• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.) Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.) Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL

KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.)

TERHADAP SEL T47D

SKRIPSI

Oleh:

HEFI RACHMAYANTI K100 080 117

FAKULTAS FARMASI

(2)
(3)

1 UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU

SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D

CYTOTOXIC ACTIVITY OF NONPOLAR FRACTION OF ETHANOLIC EXTRACT OF SUGAR APPLE (Annona squamosa L.) STEM BARK

AGAINST T47D CELL

Hefi Rachmayanti, Haryoto, dan Peni Indrayudha Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

Email: rachmayantihefi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tanaman srikaya adalah salah satu tanaman dengan khasiat sebagai antikanker. Aktivitas antikanker ini telah dibuktikan pada bagian daun dan biji kecuali bagian kulit kayu. Kandungan alkaloid pada biji dan batang telah dibuktikan memiliki aktivitas kanker, terutama pada fraksi kloroform. Kandungan alkaloid juga ditemukan pada bagian batang, namun penelitian terhadap aktivitas kanker belum dilakukan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi sitotoksik bagian kulit batang fraksi nonpolar berdasarkan nilai IC50.

Sampel uji didapatkan melalui proses ektraksi menggunakan metode maserasi dan fraksinasi KCV (Kromatografi Cair Vakum). Selanjutnya, uji sitotoksik dengan metode MTT (3-(4,5 dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) pada lima seri konsentrasi (250, 150, 100, 50 dan 25 µg/mL) fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya terhadap sel T47D. Uji aktivitas dilakukan dengan melihat persentase sel hidup setelah perlakuan, kemudian dihitung nilai IC50nya. Fraksi yang digunakan melalui uji kualitatif menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk melihat profil senyawa yang terkandung dalam fraksi tersebut.

Hasil uji aktivitas menunjukkan nilai IC50 fraksi nonpolar ekstrak etanol srikaya sebesar 74,665 µg/mL terhadap sel T47D. Berdasarkan hasil tersebut fraksi dinyatakan poten sebagai agen antikanker. Profil kromatografi menunjukkan fraksi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan polifenol.

Kata kunci: uji sitotoksik, sel T47D, fraksi nonpolar, Annona squamosa L.

ABSTRACT

Sugar apple is one of many kind plant which has cytotoxic activity. Cytotoxic activity have been performed on leaves and seed except on stem bark. Alkaloid which was isolated from leaves and seed of sugar aplle showed cytotoxic activity, particularly on cloroform fraction. Stem bark of sugar apple has been found alkaloid, but cytotoxic activity was unclear. This experiment has a purpose to determine cytotoxic activity of nonpolar fraction of sugar aplle bark with IC50.

(4)

2 dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) assay on five variation concentration (250, 150, 100, 50 and 25 µg/mL) nonpolar fraction ethanolic extract from sugar apple bark on T47 cell. Activity showed by cell life percent after treatment and calculation IC50 value. Phytochemical screening on fraction tes by TLC (Thin Layer

Chromatography) for observed chemical contain profile from that fraction.

The result showed that IC50 value for nonpolar fraction ethanolic extract of

sugar apple bark is 74,665 µg/mL on T47 cell. Nonpolar fraction ethanolic extract of sugar aplle bark potential for anticancer agent. Phytochemical screening showed that nonpolar fraction contain poliphenol, alkaloid and flavonoid.

Keyword: cytotoxic activity, T47D cell, nonpolar fraction, Annona squamosa

PENDAHULUAN

Kanker payudara adalah penyebab kematian akibat kanker paling besar bagi perempuan berusia 18 hingga 54 tahun, dan penyebab kematian paling besar bagi perempuan berusia antara 45 hingga 50 tahun (Lee, 2008). Beberapa metode pengobatan kanker payudara menimbulkan efek samping yang cukup membahayakan bagi penderita. Metode radiasi lokal untuk terapi kanker payudara dapat mengurangi resiko kematian sebanyak 13,2% tetapi dapat meningkatkan resiko kematian akibat penyakit lain, terutama penyakit jantung sebanyak 21,2% (Lee, 2008). Selain itu, beberapa hasil kajian ilmiah juga menyebutkan bahwa salah satu obat kanker payudara seperti tamoxifen masih diragukan keefektifannya (Mitchell, 1999 cit Lee, 2008). Di samping itu pengobatan kanker payudara dengan agen kemoterapi doxorubicin, dapat menimbulkan resistensi sel kanker yang mengakibatkan kegagalan terapi kanker payudara (Kumala, 2012; Davis et al., 2003; Tyagi et al., 2004 dan Notarbartolo et al., 2005).

Penggunaan senyawa alam khususnya tanaman untuk dijadikan sebagai obat kanker payudara yang efektif dan aman telah banyak dikaji oleh para peneliti. Tanaman yang berpotensi sebagai antikanker salah satunya adalah srikaya. Tanaman ini berasal dari kelompok famili yang sama dengan sirsak yakni telah diketahui memiliki efek sebagai antikanker. Selain itu, srikaya memiliki kandungan alkaloid yang banyak digunakan sebagai agen antikanker. Pemanfaatan tanaman ini hanya sebatas pada buah dan daunnya saja, bagian lain dari pohon tersebut belum dimanfaatkan dengan baik terutama kulit kayunya.

(5)

3 tanaman Annona muricata Famili Annonaceae terbukti mempunyai aktivitas sitotoksik. Djajanegara (2009) yang menyatakan bahwa daun srikaya (Annona squamosa L.) mempunyai potensi sebagai bahan alami antikanker, hasil penelitian tersebut menunjukkan ekstrak etanol 70% dan fraksi kloroform daun srikaya memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel Hela dengan nilai LC50 sebesar 7,6948 µg/mL untuk ekstrak etanol dan 4,5467 µg/mL untuk fraksi kloroform.

Annona muricata dan Annona squamosa mempunyai marga yang sama maka

diperkirakan memiliki zat kandungan yang mirip, sehingga dalam penelitian ini dipilih tanaman Annona squamosa Linn dengan tujuan untuk mengetahui apakah kulit kayu srikaya memiliki aktivitas sitotoksik seperti Annona muricata dengan melihat nilai IC50 -anya. Mengingat adanya berbagai jenis golongan senyawa yang terkandung di dalamnya, maka perlu dilakukan upaya pemisahan berdasarkan kepolarannya (nonpolar, semipolar, dan polar) serta mengidentifikasi kandungan senyawa pada fraksi tersebut melalui kromatografi lapis tipis untuk. Fraksi nonpolar memiliki potensi aktivitas farmakologi yang cukup banyak. Sedangkan penggunaan kulit batang disebabkan, sejauh ini belum ada penelitian terkait aktivitas farmakologik dari kulit batang tanaman srikaya. Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan bagian-bagian tanaman srikaya lainnya seperti buah, bunga, daun dan biji (Pardhasaradhi, 2004) yang menunjukkan adanya aktivitas antikanker.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat

a. Peralatan dalam pembuatan serbuk: kain hitam, pisau, gunting, ayakan, oven dan blender.

b. Peralatan yang digunakan dalam ekstraksi dan fraksinasi : kipas angin, timbangan, peralatan gelas, penangas air, rotary evaporator (Laborota), corong buchner, dan compressor.

c. Peralatan dalam uji sitotoksik : tangki nitrogen cair, mikroskop fase kontras (Olympus), sentrifuge (PLC 03), inkubator CO2 Jacketed Incubator (Binder), ELISA reader (BioTek), hemositometer (Neubauer), tabung konikal steril (IWAKI), tissue

culture flask (IWAKI), Laminar Air flow (ESCO), pH meter (Merck), microplate 96

(6)

4 (Sartorius), filter, pipet pasteur, yellow tip, blue tip, white tip, kamera digital (Cannon).

d. Peralatan dalam uji kualitatif kandungan senyawa secara kromatografi lapis tipis: corong, lampu UV, pipa kapiler, chamber elusi, dan alat-alat gelas.

Bahan

a. Bahan uji : sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah fraksi nonpolar kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.) yang diperoleh dari Nilasari, Pabelan, Kartasura.

b. Bahan untuk ekstraksi dan fraksinasi : aseton, silika G60 (Merck), silika gel GF254, pelat alumunium berlapis silika gel GF254, etanol, n-heksan, etil asetat, aquades. c. Bahan untuk uji sitotoksik : Sel T47D yang diperoleh dari Laboratorium Parasitologi

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, RPMI 1640 (Gibco), FBS 10%, Antibiotik Penisilin-streptomisin 2% dan fungizone 0,5%, akuades, natrium bikarbonat, aquabidest, PBS (Phosphate Buffer Saline), larutan MTT (3-(4,5 dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) dalam PBS 20%, SDS 10% (Sigma), HCl 0,1N, DMSO 100%.

d. Bahan untuk uji kualitatif secara KLT: aseton, pelat silika gel GF254 (fase diam), fase gerak yang digunakan heksan, etil asetat, pereaksi semprot yang digunakan FeCl3 (deteksi polifenol), sitroborat (deteksi flavonoid), dan dragendorff (deteksi alkaloid). Jalannya Penelitian:

Pembuatan Ekstrak dan Fraksinasi

Simplisia ditimbang (2394,20 g) dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 7,5 kali simplisia dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, disimpan selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Kemudian ekstrak disaring menggunakan corong Buchner. Filtrat etanol yang didapatkan dipekatkan dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak kental kulit batang srikaya.

(7)

5 50mL dan ditotolkan pada lempeng KLT silika GF254 untuk penggabungan. Fraksi-fraksi yang menampakkan noda dengan pola pemisahan yang sama digabungkan dan dikeringkan, sehingga diperoleh beberapa fraksi yaitu fraksi nonpolar, semipolar, dan polar.

Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia

Selanjutnya fraksi nonpolar yang didapatkan diidentifikasi kandungan kimianya dengan metode kromatografi. Fase diam yang digunakan adalah silika Gel GF254 dengan fase gerak n-heksan:etil asetat (9.5;0,5). Kromatogram diamati bercaknya pada sinar UV254 nm dan UV366 nm. Kemudian bercak dideteksi dengan pereaksi semprot FeCl3, sitroborat, dan Dragendorff.

Uji Sitotoksik

Uji sitotoksik dilakukan dengan metode MTT. Suspensi sel dalam medium lengkap sebanyak 100µL (kepadatan 10.000 sel/sumuran) dimasukkan ke dalam plate 96 dan plate diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator CO2 5%. Akhir inkubasi, medium pada masing-masing sumuran dibuang, kemudian ditambahkan medium baru dan sampel 100µL dalam tiap sumuran yang berbeda sehingga diperoleh kadar akhir sampel dengan variasi kadar tertentu (sampel: 250, 150, 100, 50, 25 µg/mL). Selanjutnya plate diinkubasi dalam inkubator CO2 5% selama 24 jam pada suhu 37oC. Pada akhir inkubasi, medium pada masing-masing sumuran dibuang, dicuci dengan PBS sebanyak 100 µL, kemudian ditambahkan 100 µL MTT 5 mg/mL dalam PBS. Plate diinkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37oC. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT (3-(4,5-dimetil thiazol-2il)-2,5-difeniltetrazoliumbromid) membentuk formazan yang berwarna ungu. Reaksi pembentukan formazan dihentikan dengan larutan SDS (Sodium dodecyl Sulphate) 10% dalam HCl 0,01N, lalu diinkubasi selama semalam pada suhu kamar. Pada akhir masa inkubasi serapan dibaca dengan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm.

Analisis Data

Persentase sel hidup dihitung dari data absorbansi sel kemudian dibuat kurva hubungan log konsentrasi versus nilai % sel hidup dan dihitung harga IC50nya. Data % sel hidup dihitung dengan menggunakan rumus:

(8)

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi tanaman menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti merupakan Annona squamosa L. sesuai dengan ciri-ciri yang didapatkan. Kulit batang yang

digunakan diambil dari satu daerah yang sama. Hal ini dilakukan untuk memberikan batasan pada tanaman, sebab lingkungan yang berbeda akan memberikan kandungan senyawa berbeda sekalipun masih dalam satu spesies.

Kulit batang diambil dengan menguliti batang pohon srikaya yang telah kokoh dan tidak sampai pada pada bagian dalam yang sudah mengeras (berupa batang yang keras) dan diekstraksi. Maserasi dilakukan setelah simpilisia dikeringkan (2,5 kg) dan diperoleh ekstrak etanol kental sebanyak 295,55 gram dengan rendemen sebesar 12,34%. Ekstrak yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk fraksinasi dan uji aktivitas sitotoksik. Ekstrak difraksinasi menggunakan n-heksan, etil asetat dan etanol. Fraksinasi dilakukan 3 kali untuk mendapatkan rendemen yang mencukupi kebutuhan uji aktivitas sitotoksik. Hasil fraksinasi diuji kualitatif dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) menggunakan eluen n-heksan:etil asetat (7:3). Selanjutnya dilakukan deteksi bercak dengan sinar UV 254 nm.

Hasil 3 kali fraksinasi tersebut dikelompokkan sebagai berikut :

Fraksinasi (I) : A (1,2,3,4,5); D (6); G (7,8); J (9,10,11); M (12,13,14); P (15,16) Fraksinasi (II) : B (1,2); E (3); H (4,5,6,7,8,9,10); K (11); N (12,13,14,15); Q (16) Fraksinasi (III) : C (1,2,3,4,5); F (6); I (7,8,9,10); L (11,12); O (13,14,15); R (16)

Pengelompokkan tersebut menghasilkan 18 fraksi (A-R). Ke-18 fraksi dielusi dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak n-heksan:etil asetat (8:2).

Gambar 1. Profil KLT hasil fraksinasi menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak

(9)

7 Berdasarkan tingkat kepolarannya, delapan belas fraksi tersebut diklasifikasikan menjadi tiga, yakni fraksi polar, semipolar dan nonpolar. Pada sistem KLT ini fase diam lebih bersifat polar dibanding fase gerak, sehingga analit yang tertahan pada fase diam dikategorikan fraksi polar. Sedangkan analit yang ikut terelusi fase gerak dikategorikan fraksi nonpolar. Fraksi A diklasifikasikan sebagai fraksi non polar dengan rendemen 1,0073g, fraksi B dikategorikan fraksi semi polar sebanyak 4,6007g, fraksi C dikategorikan fraksi polar sebanyak 2,1047g, dengan rendemen berturut-turut sebesar 0,341%, 1,557%, 0,712%.

Identifikasi senyawa pada fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.) dilakukan menggunakan KLT (Tabel 1). Fase gerak yang digunakan merupakan perbandingan n-heksan:etil asetat yakni 9,5:0,5.

Tabel 1. Hasil deteksi senyawa kimia pada fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya

menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak

n-heksan:etil asetat (9,5;0,5)

Bercak Rf

Sebelum Disemprot

Reagen Dragendorf FeCl3 Sitroborat

UV 366 UV 254 UV 366 Sinar Tampak UV 366

Deteksi hasil KLT dilakukan dengan pereaksi semprot. Pereaksi semprot yang digunakan yakni FeCl3 untuk deteksi polifenol, Sitroborat untuk deteksi senyawa flavonoid dan Dragendorff untuk deteksi senyawa alkaloid (Wagner et al., 1984).

Preparasi sampel dilakukan dengan melarutkan fraksi pada dimetil sulfoksida (DMSO) yakni pada kadar 250 µg/mL dengan DMSO 0,3%. Penggunaan DMSO dikarenakan mampu melarutkan ion organik dan anorganik (Fessenden & Fessenden, 1994). Pada penelitian terdahulu penggunaan DMSO sampai konsentrasi 1,67% v/v tidak mempengaruhi viabilitas sel T47D (Maryati, 2005).

(10)

8 mengubah MTT berwarna kuning yang larut air menjadi bentuk formazan berwarna ungu yang tidak larut air. Intensitas warna ungu tersebut menyatakan banyaknya sel aktif yang hidup, sebab enzim mitokondria pada sel aktif memetabolisme garam tetrazolium sehingga terjadi pemutusan cincin tetrazolium oleh enzim dehidrogenase yang menyebabkan tetrazolium berubah menjadi formazan (Mostmann, 1983 cit Rohman, 2008). Sehingga, semakin berwarna ungu maka semakin banyak sel yang masih hidup. Setelah inkubasi selama 4 jam dari penambahan MTT, reaksi dihentikan dengan SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) 10%. Penambahan SDS sebagai larutan stopper dengan cara mendenaturasi protein menjadi unit polipeptida dan membentuk

kompleks SDS-polipeptida.

Absorbansi yang didapatkan dijadikan acuan untuk menghitung persentase sel hidup. Tabel 2 menggambarkan persentase jumlah sel yang hidup setelah perlakuan dengan fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.). Peningkatan konsentrasi berbanding terbalik dengan jumlah sel yang semakin menurun, kecuali pada konsentrasi 50 µg/mL. Hal ini dapat disebabkan kesalahan pada saat pemipetan baik saat pengambilan sel ataupun sampel uji.

Tabel 2. Persentase sel T47D yang hidup setelah perlakuan dengan fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.), kenaikan konsentrasi memperlihatkan penurunan persentase sel hidup, kecuali pada konsentrasi 50 µg/mL

konsentrasi

(µg/mL) log Absorbansi % sel hidup

rata2 % sel hidup 250 2,398 0,108 0,111 0,12 -0,796 -0,438 0,637 -0,199

150 2,176 0,113 0,108 0,123 -0,199 -0,796 0,995 0,000

100 2,000 0,159 0,147 0,203 5,291 3,859 10,543 6,565

50 1,699 0,913 1,008 1,003 95,285 106,624 106,027 102,646

25 1,398 0,998 0,974 0,928 105,431 102,566 97,076 101,691

(11)

9 Gambar 4. Grafik hubungan antara log konsentrasi versus persentase sel hidup setelah pemberian fraksi, peningkatan konsentrasi (log konsentrasi) menyebabkan penurunan persentase sel hidup

Jika membandingkan dengan bagian tanaman lain, potensi ketoksikan pada kulit kayu srikaya lebih besar dibandingkan pada bagian daun tanaman srikaya, namun tidak lebih besar dari bagian biji. Berdasarkan hasil fraksinasi, fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.) lebih poten dari ekstraknya, namun tidak lebih besar potensi dari fraksi semipolar dan polar. Jika melihat dari kandungannya, potensi ketoksikan dipengaruhi oleh kandungan alkaloid pada masing-masing bagian tanaman.

Tabel 3. Aktivitas Sitotoksik Bagian-bagian Tanaman Srikaya serta Kandungan Kiminya

Bagian Tanaman Srikaya

Bagian Ekstrak yang Digunakan

Nilai IC50

(µg/mL) Kandungan Senyawa Penelitian oleh

Kulit Batang

Ekstrak Etanol 237, 317 Alkaloid, flavonoid,

polifenol Rahayu, 2012

Fraksi Polar 43,524 Flavonoid, alkaloid Umma, 2012

Fraksi Semipolar 70,77 Flavonoid, alkaloid Muflihah, 2012

Fraksi Nonpolar 74,989 Flavonoid, alkaloid,

polifenol

Rachmayanti, 2012

Daun

Ekstrak Etanol 144,44 Flavonoid, alkaloid,

polifenol Zulfania, 2012

Fraksi Polar 110,30 Flavonoid, alkaloid,

polifenol Meiningrum, 2012

Fraksi Semipolar 184,4941 Alkaloid, flavonoid Nugroho, 2012

Fraksi Nonpolar 204,039 Alkaloid, flavonoid,

polifenol Christanto, 2012

Biji

Ekstrak Etanol 62,80 Flavonoid, alkaloid,

polifenol

Erlinaningrum, 2012

Fraksi Polar 23,24 Flavonoid, alkaloid,

polifenol Pujayanthi, 2012

Fraksi Semipolar 74,72 Flavonoid, alkaloid,

polifenol Prasetyo, 2012

Fraksi Nonpolar 4954,77 Alkaloid, flavonoid,

polifenol Negara, 2012

Berdasarkan penelitian Ahmad (2007) bagian daun dan kulit kayu tumbuhan srikaya memiliki sumber alkaloid yang kaya akan aporphine. Alkaloid golongan ini yang menunjukkan aktivitas antikanker yakni oksopurpurin yang diekstrasi dari ekstrak

(12)

10 etanol (Annonaceae). Sedangkan pada penelitian lain bagian daun dan biji Annona squamosa memiliki alkaloid mayor liriodenine dan oxoananlobine (Lebrini, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian lain sperti pada Tabel 5 bagian biji memiliki aktivitas paling besar terutama pada fraksi polar. Jika membandingkan dengan hasil penelitian lain, maka senyawa alkaloid bukan senyawa utama penentu aktivitas antikanker melainkan senyawa asetogenin (Yang et al., 2008). Maka kandungan alkaloid pada masing-masing bagian tanaman srikaya bukanlah senyawa utama penetu aktivitas sitotoksik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :

1. Fraksi nonpolar ekstrak kulit batang srikaya (Annona squamosa L.) mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel T47D dengan nilai IC50 sebesar 74,989 µg/mL. 2. Golongan senyawa kimia yang terkandung dalam fraksi polar ekstrak etanol kulit

batang srikaya adalah polifenol, alkaloid dan flavonoid. SARAN

1. Perlu dilakukan identifikasi senyawa aktif dari fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit batang srikaya (Annona squamosa L.) untuk dapat mengetahui identitas dari senyawa aktif yang mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel T47D.

2. Perlu dilakukan uji in vivo pada hewan yang telah diinduksi kanker untuk

membuktikan aktivitas antikanker dari fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit batang srikaya (Annona squamosa L.).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. A., 2007, Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-tumbuhan Obat Indonesia, 43-44, 63-64 ITB Press, Bandung.

Andriyani, R. & Udin, Z., 2010, Studi Potensi Ekstrak Brucea Javanica sebagai Bioaktif Antikanker Payudara terhadap Sel T47D, JKTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010, hal. 8-14.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia V, Depkes RI, Jakarta.

(13)

11 Davis, J. M., Novalonic, P. M., Weinstein-Oppenheimer, C. R., Steelman, L. S., Wei, H., Konopleva, M., Blagonskonny, M. V., and McCubrey, J. A., 2003, Raf-1 and Bcl-2 Induce Distintc and Common Pathways That Contribute to Breast Cancer Drug Resistence, Clinical Cancer Research, Vol. 9, 1161-1170.

Djajanegara, R. & Wahyudi, P., 2009, Pemakaian Sel Hela dalam Uji Sitotoksik Fraksi Kloroform dan Etanol Ekstrak Daun Annona squamosa, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 7, No. 1, April 2009, hal. 7-11.

Erlinaningrum, M., 2012, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

Jennie, R. I., & Meiyanto, E., 2007, Ko-kemoterapi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) dan Doxorubicin pada sel kanker payudara, Majalah Farmasi Indonesia, 18(2), 82-87.

Laughlin, M. C. J. L., 1991, Crown Gall Tumours on Potato Discs and Brine Shrimp Lethaly: Two Simple Bioassays for Higher Plant Screening and Fraction, Methdos in Plant Biochemistry, 6, 8-10.

Lebrini, M., Robert, F. & Roos, C., 2010, Inhibition Effect of Alkaloids Extract from Annona squamosa Plant on the Corrosion of C28 Steel in Normal Hydrochlori Acid Medium, International Journal of Electrochemical Science, 5, 1698-1712.

Lee, J. R., Zava, D. & Hopkins V., 2008, Kanker Payudara, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.

Markham, K.R., 1982, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.

Meiningrum, I., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

Melannisa, R., 2004, Pengaruh PVG-1 Pada Sel Kanker Payudara T47D yang Diinduksi

17β-estradiol: Kajian Antiproliferasi, Pemacuan Apoptosis, dan

Antiangiogenesis, Tesis, Program pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Muflihah, C., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

(14)

12 Nugroho, I. S., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Daun

Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Notarbartolo, M., Poma, P., Perri, D., Dusonchet, L., Cervello, M., and Alessandro, N., 2005, Antitumor Effects of Curcumin, Alone or in Combination with Cisplatin or Doxorubicin, on Human Hepatic Cancer Cells. Analys of Their Possible Relationship to Changes in NF-kB Activation Levels and in IAP Gene Expression, Cancer Letter, 224, 53-65.

Pardhasaradhi, 2004, Antitumour Activity of Annona squamosa seed Extract is Trough The Generation of Free Radicals and Induction of Apoptosis, Indian Journal of Biochemistry and Biophysics, Vol. 41, 167-172.

Prasetyo, D. N., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

Pujayanthi, Y. R., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

Rahayu, W. Y., 2012, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

Rahayu, R., Chairul., Harapini, M., 1993, Penelitian Fitokimia dan Efek Antimikrobial Ekstrak Srikaya terhadap Pertumbuhan Escherichian coli, Seminar Hasil Litbang SDH.

Rohman, K., 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog dengan Pengurangan Konsentrasi Fosfat terhadap Sel Myeloma, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Steenis V., 1981, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Steenis V., 2005, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradya Paramita, Jakarta. Tyagi, A. K., Agarwal, C., Chan, D. C. F., and Agarwal, R., 2004, Synergistic

Anti-cancer effects of silibinin with conventional cytotoxic agent doxorubicin, ciplastin and carboplatin againts human breast carcinoma MCF-7 and MDA-MB468 cells, Oncology Reports, 11, 493-499.

(15)

13 Voight, R., 1986, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soedani

Noerono, Edisi V, hal.197-199, Penerbit PT. Alex Media, Komesindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Wagner, H., Bladt, S., and Zgainski, E. M., 1984, Plant Drug Analisys: A Thin Layer Chromatography Atlas, diterjemahkan oleh Th. A. Scott, Springer-Verlag, Berlin.

Yang, H., Li, Z., Chen, J. & Wang, M., 2008, Two New Cytotoxic Acetogenins from Annona squamosa, Journal of Asian Natural Products Research, Vol. 11, No. 3, 250-256.

Gambar

Gambar 1. Profil KLT hasil fraksinasi menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak n-heksan:etil aseat (8:2), dilihat pada UV 254: a
Tabel 2. Persentase sel T47D yang hidup setelah perlakuan dengan fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya  (persentase sel hidup, kecuali pada konsentrasi 50 µg/mLAnnona squamosa L.), kenaikan konsentrasi memperlihatkan penurunan
Gambar 4. Grafik hubungan antara log konsentrasi versus persentase sel hidup setelah pemberian fraksi, peningkatan konsentrasi (log konsentrasi) menyebabkan penurunan persentase sel hidup

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana membuat mars Teknik Industri berdasarkan spesifikasi produk lagu dari keinginan konsumen.. 1.3

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan wujud unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, tema) yang terdapat di dalam roman Joseph Balsamo Tome I (Mémoires

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS (PRAKTEK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Jenis mangrove yang dipakai untuk program rehabilitasi selama ini hanyalah jenis mangrove yang bibitnya mudah mudah didapatkan/dibeli. Sementara kondisi

Audit Sistem Manajemen K3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan Sistem Manajemen K3. Audit harus dilaksanakan secara sistematik dan independen

Dengan demikian status desa ini menjadi rawan, karena sewaktu-waktu status desa dapat dicabut atau di ubah statusnya, terutama desa-desa yang mempunyai hak ulayat atas tanah

Warga masyarakat terkena dampak berhak duduk sebagai anggota Komisi Penilai AMDAL melalui wakil yang telah ditetapkan. Warga masyarakat berkepentingan juga dapat menyampaikan

DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAMBUNG MACAN TAHUN AJARAN 2011/2012 ”..