• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN (M3) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA DI SMK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN (M3) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA DI SMK."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Florensius Purnomo Suseno, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 5

E. Tujuan Analisis ... 5

F. Manfaat Analisis ... 5

G. Penjelasan Istilah Judul ... 6

H. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Belajar ... 8

B. Mengajar ... 9

C. Model pembelajaran ... 10

1. Pengertian ... 10

2. Model Pembelajaran kelompok (Cooperative Learning) ... 13

3. Model pembelajaran membaca, melihat, dan mempraktekan (M3) ... 13

a. Membaca ... 14

b. Melihat ... 14

c. Mempraktekan ... 14

4. Model pembelajaran ceramah ... 15

D. Hasil belajar ... 15

(2)

F. Penelitian terdahulu yang relevan ... 16

G. Hipotesis penelitian ... 16

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode dan desain penelitian ... 17

B. Data dan sumber data penelitian ... 18

1. Data ... 18

2. Sumber data penelitian ... 18

C. Populasi dan sampel penelitian ... 18

1. Populasi penelitian ... 18

2. Sampel penelitian ... 19

D. Teknik pengumpulan data ... 19

1. Tes tertulis ... 19

2. Observasi ... 20

3. Studi dokumentasi ... 20

E. Instrumen penelitian ... 20

1. Pre test ... 21

2. Post test ... 21

3. Lembar observasi ... 21

F. Prosedur pengumpulan data ... 22

1. Validitas ... 22

2. Realibilitas ... 23

3. Taraf kesukaran ... 24

4. Daya pembeda ... 25

G. Teknik analisis data ... 27

1. Uji Homoginitas ... 27

2. Uji Normalitas ... 28

3. Gain ternomalisasi (N-Gain) ... 30

H. Pengujian hipotesisi ... 31

I. Menentukan index prestasi kelompok ... 32

BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN ... 33

A. Deskripsi Hasil Uji coba Instrumen ... 33

1. Validitas ... 33

2. Realibilitas ... 33

3. Taraf kesukaran ... 34

(3)

Florensius Purnomo Suseno, 2014

B. Deskripsi data hasil belajar peserta didik ... 36

1. Data peningkatan pemahaman konsep (N-gain) ... 37

2. Deskripsi hasil data pre-test ... 37

3. Deskripsi hasil data post-test ... 38

4. Indeks prestasi kelompok ... 38

5. Standar kelulusan ... 39

C. Analisis data skor ... 39

1. Uji normalitas ... 39

2. Uji homogenitas ... 40

3. Uji hipotesis ... 41

D. Pembahasan hasil penelitian ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan perusahaan manufaktur, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dan semakin canggihnya teknologi informasi. Perusahaan saat ini pun diwajibkan untuk mengeluarkan produk berkualitas sesuai standar untuk menjamin kualitas produk dan pelayanannya. Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan aspek utama terjaminnya kualitas produk dan pelayanan sebuah perusahaan atau industri. Pembekalan pengetahuan yang mendalam perlu dimiliki setiap calon tenaga kerja, oleh karena itu pendidikan harus lebih diutamakan untuk menyiapkannya. Hal tersebut merupakan potensi menjanjikan untuk meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat indonesia.

Pencapaian tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui jalur pendidikan yang mengutamakan kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Proses belajar-mengajar merupakan hal yang harus menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi pendidikan, baik pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, maupun pendidikan tinggi. Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional dengan tujuan utama menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan pekerjaan tertentu, serta mengembangkan sikap profesional. SMK diharapkan mampu dalam memenuhi kebutuhan pasar dunia kerja di masing-masing bidang keahlian, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

(5)

2

Florensius Purnomo Suseno, 2014

pembelajaran, isi pembelajaran, metode, media dan evaluasi. Upaya pengembangan SMK dapat juga melalui perkembangan program keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Program keahlian inilah yang menjadi ujung tombak terciptanya link and match antara SMK dan dunia kerja.

Tujuan utama yang ingin dicapai oleh SMK harus sejalan dengan keinginan dari dunia industri terhadap kualitas tenaga kerja. Peserta didik pun dibekali dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang harus berkompeten dalam dunia industri. Berdasarkan dari pengamatan pembelajaran di SMK, khususnya pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Otomotif, sebagian besar proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah (banyak teori) dengan sedikit praktek, sedangkan peserta didik SMK Otomotif lebih senang untuk langsung praktek.

Kejadian tersebut mengakibatkan motivasi belajar peserta didik yang awalnya sangat ingin mengetahui dan ingin memperbaiki atau memelihara mobil atau sepeda motor menjadi cenderung tidak peduli atau malas ketika diberi materi dengan ceramah yang lama. Kejadian demikian ini menyebabkan pencapaian tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal, sehingga lulusannya kurang berkompeten untuk menjadi seorang mekanik junior.

Nilai hasil pembelajaran peserta didik menjadi sangat rendah karena para guru tidak memiliki metode belajar yang variasi, terutama pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem dengan kompetensi dasar chasis. Para peserta didik menggampangkan pembelajaran pemeliharaan sistem rem, karena peserta didik menganggap mudah materi pembelajaran pemeliharaan sistem rem dan jarangnya peserta didik untuk membaca buku pembelajaran sehingga hasil pembelajaran tidak maksimal.

(6)

Tabel 1.1

Data hasil ujian prestasi siswa kompetensi pemeliharaan sistem rem No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai

1 Ab 74 19 Ba 58

2 Ac 60 20 Ca 50

3 Ad 56 21 Da 62

4 Af 70 22 Fa 58

5 Ag 56 23 Ga 52

6 Aj 64 24 Ja 52

7 Ak 50 25 Ka 60

8 Al 54 26 La 50

9 Am 62 27 Ma 56

10 An 62 28 Na 52

11 Ap 50 29 Pa 50

12 Ar 70 30 Ra 54

13 As 64 31 Sa 60

14 At 50 32 Ta 52

15 Av 56 33 Va 60

16 Aw 56 34 Wa 75

17 Ay 64 35 Ya 72

18 Az 56 36 Za 70

Sumber: SMK X Kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sistem rem adalah 70. Hasil data ujian pemeliharaan sistem rem terdapat 16,67% peserta didik yang dinyatakan tuntas, sedangkan 83,33% siswa dinyatakan belum tuntas.

(7)

4

Florensius Purnomo Suseno, 2014

didik sangatlah kecil, mereka akan membaca bila guru memberikan tugas pada saat jam pembelajaran saja dan disaat keesokan akan diadakan ujian. Waktu membaca peserta didik diluar jam pembelajaran saat sedikit peserta didik yang membaca buku, atau mengingat kembali pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.

Tabel 1.2

Data kegiatan membaca siswa

No Kegiatan < 15

Menit 30 Menit

60 Menit

≥ 90 Menit 1 Membaca buku otomotif pada saat waktu

pelajaran otomotif. 64 % 28 % 4 % 4 % 2 Membaca buku otomotif di luar jam

pelajaran sekolah dalam waktu 1 hari. 48 % 40 % 12% - 3 Membaca buku otomotif diluar jam

sekolah dalam waktu 1 minggu 28 % 40 % 16 % 16 % 4 Membaca artikel atau data tentang

otomotif di internet dalam 1 minggu 40 % 20 % 12 % 28 %

Sumber: SMK X Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul selengkapnya sebagai berikut: “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN (M3) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA DI SMK.”

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peserta didik di SMK memiliki kebiasaan membaca yang rendah.

2. Peserta didik di SMK tidak senang jika guru tidak mendemontrasi dengan benda yang akan diperaktekan.

(8)

terlalu banyak teori, karena peserta didik lebih ingin mempraktekkan langsung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Apakah terdapat perbedaan, model pembelajaran M3 dengan model pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar siswa?”

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar ruang lingkup konsisten pada permasalahan, sehingga ruang lingkup kajiannya menjadi jelas. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penulisan ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Membaca, Melihat, Mempraktekkan (M3) sebagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik di SMK.

2. Proses pembelajaran difokuskan kepada peserta didik agar peserta didik menjadi lebih berkompeten pada mata pelajara n sistem rem.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem

E. Tujuan Penelitian

Secara khusus tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan gambaran hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran (M3).

2. Mendapatkan informasi ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi pemeliharaan sistem rem dengan menggunakan model pembelajaran (M3).

(9)

6

Florensius Purnomo Suseno, 2014

F. Manfaat Penelitian

Bila tujuan dari penelitian yang diinginkan di atas dapat tercapai, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat seperti berikut:

1. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi saran dan informasi yang berarti terhadap perkembangan proses belajar-mengajar, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan, guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif guru dalam proses pembelajaran di SMK, sebab model pembelajaran kelompok kecil dengan membaca, melihat, dan mempraktekkan (M3) merupakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik

Model pembelajaran berkelompok dengan M3 (membaca, melihat, dan mempraktekkan) merupakan model pembelajaran yang cocok, sebab peserta didik merasa senang dalam proses pembelajaran dan menjadikan peserta didik lebih berkompeten pada kompetensinya.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti, karena model pembelajaran M3 (membaca, melihat, dan mempraktekkan) belum diterapkan.

G. Penjelasan Istilah Judul

Penjelasan istilah judul dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap judul peneliti sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kelompok kecil (coperative learning) adalah suatu model pembelajaran, dimana sistem belajar dan bekerja dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 sampai 6 orang secara kolaboratif, sehingga dapat merangsang siswa lebih bersemangat dalam belajar.

(10)

pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.

3. Hasil belajar adalah bila siswa telah mengikuti pembelajaran dan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa tersebut, seperti dari yang sebelumnya tidak mengerti dan paham menjadi mengerti.

4. Memelihara sistem rem merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

H. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah

BAB I Pendahuluan,

Berisikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Istilah Judul, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori,

Berisikan Pengertian Belajar, Pengertian Mengajar, Pengertian Motivasi, Model Pembelajaran, Hasil Belajar, dan Mata Pembelajaran Pemeliharaan Sistem Rem.

BAB III Metode Penelitian,

Berisikan, Metode dan Desain Penelitian, Variabel Penelitian, Paradigma Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Pengujian Hipotesis.

BAB IV Analisis dan Pembahasan,

Berisikan uraian dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh dari Deskripsi Data, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(11)

Florensius Purnomo Suseno, 2014

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sedangkan metodelogi adalah sesuatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Menurut sudut pandang filsafat, metodelogi penelitian merupakan bagian ilmu filsafat yang berkenaan dengan dasar dan batas-batas pengetahuan tentang penelitian, yaitu menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen (Quasi

Experimental Design). Masyhuri (2010: 37) mengatakan “Kuasi eksperimen adalah

penelitian mencari hubungan sebab akibat kehidupan nyata, dimana pengendalian perubahan sulit atau tidak mungkin untuk dilakukan, pengelompokan secara acak mengalami kesulitan, dan sebagainya. Misalnya classroom experiment.”

Menurut Masyhuri (2010: 37) “Tujuan dari penelitian eksperimental adalah menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan memberikan perlakuan-perlakuan (treatment) pada beberapa kelompok eksperimental dan menyelidiki kontrol untuk perbandingan. Penelitian eksperimental dapat menguji hipotesa serta untuk menemukan hubungan kausal yang baru”.

(12)

B. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data

Data adalah fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Informasi merupakan hasil pengolahan data yang dipakai untuk keperluan tertentu.

Data dari penelitian ini berisikan:

a. Data dari model pembelajaran M3 pada kompetensi pemeliharaan sistem rem. b. Data nilai siswa pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem dengan

menggunakan M3.

c. Data nilai siswa pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem dengan menggunakan model ceramah

.

2. Sumber Data Penelitian

Arikunto S, (2012: 117) mengatakan bahwa “Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.” Sumber data dapat berupa benda, orang, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan jenis datanya, maka yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan pada penelitian ini adalah sumber data orang dan sumber data dokumentasi, sedangkan sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

C. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2013: 117) mengatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek dan obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(13)

19

Florensius Purnomo Suseno, 2014

Teknik Kendaraan Ringan tahun ajaran 2013/2014 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung.

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2013: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Masyhuri (2010: 153) mengatakan “Sampel adalah sebagian obyek yang akan diteliti”. Sugiyono (2013: 215) mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi”.

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling

mencakup simple random, proportionate stratifed random, disproportionate

stratified random, dan area random. Non- probability sampling mencakup

sampling sistematic, sampling quota, sampling accidential, purposive sampling,

sampling jenuh, dan snowball sampling.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode probability

sampling dengan teknik cluster sampling. Ruseffendi (2013: 17) menyebutkan

cluster sampling adalah pengambilan sampel secara random yang didasarkan

kepada kelompok, tidak berdasarkan anggota-anggotanya.” Teknik cluster sampling dipilih karena sebagian populasi dalam penelitian ini memiliki sifat dan

karakteristik yang sama dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas XI TSM A dan XI TSM B.

D. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan mengumpulkan data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Diperlukan teknik yang tepat agar data yang dikumpulkan bernilai valid sehingga selanjutnya data tersebut dapat dianalisis guna mendapat-kan suatu kesimpulan. Adapun teknik yang digunamendapat-kan dalam mengumpulmendapat-kan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

(14)

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan (skills), pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.” Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes yang mengukur kinerja siswa dalam mengerjakan order

service ringan dan melakukan quality control. Tes diberikan sebanyak lima kali,

yaitu tes yang dilakukan sebelum diberi perlakuan {pretest), tes pertama, tes kedua, tes ketiga dan tes yang dilakukan setelah diberi perlakuan (posttest).

2. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam sugiyono, 2013: 203) berpendapat bahwa observasi adalah suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data variabel X yaitu seberapa optimal model pembelajaran M3 (membaca, melihat, dan mempraktekkan) digunakan pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem. Pengamatan juga dilakukan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah ataupun situasi buatan dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah disiapkan sebelumnya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi diperuntukan untuk memperoleh data dari sumber informasi yang terkait dengan masalah penelitian. Arikunto S, (2012: 206) mengatakan “Metode dokumentasi, ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip (nilai mata pelajaran), buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.”

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013: 148) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test,

(15)

21

Florensius Purnomo Suseno, 2014

1. Pre Test

Pre test digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum

dilakukannya model pembelajaran M3 (membaca, melihat, dan mempraktekkan) dan model ceramah diterapkan. Dari hasil pre test akan digunakan untuk mengukur tingkat homoginitas kemampuan peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Post Test

Post test digunakan untuk mengetahui kemajuan dan membandingkan

peningkatan prestasi belajar kelompok dari siswa setelah dilakukan model pembelajaran M3 (membaca, melihat, dan memperaktekkan) dengan model ceramah, pada mata pelajaran pemeliharaan sistem rem.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini berisi lembar ceklis untuk mengungkapkan kemampuan terhadap keterampilan kooperatif siswa. Proses pengamatan dilakukan di dua kelas berbeda. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat keobjektivitasan hasil pengamatan. Slavin (dalam Astuti, 2000: 68) menjelaskan bahwa indikator yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Berada dalam tugas, yang terdiri dari:

a) Tetap berada dalam tempat kerja kelompok, b) Bekerja sama dalam kelompok, dan

c) Meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Mendengarkan, yang terdiri dari:

a) Memperhatikan informasi yang disampaikan teman, dan b) Menghargai pendapat dari teman.

3. Berbagi dalam tugas, yang terdiri dari: a) Bersedia untuk menerima tugas, dan

b) Membantu teman untuk menyelesaikan tugas.

(16)

F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Validitas

Suatu alat tes yang akan digunakan haruslah terlebih dahulu diuji derajat validasinya. Menurut pernyataan Arikunto (2012, 211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keahihan suatu instrumen.” Sugiyono (2013: 121) menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Jenis validitas terdapat 2 macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk test dan instrument berbentuk nontes. Instrumen yang berbentuk test digunakan untuk mengukur hasil belajar, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk mengukur sikap. Menguji validitas alat ukur, kita harus menghitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan produk momen sebagai berikut ini:

.

r = n. ∑x. y − ∑x ∑y

√ n. ∑x − ∑x n. ∑y − ∑y

(Arikunto S, 2012, hal. 72) Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y.

X = Skor setiap item dari responden uji coba variabel X. Y = Skor setiap item dari responden uji coba variabel Y. n = Jumlah responden.

Setelah diketahui koefisien (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikan korelasi dengan menggunakan rumus distribusi t, yaitu:

th= r√n −− r

(Sugiyono, 2013, hal. 257) Keterangan:

r = Koefisien korelasi.

(17)

23

Florensius Purnomo Suseno, 2014

Kemudian jika thitung>ttabel pada taraf signifikan � = , 5, maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan

2. Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia yang digunakan saat ini, sebenarnya diambil dari kata reliability dalam Bahasa Inggris dan berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya, keajegan, konsisten, keandalan, kestabilan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan.

Pengertian reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas, Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten, tetapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

1) Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal nomor genap sebagai belahan kedua.

2) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

r = n. ∑x. y − ∑x ∑y

√ n. ∑x − ∑x n. ∑y − ∑y

(Arikunto S, 2012, hlm. 72) Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y.

X = Skor setiap item dari responden uji coba variabel X. Y = Skor setiap item dari responden uji coba variabel Y. n = Jumlah responden.

3) Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

sperman-brown,yaitu:

r = . r

(18)

(Arikunto S, 2012, hlm. 93) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrummen.

r = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antar dua belah instrumen.

Besarnya koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut (Arikunto S, 2009:245) bahwa:

Tabel 3.1 Tingkat reliabilitas r11≤ 0,20 = Reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11≤ 0,40 = Reliabilitas rendah

0,40 < r11≤ 0,60 = Reliabilitas sedang 0,60 < r11≤ 0,80 = Reliabilitas tinggi 0,80 < r11≤ 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi

(Sumber : Arikunto S, 2012: 245)

3. Taraf Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuatan soal.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Pertimbangan dua ialah proposisi jumlah soal untuk ketiga kategori, artinya sebagian besar soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi masuk pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Seperti perbandingan antara soal mudah, sedang, dan sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.

(19)

murid-25

Florensius Purnomo Suseno, 2014

murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan kedua golongan murid tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.

Setelah dilakukan pengujian oleh guru, kemudian soal tersebut diujicobakan dan dianalisis apakah pengujian tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I = � Keterangan:

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.

Semakin kecil indeks yang diperoleh semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut.

Tabel 3.2

Tingkat Kesukaran dan Kriteria

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1. 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah

2. 0,30 ≤ TK < 0,70 Sedang

3. 0,00 ≤ T K < 0,30 Sukar

(Arikunto S, 2012: 210) 4. Daya Pembeda

(20)

tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes diujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya rendah, tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah hasilnya lebih tinggi, Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut hasilnya sama saja

Dengan demikian, jika tes tersebut tidak memiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Akan terlihat aneh apabila anak pandai tidak lulus tetapi anak bodoh lulus dengan baik tanpa dilakukan manipulasi oleh penilai atau diluar faktor kebetulan.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (item discrimination) disingkat D (d besar). Indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas (peserta didik tes yang mampu/pandai) dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah (peserta didik tes yang kurang mampu/pandai). Umumnya, para ahli tes membagi kelompok ini menjadi 27% atau 33% kelompok atas dan 27% atau 33% kelompok bawah (Arikunto, S.).

Daya pembeda (D) dapat diketahui menggunakan rumus sebagai berikut: D =BJ −BJ

(Arikunto, 2012, hlm. 213)

Keterangan:

D : Indeks D atau daya pembeda yang dicari

B : Jumlah peserta didik yang termasuk kelompok atas (upper group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah peserta didik)

J : Jumlah peserta didik yang termasuk kelompok bawah (lower group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah peserta didik) B : Jumlah keseluruhan peserta didik kelompok atas

J : jumlah keseluruhan peserta didik kelompok bawah

(21)

27

Florensius Purnomo Suseno, 2014

Tabel 3.3

Kriteria Daya Pembeda 0,00 ≤ D ≤ 0,20 : jelek (poor)

0,20 ≤ D ≤ 0,40 : cukup 0,40 ≤ D ≤ 0,70 : baik

0,70 ≤ D ≤ 1,00 : sangat baik

D≤ 0,00 : negatif, semua butir soal yang memiliki nilai D negatif sebaiknya dibuang

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Uji Homogenitas

Uji homoginitas digunakan untuk menentukan kehomogenan sampel yang terdiri dari dua kelas. Uji homoginitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

F = SS K

(Siregar S, 2012, hlm. 167)

Keterangan:

S ji = Variasi terbesar

Sg = Variasi terkecil

(22)

P − V = (� − � − � ) [F − F ]F − F

(Siregar S, 2012, hlm. 103) Kelompok populasi homogen jika P - value >= 0,05, dengan dk1 = (n1 -1) dan dk2 = (n2-1).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang ada berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik, sedangkan data yang berdistribusi tidak normal akan menggunakan statistik non-parametrik. maka digunakan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

a. Menentukan rentang dengan rumus:

R = Xa– Xb

(Siregar S, 2012, hlm. 24)

Keterangan:

Xa = Data terbesar Xb= Data terkecil

b.Menetukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1 + 3,3 log n

(Siregar S, 2012, hlm. 24)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

c.Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus: P =

(23)

29

Florensius Purnomo Suseno, 2014

Keterangan: R = Rentang K = Banyak kelas

d.Menghitung rata-rata kelas (i) dengan rumus: �̅ =∑�∑����

(Siregar S, 2012, hlm. 25) Keterangan:

Fi = Jumlah frekuensi

Xi = Data tengah-tengah dalam interval

e.Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

� = √�∑����� � −− ∑����

(Siregar S, 2012, hlm. 86)

f.Tentukan batas bawah (Bb) dan batas atas (Ba) kelas iterval terendah dengan rumus:

Interval I: Bb: Xb, boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P Ba: Xb + (P-1)

(Siregar S, 2012, hlm. 86) Keterangan: Bb = Batas bawah interval

g.Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus: Zi = ���−�̅ (dua desimal)

(Siregar S, 2012, hlm. 86) Lihat nilai peluang Zin pada tabel statistik, isiskan pada kolom lo. Harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000

(24)

h.Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li, contoh l1 = lo1– lo2 Hitung frekuensi harapan ei = li∑fi

(Siregar S, 2012, hlm. 87) i. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

X2 = ∑ �− � �

(Siregar S, 2012, hlm. 87) j. Lakukan interpolasi pada tabel X2, untuk menghitung P

value . Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika Pvalue>� = , 5

H. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran apakah terjadi peningkatan kemampuan belajar yang dimiliki siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran M3 (membaca, melihat, dan mempraktekkan). Untuk mengetahuinya penulis menggunakan analisis gain ternormalisasi. Hake (1998: 2) mengungkapkan bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormalisasi maka secara kasar akan dapat mengukur efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman suatu konseptual. Berikut ini adalah rumus gain ternormalisasi:

< g > = �� −�

�� ��� �� �−� (Hake, 2012: 65) Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain <g> seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai Gain Dinormalisasi

Nilai <g> Interprestasi

0,7≤ g Tinggi

O,3≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(25)

31

Florensius Purnomo Suseno, 2014

I. Pengujian Hipotesis

Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Analisis uji hipotesis tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji dapat diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.

Uji hipotesis penelitian menggunakan statistik uji t-test syaratnya data harus normal, maka data harus diuji normalitas dengan menggunakan aturan

Sturgess. Berdasarkan pertimbangan, dipilihlah rumus t-test sebagai berikut:

= �̅̅̅ − �̅̅̅ √ � + �

(Siregar S, 2012, hlm. 155) Uji t didasarkan pada tabel persiapan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Persiapan Uji T

No.

Eksperimen Kontrol

Pre Test Post Test Selisih

(gaint) Pre Test Post Test

Selisih (gaint)

1. X1a X1b X1=X1a-X1b X2a X2b X2=X2a-X2b

...

...

...

N Xna Xnb X1=Xna-Xnb Xna Xnb X2=Xna-Xnb n1=

�̅̅̅ = E =

n1= �̅̅̅ =

K =

(26)

Kriteria pengujian, terima H0 jika: − sn t +sn t

s n +sn

< t < s

n t +sn t s

n +sn

(Siregar S, 2012, hlm. 156) t1 = t(1-1/2α) ; dk1 ; didapat dari tabel dengan p-v = 1/2α

t2 = t(1-1/2α) ; dk2 ; didapat dari tabel dengan p-v = 1/2α

J. Menentukan Index Prestasi Kelompok

Luhut P. Panggabean (Siti N.A., 2005: 40) mengatakan “Prestasi belajar siswa dapat dilihat dengan penafsiran tentang prestasi kelompok, maksudnya untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diteskan ialah dengan mencari Index Prestasi Kelompok (IPK)”. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menentukan IPK adalah:

1. Menghitung rata-rata skor post-test kedua kelompok dengan menggunakan rumus: y = ∑ � ��

∑ �

2. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) 3. Menghitung besaran IPK dengan rumus:

IPK = �

� x 100

4. Menafsirkan atau menentukan kategori IPK Tabel 3.6 Kriteria Tafsiran IPK

Kategori IPK Kriteria

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(27)

Florensius Purnomo Suseno, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran M3 berada pada kategori “tinggi” yaitu dengan rata-rata 75,86 %. Sedangkan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran ceramah berada pada kategori “sedang” yaitu rata-rata 69,53 %.

2. Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen mencapai rata-rata N-Gain 0,47 dan pada kategori “sedang”

3. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu sebesar 1,34

B. Saran

Hasil pebahasan penelitian ini dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait, saran ditujukan kepada:

1. Bagi sekolah, model pembelajaran M3 sangat efektif, dan dapat diterapkan disekolah untuk beberapa mata pelajaran produktif, sudah selayaknya juga sekolah menerapkannya pada guru-guru.

2. Bagi guru, model pembelajaran M3 dapat memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki pengaruh yang sangat baik terhadap pemahaman konsep siswa, dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah.

Gambar

Tabel 1.1 Data hasil ujian prestasi siswa kompetensi pemeliharaan sistem rem
Tabel 1.2  Data kegiatan membaca siswa
Tabel 3.1  Tingkat reliabilitas
Tabel 3.2 Tingkat Kesukaran dan Kriteria
+4

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh warga sekolah agar terjalin interaksi yang literat. Beberapa kegiatan yang

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Lama C,ddk di Nepal pada tahun 2005 dari 440 pasien anak usia dibawah 11 tahun dengan diare ditemukan hasil positif terinfestasi

6alau begitu, bisa dikatakan kami sedikit lebih unggul, karena selain berada di lokasi yang strategis, kami juga mampu memberikan hasil karena selain berada di lokasi yang

Saya mau Pesan bukunya mas Handy yg Dasar Pemrograman SCADA Software dengan Wonderware InTouch, dan yg PLC – Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem.. caranya

3.8 Guru-guru diminta untuk menghantarkan Buku Rekod Mengajar kepada GKB masing- masing dengan semua dokumen yang perlu disahkan.. Bidang Bahasa

Kemahiran Abad Ke-21 bermatlamat untuk melahirkan murid yang mempunyai ciri-ciri yang dinyatakan dalam profil murid supaya berupaya bersaing di peringkat global seperti

Kajian terhadap aspek fisik (bentuk, material, dan struktur) serta perubahan rumah tradisional Sunda Desa Sukahayu dianalisa berdasarkan disiplin ilmu Arsitektur, dan

Apakah terapi yang tepat digunakan untuk diagnosis penyakit pada nomer (7) di atas? a. Ludwig‟s angina: report of a case and review of management issues. Perempuan, 40 tahun,