TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister (S2) Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kebutuhan Khusus
SUHARTOYO 1204709
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Oleh Suhartoyo, S.PD IKIP Negeri Jogjakarta 1998
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Suhartoyo2014
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Halaman Pengesahan
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed
NIP 195904141985031005
Pembimbing II
Dr.Tjutju Soendari, M.Pd
NIP. 195602141980032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Sekolah Pascasarjana
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-ringan, sehingga diperlukan sebuah pengembangan media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskreptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan cara reduksi data , display data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah menyusun silabus dan RPP secara tematik namun belum melakukan asesmen dan media yang digunakan masih sederhana. Rancangan pengembangan media terdiri dari buku panduan penggunaan media dan modeling video. Focus group disciuccion (FGD) menyimpulkan media ini dapat digunakan sebagai media pendukung dalam pembelajaran konsep kanan-kiri namun ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa media ini sebagai salah satu alternatif membantu dalam proses pembelajara, menumbuhkan semangat belajar, senang dan tertarik mengkuti kegiatan pembelajaran konsep kanan-kiri. Peneliti merekomendasikan kepada guru dan siswa agar dapat menjadikan media modeling melalui video sebagai alternatif pilihan dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Sekolah perlu memfasilitasi guru dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk menciptakan media pembelajaran yang inovatif.
DEVELOPING MODELLING TEACHING MEDIA THROUGH VIDEOS IN IMPROVING THE LEFT AND RIGHT CONCEPT UNDERSTANDING FOR CHILDREN WITH MILD INTELLECTUAL DISABILITIES AT SPECIAL SCHOOL
IN N BINJAI
By: Suhartoyo
1204709
Special Needs Education, School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education
Understanding the concept of left and right is very important for children with mild intellectual disabilities, so that there needs to be a development of the instructional media. Data were gained through observation, interview, and documentary study. The data were then analyzed through data reduction, data display, and inference and verification. The results of the research showed that teachers had already compiled syllabi and lesson plans thematically, but there had not been any assessment done and the media used were still simple. This media developmental design consists of an instructional book for media use and video modelling. The Focus Group Discussion concluded that the media can be used to support the teaching and learning of left and right concept despite some needs for improvement. A limited test showed that the media were one of the alternatives to help the teaching and learning process, to cultivate enthusiasm for learning, and to develop interest and enjoyment in the teaching and learning activities of left and right concept. The researcher recommends that teachers and students use the modelling media through videos as an alternative for the teaching and learning of left and right concept.
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
1. 2. 1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 3. 18
4. 5. 2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 20
6. 7. 3. Dampak Ketunagrahitaan ... 8. 21
9. 10. 4. Anak Tunagrahita Ringan ... 11. 22
M. N. E. Penelitian yang Relefan ... O. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. B. A. Pendekatan Penelitian ... 29
C. D. B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... E. 30
F. G. C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan
Instrumen Penelitian ... 31
1. 2. 1. Pengumpulan Data ... 3. 31
4. 5. 2. Teknik Pengembangan Instrumen ... 6. 33
H. I. D. Prosedur Penelitian ... J. 38
K. L. E. Teknik Analisis Data Penelitian ... M. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. B. A. Hasil Penelitian ... C. 46
11. 4.Hasil Uji coba terbatas Media Modeling Melalui Video
dalam Pembelajaran Konsep Kanan-kiri ... 5. 83
D. E. B. Pembahasan ... F. 88
1. 2. 1. Kondisi Obyektif Aspek Kebutuhan Media dalam
3. Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri Saat Ini ... 4. 88
5. 6. 2. Rancangan Panduan Pengembangan Media Pembelajaran
7. Konsep Kanan-Kiri ...
8.
9.
10. xiii
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
12. 13. 3. Hasil Focus Group Discussion (FGD) ... ... 14. 95
15. 4. Hasil Uji coba terbatas Media Modeling Melalui Video
dalam Pembelajaran Konsep-Kiri... 96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. B. A. Kesimpulan ... C. 98
D. E. B. Rekomendasi ... F. 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101
2. 1 Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Derajat
Ketunagrahitaannya... 21
4.1 Hasil Wawancara Terhadap Guru Mengenai Persiapan Pembelajaran
Konsep Kanan Kiri... 51
4.2 Hasil Wawancara Terhadap Guru Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Konsep Kanan-Kiri. ... 53
4.3 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri... 56
4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri... 57
4.5 Hasil Studi Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran Konsep-
Kanan-Kiri ... 60
4.6 Hasil Wawancara Terhadap Guru Tentang Media Yang Digunakan
Dalam Pembelajaran Konsep Kanan –Kiri Saat Ini... 61
4.7 Hasil Observasi Mengenai Media Yang Digunakan Guru Dalam
pembelajaran Konsep Kanan –Kiri Saat Ini... 65
