Daya lekat (detik) 1,03 0,67±0,17 0,068 Tidak signifikan

pH 6,50 7,66±0,04 0,000 Signifikan

Hasil verifikasi sifat fisik lotion repelan (Tabel 4), respon viskositas dan daya lekat

memiliki hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan nilai signifikasi pada uji t

menunjukkan nilai t>0,05, tidak signifikan disini berarti bahwa tidak ada perbedaan antara

nilai prediksi dengan nilai percobaan pada formula optimum. Pada respon daya sebar dan

pH, hasilnya signifikan karena nilai t<0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan antara nilai

prediksi dengan nilai formula optimum. Perbedaan respon pH yang signifikan ini bukan

berarti lotion repelan yang dibuat tidak aman digunakan, karena menurut SNI

16-4399-1996 rentang pH lotion yang aman digunakan pada kulit yakni bekisar 4,5-8 sehingga nilai

pH yang diperoleh dari formula optimum masih dikatakan aman. Selain sifat fisik,

verifikasi juga dilakukan pada daya repelan lotion yang ditampilkan pada tabel 5.

Tabel 5. Verifikasi Daya Repelan Lotion Minyak Atsiri Bunga Mawar

Daya Repelan (%) Prediksi Lotion Optimum Signifikansi Kontrol Positif Jam ke-1 72,09 94,70±9,19 0,051 74,99±22,21 Jam ke-2 68,95 66,22±29,80 0,889 75,77±10,10 Jam ke-3 65,68 81,54±2,66 0,009 85,09±15,23

Pada tabel 5, daya repelan jam ke-1 dan jam ke-2 hasilnya tidak signifikan. Hal ini

karena nilai t menghasilkan t>0,05 sehingga dapat diartikan bahwa nilai prediksi dengan

nilai percobaan tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau hampir sama, sedangkan

pada jam jam ke-3 hasilnya signifikan yaitu nilai t<0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan

antara prediksi dengan hasil percobaan. Selanjutnya hasil dibandingkan dengan kontrol

positif yaitu produk X yang ada dipasaran yang mengandung DEET 15%. 1 A: setil alkohol (%)

B: asam stearat (%)

(13)

Hasil uji daya repelan pada kontrol positif (Tabel 5) dibandingkan dengan hasil uji

daya repelan pada formula optimum diolah menggunakan independent samples t-test

dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan nilai (t=0,795) t>0,05 yaitu tidak signifikan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara produk lotion X dengan

lotion repelan minyak atsiri mawar. Jadi, dapat dikatakan bahwa lotion repelan minyak

atsiri bunga mawar tidak kalah baiknya dengan produk X yang ada dipasaran.

Hubungan sifat fisik dan daya repelan sediaan lotion secara teori yakni semakin

meningkatnya nilai viskositas, maka daya sebar dari sediaan akan menurun, sedangkan

daya lekat akan meningkat (Trilestari, 2002; Zulkarnain, 2013). Begitupula dengan

meningkatnya viskositas, maka pelepasan minyak atsiri dalam sediaan akan sedikit demi

sedikit, sehingga menghasilkan daya repelan yang lebih lama. Namun, berdasarkan hasil

verifikasi formula optimum diperoleh hasil yang tidak sesuai antara prediksi dengan

percobaan yakni respon daya sebar, pH, dan daya repelan, sedangkan respon viskositas dan

daya lekat sesuai prediksi. Hal ini bisa diperkirakan karena nilai taraf kepercayaannya saat

uji t terlalu tinggi, yakni 95% sehingga hasilnya terlihat berbeda. Apabila dilihat hasil

percobaan formula optimum tanpa membandingkan dengan prediksi, maka hasil respon

daya sebar, pH, dan daya repelan dapat dikatakan baik. Melihat dari dua sudut pandang

ini, dapat dikatakan bahwa lotion belum bisa dikatakan sebagai lotion yang optimum,

namun bisa dikatakan bahwa lotion repelan ini baik dari segi fisik maupun daya repelan.

Uji Stabilitas

Uji stabilitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pada lotion yang

meliputi: organoleptis, daya sebar, daya lekat, pH, viskositas, dan homogenitas. Uji ini

dilakukan pada lotion percobaan awal menggunakan 5 formula dan lotion dengan formula

optimum. Pada lotion percobaan diperoleh hasil seperti pada gambar 4.

