• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi Sistemik Pada Akne Vulgaris.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terapi Sistemik Pada Akne Vulgaris."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TERAPI SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS

(

STUDI PUSTAKA

)

Dimas Aryo Kusumo, 2001. Pembimbing : dr Savitri R. Wardhani, Sp. KK

Akne Vulgaris merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial yang

mengenai unit dari pilosebacea. Dapat terjadi baik pada laki-laki dan wanita yang

usia sekitar 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada laki-laki. Akne

Vulgaris timbul akibat terjadinya peningkatan aktivitas kelenjar pilosebaea dan

tersumbatnya kelenjar tersebut yang disebabkan adanya hiperkornifikasi sehingga

terbentuklah komedo. Pengobatan Akne Vulgaris terdiri dua macam yaitu

pengobatan topikal dan sistemik. Obat topikal pada umumnya diindikasikan untuk

menyembuhkan akne komedonal, namun untuk akne yang mengalami peradangan

dapat diberikan tambahan terapi sistemik meliputi antibiotik dan dapat pula diberi

terapi hormonal yang digunakan khususnya pada pasien wanita. Pasien yang

menderita akne yang berat dan selalu relaps yang tidak bisa diobati dengan terapi

topikal dan antibiotik sistemik sebaiknya diterapi dengan isotretinoin.

(2)

ABSTRACK

Terapy Sistemic

for

Acne Vulgaris (Literature study)

Dimas Aryo Kusumo, 2001. Tutor : dr Savitri R. Wardhani, Sp. KK

Acne vulgaris i s diseuse

of

the pilosebaceus units

of

the skin who has multifactorial etiology, that affects the sexes equally with peak incidence ut 14-1 7

years for girls and 16- 19 years for boys. Acne results from an overactivity of the

sehuceus gland and a blockage of its ductus by hypercornification with comedones formation. Topical medicution is generally adequate in clearing comedonal acne. For inflammatory acne usually requires the addition of systemic

medicution or with hormonal therapy for female putient. Patient with severe acne

or .frequently relapsing acne that does not respond to topical medications and

(3)

Daftar

Isi

1.2 Identifikasi masalah.. ... 1.3 Maksud dan Tujuan ...

2.2 Fisiologi kelenjar sebacea ... 2.3 Etiologi Akne Vulgaris.. ... 7

... 10

2.4 Patogenesis Akne Vulgaris 2.5 Klasifikasi Akne Vulgaris ... 2.6 Terapi sisteinik Akne Vulgaris ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Akne Vulgaris atau jerawat adalah penyakit peradangan yang menahun

dari folikel pilosebasea dengan etiologi yang multifaktorial, Penyakit ini

terjadi karena penyumbatan dan penimbunan bahan keratin yang bisa

didapatkan pada daerah muka, leher, dada, punggung yang ditandai

dengan terbentuknya suatu komedo, papul, pustul, dan bahkan bisa

didapat lesi yang dalam disebut kista atau ‘‘cyst” ( Halim, 1985 ).

Penyakit Akne Vulgaris bisa didapatkan baik pada pria maupun wanita

yang menginjak usia pubertas ( 14- 17 tahun pada wanita dan 16- 19 tahun

pada pria ), namun tidak jarang ditemukan pula pada penderita yang

usianya lebih lanjut ( Harahap, 1998 ). Penyebab yang mendasari

terbentuknya Akne Vulgaris sampai saat belum diketahui secara pasti,

namun beberapa peneliti menemukan bahwa penyebab penyakit ini sangat

komplek dan multifaktorial. Berdasarkan data mengenai patogenesis Akne

Vulgaris yang dikumpulkan pada tahun-tahun terakhir ini, sudah diakui

bahwa pengobatan dan penatalaksanaan kelainan tersebut dapat

berlangsung baik. ( Halim, 1985 ).

Pada umumnya pengobatan pada Akne Vulgaris sampai saat ini tidak

bisa hanya menggunakan obat tunggal. Obat pilihan untuk masing-masing

penderita akan selalu berbeda tergantung dari penderita itu sendiri. Untuk

mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal diperlukan adanya

kerjasama antara penderita dan dokter, kesungguhan penderita untuk

(5)

2

diberikan. Bi la rencana pengobatan tersebut berlangsung baik dan terpadu,

maka pengobatan itu biasanya memberikan hasil yang baik

( Halim, 1985 ).

Untuk memahami akne sebagai penyakit dermatosis folikuler serta

pengobatannya, terutama pengobatan secara sistemik akan lebih baik

untuk mengerti lebih dahulu mengenai anatomi dan fisiologi kelenjar

sebacea serta etiologi, patogenesis dan klasifikasi dari penyakit Akne

Vulgaris. Pada karya tulis ilmiah ini akan dibahas mengenai pengetahuan

mengenai obat-obatan sistemik yang digunakan pada pengobatan Akne

Vulgaris.

1.2

Identifikasi Masalah

1. Penyakit Akne Vulgaris merupakan penyakit dermatosis folikuler dengan

etiologi yang komplek, faktor-faktor apa saj a yang dapat menyebabkan

terjadinya Akne Vulgaris ?

2. Pengobatan Akne Vulgaris terdiri dari topikal dan sistemik. Dan berbagai

klasifikasi dan derajat Akne Vulgaris, jenis mana yang paling cocok untuk

pengobatan sistemik ?

1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud

Memberikan informasi yang kiranya relevan dan aktual dalam pengobatan

Akne Vulgaris.

Tuj uan

Dengan mengetahui berbagai macam hal tentang etiologi, patogenesis dan

klasifikasi dari penyakit Akne Vulgaris, maka dapat diketahui bahwa pengobatan

Akne Vulgaris terdiri beberapa tingkat sesuai dengan patogenesisnya. Untuk

(6)

3

obat topikal dan sistemik saja namun diikuti pula penatalaksanaan lain yaitu

perawatan kulit ( Skin Cure ), pengaturan makanan dan tindakan khusus lainnya.

1.4

Metodologi

Dalam karya tulis ilmiah digunakan metodologi studi pustaka .

1.5

Lokasi dan Waktu

(7)

BAB

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Diperlukan pengetahuan mengenai patogenesis akne vulgaris dan

pemilihan obat yang tepat serta kerja sama yang baik antara penderita dan dokter

untuk mendapatkan hasil pengobatan sistemik pada Akne Vulgaris yang baik.

SARAN

Dengan adanya infonnasi beberapa macam obat sistemik yang kiranya

relevan dan aktual tentang pengobatan sistemik Akne Vulgaris, maka diharapkan

(8)

K E P

U

ST A K A A

N

Cunlife, W.J. 1997. Koaccutane threatment guidelines : result of an international

survey. Dermatology 3 5 I -7

Djuanda, S. 1981. Pengobatan Beberapa Penyakit Kulit dan Kelamin Cermin

Dunia Kedokteran, 3 3-3 6

Djuanda, A., Hamzah, M. dan Alsah, S. 1999. Akne, Erupsi Akneiformis,

Rosasea, Rinofima. Dalam S. M. Wasitaatmadja ; Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin Jakarta. FK UI.

Djuwari, M . 1970. Dermatovenerology, Jakarta : FK UI.

Eady, E.A. 1998. Bacterial resistance in acne. Dermatology , 59-66

Fitzpatrick, T.B., Epstein, A., Wolff K., Freedberg, I.M., Austen, K.F. 1993.

Dermatology in General Medicine. New York: Mc Graw-Hill.

Halim, H. dan Sambijono, W. 1986. Penatalaksanaan Akne Vulgaris. Cermin

Dunia Kedokteran , 29-37

Harahap, M. 1998 . Rosasea dan Akne Vulgaris. Dalam E.S. Widjaja; IImu

Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates.

Johnson, B.A. 2000. Use Systemic Agents in the Treatment of Acne Vulgaris

(online). Tersedia :http:ii www.aafp.org/agp/20001015/1823.html ( 27 April

2001 )

Landow, R.K. 1984. Terapi Dermatologik, Jakarta : FK UI.

Leyden, J.J. 1998. The Role of isotretinoin in the treatment of acne personal

observations, J.

Am

Acad Dermatol, 39

Murphy, G. 1999. Management of Acne Vulgaris. IMJ Editorials, 92

Ortonne, J.P. 1997. Oral isotretinoin treatment policy. Do we all agree?

Dermatology , 195

Plewig, G. and Kligman, A.M. 1975. Acne Morphogenesis and Treatment. New

York : Springer-Verlag.

Smith, P.H. and Cairns, R.J. 1981. Dermatologi. London : Butter Worths

Wolverton, S.E. and Wilkin, J.K. 1991. Systemic drug for skin diseuse.

Philadephia : Saunders.

Referensi

Dokumen terkait

Presiden Suku Bajo (PSB) :Bermula dari keinginan dan kebutuhan komunitas Suku Bajo akan pengorganisasian maka beberapa tahun lalu diadakanlah pertemuan atau musyawarah

Untuk analisis regresi linier sederhana, koefisien regresi kualitas jasa pada persamaan ini diperoleh sebesar 0,684 (positif) yang berarti bahwa apabila skor pada variabel kualitas

Namun setelah dikaji, jika bentuk hopper kerucut operator akan kesulitan saat memasukkan bahan dalam jumlah banyak dan sulit menaburkan kapang agar lebih merata

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEKSUAL DINI DAN MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KANKER SEVIKS DI RSUD PROF.Dr.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Maha Pencipta, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan nikmat berupa

Dalam sistem ini, tekanan udara positif mengalir dari zona internal bertekanan tinggi ke airlock dan dari airlock ke area grade tekanan rendah.. Ini mencegah masuknya debu

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sistematis

Tidak ada kendala yang berarti artinya yang terkumpul di baznas tulungagung itu memang mayoritas dari pns terus kalau dari masyarakat sekitar itu menggunakan UPZ