4.8 Jenis Gerakan model dalam video tayangan... 78
4.9 Hasil Tanggapan Guru RS Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling Melalui Video... 84
4.10. Hasil Tanggapan Guru NG Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling melalui Video ... 85
4.11 Hasil Tanggapan Guru AS Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling Melalui Video... 87
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Prosedur Penelitian...39
3.1 Rancangan Buku Panduan...70
Gambar Halaman
4.1 Rancangan awal Papan Pijakan Sebelum Disusun...73
4.2 Rancangan Papan Pijakan Setelah disusun...73
4.3 Rancangan Awal Urutan Gerakan Model... ...75
4.4 Urutan Gerakan Model Hasil Validasi Ahli dan FGD...81
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman awancara... 105
2. Hasil Wawancara... 110
3. Pedoman Observasi... 119
4. Hasil Observasi... 122
5. Instrumen Asesmen... 124
6. Hasil Asesmen... 127
7. Rancangan Buku Panduan... 132
8. Tanggapan Guru Mengenai Uji Coba Media... 141
9. Foto Kegiatan Forum Diskusi Tanggapan Guru... 143
10. Foto Kegiatan FGD... 144
11. Foto Kondisi Obyektif Pembelajaran... 145
12. Foto PembelajaranMedia... 147
13. Foto Kegiatan Asesmen... 149
14. Rencana Program Pembelajaran (RPP)... 154
16. Hasil Validasi FGD dan Ahli Media ABK... 155
17. Surat Direktur SPs UPI tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis (S2)... 184
18. Surat Keputusan Ijin Melakukan Penelitian Dari Kepala Sekolah SLB Negeri Binjai... 186
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting untuk membantu setiap individu mencapai
kedewasaan dan kemandirian. Seiring dengan perkembangan pendidikan
dipandang sebagai suatu kebutuhan dan merupakan hak setiap individu untuk
mendapatkannya. Melalui pendidikan berbagai aspek dapat dikembangkan
secara maksimal, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Guru
mempunyai peranan penting dalam memajukan pendidikan. Kondisi peserta
didik yang sangat beranekaragan/heterogen mulai dapat dipahami dan
dimengerti dalam dunia pendidikan.
Anak yang mengalami gangguan/hambatan perkembangan baik secara
fisik, intelektual, sosial, emosi, tingkah laku, motorik atau sering disebut
dengan ABK juga memiliki hak yang sama untuk dapat berkembang menjadi
manusia yang mandiri dan dapat menikmati pendidikan seperti warga negara
yang lain. Karena pendidikan untuk semua anak maka pendidikan itu harus
terbuka, demokratis, tidak diskriminatif dan menjangkau/ bisa dinikmati oleh
semua warga negara tanpa terkecuali (Yusuf, 2003: 3).
Anak tunagrahita yang memiliki hambatan kecerdasan dan penyesuaian
tingkah laku merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus (ABK) yang
memerlukan pendidikan. Model layanan pendidikan dan pendekatan yang
digunakan tentu berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya.
Dampak dari keterbatasan tingkat kecerdasan, membuat anak tunagrahita
mengalami kesulitan untuk mencapai perkembangan berfikir secara abstrak.
Pada dasarnya tahapan perkembangan kognitif anak tunagrahita sama dengan
anak pada umumnya, yaitu konkrit semi konkrit dan abstrak. Namun sesuatu
yang bersifat abstrak sangat sulit dipahami dan dicapai oleh anak tunagrahita.
Ini artinya bahwa perkembangan kognitif anak tunagrahita hanya sampai pada
2
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini tentunya harus dipahami oleh guru, sehingga dapat memilih metode dan
media yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang
memegang peranan dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan
dapat menumbuhkan motivasi/semagat belajar menjadi meningkat. Potensi
yang ada pada anak tunagrahita masih dapat dikembangkan secara optimal
jika guru memiliki kreatifitas dan sifat inovatif yang tinggi dalam merancang
sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Untuk dapat
menciptakan kondisi tersebut guru harus dapat memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang akan digunakan sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan secara optimal. Secara umum manfaat penggunaan media
pembelajaran adalah dapat menimbulkan gairah belajar siswa, melatih siswa
belajar mandiri, menyamakan pengalaman dan persepsi serta sebagai sarana
menyampaikan pesan dari materi pelajaran (Daryanto, 2010: 5).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti melakukan wawancara
dengan kepala sekolah dan guru mengenai media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa para guru
sudah menggunakan media sebagai sarana dalam belajar. Seperti dijelaskan
oleh salah seorang guru kelas yang mengatakan dalam mengajar materi
pelajaran yang sifatnya abstrak sudah dicoba menggunakan media. Seperti
pada materi tentang ruang/arah kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang,
sudah dicoba menggunakan media, dimana siswa belajar sambil melihat atau
menirukan yang dilakukan guru/temannya sebagai model.
Kemampuan untuk mengerti arah kanan-kiri, bagi beberapa siswa
masih sering terbalik. Dari hasil pengamatan sementara yang peneliti lakukan,
media yang digunakan kurang mendukung keberhasilan siswa. Perlu adanya
pengembangan media yang berisikan suatu aktifitas belajar yang menarik,
menyenangkan dan menumbuhkan semangat belajar dan memudahkan anak
tunagrahita memahami materi belajaran yang ingin disampaikan.
Bagi anak tunagrahita arah kanan-kiri merupakan sesuatu yang abstrak
sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari ataupun kegiatan belajar
kemampuan ini sangat berarti dan berguna. Ketika menulis, memakai sepatu,
celana, berjalan, makan, minum dan lain sebagainya, semuanya itu
memerlukan pemahaman akan konsep arah kanan-kiri. Di sekolah
pemahaman akan konsep arah dapat diajarkan kepada anak tunagrahita.
