T.A. 2012/2013
Oleh:
Ade Ramadhani NIM. 408111026
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
Judul Penelitian :
Nama Mahasiswa : Ade Ramadhani
NIM : 408111026
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. W. Rajagukguk, M.Pd NIP. 19611005 198601 1 001
Mengetahui,
FMIPA UNIMED Jurusan Matematika
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19590807 198303 1 033
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul
“Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Operasi
Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Dr.W.Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd
dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Penguji dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,
M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc,
Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta staf-stafnya. Terima kasih juga
kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
ketua dan sekretaris jurusan Matematika UNIMED dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd
selaku ketua Prodi Matematika UNIMED serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan
staf pegawai jurusan matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama
penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Juriadi, S.Ag, S.Pd.I
selaku Kepala MTs. Aisyiyah Binjai, Ibu Yusnaini Siregar, S.Pd selaku guru
matematika MTs. Aisyiyah Binjai, guru dan staf pegawai MTs. Aisyiyah Binjai
yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima
v
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda H.
Abdullah S. dan Ibunda Hj. Nuraini Gultom yang telah begitu banyak
memberikan kasih sayang, do’a, dorongan, motivasi, semangat, serta dukungan
secara moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan studi di
UNIMED. Semoga Allah memberi kebaikan dunia dan akhirat pada kalian. Amin.
Khusus ucapan terima kasih penulis kepada Heri Herdiansyah yang juga telah
begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, serta dukungan secara
moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
juga kepada Adinda M. Prayudha Aprian, Wahyu Dermawan, dan Nurul Aisyiah,
serta seluruh keluarga yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.
Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan yang selalu
memberikan do’a dan dukungan yaitu Winta, Lisa, Rifi, Yuni, Hetty, Ningsih,
serta semua teman-teman kelas Matematika Dik B ’08 dan Matematika Dik A ’08
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya, dan seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Desember 2012
Penulis,
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI
KELAS VIII MTS. AISYIYAH BINJAI T.A. 2012/2013
Ade Ramadhani (408111026) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional pada materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai sebanyak 3 kelas paralel. Sampel diambil sebanyak 2 kelas dan dipilih secara acak. Kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran berdasarkan masalah dan kelas VIII-B sebagai kelas konvensional dengan pembelajaran konvensional. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika berupa pretes dan postes sebanyak 5 soal yang sebelumnya telah diujicobakan untuk melihat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda tes.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas data. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data diketahui bahwa data berdistribusi normal dan sampel dalam penelitian ini homogen. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa pada kondisi awal ditunjukkan bahwa kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas konvensional relatif sama. Pada kelompok eksperimen nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 20,958 sedangkan rata-rata kemampuan awal siswa kelas konvensional adalah 19,917.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelompok, yaitu pembelajaran berdasarkan masalah dan pembelajaran konvensional, diperoleh nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen adalah 66,5 dan pada kelas konvensional 55,167. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan meggunakan uji-t dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh
tabel
hitung t
t > yaitu 3,247 > 1,680. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis ternyata H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti kemampuan pemecahan masalah
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Lampiran ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 6
1.3.Batasan Masalah 6
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 8
2.1.2. Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika 10
2.1.3. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Matematika 12
2.1.4. Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15
2.1.5. Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16
2.1.6. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17
2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18
2.1.8. Pembelajaran Konvensional 19
2.1.9. Pelaksanaan dan Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 21
2.1.10. Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar 23
2.1.11. Perbedaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan
Pembelajaran Konvensional 27
2.2. Kerangka Konseptual 28
2.3. Hipotesis Penelitian 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 30
3.2. Populasi dan Sampel 30
3.4. Desain Penelitian 30
3.4.1. Variabel Penelitian 31
3.5. Prosedur Penelitian 32
3.6.Alat Pengumpul Data 33
3.6.1. Tes Pemecahan Masalah Matematika 33
3.6.1.1.Uji Validitas 34
3.6.1.2.Uji Reliabilitas 35
3.6.1.3.Uji Indeks Kesukaran 35
3.6.1.4.Uji Daya Beda 36
3.7.Teknik Analisis Data 37
3.7.1. Uji Normalitas 37
3.7.2. Uji Homogenitas 38
3.7.3. Uji Hipotesis 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 40
4.1.1. Kemampuan Awal Siswa 40
4.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 40
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 41
4.2.1. Uji Normalitas 41
4.2.2. Uji Homogenitas 42
4.2.3. Uji Hipotesis 42
4.3. Pembahasan Penelitian 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17
Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan
Masalah 18
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional 20
Tabel 2.4. Perbedaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan
Pembelajaran Konvensional 27
Table 3.1. Pretest-posttest Control Group Design 31
Tabel 3.2. Acuan Penskoran Tes Pemecahan Masalah 33
Tabel 3.3. Validitas Item Soal 35
Tabel 3.4. Indeks Kesukaran Soal 36
Tabel 3.5. Daya Pembeda Soal 37
Tabel 4.1. Kemampuan Awal Siswa 40
Tabel 4.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 40
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data 41
Tabel 4.4. Uji Homogenitas 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP Pembelajaran Berdasarkan Masalah 48
Lampiran 2 : RPP Pembelajaran Konvensional 60
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 68
Lampiran 4 : Tes Diagnostik 77
Lampiran 5 : Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 81
Lampiran 6 : Data Tes Diagnostik Siswa 84
Lampiran 7 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 85
Lampiran 8 : Soal Pretes 86
Lampiran 9 : Alternatif Jawaban Pretes 88
Lampiran 10: Soal Postes 91
Lampiran 11: Alternatif Jawaban Postes 93
Lampiran 12: Perhitungan Validitas Tes 96
Lampiran 13: Perhitungan Reliabilitas Tes 98
Lampiran 14: Perhitungan Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 100
Lampiran 15: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas
Eksperimen 102
Lampiran 16: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas
Konvensional 103
Lampiran 17: Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 104
Lampiran 18: Uji Normalitas Data 111
Lampiran 19: Uji Homogenitas Data 115
Lampiran 20: Pengujian Hipotesis 117
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sejak adanya manusia di muka bumi dengan peradabannya maka sejak itu
pula pada hakekatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sugiono, 2009:42):
“Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, mayarakat, bangsa dan negara”.
Jadi, pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks.
Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antarmanusia sehingga
manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Dengan pendidikan, seseorang
akan dapat membekali hidupnya dengan berbagai macam pengalaman.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
peningkatan kualitas pendidikan. Banyaknya permasalahan pendidikan yang
diungkap di berbagai media menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan
pendidikan yang belum dapat dicari pemecahannya. Salah satunya berkaitan erat
dengan pendidikan matematika.Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman,
2009:252), “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.”
Sabandar (2008:3) menjelaskan bahwa matematika memiliki karakteristik
sebagai suatu cabang ilmu yang objek kajiannya bersifat abstrak serta berkaitan
dengan pola berpikir. Matematika bukan hanya sekumpulan rumus atau kegiatan
berhitung saja, melainkan adalah suatu ilmu yang memiliki objek kajian berupa
ide-ide, gagasan, serta konsep yang abstrak serta hubungan-hubungannya, yang
pengembangannya terangkai dalam suatu proses yang terstruktur dan logis dengan
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
sejak usia dini. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.
Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius (Abdurrahman, 2009:253):
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangna budaya.
Selanjutnya Cockroft (Abdurrahman, 2009:253) juga berpendapat bahwa
matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam
segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat,
dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;
(5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan;
dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Jadi, sudah tidak diragukan lagi bahwa pemahaman dan penguasaan yang
baik mengenai matematika mutlak diperlukan agar kita dapat mengantisipasi
perkembangan yang sangat pesat di segala bidang.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 9
April 2012 melalui wawancara dengan salah satu guru matematika yang mengajar
di MTs Aisyiyah Binjai, Yusnaini, S.Pd, bahwa hasil belajar matematika siswa
masih rendah dan kurang menggembirakan. Trianto (2011:5) menjelaskan,
“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil
belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh banyaknya kendala yang
dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu penyebabnya
adalah kurangnya minat belajar siswa karena banyak siswa yang menganggap
matematika adalah pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti. Hal ini senada
3
diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi
siswa yang berkesulitan belajar.”
Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu
menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan
informasi/konsep pada peserta didik dapat saja kurang bermanfaat kalau hal
tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada peserta didik seperti menuang
air ke dalam sebuah gelas. Tidak dapat disangkal bahwa konsep merupakan suatu
hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi
terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh peserta didik. Pentingnya
pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap,
keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Namun, kenyataan di lapangan
siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut
jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep
yang dimiliki. Hal ini senada dengan pernyataan Trianto (2011:90) “Sebagian
besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada
situasi baru.”
Hal ini juga sejalan dengan hasil tes yang diberikan kepada siswa kelas
VIII sebanyak 35 orang saat observasi awal. Tes ini dibuat untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimiliki siswa. Dari hasil tes
yang diberikan, terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
masih sangat rendah. Skor yang diperoleh siswa hanya berkisar antara 10 sampai
57,5 saja. Hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas
VIII MTs Aisyiah Binjai masih kurang baik.
Padahal tujuan dari pembelajaran matematika adalah tidak hanya sekedar
mengingat konsep, tetapi juga agar siswa mampu memecahkan masalah yang
dihadapi. Buchori dalam Trianto (2011:5) mengatakan bahwa pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk
sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
“Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika, sehingga hampir di semua Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dijumpai penegasan diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.”
Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
Mata Pelajaran, salah satu tujuan Mata Pelajaran matematika SMP adalah agar
siswa mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya
mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari (Trianto, 2011:8).
Oleh sebab itu, dalam memenuhi tuntutan pendidikan yang sekarang
semakin berkembang, seorang guru harus lebih tanggap dalam menggunakan
model maupun metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat mengatasi
kesulitan belajar yang dialami siswa. Banyak model maupun metode mengajar
yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, khususnya pada materi Operasi Hitung
Bentuk Aljabar. Dalam hal ini peneliti tertarik pada model pembelajaran
berdasarkan masalah dan pembelajaran konvensional.
Salah satu model pembelajaran yang serasi dengan tujuan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Learning). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh
Rusman (2011:229) “Salah satu alternatif model pembelajaran yang
memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran,
komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (PBM).”
Trianto (2011:90) menyatakan bahwa “Model pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya
permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang
nyata dari permasalahan yang nyata.” Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah
5
merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan mengomunikasikan ke
pihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa, dan guru dapat
membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip.
Dengan demikian, pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan siswa,
sehingga interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa menjadi
terkondisi dan terkendali.
Selain Pembelajaran Berdasarkan Masalah, model pembelajaran lain yang
dapat digunakan oleh guru adalah Pembelajaran Konvensional. Pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika di
sekolah. Pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih
mengutamakan hapalan daripada pemahaman, dan pengajarannya berpusat pada
guru. Marpaung (2008:4) berpendapat bahwa pada pembelajaran konvensional
guru aktif mentransfer pengetahuan pada siswa yang menerimanya secara pasif.
Menurut pengajaran konvensional, siswa hanya menerima bahan-bahan/ ilmu
pengetahuan yang diberikan guru.
Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak berupa
informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru. Sumber ini yang
sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar
(informasi) harus tersusun secara sistematis mengikuti urutan dari
komponen-komponen yang kecil keseluruhan dan biasanya berpikir deduktif. Siswa dituntut
untuk menunjukkan kemampuan menghapal dan menguasai potongan-potongan
informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan yang lebih kompleks.
Artinya bahwa siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka
siswa diharapkan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tertentu untuk
menampilkan perilaku (hasil belajar) yang lebih kompleks.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa MTs Aisyiyah Binjai.
2. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika karena matematika
dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti.
3. Penggunaan model ataupun metode pembelajaran oleh guru yang kurang
tepat.
4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
1.3. Batasan Masalah
Dalam hal ini peneliti membatasi pada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013 pada materi
operasi hitung bentuk aljabar. Pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dan Pembelajaran Konvensional.
1.4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran
Berdasarkan Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi
Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A.
2012/2013?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran
Berdasarkan Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi
Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A.
7
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk lebih tepat dalam memilih model
pembelajaran.
2. Bagi siswa, agar siswa lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya
secara kreatif.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam
pembelajaran sebagai calon guru.
4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau
bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa sebesar 45,542.
2. Pada kelas konvensional terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa sebesar 35,250.
3. Melalui uji hipotesis diperoleh bahwa thitung >ttabel yaitu 3,247 > 1,680 yang berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh
pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik daripada yang memperoleh
pembelajaran konvensional pada materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di
kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang perlu disampaikan antara lain:
1. Bagi sekolah dan guru dapat menjadikan pembelajaran berdasarkan masalah
sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa khususnya pada materi operasi hitung bentuk
aljabar.
2. Bagi guru agar dalam pembelajaran hendaknya mengajarkan dan
membiasakan siswa dengan langkah-langkah yang ada pada pemecahan
masalah sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang
berkenaan dengan pemecahan masalah matematika.
3. Bagi peneliti lainnya agar melanjutkan penelitian ini di sekolah-sekolah lain
dan pada materi-materi lainnya agar dapat dijadikan studi perbandingan guru
dan sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya
46
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Cunayah, C., Sembiring, S., Zaelani, A., (2008), Pelajaran Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Yrama Widya, Bandung.
Depdiknas, (2004), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika, Yogyakarta.
Dhoruri, A., (2010), Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR), http://staff.uny.ac.id (diakses pada 29 Maret 2012).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.
Izzati, N., (2009), Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada Peserta Didik, Prosiding 19 Desember 2009.
Marpaung, Y., (2008), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), Prosiding 20 Desember 2008.
Nasution, S., (2010), Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Pidarta, M., (2009), Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia), Rineka Cipta, Jakarta.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sabandar, J., (2008), “Thinking Classroom” dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah, Prosiding 20 Desember 2008.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Group, Jakarta.
Sihotang, N. K., (2009), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Sw Rk Bintang Samosir Palipi, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Sugandi, A. I., (2009), Developing The Ability of Mathematical Understanding and Communication of Junior High School Students Through
Problem-Based Instructional Approach, Jurnal Pendidikan Matematika
PARADIKMA, 2: 215-223.
Sugiman, Kusumah, Y. S., Sabandar, J., (2009), Mathematics Problem Solving in Realistic Mathematics, Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, 2: 179-190.
Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperatif Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.