Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Endang Rusmiati
0807476
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Oleh Endang Rusmiati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni
© Endang Rusmiati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Frahma Sekarningsih S.Sen., M.Si NIP.195710181985032001
Pembimbing II
Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M. Hum NIP. 1972304200112100
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari
Endang Rusmiati, 2014
DAFTAR ISI
HAK CIPTA SKRIPSI PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangPenelitian ... 1
B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 6
C. RumusanMasalahPenelitian ... 6
D. TujuanPenelitian ... 6
E. ManfaatPenelitian ... 7
F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8
BAB II KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI TARI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN POTENSI SENI SISWA DI SMA NEGERI TANJUNGSARI ... 10
A. KegiatanEkstrakurikulerSeniTari ... 10
B. PotensiDiriManusia ... 22
C. EkstrakurikulerSeniTariSebagaiSaranaPengembangan PotensiSeniSiswa ... 29
D. AsumsiPenelitian ... 37
A. Lokasi,SubjekdanPopulasi/SampelPenelitian ... 38
B. DesainPenelitian ... 41
C. Langkah-langkahPenelitian ... 43
D. MetodePenelitian... 43
E. DefinisiOperasional... 45
F. Instrument Penelitian ... 46
G. TeknikPengumpulan Data ... 47
H. Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. HasilPenelitian ... 53
1. Deskripsi Awal Penelitian ... 53
2. Materi kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri Tanjungsari ... 54
3. Deskripsi Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMA Negeri Tanjungsari ... 56
4. Hasil Belajar Kegiatan Ekstrakurikuler Tari ... 74
B. PembahasanHasilPenelitian ... 83
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa Di SMA Negeri Tanjungsari ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Rekmendasi ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 92
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Ekstrakurikuler Tari Sebagai Sarana Pengembangan
Potensi Seni Siswa Di SMA Negeri Tanjungsari ini berangkat dari latar
belakang potensi diri siswa kurang berkembang pada saat proses pembelajaran di kelas sehingga siswa memerlukan sebuah wadah atau sarana untuk tambahan pembelajaran di luar mata pelajaran tatap muka yakni ekstrakurikuler. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan ekstrakurikuker seni tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tari menjadi sarana yang baik dalam pengembangan potensi seni siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan kreativitas yang ditunjukkan siswa setelah mengikuti pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakulikuler. Dengan demikian maka direkomendasikan kegitan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan potensi seni siswa.
Kata Kunci: Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari, Pengembangan, Potensi Seni
Siswa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Manusia merupakan mahluk yang diciptakan oleh Alloh SWT
dengan memiliki perbedaan dengan mahluk yang lainnya. Manusia
merupakan mahluk yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk
lain. Manusia diberikan akal serta pikiran untuk menjalani hidup. Setiap
manusia diberikan potensi di dalam dirinya. Potensi dapat dikatakan sebagai
kemampuan yang dimiliki setiap manusia. Menurut kamus bahasa Indonesia (1989, hlm. 697) “Potensi merupakan kemampuan dasar yang belum terungkap”. Pengertian lain dari potensi diri dari segi peristilahan, menurut Udo Yamin Effendi (2007, hlm. 86) kata potensi berasal dari bahasa Inggris
to potent yang berarti keras , kuat, sedangkan diri adalah akumulatif dari
pikiran kita. Jadi potensi diri adalah kemampuan yang kita miliki yang bisa
dikembangkan. Selain pengertian di atas adapula yang menjelaskan
mengenai pengertian potensi diri. Endra K (2004, hlm. 6) mengemukakan
bahwa:
Potensi dapat disebut kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.
Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa potensi merupakan suatu
kekuatan yang masih terpendam dan belum dapat dikembangkan dengan
baik. Selanjutnya Sri Habsari (2005, hlm. 2) menyatakan bahwa “ potensi
diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik
dimiliki oleh diri manusia, namun daya tersebut belum dapat dikembangkan.
Setiap manusia memiliki hak untuk mengembangkan semua kemampuan
yang dimiliki. Beberapa potensi yang dimiliki manusia, seperti yang
diuraikan oleh Budiyono (2006, hlm. 3) yakni:
1. Potensi Fisik(psychomotoric).
2. Potensi Mental Spiritual ( Intelegent Quotient) 3. Potensi Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient) 4. Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)
5. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Beberapa jenis potensi di atas merupakan potensi yang dimiliki oleh
setiap manusia. Setiap individu dalam hal ini peserta didik mempunyai
potensi yang belum di kembangkan. Permasalahan yang terjadi pada
kehidupannya adalah bagaimana cara peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya khususnya potensi seni yang tertanam pada dalam dirinya.
Dalam mengembangkan potensi diri setiap individu memerlukan
kondisi di luar dirinya untuk membantu untuk mengembangkan potensinya.
Salah satu yang dapat membantu untuk mengembangkan potensi adalah
lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan sebuah wadah yang
mempunyai tugas utama untuk mengungkap dan mengembangkan potensi
diri setiap peserta didik. Di lembaga pendidikan formal, terdapat kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada jam mata pelajaran di kelas yang sering
dikenal dengan kegiatan intrakurikuler dan kegiatan yang dilakukan di luar
jam mata pelajaran atau ekstrakurikuler.
Di lingkungan pendidikan formal siswa dapat menerima
pengalaman-pengalaman yang membantu untuk lebih memahami beberapa
makna kehidupan. Melalui sekolah siswa didorong serta dimotivasi untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki. Di sekolah, siswa melakukan
beberapa kegiatan salah satunya adalah belajar. Belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dialami oleh seseorang sehingga terjadinya
perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu karena adanya
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pada saat melakukan belajar di kelas, adanya suatu interaksi antara yang belajar serta orang yang menjadi
sumber ajar. Proses interaksi ini biasanya di sebut proses pembelajaran.
Menurut Sudjana (2004, hlm. 28) “pembelajaran dapat diartikan sebagai
setiap upaya yang sistematis dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber ajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Dari hasil proses belajar dapat dilihat bagaimana perkembangan
potesi yang dimiliki oleh siswa apakah berkembang dan terarah pada suatu
perilaku yang baik atau kurang terarah dan tidak berkembang dengan baik.
Namun permasalahan yang ditemui dewasa ini adalah proses pembelajaran
yang diikuti oleh siswa di dalam kelas (intrakurikuler) tidak cukup untuk
memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya, sehingga diperlukan sebuah kegiatan yang lebih
membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih
baik.
Salah satu kegiatan yang dapat membantu siswa adalah kegiatan di
luar jam pelajaran namun masih dalam ruang lingkup sekolah. Kegiatan
yang di laksanakan di luar jam pelajaran serta masih dalam ruang lingkup
sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Seperti yang dijelaskan oleh
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Kurikulum SMK 1984,
Depdikbud:6) bahwa:
Dari kutipan di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan di luar jam pelajaran di kelas yang dapat membantu
siswa dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih baik, serta
dapat menunjang kegiatan pada pembelajaran di dalam jam mata pelajaran.
Kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai kegiatan yang tepat sebagai
sarana dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi seni yang
dimiliki siswa sehingga potensi yang dimiliki bisa merubah menjadi perilaku
yang lebih positif. Seperti yang telah di jelaskan bahwa tujuan dari kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler
memiliki tujuan untuk meningkatkan berbagai kemampuan yang dimiliki
oleh setiap individu. Hal ini, memberikan penguatan bahwa setiap peserta
didik dapat ditingkatkan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
SMA Negeri Tanjungsari merupakan sekolah yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan program kegiatan
pembelajaran di luar jam pelajaran. Kegiatan tersebut adalah kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Tanjungsari
dilaksanakan setiap hari. Waktu pelaksanaannya setelah pembelajaran
intrakurikuler di kelas selesai. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di
antaranya adalah ekstrakurikuler Seni Tari, Seni Musik, PASKIBRA,
PRAMUKA, PMR dan Pecinta Alam. Keikutsertaan para siswa dalam
mengikuti ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi
serta potensi siswa dalam melakukan proses pembelajaran di dalam
kegiatan ekstrakurikuler sangat membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan siswa pada pembelajaran intrakurikuler.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang dalam
meningkatkan potensi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan adalah kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kegiatan
ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan bertujuan untuk membantu
para siswa menggali minat, bakat serta potensi diri. Namun hal ini juga
memberikan suatu tujuan agar peserta didik tidak meninggalkan potensi
akademiknya di dalam kelas. Kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari
diharapkan memberikan pengaruh terhadap minat dan potensi siswa pada
bidang intrakurikulernya di kelas,sehingga siswa termotivasi untuk belajar
dengan baik. Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari ini siswa diberi
pengetahuan seni dan keterampilan yang lebih luas daripada kegiatan
pembelajaran intrakurikuler di kelas. Kegiatan seni tari juga memberikan
pengarahan agar siswa termotivasi untuk belajar lebih baik. Selain itu,
dengan adanya minat siswa merupakan suatu kenyataan yang perlu
disadari dan perlu diketahui untuk mendapat bimbingan tertentu agar
tercipta proses pembelajaran yang kondusif dan peningkatan prestasi siswa
yang terarah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Juju Masunah (2003, hlm.
248) , bahwa:
Afektif siswa dapat dilihat antara lain dari keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok dan tanggung jawab.
Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan tari dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor hal tersebut
mencakup potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian, kegiatan
ekstrakurikuler tari di luar jam pelajaran diharapkan menjadi sarana yang
baik untuk mebantu siswa dalam meningkatkan motivasi untuk
mengembangkan potensi dirinya yang terpendam..
Sekaitan dengan paparan di atas, peneliti tertarik untuk memahami
lebih jauh proses pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari
sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Untuk itu, peneliti
mengangkatnya ke dalam judul “Ekstrakurikuler Seni Tari Sebagai Sarana
Pengembangan Potensi Seni Siswa di SMA Negeri Tanjungsari”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan permasalahan
diantaranya:
1. Siswa kurang mampu mengembangkan potensi seni pada kegiatan
pembelajaran di kelas.
2. Siswa memerlukan sarana yang baik untuk mengembangkan potensi seni
yang dimilikinya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di
SMA Negeri Tanjungsari?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai
pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari?
3. Bagaimana hasil kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai sarana
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai proses pembelajaran tari pada kegiatan ekstrkurikuler di SMA
Negeri Tanjungsari, sedangkan tujuan khusus dari penelitan ini ialah:
1. Untuk mendeskripsikan tentang materi yang dipelajari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMA Negeri tanjungsari.
2. Untuk mendeskripsikan tentang proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari
sebagai sarana pengembangan potensi siswa di SMA Negeri
Tanjungsari.
3. Untuk memperoleh gambaran hasil kegiatan tari sebagai sarana
pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kekayaan tari tradisi yang berkembang di Jawa Barat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Memberi pengalaman langsung dalam mengkaji suatu permasalahan
tari di sekolah serta menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang tari.
b. Bagi Siswa
Memberi pengetahuan akan pentingnya mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan potensi seni.
c. SMA Negeri Tanjungsari
Memberikan pengetahuan serta wawasan akan pentingnya
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler khususnya seni tari sebagai sarana
yang baik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
Penelitian ini diharapkan menambah referensi mengenai pentingnya
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah sebagai sarana
pengembangan potensi siswa.
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Dalam penulisan skripsi ini dibagi kedalam lima bab, yang dapat
dilihat pada uraian berikut:
BAB I : pada bab ini dijelaskan mengenai latarbelakang penelitian
yakni potensi seni siswa kurang berkembang memerlukan sarana
dalam mengembangkan potensi seni di sekolah, sehingga peneliti
terdorong untuk meneliti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di
SMA Negeri Tanjungsari. Pada BAB I ini dijelaskan pula
mengenai identifikasi masalah penelitian diantaranya adalah 1).
Siswa kurang mampu mengembangkan potensi seni pada
kegiatan pembelajaran di kelas. 2). Siswa memerlukan sarana
yang baik untuk mengembangkan potensi seni yang dimilikinya
Dari identifikasi masalah di atas, ditentukan menjadi tiga
persoalan masalah yakni mengenai Materi ekstrakurikuler seni
tari, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari , serta hasil
kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai sarana pengembangan
potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari. Dalam BAB ini
dikemukakan pula tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti serta
manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini.
BAB II : pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan topik yang diangkat peneliti yaitu pengertian kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pengembanagan potensi
seni siswa. Pada BAB ini di jelaskan pula mengenai asumsi
penelitian yaitu kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana yang
baik dalam mengembangkan potensi seni siswa di SMAN
Tanjungsari.
BAB III : pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan
yakni metode deskriftif analisis dengan pendekatan kualitatif.
BAB IV : pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian. Pada point hasil penelitian dibagi
menjadi tiga yakni deskripsi awal siswa pada kegiatan
ekstrakurikuler seni tari, materi ajar yang diberikan pada kegiatan
ekstrakurikuler seni tari, proses pembelajaran kegiatan
ekstrakurikuler seni tari, serta hasil belajar siswa setelah
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kemudian pada
point pembahasan hasil penelitian merupakan penjabaran secara
lebih rinci dari hasil penelitian.
BAB V : pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
Kesimpulan berisikan kesimpulan-kesimpulan yang disimpulkan
berdasarkan penjabaran dari BAB I hingga BAB IV, bahwa
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri
tanjungsari merupakan salah satu sarana yang baik sebagai faktor
pendukung untuk mengembangkan potensi seni siswa. Saran
diberikan untuk para pembaca, khususnya yang ingin membuat
Endang Rusmiati, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek danPopulasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari, Jl. Tanjungsari
No.404 kecamatan Tanjungsari kabupaten Sumedang. SMA Negeri
Tanjungsari dibangun di atas tanah yang cukup luas sekitar 11.000m² dan
luas bangunan sekitar 8.320m². SMA Negeri Tanjungsari memiliki fasilitas
ruangan yang cukup diantaranya ruang kelas, ruang guru, ruang kepala
sekolah, ruang tata usaha, ruang wakil kepala sekolah, ruang kesenian,
laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, kantin
sekolah, ruang koperasi sekolah, ruang kesenian, ruang BK, ruang tamu,
perpustakaan, fasilitas kamar kecil, mesjid, lapangan upacara, lapang
olahraga, ruang OSIS, ruang ekstrakurikuler ARIAPAGA, ruang
ekstrakurikuler PASKIBRA, ruang ekstakurikuler PRAMUKA dan ruang
UKS.
Adapun jumlah siswa tahun ajaran 2012/2013 adalah 1.084 terdiri
atas: kelas X yang terdiri dari 356 siswa, kelas XI terdiri dari 362 siswa dan
kelas XII terdiri dari 366 siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan SMA Negeri Tanjungsari dilaksanakan setiap hari setelah
kegiatan intrakurikuler sekolah selesai. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di SMA Negeri Tanjungsari diantaranya adalah:
PASKIBRA, PRAMUKA, PMR, Seni Tari, Seni Musik, Seni Teater, bola
Voli, Basket, Futsal, Hikmatul Iman, pecinta Alam, Rohis, majalah
SMANTSA dan lain-lain.
Pemilihan lokasi ini karena SMA Negeri Tanjungsari merupakan
akademiknya. Pada saat observasi awal ditemukan adanya satu
permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler Seni
Budaya dan keterampilan (SBK), Salah satunya adalah kurang
berkembangnya potensi seni siswa dalam kegiatan intrakurikuler. Oleh
karena itu proses pembelajaran khususnya seni tari lebih dioptimalkan pada
kegiatan ekstrakurikuler Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji
lebih jauh pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar jam pelajaran
(ekstrakurikuler tari) yang dapat menjadi sarana untuk mengembangkan
potensi diri siswa
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau
individu yang sedang dikaji. populasi diartikan sebagai kumpulan individu-individu
sejenis pada suatu daerah tertentu
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) bahwa:
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa populasi adalah generalisasi atas
obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu, yang dalam kaitan ini
adalah sekelompok orang/individu yang memiliki karakteristik tertentu
dalam hal ini ialah seluruh siswa kelas X SMAN Tanjungsari. Sementara
yang dimaksud dengan sampel ialah bagian dari populasi yang dapat
mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
adalah seluruh siswa SMAN Tanjungsari yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler . Siswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang.
Dari 25 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari terdiri atas
16 siswi dan 9 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari Nomor
Nama siswa Kelas Ket
Urut Induk
1. 121310253 Adi Mulyana X-2 L
2. 111210426 Agung Barkah XI IPA 4 L
3. 121310160 Alan Suharlan X-2 L
4. 111210443 Andriansyah XI IPA 4 L
5. 121310203 Anggi Sugiarti X-2 P
6. 121310242 Desy Nur Setiani X-8 P
7. 121310106 Dini Yanti Oktaviani X-2 P
8. 121310107 Eka Euis Hatimah X-4 P
9. 121310140 Fahmi Nurhasanah X-2 P
10. 121310193 Febry Lahiriansyah X-2 L
11. 121310180 Helga Dwiyantie F X-6 P
12. 121310043 Kemal Fauzi L X-2 L
13. 121310215 Kurniasari X-7 P
14. 111210589 Mochamad Zaki zakaria XI IPA 2 L
15. 111210598 Muhamad Rizal Ali Fahlefi XI IPS 2 L
16. 121310221 Nadya Nurul Hadi X-7 P
17. 121310055 Nisvah Merdika Utami X-2 P
18. 121310189 Putri Denisa Amelia N X-6 P
19. 12131057 Rahma Anisa Putri X-7 P
20. 121310223 Resa Diana X-7 P
21. 121310122 Restika Hera Sundari X-4 P
22. 121310273 Rinaldi Hidayat Sidiq X-2 L
24. 121310064 Syahksiyah Inda S X-4 P
25. 121310165 Winda Purnamasari X-5 P
B. Desain Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian peneliti membutuhkan tahap-tahap
atau serangkaian rencana yang harus disusun agar peneliti dapat
melaksanakan penelitian terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Dalam
melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis
untuk memperoleh data yang tepat dalam mendeskripsikan kegiatan
pembelajaranseni budaya dan keterampilan (SBK) dan kegiatan
ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari.
Desain penelitian ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam
melaksanakan penelitian, serta memberikan arahan kepada peneliti dalam
Bagan 3.1
Perencanaan penelitian
Menentukan objek penelitian
1. Menentukan judul penelitian 2. Penyusunan proposal penelitian 3. Seminar proposal
Observasi awal
Pelaksanaan penelitian dan Pengumpulan data
Bimbingan dengan dosen pembimbing
Pengolahan Data
Desain Penelitian C. Langkah-langkah Penelitian
1. Rencana Penelitian
Pada tahap perencanaan penelitian, beberapa hal yang dilakukan oleh
peneliti diantaranya adalah menentukan objek yang akan diteliti, kemudian
menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian. Setelah
penyususnan proposal selesai peneliti melakukan observasi awal secara
langsung untuk melihat permasalahan yang terjadi untuk diteliti lebih lanjut.
2. Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap pengumpulan data-data
di lapangan yang dilakukan secara observasi langsung, wawancara, dan
dokumentasi.Data-data yang didapat kemudian diolah serta dilakukan
bimbingan kepada dosen pembimbing sehingga pada saat pengolahan data
mendapat perbaikan.
3. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan ini merupakan penyusan data-data yang
telah diperoleh dilapangan serta telah diolah dengan baik.Pada saat
penyusunan laporan penelitian ini, peneliti di bawah bimbingan dosen
pembimbing.
D. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan setiap penelitian seorang peneliti harus
menggunakan metode serta pendekatan yang akan digunakan agar
memperoleh data yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif
analisis. Menurut Arikunto (2005, hlm. 45) menyatakan bahwa maksud dari
penelitian deskriftif analisis adalah “Penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Metode penelitian deskriftif analisis ini digunakan peneliti karena
mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni
tari, bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari di SMA
Negeri Tanjungsari dan bagaimana hasil belajar kegiatan ekstrakurikuler
seni tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Selain metode
yang di uraikan di atas, peneliti juga menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif untuk membantu peneliti melakukan penelitian agar memperoleh
data yang akurat mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari
terhadap aktivitas belajar siswa pada kegiatan intrakurikuler mata pelajaran
SBK.
1. Variabel Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian terdapat variabel untuk membantu
peneliti menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 38)
variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berhubungan
yaitu :
a. Variabel Independen (variabel bebas)
Menurut Sugiyono(2012, hlm 39) “Variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus,predictor,antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut variabel bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).”Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.”Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya merupakan
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah persepsi dalam mengartikan
istilah dalam judul penelitian, diperlukan adanya definisi operasional dalam
suatu penelitian. “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variable atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau
mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstruk atau variable tersebut” (Nazir,1988,
hlm. 152).
1. Ekstrakurikuler menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan
adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (kurikulum
SMK 1984, hlm. 6)
2. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008, hlm. 1268), sarana
merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai tujuan.
3. Sri Habsari (2005, hlm. 2) menyatakan bahwa “ potensi diri adalah
kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik
maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila
dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik”.
4. Seni Tari menurut Haukins (1990, hlm. 2) “Seni Tari merupakan
ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak, sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis yang
Berdasarkan pemaparan definisi operasional di atas maka dapat di
simpulkan bahwa kegiatan Seni Tari yang dilaksanakan di luar jam pelajaran
menjadi sarana untuk siswa dalam mengembangkan kemampuan yang ada di
dalam diri individu agar menjadi perilaku yang baik.
F. Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 102) menyatakan
bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian.” Instrument ini digunakan sebagai
alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket/kuesioner, untuk
pedoman wawancara atau observasi.
Dalam melaksanakan penelitian “Ekstrakurikuler Tari sebagai sarana
pengembangan potensi seni siswa Di SMA Negeri Tanjungsari” ini peneliti
membutuhkan instrument penelitian yang tepat dalam menemukan data yang
tepat. Instrument yang digunakan diantaranya :
1. Wawancara
Dalam melakukan wawancara ini peneliti menyediakan beberapa
pertanyaan untuk melakukan Tanya jawab terhadap nara sumber mengenai
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMAN Tanjungsari, materi
apa saja yang di pelajari pada kegiatan ekstrakurikuler serta bagaimana hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
Wawancara dilakukan kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler seni tari
dan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat beberapa data-data
yang diperoleh pada saat melaksanakan penelitian. Lembar observasi ini
diantaranya:
a. Lembar observasi kegiatan ekstrakurikuler seni tari, digunakan utuk
kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang didalamnya terdapat aktivitas
belajar siswa serta materi apa saja yang diberikan oleh Pembina kepada
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
b. Lembar observasi hasil belajar siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
G. Teknik Pengumpulan Data
Setelah instrument ditentukan peneliti selanjutnya bisa
mengumpulkan data-data yang telah diperoleh. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data. Mengingat informasi yang diperlukan sifatnya beragam,
maka beragam pula teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data di lapangan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan
dibuat adalah meliputi tes, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi
literatur.
1. Wawancara
Hopkins dalam Kunandar (2010, hlm. 157) mengungkapkan
bahwa, „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di
dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟. Wawancara merupakan
suatu bentuk interaksi tatap muka atau situasi peran antar pribadi mengenai
masalah atau pengalaman tertentu responden. Nara sumber di sini selain
sebagai guru mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) beliau
juga merupakan pembina kegiatan ekstrakurikuler tari. Dalam proses ini
peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber untuk
memberikan keterangan serta informasi mengenai pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler tari yang di laksanakan di SMAN Tanjungsari. Selain
kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler peneliti melakukan wawancara
terhadap siswa yang mengikiuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mendapatkan
bagaimana pengaruh ekstrakurikuler terhadap pengembangan potensi seni
siswa.
2. Observasi
Menurut sutrisno Hadi (Sugiyono, 2012, hlm. 145) pengertian dari
observasi adalah „suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis‟. Dalam penelitian ini,
observasi dilakukan untuk mencatat aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan
ekstrakurikuler tari, dan mencatat materi apa saja yang diberikan oleh
Pembina kepada siswa, kemudian observasi dilakukan untuk mencatat hasil
belajar siswa setelah melakukan kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil
belajar tersebut sebagai tolak ukur perkembangan potensi seni siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi di sini merupakan cara untuk memperoleh data
sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dalam teknik
dokumentasi ini peneliti dimungkinkan untuk memperoleh informasi dari
berbagai sumber tertulis atau dokumen. Dokumen yang didapat digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan kemampuan siswa
sebelum dilakukan tindakan hingga tindakan selesai dilaksanakan.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto dan rekaman video.
4. Studi literatur
Dalam tahap pengumpulan data, peneliti menyempurnakan
kekurangan data dengan melakukan studi literatur yang berhubungan dengan
judul penelitian ini.
H. Analisis Data
Menganalisa data berarti memilah, mengelompokkan atau
menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuknya sehingga hasilnya
peneliti dalam menarik kesimpulan sehingga jawaban masalah penelitian
dapat ditemukan. Prosesnya meliputi pengelompokkan hasil pengamatan
dengan menghitung frekuensi, tanda cek, dan seterusnya. Data hasil
observasi penelitian ini untuk kepentingan analisis digunakan teknik statistik
deskriptif (presentase, perhitungan rata-rata). Menurut Sugiyono (2012, hlm.
147) :
Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Data hasil penelitian yang akan di analisis peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Analisis hasil pengamatan kegiatan ekstrakurikuler seni tari
Analisis hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
pada kegiatan ekstrakurikuler tari. Indikator penilaian aktivitas siswa dapat
dilihat di bawah ini:
Table 3.2 Indikator Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler Tari
Nilai
Indikator Penilaian Aktivitas Siswa
Kognitif Apektif Psikomotor
86-95 Siswa mampu
memahami dan
menghafal semua
gerak yang
dipelajari Sikap siswa dalam memperhatikan, menyimak, disiplin, dan menghayati sangat baik.
Siswa mampu
memperagakan gerak
dengan baik dan
benar sesuai dengan
iringan musik serta
sesuai dengan pola
lantai serta dapat
76-85
Siswa hanya
mampu menghafal
80% gerak yang
dipelajari.
Sikap siswa
dalam
memperhatikan,
menyimak,
disiplin, dan
menghayati baik.
Siswa mampu
memperagakan gerak
dengan baik dan
benar sesuai dengan
iringan musik serta
sesuai dengan pola
lantai, akan tetapi
kurang penjiwaan.
66-75 Siswa hanya
mampu menghafal
70% materi gerak
yang dipelajari.
Sikap siswa
dalam
memperhatikan,
menyimak,
disiplin, dan
menghayati
cukup.
Siswa mampu
melakukan gerak
dengan benar, namun
kurang sesuai dengan
iringan musik dan
kurang penghayatan.
<65 Siswa hanya
mampu menghafal
50% materi gerak
yang dipelajari.
Sikap siswa
dalam
memperhatikan,
menyimak,
disiplin, dan
menghayati
kurang.
Siswa kurang mampu
melakukan gerak
dengan benar, dan
tidak sesuai dengan
iringan musik dan
penghayatan.
Dari indikator penilaian yang telah ditentukan, maka ditentukan
pula format penilaian hasil belajar pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di
bawah ini:
Table 3.3
No Nama Siswa Pertemuan Rata-Rata I II III IV V VI VII
Tabel 3.4
Format Penilaian Hasil Belajar Aspek Apektif
No Nama Siswa Pertemuan
Rata-Rata I II III IV V VI VII
Tabel 3.5
Format Penilaian Hasil Belajar Apektif
No Nama
Siswa
Pertemuan
Rata-Rata I II III IV V VI VII
2. Analisis perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni
tari.
Analisis hasil pengamatan terhadap perilaku siswa setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler. Pengamatan dilakukan sesuai dengan
menjumlahkan rata-rata aspek penilaian hasil belajar setiap siswa.
Table 3.4
No Nama Siswa Nilai Ket
Penilaian di atas merupakan format penilaian ketika peneliti melihat
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Format
penilaian di atas diisi dengan nilai-nilai dengan kriteria penilaian di bawah
[image:30.595.207.470.111.244.2]ini.
Tabel 3.5 Skala Penilaian
Nilai Kriteria Penilaian
< 65 Kurang
66-75 Cukup
76-85 Baik
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang ditemukan
dalam penelitian, sebagimana yang telah disajikan dalam Bab IV, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
Mata pelajaran seni tari dipelajari pada jam mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan. Alokasi waktu yang terbatas menyebabkan
pemberian materi ajar seni tari dirasa kurang maksimal. Kemudian,
permasalahan yang timbul adalah kurang berkembangnya potensi seni siswa
pada kegiatan intrakurikuler. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan
yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi seni yang ada
pada dirinya. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler
seni tari. Alasannya adalah karena kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.
Pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari di SMAN tanjungsari peneliti
mengkaji mengenai bagaimana proses pembelajaran, materi ajar yang
diberikan, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
ekstrkurikuler tersebut. Dari proses observasi peneliti menyimpulkan
bahwa:
1. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan setiap seminggu sekali
pada hari rabu.
2. Materi ajar yang diberikan adalah tari yang dikemas dalam prosesi
upacara adat yakni Tari Merak, Tari Pamayang, Tari Umbul-Umbul.
3. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif, aspek apektif. Aspek
psikomotor. Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler meningkat, penilaian tersebut didapat dari penilaian hasil
belajar setiap pertemuan belajar pada pertemuan I sampai VII.
Dari pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti terdapat beberapa
kelemahan serta keunggulan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan SMA Negeri Tanjungsari. Keunggulan tersebut diantaranya
adalah:
1. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan motivasi terhadap siswa
yang memiliki minat, bakat serta potensi seni pada dirinya kea rah yang
lebih baik.
2. Siswa mendapat wawasan serta pengetahuan mengenai tari tradisi.
3. Memberikan pembelajaran apresiaisi seni music pada siswa.
4. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan dan psikomotor.
5. mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat siswa serta mngembangkan rasa tanggungjawab
terhadap proses berkegiatan.
Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang diselenggarakan SMN
Tanjungsari memiliki bebrapa Kekurangan diantaranya:
1. kurangnya tenaga pendidik dibidang tari yang professional.
2. Tidak adanya program kegiatan olah tubuh pada kegiatan tersebut.
3. Kurangnya pemberian materi yang merangsang kreatifitas siswa,
misalnya permainan kreatif.
Ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terbatas pada
hasil belajar yang lazim diukur dengan tes hasil belajar, melainkan yang
lebih penting dari itu adalah peningkatan minat bakat serta motivasi untuk
terus belajar serta meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan
belajar dan sarana penguat motivasi serta minat belajar sangat penting. Oleh
baik dapat diikutsertakan pada pelaksanaan kegiatan belajar diluar jam mata
pelajaran yakni kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
Kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan di SMA Negeri
Tanjungsari dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan tambahan
kepada peserta didik di luar jam mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler di
SMA Negeri Tanjungsari dapat digunakan sebagai wadah untuk para siswa
dalam meningkatkan kreatifitas yang dimiliki serta mendapatkan tambahan
waktu untuk mengembangkan potensi yang belum dikembangkan. Serta
peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari dapat
menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan yang diikutinya.
Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni mendapat
pembinaan dari pembina kegiatan ekstrakurikuler sehingga mendapatkan
pengetahuan serta keterampilan yang lebih luas dalam bidang seni.
Pengalaman yang didapat dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang
telah berpengaruh terhadap minat dan bakat siswa akan memotivasi siswa
agar melaksanakan proses belajar dengan baik.
B. REKOMENDASI
1. Untuk pihak SMAN Tanjungsari kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari
merupakan kegiatan yang baik dilaksankan di sekolah, sehingga pihak
sekolah untuk tetap mempertahankan kegiatan tersebut serta
memperbaiki program-programnya agar menjadi sarana yang baik untuk
siswa dalam mengembangkan potensi seni yang terdapat dalam dirinya.
2. Sebaiknya dihadirkan tenaga pendidik di bidang tari yang lebih
professional untuk memperkuat program kegiatan ekstrakurikuler agar
lebih baik lagi.
3. Pembina ekstrakurikuler sebaiknya memperbaiki program yang kurang.
4. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan
Seni tari diharapkan untuk lebih menambah literature mengenai
bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian
yang lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan
pentingnya kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah untuk
mengembangkan potensi seni siswa di sekolah.
Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi
untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMAN Tanjungsari,
maupun penliti lain yang merasa berkenan dan berkepentingan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum SMA Edisi Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
Dimiyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Habsari, Sri.(2005). Bimbingan dan Konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo
Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kartadinata, S. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press
Kusnandar (2008). Langkah Mudah Pemilihan Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media.
Makmun, A.S. (1997). Psikologi kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Masunah, Juju., dan Narawati, Tati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung:P4ST UPI
Nashori, Fuad. (2003). Potensi-potensi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian. PendidikanBandung:FPMIPA UPI
Putri, Kemala Dwina.(2012). Pembelajaran tari dana bagi siswa kelas VII di
SMP Negeri 9 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Rachmayanti, Rindu. (2011). Pengaruh Pengembangan Ekstrakurikuler Seni
Terhadap Kreatifitas Gerak Tari Dalam Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Di SMP YAS Bandung. Skripsi Sarjana pada
FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Sagala, Syaiful H. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sardiman, Arief. (2007) Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakata: Rajawali Pers
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdikarya
Sugiyono . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung : CV. ALFABETA.
Sugono, Dendy. Et al. (2008). Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Sunar P, Dwi (2010). Edisi Lengkap Tes IQ, EQ & SQ. Yogyakarta: Flashbook.
Suryosubroto, B. (2009) . Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Sutisna, Otemg. (1983). Administrasi Pendidikan, Dasar TeoritikaUntuk
Praktek Professional.Bandung: Angkasa
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi). Bandung: UPI