Untuk mengajarkan konsep arah kanan-kiri, penggunaan media pembelajaran
sangat penting untuk dilakukan oleh guru. Memilih dan merancang media
pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan pembelajaran menjadi
prioritas dan harus dilakukan oleh guru agar materi yang diajarkan mudah
dipahami oleh anak tunagrahita ringan.
Anak tunagrahita memiliki pendengaran dan penglihatan yang normal.
Mereka sangat tertarik dan senang terhadap sesuatu yang dapat dilihat dan
didengar. Televisi merupakan salah satu media audio visual yang disenangi
anak tunagrahita. Mereka dapat duduk tenang berkonsentrasi menonton acara
yang ada ditelevisi (film kartun, bernyanyi,atau acara anak-anak). Ini berarti
anak tunagrahita menyukai sesuatu yang bisa dilihat dan didenggar secara
bersama-sama. Kecenderungan anak tunagrahita untuk meniru perilaku dari
apa yang dilihat dilayar televisi, dapat dijadikan pertimbangan untuk
merancang sebuah media pembelajaran modeling melalui model dalam video.
Dengan menggunakan modeling ini materi pelajaran dapat disampaikan
kepada siswa tunagrahita. Seperti yang dikemukakan oleh Briggs (Susilana
& Riyana: 2008) bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pelajaran seperti film, vidio, slide, televisi,
komputer dan lain-lain.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Megaswati (2010) yang telah
berhasil mengembangkan kemampuan Toilet training anak down syndrome
melalui modeling dalam video. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan
bahwa anak down syndrom mengalami peningkatan ketrampilan toilet
training setelah diberikan intervensi tayangan modeling melalui video.
Namun penelitian ini baru dari aspek ketrampilan yang dikembangkan.
4
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tunagrahita juga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu penelitian ini akan
mengembangkan media pembelajaran modeling melalui model video. Untuk
membantu anak tunagrahita memahami konsep arah kanan-kiri, maka perlu
dirancang sebuah media pembelajaran dalam audio visual yang berisi tentang
materi pembelajaran yang dikemas dengan konsep bermain, bernyanyi dan
belajar. Dunia anak adalah dunia bermain namun dapat dikondisikan bahwa
dalam permainan ada unsur pendidikan. Materi pelajaran konsep arah
kanan-kiri untuk anak tunagrahita dapat diberikan kepada siswa melalui syair lagu
dengan irama musik yang ceria/ gembira dan dikemas dalam bentuk video,
untuk memudahkan dalam penggunakannya.
Arah kanan dan kiri menjadi penting untuk diteliti. Dari hasil studi
pendahuluan yang dilakukan arah ini sangat sulit dipahami dan sering
terbalik-balik, sedangkan arah yang lain seperti atas-bawah, depan-belakang
lebih mudah dikuasainya. Selain itu dengan memahami konsep arah kanan
dan kiri sangat membantu/mempermudah anak tunagrahita ringan di dalam
mengikuti pembelajaran bidang studi lain ataupun aktifitas kehidupan sehari-
hari. Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran
konsep arah kanan-kiri bagi siswa tunagrahita ringan DI SLB Negeri Binjai.
B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini
difokuskan pada bagaimana mngembangkan media pembelajaran modeling
melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri pada
anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
Agar permasalahan tersebut dapat diungkap secara rinci, maka dibuat
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi obyektif pengembangan media pembelajaran
modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-
2. Bagaimana rancangan pengembangan media pembelajaran modeling
melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak
tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
3. Bagaimana hasil dari focus group discussion (FGD) mengenai rancangan
pengembangan media pembelajaran modeling melalui video dalam
meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di
SLB Negeri Binjai?
4. Bagaimana hasil uji coba terbatas media modeling melalui video dalam
pembelajaran pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di
SLB Negeri Binjai?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi obyektif pengembangan media pembelajaran
modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep
kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri binjai.
b. Membuat rancangan pengembangan media pembelajaran modeling
melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri
anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai.
c. Menghasilkan media pembelajaran modeling melalui video setelah
divalidasi melalui focus group Discussion (FGD).
d. Mengetahui hasil uji coba terbatast media modeling melalui video
dalam pembelajaran pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita
6
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan
manfaat bagi:
a. Guru
Dapat dijadikan pertimbangan dan informasi yang bermanfaat bagi
guru untuk menerapkan media pembelajaran hasil pengembangan
sebagai salah satu alternatif.
b. Siswa
Mempermudah siswa tunagarhita ringan dalam memahami konsep
kanan-kiri.
c. Sekolah
Dapat memberi kontribusi dalam memecahkan masalah media
pembelajaran di SLB dan memperkaya media yang ada di SLB Negeri
29
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Menyusun sistimatika mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam penelitian, menjadi penting dilakukan oleh seorang peneliti. Hal ini
dilakukan agar penelitiannya lebih terarah dan fokus sesuai dengan tujuan
penelitian yang ingin dicapai. Langkah-langkah tersebut akan tergambarkan
melalui metode penelitian. Didalam metode penelitian ini dapat diketahui
langkah-langkah penelitian, prosedur penelitian, waktu pelaksanaan, cara
pengumpulan data, sumber data, kondisi data yang didapat, dan bagaimana
pengolahan data yang diperoleh.
