• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII MTS. AISYIYAH BINJAI T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII MTS. AISYIYAH BINJAI T.A. 2012/2013."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

T.A. 2012/2013

Oleh:

Ade Ramadhani NIM. 408111026

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

Judul Penelitian :

Nama Mahasiswa : Ade Ramadhani

NIM : 408111026

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. W. Rajagukguk, M.Pd NIP. 19611005 198601 1 001

Mengetahui,

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19590807 198303 1 033

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul

“Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Pembelajaran

Berdasarkan Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Operasi

Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013”

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Dr.W.Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd

dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Penguji dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,

M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc,

Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta staf-stafnya. Terima kasih juga

kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

ketua dan sekretaris jurusan Matematika UNIMED dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd

selaku ketua Prodi Matematika UNIMED serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan

staf pegawai jurusan matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama

penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Juriadi, S.Ag, S.Pd.I

selaku Kepala MTs. Aisyiyah Binjai, Ibu Yusnaini Siregar, S.Pd selaku guru

matematika MTs. Aisyiyah Binjai, guru dan staf pegawai MTs. Aisyiyah Binjai

yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima

(4)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda H.

Abdullah S. dan Ibunda Hj. Nuraini Gultom yang telah begitu banyak

memberikan kasih sayang, do’a, dorongan, motivasi, semangat, serta dukungan

secara moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan studi di

UNIMED. Semoga Allah memberi kebaikan dunia dan akhirat pada kalian. Amin.

Khusus ucapan terima kasih penulis kepada Heri Herdiansyah yang juga telah

begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, serta dukungan secara

moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih

juga kepada Adinda M. Prayudha Aprian, Wahyu Dermawan, dan Nurul Aisyiah,

serta seluruh keluarga yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.

Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan yang selalu

memberikan do’a dan dukungan yaitu Winta, Lisa, Rifi, Yuni, Hetty, Ningsih,

serta semua teman-teman kelas Matematika Dik B ’08 dan Matematika Dik A ’08

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya, dan seluruh pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2012

Penulis,

(5)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAN

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI

KELAS VIII MTS. AISYIYAH BINJAI T.A. 2012/2013

Ade Ramadhani (408111026) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional pada materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Binjai sebanyak 3 kelas paralel. Sampel diambil sebanyak 2 kelas dan dipilih secara acak. Kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran berdasarkan masalah dan kelas VIII-B sebagai kelas konvensional dengan pembelajaran konvensional. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika berupa pretes dan postes sebanyak 5 soal yang sebelumnya telah diujicobakan untuk melihat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda tes.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas data. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data diketahui bahwa data berdistribusi normal dan sampel dalam penelitian ini homogen. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa pada kondisi awal ditunjukkan bahwa kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas konvensional relatif sama. Pada kelompok eksperimen nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 20,958 sedangkan rata-rata kemampuan awal siswa kelas konvensional adalah 19,917.

Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelompok, yaitu pembelajaran berdasarkan masalah dan pembelajaran konvensional, diperoleh nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen adalah 66,5 dan pada kelas konvensional 55,167. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan meggunakan uji-t dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh

tabel

hitung t

t > yaitu 3,247 > 1,680. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis ternyata H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti kemampuan pemecahan masalah

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2. Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika 10

2.1.3. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Matematika 12

2.1.4. Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15

2.1.5. Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16

2.1.6. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17

2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18

2.1.8. Pembelajaran Konvensional 19

2.1.9. Pelaksanaan dan Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 21

2.1.10. Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar 23

2.1.11. Perbedaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan

Pembelajaran Konvensional 27

2.2. Kerangka Konseptual 28

2.3. Hipotesis Penelitian 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel 30

(7)

3.4. Desain Penelitian 30

3.4.1. Variabel Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 32

3.6.Alat Pengumpul Data 33

3.6.1. Tes Pemecahan Masalah Matematika 33

3.6.1.1.Uji Validitas 34

3.6.1.2.Uji Reliabilitas 35

3.6.1.3.Uji Indeks Kesukaran 35

3.6.1.4.Uji Daya Beda 36

3.7.Teknik Analisis Data 37

3.7.1. Uji Normalitas 37

3.7.2. Uji Homogenitas 38

3.7.3. Uji Hipotesis 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 40

4.1.1. Kemampuan Awal Siswa 40

4.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 40

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 41

4.2.1. Uji Normalitas 41

4.2.2. Uji Homogenitas 42

4.2.3. Uji Hipotesis 42

4.3. Pembahasan Penelitian 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 45

5.2. Saran 45

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17

Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan

Masalah 18

Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional 20

Tabel 2.4. Perbedaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan

Pembelajaran Konvensional 27

Table 3.1. Pretest-posttest Control Group Design 31

Tabel 3.2. Acuan Penskoran Tes Pemecahan Masalah 33

Tabel 3.3. Validitas Item Soal 35

Tabel 3.4. Indeks Kesukaran Soal 36

Tabel 3.5. Daya Pembeda Soal 37

Tabel 4.1. Kemampuan Awal Siswa 40

Tabel 4.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 40

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data 41

Tabel 4.4. Uji Homogenitas 42

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP Pembelajaran Berdasarkan Masalah 48

Lampiran 2 : RPP Pembelajaran Konvensional 60

Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 68

Lampiran 4 : Tes Diagnostik 77

Lampiran 5 : Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 81

Lampiran 6 : Data Tes Diagnostik Siswa 84

Lampiran 7 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 85

Lampiran 8 : Soal Pretes 86

Lampiran 9 : Alternatif Jawaban Pretes 88

Lampiran 10: Soal Postes 91

Lampiran 11: Alternatif Jawaban Postes 93

Lampiran 12: Perhitungan Validitas Tes 96

Lampiran 13: Perhitungan Reliabilitas Tes 98

Lampiran 14: Perhitungan Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 100

Lampiran 15: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas

Eksperimen 102

Lampiran 16: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas

Konvensional 103

Lampiran 17: Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 104

Lampiran 18: Uji Normalitas Data 111

Lampiran 19: Uji Homogenitas Data 115

Lampiran 20: Pengujian Hipotesis 117

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejak adanya manusia di muka bumi dengan peradabannya maka sejak itu

pula pada hakekatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Menurut

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sugiono, 2009:42):

“Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, mayarakat, bangsa dan negara”.

Jadi, pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks.

Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antarmanusia sehingga

manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Dengan pendidikan, seseorang

akan dapat membekali hidupnya dengan berbagai macam pengalaman.

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

peningkatan kualitas pendidikan. Banyaknya permasalahan pendidikan yang

diungkap di berbagai media menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan

pendidikan yang belum dapat dicari pemecahannya. Salah satunya berkaitan erat

dengan pendidikan matematika.Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman,

2009:252), “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.”

Sabandar (2008:3) menjelaskan bahwa matematika memiliki karakteristik

sebagai suatu cabang ilmu yang objek kajiannya bersifat abstrak serta berkaitan

dengan pola berpikir. Matematika bukan hanya sekumpulan rumus atau kegiatan

berhitung saja, melainkan adalah suatu ilmu yang memiliki objek kajian berupa

ide-ide, gagasan, serta konsep yang abstrak serta hubungan-hubungannya, yang

pengembangannya terangkai dalam suatu proses yang terstruktur dan logis dengan

(11)

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa

sejak usia dini. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.

Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius (Abdurrahman, 2009:253):

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangna budaya.

Selanjutnya Cockroft (Abdurrahman, 2009:253) juga berpendapat bahwa

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam

segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat,

dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;

(5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan;

dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Jadi, sudah tidak diragukan lagi bahwa pemahaman dan penguasaan yang

baik mengenai matematika mutlak diperlukan agar kita dapat mengantisipasi

perkembangan yang sangat pesat di segala bidang.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 9

April 2012 melalui wawancara dengan salah satu guru matematika yang mengajar

di MTs Aisyiyah Binjai, Yusnaini, S.Pd, bahwa hasil belajar matematika siswa

masih rendah dan kurang menggembirakan. Trianto (2011:5) menjelaskan,

“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini

adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil

belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”

Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh banyaknya kendala yang

dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu penyebabnya

adalah kurangnya minat belajar siswa karena banyak siswa yang menganggap

matematika adalah pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti. Hal ini senada

(12)

3

diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling

sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi

siswa yang berkesulitan belajar.”

Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu

menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan

informasi/konsep pada peserta didik dapat saja kurang bermanfaat kalau hal

tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada peserta didik seperti menuang

air ke dalam sebuah gelas. Tidak dapat disangkal bahwa konsep merupakan suatu

hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi

terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh peserta didik. Pentingnya

pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap,

keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Namun, kenyataan di lapangan

siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut

jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep

yang dimiliki. Hal ini senada dengan pernyataan Trianto (2011:90) “Sebagian

besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari

dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada

situasi baru.”

Hal ini juga sejalan dengan hasil tes yang diberikan kepada siswa kelas

VIII sebanyak 35 orang saat observasi awal. Tes ini dibuat untuk mengetahui

kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimiliki siswa. Dari hasil tes

yang diberikan, terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

masih sangat rendah. Skor yang diperoleh siswa hanya berkisar antara 10 sampai

57,5 saja. Hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

VIII MTs Aisyiah Binjai masih kurang baik.

Padahal tujuan dari pembelajaran matematika adalah tidak hanya sekedar

mengingat konsep, tetapi juga agar siswa mampu memecahkan masalah yang

dihadapi. Buchori dalam Trianto (2011:5) mengatakan bahwa pendidikan yang

baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk

sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

(13)

“Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran

matematika, sehingga hampir di semua Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar dijumpai penegasan diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.”

Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)

Mata Pelajaran, salah satu tujuan Mata Pelajaran matematika SMP adalah agar

siswa mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya

mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan

sehari-hari (Trianto, 2011:8).

Oleh sebab itu, dalam memenuhi tuntutan pendidikan yang sekarang

semakin berkembang, seorang guru harus lebih tanggap dalam menggunakan

model maupun metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat mengatasi

kesulitan belajar yang dialami siswa. Banyak model maupun metode mengajar

yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa, khususnya pada materi Operasi Hitung

Bentuk Aljabar. Dalam hal ini peneliti tertarik pada model pembelajaran

berdasarkan masalah dan pembelajaran konvensional.

Salah satu model pembelajaran yang serasi dengan tujuan meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Problem Based Learning). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh

Rusman (2011:229) “Salah satu alternatif model pembelajaran yang

memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran,

komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran

Berdasarkan Masalah (PBM).”

Trianto (2011:90) menyatakan bahwa “Model pembelajaran berdasarkan

masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya

permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang

nyata dari permasalahan yang nyata.” Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(14)

5

merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan mengomunikasikan ke

pihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa, dan guru dapat

membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip.

Dengan demikian, pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan siswa,

sehingga interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa menjadi

terkondisi dan terkendali.

Selain Pembelajaran Berdasarkan Masalah, model pembelajaran lain yang

dapat digunakan oleh guru adalah Pembelajaran Konvensional. Pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika di

sekolah. Pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih

mengutamakan hapalan daripada pemahaman, dan pengajarannya berpusat pada

guru. Marpaung (2008:4) berpendapat bahwa pada pembelajaran konvensional

guru aktif mentransfer pengetahuan pada siswa yang menerimanya secara pasif.

Menurut pengajaran konvensional, siswa hanya menerima bahan-bahan/ ilmu

pengetahuan yang diberikan guru.

Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak berupa

informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru. Sumber ini yang

sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar

(informasi) harus tersusun secara sistematis mengikuti urutan dari

komponen-komponen yang kecil keseluruhan dan biasanya berpikir deduktif. Siswa dituntut

untuk menunjukkan kemampuan menghapal dan menguasai potongan-potongan

informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan yang lebih kompleks.

Artinya bahwa siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka

siswa diharapkan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tertentu untuk

menampilkan perilaku (hasil belajar) yang lebih kompleks.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa

masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa MTs Aisyiyah Binjai.

2. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika karena matematika

dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti.

3. Penggunaan model ataupun metode pembelajaran oleh guru yang kurang

tepat.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Dalam hal ini peneliti membatasi pada kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013 pada materi

operasi hitung bentuk aljabar. Pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran

Berdasarkan Masalah dan Pembelajaran Konvensional.

1.4. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran

Berdasarkan Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi

Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A.

2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran

Berdasarkan Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi

Operasi Hitung Bentuk Aljabar di kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A.

(16)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk lebih tepat dalam memilih model

pembelajaran.

2. Bagi siswa, agar siswa lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya

secara kreatif.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam

pembelajaran sebagai calon guru.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau

bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa sebesar 45,542.

2. Pada kelas konvensional terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa sebesar 35,250.

3. Melalui uji hipotesis diperoleh bahwa thitung >ttabel yaitu 3,247 > 1,680 yang berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh

pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik daripada yang memperoleh

pembelajaran konvensional pada materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di

kelas VIII MTs Aisyiyah Binjai T.A. 2012/2013.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang perlu disampaikan antara lain:

1. Bagi sekolah dan guru dapat menjadikan pembelajaran berdasarkan masalah

sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa khususnya pada materi operasi hitung bentuk

aljabar.

2. Bagi guru agar dalam pembelajaran hendaknya mengajarkan dan

membiasakan siswa dengan langkah-langkah yang ada pada pemecahan

masalah sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang

berkenaan dengan pemecahan masalah matematika.

3. Bagi peneliti lainnya agar melanjutkan penelitian ini di sekolah-sekolah lain

dan pada materi-materi lainnya agar dapat dijadikan studi perbandingan guru

dan sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya

(18)

46

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Cunayah, C., Sembiring, S., Zaelani, A., (2008), Pelajaran Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Yrama Widya, Bandung.

Depdiknas, (2004), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika, Yogyakarta.

Dhoruri, A., (2010), Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR), http://staff.uny.ac.id (diakses pada 29 Maret 2012).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Izzati, N., (2009), Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada Peserta Didik, Prosiding 19 Desember 2009.

Marpaung, Y., (2008), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), Prosiding 20 Desember 2008.

Nasution, S., (2010), Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Pidarta, M., (2009), Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia), Rineka Cipta, Jakarta.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sabandar, J., (2008), “Thinking Classroom” dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah, Prosiding 20 Desember 2008.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Group, Jakarta.

Sihotang, N. K., (2009), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Sw Rk Bintang Samosir Palipi, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

(19)

Sugandi, A. I., (2009), Developing The Ability of Mathematical Understanding and Communication of Junior High School Students Through

Problem-Based Instructional Approach, Jurnal Pendidikan Matematika

PARADIKMA, 2: 215-223.

Sugiman, Kusumah, Y. S., Sabandar, J., (2009), Mathematics Problem Solving in Realistic Mathematics, Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, 2: 179-190.

Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperatif Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Gambar

Melalui uji hipotesis diperoleh bahwa  thitung>ttabel yaitu 3,247 > 1,680 yang berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh

Referensi

Dokumen terkait

Health ministers of countries of the South-East Asia Region deliberated upon this subject and adopted the “Jaipur Declaration on Antimicrobial Resistance”

Kuliah Mimbar Ruang Kelas, Papan Tulis, OHP dan Sound Sistem. 1, 2, 3 ,4, 5 &

“ PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BARIUM FERRUM TITANAT (BFT) DENGAN METODE SOL GEL ” adalah hasil kerja saya atas arahan pembimbing dan sepengetahuan saya hingga saat

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ’’PENGARUH PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan: (1) Motivasi peziarah datang ke Makam Kyai Ageng Balak dalam era modernisasi yaitu motivasi ekonomi, motivasi keselamatan

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk. telah saya nyatakan

• Reduce shipment time & cost • Better supply chain planning. • Expanding seaports