Pada gambar 4, grafik A dapat dipahami bahwa pada formula lima terjadi kenaikan

viskositas dari minggu ke-1 ke minggu ke-2, namun dari minggu ke-2 ke minggu ke-3

terjadi penurunan viskositas. Naik turunnya hasil uji viskositas ini juga terjadi pada

keempat formula lainnya. Grafik B, C, dan D daya sebar dari tiap formula juga terlihat

(14)

Gambar 4. Grafik Uji Sifat Fisik Percobaan Awal

Keterangan: A: Waktu vs Viskositas, B: Waktu vs Daya Sebar, C: Waktu vs Daya Lekat, D: Waktu vs pH, FI: Formula I, FII: Formula II, FIII: Formula III, FIV: Formula IV, FV: Formula V

Selanjutnya, uji stabilitas dilakukan pada sifat fisik lotion dengan formula optimum,

hasilnya disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Stabilitas Formula Optimum

Respon Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Daya sebar 35,16±17,55 14,29±1,02 14,74±0,19 12,05±0,64 13,62±0,49 Daya lekat 0,61±0,04 0,67±0,17 0,59±0,07 0,61±0,09 0,54±0,06

pH 7, 61±0,12 7,65±0,04 7,64±0,21 7,65±0,03 7,61±0,05 Viskositas 38,33±2,89 39,33±1,15 41,67±2,89 45±5 45±5 Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Hasil uji stabilitas terhadap lotion diketahui lotion repelan yang disimpan pada suhu

ruang selama lima minggu masih memiliki bau khas minyak mawar dan berwarna putih,

tekstur lembut, halus, homogen, serta memiliki viskositas yang tidak begitu kental juga

tidak begitu encer, pH dan daya lekat yang relatif stabil. Pada gambar 5 terlihat bahwa

terjadi penurunan daya sebar dari minggu ke-1 ke minggu ke-2, namun terjadi peningkatan

pada respon viskositas pada tiap minggunya. Secara umum, semakin meningkatnya

viskositas suatu sediaan maka akan menurunkan daya sebar dan daya lekatpun akan tinggi.

Penurunan dan kenaikan yang terjadi pada uji stabilitas ini diperkirakan dipengaruhi oleh

faktor suhu dan lama penyimpanan. Terjadinya kenaikan pada grafik A (Gambar 5) bisa

disebabkan karena semakin rendah suhu, maka partikel dalam sediaan akan lebih rapat,

(15)

sehingga sediaan akan makin padat atau viskositasnya meningkat. Apabila lotion yang

disimpan lama maka kandungan air akan semakin berkurang dan mengakibatkan

viskositasnya naik. Untuk memastikan adanya perbedaan penurunan atau peningkatan yang

terjadi pada uji stabilitas tiap minggunya, maka perlu dilakukan uji anova

Gambar 5. Grafik Waktu vs Respon Pada Formula Optimum

Keterangan: A: Grafik Waktu vs Viskositas, B: Grafik Waktu vs Daya Sebar, C: Grafik Waktu vs Daya Lekat, D: Grafik Waktu vs pH

Analisis anova pada uji viskositas didapatkan nilai p 0,152>0,05 yaitu tidak

signifikan sehingga dapat dikatakan kenaikan viskositas pada tiap minggunya tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Pada uji anova daya sebar diperoleh nilai p

0,017<0,05 yakni signifikan. Hasil signifikan pada uji daya sebar ini hanya terjadi dari

minggu ke-1 ke minggu ke-2, 3, 4, dan 5, namun kecenderungan antar minggu ke-2, 3, 4, 5

hasilnya tidak signifikan (Lampiran 5). Uji anova pada daya lekat diperoleh nilai p

0,630>0,05 yang artinya tidak signifikan sehingga dikatakan bahwa tidak ada perbedaan

hasil uji daya lekat pada tiap minggunya. Selanjutnya, uji anova pada uji pH diperoleh nilai

p 0,816>0,05 yaitu tidak signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada hasil uji pH tiap minggunya. Berdasarkan hasil uji

stabilitas dan analisis anova, dapat dikatakan bahwa lotion repelan yang dibuat telah

memenuhi parameter uji, yakni: uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji pH,

karena dari hasil sudah sesuai dengan teori yakni semakin meningkatnya viskositas maka

daya sebar akan turun dan daya lekat akan meningkat (Trilestari, 2002; Zulkarnain 2013),

(16)

pada uji daya sebar, sehingga dapat dikatakan bahwa lotion repelan ini relatif stabil dari

segi fisik dan aman bila digunakan, karena nilai pH yang diperoleh masih masuk dalam

rentang pH normal yakni 4,5-8 (SNI 16-4399-1996).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi setil alkohol dengan

asam stearat mampu mempengaruhi sifat fisik dan daya repelan lotion repelan.

