Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN 1-5 PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
(Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
INDRIANI
NIM : 0909534
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Halaman Hak Cipta
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk
Meningkatkan Kemampuan Konsep
Bilangan Pada Anak Tunagrahita Ringan
Oleh Indriani 0909534
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Indriani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
INDRIANI
NIM. 0909534
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN 1-5 PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
(Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas dua di SLB Bandung Raya)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Tjutju Soendari, M.Pd NIP. 19560214 198003 2001
Pembimbing II
Dr. Musjafak Assjari, M.Pd NIP. 19550516 198101 1001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan konsep Bilangan 1-5 pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas II SDLB di SLB Bandung Raya Kota Bandung”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami konsep bilangan 1-5 melalui media kartu bilangan yang dapat dalam meningkatkan kemampuan konsep bilangan siswa kelas II dalam memahami konsep bilangan 1-5 di SDLB.
Tujuan yang ingin dicapai dari proses penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan khususnya dalam memahami konsep bilangan1-5. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yang diterapkan dalam proses belajar pada siswa yang dapat dilihat dari hasil pembelajaran melalui tes dengan menggunakan media pembelajaran kartu bilangan terhadap kemampuan konsep bilangan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode single subject research (penelitian subjek tunggal) dengan desain A-B-A yang mana pada baseline-1 (A-1) dilakukan empat sesi, pada intervensi-1 (B-1) delapan sesi, sedangkan pada baseline-2 (A-2) empat sesi. Subjek penelitian berjumlah 1 orang siswa kelas II SDLB SLB Bandung Raya. Analisis data penelitian menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi dengan teknik statistik deskriptif.
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Identifikasi masalah ...
C. Batasan Masalah ...
D. Rumusan Masalah ...
E. Tujuan dan Kegunaan penelitian ... 1
1. Konsep dasar anak tunagrahita
a. Pengertian anak tunagrahita ...
b. Klasifikasi anak tunagrahita ...
c. Karakteristik anak tunagrahita...
d. Perkembangan Fisik anak tunagrahita ...
e. Perkembangan Kognitif anak tunagrahita ...
f. Perkembangan bahasa anak tunagrahita ...
g. Emosi, Penyesuaian sosial, dan Kepribadian ...
2. Konsep dasar anak tunagrahita ringan
a. Pengertian anak tunagrahita ringan ...
b. Karakteristik anak tunagrahita ringan ...
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Permasalahan anak tunagrahita ringan ...
d. Kebutuhan belajar anak tunagrahita ringan ...
3. Konsep dasar pembelajaran lambang bilangan ...
4. Pembelajaran lambang bilangan bagi anak tunagrahita ringan
5. Konsep dasar media kartu bilangan ...
6. Langkah-langkah penggunaan media kartu bilangan ...
B. Penelitian yang relevan ...
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka berfikir ...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ...
B. Metode Penelitian ...
C. Tempat dan Subjek Penelitian ...
D. Instrumen dan teknik pengumpulan data ...
E. Teknik pengolahan Data ... 28
31
34
36
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...
B. Pembahasan ...
43
44
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perkembangan Kemampuan Konsep Bilangan Pada Subjek
1 ...
Tabel 4.2 Panjang kondisi ...
Tabel 4.3 Estimasi Kecenderungan Arah ...
Tabel 4.4 Data Kecenderungan Stabilitas Konsep Bilangan ...
Tabel 4.5 Jejak Data Kemampuan Konsep Bilangan ...
Tabel 4.6 Kondisi Level Stabilitas dan Rentang (Level Stability and
Range) ...
Tabel 4.7 Data Perubahan (level Change) ...
Tabel 4.8 HASIL ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI ...
Tabel 4.9 Jumlah variabel yang diubah ...
Tabel 4.10 Perubahan Kecenderungan Arah dan efeknya ...
Tabel 4.11 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ...
Tabel 4.12 Perubahan Level Data Stabilitas ...
Tabel 4.13 Data persentase overlap ...
Tabel 4.14 Hasil analisis visual antar kondisi ...
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Pola Desain ABA’ ...
Grafik 4.1 Kemampuan Konsep Bilangan Pada Kondisi Baseline-1
(A-1), Intervensi-1 (B-1), Baseline-2 (A-2) ...
Grafik 4.2 Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1),
Intervensi-1 (B-1), Baseline-2 (A-2) ...
Grafik 4.4 Kecenderungan Stabilitas Baseline-1 (A-1) ...
Grafik 4.5 Kecenderungan Stabilitas Intervensi (B) ...
