i
PENGEMBANGAN MIND-MAP-BOOK IKATAN KIMIA UNTUK MEMBANGUN KONSEP AWAL MELALUI BELAJAR
MANDIRI BAGI SISWA SMA/MA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Suryanto
12303241042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2016 Yang menyatakan,
Suryanto
v ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan mind-map-book ikatan kimia untuk membangun konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa SMA/MA dan menentukan kualitas produk yang telah dikembangkan.
Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE, yang diadaptasi menjadi 4 tahap dari 5 tahap yang ada. Produk awal media diberi masukan oleh dosen pembimbing, peer reviewer, ahli materi, dan ahli media, untuk selanjutnya dilakukan revisi. Instrumen penilaian kualitas produk berupa angket berisi 5 aspek, yang dijabarkan dalam 27 indikator penilaian. Kualitas produk ditentukan berdasarkan penilaian oleh 5 guru kimia di Kabupaten Bantul.
Produk mind-map-book ikatan kimia untuk membangun konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa SMA/MAmempunyai kualitas sangat baik (SB) dengan skor rata-rata (X̅) 112,2 dari skor maksimal 135. Skor tersebut berada pada kriteria sangat baik, yaitu X̅ > 110,4. Oleh karena itu, produk ini layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.
Kata Kunci: mind-map, konsep awal, belajar mandiri
PENGEMBANGAN MIND-MAP-BOOK IKATAN KIMIA UNTUK MEMBANGUN KONSEP AWAL MELALUI BELAJAR
MANDIRI BAGI SISWA SMA/MA
OOeh: Suryanto NIM 12303241042
vi
THE DEVELOPMENT OF CHEMICAL BONDING MIND-MAP-BOOK TO BUILT THE PRE CONCEPT IN SELF LEARNING FOR SMA/MA’s
STUDENT
By
Suryanto NIM 12303241042
Supervisor : Drs. Heru Pratomo Al, M.Si
ABSTRAK
The purpose of this research was to develop the chemical bonding mind-map-book to built pre concept by self learning for SMA/MA’s student and to determine product quality that had been developed.
The model was used ADDIE development model, wich was adapted into four stages of 5 stages were there. This product had been reviewed and got advices from the supervisor, peer reviewers, expert of subject content, expert of media and got revision. The instruments to assessment the product was a questionnaire that containing five aspects, which were formulated into 27 assessment criteria. Product quality had been determined by 5 chemistry teacher’s in Bantul regency.
Product of chemical bonding mind-map-book to built pre concept by self learning for student SMA/MA’s has a very good quality (SB) with an average score of (X̅ ) 112.2 out of a maximum score 135. The score joined in criteria very well, because X̅ > 110.4, so this product was fit for used as learning resources.
vii
KATA PENGANTAR
Terucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
Pengembangan Mind-Map-Book Ikatan Kimia Untuk Membangun Konsep Awal
Melalui Belajar Mandiri Bagi Siswa SMA/MA dengan baik dan lancar. Selanjutnya
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Erfan Priyambodo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Sukisman Purtadi, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
5. Drs. Heru Pratomo Al, M.Si yang telah memberikan bimbingan, bantuan,
arahan, dan dukungan untuk menyelesaikan penelitian pengembangan ini.
6. Bekti Mulatsih, S.Pd (SMAN 1 Banguntapan), Retno Widiastuti, S.Pd (SMAN
1 Imogiri), Dra. Wigati Rahayu, M.Pd (SMAN 1 Bantul), Yudhi Supriatno,
M.Mpd (SMAN 2 Banguntapan), Evy Ratiana, S.Pd (SMAN 1 Piyungan) yang
viii
7. Dewi Masithoh, Titis Catur Wigati, Nawang Wulandari, Isna Lailatusholihah
dan Fitri Nur Hastuti yang telah bersedia menjadi peer reviewer dan memberi
masukan dan saran untuk pengembangan produk ini.
8. Heri Prasetya dan Muslim Arief sebagai teman seperjuangan untuk
menyelesaikan tugas akhir skripsi.
9. Bapak, ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan
dukungannya
10.Teman-teman jurusan Pendidikan Kimia A angkatan 2012, serta segenap pihak
yang telah membantu selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan dari semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
skripsi ini.
Yogyakarta, 5 November 2016
Suryanto
ix DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 5
H. Pentingnya Pengembangan ... 6
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7
J. Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ... 9
1. Penelitian Pengembangan ... 9
2. Belajar dan Belajar Mandiri ... 11
3. Kualitas Buku ... 13
4. Mind Map ... 14
x
6. Ikatan Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 ... 17
B. Penelitian yang Relevan ... 18
C. Kerangka Berpikir ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Model Pengembangan ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
D. Prosedur Pengembangan ... 22
1. Tahap I (Analisis) ... 22
2. Tahap II (Desain/Perancangan) ... 23
3. Tahap III (Pengembangan) ... 24
4. Tahap IV (Evaluasi) ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 27
1. Jenis Data ... 27
2. Teknik Pengumpulan Data ... 27
3. Instrumen Penelitian ... 28
F. Teknik Analisis Data ... 29
1. Analisis Data Proses ... 29
2. Analisis Data Kualitas ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 35
1. Tahap I (Analisis) ... 35
2. Tahap II (Desain/Perancangan) ... 35
3. Tahap III (Pengembangan) ... 37
4. Tahap IV (Evaluasi/Penilaian) ... 37
a. Data Proses Produk ... 38
b. Data Kualitas Produk ... 41
1) Aspek Materi ... 42
2) Aspek Penyajian ... 44
xi
4) Aspek Grafika ... 47
5) Aspek Mind Map ... 48
C. Kajian Produk Akhir ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Implikasi ... 56
C. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kompetensi Inti yang Memuat Materi Ikatan Kimia ... 17
Tabel 2. Kompetensi Dasar yang Memuat Materi Ikatan Kimia ... 18
Tabel 3. Format Tabel Masukan Peer Reviewer dan Reviewer ... 27
Tabel 4. Kisi-kisi penilaian mind-map-book Ikatan Kimia SMA/MA ... 28
Tabel 5. Aturan Pemberian Skor ... 29
Tabel 6. Kriteria Pengubahan Nilai Kuantitatif Menjadi Kualitatif ... 30
Tabel 7. Data Kuantitatif Kualitas Produk ... 34
Tabel 8. Saran dan Masukan Peer Reviewer ... 38
Tabel 9. Saran dan Masukan Ahli Materi dan Ahli Media ... 39
Tabel 10. Saran dan Masukan Reviewer ... 40
Tabel 11. Hasil Penilaian Reviewer Setiap Aspek ... 41
Tabel 12. Skor Hasil Penilaian Reviewer Aspek Kelayakan Materi ... 43
Tabel 13. Skor Hasil Penilaian Reviewer Aspek Kelayakan Penyajian ... 44
Tabel 14. Skor Hasil Penilaian Reviewer Aspek Kelayakan Bahasa. ... 46
Tabel 15. Skor Hasil Penilaian Reviewer Aspek Kelayakan Grafika ... 47
Tabel 16. Skor Hasil Penilaian Reviewer Aspek Kelayakan Mind Map ... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Contoh Mind Map ... 15
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir ... 21
Gambar 3. Desain Pengembangan dan Penilaian Produk ... 26
Gambar 4. Cover Mind-Map-Book ... 33
Gambar 5. Sub Cover Mind-Map-Book ... 33
Gambar 6. Layout Sistematika Penulisan... 36
Gambar 7.a Layout Awalan Sub Bab ... 36
Gambar 7.b Layout Isi ... 36
Gambar 8. Persentase Penilaian Setiap Aspek. ... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Peer Reviewer dan Reviewer ... 61
Lampiran 2. Pernyataan Peer Reviewer ... 64
Lampiran 3. Lembar Masukan Peer Reviewer ... 67
Lampiran 4. Pernyataan Ahli Materi & Ahli Media ... 70
Lampiran 5. Lembar Masukan Ahli Materi & Ahli Media ... 71
Lampiran 6. Permohonan Izin Penelitian ... 72
Lampiran 7. Permohonan Sebagai Reviewer ... 73
Lampiran 8. Lembar Pernyataan Reviewer ... 74
Lampiran 9. Lembar Masukan Reviewer ... 79
Lampiran 10. Instrumen Penilaian Produk... 84
Lampiran 11. Perhitungan Kualitas Produk Setiap Indikator Penilaian ... 95
Lampiran 12. Perhitungan Kualitas Produk Setiap Aspek Penilaian ... 99
Lampiran 13. Perhitungan Kualitas Produk Secara Keseluruhan ... 109
Lampiran 14. Tabulasi Penilaian Setiap Indikator Penilaian ... 113
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia memuat konsep yang bersifat abstrak, konsep tersebut meliputi
simbol, struktur, reaksi dan proses kimia yang sulit untuk dibayangkan oleh siswa.
