• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Stop Verbal Bullying Berdasarkan Penampilan Fisik pada Remaja di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Stop Verbal Bullying Berdasarkan Penampilan Fisik pada Remaja di Bandung."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kasus verbal bullying sudah marak terjadi di lingkungan sekolah dan dapat berakibat fatal. Menghina dan merendahkan penampilan fisik seseorang adalah salah satu bentuk verbal

bullying yang sering ditemukan di sekolah-sekolah menengah pertama di kota Bandung. Bystander (orang yang menyaksikan verbal bullying) memiliki peranan yang besar dalam

memberantas verbal bullying disekolah. Namun, pada kenyataannya, mereka hanya diam saja saat menyaksikan terjadinya verbal bullying tersebut.

Oleh karena itu, diperlukanlah kampanye sosial untuk menghentikan verbal bullying dengan cara mengubah pola pikir bystander untuk tidak hanya diam saja dan dan mengajak mereka bergerak menentang dan menghentikan tindakan verbal bullying di sekolah tersebut.

Kampanye sosial ini mengadopsi teori CAB (Cognition, Affect, Behaviour). Tahap cognition bertujuan untuk menarik perhatian target sasaran dengan cara menggugah dan menumbuhkan empati target. Pada tahap ini media yang digunakan adalah poster, brosur, situs facebook, twitter, website dan panel pendapat. Tahap affect bertujuan untuk menumbuhkan minat dan keinginan target agar bertindak sesuai dengan pesan yang dikampanyekan dengan cara memberikan informasi-informasi yang lengkap serta event yang menarik. Pada tahap ini media yang digunakan adalah poster, booklet, spanduk, x-banner, umbul-ubul, gimmick event, panel pendapat, website, situs facebook, dan twitter. Tahap

behavior adalah tahap akhir kampanye dimana target sudah bertindak sesuai dengan pesan

yang dikampanyekan.

Secara garis besar, kampanye ini ditujukan untuk menegaskan bahwa verbal bullying merupakan kasus yang sering terjadi pada remaja awal dan dapat berakibat fatal, serta peranan bystander yang memiliki pengaruh besar dalam menghentikan tindakan verbal

bullying di sekolah.

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ..i

LEMBAR PENGESAHAN ... .ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... .v

ABSTRAK ... .vii

DAFTAR ISI ... ..viii

DAFTAR GAMBAR ... .xi

DAFTAR DIAGRAM & TABEL ... ..xiii

DAFTAR ISTILAH ... ..xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang … ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 6

1.6Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye Sosial ... 8

1.2.1 Pengertian Kampanye ... 8

1.2.2 Jenis Kampanye ... 8

1.2.3 Pedoman Kampanye ... 9

1.2.4 Pengaruh Model Trans-theoretical Stages of Change ... 10

1.2.5 Teknik Berkomunikasi dalam Kampanye ... 11

(3)

1.2.7 Tujuan Pencapaian Kampanye ... 14

1.2.8 Rancangan Program Kampanye ... 14

1.2.9 Goal dari Kampanye ... 17

1.2.10 Media Kampanye ... 17

4.1.Komunikasi ... 18

2.2.1. Unsur-Unsur Komunikasi ... 18

2.2.2. Fungsi Komunikasi ... 19

2.2.3. Bentuk Media Komunikasi... 20

4.2.Pengertian Remaja ... 21

2.3.1. Batasan Usia Remaja ... 21

2.3.2. Kebutuhan Psikologis Remaja Awal ... 22

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengruhi Konsep Diri pada Remaja Awal .... 24

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data Teori Permasalahan ... 27

3.1.1 Pengertian Bullying ... 27

3.1.2 Perbedaan Permasalahan Bullying dengan Permasalahan Normal antar Teman Sebaya ... 28

3.1.3 Jenis dan Karakteristik Bullying ... 29

3.1.4 Tanda Terjadinya Bullying... 30

3.1.5 Tiga Pihak Yang Terlibat Dalam Bullying ... 30

3.1.5.1 Pelaku Bullying (The Bully) ... 31

3.1.5.2 Korban Bullying (The Bullied) ... 32

3.1.5.3 Orang yang Mengetahui atau Menyaksikan Bullying (The Bystander)... 34

3.1.6 Verbal Bullying ... 36

3.1.6.1 Jenis Verbal Bullying ... 37

3.1.6.2 Akibat Verbal Bullying pada Korban ... 38

3.1.6.3 Mengatasi Verbal Bullying ... 39

3.2Perusahaan Atau Lembaga Terkait ... 41

3.2.1 Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ... 41

(4)

3.2.3 SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini) ... 47

3.3Hasil Observasi ... 48

3.4Hasil Kuisioner... 55

3.5Data Surat Kabar ... 66

3.6Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis... 69

3.7Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 71

3.7.1 Hubungan Data dan Fakta Berdasarkan Teori ... 71

3.7.2 Pemecahan Masalah ... 72

3.7.3 Analisis Berdasarkan STP dan SWOT ... 73

BAB IV Pemecahan Masalah 4.1Konsep Komunikasi ... 76

4.2Konsep Kreatif ... 77

4.3Konsep Media ... 78

4.3.1 Cognition ... 78

4.3.2 Affect ... 79

4.3.3 Timeline Media Kampanye (2013-2014) ... 81

4.4Konsep Visual ... 82

4.4.1 Logo ... 82

4.4.2 Hasil Karya ... 84

4.5Budgeting ... .113

BAB V Kesimpulan 5.1 Kesimpulan ... .117

5.2 Saran ... .118

5.2.1 Remaja ... .118

5.2.2 Orang Tua ... .118

DAFTAR PUSTAKA ... .119

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan... 6

Gambar 3.1 Logo Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia ... 41

Gambar 3.2 Logo YCAB Foundation ... 44

Gambar 3.3 Logo SEJIWA ... 47

Gambar 3.4 Poster Your Silence Kill ... 69

Gambar 3.5 Crossing The Line ... 70

Gambar 3.6 STOP IT NOW! ... 71

Gambar 4.1 Logo dan Penerapan Warna Kampanye “Stop Verbal Bullying” ... 82

Gambar 4.2 Poster Cognition A ... 84

Gambar 4.3 Poster Cognition B ... 85

Gambar 4.4 Poster Cognition C ... 86

Gambar 4.5 Poster Affect A ... 87

Gambar 4.6 Poster Affect B ... 88

Gambar 4.7 Poster Affect C ... 89

Gambar 4.8 Poster Event ... 90

Gambar 4.9 Brosur ... 91

Gambar 4.10 Website ... 92

Gambar 4.10.1 Website halaman 2 (Tentang Verbal bullying) ... 92

Gambar 4.10.2 Website halaman 3 (Stop Verbal bullying) ... 93

Gambar 4.10.3 Website halaman 4 (Forum dan Konsultasi) ... 93

Gambar 4.10.4 Website halaman 5 (Gallery-Video) ... 94

Gambar 4.10.5 Website halaman 6 (Kanan:Berita-Event, kiri: isi artikel)... 94

Gambar 4.11.1 Facebook ... 95

Gambar 4.11.2 Facebook Cover (Cognition) ... 96

Gambar 4.11.3 Facebook Cover (Affect )... 97

Gambar 4.11.4 Twitter ... 97

Gambar 4.12 Panel Pendapat ... 98

Gambar 4.13 Pulpen ... 99

(6)

Gambar 4.14.2 Spanduk ... .100

Gambar 4.14.3 Umbul-umbul ... .101

Gambar 4.14.4 Penerapan Desain Umbul-umbul ... .102

Gambar 4.14.5 X-banner ... .102

Gambar 4.14.6 Desain Panggung Event ... .103

Gambar 4.14.7 Kaos Panitia... .104

Gambar 4.14.8 Name tag ... .104

Gambar 4.15.1 Cover Depan Booklet ... .105

Gambar 4.15.2 Cover Dalam Booklet ... .105

Gambar 4.15.3 Halaman 1&2 ... .106

Gambar 4.15.4 Halaman 3&4 ... .106

Gambar 4.15.5 Halaman 5&6 ... .106

Gambar 4.15.6 Halaman 7&8 ... .107

Gambar 4.15.7 Halaman 9&10 ... 107

Gambar 4.15.8 Halaman 11&12 ... .107

Gambar 4.15.9 Halaman 13&14 ... .108

Gambar 4.15.10 Halaman 15&16 ... .108

Gambar 4.15.10 Halaman 17&18 ... .108

Gambar 4.15.10 Halaman 19&20 ... .109

Gambar 4.15.10 Halaman 21&22 ... .109

Gambar 4.15.10 Halaman 23&24 ... .109

Gambar 4.16 Notes ... .110

Gambar 4.17 Sticker ... .111

Gambar 4.18 Pin... .111

Gambar 4.19 Tas Event ... .112

(7)

DAFTAR DIAGRAM & TABEL

Diagram 3.1 Q1 ... 55

Diagram 3.2 Q2 ... 56

Diagram 3.3 Q3 ... 57

Diagram 3.4 Q4 ... 58

Diagram 3.5 Q5 ... 59

Diagram 3.6 Q6 ... 60

Diagram 3.7 Q7 ... 61

Diagram 3.8 Q8 ... 62

Diagram 3.9 Q9 ... 63

Diagram 3.10 Q10 ... 64

Tabel 3.1 Perbedaan Bullying dengan Permasalahan antar Teman Sebaya ... 28

Tabel 3.2 Perbedaan Menghina (taunting) dan Mengejek (teasing) ... 37

Tabel 3.3 Tingkat Kepentingan ... 65

Tabel 4.1 Timeline Kampanye ... 81

(8)

DAFTAR ISTILAH

Bullying: Tindakan-tindakan agresif yang menyerang atau memberikan tekanan dan gangguan yang dilakukan oleh remaja yang lebih kuat terhadap remaja yang lebih lemah secara terus-menerus. Verbal Bullying: Kekerasan yang dilakukan melalu kata-kata baik tertulis

maupun tidak tertulis yang jahat, menyakiti hati atau mempermalukan bahkan mengancam seseorang.

Social Bullying: Kekerasan yang berhubungan dengan merusak reputasi atau hubungan seseorang.

Physical Bullying: Kekerasan fisik.

Bystander: Orang yang menyaksikan terjadinya tindakan bullying.

Rainfocer: Mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi ikut menyaksikan, mentertawakan korban, memprofokasi

bullying, dan mengajak siswa lain untuk meonton.

Defender: Orang-orang yang ingin berusaha membela dan membantu korban. Sering kali defender tidak dibekali cara-cara untuk menolong korban.

Outsider : Orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi namun tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak perduli.

Kampanye: Suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

Pubertas: Periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatic dan prespektif psikologis.

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan berkumpul menjadi suatu kelompok yang lebih besar (masyarakat). Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam bermasyarakat diperlukan nilai, norma, dan etika untuk mengatur kehidupan bersosialisasi satu dengan yang lainnya.

Akhir-akhir ini banyak terjadi penyimpangan nilai, norma, dan etika sosial di masyarakat. Berita tentang kekerasan sudah sering sekali terdengar dilakukan oleh orang dewasa bahkan anak-anak. Ketua Komnas Perlindungan Anak mengatakan bahwa jumlah kekerasan pada anak di tahun 2012 adalah 2.637 kasus. Kekerasan pada anak meningkat dibandingkan dengan tahun 2011, yaitu sebanyak 2.509 kasus. Salah satu aksi kekerasan yang sering terjadi adalah bullying. Menurut kamus Merriam Webster, bully (kt.kerja) yang merupakan kata dasar dari bullying memiliki arti memperlakukan secara tidak sopan atau mempengaruhi dengan paksaan dan kekuatan. Menurut Robert O. Rajagukguk, Ph.D, Psikolog, bullying adalah tindakan-tindakan agresif yang menyerang atau memberikan tekanan dan gangguan yang dilakukan oleh remaja yang lebih kuat terhadap remaja yang lebih lemah secara terus-menerus.

Bullying yang dilakukan oleh remaja dan anak-anak banyak ditemui di sekolah.

Dinawati S.Pd selaku manajer dari LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Jabar mengatakan bahwa bullying banyak terjadi pada anak yang bersekolah di jenjang SMP dan SMA. Kata bullying sering kali dikaitkan dengan physical bullying. Namun

verbal bullying juga ternyata memiliki andil besar dalam bullying yang terjadi di

(11)

(verbal bullying) adalah kekerasan yang paling sering ditemui di sekolah-sekolah. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan, karena bahasa yang merupakan salah satu jembatan berkomunikasi sering kali dijadikan alat untuk melakukan verbal bullying. Menurut Katherine M. Kitzmann, Ph.D, verbal bullying berpengaruh pada emosional dan psikologikal korban yang dapat membuat korban menjadi tidak percaya diri, rendah diri, depresi, berhenti sekolah, bahkan bunuh diri.

Menghina, merendahkan, atau mempermalukan penampilan fisik seseorang berulang-ulang yang dilakukan karena adanya ketidak seimbangan kekuasaan adalah salah satu bentuk verbal bullying. Remaja menganggap penampilan fisik dan bentuk tubuh merupakan hal yang penting bagi remaja untuk memperoleh dukungan sosial dan penerimaan dikelompok teman sebaya.

Menurut Elizabeth Hurlock dalam buku mengenai psikologi perkembangan, penampilan fisik dan bentuk tubuh merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh remaja pada masa pubertas. Pada masa pubertas, remaja mengalami perkembangan fisik secara pesat. Remaja sering kali tidak menerima kenyataan bahwa bentuk tubuhnya mengalami perubahan sehingga mereka cenderung tidak puas dengan penampilan mereka. Ketika remaja memiliki penampilan fisik dan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan stereotype dimasyarakat yang akan membut mereka kehilangan konsep diri dan membuat mereka merasa rendah diri.

(12)

bullying tersebut karena pelaku merasa ada orang lain yang melawan tindakan

bullying yang dilakukannya itu.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi saat ini mengenai verbal bullying, maka diperlukan solusi bagaimana cara untuk menangani dan menghentikan verbal

bullying terutama yang menyangkut penampilan fisik di lingkungan sekolah. Salah

satu caranya adalah dengan membuat kampanye sosial yang dapat menghentikan

verbal bullying dengan merubah pola pikir bystander untuk tidak diam saja

melainkan mulai bergerak menentang dan menghentikan verbal bullying. Oleh sebab itu, sebuah kampanye dapat dijadikan sarana untuk memberikan infomasi secara langsung kepada bystander di lingkungan sekolah untuk mulai bersikap peduli terhadap masalah verbal bullying, menyadari potensi mereka untuk menghentikan permasalahan verbal bullying ini, dan mulai bertindak untuk menghentikan verbal

bullying di lingkungan masyarakat, terutama lingkungan sekolah.

Kampanye menghentikan tindakan verbal bullying dengan mengajak bystander di lingkungan sekolah harus segera disosialisasikan secara tepat dan informatif kepada target sasaran sehingga target sasaran dapat merubah pola pikirnya, sadar, dan bertindak untuk menghentikan verbal bullying di kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Identifikasi Masalah

(13)

1. Bagaimana merancang kampanye untuk mengubah pola pikir bystander agar mulai menyadari pentingnya bertindak menghentikan verbal bullying di sekolah?

