!
!
" #
$ % & ' &
()*+
&
,-*.- *.- -*.- /. +-*. ##-00.- 0'- ".- 1 -"'.- 1,- #.- 10-+#.
& ()*+ -1/.
2 3 - 4 - - 5 - 6
! "#"$
% &
' (
) *+
"#"
,-*.- *.- "-*.- /. +-*. &&-00.- 0'-"%.- 1"-%'.-
1,-"&.-10-+&. ) *+ -1/.
-DAFTAR ISI
ABSTRAK………. iv
ABSTRACT………... v
KATA PENGANTAR……….. vi
DAFTAR ISI………. viii
DAFTAR TABEL………. xi
DAFTAR GAMBAR……… xii
DAFTAR DIAGRAM……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……… xiv
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang……….... 1
1.2 Identifikasi Masalah………..……….……. 3
1.3 Maksud dan Tujuan………... 3
1.4 Manfaat Penelitian……….……….. 3
1.5 Kerangka Pemikiran………..………….. 4
1.6 Hipotesis……….. 4
1.7 Metodologi………... 5
1.8 Lokasi dan Waktu………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 6
2.1 Karsinoma Mammae……… 6
2.1.1 Definisi, Insidensi, dan Epidemiologi………. 6
2.1.2 Faktor Risiko………... 6
2.1.3 Klasifikasi dan Lokasi………. 7
2.1.4 Tanda dan Gejala………. 8
2.1.5 Penentuan Stadium Karsinoma Mammae………... 9
2.1.6 Patogenesis dan Patofisiologis……… 15
ix
2.1.8 Terapi……….. 17
2.1.9 Prognosis………. 19
2.1.10 Sel T47D………... 20
2.2 Radikal Bebas………... 20
2.2.1 Definisi Radikal Bebas………... 20
2.2.2 Jenis dan Sumber Radikal Bebas………...……… 21
2.2.3 Dampak Radikal Bebas Terhadap Tubuh……….. 21
2.3 Antioksidan………... 23
2.3.1 Peran Antioksidan Sebagai Penetralisir Radikal Bebas…………. 23
2.3.2 Pengembangan Tanaman Obat Sebagai Antioksidan dan Antikanker……… 24
2.4 Tapak Dara………...………... 25
2.4.1 Taksonomi………...………... 26
2.4.2 Nama Daerah………...………... 26
2.4.3 Kandungan Kimia dan Khasiat Tapak Dara……….. 27
BAB III ALAT, BAHAN, DAN METODE PENELITIAN………. 28
3.1 Bahan dan Alat………...………... 28
3.2 Metode Penelitian………...………... 28
3.2.1 Desain Penelitian………...………. 29
3.2.2 Variabel………...………... 29
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel………. 29
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel……… 30
3.2.3 Prosedur Kerja………...………. 30
3.2.3.1 Pengumpulan Bahan………...……….. 30
3.2.3.2 Persiapan Bahan Uji………...……… 30
3.2.3.3 Pelaksanaan Penelitian………...……… 31
3.2.3.3.1 Uji Aktivitas Pemerangkapan H2O2………. 31
3.2.3.3.2 Uji Aktivitas Sitotoksik………...……. 31
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 33
4.1 Hasil Penelitian………...………. 33
4.1.1 Hasil Uji Pemerangkapan Radikal Bebas H2O2………..…… 33
4.1.2 Hasil Uji Sitotoksik Infusa Tapak Dara……….. 34
4.2 Pembahasan………...……….. 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 36
5.1 Simpulan………...………... 36
5.2 Saran………...………. 36
DAFTAR PUSTAKA……….. 37
LAMPIRAN………. 40
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Stadium Karsinoma Mammae………. 10
Tabel 2.2 Prognosis Karsinoma Mammae……… 20
Tabel 4.1 Data Uji Sitotoksik Berbagai Konsentrasi Infusa Tapak Dara
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanda Karsinoma Mammae……….……….. 9
Gambar 2.2 Stadium I Karsinoma Mammae……….………… 11
Gambar 2.3 Stadium IIA Karsinoma Mammae……….……… 12
Gambar 2.4 Stadium IIB Karsinoma Mammae……….……… 12
Gambar 2.5 Stadium IIIA Karsinoma Mammae……….…….. 13
Gambar 2.6 Stadium IIIB Karsinoma Mammae……….…….. 13
Gambar 2.7 Stadium IIIC Karsinoma Mammae……….…….. 14
Gambar 2.8 Stadium IV Karsinoma Mammae……….………. 14
Gambar 2.9 Skema Molekular Terjadinya Kanker……….…... 16
Gambar 2.10 Pembedahan pada Karsinoma Mammae……….. 18
Gambar 2.11 Modifikasi Guanin oleh Radikal Bebas OH*……….. 22
Gambar 2.12 Mekanisme Kerja Antioksidan……… 24
xiii
DAFTAR DIAGRAM DAN GRAFIK
Gambar 4.1 Diagram Batang Pemerangkapan H2O2 Antar Konsentrasi
Infusa Tapak Dara ……….………... 33
Gambar 4.2 Grafik Persentase Kematian Sel T47D antar Konsentrasi
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I UJI PEMERANGKAPAN H2O2………. 49
Lampiran 1.1 Hasil Absorbansi Pemerangkapan Radikal Bebas Hidrogen
Peroksida (H2O2) Infusa tapak Dara………
Lampiran 1.2 Persentase Pemerangkapan Radikal Bebas Hidrogen
Peroksida (H2O2) Infusa tapak Dara………
40
40
LAMPIRAN 2 UJI SITOTOKSIK……… 41
Lampiran 2.1 Jumlah Sel dan Absorbansi Sel T47D Sebelum Perlakuan 41
Lampiran 2.2 Kurva Standar Berdasarkan Jumlah Sel dan Absorbansi Sel
T47D………... 41
Lampiran 2.3 Jumlah Sel T47D Setelah Perlakuan……… 42
Lampiran 2.4 Hasil Analisis Probit Aktivitas Sitotoksik Infusa Tapak Dara
Lampiran 2.5 Kurva Analisis Probit antar Konsentrasi Infusa Tapak Dara
dan Persen Penghambatan………...…
42
43
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI KEGIATAN 44
Lampiran 3.1 Pembuatan Infusa……… 44
Lampiran 3.2 Uji Aktivitas Antioksidan Pemerangkapan Radikal Bebas
H2O2……….……… 45
39
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 UJI PEMERANGKAPAN H2O2
Lampiran 1.1 Hasil Absorbansi Pemerangkapan Radikal Bebas Hidrogen
Peroksida (H2O2) Infusa Tapak Dara
Sampel Konsentrasi Absorbansi (mm) Rata-rata
Ulangan
1 2 3
Infusa Tapak Dara 1 10% 2,664 2,698 2,725 2,696
Infusa Tapak Dara 2 7,5% 1,252 1,274 1,272 1,266
Infusa Tapak Dara 3 5% 0,608 0,599 0,601 0,603
Infusa Tapak Dara 4 2,5% 0,294 0,287 0,297 0,293
Infusa Tapak Dara 5 1% 0,108 0,106 0,1 0,105
Infusa Tapak Dara 6 0,5% 0,073 0,083 0,066 0,074
Lampiran1.2 Persentase Pemerangkapan Radikal Bebas Hidrogen Peroksida
(H2O2) Infusa Tapak Dara
Sampel Konsentrasi CAT % (4) Rata – rata
Ulangan
1 2 3
Infusa Tapak Dara 1 10% 30,30 29,41 28,70 29,47
Infusa Tapak Dara 2 7,5% 67,24 66,67 66,72 66,88
Infusa Tapak Dara 3 5% 84,09 84,33 84,28 84,23
Infusa Tapak Dara 4 2,5% 92,31 92,49 92,23 92,34
Infusa Tapak Dara 5 1% 97,17 97,23 97,38 97,26
40
LAMPIRAN 2 UJI SITOTOKSIK
Lampiran 2.1 Jumlah Sel dan Absorbansi Sel T47D Sebelum Perlakuan
Sampel
Jumlah Sel
X 100
Optical Density (OD) Rata - rata Blank OD-blank
Ulangan
1 2
405 0,719 0,730 0,724 0,270 0,517
270 0,570 0,582 0,567 0,270 0,369
135 0,436 0,440 0,433 0,270 0,226
27 0,276 0,261 0,268 0,270 0,061
13,5 0,261 0,263 0,262 0,270 0,055
2,7 0,260 0,238 0,260 0,270 0,053
41
Lampiran 2.3 Jumlah Sel T47D Setelah Perlakuan
Konsentrasi
Infusa
Tapak
Dara
Optical Density (OD) Rata -
rata
Blank
OD-Blank
Jumlah Sel X 100
Ulangan
Ulangan
1 2 3 1 2 3
10% 0,188 0,455 0,299 0,314 0,207 0,107 -63 204 48
5% 0,751 0,776 0,843 0,790 0,207 0,583 500 525 592
2,5% 0,843 0,893 0,876 0,871 0,207 0,664 592 642 625
1,25% 0,979 0,971 0,893 0,948 0,207 0,741 728 720 642
Lampiran 2.4 Hasil Analisis Probit Aktivitas Sitotoksik Infusa Tapak Dara
Probability 95% Confidence Limits
for Dosage
95% Confidence Limits for log
(Dosage)
Upper Bound Estimate Lower
42 0,85 0,90 0,91 0,92 0,93 0,94 0,95 0,96 0,97 0,98 0,99 1,21 1,00 0,96 0,92 0,87 0,82 0,77 0,71 0,64 0,57 0,47 -0,04 -0,15 -0,17 -0,20 -0,23 -0,26 -0,30 -0,35 -0,40 -0,48 -0,60 -0,29 -0,44 -0,48 -0,52 -0,57 -0,62 -0,67 -0,74 -0,82 -0,93 -1,11 0,08 0,00 -0,01 -0,04 -0,06 -0,09 -0,12 -0,15 -0,19 -0,25 -0,33
Lampiran 2.5 Kurva Analisis Probit antar Konsentrasi Infusa Tapak Dara dan
43
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI KEGIATAN
Lampiran 3.1 Pembuatan Infusa
1. Tapak dara
2 Tepung tanaman
3 Tepung direbus sampai kental (500 mL menjadi 100 mL)
4 Infusa disaring
5 Infusa Tapak dara
1
2
5 4
44
Lampiran 3.2 Uji Aktivitas Antioksidan Pemerangkapan Radikal Bebas H2O2
1 2
4 3
5 6
1. Infusa tapak dara pada 4 konsentrasi
2. Membuat level konsentrasi infusa tapak dara yaitu 10%, 7,5%,
5%, 2,5%, 1%, 0,25%
3. Dalam ephendorf diisi 200 µL H2O2, 50 µL sampel
4. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 230 nm
menggunakan spektofotometer
45 Lampiran 3.3 Uji Aktivitas Antikanker
1. Kultur sel T47 D diamati mencapai confluence 80%
2. Sel dicuci dengan PBS dan tripsin
3. Sel dipindahkan pada plate 96 well, kemudian ditambahkan
perlakuaan
(kontrol, DMSO, infusa berbagai konsentrasi)
4. Inkubasi 370 C selama 24 jam
5. Tambah 10 µL MTS, inkubasi selama 4 menit
6. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 515 nm
1 1
1 1
46
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yusi Ariani
NRP : 0810144
Agama : Islam
Tempat/ tanggal lahir : Indramayu, 2 Januari 1990
Alamat : Jalan Terusan Babakan Jeruk I No.6 Bandung
Riwayat pendidikan :
TK Aisyah Palu (1994-1995)
SD Negeri 1 Palu (1995-1997)
SD Negeri 5 Palu (1997-1999)
SD Negeri 8 Luwuk (1999-2001)
SMP Negeri 1 Luwuk (2001-2004)
SMA Negeri 1 Luwuk (2004-2007)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (2008-Sekarang)
Karya Ilmiah Sebelumnya :
Incidence Rate dan Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2003 – 2008 (Temu Ilmiah Nasional 2010)
Peranan Oats Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total dan LDL (Temu Ilmiah Nasional
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Karsinoma mammae merupakan penyakit ganas yang berakibat fatal. Lebih
dari 1,2 juta perempuan yang didiagnosa menderita karsinoma mammae setiap
tahun di seluruh dunia (WHO, 2006). Dari angka kejadian kanker pada wanita,
karsinoma mammae menempati urutan pertama yaitu sebesar 26 % dan
menyumbang 15% kematian akibat kanker (Jemal A. et al., 2008). Pada wanita,
karsinoma mammae terjadi 2,5 kali lebih sering dibanding kanker paru-paru
(Stricker and Kumar, 2008). Di Indonesia karsinoma mammae menempati posisi
kedua (12,10 %) setelah kanker leher rahim (19,18 %) (Dany Heti, 2008).
Faktor risiko karsinoma mammae antara lain wanita, risiko meningkat sesuai
bertambahnya umur, jarak yang lama antara menarke dan menopause, telah
berusia tua sewaktu hamil pertama kali yaitu > 35 tahun, obesitas, dan diet tinggi
lemak, riwayat keluarga adanya karsinoma mammae, faktor geografik, dan
hiperplasia atipik pada hasil pemeriksaan biopsi sebelumnya (Oky Rahma
Prihandani, 2006).
Kanker terjadi akibat adanya mutasi gen yang disebabkan oleh berbagai sebab,
terutama senyawa karsinogenik. Senyawa karsinogen adalah senyawa yang dapat
mengakibatkan tumor melalui kontak, inhalasi, oral . Radikal bebas termasuk ke
dalam kelompok senyawa karsinogenik, radikal bebas akan mencari lokasi yang
memiliki densitas elektron tinggi antara lain purin, pirimidin sebagai materi
penyusun DNA, sehingga dapat menimbulkan mutasi (memiliki aktivitas
pro-oncogen) yang secara langsung terlibat dalam replikasi DNA dengan akibat
timbul kanker (Halliwell dan Gutteridge, 1999). Dampak negatif dari radikal
bebas ini dapat dicegah dengan antioksidan (Wahyu Widowati, 2010).
Pengobatan karsinoma mammae biasanya dilakukan dengan 2 macam cara
yaitu pembedahan dan non pembedahan. Penanganan pembedahan antara lain
2
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi, bracytheraphy, obat-obatan dan
terapi hormonal. Semuanya di maksudkan untuk mengearadikasi sel kanker
tersebut. (American Cancer Society, 2010).
Pengobatan kanker pada umumnya membutuhkan biaya yang besar serta
memberikan efek samping seperti mual, muntah, rambut rontok, penurunan sistem
imun, kehilangan nafsu makan, mudah lelah, hingga mudah memar dan berdarah
(American Cancer Society, 2010). Sehingga perlu ditemukan alternatif obat yang
lebih aman dan mudah didapat. Penggunaan bahan alam merupakan salah satu
alternatif kandidat obat yang diharapakan dapat mengobati penyakit karsinoma
mammae.
Flavonoid merupakan senyawa fenolik alam yang memiliki sifat antioksidan
dan berpotensi sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker (Rana et al., 2005).
Beberapa jenis flavonoid, misalnya genistein dan quersetin, mampu menghambat
aktivitas protein kinase (Murkies et al., 1998) dengan menduduki ATP binding
site protein kinase sehingga menurunkan aktivitas kinasenya. Banyak jenis protein
kinase berperan penting dalam signal pertumbuhan yang memacu cell cycle
progression pada sel-sel kanker (Hanahan and Weinberg, 2000), termasuk pada
karsinogenesis tahap promosi dan progesi (Nooble et al., 2004). Beberapa protein
kinase juga berperan penting pada jalur antiapoptosis (Cory and Adams, 2002)
dan angiogenesis (Kerbel and Folkman, 2002). Dengan demikian senyawa
golongan flavonoid memiliki potensi dalam menghambat perkembangan tumor,
baik pada tahap promosi maupun progesi (Edy Meiyanto dkk, 2007).
Tanaman tapak dara (Catharanthus roseus [L] G. Don) mengandung senyawa
flavonoid yang memiliki aktifitas antioksidan dan seyawa alkaloid yang bersifat
sitotoksik di antaranya vinblastine, vincristine, leurosin, vincandioline,
catharanthine, dan lochnerine (Arief Hariana, 2009). Data empiris menunjukkan
bahwa tanaman ini biasa digunakan untuk mengobati demam, diabetes melitus,
hipertensi, leukemia, asma, bronkhitis, anemia, bisul, hingga luka bakar (Sugeng
3
Sehingga perlu dilakukan penelitian efek sitotoksik tapak dara terhadap sel
kanker (T47D) dan antioksidan, dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
alam kandidat obat karsinoma mammae.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah infusa tapak dara memiliki aktivitas antioksidan terhadap
pemerangkapan hidrogen peroksida (H2O2).
2. Apakah infusa tapak dara memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel karsinoma
mammae (T47D).
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh obat alternatif dalam
pengobatan karsinoma mammae antara lain pengguanaan bahan alam tapak dara.
Tujuan penelitian ini adalah menilai efek antioksidan pemerangkapan H2O2
dan aktivitas sitotoksik pada sel T47D dari infusa tapak dara.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk memperluas wawasan
pengetahuan khususnya farmakologi obat, yaitu mengenai efek antioksidan dan
antikanker tapak dara terhadap karsinoma mammae.
Manfaat praktis karya tulis ilmiah ini antara lain untuk mengetahui potensi
infusa tapak dara sebagai antioksidan dan antikanker
1.5Kerangka Pemikiran
Kanker terjadi akibat adanya mutasi gen yang disebabkan oleh berbagai sebab,
terutama senyawa karsinogenik. Radikal bebas termasuk kedalam kelompok
senyawa karsinogenik. radikal bebas akan mencari lokasi yang memiliki densitas
4
sehingga dapat menimbulkan mutasi (memiliki aktivitas pro-oncogen) secara
langsung terlibat dalam replikasi DNA dan dapat mengakibatkan kanker
(Halliwell dan Gutteridge, 1999). Secara alami, tubuh manusia memiliki
antioksidan untuk mencegah efek negatif dari radikal bebas. Namun, bila
produksi radikal bebas dalam tubuh terus meningkat maka sistem pertahanan
antioksidan tubuh tidak akan efektif lagi bekerja sebagai pelindung serangan
radikal bebas sehingga terjadi stres oksidatif, untuk mencegah terjadinya stres
oksidatif maka diperlukan suplemen antioksidan (Halliwell dan Gutteridge, 1999;
Ibrahim et al., 1999; Shahidi, 1999; Papas, 1999; Subarnas, 2001; Que, 2007).
Beberapa jenis radikal bebas antara lain superoksida (O2*-), (DPPH), dan hidrogen
peroksida (H2O2) (Wahyu Widowati, 2010).
Tapak dara memiliki kandungan flavonoid dan alkaloid sitotoksik di antaranya
vinblastine, vincristine, leurosin, vincandioline, catharanthine, dan lochnerine
(Arief Hariana, 2009). Sehingga, diharapkan dapat menunjukkan adanya aktifitas
antioksidan pemerangkapan radikal bebas H2O2 dan dapat menunjukkan pula
adanya aktifitas sitotoksik IC50 terhadap sel T47D.
1.6Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Infusa tapak dara memiliki aktivitas antioksidan pemerangkapan H2O2.
2. Infusa tapak dara memiliki aktivitas sitotoksik pada sel T47D.
1.7Metodologi
Penelitian aktivitas antioksidan pemerangkapan H2O2 infusa tapak dara
dilakukan secara deskriptif menggunakan 3 ulangan pada 6 level konsentrasi yaitu
10%, 7,5%, 5%, 2,5%, 1% dan 0,5%. Aktivitas pemerangkapan H2O2 adalah hasil
rata – rata dari 3 ulangan tersebut.
Penelitian aktivitas sitotoksik pada kultur sel dengan cara menentukan nilai
IC50, uji sitotoksik dilakukan pada 4 konsentrasi yaitu 10%, 5%, 2,5%, dan 1,25%
5
1.8Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Bandung dan Laboratorium Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK) Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
35
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Infusa tapak dara memiliki aktivitas antioksidan pemerangkapan radikal bebas
H2O2 pada konsentrasi 7,5%, 5%, 2,5%, 1% dan 0,5% sebesar 66,88%, 84,23%,
92,34%, 97,26%, dan 98,06%.
Infusa tapak dara memiliki aktivitas antikanker dengan nilai IC50 sebesar
2,91%
5.2Saran
Perlu penelitian lebih lanjut pengukuran aktivitas antioksidan infusa tapak
dara terhadap DPPH.
Perlu penelitian lebih lanjut pemberian infusa tapak dara pada kultur sel Hela
untuk karsinoma serviks.
Perlu penelitian in vivo pemberian infusa tapak dara pada hewan uji model
karsinoma.
Perlu penelitian uji toksisitas pemberian infusa tapak dara pada hewan uji.
Perlu dilakukan uji klinis pada penderita karsinoma mammae sebagai
pengobatan alternatif.
36
DAFTAR PUSTAKA
Arief Hariana. 2009. Tanaman Obat dan Khasiatnya seri 3. Edisi 1. Jakarta:
Penebar Swadaya.e 2001
Boerhan Hidajat. 2005. Penggunaan Antioksidan Pada Anak.
http://www.pediatrik.com. 16 Oktober 2011
Comin-Anduix, B., N. Agell, O.Bachs, J. Ovadi and M. Cascant. 2001. A New
Bis-Indole, KARs, Induces Selective M Arrest With Spesific Spindle
Aberation in Neuroblastoma Cell Line SH-SY5Y. Molecular Pharmacology.
60(6):1235-1242
Cory, S. and Adams, J. M. (2002). The Bcl2 family: regulators of the cellular life
or-death switch. Nat. Rev. Cancer 2, 647-656
Dani heti 2008. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70% Herba Sisik Naga
(Drymoglossum piloselloides Presl) Terhadap Sel T47D.
http://etd.eprints.ums.ac.id. 10 Oktober 2011
Dinata L., P., D. 2009. Formulasi Tablet Ekstrak Herba Tapak Dara (Catharantus
roseus (L) G. Don) Dengan Bahan Pengikat Gelatin dan Gom Arab pada
Berbagai Konsentrasi. http://etd.eprints.ums.ac.id. 12 Agustus 2011
Edy Meiyanto, Sri Tasmiatun, Sri Susilowati, Retno Murwanti, dan Sugiyanto.
2007. Penghambatan karsinogenesis kanker payudara tikus terinduksi DMBA
pada fase post inisiasi oleh ekstrak etanolik daun Gynura procumbens (Lour),
Merr. Majalah farmasi Indonesia, 18(4): 170
Endang Pradimurti. 2007. Metode Evaluasi Antioksidan Secara In Vitro dan In
Vivo. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Gordon M.H. 2001. Measuring antioxidant activity. In: Antioxidant in food.
Cambridge England: Woodhead Publihing Limited.
Halliwel B., Gutteridge J.M.C. 1999. Free Radicals in Biology and Medicine.
New York: Oxford University Press.
Jemal A., Siegel R., Ward E., Hao Y., Xu J., Murray T., Thun M., J. 2008. CA : A
37
Kerbel R., Folkman J. 2002. Clinical Translation of Angiogenesis Inhibitors.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12360276. 6 Februari 2011
Muhammad Sa’Ad. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Isolat A dan B Fraksi
IV Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) Dengan Metode
DPPH. http://etd.eprints.ums.ac.id. 23 Oktober 2011
Murata, J., Roepke, J., Gordon, H. & De Luca, V. (2008). The leaf epidermome
of Catharanthus roseus reveals its biochemical specialization. The Plant Cell,
Vol. 20, No. 3, (March 2008), pp. 524-542, ISSN 1040-465Murkies 1998
Praptiwi, Dewi P., Harapini M., 2006. Nilai peroksida dan aktivitas anti radikal
bebas diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH) ekstrak metanol Knema
laurina. Majalah Farmasi Indonesia 17(1): 32-35
Prihandani O.P., Miranti I.P.2006. Pengaruh Pemberian Jus Aloe vera terhadap
Sebukan Sel Mononuklear pada Mencit C3H yang Diinokulasi Sel
Adenokarsinoma Mammae. http://eprints.undip.ac.id. 12 Agustus 2011
Samiran. 2000. Tapak Dara Penumpas Kanker Payudara. Laboratorium Fitokimia,
Balitbang Botani dalam INTISARI. Edisi Februari 2000.
Stricker T.P., Kumar V. 2008. Neoplasia. In : Pathologic Basis of Disease. 8th ed.
Elsevier Saunders. P : 272
Sugeng Haryanto. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
PALMALL. Hal. 506-7
Tjindarbumi, D., and Mangunkusumo, R., 2002. Cancer in Indonesia, Present and
Future, Jpn J Clin Oncol : 32 (Supplement 1): S17-S2
WHO. 2006. Guidelines for management of breast cancer. 31st ed. Eastern
Mediterranean : EMRO. P : 47-51
Widowati W., Mozef T., Risdian C., Ratnawati H, Tjahyani S., Sandra F. 2010.
Apoptosis Induction in Breast Cancer Cell Line by Madagascar Periwinkle
(Catharanthus roseus [L] G.Don) Extract and Its Antioxidant Activity.
International Seminar on Chemoprevention for Health Promotion and Beauty
Faculty of Pharmacy UGM, October 9, 2010.
_______ Mozef T., Risdian C., Ratnawati H, Tjahyani S., Sandra F. 2010.
38
on Breast Cancer Cell Line. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention.
International Resesarch Journal of Biochemistry and Bioinformatics
_______Mozef T., Risdian C., Ratnawati H, Tjahyani S., Sandra F. 2011. The
Comparison of Antioxidative and Proliferation Inhibition Properties of Piper
betle L., Catharanthus roseus [L] G.Don, Dendrophtoe petandra L., Curcuma