Penambahan setil alkohol lebih dominan berpengaruh terhadap peningkatan viskositas,

daya lekat, pH, dan daya repelan, sedangkan penambahan asam stearat berpengaruh

terhadap peningkatan daya sebar. Proporsi formula optimum dengan kombinasi setil

alkohol dan asam stearat adalah setil alkohol 2,71% dan asam stearat 7,29%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang optimasi lotion repelan minyak atsiri

bunga mawar dengan menggunakan spesies nyamuk yang berbeda dan perlu dilakukan uji

stabilitas lotion yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L, V., 2009, Stearic Acid, in: Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M.E. (eds.)

Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition, 697-699, USA,

Pharmaceutical Press

Baskoro, A. D., Agustina, T. E., & Anindya, H., 2008, Uji Potensi Repellent Minyak Mawar (Rosa damascena) sebagai Repellent terhadap Culex sp. pada Tikus (Rattus Norvegicus) Strain Wistar, http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18321/1/Uji-

potensi-repellent-minyak-mawar-%28Rosa-damascena%29-sebagai-repellent-terhadap-Culex-sp.-pada-tikus-%28Rattus-Norvegicus%29-Strain-Wistar.pdf. ( diakses 23 maret 2014 )

Bolton, S., 2004, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical Applications, 4rd Ed., 523-530, New York, Marcell-Dekker Inc

DepKes RI., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, 19, Jakarta, DepKes Republik Indonesia

DepKes RI., 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Dirjen POM, Jakarta, Hal. 105, 108-118

(17)

Elfiyani, R., Yati, K., Nurhayati, S., & Lestari, N. M. A., 2013, Perbandingan Penggunaan Setil Alkohol Dan Setostearil Alkohol Sebagai Thickening Agent Terhadap Stabilitas Fisik Scalp Lotion Ekstrak Etanol 96% Buah Mengkudu (Morinda citrifolia. L),

Farmasains, Vol. 2 No. 1, hal: 31-36

Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri Jilid I, diterjemahkan oleh Ketaren, S., 131-134, Jakarta, Universitas Indonesia Press

Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, 283-292, Jakarta, Balai Pustaka

Mustanir, Marianne, & Ikhsan, H., 2011, Aktifitas Repellent Nyamuk Lotion Kombinasi Ekstrak Batang Vitex Trifolia L. Dan N,N-Dietil-Meta-Toluamida, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 5 No. 4 Juli 2011: 172-179

Shinta, 2010, Potensi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin B.), Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L.), Bunga Kenanga (Cananga odorata hook F & Thoms), dan Daun Rosemarry (Rosemarinus officinalis L.) Sebagai Repelan terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., Media Litbang Kesehatan, 22 (2): 61-68

Soedarto, 1989, Entomolgi Kedokteran, 35-105, Jakarta, EGC

Trilestari, 2002, Hand and Body Lotion: Pengaruh Penambahan Nipagin, Nipasol, dan Campuran Keduanya Terhadap Stabilitas Fisika dan Efektivitasnya Sebagai Antijamur, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Unvala, H, M., 2009, Cetyl alcohol, in: Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (eds.),

Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition, 155-156, USA,

Pharmaceutical Press

Gambar

Gambar 1. Contour Plot Sifat Fisik dan Aktivitas Repelan Lotion Repelan Minyak Atsiri Bunga Mawar
Gambar 2. Grafik Waktu vs Daya Repelan
Gambar 3. Contour Plot Superimposed Lotion Repelan Minyak Atsiri Bunga Mawar Kombinasi Setil Alkohol dan Asam Stearat
Tabel 6. Hasil Uji Stabilitas Formula Optimum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan koloni wereng coklat dari daerah endemi Klaten memiliki kemiripan pola protein total dengan koefisien 0,68 dengan wereng coklat koloni Sukoharjo

Segala Puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik dan lancar, sehingga dapat diajukan sebagai salah

EFFECTS OF SUPLEMENTAL ORGANIC CHROMIUM AND FUNGI Ganoderma lucidum ON MILK PRODUCTION. AND IMMUNE RESPONSE IN

Sudah menunjukkan perilaku jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun dalam dalam menentukan peralatan dan bahan perakitan serta prosedur bongkar pasang

pihak, dengan wajib belajar, siswa atau anak didik sebagai subjek belajar yang.. sedang melaksanakan kegiatan belajar di

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi ialah sistem yang mengolah data dan transaksi untuk mendapatkan hasil informasi yang bermanfaat untuk pemimpin

kepentingan adalah setiap kelompok yang vital bagi keberlangsungan hidup dan sukses suatu organisasi.. ◦ Luas/Broadly: Suatu pemangku kepentingan adalah setiap kelompok

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi Merawat Kulit Wajah dengan menggunakan