2. Bagaimana merancang kampanye untuk membuat bystander mengetahui cara mencegah dan mengatasi tindakan verbal bullying?

1.2.2 Ruang Lingkup

Di dalam permasalahan ini ruang lingkup akan dibatasi pada verbal bullying dalam hal penampilan fisik, remaja yang merupakan seorang bystander dengan usia remaja 13-15 tahun, pria atau wanita yang bertempat tinggal di Bandung, dan berada dalam jenjang tingkat SMP.

1.3Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dipaparkan tujuan perancangan sebagai berikut.

1. Mengajak target sasaran untuk mengubah pola pikir mereka agar tidak diam saja ketika terjadi verbal bullying dan menyadarkan target sasaran betapa besarnya peran mereka dalam memberantas verbal bullying di sekolah melalui berbagai media dan program tertentu dengan penyampaian informasi yang mudah dimengerti dan menarik.

2. Menghimbau target sasaran untuk bergerak menentang verbal bullying di sekolah melalui sosialisasi cara-cara mencegah dan mengatasi verbal

bullying.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

(14)

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung fenomena yang terjadi di masyarakat.

2. Wawancara

Data diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan beberapa psikolog, remaja, serta departemen pendidikan.

3. Kuesioner

Penyebaran kuesioner kepada 100 orang remaja. 4. Studi Pustaka

(15)

1.5Skema Perancangan

Topik:

Kampanye penghimbauan bystander untuk bergerak melawan verbal bullying

Permasalahan:.

Banyak remaja yang mengalami verbal bullying terutama mengenai penampilan fisik di sekolah dan hal itu menyebabkan berbagai dampak negatif yang dan harus segera diatasi.

Bystander tidak menyadari potensinya untuk menghentikan verbal bullying. dan tidak mengatahui cara mengatasi verbal bullying.

Ruang Lingkup:

Verbal bullying berdasarkan penampilan fisik, bystander dengan usia 13-15 tahun, pria atau wanita yang bertempat tinggal di Bandung, berada

dalam jenjang tingkat SMP.

Cognition (awareness): Pengertian verbal bullying, fakta dan pesan dari dampak negative verbal bullying agar dapat merubah pola pikir bystander bahwa diam sama ketika menyaksikan verbal bullying sama saja mendukung terjadinya verbal bullying. Affect: Jenis dan peranan bystander, serta

alasan harus bertindak dan informasi tentang cara bystander untuk bertindak mengatasi verbal bullying untuk menumbuhkan minta dan hasrat untuk bertindak sesuai dengan pesan yang dikampanyekan.

Konsep Kreatif :

Menggunakan fotografi dengan layout dan pesan yang menarik. Penggunaan warna-warna gelap sebagai warna dominan pada tahap cognition dan

warana terang pada tahap affect.

Konsep Media :

Menggunakan media berupa poster, brosur, iklan radio, website, facebook, twitter, web banner,

ambience, event berupa roadshow, gimmick, booklet.

Tujuan Akhir :

Bystander mulai menyadari bahwa verbal bullying di sekolah merupakan kasus yang penting untuk dihentikan dan mengetahui cara untuk mengatasi kasus tersebut.

(16)

1.6Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun berdasarkan standar yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat khusus. Sistematika penulisan karya tulis ini disusun sebagai berikut.

1. BAB I (PENDAHULUAN)

Membahas tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data , skema perancangan dan sistematika perancangan yang diangkat dalam penulisan karya tulis ini. 2. BAB II (LANDASAN TEORI)

Berisi teori atau dasar pemikiran untuk menganalisis, teori yang akan dipakai sebagai pijakan, dan teori untuk merancang karya tulis ini yang diambil melalui studi literatur dan kepustakaan.

3. BAB III (URAIAN DATA DAN ANALISIS)

Berisi data mengenai perusahaan atau lembaga terkait atau instansi yang memberikan poyek sebagai mandatori, data mengenai gejala atau fenomena yang terjadi, data mengenai permasalahan yang dihadapai berupa hasil wawancara, kuesioner, data surat kabar, data mengenai proyek sejenis, analisis terhadap permasalahan, serta khalayak sasaran, analisis berdasarkan STP dan SWOT.

4. BAB IV (PEMECAHAN MASALAH)

Berisi strategi berdasarkan konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil perancangan.

5. BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN)

(17)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Verbal bullying merupakan salah satu bentuk bullying yang marak terjadi pada

remaja terutama SMP. Verbal bullying bukan kasus yang sepele. Verbal bullying memiliki dampak yang sama besar dengan bullying secara fisik. Berdasarkan data-data yang diperoleh salah satu cara untuk mengatasi verbal bullying disekolah adalah dengan menggerakan bystander. Bystander yang mau peduli dan bertindak mengatasi

verbal bullying dapat memberantas verbal bullying di sekolah. Namun pada

kenyataanya, sebagian besar bystander memilih diam saja. Oleh karena itu diperlukanlah sebuah kampanye sosial yang dapat menghentikan verbal bullying dengan merubah pola pikir bystander untuk tidak diam saja melainkan mulai bergerak menentang dan menghentikan verbal bullying.

Melalui kampanye ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menumbuhkan empati bystander di lingkungan sekolah untuk mulai bersikap peduli terhadap masalah verbal bullying, menyadari potensi mereka untuk menghentikan permasalahan verbal bullying ini, dan mulai bertindak untuk menghentikan verbal

bullying di lingkungan masyarakat, terutama lingkungan sekolah.

(18)

berpartisipasi menjadi seorang defender (bystander yang mau bertindak mengatasi

verbal bullying.

5.2 Saran

5.2.1 Remaja

Bagi remaja-remaja di Indonesia dihimbau untuk mulai peduli terhadap masalah

verbal bullying di sekolah karena dampak dari verbal bullying dapat berakibat fatal

dan mempengaruhi masa depan seseorang. Kepada bystander diharapkan untuk lebih peka, lebih berani dan mau untuk menghentikan verbal bullying. Bystander jangan diam saja, menonton atau bahkan ikut tertawa ketika menyaksikan verbal bullying di sekolah. Bantu korban, nasihati pelaku verbal bullying atau laporkan masalah verbal

bullying ini pada guru atau orang dewasa.

5.2.2 Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru diharapkan dapat lebih peka dan mau terlibat mengatasi kasus

verbal bullying di sekolah. Jangan menganggap kasus verbal bullying merupakan

kasus yang sepele karena verbal bullying merupakan awal dari bullying secara fisik. Jangan tunggu kasus verbal bullying disekolah sampai memberikan dampak yang fatal yaitu bunuh diri. Lakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan kasus

verbal bullying sejak dini. Orang tua diharapkan lebih memperhatikan anak-anaknya

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Venus, Antar. 2009. Manajemen Kampanye. Simbiosa. Rekatama Media:Bandung. Pfau, Michael dan Roxanne Parrot. 1993. Persuasive Communication Campaign. Allyn and Bacon: Massachussets.

Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying, 3 Cara Efektif Menanggulangi. PT Grasindo: Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B. 1996. Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perkembangan. PT. BPK Gunung Mulia: Jakarta.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Usaha Nasional: Surabaya. Owleus, Dan. 2002. Bullying at School: What We Know, What We Can Do. Blackwell Publsiher: Massachusets.

Wiyani, Novan Ardi. 2012. Save Our Childern From School Bullying. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.

Storey, Kim, Ron Slaby, Melanie Adler, Jennifer Minotti, and Rachel Katz.2008.

Eyes On Bullying.Education Development Center, Inc.Newton,MA.

Collorso, Barbara. 2008. The Bully, The Bullied and The Bystander. Harper Collins Publisher: New York.

(20)

Espelage, Dorothy L. 2003. Research on Bullying and Victimization, School

Psychology Review vol 32 no.3, EBSCO Publishing.

Bosworth, Kris, Simon, Thomas R, dan Esplelage, Dorothy L. 1999. Factors Associated With Bullying Behavior in Middle School Students, Jurnal Of Early

Adolescence vol 19 no 3. Sage Publication, inc.

Salmivalli, Christina. 2010. Bullying and The Peer Group. Aggression and Violent

Behaviour vol 15, halaman112-120.

Mudjijanti, Fransisca. 2011. School Bullying dan Peran Guru Dalam Mengatasinya,

Naskah Krida Rakyat 12 Desember.

Coffman, Julia. 2004. Strategic Communication Audits,

CommunicationConsortium Media Centre vol 1 no.1.

Gallo, Laura L dan Milsom, Amy. 2006. Bullying in Middle Schools : Prevention and Intervention, Middle School Journal vol 37 no 3. National Middle School Association.

Devoe, Jill F. and Bauer, Lynn (2010). Student Victimization in U.S. Schools.

National Center For Education Statistics 2010-319.

Wimmer, Sylvie.2009. Views on gender differences in bullying in relation to language and gender role socialization. Griffith Working Papers in Pragmatics and

Intercultural Communication 2, 1 (2009), 18-26.

James, Alana.2010.School Bullying.NSPCC vol 1 no.1, hal21.

(21)

Indra. 2011.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/09/15512144/Bullying.Sering.Dianggap.S epele(diunduh pada tanggal 20 Februari 2013.15.15).

–––––– .http://www.kainsutera.com/info-remaja/perkembangan-identitas-pada-remaja.html(diunduh pada tanggal20 Februari 2013.21.00).

Singapore Childern’s Society. http://www.bullyfreecampaign.sg/(diunduh pada tanggal 20 Februari 2013. 22.32).

Permana, Sukma

Indah.2012.http://news.detik.com/read/2012/12/21/143134/2124600/10/komnas-pa-2637-kasus-kekerasan-terhadap-anak-terjadi-selama-2012(diunduh pada tanggal 21 Februari 2013. 21.00).

––––––.http://www.anneahira.com/komponen-komunikasi.htm.(diunduh pada

tanggal 10 Maret 2013 09.20).

––––––.2010. http://www.psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971 (diunduh pada tanggal 10 Maret 2013 11.10).

––––––. www.mindtools.com/pages/article/AIDA.htm (diunduh pada tanggal 10

Maret 2013 16.00).

––––––

.http://bullying.about.com/od/Schools/a/How-Empowering-Bystanders-Can-Prevent-Bullying.htm (diunduh pada tanggal 30 Maret 2013 . 22.35).

Carpenter D and Ferguson Christoper. http://www.netplaces.com/dealing-with-bullies/types-of-bullying/verbal-bullying.htm. (diunduh pada tanggal 5 April 2013. 17.25).

Deborah Carpenter with Christopher J. Ferguson,

Gambar

Tabel 3.1 Perbedaan Bullying dengan Permasalahan antar Teman Sebaya ............ 28
Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

a. Manajer Pengawasan Unit Pelayanan Luar bertanggung jawab kepada Kepala Kantorpos. Tugas pokok Manajer Pengawasan Unit Pelayanan Luar adalah melaksanakan

Sistem informasi pelaporan yang ada dikepolisian sekarang ini adalah sistem pelayanan pengaduan lewat via telephon dan via email serta kasus yang dilaporkan

perlakuan pemberian seresah dan lama inkubasi berpengaruh sangat nyata terhadap potensial nitrifikasi (Pvalue= 0.000) dengan penurunan potensial nitrifikasi 76.9 %

[r]

Dalam menghaapi muri !ang ber9ariasi baik umur- kemampuan- kematangan maupun minat- perlu i,iptakan lingkungan !ang ber9ariasi 7etapa pun matangn!a guru alam

Pengukuran besaran elektronika dan pengenalan komponen elektronika merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan elektronika.Pengukuran arus , tegangan listri, bentuk

Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki