• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Minyak Rosemary (Rosmarinus officinalis L.) dalam Mempersingkat Waktu Reaksi Sederhana pada Laki-Laki Dewasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Minyak Rosemary (Rosmarinus officinalis L.) dalam Mempersingkat Waktu Reaksi Sederhana pada Laki-Laki Dewasa."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRACT

THE EFFECT OF ROSEMARY OIL (Rosmarinus officinalis L.)

IN IMPROVING SIMPLE REACTION TIME ON ADULT MALE

Willy, 2013, 1st Tutor: Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr.,M.kes. 2nd Tutor: Jo Suherman, dr.,M.S.,AIF.

Rosemary is one kind of plant that is currently used as a fragrance and spice food. Part of the plant used is the leaves. Rosemary leaves yield a volatile oil containing active compounds that have an effect on the excitation of the central nervous system ( CNS ). Excitation in the CNS will improve reaction time.

The purpose of this study was to assess the effect of rosemary essential oil in improving simple reaction time on adult male.

This research is a quasi experimental research using human subjects. The study design was a pre-test and post-test, was done to 30 males aged range from 18-25 years old.

Data were measured as reaction time to red light, yellow light, green light, and blue light, high tones and low tones. Measurement of the reaction time was 5 minutes after the subjects were asked to inhale rosemary oil with a distance of 2 cm in front of the nose. Data was analyzed by using paired " t " test with α = 0.05. The results obtained after inhaling rosemary essential oil shows a simple reaction time on red light (0.115 seconds), yellow (0.129 seconds), green (0.132 seconds), blue (0.142 seconds), high tone (0.115 seconds) low tone (0.125 seconds), significantly shorter than the previous, with red (0.250 seconds), yellow (0.263 seconds), green (0.276 seconds), blue (0.290 seconds), high tone (0.264 seconds) low tone (0.287 seconds), with p <0.01.

The conclusion of this study is rosemary essential oil improve simple reaction time on 30 adult men.

(2)

v

ABSTRAK

EFEK MINYAK ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.)

DALAM MEMPERSINGKAT WAKTU REAKSI SEDERHANA

PADA LAKI-LAKI DEWASA

Willy, 2013, Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr.,M.kes. Pembimbing II: Jo Suherman, dr.,M.S.,AIF

Rosemary adalah salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan sebagai pewangi dan bumbu masakan. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah daun. Daun rosemary menghasilkan minyak atsiri yang mengandung senyawa aktif yang memiliki efek eksitasi pada sistem saraf pusat (SSP). Eksitasi pada SSP akan meningkatkan waktu reaksi.

Tujuan penelitian ini adalah menilai efek minyak rosemary dalam mempersingkat waktu reaksi sederhana (WRS) pada laki-laki dewasa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi ekperimental dengan menggunakan subjek penelitian manusia. Desain penelitian ini adalah pre-test dan post-test, dilakukan pada 30 orang laki-laki yang berumur 18-25 tahun.

Data yang diukur adalah waktu reaksi terhadap cahaya warna merah, kuning, hijau, biru, nada tinggi dan nada rendah, pengukuran waktu reaksi dilakukan 5 menit setelah subjek menghirup minyak rosemary dengan jarak 2cm di depan hidung. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan denganα = 0.05.

Hasil penelitian yang diperoleh setelah menghirup minyak rosemary menunjukkan waktu reaksi sederhana cahaya warna merah (0,115 detik), kuning (0,129 detik), hijau (0,132 detik), biru (0,142 detik), nada tinggi (0,115 detik) nada rendah (0,125 detik), lebih singkat secara signifikan dari sebelumnya yaitu merah (0,250 detik), kuning (0,263 detik), hijau (0,276 detik), biru (0,290 detik), nada tinggi (0,264 detik) nada rendah (0,287 detik), dengan p<0.01.

Simpulan dari penelitian ini adalah minyak rosemary mempersingkat WRS pada laki-laki dewasa.

(3)

viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Otak ... 5

2.1.1 Anatomi Otak ... 5

2.1.2 Formatio Reticularis ... 6

2.1.3 Proses Pengolahan Rangsangan Menjadi Respon Tubuh ... 7

(4)

ix

2.2.1 Defenisi Waktu Reaksi ... 11

2.2.2 Jenis-Jenis Waktu Reaksi ... 11

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 12

2.3 Aromaterapi ... 18

2.3.1 Defenisi Aromaterapi ... 18

2.3.2 Sejarah Aromaterapi ... 18

2.3.3 Cara Kerja Bahan Aromaterapi ... 22

2.3.4 Aplikasi Aromaterapi ... 22

2.4 Rosemary ... 24

2.4.1 Taksonomi ... 24

2.4.2 Sejarah Rosemary ... 25

2.4.3 Kandungan Rosemary ... 25

2.4.4 Kegunaan Rosemary ... 25

2.4.5 Mekanisme Kerja ... 26

3.2.2 Kriteria Eksklusi ... 27

(5)

x

3.5.2 Prosedur Penelitian ... 29

3.6 Metode Analisis ... 30

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil ... 31

4.2 Pembahasan ... 32

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 34

5.1 Simpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

Daftar Pustaka ... 35

Lampiran ... 37

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Otak ... 5

Gambar 2.2 Formatio Reticularis ... 7

Gambar 2.3 Sensitivitas dari 3 jenis sel kerucut pada panjang gelombang berbeda ... 8

Gambar 2.4 Jaras Pengelihatan ... 9

Gambar 2.5 Proses Induksi Suara pada Cochlea. ... 10

Gambar 2.6 Intensitas Stimulus ... 13

Gambar 2.7 Rosemary ... 24

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan

Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian (Informed Consent) ... 37

Lampiran 2. Lembar Kerja ... 38

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ... 40

Lampiran 4. Data Hasil Pengolahan SPSS ... 46

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Aktivitas kerja saat ini banyak memerlukan tindakan dan reaksi yang cepat, tindakan ini merupakan suatu respon cepat kewaspadaan terhadap munculnya stimulus. Waktu yang dibutuhkan dari mulai munculnya stimulus hingga munculnya suatu tindakan disebut waktu reaksi. Maka untuk memaksimalkan dan meningkatkan produktivitas kerja dibutuhkan waktu reaksi yang cepat seperti saat berkendara dan berolahraga. Bermacam macam faktor yang mempengaruhi waktu reaksi antara lain, jenis rangsangan, intensitas rangsangan, jenis kelamin, lingkungan, obat obatan, usia, kesegaran jasmani, konsentrasi, latihan dan status mental (Woodworth & Schlosberg, 1961).

Aromaterapi diyakini sebagai salah satu perawatan untuk membantu memulihkan kesehatan dan kebugaran (Primadiati, 2002). Selain itu penggunaan aromaterapi relatif praktis dan cepat melalui inhalasi udara pada saluran pernapasan. Aromaterapi merupakan salah satu alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan untuk mempersingkat waktu reaksi seseorang. Salah satu minyak esensial yang sering digunakan pada aromaterapi adalah minyak rosemary. Dahulu rosemary digunakan sebagai penyedap makanan dan antiseptik. Rosemary juga mengandung zat yang berguna untuk merangsang sistem kekebalan tubuh, meningkatkan sirkulasi, dan melancarkan pencernaan (Price & Price, 1997). Selain itu, rosemary telah terbukti mengandung zat yang dapat meningkatkan aliran darah terutama ke otak, sehingga meningkatkan konsentrasi, dan mempersingkat waktu reaksi sederhana (al-Sereiti MR et al., 1999).

(10)

2

1.2Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah minyak rosemary mempersingkat waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa.

1.3Maksud dan Tujuan penelitian

Maksud penelitian ini adalah memperoleh alternatif yang dapat meningkatkan konsentrasi untuk bereaksi dalam waktu cepat dan meningkatkan penggunaan minyak rosemary untuk meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pada umumnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek minyak rosemary dalam mempersingkat waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai fungsi minyak rosemary dalam mempersingkat waktu reaksi sederhana.

1.4.2 Manfaat praktis

(11)

3

1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

1.5.1 Kerangka pemikiran

Minyak rosemary mempunyai komponen utama yang berperan terhadap aktivitas otak, yaitu 1,8-cineole.

Melalui inhalasi, 1,8-cineole yang terkandung dalam minyak rosemary yang dihirup akan kontak dengan silia olfaktorius dan berikatan dengan protein reseptor. Aktivasi dari protein reseptor akan mengaktivasi protein G yang kemudian akan mengaktivasi banyak molekul adenilat siklase yang membentuk adenosin monofosfat siklik (cAMP). cAMP menyebabkan terbukanya kanal ion natrium, sehingga terjadi depolarisasi yang dapat merangsang nervus olfaktorius (Guyton & Hall, 2010).

Dari nervus olfaktorius, impuls diteruskan ke bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius. Impuls tersebut kemudian diteruskan menuju ke hypothalamus. (Guyton & Hall, 2010)

Perangsangan pada hypothalamus akan menimbulkan perangsangan pada sistem saraf otonom, yaitu sistem saraf simpatis. Bila sistem saraf simpatis terangsang, maka denyut nadi akan meningkat, kontraksi otot jantung juga meningkat, sehingga cardiac output meningkat yang salah satunya menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak (Guyton & Hall, 2010). Semakin banyak oksigen dan nutrisi yang dipompakan ke otak maka semakin optimal fungsi otak, sehingga waktu reaksi sederhana yang diukur menjadi lebih singkat.

Selain itu, 1,8-cineole juga akan merangsang locus seruleus yang terletak di bagian posterior antara pons dan mesencephalon untuk mensekresi norepinephrine (Price & Price, 1997).

(12)

4

1.5.2 Hipotesis penelitian

Minyak rosemary mempersingkat waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa.

1.6 Metodologi

(13)

34

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Minyak rosemary mempersingkat Waktu Reaksi Sederhana (WRS) yang diuji pada laki-laki dewasa.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan penelitian sebagai berikut:

 Penelitian mengenai dosis optimal rosemary meningkatkan waktu reaksi.  Penelitian menggunakan subjek penelitian lain seperti pada perempuan atau

populasi dengan usia tertentu untuk melengkapi data efek rosemary terhadap waktu reaksi sederhana.

 Penelitan yang berkaitan dengan aplikasi penggunaan rosemary bagi individu yang mengalami kesulitan berkonsentrasi.

(14)

35

DAFTAR PUSTAKA

Agriculture, U. S. (2002, October 1). PLANTS Profile. Retrieved from Natural Resources Conservarion Service:

http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=ROOF

al-Sereiti MR, Abu-Amer KM, Sen P. (1999, february). Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10641130

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Gray's Anatomy for Student. Canada: Churchill livingstone Elsevier.

Duus, P. (2005). Topical Diagnosis in Neurology. New York: Thieme.

Filippone, P. T. (2004). Rosemary History. Retrieved from Home Cooking: http://homecooking.about.com/od/foodhistory/a/rosemaryhistory.htm

Ganong, W. F. (2003). Review of Medical Physiology. United States of America: McGraw-Hill Companies.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Textbook of Medical Physiology (12 ed.). New York: Elsevier.

Houssay, B. A. (1995). Human Physiology. New York: McGraw-Hikk.

Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review on Reaction Time. Clemson university .

Mescher, A. L. (2010). Junqueira's Basic Histology. Bloomington.

(15)

36

Sherwood, L. (2007). Human Physiology From Cells to System 7th Edition. Canada: Yolanda Cossio.

Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari tiga bagian, yaitu: keterlaksanaan implementasi strategi pembelajaran intertekstual yang berupa deskripsi pembelajaran

Dari penelitian diperoleh data distribusi frekuensi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter ada sebesar 52% dan menggunakan sesuai dengan resep dokter 48%, tingkat pengetahuan

• U tuk e guji da e ga alisis pengaruh dari CPE ( Consumer Perceived Ethicality ) yang berasal dari merek pada level perusahaan terhadap loyalitas merek produk ( Product

Dari klarifikasi diatas maka pedagang kaki lima atau yang kita singkat dengan PKL masuk pada klarifikasi yang ketiga yang mana PKL atau yang sering kita sebut dengan

Ekstraksi senyawa fenol dari dalam air dengan menggunakan teknik membran cair fasa ruah telah berhasil dilakukan dimana Aziz (2010) 2 , melakukan transpor fenol

48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler MCS51

Dalam praktik mengajar (PPL) praktikan mengampu 2 mata pelajaran yaitu Dasar Pola dan Dasar Desain untuk kelas X BB 1.. Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya program

[r]