Dengan banyaknya konsep yang bersifat abstrak membuat siswa sulit untuk
memahami berbagai macam konsep tersebut, salah satunya adalah materi ikatan
kimia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunyono dkk
(2009) bahwa materi kimia kelas X yang sulit dipahami dan dipelajari oleh siswa
untuk semua kategori sekolah adalah ikatan kimia.
Buku sebagai sumber belajar memuat pengetahuan dan konsep yang harus
diketahui dan dipelajari siswa berdasarkan struktur kurikulum di Indonesia. Dalam
penyajiannya buku pelajaran atau pengayaan memuat konsep inti atau konsep dasar
yang dijelaskan secara detail dan panjang, namun pengetahuan awal siswa masih
menjadi kendala bagi siswa dalam memahami buku tersebut. Berdasarkan
kurikulum yang diterapkan di Indonesia, siswa SMP tidak mendapatkan mata
pelajaran kimia secara khusus, melainkan terintegrasi dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Hal ini membuat pengetahuan awal dan perbendaharaan
terminologi siswa mengenai kimia sangat minim, sehingga diperlukan sistematika
penyajian buku kimia SMA yang mampu menggambarkan keseluruhan konsep
dasar atau konsep inti untuk membangun konsep awal siswa pada materi kimia dari
buku yang disajikan.
Konsep inti inilah yang dapat dikembangkan oleh siswa secara mandiri
2
dan pakar ilmu. Penyajian konsep inti dalam buku harus membuat siswa berpikir
secara sistematis, sehingga siswa memahami bahwa konsep kimia saling mendasari
dan saling berkaitan. Selain bersifat sistematis penyajian materi sebaiknya
dilengkapi ilustrasi yang menggambarkan materi yang akan dipelajari, misalnya
penambahan gambar yang mendukung.
Penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student)
(Angel Gurria, 2012: 5-9) yang berfokus di bidang matematika, budaya membaca,
sains dan pemecahan masalah mikro siswa, tercatat Indonesia memiliki rata-rata
skor budaya membaca di bawah skor minimum yang dijadikan standar PISA.
Indonesia mendapatkan skor 396 dari skor standar 500 yang digunakan. Lemahnya
budaya membaca di Indonesia terutama karena penyajian buku pelajaran maupun
buku pengayaan yang kurang komunikatif dan monoton. Oleh karena itu diperlukan
penyajian buku pelajaran maupun buku pengayaan dengan bahasa komunikatif
berupa pertanyaan-pertanyaan, sehingga membuat siswa berpikir kritis dan
dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang mendukung agar menimbulkan minat baca
siswa.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan pengembangan sumber
belajar berupa buku berbasis mind map materi ikatan kimia untuk membangun
konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa SMA/MA. Buku ini diharapkan
dapat menimbulkan minat baca siswa untuk mempelajari materi ikatan kimia, selain
itu diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan sistematis karena penyajian buku
ini bersifat komunikatif dengan pertanyaan-pertanyaan dan dilengkapi dengan mind
3
ilustrasi gambar yang mendukung, sehingga siswa memiliki gambaran visual yang
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi ikatan kimia. Siswa yang
memiliki pengetahuan awal minim akan terbantu dengan adanya mind map di awal
buku karena merupakan ringkasan konsep inti dari materi yang akan dipelajari.
Secara tidak langsung siswa akan membangun konsep inti yang disajikan melalui
mind map sebagai konsep awal untuk dikembangkan. Apabila penjelasan pada buku
kurang memadai siswa akan berinisiatif untuk mengembangkan konsep inti tersebut
dengan mencari sumber belajar lain.
Penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan model
pengembangan ADDIE yang meliputi Analysis (Analisis), Design (Desain),
Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation
(Evaluasi). Pengembangan produk buku mind map materiikatan kimia berdasarkan
kurikulum 2013. Materi buku meliputi; (1) Atom dan Unsur, (2) Ikatan Ion, (3)
Ikatan Kovalen, (4) Struktur Lewis, (5) Senyawa Kovalen Polar, Kovalen Non
Polar, Kovalen Koordinasi, (6) Bentuk Molekul, dan (7) Sifat Senyawa Ion dan
Senyawa Kovalen.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah penelitian yang berkaitan dengan pengembangan sumber belajar sebagai
berikut.
1. Siswa sulit memahami materi kimia terutama pada bab ikatan kimia yang
4
2. Pengetahuan awal kimia siswa SMA kelas X sangat minim, sehingga sulit
memahami materi yang dibahas pada buku teks pelajaran maupun buku
pengayaan.
3. Budaya membaca siswa di Indonesia tergolong rendah, karena penyajian buku
tidak menimbulkan minat baca.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah pada penelitian ini, maka diberikan
batasan permasalahan sebagai berikut.
1. Sumber belajar yang dikembangkan dibatasi pada materi: (1) Atom dan Unsur,
(2) Ikatan Ion, (3) Ikatan Kovalen, (4) Struktur Lewis, (5) Senyawa Kovalen
Polar dan Non Polar dan Kovalen Koordinasi, (6) Bentuk Molekul, dan (7)
Sifat Senyawa Ion dan Kovalen.
2. Muatan sumber belajar yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik pruduk mind-map-book ikatan kimia untuk
membangun konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa SMA/MA?
2. Bagaimana kualitas produk mind-map-book ikatan kimia yang dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik produk mind-map-book ikatan kimia untuk
5
2. Mengetahui kualitas mind-map-book ikatan kimia yang dikembangkan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pengembangan mind-map-book ikatan kimia untuk
membangun konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa SMA/MA adalah
sebagai berikut.
1. Dapat membantu siswa SMA/MA untuk membangun konsep awal dan
memahami konsep dasar materi ikatan kimia.
2. Dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar mandiri bagi siswa
SMA/MA.
3. Bagi guru, produk pengembangan buku berbasis mind map pada materiikatan
kimia dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran berbasis mind mapping.
4. Dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi secara
berkesinambungan dan saling berhubungan antara materi yang satu dengan yang
lain.
5. Bagi peneliti, pengembangan ini dapat digunakan sebagai informasi untuk
penelitian pengembangan sumber belajar yang lain.
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah berupa
mind-map-book ikatan kimia, produk ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut.
1. Materi disajikan berbasis mind map, sehingga terdapat mind map di awal buku
6
2. Materi meliputi: (1) Atom dan Unsur, (2) Ikatan Ion, (3) Ikatan Kovalen, (4)
Struktur Lewis, (5) Senyawa Kovalen Polar dan Non Polar dan Kovalen
Koordinasi, (6) Bentuk Molekul, dan (7) Sifat Senyawa Ion dan Kovalen.
3. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan disajikan dengan
pertanyaan-pertanyaan.
4. Di akhir sub bab terdapat fenomena kehidupan sehari-hari yang menyangkut
materi.
5. Dicetak dengan ukuran A4, full color, bagian isi menggunakan kertas HVS 80
gram dicetak bolak-balik, sampul menggunakan kertas Ivory 240 gram.
6. Beberapa sub bab di halaman terakhir terdapat pertanyaan fenomena alam di
kehidupan sekitar kita yang menyangkut materi yang dibahas.
7. Muatan buku ini berdasarkan Kurikulum 2013.
8. Produk yang dihasilkan didesain menggunakan berbagai macam aplikasi
berbasis vektor seperti Corel Draw v7, Adobe Ilustrator CS4, Adobe Indesign
CS4, iMindMap 8.1 dll.
H. Pentingnya Pengembangan
Pengembangan mind-map-book ikatan kimia sangat dibutuhkan bagi siswa,
maupun guru. Mind map akan membantu siswa mendapatkan konsep dasar dari
suatu materi pelajaran, sehingga siswa akan mudah mengembangkan
pengetahuan-pengetahuan pada tingkat pengayaan. Buku ini disajikan dengan bahasa yang
komunikatif, mudah dipahami, didesain full color serta didukung dengan ilustrasi
7
itu diperlukan terobosan untuk mengembangkan mind-map-book ikatan kimia
dengan penyajian bahasa yang komunikatif.
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Penelitian pengembangan mind-map-book ikatan kimia memiliki beberapa
asumsi dan keterbatasan. Asumsi penelitian pengembangan produk yang dilakukan
adalah:
1. Reviewer menguasai materi ikatan kimia.
2. Peer reviewer menguasai materi ikatan kimia.
3. Setiap siswa memiliki kemampuan visual yang baik dan lebih tertarik kepada
gambar dan warna.
4. Penelitian pengembangan merupakan penelitian untuk menghasilkan produk
dibidang pendidikan
5. Buku pengembangan layak digunakan apabila mendapatkan kriteria penilaian
minimal Baik(B).
Adapun keterbatasan dari penelitian pengembangan produk yang dilakukan
adalah:
1. Produk yang dihasilkan tidak divalidasi oleh expert judgment selain dosen
pembimbing yang juga berperan sebagai ahli materi dan ahli media.
2. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan hanya dilakukan oleh 5 orang
reviewer yaitu guru kimia SMA di wilayah Kabupaten Bantul.
8
J. Definisi Istilah
Istilah dalam penelitian ini antara lain:
1. Belajar Mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau
motif untuk menguasai suatu kompetensi.
2. Konsep awal adalah suatu konsep inti yang dijadikan siswa sebagai
pengetahuan awal untuk dikembangkan melalui sumber belajar.
3. Konsep inti adalah suatu konsep penting atau konsep dasar yang dijabarkan
dengan penjelasan yang panjang.
4. Mind-map adalah peta konsep yang telah dimodifikasi oleh Tony Buzan
5. Mind-map-book ikatan kimia adalah buku pengayaan yang dilengkapi dengan
mind map.
6. Peer reviewer merupakan mahasiswa satu angkatan yang meninjau produk
sebelum dikonsultasikan ke ahli materi dan ahli media.
7. Penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu produk dibidang pendidikan.
8. Pengetahuan awal adalah pengetahuan seseorang sebelum mendapatkan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Penelitian Pengembangan
Menurut Sukardjo dan Lis Permana Sari (2009: 9), penelitian
pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, teori pendidikan yang sudah ada, dan menghasilkan suatu produk di
bidang pendidikan. Pada penelitian ini dihasilkan produk berupa mind-map-book
ikatan kimia untuk membangun konsep awal melalui belajar mandiri bagi siswa
SMA/MA. Terdapat berbagai model pengembangan produk seperti ADDIE, Dick
and Carry, Hannafin and Peck, Borg and Gall dan lainnya.
Salah satu model pengembangan yang sederhana dan mudah dipelajari
adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau
tahap utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan
(E)valuation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara
sistemik dan sistematik. Model pengembangan ADDIE secara umum adalah
sebagai berikut (Benny A. Pribadi, 2009: 124-128).
a. Analisis
Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau
perfomance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama,
yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Pada tahap kedua, yaitu analisis
10
untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar, bisa berupa analisis komponen
pembelajaran.
b. Desain
Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi produk atau media yang
didesain, sehingga produk tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran seperti yang diharapkan. Langkah desain harus mampu menjawab
pertanyaan apakah produk yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang terjadi pada diri siswa.
c. Pengembangan
Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan
memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai
pada langkah ini, yaitu: (1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, dan (2)
Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan.
d. Implementasi
Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan
program pembelajaran itu sendiri. Tujuan utama dari tahap implementasi yang
merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan adalah : (1) Membimbing
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi, (2) Menjamin
terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar
11
pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan
sikap) yang diperlukan.
e. Evaluasi
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai produk pengembangan. Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan
sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model ADDIE. Di samping itu,
evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil
pembelajaran siswa yang menggunakan produk pengembangan dengan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Belajar dan Belajar Mandiri
Belajar adalah usaha menggunakan setiap sarana atau sumber baik di dalam
maupun di luar pranata pendidikan guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh informasi, pemahaman akan sesuatu
hal atau memperoleh suatu keahlian (Y.B Sudarmanto, 1994: 2). Belajar merupakan
urusan pribadi siswa, apa saja yang dipelajari sangat tergantung pada diri seseorang.
Kegiatan belajar akan menjadi aktivitas belajar, dan setiap siswa mempunyai cara
dan metode belajar yang berbeda. Dengan aktivitas yang sama tetapi penggunaan
cara dan metode berbeda tentu hasil belajar setiap siswa akan berbeda.
Aktivitas belajar tidak hanya ditentukan oleh bakat dan minat tetapi juga
dipengaruhi oleh metode dan cara belajar yang baik. Seseorang dengan kapasitas
intelektual rata-rata dapat meraih keberhasilan dalam belajar karena memakai
metode dan cara belajar yang tepat. Aktivitas belajar menarik bukan hanya karena
12
singkat dapat memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin. Aktivitas belajar akan
lebih berdaya guna bila menjadi proses belajar mandiri (self-directed study).
Penggunaan metode dan cara belajar lebih berpengaruh daripada minat dan
motivasi pada aktivitas belajar mandiri, karena dari metode dan cara belajar dapat
menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam menjalankan aktivitas belajar (Y.B
Sudarmanto (1994: 2-8). Sehingga penggunaan metode sangat mempengaruhi hasil
belajar mandiri siswa, semakin baik metode yang digunakan maka akan semakin
baik hasil belajar mandiri siswa.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau
motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi masalah, dan dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Tujuan dari belajar
mandiri adalah mencari informasi baru, baik yang berbentuk pengetahuan maupun
keterampilan (Haris Mudjiman, 2007:7). Untuk mendapatkan kompetensi baru,
secara aktif pembelajar mandiri mencari informasi dari berbagai sumber dan
mengolahnya berdasar pengetahuan yang telah dimiliki.
Sesuai pengertian tersebut belajar mandiri mengisyaratkan adanya partisipasi
aktif dari siswa untuk menggali informasi dan memahami informasi dari sebuah
sumber belajar. Pada konteks materi pelajaran kimia siswa harus menumbuhkan
minat untuk menguasai konsep suatu materi kimia dengan berbagai cara, salah
satunya penggunaan sumber belajar berbasis mind map di luar buku pelajaran
13
3. Kualitas Buku
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2015 pasal 736 menjelaskan tugas Pusat Kurikulum dan Perbukuan
tentang pengendalian mutu perbukuan. Instrumen penilaian buku yang disusun oleh
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2014a) menjabarkan standar mutu buku
pengayaan pengetahuan sebagai berikut:
a. Komponen Materi
Kriteria yang digunakan untuk menilai materi/isi buku adalah seagai berikut:
1) Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional
2) Tidak bertentangan dengan perundang-undangan.
3) Materi merupakan karya orisinil dan tidak menimbulkan permasalahan SARA.
4) Kesesuaian dengan perkembangan IPTEK.
5) Kesesuaianya dengan kondisi faktual Indonesia.
b. Komponen Penyajian
Kriteria yang diguakan untuk menilai penyajian buku adalah sebagai berikut:
1) Sistematika penyajian dan kemudahan dipahami.
2) Pengembangan sikap spiritual dan sosial
3) Menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh.
4) Mengembangkan ketrampilan
c. Kompoen Bahasa
Kriteria yang digunakan untuk menilai komponen bahasa buku adalah sebagai
berikut:
14
2) Ejaan dan tanda baca yang digunakan sesuai kaedah dan istilah baku.
d. Komponen Grafika
Kriteria yang digunakan untuk menilai kompoen grafika buku adalah seagai
berikut:
1) Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, huruf memiliki keterbacaan tinggi dan
komposisi seimbang
2) Tata letak konsisten antara kulit buku dengan isi buku.
3) Tipografi (jenis, ukuran huruf dan penomoran) yang digunakan mempunyai
keterbacaan tinggi dan konsiten.
4) Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
Komponen-komponen tersebut menjadi sumber rujukan penyusunan buku,
sehingga penyajian buku ini sesuai dengan ketentuan dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. Sebagai penunjang ketercapaian komponen tersebut maka buku yang
dibuat dicetak dengan full color, menggunakan bahasa yang komunikatif dan
dilengkapi dengan mind map.
4. Mind Map
Salah satu faktor penting dari sebuah lingkungan pembelajaran adalah iklim
visual. Mata kita mampu menangkap 36.000 pesan visual dalam satu jam. Antara
80%-90% semua informasi yang diserap oleh otak kita adalah dalam bentuk visual.
Elemen esensial yang memungkinkan kedua mata kita untuk benar-benar
membentuk makna dari lapangan visual adalah kontras, kemiringan, lekukan, ujung
15
siswa sadar akan memberikan sebuah kerangka kerja untuk menarik perhatian siswa
(Eric Jensen, 2008: 86-87).
Sumber belajar yang disajikan dengan grafik penuh warna dan didukung
dengan ilstrasi gambar dapat merangsang siswa untuk mempelajari materi. Salah
satu metode untuk menciptakan iklim visual pembelajaran yang baik dapat
digunakan menggunakan mind map. Penggunaan mind map dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Menurut Tony Buzan (2008a: 4-9), metode mind map
adalah suatu cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi keluar dari otak. Cara penulisan mind map adalah menggunakan banyak
[image:31.595.118.510.388.581.2]warna, memiliki struktur dari pusat, menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan
gambar. Adapun contoh mind map dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh Mind Map
Menurut Sutanto Windura (2008: 19), buku dari materi pelajaran yang
berlembar-lembar mempunyai kata kunci berkisar 15% dan 85% berisi penjelasan.
Sebenarnya hanya dengan satu gambar mind map, siswa dapat melihat keseluruhan
16
berlembar-lembar, informasi dan pengetahuan yang masuk ke otak tidak terstruktur.
Sesuatu yang tidak terstruktur sulit untuk disatukan sehingga mengurangi daya
pemahamannya. Adapun fungsi mind map digunakan untuk menata dan
membangun sebuah peta pemikiran materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa.
Mind map dapat membuat informasi yang panjang menjadi diagram warna
sangat teratur. Mind map menggunakan kemampuan visual untuk mendapatkan
hasil maksimal. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang melengkung, mind
map lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional yang
cenderung linier dan satu warna. Hal ini akan memudahkan siswa mengingat
informasi. Ketepatan penulisan mind map dapat membantu siswa membangun
konsep awal berupa konsep inti dari suatu materi pelajaran, selain itu penggunaan
mind map dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
5. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan
terus-menerus disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian, yang bersifat
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu
diikuti dengan perasaan senang. Minat mempunyai pengaruh besar terhadap belajar,
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Buku teks pelajaran yang menarik minat siswa, akan lebih mudah dipelajari dan
17
Adapun perhatian dalam sebuah konten materi pelajaran juga penting.
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Jika seorang siswa sedang
membaca buku yang belum pernah dia baca, secara relatif merupakan hal yang baru
dibandingkan dengan buku yang pernah dia baca. Buku yang belum pernah dibaca
akan menarik perhatiannya. Jenis rangsangan baru dapat menarik perhatian
termasuk warna dan bentuk. Guru menarik perhatian siswa tentang kata-kata
penting dalam suatu bacaan dengan memberi warna pada kata-kata tersebut.
6. Ikatan Kimia SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah Kompetensi Inti (KI) yang memuat materi ikatan kimia adalah KI 3
[image:33.595.118.541.463.674.2]dan KI 4. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kompetensi Inti yang Memuat Materi Ikatan Kimia No Kompetensi Inti Uraian
1 KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
2 KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
18
[image:34.595.120.516.130.458.2]Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kompetensi Dasar yang Memuat Materi Ikatan Kimia No Kompetensi Dasar Uraian
1 KD 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi
2 KD 3.6 Menganalisis kepolaran senyawa
3 KD 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di
sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul
4 KD 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi
5 KD 4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa
6 KD 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah
pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron)
Berdasarkan uraian Kompetensi Dasar (KD) maka materi ikatan kimia yang
harus termuat meliputi: (1) Struktur Lewis, (2) Ikatan ion dan ikatan kovalen, (3)
Ikatan kovalen koordinasi, (4) Senyawa kovalen polar dan non polar, (5) Ikatan
logam, (6) Gaya antarmolekul, (7) Sifat fisik senyawa, dan (8) Bentuk molekul.
Untuk produk pengembangan mind map ikatan kimia ini, tidak menyertakan
pembahasan ikatan logam dan gaya antarmolekul, karena materi tersebut dapat
dibahas lebih rinci dalam buku tersendiri.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yaitu penelitian Wiwid Pungki Ningrum (2013)
19
materi senyawa turunan alkana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
Chemistry Mind Map Plus sebagai media pembelajaran kimia SMA/MA pada
materi senyawa turunan alkana untuk kelas XII SMA/MA dikategorikan sangat
baik (SB) dengan persentase keidealan 89%. Relevansi penelitian yang dilakukan
Wiwid Pungki Ningrum (2013) dengan penelitian ini adalah produk yang
dihasilkan berbentuk mind map, namun berbeda dalam bentuk produk dan materi
yang dikembangkan yaitu media flash turunan alkana, sedangkan dalam penelitian
ini materiikatan kimiadikemas dalam bentuk buku.
Penelitian relevan selanjutnya yaitu penelitian Anisa Aurum Ningtyas (2015)
berupa pengembangan buku pengayaan Chemistry Mind Map dengan pendekatan
kontekstual materi larutan asam dan basa. Kualitas buku pengayaan yang dihasilkan
adalah sangat baik (SB) untuk ketiga aspek penilaian yaitu aspek kelayakan isi,
penyajian, dan mind map. Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Anisa Aurum
Ningtyas adalah produk yang dihasilkan berupa buku berbasis mind map, adapun
perbedaannya adalah materi yang disajikan berupa asam dan basa sedangkan
penelitian ini materinya ikatan kimia.
Penelitian relevan selanjutnya yaitu penelitian Febry Kurniawan (2015)
berupa pengembangan game android chemistry to be millionaire sebagai media
pembelajaran pada materi ikatan kimia. Hasil penelitian menunjukkan kualitas
produk sangat baik (SB). Relevansi dari penelitian yang dilakukan oleh Febry
Kurniawan terletak pada materi ikatan kimia untuk siswa SMA/MA, perbedaannya
20
Android untuk media pembelajaran berbasis Adobe Flash C6, sedangkan penelitian
ini berupa buku berbasis mind map.
C. Kerangka Berpikir
Pengetahuan awal siswa SMA mengenai materi kimia sangat minim dan
mempengaruhi belajar mandiri siswa, karena kurikulum di SMP tidak membahas
mata pelajaran kimia secara khusus, melainkan terintegrasi dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Selain itu kimia merupakan materi yang bersifat abstrak seperti
pada terjadinya ikatan kimia dan bentuk molekul. Untuk mendapatkan kompetensi
baru dari pengetahuan awal yang minim, siswa harus aktif mencari informasi dari
berbagai sumber. Salah satu sumber belajar berupa buku teks pelajaran atau buku
pengayaan.
Untuk mendukung belajar mandiri perlu memilih buku dengan sistematika
penyajian yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Produk pengembangan
berbasis mind map dirancang untuk mengatasi permasalahan pengetahuan awal
siswa yang minim, sehingga siswa mampu membangun konsep awal berupa konsep
inti yang dijabarkan di dalam buku. Mind map akan mempermudah siswa dalam
memahami penjelasan ikatan kimia di dalam buku, selain itu metode belajar
menggunakan mind map membuat siswa berpikir secara sistematis. Penyajian buku
pengembangan berbasis mind map dilakukan dengan full color dan didukung
dengan ilustrasi berupa gambar untuk memperjelas materi ikatan kimia yang
bersifat abstrak.
Pengembangan mind-map-book ikatan kimia sangat diperlukan untuk
21
siswa SMA/MA. Konsep inti yang dibuat dengan mind map dapat dikembangkan
sendiri oleh siswa melalui sumber belajar lain, seperti pakar ilmu, internet, maupun
sumber belajar lain. Secara singkat kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
[image:37.595.113.515.190.468.2]dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
Materi Abstrak Sumber Belajar Buku Berbasis
Mind Map
Konsep Inti
Konsep Awal Minat Baca Ilustrasi Mendukung
Belajar Mandiri Pengetahuan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yaitu suatu penelitian
yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kelayakan produk
tersebut.
B. Model Pengembangan
Model penelitian pengembangan yang diterapkan adalah model prosedural
menurut ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation).
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah produk berupa buku mind-map-book ikatan
kimia, sedangkan objek penelitian ini adalah kualitas produk mind-map-book ikatan
kimia.
D. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan mind-map-book ikatan kimia berdasarkan pada 4
tahap (Analysis, Design, Development, Evaluation) dari 5 tahap model
pengembangan ADDIE dan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun tahapan pengembangan yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut.
1. Tahap I (Analisis)
Tahap analisis merupakan langkah awal dalam pengembangan produk,
berikut langkah-langkah tahap analisis yang dilakukan.
a. Analisis permasalahan siswa SMA/MA kelas X yang bertujuan untuk
23
diperoleh dengan cara mengkaji teori, jurnal-jurnal, dan pengamatan kegiatan
pembelajaran.
b. Analisis komponen pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sumber
belajar penunjang siswa. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan
observasi buku yang digunakan siswa SMA/MA dan buku-buku yang dinilai
oleh BSNP dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
c. Analisis teknologi yang bertujuan untuk menentukan perangkat lunak dan
keras yang akan digunakan dalam pengembangan produk. Pengembangan
produk ini menggunakan perangkat lunak Adobe Indesign CS4, Adobe
Ilustrator CS4, Adobe Photoshop CS4, Corel Draw X7, IMind Map 8.1 dan
perangkat lunak lainnya.
d. Analisis kurikulum dengan cara memilih materi ikatan kimia SMA/MA yang
akan dikemas dalam produk beserta indikatornya berdasarkan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan. Materi yang dimasukkan ke
dalam produk mind-map-book yaitu (1) Atom dan Unsur, (2) Ikatan Ion, (3)
Ikatan Kovalen, (4) Struktur Lewis, (5) Senyawa Kovalen Polar dan Nonpolar
dan Ikatan Kovalen Koordinasi, (6) Bentuk molekul, dan (7) Sifat Senyawa Ion
dan Kovalen.
2. Tahap II (Desain/Perancangan)
Tahap desain memuat rancangan suatu produk yang akan dihasilkan, berikut
24
a. Mengumpulkan bahan meliputi naskah materi, latihan soal, gambar dan
ilustrasi yang akan disajikan dalam produk yang akan dikembangkan dari buku
universitas, buku teks kimia SMA/MA, dan internet.
b. Merancang sajian buku yang akan dibuat seperti urutan isi buku, membuat
layout dengan Adobe Indesign CS4, menentukan jenis kertas yaitu kertas HVS
A4, massa 80 gram dan dicetak potrait.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen yang menjadi kriteria kualitas mind-map-book
ikatan kimia. Kualitas produk dinyatakan dengan skor: 5 = SB (sangat baik), 4
= B (baik), 3 = C (cukup), 2 = K (kurang), dan 1 = SK (sangat kurang).
d. Melakukan bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing terkait dengan
rancangan pengembangan produk buku.
3. Tahap III (Pengembangan)
Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menuliskan materi ikatan kimia yang akan dikembangkan dengan Microsoft
Word 2013
b. Mengonsultasikan materi kepada dosen pembimbing
c. Memberikan ilustrasi pada materi ikatan kimia yang telah disusun dalam
bentuk layout menggunakan Adobe Indesign CS4.
d. Mengonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing
e. Menyusun buku berdasarkan masukan dari dosen pembimbing dan
menghasilkan produk awal.
f. Membuat instrumen penilaian produk mind-map-book ikatan kimia
25
4. Tahap IV (Evaluasi)
Tahap evaluasi merupakan tahap revisi dan penilaian produk, adapun
langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut.
a. Peninjauan I dilakukan oleh 3 mahasiswa Pendidikan Kimia sebagai peer
reviewer untuk memberikan masukan mengenai materi, penyajian, bahasa,
grafika dan mind map
b. Revisi I produk hasil dari peninjauan peer reviewer
c. Peninjauan II dari ahli materi dan ahli media, untuk memberikan masukan
terakhir sebelum produk dinilai oleh reviewer
d. Revisi II produk hasil masukan dari ahli materi dan ahli media
e. Penilaian kualitas produk mind-map-book ikatan kimia oleh 5 guru kimia
SMA/MA sebagai reviewer menggunakan instrumen penilaian kualitas produk
f. Revisi produk hasil berdasarkan penilaian kualitas oleh reviewer. Data kualitas
produk ini selanjutnya dianalisis dan dilakukan revisi tahap akhir.
Skema pengembangan dan penilaian produk mind-map-book ikatan kimia
26
27
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah data proses
pengembangan produk mind-map-book ikatan kimia sesuai dengan prosedur dan
metode yang ditempuh, dan data tentang kualitas penilaian produk mind-map-book
ikatan kimia dari 5 guru kimia SMA/MA.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data proses pengembangan produk mind-map-book ikatan kimia diperoleh
dari peer reviewer dan reviewer. Data dikumpulkan dari masukan yang dituliskan
[image:44.595.118.508.369.465.2]pada tabel di kertas yang disediakan. Format tabel dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Format Tabel Masukan Peer Reviewer dan Reviewer
No Hlm Bagian/Materi Masukan
Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik angket
tertutup yang sudah disediakan jawabannya. Bentuk angket dalam penelitian ini
adalah check list dan rating scale (skala bertingkat). Check list berupa daftar yang
harus di isi oleh responden dengan cara membubuhkan tanda check(√) pada kolom
yang sesuai. Rating scale (skala bertingkat) artinya setiap pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan. Dalam penelitian ini tingkatan
penilaian terhadap setiap kriteria adalah SB (sangat baik), B (baik), C (cukup), K
28
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, yang
diadaptasi dari kisi-kisi instrumen penilaian buku dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan tahun 2014, teori membuat mind map oleh Sutanto Windura (2008:
[image:45.595.114.512.220.643.2]33-42), dan angket dari Anisa Aurum Ningtyas (2015).
Tabel 4. Kisi-kisi penilaian mind-map-book ikatan kimia SMA/MA
No Aspek Kisi-Kisi Jumlah Butir
I Aspek
Kelayakan Materi
Materi merupakan karya orisinil 1
Kebenaran keilmuan, shahih, akurat dan kesesuaian dengan perkembangan IPTEK
2
Materi mendukung tujuan pendidikan nasional
1
Lengkap, komprehensif dan sesuai dengan ruang lingkup buku
1
II Aspek Kelayakan Penyajian
Runtut, bersistem, lugas dan mudah dipahami
3
Mengembangkan kecakapan akademik atau pengembangan karakter
2
Membangkitkan motivasi belajar untuk mengetahui lebih jauh
1
III Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa etis, komunikatif dan fungsional 3
Sesuai ejaan yang dibenarkan 1
IV Aspek Kelayakan Grafika
Tata letak unsur grafika (layout) dan ilustrasi
4
Kesesuaian pemilihan warna, jenis dan ukuran tipografi
3
V Aspek
Kelayakan
Mind Map
Ketepatan pusat mind map 1
Ketepatan cabang dan hierarki informasi 1
Ketepatan penggunaan warna 1
Ketepatan penggunaan gambar 1
Tataruang mind map 1
29
F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Proses
Saran dan masukan dikumpulkan, ditabulasi dan dipilih mana yang sesuai
dengan konsep produk, dan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki produk.
Bahan revisi I, diperoleh dari 3 orang mahasiswa Pendidikan Kimia sebagai peer
reviewer, kemudian dilakukan perbaikan. Bahan revisi II, diperoleh dari ahli materi
dan ahli media yang juga sebagai dosen pembimbing. Sebagai bahan revisi III,
diperoleh dari 5 guru kimia SMA/MA sebagai reviewer. Kritik dan saran yang
diperoleh baik dari dosen pembimbing, peer reviewer, ahli media, ahli materi, dan
reviewer dijadikan dasar untuk melakukan revisi dan perbaikan tahap akhir,
sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.
2. Analisis Data Kualitas
Data kualitas produk berupa data skor (nominal). Analisis data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Hasil penilaian dari 5 guru kimia sebagai reviewer mula-mula masih dalam
bentuk data kualitatif, kemudian diubah menjadi skor menggunakan skala
Likert dengan ketentuan seperti Tabel 5 (Sukardjo & Lis Permana Sari, 2009:
[image:46.595.200.424.583.710.2]71).
Tabel 5. Aturan Pemberian Skor
No Keterangan Skor
1 SK (Sangat Kurang) 1
2 K (Kurang) 2
30
4 B (Baik) 4
5 SB (Sangat Baik) 5
b. Skor rata-rata tiap aspek penilaian dihitung dengan rumus:
X = ∑ x
�
Keterangan:
X = skor rata-rata tiap aspek penilaian
n = jumlah penilai
Ʃ x = jumlah skor masing-masing penilai
c. Skor rata-rata diubah menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria nilai.
Ketentuan yang digunakan pada penentuan kriteria nilai kualitatif dapat
[image:47.595.200.422.84.141.2]dilihat pada Tabel 6 (Eko Putro Widoyoko, 2009: 111).
Tabel 6. Kriteria Pengubahan Nilai Kuantitatif Menjadi Kualitatif
No Rentang skor (i) Katergori
1. X > Xi + 1,8 SBi Sangat Baik
2. Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 SBi Baik
3. Xi - 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 SBi Cukup
4. Xi - 1,8 SBi < X ≤ Xi - 0,6 SBi Kurang
5. X ≤ Xi - 1,8 SBi Sangat Kurang
Keterangan:
Xi= skor rata-rata ideal
31
Xi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SBi = (½) (⅓) (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Skor tertinggi ideal = Ʃ butir kriteria x skor tertinggi (5)
Skor terendah ideal = Ʃ butir kriteria x skor terendah (1)
d. Menentukan nilai keseluruhan produk
Menghitung skor rata-rata keseluruhan aspek penilaian, serta menentukan
kualitas produk sesuai dengan kriteria penilaian ideal.
e. Menghitung persentase keidealan buku menggunakan rumus
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pertama pada penelitian pengembangan ini berupa
mind-map-book ikatan kimia yang berjudul “Ikatan Kimia Berbasis Mind Map”. Buku ini
disusun mengacu pada Kurikulum 2013 dengan cakupan materi meliputi: (1) Atom
dan Unsur, (2) Ikatan Ion, (3) Ikatan Kovalen, (4) Struktur Lewis, (5) Senyawa
Kovalen Polar dan Nonpolar dan Ikatan Kovalen Koordinasi, (6) Bentuk Molekul,
dan (7) Sifat Senyawa Ion dan Kovalen.
Komponen buku terdiri dari: (1) Cover Depan, (2) Sub Cover, (3) Kata
Pengantar, (4) Daftar Isi, (5) Sistematika Penulisan, (6) Mind Map Keseluruhan Isi
Buku, (7) KD & Indikator, (8) Penjelasan Materi, (9) Mind Map Setiap Sub Bab,
(10) Fenomena Alam atau Kehidupan, (11) Rangkuman, (12) Soal Akhir Buku, (13)
Glosarium, (14) Daftar Pustaka, (15) Cover Belakang. Tampilan cover depan dan
sub cover buku dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Hasil penelitian kedua berupa data proses dan data kualitas produk. Data
proses berupa saran dan masukan dari peer reviewer, ahli materi, ahli media dan
reviewer. Data kualitas produk berupa skor yang diperoleh dari penilaian reviewer,
yaitu 5 orang guru kimia SMA/MA dari sekolah yang berbeda di Kabupaten Bantul.
33
Gambar 4. Cover Mind-Map-Book
[image:51.595.224.402.398.618.2]34
Tabel 7. Data Kuantitatif Kualitas Produk Aspek
Penilaian
Kriteria
Penilai Jumlah
Skor Setiap Kriteria Jumlah Skor Setiap Aspek Rata-Rata Setiap Aspek Rentang Skor
1 2 3 4 5
A
1 4 5 4 4 4 21
108 21,6 X̅ > 20,9
(SB)
2 4 5 4 4 4 21
3 4 5 4 4 4 21
4 5 5 5 4 4 23
5 5 5 4 4 4 22
B
6 5 5 4 4 4 22
125 25 20,4 < X̅ ≤ 25,2
(B)
7 5 5 4 4 4 22
8 4 4 3 4 4 19
9 4 5 4 4 4 21
10 4 4 4 4 4 20
11 4 5 4 4 4 21
C
12 5 5 4 4 4 22
85 17 X̅ > 16,7
(SB)
13 5 5 3 4 4 21
14 5 5 3 4 4 21
15 5 5 3 4 4 21
D
16 4 5 3 4 4 20
142 28,4 23,8 < X̅ ≤ 29,4 (B)
17 4 5 3 4 4 20
18 4 4 4 3 4 19
19 4 5 4 4 3 20
20 4 5 4 4 4 21
21 4 5 4 4 5 22
22 4 5 4 3 4 20
E
23 4 5 4 4 3 20
101 20,2 16,9 < X̅ ≤ 20,9
(B)
24 4 5 4 4 3 20
25 4 5 4 3 4 20
26 4 5 4 4 5 22
27 4 5 4 3 3 19
Jumlah Skor 116 132 103 104 106 561 561 112,2 X > 110,4
35 B. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan mind-map-book ikatan
kimia dengan karakteristik tertentu untuk membangun konsep awal melalui belajar
mandiri bagi siswa SMA/MA dan mengetahui kualitas produk. Proses
pengembangan produk melalui empat tahap berdasarkan model pengembangan
ADDIE, yaitu analysis (analisis), design (desain atau perancangan), development
(pengembangan) dan evaluation (evaluasi). Proses implementation (penerapan)
tidak dilakukan karena keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun biaya.
Adapun pembahasan proses pengembangan adalah sebagai berikut.
1. Tahap I (Analisis)
Tahap analisis meliputi: (1) menganalisis masalah siswa, (2) menganalisis
komponen pembelajaran, (3) menganalisis kebutuhan perangat lunak dan keras atau
analisis teknologi, dan (4) menganalisis kurikulum. Tahap analisis dilakukan
sebagai langkah awal untuk menentukan produk buku yang akan dikembangkan.
Pada tahap analisis disimpulkan bahwa: (1) siswa sulit memahami materi kimia
terutama ikatan kimia yang bersifat abstrak, (2) budaya membaca siswa di
Indonesia sangat rendah, (3) perlu pengembangan sumber belajar berbasis mind
map, (4) sumber belajar yang akan dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013
disesuaikan dengan KD 3.5, KD 3.6, KD 3.7, KD 4.5, KD 4.6, dan KD 4.7.
2. Tahap II (Desain/Perancangan)
Tahap desain meliputi: (1) mengumpulkan bahan materi, latihan soal, ilutrasi
gambar dari internet, buku universitas, dan buku teks kimia SMA/MA, (2)
36
dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7, dan menentukan jenis kertas isi yaitu HVS
A4 80 gram serta kertas cover depan yaitu ivory 230 gram, (3) menyusun kisi-kisi
[image:54.595.180.475.173.378.2]instrumen, dan (4) melakukan bimbingan.
Gambar 6. Layout Sistematika Penulisan
[image:54.595.176.479.393.627.2](a) (b)
37 3. Tahap III (Pengembangan)
Tahap pengembangan meliputi: (1) menuliskan materi ikatan kimia
menggunakan Microsoft Word 2013. Materi yang ditulis disesuaikan dengan
analisis materi berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menurut
Kurikulum 2013, (2) susunan sementara materi yang telah dibuat dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing, kemudian dilakukan perbaikan materi, (3) menyusun
materi ikatan kimia dan ilustrasi menggunakan layout yang telah dibuat dengan
Adobe Indesign CS4, (4) mengonsultasikan layout kepada dosen pembimbing,
kemudian dilakukan perbaikan layout, (5) menyusun buku berdasarkan masukan
materi dan layout oleh dosen pembimbing dan menghasilkan produk awal, (6)
membuat instrumen penilaian produk, dan (7) melakukan validasi instrumen
penilaian produk oleh dosen pembimbing.
4. Tahap IV (Evaluasi/Penilaian)
Tahapan evaluasi meliputi: (1) peninjauan I yang dilakukan oleh peer
reviewer, (2) melakukan revisi tahap I berdasarkan masukan dari peer reviewer,
hasil revisi tahap I disebut produk I, (3) melakukan validasi materi dan media oleh
dosen pembimbing, (4) melakukan revisi tahap II berdasarkan masukan dari ahli
materi dan ahli media, hasil revisi tahap II disebut produk II, (5) menilaikan kualitas
produk kepada reviewer, (6) melakukan revisi tahap akhir berdasarkan penilaian
dari reviewer. Tahap evaluasi atau tahap penilaian produk diperoleh dua data yaitu
data proses dan data kualitas. Data proses berupa saran dan masukan yang diberikan
oleh peer reviewer, ahli materi, ahli media, dan reviewer, sedangkan data kualitas
38 a. Data Proses Produk
Data proses produk berupa saran dan masukan dari peer reviewer, ahli
materi, ahli media dan reviewer yang dijadikan bahan untuk melakukan revisi.
Saran dan masukan dari peer reviewer dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Saran dan Masukan dari Peer Reviewer
No Masukan dan Saran Keterangan
1. Pada SKRIPSI” sebaiknya dihilangkancover depan tulisan “EDISI Tidak dilakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan 2. Tata bahasa dan penulisan masih
banyak terdapat kesalahan
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
3. Font mind-map terlalu kecil dan sulit untuk dibaca
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
4.
Mengganti istilah siswa menjadi
peserta didik karena disusun
berdasarkan Kurikulum 2013
Tidak dilakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan
5. Memberikan kunci jawaban Uji
Kompetensi
Tidak dilakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan
Tulisan “EDISI SKRIPSI” tidak dihilangkan karena produk buku merupakan
edisi khusus untuk Tugas Akhir Skripsi, diharapkan produk ini dikembangkan lebih
lanjut. Selain itu peer reviewer memberikan saran dan masukan mengenai tata
bahasa yang digunakan masih banyak terdapat kesalahan, seperti kesalahan dalam
menuliskan tanda baca pada akhir kalimat, penulisan imbuhan, kata serapan yang
tidak dicetak miring, kata-kata yang tidak sesuai dengan KBBI, dan penulisan daftar
pustaka yang tidak sesuai dengan buku panduan penulisan skripsi. Masukan
tersebut kemudian dijadikan bahan untuk memperbaiki dan merevisi produk.
Ukuran font pada mind map terlalu kecil dikarenakan software yang
digunakan untuk membuat mind map mengatur secara otomatis proporsi ukuran
lembar kerja dengan ukuran font. Semakin banyak tulisan maka ukuran font pada
39
lembar kerja akan semakin besar, sehingga perbesaran font yang dilakukan tidak
memberikan pengaruh keterbacaan font pada mind map. Selain itu peer reviewer
juga memberikan saran untuk mengganti istilah siswa menjadi peserta didik. Saran
ini tidak dilakukan revisi karena istilah siswa lebih familiar dan mudah dimengerti.
Saran dan masukan berikutnya adalah untuk menyajikan kunci jawaban dari uji
kompetensi dan soal latihan, hal ini tidak dilakukan karena keterbatasan waktu
pengembangan.
Saran dan masukan dari ahli materi dan ahli media yang juga sebagai dosen
[image:57.595.117.512.344.538.2]pembimbingdapat dilihat dalam Tabel 9.
Tabel 9. Saran dan Masukan dari Ahli Materi dan Ahli Media
No Masukan dan Saran Keterangan
1. Terdapat kesalahan konsep materi yang ditulis
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
2. Istilah kimia yang digunakan tidak tepat dan perlu diganti
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
3. Materi terlalu bertele-tele sehingga beberapa materi harus dihilangkan
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
4. Banyak penulisan dan tata bahasa yang masih salah
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
5. Cover kurang mengilustrasikan ikatan kimia
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
6. Pemilihan warna font yang kurang tepat, sehingga tidak terlihat
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
Terdapat istilah kimia yang digunakan tidak tepat seperti penggunaan afinitas
elektron paling negatif dan paling positif, seharusnya ditulis dengan afinitas
elektron tinggi dan afinitas elektron rendah. Materi yang ditulis terlalu banyak dan
tidak padat, sehingga produk pengembangan ini menghilangkan materi ikatan
logam dan gaya antarmolekul. Cover yang semula menggunakan bentuk molekul
space and filling akhirnya diganti dengan molymod yang menggambarkan ikatan
40
produk, yang selanjutnya produk tersebut dinilaikan ke reviewer. Saran dan
masukan dari reviewer,yaitu 5 guru kimia SMA/MA dari sekolah yang berbeda di
[image:58.595.118.513.171.453.2]wilayah Kabupaten Bantul dapat dilihat dalam Tabel 10.
Tabel 10. Saran dan Masukan dari Reviewer
No Masukan dan Saran Keterangan
1. Terdapat pemilihan warna dalam layout buku membuat tulisan sulit terbaca
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
2. Redaksi penulisan materi dapat membuat siswa kebingungan
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
3. Ukuran footer terlalu besar sehingga mengganggu fokus pembaca
Tidak direvisi sesuai dengan saran dan masukan
4. Terdapat penggunaan istilah yang kurang tepat
Tidak direvisi sesuai dengan saran dan masukan
5. Penulisan pengarang buku tidak terlihat Tidak direvisi sesuai dengan saran dan masukan
6. Font pada mind map terlalu kecil, sehingga tidak terlihat
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
7. Mind map yang melengkung sebaiknya diganti dengan garis lurus
Tidak direvisi sesuai dengan saran dan masukan
8. Terdapat penulisan nomor yang kurang tepat
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
9. Kolom wawasan kurang mendukung
pembahasan
Telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan
Penulisan materi yang tidak lugas membuat siswa kebingungan dalam
memahami buku. Selain itu terdapat redaksi kalimat yang bisa menimbulkan
miskonsepsi, sehingga masukan tersebut dijadikan bahan untuk merevisi produk.
Masukan dan saran untuk memperkecil ukuran footer tidak dilakukan, karena sudah
sesuai dan tidak mengganggu fokus siswa dalam membaca buku. Selain itu font
pengarang mengguanakan warna hitam dimaksudkan agar tulisan pengarang tidak
terlihat. Hal ini agar pembaca tidak terganggu dalam membaca judul buku. Adapun
saran dan masukan untuk mengganti istilah dot Lewis menjadi titik Lewis tidak
dilakukan, karena istilah titik Lewis berasal dari bahasa inggris yaitu dot. Untuk
41
digunakan istilah dot. Saran dan masukan selanjutnya adalah mengganti garis
lengkung mind map dengan garis lurus. Tujuan dari mind map adalah mengubah
peta konsep yang hanya garis lurus menjadi garis lengkung agar siswa timbul minat
baca, sehingga saran tersebut tidak dilakukan.
b. Data Kualitas Produk
Data kualitas produk diperoleh melalui penilaian 5 orang reviewer dari
SMAN 1 Piyungan, SMAN 1 Banguntapan, SMAN 2 Banguntapan, SMAN 1
Bantul dan SMAN 1 Imogiri. Hasil penilaian dari 5 orang reviewer dapat dilihat
[image:59.595.115.532.335.578.2]pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Penilaian Reviewer Setiap Aspek
Aspek Penilaian Jumlah Butir Indikator Penilaian Skor Maksimal Hasil Skor
Rata-Rata Rentang Skor
Kriteria Penilaian
1 5 25 21,60 �̅ > , SB
2 6 30 25,00 , < �̅ ≤ , B
3 4 20 17,00 �̅ > , SB
4 7 35 28,40 , < �̅ ≤ , B
5 5 25 20,20 , < �̅ ≤ , B
Jumlah 135 112,2 �̅ > , SB
Keterangan aspek penilaian: Aspek 1 : Aspek Materi Aspek 2 : Aspek Penyajian Aspek 3 : Aspek Bahasa Aspek 4 : Aspek Grafika Aspek 5 : Aspek Mind Map
Persentase keidealan setiap aspek penilaian diperoleh dari perbandingan antara skor
rata-rata yang diperoleh setiap aspek dengan skor maksimal dikali seratus persen.
Perhitungan secara rinci dapat dilihat di Lampiran 12. Grafik persentase keidealan
42
Gambar 8. Persentase Penilaian Setiap Aspek
Berdasarkan grafik diperoleh bahwa persentase keidealan aspek penilaian
tertinggi yaitu aspek materi, sedangkan aspek penilaian terendah adalah aspek mind
map. Selain itu pada Tabel 11 dapat diketahui skor rata-rata seluruh aspek penilaian
adalah 112,2. Skor tersebut berada pada rentang skor lebih dari 110,4, sehingga
dapat disimpulkan kualitas produk buku yang dihasilkan adalah Sangat Baik(SB). Berikut merupakan pembahasan setiap aspek penilaian dan kualitas produk secara
keseluruhan.
1) Aspek Materi
Aspek kelayakan materi terdiri dari 5 butir indikator penilaian. Aspek materi
digunakan untuk mengetahui kelayakan materi pada produk. Skor rata-rata hasil
penilaian produk pada aspek kelayakan materi dapat dilihat dalam Tabel 12.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa indikator kesesuaian materi
dengan k