Data dari lapangan diperoleh secara alamiah tanpa manipulasi dari peneliti,
oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Pengertian metode
diskriptif menurut Ali (1990) adalah:
Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klarifikasi data, analisis/laporan dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi.
Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan
metode diskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang menggambarkan
secara obyektif mengenai kondisi yang ada dilapangan, melaui langkah-langkah
pengumpulan data,kemudian diolah dan dianalisis secara diskriptif. Penjelasan
secara diskriptif yang dimaksud dalm penelitian ini diperoleh melalui subyek
penelitian tentang bentuk pengembangan media pembelajaran.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Digunakannya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena ingin
mengetahui gambaran/fakta di lapangan mengenai anak tunagrahita ringan
yang mengalami kesulitan atau tidak bisa membedakan arah kanan-kiri.
kurang kreatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa sebagai peserta didik.
Menurut Moleong (2004: 6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik
dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan secara obyektif dan alamiah
apa yang terjadi di lapangan. Hal yang terpenting dari penelitian kualitatif ini
adalah lebih mengutamakan proses bagaimana data itu diperoleh sehingga data
yang diperoleh dari lapangan itu benar-benar akurat dan layak digunakan
dalam penelitian. Data dan informasinya dalam bentuk kata-kata, baik tertulis
atau lisan,digambarkan secara diskriptif sesuai dengan pertanyaan penelitian
yang didapat dari subyek mengenai pendapatnya dan perilakunya pada saat
dilakukan penelitian.
Peneliti sebagai instrumen utama dan pertama harus memiliki,
pengetahuan dan wawasan yang tinggi, ketajaman dalam menganalisis
kenyataan yang dihadapi, kreatifitas dan keterbukaan. Dengan memiliki
kemampuan tersebut maka penelitian ini akan dapat menjawab yang menjadi
pertanyaan dalam penelitian. Kemampuan untuk dapat mengungkap informan
penelitian merupakan dasar dalam menentukan keberhasilan penelitian yang
dilakukan.
B. Subyek dan Lokasi penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru SLB dan siswa tunagrahita ringan yang
bersekolah di SLB N Binjai. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
guru SLB N Binjai yang menggajar di kelas 2 tunagrahita, yang berjumlah dua
orang. Sedangkan siswa tunagrahita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
siswa tunagrahita ringan kelas 2 yang berjumlah 2 orang siswa, yang
mengalami kesulitan dalam memahami konsep kanan-kiri.
Dipilihnya SLB Negeri Binjai sebagai lokasi penelitian dikarenakan
pertimbangan kebermanfaatan. Hal ini didasari dari hasil studi pendahuluan
31
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah bahwa guru di SLB Negeri binjai yang mengajar dikelas tunagrahita
hanya menggunakan media yang ada. Pengetahuan dan pengalaman guru untuk
mengembangkan sebuah media pembelajaran perlu dioptimalkan. Sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kreatifitas guru di SLB Negeri Binjai perlu
dikembangkan agar tercipta media pembelajaran yang inovatif , menarik dan
dapat menumbuhkan semangat belajar pada siswa. Hasil penelitian ini
diharapkan bisa memberikan jalan keluar dan memberi manfaat untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa tunagrahita dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri di SLB Negeri Binjai.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Penggumpulan data
Untuk mendukung tersedianya data yang diperlukan, maka dalam
penelitian ini menggunakan teknik penggumpulan data melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Kegiatan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi ini dilakukan pada tahap studi obyektif pembelajaran
pemahaman konsep kanan-kiri yang terjadi saat ini. Teknik observasi,
wawancara dan studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah:
a. Observasi
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan, Salah satu cara adalah
melalui observasi. Dengan melakukan observasi peneliti dapat secara
langsung mengamati terhadap suatu proses, kejadian, interaksi, perilaku,
ekspresi secara natural. Banyak informasi yang diperoleh melalui
observasi sehingga peneliti dapat mengembangkannya untuk
mendapatkan data yang akurat dan diperlukan.
Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan teknik observasi
non partisipatif, yaitu peneliti melihat secara langsung perilaku yang
sedang diamati. Observasi dilakukan terhadap tiga aspek yaitu: a).
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsep kanan-kiri saat ini, 2).
Penggunaan media dalam pembelajaran konsep kanan-kiri, 3) faktor
pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran konsep
kanan-kiri. Observasi ini dilaksanakan didalam kelas pada saat guru sedang
melaksanakan pembelajaran konsep kanan-kiri. Observasi kepada guru
untuk memperoleh data perihal upaya yang dilakukan guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kanan-kiri. Observasi
kepada siswa untuk menperoleh data mengenai kemampuan yang
dimiliki siswa tentang konsep kanan-kiri dengan media yang digunakan
guru saat ini.
b. Wawancara
Melaksanakan wawancara berarti melakukan interaksi komonikasi
dengan orang lain. Didalam penelitian kualitatif wawancara kita lakukan
kepada informan sebagai sumber data. Tujuan yang diharapkan adalah
diperolehnya informasi pengetahuan yang dibutuhkan secara benar dan
dapat dipercaya. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji informasi
yang lebih mendalam dari sumber yang relevan yang berupa pendapat,
kesan, pengalaman, pemikiran dan lain sebagainya. Seperti yang
dikemukakan oleh Satori dan Komariah (2009: 130) bahwa:
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam
penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.
Penelitian ini akan menggunakan teknik wawancara semiterstrutur.
Teknik ini digunakan karena lebih bebas, dengan tujuan menemukan
permasalahan lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2012: 233). Wawancara
dilakukan dalam suasana yang alami dan kekeluargaan, dengan harapan
33
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Hasil dari wawancara ini dicatat dan disalin dalam bentuk
laporan. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
tunagrahita.Aspek yang diungkap meliputi: pelaksanaan pembelajaran
konsep kanan-kiri saat ini, penggunaan modeling melalui video dalam
pembelajaran dan faktor pendukung/hambatan dalam pelaksanaan
pembelajarn konsep kanan-kiri melalui modeling video, desain
rancangan pengembangan media.
Wawancara terhadap kepala sekolah dan guru dilakukan untuk
mendapatkan data tentang kondisi perkembangan siswa, media
pembelajaran yang digunakan dan proses pembelajaran. Wawancara
terhadap siswa untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran.
c. Studi dokumentasi
Menurut Satori dan Komariah (2010: 149) studi dokumen
diperlukan sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara,
yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam
permasalahan penelitian kemudian ditelaah secara intens.
Dokumentasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini berupa catatan harian yang telah dibuat
oleh guru, foto dan video.
2. Teknik pengembangan instrumen penelitian
Setelah menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini, maka tahap selanjutnya adalah pengembangan
instrumen penelitian, dengan membuat kisis-kisi pengumpulan data,
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI
N
o Pertanyaan Penelitian Aspek Indikator Teknik Subjek Instrumen
35
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman
1. Buku panduan a. Pendahuluan b. Tujuan
3 Bagaimana hasil validasi focus
group discussion (FGD)
1. Media a. Nama/judul media b. Tujuan
4 Bagaimana hasil uji coba terbatas media modeling melalui video dalam pembelajaran konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
2. Respon siswa a. Kemudahan dalam penggunaan b. Ketertarikan
c. Kesesuaian d. Kebermanfaatan
e. Peran media dalam pembelajaran
38
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui kondisi obyektif penggunaan media dalam pembelajaran, dan
terciptanya media pembelajaran hasil pengembangan dalam pembelajaran
konsep kanan-kiri untuk anak tunagrahita ringan. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dalam penelitian ini disusun prosedur atau langkah-langkah yang
akan dilaksanakan. Prosedur atau langkah-langkah penelitian ini terdiri dari 4
tahap yaitu: 1) melakukan study pendahuluan untuk mengetahui kondisi
obyektif pelaksanaan pembelajaran konsep arah saat ini, 2) analisis hasil studi
pendahuluan untuk menyusun rancangan media pembelajaran, 3) tahap validasi
melalui focus group disscusion, 4) revisi dan uji coba terbatas untuk
mendapatkan tanggapan dari pengguna media yaitu guru dan siswa. Secara
40
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Langkah pertama: Studi pendahuluan
Sebagai langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti melakukan studi
pendahuluan. Dari studi pendahuluan yang dilakaukan ditemukan permasalahan
mengenai pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan. Mereka
mengalami kesulitan untuk membedakan kanan kiri, namun masih ada potensi
yang dapat dikembangkan agar pemahaman akan konsep kanan kiri ini dapat
ditingkatkan. Dalam tahap ini selanjutnya peneliti malakukan pengamatan
langsung mengenai kondisi anak tunagrahita yang mengalami hambatan untuk
memahami kanan-kiri secara nyata. Untuk lebih mendalam mengetahui
kemampuan konsep arah kanan-kiri maka peneliti melakukan asesmen. Selain
itu juga melihat langsung upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan pemahaman mengenai arah kanan kiri kepada anak tunagrahita
ringan.
Tujuan yang ingin dicapai dari proses ini adalah didapatnya informasi dan
data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu:
a. Data obyektif mengenai pembelajaran dan kemampuan anak tunagrahita
ringan dalam memahami konsep arah kanan-kiri saat ini. Data ini akan
diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas. Peneliti juga menggunakan
tehnik observasi untuk mendapatkan data dari siswa tunagrahita dan guru.
b. Data mengenai media pembelajaran yang digunakan saat ini dan faktor-faktor
yang menghambat kemampuan anak tunagrahita ringan dalam memhami
konsep kanan-kiri, dengan menggunakan tehnik observasi dan wawancara
c. Data mengenai media yang dibutuhkan dan upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak
tunagrahita ringan, akan menggunakan teknik wawancara kepada guru dan
Langkah kedua: Menganalisis hasil kajian kondisi obyektif saat ini dilapangan
dan membuat rancangan bentuk media pembelajaran yang akan dikembangkan.
Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain:
a. Menganalisis hasil temuan dilapangan
Dari studi lapangan diperoleh data, kemudian dianalisis kebutuhan yang
diperlukan anak tunagrahita dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Dari
hasil analisis kebutuhan ini dijadikan dasar membuat rancangan media.
Rancangan media ini dalam bentuk modeling video.
b. Panduan rancangan modeling video
Rancangan media modeling video ini merupakan rancangan panduanyang
belum sempurna dan belum lengkap. Dalam menyusun rancangan panduan
yang menjadi dasarnya adalah hasil studi pendahuluan dan analisis kondisi
obyektif, namun selain itu peneliti juga memperhatikan kelayaan isi,
kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan anak tunagrahita, kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran. Untuk menyempurnakan rancanagan panduan
ini perlu dilakukan validasi. Untuk melakukan validasi dilakukan oleh ahli
pendidikan/akademisi dan praktisis dilapangan/guru.
Langkah ketiga Validasi ahli dan praktisi dilapangan
Setelah rancangan panduan selesai disusun maka harus divalidasi untuk
mendapatkan masukan dan saran dari ahli dan praktisi lapangan. Validasi
dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan ini sangat
penting untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap permasalahan yang sedang diteliti (Bungun, 2011). Dengan
melakukan FGD maka masing-masing anggota FGD akan saling berdiskusi
dan memberikan koreksi, penilaian dan masukkan serta saran untuk perbaikan
42
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan anggota FGD peneliti mempertimbangkan beberapa
hal, seperti yang dikemukakan oleh Bungun (2011: 238) yaitu:
1). Keahlian/kepakaran seseorang terhadap kasus yang
didiskusikan.
2). Pengalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah. 3). Pribadi terlibat dalam fokus masalah.
4). Tokoh otoritas terhadap kasus yang didiskusikan.
5). Masyarakat luas yang ikut merasakan persoalan sebenarnya.
Untuk penelitian ini yang menjadi anggota FGD adalah 4 0rang yang
terdiri dari unsur praktisi yaitu guru dan kepala sekolah serta 1 0rang sebagai
notulen.Peneliti menggunakan ahli pendidikan dan praktisi lapangan karena
Fokus dari permasalahan penelitian ini adalah mengenai pembelajaran yang
terjadi di sekolah. Sehingga peneliti meyakini yang memiliki kompetensi
sebagai informan anggota FGD adalah ahli pendidikan dan praktisi dilapangan.
Setelah mendapatkan saran, masukkan dari FGD maka langkah
selanjutnya adalah melakukan perbaikan atau revisi. Semua masukkan dan sran
akan dijadikan dasar pertimbangan untuk menyempurnakan media yang
dirancang sehingga akan menjadi prodok final/akhir.
Media yang sudah direvisi tersebut kemudian akan disosialisasikan atau
diujicobakan secara terbatas kepada guru dan siswa tunagrahita ringan. Tujuan
dilakukannya uji coba terbatas adalah untuk mengetahui tanggapan dari guru
dan siswa. Tanggapan yang dimaksud adalah apakah media hasil
pengembangan itu dapat digunakan, bagaimana respon siswa ketika
menggunakan media dan apakah bisa membantu atau memudahkan siswa
dalam memahami konsep kanan-kiri.
Dalam melakukan uji coba metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu
memperoleh gambaran secara diskriptif mengenai media tersebut yang
diperoleh dari guru dan siswa itu sendiri. Bersama-sama dengan guru dan siswa
media yang telah direvisi atau disempurnakan digunakan oleh guru dan siswa,
peneliti mengamati secara langsung bagaimana respon yang ditunjukkan oleh
tanggapan/pendapat dari mereka mengenai media tersebut. Tanggapan didapat
dari guru dan siswa dengan melalui forum diskusi.
E. Teknik Analisis Data penelitian
Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang akan dikembangkan
meliput: 1) pencatatan data lapangan, 2) teknik analisis data, 3) teknik
pemeriksaan dan keabsaan data. Penjelasan mengenai ketiga hal tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan data lapangan
Catatan lapangan digunakan dalam penelitian ini agar mendapatkan
data yang utuh, lengkap dan tidak tercecer selain itu juga harus menginggat
keterbatasan ingatan peneliti untuk menginggat banyaknya data yang harus
dikumpulkan. Menurut Satori dan Komariah, (2009: 176) catatan lapangan
adalah merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dialami dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data.
Selain menggunakan catatan lapangan untuk pengumpulan data
digunakan juga rekaman video, foto dan tape recorder sebagai pendukung
dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Dengan menggunakan catatan
lapangan akan dapat mencatat secara rinci dan lengkap semua data yang
dibutuhkan. Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan lapangan
peneliti akan mengunakan pengkodeean untuk data yang ditulis. Hal ini
dilakukan agar lebih mudah mencari kembali dan menyusun secara
sistimatis ketika akan membuka dan mengolah data yang telah terkumpul.
Menurut Joukowsky (1980) dalam Satori dan Komariah (2009) catatan
lapangan merupakan catatan yang dibuat langsung ketika peneliti berada
dilapangan. Media yang akan peneliti gunakan dalam melakukan catatan
44
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tehnik analisis data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan
secara terus menerus mulai dari pertama pengumpulan data sampai akhir atau
analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Langkah-langkah
yang peneliti lakukan untuk menganalisis data yang terkumpul seperti yang
dikemukakan oleh Nasution (1996: 129) adalah melalui:
a. Reduksi data
Data yang terkumpul tentunya sangat banyak dan bermacam-macam untuk
itu perlu dirangkum, dipilih yang penting sesuai dengan tujuan penelitian,
disusun lebih sistimatis sehingga bisa memberikan gambaran dari hasil
pengamatan . Selain itu juga untuk mempermudah mencari kembali data
yang diperoleh jika diperlukan.
b. Display data
untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan dan dapat terhubung antar
bagian-bagian data yang diperoleh maka data tersebut harus diklasifikasikan
perbagian sehingga data tersebut dapat disajikan sesuai dengan pokok
permasalahannya dan dapat ditarik suatu kesimpulan secara tepat. Hal ini
dilakukan supaya peneliti benar-benar dapat menguasai data yang ada.
c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Data yang telah terkumpul kemudian dicari polanya, tema dan hubungan,
setelah itu ditarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan pada awalnya
masih belum sempurna akan tetapi seiring dengan bertambahnya data
selama proses penelitian kesimpulan tersebut akan menjadi kesimpulan
yang tepat. Agar dapat menarik kesimpulan maka perlu membandingkan
dari data yang ada atau mencari data terbaru. Ketiga macam analisis data
tersebut harus saling mendukung, saling berhubungan dan berlangsung terus
F. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan kepercayaan dari data hasil penelitian yang diperoleh
maka dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah seperti yang
dikemukanakan oleh Sugiyono (2012: 270) yaitu:
1. Perpanjangan pengamatan
Dengan melakukan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, menjalin hubungan kembali dengan sumber data sehingga terjalin keakraban, terbuka, saling percaya dan tidak ada lagi yang ditutupi dengan nara sumber.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistimatis. 3. Trianggulasi
Yang dimaksud dengan trianggulasi adalah peneliti melakukan pengecekkan kembali data hasil penelitian dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dengan wawancara
dicocokkan atau dibandingkan dengan data hasil observasi. 4. Analisis kasus negatif
Jika dalam penelitian mendapatkan data yang pertentangan dengan data yang ditemukan maka peneliti harus mencari tahu secara mendalam mengapa masih ada yang berbeda.
5. Diskusi dengan teman sejawat
Melakukan diskusi dengan teman sejawat yang memahami mengenai penelitian sangat penting untuk mendapatkan masukan, saran atau kritikan agar hasil penelitiannya sesuai dengan tujuan penelitian
6. Mengadakan member check
Membercheck dalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh
ahli tersebut diatas, peneliti meyakini bahwa data yang akan diperoleh akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Sehingga keabsahan data penelitian
46
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
E
48
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Uji Terbatas
50
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan adalah metode diskriptif dengan
mengunakan pendekatan kualitatif. Pengertian metode diskriptif
menurut Ali (1990) adalah :
Meode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa sekarang dan dapat diakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis/laporan
dengan tujuan utama membuat pengambaran tentang suatu keadaan
secara obyektif dalam suatu diskripsi situasi.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena
mengambarkan/mengambarkan fakta yang ada dilapangan. Menurut
Moleong (2004 :6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
secara holistik dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa.
a. Lokasi dan subyek penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB YPALB yang berlokasi
di lembang.
Subyek penelitiannya adalah guru kelas yang bernama OL
mengajar dikelas II bagian tunagrahita yang siswanya mengalami
kesulitan memahami konsep arah kanan-kiri. Selain guru kelas siswa
tunagrahita ringan yang berjumlah 2 orang juga dijadikan subyek
penelitian.
b. Teknik pengumpulan data.
Untuk mendukung tersedianya data yang diperlukan , maka
dalam penelitian ini mengunakan tehnik pengumpulan data
wawancara, observasi,dokumentasi . Untuk mendapatkan data yang
lengkap dan valid , instrumen yang digunakan antara lain ;
- Pedoman wawancara untuk memperoleh informasi langsung dari
guru, mengenai kondisi perkembangan siswa ,media yang
- Pedoman observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran,
hambatan dan media yang digunakan guru saat mengajar.
- Dokumentasi kegiatan berupa vidio dan foto kegiatan selama
proses pembelajaran.
c. Prosedur penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 tahap
yaitu :
1) Tahap pertama melakukan studi pendahuluan , untuk memperoleh
gambaran obyektif pelaksanaan pembelajaran konsep ruang
kanan-kiri secara umum dikelas satu kemudian mengidentifikasi siswa
yang mengalami kesulitan.
2) Mendiskusikan media pembelajaran yang sesuai dengan guru kelas
2, kepala sekolah, kemudian merancang desain pengembangan
media yang akan dibuat.
3) Tahap ketiga adalah uji kelayakkan, yaitu menguji desain media
pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti melalui judgememen
oleh pakar media dan praktisi dilapangan.
d. Analisis data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus
sepanjang penelitian. Proses analisis data dilakukan melalui langkah –
langkah sebagai berikut : reduksi data, display data, mengambil
98
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti
lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi Obyektif Kebutuhan Media Dalam Pembelajaran Pemahaman
Konsep Kanan-Kiri Saat ini.
Dalam perencanaan pembelajaran, guru belum melakukan
asesmen dengan baik. Guru hanya melakukan identifikasi kemampuan
dan ketidakmampuan melaui tes membaca, menulis, berhitung dan
komunikasi. Tes awal yang dilakukan guru ini belum
didokumentasikan secara tertulis dalam format yang benar. Guru telah
menyususun rencana program pembelajaran (RPP) secara tematik.
Pemberian materi pelajaran konsep kanan-kiri diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran lain. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
media yang ada di sekolah, belum melakukan kreasi untuk
menciptakan media pembelajaran baru. Media yang digunakan dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri seperti gambar, mainan, model, dan
video. Kedua subyek penelitian mengalami kesulitan untuk
memahami arah kanan-kiri. Mereka memerlukan media pembelajaran
yang dapat mempermudah dalam memahami arah kanan-kiri dan yang
2. Rancangan Pengembangan Media Pembelajaran Pemahaman Konsep
Kanan-Kiri
Rancangan buku panduan pengembangan media terdiri dari tiga
bab. Pada bab pertama berisi dasar pemikiran, pengertian, tujuan,
ruang lingkup dan subyek. Bab kedua berisi prosedur pelaksanaan dan
evaluasi. Sedangkan bab ketika berisi penutup. Sedangkan rancangan
media modeling melalui video berisi mengenai isi tayangan dalam
video yang terdiri dari papan pijakan, musik/lagu dan gerakan model.
3. Hasil focus group discussion (FGD) rancangan media pembelajaran.
Anggota FGD terdiri dari unsur kepala sekolah, guru
kesenian/musik dan dua orang guru kelas bagian C. Kegiatan FGD
dilakukan di SLB Negeri Binjai diruang rapat setelah proses kegiatan
belajar mengajar selesai yang dimulai dari pukul 12.00 sampai 13.00
wib. Seluruh anggota FGD sepakat bahwa rancangan buku panduan
dan media modeling video dapat digunakan sebagai media
pembelajaran konsep kanan-kiri. Namun ada saran dan masukkan
yang meliputi sitematika penulisan, evaluasi (penskoran), jeda waktu
antar gerakan dlm tayangan video, dan penjelasan tentang gerakan
model
4. Hasil Uji coba terbatas media modeling melalui video dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri
Binjai.
Uji coba telah menghasilkan tanggapan guru mengenai manfaat
media modeling melalui video memberikan respon positif. Media
video ini sangat bermanfaat dan merupakan salah satu alternatif untuk
membantu guru dan siswa dalam pembelajaran konsep kanan-kiri,
100
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Bagi guru dan siswa
Media modeling melalui video ini peneliti harapkan dapat
memberi manfaat, sebagai salah satu alternatif pilihan guru di dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri. Mempermudah siswa dalam belajar
sehingga pemahaman konsep kanan-kiri dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media modeling melalui video. Sekolah perlu memfasilitasi
guru untuk mengembangkan kreatifitasnya menciptakan media
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1990) Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Amin, M (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta, Depdiknas.
Astati dan Mulyati, L. (2011). Pendidikan Anak Tunagrahita. Amanah Offset. Bandung.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Bungun, B.(2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dahar, R,W. (1996). Teori-Teori Belajar. Erlangga: Jakarta
Daryanto, (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gramedika
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Naskah Akademik Pendidikan Anak
Dini Usia (PAUD). Jakarta: Ditjen Diklusepora.
Djamarah, S.B. (2010). Guru dan Anak Didik (Dalam Iteraksi Edkatif). Jakarta: Rieneka Cipta
Efendi, M (2005). Pengantar Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Bumi Aksara
Imandala,I (2011). Pengembangan Panduan Metode Multisensori Dalam
Pembelajaran Pemahaman Makna Kata Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Tesis. PKKH UPI: Tidak diterbitkan.
Katmini Dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan Lagu. Jakarta Depdiknas.
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Megaswati, D. (2010). Modeling Melalui Video Sebagai Teknik Toilet Training
Siswa Down Tunagrahita. Tesis PKKH UPI: Tidak Diterbitkan
Moleong, LJ. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlanga.
Nasution, S. (1996). Metode Peneitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurseto, T. (2011). “Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik”. Jurnal
Ekonomi dan pendidikan, volume 8 nomer 1. April 2011.
(Online).Tersedia:Journal.uny.ac.id/index.php/jep/artichle/view/706/ 570 (5 april 2012).
Purwanto. (1994). Psikologi Pendidikan. Remaja: Rosdakara
Rahardja, DJ. (2010). Sistim Pengajaran Modul Orientasi Dan Mobilitas
(SPMOM). UPI
Rochyadi, E, (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Indiidu Bagi Anak
Tunagrahita. Depdiknas
Rusffendi, E.T. (1998). Penggajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua,
Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Santrock, J (2012). Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Salemba Humanika: Jakarta
Satori, D dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soemantri, S, (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Rafika Aditama.
.
Soendari, T Dan Euis Nani, M. (2005). Asesmen Dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Amanah Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Alfa.
Susiliana, R dan Riyana, (2008). Media Pembelajaran. FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Taufigrahman, M. (210). Penerapan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan
Pemahaman Warna Primer. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.
Thobroni, M dan Mustofa, A. (2011). Belajar Dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohani, E. (2012). Materi Perkuliahan Pengembangan Program PNF. (Online).Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
pendidikan.pdf. (7-9-2012).
Triani, N. (2012). Panduan Asesmen Anak Kebutuhan khusus. Jakarta: Luxima.
Winarto, J. (2011). “Teori Belajar Albert Bandura”. REP. (Online). Tersedia:
http://edukasi komposiana. Com/2011/03/12/teori belajar sosial albert bandura-346947.htm ( 3 maret 2012)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu