KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan kasihNya yang memberikan hikmat, kekuatan dan kesehatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Inovasi Pembelajaran Metode Konvensional Dikombinasikan dengan Peta Konsep (Concept Mapping) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Sub
Materi Pokok Sistem Indra Manusia di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
pihak yang telah membimbing dan memberikan bantuan moril, petunjuk,
saran-saran dan nasehat yang besar sekali nilainya dalam penyelesaian tulisan ini,
ditujukan kepada Ibu Dra. Mariaty Sipayung, M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berharga
kepada penulis dari awal pengajuan judul proposal sampai selesainya penulisan
skripsi ini, dan juga kepada Ibu Dra. Adriana Y.D. Lbn. Gaol, M.Kes, Bapak Drs.
Dj. Simamora, M.pd, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Dr.Fauziyah Harahap,M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Drs.
Motlan Sirait, M.Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Tri Harsono,
M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si selaku ketua
program studi Pendidikan Biologi, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Staf
dan pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Kepada Ibu Kepala Sekolah Chadijah Harahap, S.Pd dan Ibu Veriaty Siregar,
S.Pd selaku Guru Biologi SMA Negeri 3 Binjai yang telah membantu penulis
Teristimewa kepada orangtuaku tersayang Ayahanda Johansen Purba dan
Ibunda Normaulina Munthe yang telah membesarkan, mendidik, memberikan
dorongan, pengorbanan material dan spiritual serta selalu menyertai penulis dalam
doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, juga terimakasih buat abang dan
adik-adikku Jesaya Hendra Agusnar Purba, Johana Novita, Dewi Maria, Boima
dan Roma Ulina terimakasih untuk dukungan dan doa yang diberikan. Terima
kasih juga buat sahabat-sahabat terbaikku Asnila Khairunissa, Fadilla Salha, Fitri
Amaros, Elita Asri, Yohana Febrianti, Hestifa Adelina, Winda Ulig, Kartika Sari,
Ika Sri, Kaya Miko, Horas Ando dan seluruh teman seperjuangan BIO DIK A
09. Tidak lupa kepada teman kos dodol K’Rahel, K’lisna, Nina, Nova, Hendry,
Ateng Gokma dan Juli Silalahi terima kasih buat dukungan dan doa yang telah
diberikan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2012 Penulis
Theresia H Purba 409141095
THE CONVENTIONAL INNOVATION OF LEARNING COMBINED WITH CONCEPT MAPPING TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES IN
BIOLOGY ON HUMAN SENSE SYSTEM IN CLASS XI IPA 3 SMA NEGERI 3 BINJAI ACADEMIC YEAR 2012/2013
Theresia Hartaulina Purba (409141095)
ABSTRACT
This research aimed to improve student learning outcomes in class XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai by using learning innovation of conventional method combined with concept mapping in Biology.The research subject was all student grade XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai academic year 2012/2013.
This research designed in the form of Classroom Action Research. The learning outcomes measured by percentage technique of mastery learning in individual and classical. The mean after the I cycle was 75,4 and 86,25 after the II cycle. It’s shown that there is an improvement of student learning outcomes (10, 85). The exhaustiveness of learning classically in I cycle was 35% (14 student passed) and in II cycle pada siklus II was 5% (37 student passed). The concept mapping assessment result shown the student ability to make concept mapping was improved from I cycle 65,75 % while after II cycle done it’s improve become 87,5%.
The research result prove that learning in biology by using conventional method innovation combined with concept mapping can improve student learning outcomes in class kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai academic year 2012/2013
INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVENSIONAL DIKOMBINASIKAN DENGAN STRATEGI PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SUB MATERI POKOK SISTEM INDRA MANUSIA
DI KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 3 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Theresia Hartaulina Purba (409141095)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai dengan menggunakan inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan strategi peta konsep (concept mapping) mata pelajaran Biologi.Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai T.P 2012/2013.
Penelitian ini di desain dalam bentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan dua siklus penelitian, yang diamati secara langsung oleh penelti dan guru. Pengamatan dilakukan pada 40 orang siswa. Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian meliputi: persentase peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar, dan hasil dari penilaian peta konsep yang dikerjakan oleh siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kognitif dan lembar penilaian peta konsep siswa. Data dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai tuntas pada pretes berjumlah 0 siswa, pada postes I 14 siswa, dan pada postes II meningkat menjadi 37 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada Pretest adalah 34,9 rata-rata postest I adalah 75,4, dan nilai rata-rata siswa pada Postest II adalah 86,3. Persentase ketuntasan nilai siswa secara klasikal pada siklus I adalah 35%, hal ini belum mencapai kriteria ketuntasan seacar kalsikal karena belum mencapai ≥85%. Pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar siswa menjadi adalah 92,5%, Dalam aspek psikomotorik, yaitu penilaian terhadap hasil peta konsep (concept mapping) siswa menunjukkan nilai yang baik. Untuk penilaian pada peta konsep pada siklus I, siswa mendapatkan persentase rata-rata 67,57%, dan hasilnya meningkat pada siklus II menjadi 87,5.
Hasil penelitian membuktikan, inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan strategi peta konsep (concept mapping) dapat meningkatkan hasil belajar kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai T.P 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman Riwayat Hidup i
Abstrak ii
Abstract iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Pembatasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Hakikat Belajar Mengajar 8
2.1.3. Pengertian Pembelajaran 8
2.1.4. Strategi Belajar mengajar 8
2.1.5. Hasil Belajar 9
2.1.6. Pengertian Inovasi 11
2.1.7. Pengertian Metode Konvensional 11
2.1.7.1. Pengertian Metode Konvensional 11
2.1.7.2. Ciri-Ciri Metode Konvensional 12
2.1.7.3. Jenis - Jenis Metode Konvensional 12
2.1.7.4. Kelebihan Metode Konvensional 14
2.1.7.5. Kekurangan Metode Konvensional 14
2.1.8. Media Peta Konsep 15
2.1.8.1. Jenis –Jenis Peta Konsep 17
2.1.8.2. Manfaat Peta Konsep 20
2.1.8.3. Cara Membuat Peta Konsep 21
2.1.8.4. Peta Konsep Sebagai Alat Evaluasi 21
2.1.8.5. Kelebihan Pembelajaran Peta Konsep 21
2.1.8.6. Kelemahan Pembelajaran Peta Konsep 22
2.1.9. Sistem Indra Manusia 23
2.2. Kerangka Berpikir 38
III METODE PENELITIAN 39
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 39
3.2. Subjek Penelitian 39
3.3. Variabel 39
3.3.1. Variabel Bebas (X) 39
3.3.2. Variabel Terikat (Y) 39
3.4. Rancangan Dan Prosedur Penelitian 39
3.4.1. Rancangan Penelitian 39
3.4.2. Prosedur Penelitian 44
3.5. Instrumen Penelitian 45
3.5.1. Uji Validitas Tes 47
3.5.2. Uji Reabilitas Tes 48
3.5.3. Tingkat Kesukaran Soal 48
3.5.4. Daya Pembeda Soal 49
3.6. Teknik Analisis Data 49
3.6.1. Tingkat Penguasaan Siswa 49
3.6.2. Ketuntasan Belajar Siswa 50
3.6.3. Mencari Tingkat Pencapaian Indikator 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52
4.1. Deskripsi Hasil penelitian 52
4.1.1. Pre-test 52
4.1.2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 52
4.1.3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 54
4.1.4. Peta Konsep (Concept Mapping) 56
4.2. Analisis Hasil Belajar 57
4.2.1. Tingkat Penguasaan Siswa 57
4.2.2. Ketuntasan Belajar Siswa 57
4.2.3. Penilaian Peta Konsep 61
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 63
4.3.1. Siklus I 63
4.3.2. Siklus II 65
4.4 Temuan Penelitian 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 67
DAFTAR PUSTAKA 68
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Cara Membuat Peta Konsep 20
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 46
Tabel 3.2. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa 50
Tabel 4.1. Hasil Belajar 54
Tabel 4.2. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa 56
Tabel 4.3. Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individual 58
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal 59
Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Penguasaan Siswa Hasil Penilaian
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta Konsep Model Pohon Keanekaragaman Mahluk Hidup 17
Gambar 2.2. Peta Konsep Rantai Kejadian Proses Gerak Refleks 18
Gambar 2.3. Peta Konsep Siklus Rantai Makanan 19
Gambar 2.4. Peta Konsep Laba-Laba tentang Pencemaran Lingkungan 19
Gambar 2.5. Struktur Mata Pada Manusia 23
Gambar 2.6. Struktur Telinga Pada Manusia 27
Gambar 2.7. Struktur Hidung Pada Manusia 31
Gambar 2.8. Struktur Lidah Pada Manusia 34
Gambar 2.9. Struktur Kulit Pada Manusia 36
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 43
Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian 45
Gambar 4.1. Hasil Belajar 54
Gambar 4 2. Frekunsi Tingkat Penguasaan Siswa 57
Gambar 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individual 58
Gambar 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal 59
Gambar 4.5. Distribusi Tingkat Penguasaan Siswa Hasil
DAFTAR LAMPIRAN
` Halaman
Lampiran 1. Silabus 70
Lampiran 2. Rencana Perangkat Pembelajaran Siklus I 73
Lampiran 3. Instrument Tes Siklus I 83
Lampiran 4. Kunci Jawaban 93
Lampiran 5. Lembar Jawaban 94
Lampiran 6. Uji Validitas 95
Lampiran 7. Perhitungan Uji Validitas 96
Lampiran 8. Uji Reliabilitas 98
Lampiran 9. Perhitungan Uji Reliabilitas 99
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 100
Lampiran 11. Perhitungan Daya Pembeda Soal 102
Lampiran 12. Rekapitulasi Nilai Pre-test 105
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I 106
Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II 107
Lampiran 15. Hasil Belajar 108
Lampiran 16. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 109
Lampiran 17. Ketuntasan Individual Pada Siklus I 110
Lampiran 18. Tingkat Penguasaan Siswa Pada siklus II 111
Lampiran 19. Ketuntasan Individual Siklus II 112
Lampiran 20. Kriteria Penilaian Peta Konsep 113
Lampiran 21. Rekapitulasi Penilaian Peta Konsep Siklus I 114
Lampiran 22. Rekpitulasi Penilaian Peta Konsep Siklus II 115
Lampiran 23. Daftar Penilaian Peta Konsep 116
Lampiran 24. Ketuntasan Penulisan Peta Konsep Siklus I 117
Lampiran 25. Ketuntasan Penilain Peta Konsep siklus II 118
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian 119
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara
berkembang terutama di Indonesia. Menurut Sanjaya (2010), salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Sehingga hasil pendidikan belum
mencapai taraf seperti yang diharapkan.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan
dengan sengaja dan teratur secara berencana dengan maksud mengubah tingkah
laku manusia kearah yang diinginkan. Menurut Yamin (2010), pendidikan
merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran
mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat.
Pendidikan berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar yang dilakukan
sekolah, walaupun kunci pokok keberhasilan proses belajar mengajar terletak
pada seorang guru (pendidik) tetapi bukan berarti dalam proses belajar mengajar
hanya guru yang aktif sedang peserta didik menjadi pasif. Guru merupakan
sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan. Usaha meningkatkan
kemampuan guru sebagai pendidik dalam belajar-mengajar, perlu pemahaman
ulang. Mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar peserta
didik dapat mendengar, tetapi mengajar juga berarti usaha menolong peserta didik
agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang
dipahami. Proses belajar mengajar menuntut keaktifan kedua belah pihak yakni
pihak pendidik dan peserta didik
Belajar sebagai konsep dimana peserta didik mendapatkan pengetahuan
dalam pelaksanaannya dan dapat diterapkan dalam kehidupannya. Pada
kenyataannya guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu
pengetahuan sebanyak–banyaknya dan peserta giat mengumpulkan dan
2
menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal – hal
yang dipelajarinya.
Biologi adalah salah satu bidang ilmu (science) yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dalam mempelajarinya dengan baik
dibutuhkan fakta, realita dan data yang obyektif. Hal ini menggambarkan bahwa
siswa harus benar–benar dapat melihat dengan jelas serta memahami materi yang
diajarkan sehingga tercapai suatu indikator dari materi tersebut. Akan tetapi
berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, banyak sekali kendala yang
dihadapi oleh para siswa untuk dapat memahami materi pelajaran mulai dari
keterbatasan alat dan bahan praktikum sampai pada kurangnya variasi mengajar
oleh guru sehingga siswa merasa pelajaran Biologi adalah pelajaran yang
membosankan.
Dari hasil wawancara dengan guru Biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 3
Binjai ditemukan adanya masalah dalam proses pembelajaran diantaranya siswa
kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan dominasi siswa tertentu
dalam proses pembelajaran. Sehingga menyebabkan hasil belajar Biologi siswa
yang belum tuntas yaitu hanya mencapai rata-rata 76 sedangkan KKM ( Kriteria
Ketuntasan Minimal) adalah 80. Guru telah berusaha menciptakan pembelajaran
agar siswa lebih aktif, diantaranya pengamatan objek langsung melalui praktikum
di laboratorium, diskusi kelas, mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada
di Sekolah dan menggunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa secara maksimal. Jika kondisi seperti ini
tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka pembelajaran Biologi
akan menjadi pelajaran membosankan, penguasaan konsep dan hasil belajar
biologi siswa tetap akan rendah.
Rendahnya nilai yang diperoleh merupakan gambaran bagaimana tingkat
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran berupa konsep-konsep materi
pelajaran serta aplikasinya dalam bentuk soal-soal pelajaran. Selain hal tersebut
adanya dominansi beberapa siswa mengakibatkan siswa lain merasa kurang
pantas untuk mengemukakan pendapat yang dimilikinya. Sehingga pada
3
melakukan diskusi. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi
dan kadang ada yang bermain di dalam kelas sehingga mengganggu jalannya
diskusi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu solusi yang tepat untuk
perbaikan dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa aktif sehingga
hasil belajar dapat meningkat. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam aktifitas pembelajaran dan membantu mereka
mengkaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka
hadapi.
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan pengkajian ulang
terhadap model dan metode pembelajaran melalui pembelajaran yang inovatif.
Inovasi dalam rancangan pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran
mengingat adanya variasi kemampuan setiap siswa. Dengan adanya inovasi, maka
kegiatan belajar mengajar akan terlihat lebih efektif dan efisien.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif
berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakann untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Sa’ud, 2008). Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti memilih melakukan inovasi pendidikan dengan mengkombinasikan metode konvensional dengan
strategi peta konsep (concept mapping).
Metode konvensional merupakan metode pembelajaran tradisional dimana
guru memiliki peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Walaupun pada saat ini metode konvensional sangat banyak dikritik dan dianggap
tidak mengembangkan potensi peserta didik, tetapi pada kenyataannya metode
konvensional masih sangat banyak diterapkan oleh pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM). Hal ini tidak dapat dipungkiri metode yang sering
digunakan adalah metode ceramah dan tanya-jawab. Menurut Sagala (2009)
ceramah adalah sebuah interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru
kepada peserta didik. Ceramah selalu dilakukan dalam proses pembelajaran
4
dilakukan pada saat memulai pembelajaran, menyampaikan materi dan menutup
pelajaran.
Metodel konvensional mudah untuk dilakukan dan dapat menyajikan
materi pelajaran dengan luas. Materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau
dijelaskan materi pokok oleh guru dalam waktu yang singkat. Metode
konvensional juga mampu memberikan materi pokok yang perlu ditonjolkan.
Selain hal tersebut metode ini juga dapat menciptakan suasana kondusif dalam
kelas karena guru dapat mengontrol keadaan kelas.
Peta konsep merupakan cara kreatif siswa secara individual untuk
menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.
Teknik peta konsep mencerminkan cara kerja alami otak. Peserta didik mampu
mengolah gagasan dengan peta konsep kemudian merencanakan bagaimana
menyampaikannya. Melalui strategi peta konsep daftar informasi yang panjang
bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat
yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.
Peta konsep selain digunakan dalam proses belajar mengajar, dapat
diterapkan untuk berbagai tujuan yaitu : a) menyelidiki apa yang telah diketahui
siswa, b) mempelajari cara belajar siswa, c) mengungkap miskonsepsi siswa, dan
d) sebagai alat evaluasi. Penugasan siswa untuk menyusun peta konsep materi
yang telah disampaikan guru sekaligus mengevaluasi akan memberikan
kesempatan yang lebih pada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa serta hasil
belajar terutama kemampuan pemahaman dan evaluasi siswa (Dahar, 1996).
Menurut Yustini (2006) dalam pembelajaran menggunakan peta konsep
efektif dilaksanakan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar Biologi pada
siswa kelas II 4 SMP Negeri 2 Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari nilai post tes pada siklus I
yaitu 79,18% dan II 84,04%. Rata-rata nilai ketuntasan belajar siswa dari ulangan
harian mengalami peningkatan, pada siklus I 82,05% (tidak tuntas) dan siklus II
5
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas peneliti berkeinginan
untuk melakukan penelitian dengan judul “Inovasi Pembelajaran Metode Konvensional Dikombinasikan dengan Strategi Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Sub Materi
Pokok Sistem Indra Manusia di Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 3 Binjai Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
hal-hal yang merupakan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar Biologi siswa di SMA Negeri 3 Binjai tergolong rendah.
2. Informasi yang diperoleh siswa masih berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan siswa sulit dalam memahami konsep yang berdampak
pada ketidak pahaman terhadap materi yang disampaikan sehinggga siswa
cenderung pasif.
3. Rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah
diajarkan. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan kelas yang tidak kondusif
dimana ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran ketika pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Dengan sejumlah identifikasi masalah tersebut maka perlu adanya
pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan
strategi peta konsep (Concept Mapping).
2. Materi yang dipilih dalam penerapan metode pembelajaran ini dibatasi
pada sub materi pokok sistem indra manusia.
3. Penelitian ini dilakukan pada siswa di kelas XI IPA-3 SMA Negeri 3
Binjai TP 2012/2013.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes yang dibatasi pada
6
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah inovasi
pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan strategi peta konsep
(concept mapping) pada sub materi pokok sistem indra manusia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 3 Binjai Tahun
Pembelajaran 2012/2013?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Biologi siswa dengan menggunakan metode konvensional dikombinasikan
dengan strategi peta konsep (concept mapping) sub materi sistem indra manusia di
kelas XI IPA-3 SMA Negeri 3 Binjai Tahun Pembelajaran 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam memotivasi guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melakukan inovasi model
pembelajaran konvensional dikombinasikan dengan peta konsep.
2. Siswa, siswa semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif
dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan
tidak monoton.
3. Sekolah, dan lembaga pendidikan lain penelitian ini memberi masukan
bagi sekolah (institusi) tempat berlangsungnya penelitian dalam rangka