• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 202011039 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 202011039 Full text"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEPSI SISWA TENTANG TEOREMA

PYTHAGORAS

KELAS VIII

SMP NEGERI 10 SALATIGA

JURNAL

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Oleh

SYAIFUL ALI GUNTORO

202011039

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KONSEPSI SISWA TENTANG TEOREMA

PYTHAGORAS

KELAS VIII

SMP N 10 SALATIGA

Syaiful Ali Guntoro1 , Novisita Ratu,2 ,Tri Nova Hasti Yunianta3

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email:syaifulali53@gmail.com 2Dosen pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: novisita.ratu@staff.uksw.edu 3Dosen pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: trinova.yunianta@staff.uksw.edu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP N 10 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 tentang teorema Pythagoras. Subjek yang digunakan sebanyak 6 siswa kelas VIII di SMP N 10 Salatiga dengan teknik pengambilan subjek random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data di peroleh dengan metode triangulasi teknik (observasi, tes dan wawancara). Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang teorema Pythagoras berbeda-beda anatara siswa satu dengan siswa yang la in. Konsepsi segitiga -segitiga yang memenuhi karakteristik syarat dan ide-ide yang dapat berlaku dalam teorema Pythagoras dipahami oleh semua subjek, tetapi terdapat satu subjek yang menambahan bahwa segitiga tumpul juga memenuhi karakteristik sya rat dan ide-ide yang dapat berlakunya teorema Pythagoras. Konsepsi hubungan antara sisi miring dan sisi siku-siku segitiga dari data ya ng diperoleh dipahami oleh tiga subjek yaitu AD, MY, dan MH, sedangkan konsepsi dari tiga subjek lain memiliki konsepsi yang berbeda dari ide-ide aturan teorema Pythagoras tersebut.Berdasarkan dari data yang diperoleh terdapat lima subjek memiliki konsepsi yang memenuhi prosedur pembuktian teorema Pythagoras dan hanya ada satu subjek yangselalu menyatakan bahwa c merupakan sisi miring pada segitiga.

Kata kunci : konsepsi siswa, pokok bahasan teorema Pythagoras

PENDAHULUAN

Matematika adalah ilmu yang wajib dipahami oleh siswa, karenamerupakan salah satu dasar

ilmu untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. (Cockroft dalam Abdurrahman, 2010) juga

menjelaskan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena selalu digunakan dalam semua

segi kehidupan. Carl Friedrich Gauss yang disebut prince of mathematician juga mengatakan bahwa

matematika merupakan queen of the sciences (Burton, 2006).Piaget (Walle, 2008) menyatakan,

pembelajaran matematika dituntut untuk menguasai konsep, karena setiap konsep dari matematika

saling berkaitan. Konsep matematika berisi hubungan-hubungan logis yang dikonstruksi di dalamnya

dan yang ada didalam pikiran sebagai bagian dari jaringan ide.

Setiap siswa pasti memiliki tafsiran konsep yang berbeda-beda.Tafsiran perorangan dari suatu

konsep ilmu inilah yang disebut konsepsi (Berg, 1991).Sutriyono (2012) menyatakan bahwa bagi

siswa, konsepsi mereka tentang matematika adalah tidak salah karena konsepsi mereka adalah

berdasarkan skim tindakan mereka sendiri.Tingkatan pemahaman konsep menurut Polattsek;pertama

pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan

mengerjakan sesuatu secara algoritmik.Kedua pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan suatu

(7)

Suhendra (2007) seseorang dikatakan memahami konsep matematika bila ia telah mampu melakukan

beberapa hal, antara lain: 1) menemukan kembali suatu konsep yang sebelumnya belum diketahui

berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang telah diketahui dan dipahaminya sebelumnya;

2) mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan cara membuat kalimat sendiri namun

tetap memenuhi ketentuan berkenaan dengan gagasan konsep tersebut; 3) mengidentifikasi hal-hal

yang relevan dengan suatu konsep dengan cara-cara yang tepat; dan 4) memberikan contoh (dan

bukan contoh) atau ilustrasi yang berkaitan dengan suatu konsep guna memperjelas konsep tersebut.

Salah satu konsep yang dipelajari dalam matematika di sekolah adalah geometri. Geometri

diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA, bahkan di Perguruan Tinggi.

Geometri dalam pembelajaran matematika di sekolah mencakupbangun-bangun geometri (bangun

datar dan bangun ruang), garis dan sudut, kesebangunan, kekongruenan, transformasi, dan geometri

analitis (Darsono, 2010). Objek-objek yang dipelajari berupa fakta, konsep, dan prinsip geometri,

dimana dengan menguasai objek-objek tersebut maka diharapkan kemampuan verbal, visual,

menggambar, dan berfikir logis siswa dapat tumbuh dan berkembang (Huzaifah, 2011).Konsep

geometri sebagai salah satu konsep matematika yang dipelajari sejak SD masih kurang dikuasai oleh

siswa. Salahsatu materi yang belum dikuasi oleh siswa yaitu teorema Pythagoras.

Teorema Pythagoras atau sering disebut dalil pythagoras adalah sebuah teorema yang

menunjukkan hubungan antarsisi pada segitiga siku-siku. Menurut konsep teorema ini, kuadrat sisi

miring segitiga siku-siku merupakan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya, teorema Pythagoras hanya

berlaku pada segitiga siku-siku (Suryadi, 2009). Konsepsi siswa bahwa a2 = b2 + c2, jadi jika posisinya

diubah atau bentuk segitiganya diputar dan penamaan sisi berbeda, konsepsi siswa tetap a2 = b2 + c2.

Hasil pekerjaan siswa terkait hubungan antara sisi-sisi segitiga siku-siku dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.

(8)

Terdapat beberapa penelitian terkait konsepsi siswa dalam materi geometri seperti penelitian

yang dilakukan oleh Siswoko Nugroho (2014) dengan judul “Konsepsi Bangun Ruang Prisma Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Girisonta” yang bertujuan untuk mengetahui bahwa konsepsi siswa kelasVIII tentang bangun prisma beragam. Berdasarkanhasil penelitian menunjukkan bahwa setiap

siswa dapat mendefinisikan dan mengelompokkan bentuk prisma berdasarkan bentuk alasnya, namun

siswa mengalamai kesulitan ketika menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal

ruang dan bidang diagonal.

Selain itu, penelitian yang dilakukan Ningrum (2012) dengan judul“Konsepsi Siswa SD

Tentang Bangun Datar dan Unsur-Unsurnya” dengantujuan untuk mengetahui konsepsi siswa SD terhadap bangun datar dan unsur-unsurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap konsep

bangundatar, kesulitan yang dialami siswa adalah siswa tidak mudah memilih jawaban secara verbal,

tetapi ketika siswa diberikan gambar siswa mampu menunjukkan gambar dengan tepat dari bangun

yang dimaksud.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Ardhianingsih (2010) dengan judul “Pemahaman

Siswa Kelas V SD Tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang” dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep-konsep matematika khususnya bangun datar dan bangun ruang.

Berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan masih ada keterbatasan dari banyak siswa untuk

menentukan syarat cukup dan perlu dalam penjelasan konsep-konsep bangun datar dan bangun ruang.

Berdasarkan hasil dari penelititan tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait hal

tersebut untuk mengetahui konsepsi siswa tentang pythagoras. Oleh karena itu penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa terhadap materi Pythagoras pada siswa kelas VIII SMP

N 10 Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci penelitian (Sugiono, 2010).Penelitian ini dilakukandi SMP Negeri 10 Salatiga yang berlokasi di

jalan argobogo Salatiga.Teknik dalam pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Subjek

dalam penelitian ini adalah enam siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Ajaran 2015 / 2016.

Instrumen yang digunakan untuk penelitian sebelumnya diberikan kepada subjek, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas konstruksi yang diperoleh melalui expert judgement atau melalui pendapat para

ahli (Sugiyono, 2010).Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan para

ahli member keputusan apakah instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan

mungkin dirombak total. Para ahli yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Ibu Erlina

(9)

Pengambilan data menggunakan model milik Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010).

Konsepsi siswa terhadap teorema Pythagoras diukur melalui tes tertulis dan dilanjutkan dengan

wawancara non terstruktur.Teknik analisis data melalui empat tahap yaitu pengumpulan data (data

collection)pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan memberikan tes dan wawancara kepada

subjek penelititan, reduksi data (data reduction) tahap ini dilakukan pengelompokan hasil tes dan

wawancara sesuai indikator, penyajian data (datadisplay) pada tahap ini penelititan menyajikan data

yang sudah terkumpul dari siswa kemudian dideskripsikan. dan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi

(conclusion drawing/verification) pada tahap ini ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang

sudah dilakukan mengeneai konsepsi siswa tentang teorema Pythagoras. Peneliti menjadi instrument

utama dalam penelitian ini,dan instrumen pendukung penelitian berupa soal tes matematika kisi-kisi

instumen dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil penelitian menunjukkan dari 6 subjek yang diteliti diperoleh konsepsi setiap subjek berbeda-beda. Berikut deskripsi konsepsi dari setiap subjek.

Konsep Segitiga-Segitiga yang dapatBerlaku Teorema Pythagoras.

Subjek AD pada konsep yang pertama yaitu menemukan segitiga yang belaku teorema

pythagoras pada soal nomor 1. Subjek AD dapat menemukan segitiga-segitiga yang berlaku teorema

(10)

Gambar2 Gambar 3

Gambar 3 menunjukkan subjek MY pada konsep yang pertama yaitu menemukan segitiga yang berlaku teorema pythagoras pada soal nomor 1.Subjek MY menemukan segitiga yang dapat berlaku teorema pythagoras adalah segitiga pada nomor 3 dan 5. Subjek MY juga berpendapat bahwa segitiga nomor 1 dan 2 juga dapat berlaku teorema pythagoras tetapi dengan syarat tambahan ditarik garis tinggi (garis bantu) sehingga segitiga tersebut menjadi segitiga siku-siku yang sama.

Konsepsi subjek IS tentang segitiga yang berlaku teorema pythagoras menurut subjek adalah segitiga pada nomor 3 dan 5 alasan subjek karena pada segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku. Subjek IS menyatakan bahwa segitiga yang berlaku teorema pythagoras hanya segitiga siku-siku karena konsep dari pythagoras berlaku pada segitiga siku-siku dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5 menunjukkan subjek MH pada konsep pertama segitiga yang berlaku teorema

pythagoras menurut subjek adalah segitga pada nomor 3, 5 dan 6. Alasannya bahwa segitiga nomor 3 dan 5 merupakan segitiga siku-siku dan segitiga 6 merupakan segitiga tumpul,sehingga subjek berpendapat bahwa yang berlaku pada teorema pythagoras adalah segitiga yang memiliki sudut 90o atau lebih dari 90o.

(11)

Subjek DN pada konsep pertama segitiga yang berlaku teorema pythagoras menurut subjek adalah segitiga pada nomor 3 dan 5. Alasan subjek adalah segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku dapat dilihat pada Gambar 6

Subjek AZ pada konsep pertama segitiga yang berlaku teorema pythagoras menurut subjek adalah sagita pada nomor 1, 2,3 dan 5 alasannya pada nomor 1 segitiga tersebut adalah segitiga sama kaki dan segitiga 2 merupakan segitiga sama sisa dan segitiga 3 dan 5 adalah segitiga siku-siku.dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6 Gambar 7

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi siswa terhadap segitiga yang berlaku teorema pythagoras dari data 6 subjek yang di ambil. Semua subjek menyatakan bahwa segitiga yang berlaku teorema pythagoras adalah segitiga siku-siku. Dua subjek menyatakan bahwa segitiga sama kaki dan sama sisi juga berlaku teorema pythagorasakan tetapi salah satu subjek menyatkan segitiga sama kaki dan sama sisi dapat menjadi berlaku teorema pythagoras dengan melalui syarat tambahan yaitu ditarik daris bantu (garis tinggi). Selain itu satu subjek juga menyatakan segitiga tumpul merupakan segitiga yang berlaku teorema pythagoras.

Konsep Hubungan Antara Sisi miring dengan Sisi siku-siku Segitiga.

(12)

Gambar 8 Gambar 9

Gambar 9 menunjukka bahwa konsepsi subjek MY dapat menemukan hubungan sisi siku-siku dengan sisi miring segitiga.Alasanya subjek bahwa akar kuadrat sisi miring adalah jumlah akar kuadrat dari sisi siku-siku. Ketika segitiga diputar subjek tetap dapat menemukan mana yang merupakan sisi miring pada segitiga sehingga teorema pythagorasnya dapat berlaku.Subjek MY dalam menerapkan hubungan sisi miring dengan sisi siku siku segitiga untuk menyelesaikan soal pada nomor 3. Subjek menggunakan du langkah yaitu langkah awal mencari panjang sisi miring AC subjek menggunakan konsep hubungan sisi tersebut dan mendapatkan panjang sisi AC langkah berikutnya subjek menggunakan panjang sisi AC untuk mencari sisi CD sehingga didapat panjang sisi CD.

Konsepsi subjek IS dapat dilihat pada Gambar 10, subjek IS menyatakan bahwa hubungan antara sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga. Tetapi subjek IS hanya menguasinya pada akar kuadrat sisi miring adalah jumlah akar kuadrat sisi sikunya, ketika mencari salah satu siku-sikunya konsep subjek kurang tepat. Hal ini mengakibatkan subjek melupakan tanda kuadrat lagi sehingga hasil yang di dapat tidak sesuai dengan konsep.

Gambar 10 Gambar 11

Gambar 11 menunjukkaan konsepsi subjek MH adalah dari tiga gambar yang disajikan dalam soal, subjek memiliki konsep hubungan antara sisi miring segitiga dan sisi siku-sikunya pada gambar pertama. Ketika gambar di ubah posisinya subjek tetap dalam konsepnya. Subjek beranggapan bahwa karena segitiga sama.Akan tetapi subjek dalam memacahkan soal yang menggunakan penerapan hubungan sisi miring dan sisi siku-siku, subjek mampu menyelesaikan dengan baik. Alasan subjek dalam menyelesaikan subjek memisahkan menjadi 2 buah segitiga siku-siku yang saling mencari sisi miring segitiga awal terlebih dahulu

(13)

dibawa subjek untuk memecahkan soal yang menggunakan konsep hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku menyatakan bahwa AD = √ .

Gambar 12 Gambar 13

Gambar 13 menunjukkan bahwa konsepsi subjek AZ dalam hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga adalah untuk mencari sisi miring a = b2 + c2 dan untuk mencari sisi siku-siku b = a2

– c2 begitu juga untuk segitiga yang lain. Subjek AZ tidak menggunakan akar alasannya adalah hubungan antara sisi miring dengan sisi siku-siku bahwa sisi miring segitiga merupakan jumlah kuadrat dari sisi siku-siku segitiga. Sedangkan sisi siku-siku segitiga adalah selisih antara kuadrat sisi miring yang dikurangi oleh sisi siku yang di ketahui. Hal ini digunakan subjek AZ untuk memecahkan soal yang menggunakan konsepsi tersebut menyatakan bahwa AD = √ berikut penyelesaian subjek.

Berdasarkan dari penjelasan di atas bahwa konsepsi siswa terhadap hubungan antara sisi miring segitiga dengan sisi siku-siku segitiga dari data keseluruan 6 subjek 3 subjek menyatakan bahwa panjang sisi miring adalah jumlah akar kuadrat dari sisi-sisi siku-siku segitiga. Dua subjek lain mengungkapkan bahwa sisi miring segitiga sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-siku dan satu subjek menyatakan akar dari jumlah sisi siku-siku.

Konsep Pembuktian Teorema Pythagoras

Subjek AD mampu membuktikan bahwa hasil dari teorema Pythagoras tersebut didapat dari luas pesegi besar dikurangi jumlah luas persegi kecil ditambah empat kali luas segitiga siku-siku. Alasannya bahwa kedua bangun tersebut sama karena “bertumpuk” bertumpuk yang dimaksud subjek adalah satu bangun yang sama. Hal ini dapat kita liat pada gambar dibawah Gambar 14

(14)

Gambar 15 menunjukkan bahwa subjek MY membuktikan teorema Pythagoras tersebut diperoleh dari luas segitiga besar dikurangi jumlah luas empat kali segitiga siku-siku dan luas persegi kecil. Alasanya pada gambar tersebut dapat di buat 2 buah persegi besar yang satu sudah membentuk persegi besar dan satunya susunan antara empat buah segitiga dan persegi kecil.

Subjek IS menyatakan bahwa luar pesegi besar sama dengan luas empat buah segitiga didalam di tambah luas persegi kecil yang di dalam. Alasan subjek adalah karena bangun tersebut adalah sama. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Gambar 17

Gamba 17 menunjukkan bahwa Subjek dapat membuktikan dengan konsep empat buah luas segitga ditambah luas persegi kecil sama dengan luas persegi luar (persegi besar). Alasan subjek MH adalah bangun dari gambar tersebut sebetulnya satu bangun yang sama.

Subjek DN dalam konsep pembuktian teorema Pythagoras subjek menyatakan bahwa a2 + b2 = c2. Alasan subjek adalah karena c merupakan sisi miring segitiga. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Gambar 19

(15)

Berdasarkan dari penjelasan di atas pada konsepsi pembuktian teorema Pythagoras dari 6 subjek yang diteliti, terdapat 6 subjek yang memenuhi kriteria ide-ide dan karakteristik teorema

pythagoras, yaitu subjek AD, MY, MH, IS, dan AZ. Sedangkan subjek DN dalam konsep pembuktian teorema pythagoras subjek memahami bahwa sisi miring segitiga adalah c maka dapat di buktikan

bahwa .

PENUTUP

Konsepsi segitiga-segitiga yang memenuhi karakteristik syarat dan ide-ide yang dapat berlaku dalam teorema Pythagorasdipahami oleh semua subjek, tetapi terdapat satu subjek yang menambahan bahwa segitiga tumpul juga memenuhi karakteristik syarat dan ide-ide yang dapat berlakunya teorema

Pythagoras. Konsepsi hubungan antara sisi miring dan sisi siku-siku segitiga dari data yang diperoleh dipahami oleh 3 subjek yaitu AD, MY, dan MH, sedangkan konsepsi dari 3 subjek lain memiliki konsepsi yang berbeda dari ide-ide aturan teorema Pythagoras tersebut.Berdasarkan dari data yang diperoleh terdapat 5 subjek memiliki konsepsi yang memenuhi prosedur pembuktian teorema

Pythagoras dan hanya ada satu subjek yangselalu menyatakan bahwa c merupakan sisi miring pada segitiga.

Guru sebaiknya memperkuat konsep matematika yang dijelaskan kepada siswa. Sehingga siswa tidak mengalami kesalahan konsep. Guru dalam menjelaskan definisi sebaiknya jangan menggunakan satu referensi saja, guru juga harus mencari referensi tambahan agar lebih tepat dalam memberikan suatu definisi kepada siswa.Hal tersebut agar siswa dapat memahami konsep yang diajarkan oleh guru dengan benar.Siswa sebaiknya tidak menganggap remeh materi yang di ajarkan oleh guru agar tidak mengalami kesalahan konsep. Sebaiknya siswa juga mempelajari kembali apa yang sudah di ajarkan guru untuk lebih memperdalam konsep.Kepada peneliti dan pembaca yang ingin melakukan penelitian lanjutan maupun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian tentang segitiga yang dapat berlaku teorema Pythagoras, karena pada materi tersebut masih terdapat siswa SMP yang belum memahami konsep tersebut. Selain itu juga dapat dilakukan penelitian untuk konsep-konsep matematika yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Burton, David. 2006. The History of Mathematics: An Introduction, Seven Edition.MCGrawHill.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=the+history+of+mathematics:+an+introductio n+filetype%3Apdf&source=web&cd=1&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fvncar t.googlecode.com%2Ffiles%2Fburtonthe_history_of_mathematics_an_introduction__6th_ ed%282%29.pdf&ei=NZU4T5boIcqrrAer9_zVBQ&usg=AFQjCNEBbdgc-qPWQJ-yjvYgr9mpXyoA&cad=rja. Diakses pada tanggal 7Maret 2016 pada pukul 22.00 WIB. https://kimiamath.wordpress.com/2015/07/24/pembuktian-teorema-pythagoras/. Diakses pada tanggal

7 Maret 2016. 20.48 WIB

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suhendra,dkk,2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Jakarta: Universitas Terbuka

Sutriyono. 2012. Skim Pengurangan Bilangan Bulat Siswa SD Kelas 2 & 3. Salatiga: Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana.

Walle, John A Van de.2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga

(16)
(17)

LAMPIRAN 1. SOAL TES

Soal

Mata Pelajaran

: Matematika

Materi

: Pythagoras

Alokasi Waktu

: 1 x 40 menit

Kerjakan dengan baik dan benar !

1.

Perhatikan gambar-gambar di bawah ini, dari gambar tersebut mana sajakah yang

dapat digunakan dalam pythagoras!

Nama :

No :

(18)

2. Tentukan rumus pythagorasnya dari segitiga-segitiga di bawah ini!

a = a = a =

b = b = b =

c = c = c =

3. Perhatikan gambar di bawah ini !

Tentukan panjang AD dalam bentuk a, b, c,! 4. Perhatikan gambar dibawah ini!

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

LAMPIRAN 3 . SUBJEK PENELITIAN

Subjek Penelititan

Nama Siswa Inisial Kelas

Anita Dwi Saputri AD VIII H

Maryani MY VIII H

Irani Suciati IS VIII H

Mazroatul Hazanah MH VIII H

Dhea Nur Kirana DN VIII H

(31)

LAMPIRAN 4. HASIL JAWABAN TES

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

LAMPIRAN 5. HASIL WAWANCARA

Kisi-kisi soal wawancara

Nama : Anita Dwi S

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 09.15-selesai.

P: “selain pada segitiga no 3 dan no 5 pada gambar, apakah terdapat segitiga lain yang memenuhi karakteristik berlakunya teorema Pythagoras?”

S: “tidak ada pak, karena teorema Pythagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku. Dan pada gambar tidak ada lagi segitiga siku-siku selain nomor 3 dan nomor 5.”

P: “untuk hubungan sisi miring dangan sisi-siku-siku segitiga. Pada soal nomor 2 jika a = b2+c2 apakah konsepsi tersebut dapat digunakan?”

S: “bukan pak, karena konsepnya pada hubungan sisi-miring segitiga adalah jumlah akar kuadrat dari sisi siku-siku segitiga pak. Jika a = b2+c2 kurang tanda akarnya pak sehingga tidak dapat digunakan untuk konsep hubungan tersebut”

P: “coba jelaskan konsepsi kamu terhadap soal nomor 3?”

S: “pada gambar soal nomor itu menggunakan 2 langkah cara pak, langkah pertama mencari panjang sisi AC pak menggunakan konsep nomor 2. Setelah didapatkan hasil dari panjang AC, kemudian di gunakan untuk mencari panjang AD. Alasannya karena panjang AC merupakan sisi siku-siku pada segitiga ACD.”

P: “bagaimana sudut pandangmu mengenai pembuktian pada soal nomor 4. Apakah dapat dibuktikan?”

S: “pada soal nomor 4 itu adalah bdua bangun yang bertumpuk (maksud dari subjek bertumpuk adalah dua buah bangun yang sebetulnya sama. Yang terdiri dari 2 buah bangun. Pada bangun pertama persegi yang besar. Dan pada bangun yangkedua terdiri dari persegi kecil dan 4 buah segitiga siku-siku.

Nama : Maryani

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 09.30-selesai.

P : “untuk soal nomor 1. selain nomor 3 dan nomor 5 pada gambar, apakah terdapat segitiga lain yang dapat memenuhi karakteristik atau ide-ide berlakunya pada teorema Pythagoras?”

S: “tidak pak, karena teorema Pythagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku.”

(44)

S : “pada gambar nomor 1 dan nomor 2 dapat berlaku jika di tambahkan garis tinggi pada bangun tersebut pak, sehingga bangun tersebut terbagi menjadi segitiga siku-siku yang sama besarnya.” P: “pada soal nomor 2 konsepsi hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga ketiga segitiga tersebut sama?”

S: “soal pada nomor 2 sebetulnya sama pak, hanya mengalami perputaran bangun dan nama sisi yang di ubah.”

P : “bagaimana cara menyelesaikanpada soal pada nomor 3 menurut konsepsi kamu?”

S: “menyelesaikan pada soal nomor 3 menggunakan dua langkah penyelessain untuk pertama menggunakan segitiga ABC danmencari sisi miring AC. Setelah ketemu mencari sisi miring ACD dengan menggunakan sisi AC pada segitiga ABC sebagai sisi siku-siku segitiga ACD. Sehingga di dapat panjang sisi miring AD untuk segitiga ACD.”

P: “jelaskan konsep kamu mengenai pembuktian pada soal nomor 4.”

S: “soal nomor 4 terdiri dari dua buah bangun yang sama yaitu adalah persegi besar. Tetapi pada bangun satu sudah terbentuk persegi besar dan satu lagi terbentuk dari satu persegi ditambah empat buah segitiga siku-siku.”

Nama : Irani Suciati

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 09.45-selesai.

P: “apakah pada soal nomor 1 terdapat bangun lain selain yang kamu sebutkan pada hasil tes tadi? Yaitu selain nomor 3 dan nomor 5?”

S: “tidak pak, karena tidak ada bangun segitiga siku-siku lain pada gambar tersebut.”

P: “pada soal nomor 2 yang berkaitan pada hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku, apakah untuk mencari sisi siku-siku pada segitiga tersebut semua sama?”

S: “ya pak karena semua segitiga sama pak merupakan segitiga siku-siku pak.” P: “coba jelaskan konsepsi yang terdapat pada soal nomor 3?”

S: “pertama mencari Nilai dari hasil itu pak bisa di cari √√ pak.” P: “bagaimana konsepsi untuk menyelesaikan pembuktian pada nomor 4?”

S: “pembuktian untuk soal nomor 4 itu pak. Luas segitiga persegi besar sama dengan luas persegi kecil ditambah empat kali luas segitiga siku-siku pak. Maka akan di dapat hasil bahwa a2 +b2= c2.”

Nama : Mazroatul Hazanah

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 10.00-selesai.

(45)

S: “yaitu nomor 3,5 dan 6 karena nomor 3 merupakan segitiga siku-siku nomor 5 memiliki sisi miring dan memiliki siku-siku dan nomor 6 karena segitiga tumpul.”

P: “pada soal nomor 2 yang berkaitan dengan konsepsi hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga apakah untuk mencari setiap sisi menggunakan cara yang sama?”

S: “ya pak, karena ketiga bangun yang terdapat pada nomor 2 merupakan segitiga siku-siku.” P: “coba jelaskan bagaimana cara untuk menentukan panjang AD pada soal nomor 3?”

S: “langkah pertama mencari panjang AC kemudian panjang AC digunakan untuk mencari panjang AD karena AC merupakan sisi pada siku-siku segitiga ACD.”

P: “bagaimana konsepsimu mengenai pembuktian pada soal nomor 4?”

S: “pembuktian untuk soal nomor 4 itu pak.Luas segitiga persegi besar sama dengan luas persegi kecil ditambah empat kali luas segitiga siku-siku pak.Maka akan di dapat hasil bahwa a2 +b2= c2.”

Nama : Dhea Nur Kirana

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 10.15-selesai.

P: “pada soal nomor 1 apakah kamu temukan segitiga yang dapat digunakan teorema Pythagoras selain nomor 3 dan nomor 5?”

S: “tidak pak,karena tidak ada segitiga siku-siku lainnya selain segitiga nomor 3 dan 5.” P: “bagaimana konsepsimu tentang hubungan sisi miring dengan siku-siku segitiga?”

S: “hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga adalah a=b2+c2 dan untuk mencari sisi miring c= a2+ b2”

P: “bagaimanamu cara menyelesaikan soal nomor 3?” S: “mencari panjang AD= √ “

P: “bagaiman konsepsimu tentang pembuktian teorema Pythagoras pada soal nomor 4?” S: “karena c adalah sisi miring pada segitiga dan rumus menghitung sisi mirig adalah b2+a2=c2”

Nama : Adelia Zulifiana

Hari/tanggal : Rabu/ 10 Februari 2016

Waktu : 10.30-selesai.

P: “pada soal nomor 1 segitiga mana sajakah yang dapat digunakan teorema Pythagoras menurut kamu?”

S: “yang dapat digunakan dalam teorema Pythagoras yaitu pada nomor 1,2,3 dan 5 alasannya karena pada segitiga tersebut merupakan segitiga yang memiliki sudut istimewa”

(46)

S:” hubungan sisi miring dengan sisi siku-siku segitiga adalah a=b2+c2 dan untuk mencari sisi miring c= a2+ b2”

P: “bagaimanamu cara menyelesaikan soal nomor 3?” S: “mencari panjang AC= √ dan AD= √ ”

P: “jelaskan konsepsimu berkaitan dengan pembuktian tentang teorama Pythagoras yang terdapat pada soal nomor 4?”

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian  No  Standart
Gambar  5  menunjukkan  subjek  MH  pada  konsep  pertama  segitiga  yang  berlaku  teorema
Gambar 6  Gambar 7
Gambar 8  Gambar 9
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis, karena jumlah konsumsi hampir sama walaupun harga mahal

9 monetary(Sangat Banyak) AND Recency(Biasa) =>Label( Big Company ) 10 monetary(Sangat Banyak) AND Recency(Jauh) =>Label( Big Company ).. Penilaian performa dari rule

PENGARUH LATIHAN BOUNCE AND CATCH TERHADAP KECEPATAN REAKSI ATLET UKM TAEKWONDO UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

The design of this study is descriptive quantitative design because the writer want to describe of Dayakese students motivation and to know the motivation

Tenun ikat troso saat ini sedang menjadi primadona dalam bidang industri. Tetapi kalau ditinjau dari perkembangannya jika para pemilik industri-industri kain tenun

Dari pernyataan tentang bayi yang menyusu eksklusif jika masih menangis perlu membutuhkan makanan tambahan, dari pernyataan ini diketahui bahwa dari 34 responden didapatkan bahwa

konsep keilmuan pendukung PJOK secara profesional serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan

Agar dapat memindahkan energi panas sesuai denga keinginan, maka permukaan perpindahan panas evaporator harus mempunyai kapasitas perpindahan panas yang cukup, agar semua