Grafik 4.6 Kecenderungan Stabilitas Baseline-2 (A-2) ...
Grafik 4.7 Data Overlap kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B)..
Grafik 4.8 Data overlap Kondisi Intervensi ke Baseline-2 (A-2) ...
Grafik 4.9 Mean Level Pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi-1
(B-1), Baseline-2 (A-2)
... 47
49
52
53
54
61
62
1
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah.
Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan
bahwa 46 % anak-anak berusia empat sampai lima tahun sibuk menghitung
benda dan menghabiskan sebagian harinya dengan permainan yang
menggunakan bilangan dan angka. Dalam kehidupan sehari-hari bilangan
memiliki nilai sosial yang tinggi, anak-anak sering menggunakan bilangan
saat memasangkan sendok dengan garpu, menghitung jumlah mainan yang
dibutuhkan oleh teman-temannya, bermain drama membilang berapa es krim
yang dibutuhkan untuk empat orang anggota keluarga, menghitung berapa
sendok gula yang harus dimasukkan ke dalam segelas susu, melihat jam,
melihat kalender, mengukur berapa panjang pensil miliknya dibandingkan
dengan punya temannya atau membeli permen di toko.
Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari bilangan/matematika
karena segala sesuatu akan selalu berhubungan dengan bilangan, seperti
transaksi jual beli, mengukur takaran bahan makanan dan lain-lain. Maka dari
itu bilangan memiliki peranan penting bagi manusia.
Bilangan atau disebut lambang bilangan adalah suatu alat pembantu
yang mengandung suatu pengertian. Bilangan-bilangan ini mewakili suatu
jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Sementara angka atau
bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang
terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10 , ditulis dengan 2 dua
buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0.
Pengajaran konsep lambang bilangan adalah salah satu bagian utama
dari pengajaran berhitung bagi anak. Dan pengenalan lambang bilangan
2
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
suatu aktivitas individu yang memerlukan pengamatan bentuk, asosiasi
gerak-gerak dan jalan beraturan.
Kesulitan-kesulitan yang dialami adalah seperti ketika diminta untuk
menyebutkan bilangan-bilangan baik secara berurutan dari terkecil sampai
terbesar, berurutan dari terbesar sampai terkecil, maupun ketika anak diminta
menyebutkan bilangan secara acak dengan menunjuk lambang bilangannya.
Ketika anak diminta untuk menyebutkan bilangan sesuai lambangnya,
anak-anak cenderung diam dan menunggu guru memberitahu kemudian mereka
mengikuti.
Dalam menstimulasi atau merangsang kecerdasan kognitif anak
khususnya pada konsep bilangan harusnya dilakukan dengan metode yang
menyenangkan. Penguasaan kemampuan guru dalam mengenali dan
menggunakan aneka sumber belajar serta mengintegrasikannya ke dalam
desain pembelajaran akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar dan
membelajarkan peserta didik ketika mereka kelak melaksanakan tugasnya.
Pada observasi awal dilakukan penelitian di kelas dua tentang
bagaimana proses pembelajaran dalam mata pelajaran matematika
berlangsung. Didapatkan siswa yang duduk di kelas dua SDLB mempunyai
karakteristik (1) terlihat kurang konsentrasi, (2) sering kali siswa menoleh
kearah teman atau pada suara yang keras.
Selain itu siswa terlihat jenuh dengan pembelajaran matematika, yang
sesekali menunjuk dan memegang gambar-gambar yang berwarna kontras.
Ketika peneliti mencoba memperlihatkan gambar dan kemudian peneliti
mengajak untuk bersama-sama membilang gambar tersebut.
Hasil observasi tersebut menyimpulkan bahwa siswa kelas dua SDLB
B-C Bandung Raya kurang mampu memahami bilangan 1-5 dengan baik,
3
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tes harian berupa pertanyaan/tes lisan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa siswa tersebut belum memahami lambang bilangan.
Peneliti menduga kemungkinan karena pembelajaran yang kurang
menggunakan media sebagai penunjang berhasilnya suatu pembelajaran dan
strategi mengajar guru dengan metode ceramah yang cenderung membuat
anak menjadi bosan dan kurang menyenangkan. Selain itu lingkungan/situasi
belajar kurang efektif dan menganggu konsentrasi belajar siswa, karena
ruangan yang terbatas, sehingga beberapa kelas digabungkan pada satu
ruangan.
Maka dari itu peneliti memahami dan melihat apa yang anak senangi,
pada observasi pembelajaran anak sering memengang dan menunjuk gambar
yang berada disekitar kelas, peneliti menduga bahwa anak ini menyenangi
gambar-gambar yang berwarna-warni. Sejak saat itu peneliti memutuskan
untuk menggunakan media kartu angka bergambar yang dianggap menarik
perhatian siswa itu.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, Arief S. et al, 2007
:7). Banyak media yang digunakan untuk memahami konsep bilangan, salah
satunya adalah melalui media kartu bilangan.
Media kartu bilangan adalah sebuah media pembelajaran yang
digunakan untuk memberikan pemahaman kepada anak tunagrahita, dimana
media ini berupa kartu-kartu berukuran 10 x 15 cm yang memuat simbol
bilangan (angka) dan dilengkapi dengan gambar (benda), gambar ini untuk
menjelaskan fakta yang berkaitan dengan simbol bilangan pada tiap
kartunya, yang berjumlah 10 kartu. Yang dimaksud media kartu gambar ini
adalah media yang menghubungkan antara simbol dengan bunyi, antara
4
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Media ini penulis rasa cocok untuk anak yang belum memahami
konsep bilangan, karena selain menarik, mudah di operasikan, juga cukup
efisien. Sebab dapat digunakan secara berulang-ulang tanpa harus
mengeluarkan biaya kembali, sehingga cukup ekonomis. Media yang baik
adalah media yang sederhana, murah mudah didapat dimana saja, mudah di
operasikan serta memiliki daya tarik sehingga menimbulkan motivasi siswa
dalam belajar.
Media pembelajaran yang bersifat semi kongkrit ini diharapkan akan
menjembatani anak tunagrahita untuk memahami konsep bilangan ke arah
yang lebih tinggi yaitu pemahaman operasi penjumlahan. Dengan media ini
juga diharapkan terjadi perubahan perilaku belajar siswa menjadi
berkembang. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk membantu anak
tunagrahita ringan dalam memahami konsep bilangan, digunakan alat peraga
yang sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan kebutuhan siswa. Di
samping materi dan media yang harus sesuai, persoalan lain yang penting
adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam memberikan penjelasan
kepada anak.
Siswa akan lebih efektif dalam mempelajari berbagai konsep
matematika bila siswa dapat memanipulasi gambar sebagai alat untuk
mempermudah belajar mengenal bilangan. Salah satu kegiatan pembelajaran
untuk siswa yang dapat membantu mereka dalam mengenalkan konsep
matematika yaitu berupa pemberian media kartu angka bergambar.
Menurut pendapat Sri Anitah (2008:22), “ Media gambar (gambar mati) merupakan gambar yang dibuat pada kertas karton atau sejenisnya yang tak tembus cahaya”. Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan
kesederhanaannya tanpa memerlukan perlengkapan . melalui gambar dapat
5
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Media gambar memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Menimbulkan daya tarik pada anak. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat dan perhatian anak.
2) Mempermudah pengertian anak. Suatu penjelasan yang abstrak akan lebih mudah dipahami bila dibantu dengan gambar.
3) Memperjelas bagian-bagian penting.
4) Menggunakan gambar untuk tujuan pelajaran spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti.
Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok penting
dalam pelajaran. Menggunakan gambar dengan tepat maka akan efektif mencapai
keberhasilan. Gambar sangat penting untuk mengembangkan kata atau gagasan
baru. Guru yang baik akan menyadari dengan mengurangi deskripsi verbal
kepada gambar-gambar yang dipertunjukkan akan dirasakan manfaat lebih
besar. Media gambar dapat memberikan manfaat merangsang minat dan
perhatian anak, membantu anak memahami dan mengingat isi informasi
verbal yang ada.
Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa media
pendidikan adalah alat atau sarana fisik yang dapat menimbulkan minat
untuk belajar, konsentrasi, pemusatan perhatian anak didik sehingga mereka
dapat meningkat kemampuannya dan dapat sekaligus timbul kerjasama
dengan teman lainnya di kelas. Peningkatan pengertian anak didik inilah yang
diharapkan dengan adanya media.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat di ambil kesimpulan bahwa media gambar
dalam hal ini kartu bilangan merupakan salah satu bahan cetak yang masuk menjadi media
pendidikan yang dapat memperjelas materi dalam peningkatan anak didik, dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Dengan gambar lebih efektif sebagai
penyampai informasi. Gambar dengan warna yang bermacam-macam akan
menarik bagi anak. Gambar yang efektif bagi anak umumnya enak dipandang, dan
mudah dimengerti maksudnya.Gambar yang digunakan dalam penelitian ini
berupa gambar benda-benda yang ada di sekitar anak yang sering dijumpai
6
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keuntungan/manfaat menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran konsep bilangan yaitu media lebih menarik, dan mudah : 1. Dalam pembelajaran memahami konsep bilangan ini lebih
menyenangkan dan menarik perhatian anak.
2. Media kartu bilangan dapat menjadi salah satu cara melatih daya ingat anak tunagrahita.
Sebagai salah satu kemampuan dalam berhitung maka sudah
seharusnya matematika diajarkan secara mudah dan menggunakan media
yang dapat dipahami dan disenangi oleh siswa. Disini peranan guru menjadi
sangat dominan karena bagi pembelajaran siswa tunagrahita membutuhkan
guru yang dapat berkreasi dan berinovasi dengan media yang murah, mudah
dan nilai kegunaan dari media.
Nilai kegunaan dari media kartu bilangan ini secara akademik adalah
mengajarkan siswa pada konsep dasar matematika seperti mengenal angka,
lambang bilangan, proses berhitung dan hasil dari hitungan matematika.
Sebagai contoh: mengenalkan angka.
Dari pemikiran-pemikiran tersebut peneliti ingin mengetahui
bagaimanakah penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan 1-5 pada anak tunagrahita ringan,
dan dalam upaya meningkatkan kemampuan belajarnya.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan dilatar
belakang, maka yang menjadi identifikasi masalah diantaranya :
1. Siswa kesulitan dalam menyebutkan bentuk bilangan. Mereka hanya
dapat menyebutkan bilangan satu, dua, tiga dan seterusnya tanpa
mengetahui lambang bilangannya.
2. Siswa tidak dapat menunjukkan bilangan sesuai dengan perintah,
mereka hanya dapat menunjukkan bilangan yang ditampilkan secara
7
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah.
4. Metode mengajar yang telah digunakan guru tanpa media
pembelajaran kurang dapat berpengaruh dalam meningkatkan
kemampuan konsep lambang bilangan anak tunagrahita ringan .
C.Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan agar penelitian tidak melebar.
Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Subjek yang diteliti difokuskan pada anak tunagrahita ringan kelas 2
SDLB.
2. Penelitian ini menerapkan media kartu bilangan dalam upaya
meningkatkan kemampuan konsep bilangan.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan pemaparan pada latar belakang, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Media Kartu Bilangan dapat Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan Anak Tunagrahita
Ringan Kelas II di SLB Bandung Raya?”
E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
tentang penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan
konsep bilangan 1-5 pada anak tunagrahita ringan kelas II SDLB B-C
Bandung Raya.
8
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Untuk mengetahui kemampuan siswa tunagrahita ringan kelas II SDLB
dalam memahami konsep bilangan 1-5 sebelum menggunakan media kartu
bilangan siswa.
b. Untuk mengetahui kemampuan siswa tunagrahita ringan kelas II SDLB
dalam memahami konsep bilangan 1-5 sesudah menggunakan media kartu
bilangan.
2. Kegunaan
Harapan besar dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi mengenai penggunaan media kartu
bilangan untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak
tunagrahita ringan.
2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis mengenai
bagaimana meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak
tunagrahita ringan.
3. Dan juga memberikan pertimbangan bagi para guru untuk
menggunakan media kartu bilangan sebagai media dalam
meningkatkan kemampuan konsep bilangan pada anak tunagrahita
28
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan
variabel terikat. (Sunanto, et al. 2006 : 13) variabel bebas dalam penelitian
subjek tunggal ini dikenal Treatment atau Perlakuan, sedangkan variabel
terikat dikenal dengan Target beharvior atau Perilaku sasaran.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Dalam hal ini media kartu bilangan merupakan variabel bebas
yang melatarbelakangi suatu perlakuan berpengaruh terhadap hasil dan
merupakan cerminan terhadap sesuatu yang diinginkan atau dituju.
Media kartu bilangan ini merupakan media gambar dan simbol
(angka). Alat ini terbuat dari kertas karton atau sejenisnya yang dilapisi
plastik. Kartu ini berukuran 10 x 15 cm yang memuat simbol (angka) dan
dilengkapi gambar (benda), gambar ini untuk menjelaskan fakta yang
berkaitan dengan simbol bilangan pada tiap kartunya, yang berjumlah 10
kartu. Sebuah alat peraga yang terbuat dari bahan sejenis karton, yang
dilengkapi dengan angka dan gambar berwarna warni sehingga dapat
menarik perhatian anak, media yang dapat dibuat dan dipergunakan oleh
guru baik permanen maupun memanfaatkan bahan seadanya yang sesuai
dengan fase pembelajaran siswa. Kartu bergambar digunakan untuk
memberikan konsep dasar berhitung baik satuan, penjumlahan maupun
operasional hitung yang lebih rumit. Tujuannya adalah memberikan
stimulus belajar pada siswa secara tematik. Adapun media kartu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu bilangan yang terdiri
dari dua bagian yaitu:
a. Bagian kartu yang pertama berisi tentang banyaknya suatu benda
29
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b. Sedangkan bagian kartu yang lainnya bertuliskan angka.
Media yang digunakan seperti gambar dibawah ini:
Langkah-langkah penggunaan media kartu bilangan yang peneliti
gunakan sebagai berikut:
1) Guru memegang bagian kartu yang berisi banyaknya gambar
2) Guru memperkenalkan siswa pada kartu bilangan yang berisi gambar
3) Guru memperkenalkan siswa pada lambang bilangan yang berwarna.
4) Setelah siswa mengetahui jumlah benda yang ada pada pasangan kartu,
siswa diminta untuk mencari/menunjuk angka yang sesuai dengan
jumlah benda yang terdapat pada bagian kartu lainnya.
5) Setelah siswa menemukan pasangan kartu, kemudian siswa menunjuk
pasangan kartu yang sesuai dengan jumlah benda dan lambang
bilangannya.
1
30
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang yang disesuaikan
dengan kemampuan siswa, sampai siswa mampu membilang angka.
2. Variabel Terikat (Target Behavior)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Target behavior (perilaku
sasaran) dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
memahami konsep bilangan bilangan 1-5. Meningkatkan kemampuan
memahami konsep bilangan 1-5, yang dimaksud hasil belajar ini adalah
anak memahami (mengerti benar) konsep bilangan 1 sampai dengan 5,
dengan : (1) Membilang benda dari 1 sampai 5 melalui gambar, (2)
Menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 5, (3) Melakukan operasi
hitung penjumlahan 1 sampai 5 dengan melalui gambar, (4) serta mampu
menuliskan lambang bilangan 1 sampai 5 baik secara berurutan maupun
secara acak.
Kemampuan konsep bilangan yang diharapkan dapat dikuasai
subjek dalam penelitian ini adalah membilang benda dalam gambar dari 1
sampai 5, menyebutkan lambang bilangan, dan menuliskan lambang
bilangan 1 sampai 5 dengan gambar. Peningkatan konsep bilangan ini
dapat dilihat dari skor soal melakukan penjumlahan dari 1 sampai 5
dengan melalui gambar oleh subjek setelah diberikan perlakuan dengan
31
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan
data yang diteliti untuk menarik kesimpulan. Metode penelitian yang sesuai
dengan pokok permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen.
Sedangkan dalam penelitian kependidikan metode eksperimen banyak
memberikan manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa
sesuatu kondisi atau peristiwa itu terjadi. Sebagaimana dikemukakan oleh
Arikunto (2002 : 3)
“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain
yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat dari suatu perlakuan”.
Metode eksperimen menurut Hadikusumo, S dalam Panggabean, L
(1996 : 19) menyatakan bahwa metode eksperimental adalah metode
penelitian yang ingin mengetahui apa yang bakal terjadi. Tujuan penelitian
eksperimen tidak lain adalah untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat.
Dengan kata lain metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel sebab (perlakuan) terhadap variabel akibat. Caranya yaitu seperti
yang dikemukakan oleh Panggabean, L (1996 : 31) yakni dengan
membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode single subject research (penelitian subjek tunggal)
yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan
32
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 100
(intervensi) yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.
Desain SSR ini merupakan bagian yang mengacu pada strategi penelitian
untuk melihat perubahan tingkah laku subyek secara individual.
Sebagaimana telah diutarakan, penelitian eksperimen dapat
memberikan penjelasan tentang “alasan mengapa” hubungan sebab akibat
bisa diketahui oleh karena peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan
(treatment) terhadap obyek penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desin
A-B-A dimana desain ini dapat menunjukan sebab akibat antara target
behavior dan variabel bebas. Desain ini memiliki tiga tahap, dimana A-1
(baseline-1), B-1 (treatment-1) dan A-2 (baseline-2).
Agar lebih jelas, desain penelitian single subject research (penelitian
subjek tunggal) dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai
berikut:
Merupakan kondisi awal subyek dalam Kemampuan konsep bilangan
33
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
subyek diberikan tes awal kemampuan dalam bilangan dengan kartu bilangan.
Untuk mengukur kemampuan konsep bilangan ini dengan menggunakan
presentase yang dilakukan dalam empat hari berturut-turut yang setiap
harinya dilakukan satu sesi.
B (intervensi)
Pada fase ini dilakukan proses pembelajaran konsep bilangan dengan
menggunakan perlakuan media kartu bilangan yang sudah dibuat peneliti.
Perlakuan diberikan secara berulang-ulang sebanyak delapan kali sesi, yang
setiap harinya dilakukan satu sesi. Pada tahap awal pemberian kartu bilangan
adalah :
Kartu bilangan yang berbentuk lambang bilangan 1 sampai 5 :
1. Membilang banyak benda yang terdapat pada kartu bilangan 1-5
2. Siswa diminta untuk mengambil lambang bilangan sesuai dengan
banyaknya benda yang terdapat pada kartu bilangan.
Kartu bilangan untuk menghitung banyak benda pada pasangan kartu
yang memuat gambar :
1. Diperlihatkan kartu seri 1, siswa diminta untuk menghitung banyak
benda yang terdapat pada kartu bilangan.
2. Kemudian siswa diminta untuk mencari angka yang sesuai dengan
jumlah banyak benda pada kartu bilangan yang lain.
Kartu bilangan untuk menghitung banyak benda pada pasangan kartu
yang memuat gambar
1. Diperlihatkan kartu seri 1, siswa diminta untuk menyebuatkan angka
yang terdapat pada kartu bilangan.
2. Kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu lain yang
34
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Treatment ini dilakukan berulang-ulang dan dilakukan selama empat
kali pertemuan dan selalu diberikan reward. Begitu seterusnya sampai kartu
bilangan seri ke lima.
A’ (baseline A)
Yaitu kondisi pengulangan dari fase baseline A sebagai evaluasi
sampai sejauh mana intervensi atau treatment yang diberikan berpengaruh
kepada subjek, dengan kembali memberikan media kartu bilangan untuk
dihitung oleh subyek. Data yang diperoleh pada baseline ke dua ini dengan
melakukan observasi langsung ketika sedang menggunakan media kartu
bilangan tanpa dilakukan intervensi lagi. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan presentase dengan melihat berapa persen subyek dalam
menggunakan media kartu bilangan dalam lima seri dalam membilang banyak
benda.
C. Prosedur Penelitian
1. Baseline A
Pada baseline ini pengukuran konsep bilangan dilakukan empat sesi,
yang setiap harinya dilaksanakan satu sesi. Pengukuran dilakukan di dalam
kelas pada jam awal pelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
memberikan tes membilang banyak benda yang langsung pada subyek.
Peneliti akan melihat respon anak dalam konsep bilangan dengan komponen
membilang banyak benda dengan menggunakan presentase. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan konsep bilangan
dengan menggunakan instrument yang telah dibuat sesuai dengan instrumen
yang telah di Expert-Judment seperti pada tabel 3.1.
35
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Yaitu memberikan treatment dengan menggunakan media kartu
bilangan dilakukan sebanyak delapan sesi. Perlakuan yang diberikan terhadap
subyek adalah menghitung banyaknya gambar yang terdapat pada pasangan
kartu kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang bertuliskan
lambang bilangan yang cocok/sesuai dengan banyaknya gambar dan
menyebutkan bilangan yang terdapat pada pasangan kartu kemudian siswa
diminta untuk mencari pasangan lain yang terdapat gambar yang sesuai
dengan jumlah banyak benda. sebagai berikut :
a. Mempersiapkan subyek dalam suasana yang tenang, memposisikan
subyek di depan peneliti.
b. Pelaksanaan treatment tes konsep bilangan dengan menggunakan kartu
bilangan.
1. Kartu bilangan dalam banyak benda- lambang bilangan
Seri 3
Siswa diminta untuk menghitung banyaknya gambar yang terdapat
pada pasangan kartu kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan
kartu yang bertuliskan lambang bilangan yang cocok/sesuai dengan
banyaknya gambar.
2. Kartu bilangan dalam banyak benda- lambang bilangan
3
36
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Siswa diminta untuk menyebutkan bilangan yang terdapat pada
pasangan kartu kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu
lain yang terdapat gambar yang sesuai dengan jumlah banyak benda.
3. Baseline (A’)
Pada fase Baseline (A’) dilakukan lagi tes konsep bilangan kepada subyek sama seperti baseline (A) yang dilakukan sebanyak empat sesi yang
setiap harinya satu sesi dilakukan di dalam kelas pada jam pertama pelajaran.
Dengan tes dan prosedur konsep bilangan yang sama dapat ditarik
kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, sehingga
dapat mengidentifikasi variabel bebas (kartu bilangan) mempengaruhi
variabel terikat (kemampuan konsep bilangan) pada subyek penelitian yang
didapat dari pengolahan data yang dikumpulkan selama penelitian.
C. Tempat dan Subjek penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB Bandung Raya, yang beralamat di Jl. H.
Kurdi II/IV No. 318 Kota Bandung.
2. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan, yaitu
siswa kelas 2 SDLB di SLB Bandung Raya berinisial MF berjenis
kelamin laki-laki dengan usia 8 tahun. Dengan karakteristik subjek
sebagai berikut: memiliki hambatan dalam membilang gambar 1 sampai
dengan 5, menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 5, mengurutkan
bilangan 1 sampai 5, melakukan operasi hitung 1 sampai 5, menuliskan 1
37
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Instrument yanng digunakan pada penelitian ini adalah instrument
tes untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian dan kemampuan
logika matematika pada anak. Sebagaimana diketahui bahwa “tes adalah
sebuah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan,
kecakapan individu pada aspek tertentu baik yang tampak maupun yang
tidak tampak dan hasilnya berupa angka atau skor (Susetyo B, 2011:2)”.
Tes tertulis diberikan kepada anak pada kondisi baseline 1 (A-1)
untuk mengetahui kondisi awal kemampuan anak sebelum diberikan
intervensi atau perlakuan. Tes tertulis diberikan pada kondisi intervensi
(B) sebagai evaluasi, dan tes diberikan juga pada kondisi baseline 2 (A-2)
yang bertujuan untuk melihat apakah intervensi yang dilakukan
memberikan pengaruh terhadap kemampuan konsep bilangan pada anak
tunagrahita ringan. Adapun format instrument yang digunakan dalam
penelitian ini yang telah di Expert-Judment seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Format Instrumen Konsep Bilangan
No Butir Instrumen
Mampu Skor (1)
Tidak Mampu Skor (0)
Keterangan
1 Membilang banyak benda 1 – 5 melalui gambar
1.1
38
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.3
1.4
1.5
2 Menyebutkan angka 1-5 secara berurutan
1
2
3
4
5
3 Menyebutkan angka 1-5 secara acak
5
2
1
4
39
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4 Menjodohkan banyak benda dengan lambang bilangan
1
2
3
4
5
5 Menghitung jumlah gambar 1– 5
1 = ....
2 = ....
3 = ....
40
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5 = ....
6 Menggambar lingkaran yang jumlahnya :
1
....
2 ....
3 ....
4 ....
5 ....
7 Menghitung lambang bilangan
1. 1 + 1 = ...
2. 1 + 2 = ...
3. 1 + 3 = ...
4. 1 + 4 = ...
8 Menuliskan lambang bilangan 1-5 acak
41
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2 4 5
2 3
4
2. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Arikunto (2002 : 118)
“Hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data
adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi; sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
data yang dipakai untuk suatu keperluan”
Teknik pengumpulan data yang dikumpulkan adalah dengan
observasi, yaitu mencatat perilaku ketika perilaku itu terjadi, yaitu
dengan tes membaca dengan menggunakan pola desain ABA, Baseline
(A), Intervensi (B) dan Baseline (A’), yaitu berupa persentase subyek
dalam membaca permulaan dalam menyebutkan peleburan huruf, suku
kata dan kata.
Semua data yang telah dikumpulkan dan dicatat pada tabel yang
telah tersedia lalu diolah dengan mencari rata-rata dari setiap sesinya dan
digambarkan dalam bentuk grafik.
42
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Untuk mengolah dan menganalisis data yang sudah dihimpun melalui
penelitian SSR ini menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan
memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka
waktu tertentu, dengan menggunakan grafik untuk memperjelas gambaran
dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberikan perlakuan maupun setelah
diberikan perlakuan.
Hasil dari proses pengumpulan data dihasilkan dari pengamatan
selama tiga sesi untuk menskor pengukuran baseline (A). Sedangkan untuk
mengukur enam sesi untuk mengukur treatment dan untuk mengukur skor
baseline (A’) dilakukan tiga sesi, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan penilaian pada baseline (A) pada setiap sesinya, selama
empat kali pertemuan.
2. Melakukan penilaian pada intervensi (B) selama delapan kali pertemuan
yang setiap harinya satu sesi.
3. Melakukan penilaian pada baseline (A’) selama empat kali pertemuan.
4. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada
baseline-1 (A), treatment (B), dan baseline-2 (A’).
5. Membandingkan hasil skor baseline sebelum mendapat perlakuan dan
setelah mendapatkan perlakuan.
6. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian dalam bentuk grafik
66
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapat dari penelitian Single Subject
Research (SSR) yang telah dilakukan di SLB Bandung Raya dengan
menggunakan media kartu bilangan dalam meningkatkan kemampuan konsep
bilangan untuk anak tuangrahita ringan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan awal konsep pada anak tunagrahita ringan khususnya dalam
memahami lambang bilangan 1 sampai 5 sebelum diberikan intervensi,
dilakukan empat kali/empat sesi. Hal tersebut dapat dilihat pada baseline (A).
Dari empat sesi yang diberikan kepada siswa yang berinisial MF, skor
terendah adalah 46% dan skor tertinggi adalah 48%.
2. Kemampuan konsep bilangan pada anak tungrahita ringan khususnya dalam
memahami lambang bilangan 1 sampai dengan 5 sesudah diberikan intervensi
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dilihat dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah diberikan intervensi atau baseline (A’) yang dilakukan selama delapan kali/delapan sesi yang diberikan kepada siswa yang
berinisial MF, skor terendah adalah 70% dan skor tertinggi adalah 76,5%.
3. Dilihat dari Peningkatan pada Kemampuan konsep bilangan pada anak
tungrahita ringan khususnya dalam memahami lambang bilangan 1 sampai
dengan 5, dilihat dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
diberikan intervensi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil skor terendah
kemampuan konsep bilangan siswa yang berinisial FM sebelum diberikan
intervensi atau baseline (A) adalah 46%, sedangkan skor terendah setelah diberikan intervensi atau baseline (A’) adalah 70%. Demikian juga dengan skor tertinggi kemampuan konsep bilangan sebelum diberikan intervensi atau
baseline (A) adalah 48,5%, sedangkan skor tertingginya setelah diberikan
67
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
level sebelum intervensi atau baseline (A) adalah 48,5% dan mean level sesudah intervensi atau baseline (A’) adalah 59,5%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media kartu bilangan
dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan konsep
bilangan pada anak tunagrahita ringan khususnya dalam memahami konsep
bilangan. Hal ini dapat dibuktikan dari skor tertinggi yang dicapai oleh siswa
yang berinisial MF adalah 76,5%, Hasil penelitian ini, dapat menjawab
pertanyaan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk sekolah peneliti memberikan saran agar sekolah memfasilitasi sarana dalam pembelajaran konsep bilangan dengan menggunakan kartu bilangan.
2. Untuk kepala sekolah, karena penggunaan media kartu bilangan untuk memahami konsep bilangan/lambang bilangan dapat meningkatkan siswa tunagrahita ringan.
3. Untuk rekan guru, peneliti menyarankan agar menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran pemahaman lambang bilangan bagi siswa tunagrahita ringan kelas dua SDLB karena dapat meningkatkan
Indriani, 2013
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 Pada Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mohamad (1995). Oropedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta. Depdikbud, Proyek Pendidikan tenaga guru.
Astati. (2010). Pendidikan Anak Tungrahita, Bandung : Catur Karya Mandiri.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2012/02/skripsi-implementasi-penggunaan-media.html (Diakses tanggal 19 November 2012)
http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435 (Diakses tanggal 19 November 2012)
http://www.scribd.com/doc/86455656/PTK-Kartu-Angka (Diakses tanggal 03 maret 2013)
Julaeha, S. (2012). “Penggunaan Metode Permainan Kartu Angka untuk Meningkatkan Pemahaman Lambang Bilangan bagi Siswa Tunagrahita Ringan”. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung.
Karso, et al (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Universitas Terbuka
Oemar Hamalik (2007). Media Pendidikan. Bandung. Citra Aditya Bakti
Rochyadi, E., dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sadiman, Arief S. et al. (2007), Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali
Somantri, T. S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama
Sri Anitah, et al (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka
Suharsimi Arikunto. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta