Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IKON BUDAYA VISUAL DALAM PERSEPSI
REMAJA KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni
Oleh :
BAYYINAH NURRUL HAQ
1103155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr.Zakaria Soetedja, M.Sn
NIP.196707241997021001
Pembimbing II,
Dr.Ayat Suryatna, M.Si
NIP.19640103198911001
Diketahui oleh
Ketua Pogram Studi Pendidikan Seni
Dr.Sukanta, M.Kar.
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PENGUJI:
Penguji I,
Dr.Tri Karyono, M.Sn
NIP.1966994021001
Diketahui oleh
Ketua Pogram Studi Pendidikan Seni
Dr.Sukanta, M.Kar.
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IKON BUDAYA VISUAL DALAM PERSEPSI REMAJA KOTA BANDUNG” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjipakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.Atas
pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini
Bandung, 15 Juli 2013
Yang membuat pernyataan,
Bayyinah Nurrul Haq
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IKON BUDAYA VISUAL DALAM PERSEPSI
REMAJA KOTA BANDUNG
Oleh
Bayyinah Nurrul Haq
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu © Bayyinah Nurrul Haq 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Nurrul Haq, B.2013 Ikon Budaya dalam Visual Persepsi Remaja Kota Bandung .Tesis.Program Studi Pendidikan Seni.Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.Pembimbing : Dr.Zakaria Soetedja Msn, Dr,Ayat Suryatna, MSi.
Tesis ini membahas persepsi remaja usia SMA di kota Bandung pada ikon budaya visual yang ada di kota Bandung.Latar kota Bandung yang memiliki sejarah sebagai salah satu kota kolonial di Indonesia merupakan kota yang dibangun untuk warga Belanda, namun karena kemajuan pembangunan di kota tersebut makin lama kota tersebut makin padat.Kondisi ini mengubah wajah kota Bandung saat ini.Kota Bandung terkenal sebagai kota kreatif,surga wisata belanja dan wisata bangunan bersejarah, banyak julukan melekat pada kota Bandung.Banyak hal yang dianggap mewakili kota Bandung dalam ingatan orang.Hal – hal yang berupa objek yang bersifat visual tersebut disebut sebagai ikon budaya visual.Keberadaan ikon budaya visual tersebut beberapa merupakan ikon budaya visual yang sudah ada di masa lalu kota Bandung dan beberapa merupakan objek yang baru hadir saat ini.
Maka objek –objek apa saja yang menjadi ikon budaya visual bagi kota Bandung saat ini?, bagaimana ikon-ikon tersebut dipersepsi oleh remaja kota Bandung itu sendiri?Bagaimana remaja tersebut mengkonstruksi persepsi pada ikon –ikon tersebut ? Tujuan penelitian adalah untuk memetakan ikon –ikon budaya visual yang ada di kota Bandung dan bagaimana ikon-ikon tersebut menurut persepsi remaja kota Bandung sendiri.Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan pencarian data melalui interview.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa ikon budaya visual masa lalu masih dapat bertahan sebagai ikon budaya visual bagi kota Bandung, beberapa tidak lagi.Ada pula beberapa ikon budaya baru yang muncul sesuai keadaan jaman.Hal yang membuat ikon-ikon budaya visual tersebut dapat bertahan karena memiliki kekuatan dalam aspek keunikan, local geographical ties,emosi yang dapat dibagikan,waktu yang spesifik,dan konsistensi dalam membangun kekuatan ikonisitasnya sebagai sesuatu yang mewakili kota Bandung.Konstruksi persepsi remaja pada ikon – ikon budaya tersebut dipengaruhi oleh aspek latar belakang individu remaja, aspek objeknya sendiri dan aspek situasi disekitar objek dan remaja tersebut.
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Nurrul Haq, B,2013, Bandung High school Visual Culture Icon in Bandung Teenage Perception. Indonesia University of Education, Postgraduate Program,Art Education Studies.
This present study investigated perception of Bandung’s Visual Culture
Icon in Bandung highschool teenage.The research divided into three stages.First
stage builds map of Bandung’s icons. Which object are ment to be icons which are
not, researcher mapped Bandung’s visual culture icon first, using Chaplin and
Walkin model of visual culture’s area and analyzed by Ritzer and Laurencer
concept of “from noting to something” . Second stage, semi structured interviews
were conducted with more than ten highschool students.
Their perception of Bandung visual culture icon are built into chaplin and Walkin map too.And then, comparing two maps and findout why there were differences and similiar icons presents in both map. Third stage, were built respondents perception construction.
Threre few factors influenced respondents perceptions to icons; the object itself, respondents background,and situasional factor includes physical setting and social setting.These factor influenced wheter respondents perception-feedback turns into positive or negative perceptions. This study has implications for teachers and art educators.
vi Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK………. ii
ABSTRACT………. iii
KATA PENGANTAR ………... iv
DAFTAR ISI ………...………... vi
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ……….……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1
B. Batasan dan Fokus Penelitian……… 6
C. Tujuan Penelitian ………. 6
D. Kegunaan Penelitian ...……...………...………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Budaya dan Ikon – ikon budaya ………. 8
1. Budaya………. 8
2.Ikon Budaya……….………. 13
a.Ikon dalam Semiotika ……….. 13
b. Ikon Budaya ……….……….. 24
B. Budaya visual ……….………... 36
C. Konsep Persepsi dan Tingkatan Persepsi ………..……… 44
D. Psikologi Remaja ……….……….……... 53
E. Masyarakat Kota ………...……….…… 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 64
B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ………….………..……… 64
C. Teknik Pengumpulan Data ……….………... 65
E. Strategi Analisis Data ………..………. 68
vii Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum……….. ………. 70
1.Kota Bandung …….………... 70
2.Remaja Kota Bandung ……….……… 88
B. Hasil Penelitian ………. 95
1.Ikon- Ikon Budaya Visual Kota Bandung …………...…………..……….. 95
a.Peta Ikon Budaya Visual Kota Bandung ………..………... 93
b.Tinjauan Konstruksi Ikon Budaya Visual Kota Bandung …...………. 97
2. Persepsi Remaja Kota Bandung tentang Ikon-Ikon Budaya Visual……… 204
a.Profil Responden……… 204
b.Ikon – Ikon Budaya Visual Menurut Persepsi Remaja Kota Bandung ………... 207
c. Peta Ikon Budaya Visual dalam Persepsi Remaja/Responden ( Remaja usia SMA di kota Bandung) ………... 243
1) Ikon menurut persepsi responden yang berada dalam wilayah persepsi pemerintah/kekuasan ………..……. 246
2) Ikon yang berada dalam wiyah persepsi pemerintah tapi tidak masuk dalam wilayah persepsi responden ……… 249
3) Objek yang dipersepsi sebagai ikon oleh responden namun berada diluar wilayah persepsi pemerintah/kekuasaan ……….. 252
3. Pengkonstruksian Ikon - Ikon Budaya Visual Kota Bandung bagi Remaja Kota Bandung ……..………..……… 253
a. Unsur – unsur yang Membangun Konstruksi Ikon Budaya Visual Kota Bandung ………. 254
b.Proses Persepsi Ikon - Ikon Budaya Visual oleh Remaja Kota Bandung ………..………. 256
c.Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ……….. 260
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….………….…... 269
B. Saran………... 272
viii Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN - LAMPIRAN………... 281
BIODATA………... 301
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Objek- objek dalam ranah budaya visual
menurut Walker dan Chaplin ……… 41
4.1 Rutinitas- remaja kota Bandung pada hari sekolah (Senin-Sabtu) …... 90 4.2 Rutinitas remaja kota Bandung akhir pekan (Senin-Sabtu) ………….. 91 4.3 Kecenderungan pilihan sarana komunikasi remaja kota Bandung ... 92
4.4 Tempat yang dikunjungi saat waktu luang ………... 93 4.5 Matriks syarat ikon Ritzer pada Monumen/patung di kota Bandung.... 106
4.6 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori arsitektur ……….. 121 4.7 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori logo/symbol ……. 133 4.8 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori transportasi ……... 137 4.9 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori industrial design … 139 4.10 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori fashion …………. 145 4.11 Prasyarat ikon budaya kategori landscape dan taman ………. 150 4.12 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori makanan ………... 158 4.13 Prasyarat ikon budaya kategori seni pertunjukan ……… 163 4.14 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori fashion show ……. 166 4.15 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori festival ...…… 172 4.16 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori funfair ………. 176 4.17 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori theme park
dan wahana permainan ………. 181
4.18 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori televisi ………….. 186 4.19 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori kartun ….……….. 190 4.20 Prasyarat ikon budaya Ritzer&Lawrence kategori majalah …………. 195 4.21 Matriks pemenuhan syarat ikon pada kategori Koran ……….. 199 4.22 Matriks pemenuhan syarat ikon pada media online ……….. 202 4.23 Pemetaan jawaban responden berdasarkan kriteria ikon budaya
menurut responden ……… 244
[image:11.595.115.538.146.731.2]ix Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lima kriteria ikon budaya menurut Ritzer & Lawrence (2008) ……… 244 4.25 Perbandingan konstruksi ikon dan proses persepsi menurut
Cordero (2006), Lindsay&Norman (1972) dan Morentin ……… 254 4.26 Perbandingan antara persepsi masyarakat dengan remaja
x Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
[image:13.595.114.511.229.741.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Proses Semiosis ……….. 15
2.2 Skema dimensi ikon budaya menurut Ritzer ………. 26
2.3 Proses kognisi pada cognitive mapping ………. 29
2.4 Ranah budaya visual menurut Walker dan Chaplin ………... 41
2.5 Bagan Proses Persepsi ……… 47
2.6 Bagan Proses Persepsi menurut Lindsay dan Norman (1977) …... 46
2.7 Hubungan antar faktor yang mempengaruhi persepsi …………... 48
2.8 Diagram hasil pengukuran persepsi………. ……….. 52
4.1 Peta kecamatan di Kota Bandung ……….. 71
4.2 Pembangunan pesat di kota Bandung ……… 73
4.3 Iklan perumahan mewah di majalah Mooi Bandung edisi 1930 an……… 75
4.4 Taman Maluku tahun 1920an dan 1930an ………. 77
4.5 Iklan Ekspo Jaarbeurs di majalah MooiBandung 1940 …………. 80
4.6 Iklan hotel Savoy Homann di majalah Bandung Mooi 1940 dan 1933………. 80
4.7 Iklan pada majalah MooiBandung tahun 1940 ……….. 81
4.8 Kolam renang Cihampelas ………. 81
4.9 Bandung Centrale Bibliotheek ………... 82
4.10 Laman situs resmi PEMKOT dan Dinas Pariwisata Kota Bandung ……… 98
4.11 Buku Ensiklopedi Jawa Barat ………... 98
4.12 Buku Peta Wisata Seni dan Budaya Kota Bandung ………... 99
4.13 Peta wisata kota Bandung dari situs resmi Dinas Pariwisata …… 100
xi Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.16 Monumen BLA dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat … 103
4.17 Patung Ikan Jl.Ramdan dan Tugu Sepatu Cibaduyut ……….. 104
4.18 Patung Persib dan Patung Maung Bandung ………... 105
4.19 Gedung Sate sebagai ikon wisata kota Bandung ………... 111
4.20 Gedung Sate pada masa awal pembangunannya ………... 110
4.21 Museum Geologi dan Museum KAA………. 113
4.22 Gedung Concordia/Merdeka dari masa ke masa ………... 114
4.23 Hotel Homann dan Hotel Preanger dari masa ke masa ………….. 115
4.24 Grafiti dan vandalisme di seberang hotel Preanger ………... 117
4.25 MAB 1880 dan MAB 1976 ……… 117
4.26 MAB tahun 2008 ……… 118
4.27 Lapangan Alun-alun halaman MAB ……….. 119
4.28 Jembatan Pasopati dari arah Cihampelas ………... 120
4.29 Perubahan ruang dalam kota karena Jembatan Pasopati ………… 120
4.30 Lambang kota Bandung pada masa Kolonial dan sekarang ……. 126
4.31 Lambang Kesebelasan PERSIB ………. 126
4.32 Seragam PERSIB dan aplikasi logo pada produk ……….. 127
4.33 Logo The Viking PERSIB dan atribut kelompok Viking ……….. 129
4.34 Atribut pendukung tim sepakbola Eropa ………... 130
4.35 Logo BOMBER dan atribut kelompok BOMBER ……… 131
4.36 Logo Ma Icih dan salah satu pendiri Ma Icih, Bob Merdeka ……. 132
4.37 Penjualan produk Ma Icih ……….. 132
4.38 Angkot Dago-St.Hall ………. 136
4.39 Laman situs “Angkot ti Bandung” dan Situs yang menampilkan rute trayek angkot ………... 136
4.40 Bus DAMRI dan Trans Metro Bandung ……… 137
4.41 Produk boneka Sukajadi dan suasana produksi di sentra industri……….………… 139
4.42 Suasana produksi sepatu di sentra industri sepatu Cibaduyut……… 138
4.43 Suasana di sentra penjualan Jeans Cihampelas ………. 142
xii Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.45 Pertokoan Distro di Plaza Parahyangan dan
daerah jl.Trunojoyo ……… 144
4.46 Beberapa FO di daerah jalan RE Martadinata ………... 145
4.47 Lapangan Gasibu tahun 1930an dan tahun 2000an ………... 148
4.48 Lapangan Tegalega tahun 2013 ………. 149
4.49 Suasana produksi Tahu di sentra Tahu Cibuntu ……… 154
4.50 Batagor dan Batagor Kering ………. 154
4.51 Cireng “klasik” dan Cireng Keju………... 154
4.52 Cilok, Cireng dan Cireng ciri khas kota Bandung …...………….. 155
4.53 Peuyeum dan Colenak ……… 156
4.54 Berbagai produk Ma Icih ….……….. 157
4.55 Situs resmi Ma Icih ……… 158
4.56 Berbagai jenis Angklung yang umum di gunakan di SAU ……… 161
4.57 Pagelaran Angklung oleh anak-anak di SAU ……… 161
4.58 Alat musik Karinding ……… 162
4.59 Pagelaran musik oleh Karinding Attack ……… 162
4.60 Harajuku kreasi komunitas Harajuku Bandung ……… 165
4.61 Butik Gonzo-Cihampelas ……….. 165
4.62 Poster Forum Film Bandung 2013 ………. 169
4.63 Poster dan laman situs resmi Bandung Berisik 2012 ………. 161
4.64 Pasar Seni ITB 2012 ……….. 170
4.65 Poster Braga Festival untuk media internet ………... 170
4.66 Halaman utama laman BragaFest ………. 171
4.67 Pasar Kaget Gasibu ……… 175
4.68 TransStudio Bandung ………. 177
4.69 Gerbang Kebun Binatang Bandung ………... 178
4.70 Suasana Kebun Binatang Bandung saat musim liburan ………… 179
4.71 Area dekat pintu masuk Taman lalu Lintas AISN ………. 180
4.72 Suasana di Taman lalulintas AISN ……… 180
4.73 Kantor TVRI Bandung di Cibaduyut ………. 184
xiii Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.75 Logo PJTV ………. 186
4.76 Kartun Mang Ohle ………. 189
4.77 Budi Riyanto Karung dan Komik Aden Endul ……….. 190
4.78 Jilid Majalah Mangle dari masa ke masa ………... 193
4.79 Laman Mangle On-Line ……… 194
4.80 Koran PR dan H.Atang Ruswita ……… 196
4.81 Laman situs Pikiran Rakyat online ………... 197
4.82 Koran Laman situs Galamedia online ………... 198
4.83 Laman situs berita detikBandung ………..….. 201
4.84 Laman utama situs resmi PERSIB ……….. 202
[image:16.595.117.512.106.618.2]xiv Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
4.1 Peta Kota Bandung ……… 281
4.2 Peta Wisata Kota Bandung Versi Situs Dinas Pariwisata Kota Bandung ……… 282
4.3 Matriks Ikon Budaya Visual Kota Bandung Versi Pemerintah dan Publikasi Pers dari Masa ke Masa ……….. 283
4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden ………. 287
4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden - Persepsi tentang Ikon - Ikon Budaya Visual Kota Bandung ……… 290
4.6 Peta konsep persepsi responden (Refi Yuanico) ……….. 293
4.7 Peta konsep persepsi responden (Rabiah) ……… 294
4.8 Peta konsep persepsi responden (Intan) ………... 295
4.9 Peta konsep persepsi responden (Faisal) ………. 296
4.10 Peta konsep persepsi responden (Silmi) ……….. 297
4.11 Peta konsep persepsi responden (Sabiha) ……… 298
4.12 Peta konsep persepsi responden (Sonya) ………. 299
1
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bandung adalah kota dengan berbagai julukan, kota surga belanja, kota
tujuan wisata kuliner terkenal hingga kota kreatif tempat lahirnya seniman,
pemusik hingga desainer. Selain julukan – julukan tersebut, kota Bandung juga sering diidentikan dengan beberapa objek yang ada di kota Bandung. Objek –objek tersebut merupakan objek yang populer di hampir semua warga kota Bandung.Salah
satunya adalah bangunan – bangunan tua.Kota Bandung kaya dengan gedung – gedung tua bersejarah yang memiliki arsitektur menawan lengkap dengan taman
yang tertata indah.Contohnya Gedung Sate yang berada di jalan Diponegoro nomor
22. Gedung yang berfungsi sebagai kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat ini
didirikan pada 27 Juli tahun 1920.
Gedung Sate, kerap dianggap sebagai contoh objek yang dapat mengingatkan
orang pada kota Bandung.Bangunan bersejarah seperti Gedung Sate di kota
Bandung sebenarnya banyak sekali, beberapa diantaranya memiliki peran dalam
sejarah kota Bandung bahkan dalam skala nasional, seperti gedung Merdeka yang
menjadi Museum KAA, hotel Homann dan hotel Preanger hingga
bangunan-bangunan yang menjadi tempat sekolah –sekolah favorit di kota Bandung. Selain bangunan bersejarah ternyata ada beberapa objek yang dianggap mengingatkan
orang pada kota Bandung dari kategori alat musik, produk – produk apparel bahkan makanan unik yang dianggap khas kota Bandung.
Objek-objek tadi umumnya dianggap sebagai ikon bagi kota Bandung.
Sebuah ikon budaya kadangkala hadir dalam ingatan untuk jangka waktu yang
panjang hingga lintas generasi.Hal ini dikarenakan objek tersebut secara fisik hadir
di ruang kehidupan masyarakatnya, atau ikon budaya tersebut membawa nilai-nilai
2
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
objek tersebut sudah tidak lagi hadir dalam ruang dan waktu kehidupan
masyarakatnya.
Keberadaan ikon budaya bagi sebuah kota sangatlah penting, karena ikon
budaya adalah sesuatu yang dapat dijadikan identitas bersama masyarakatnya.Ikon
budaya biasanya berangkat dari kepopuleran berubah menjadi kebanggaan terhadap
keunikan objek tersebut, sehingga menjadi rasa memiliki dan mau menjaga
eksistensi objek tersebut untuk terus hadir dan aktual dalam kehidupan kota
tersebut. Bahkan adanya ikon budaya pada sebuah kota kerap dijadikan bagian dari
identitas kota itu sendiri untuk kebutuhan politis, sosial bahkan untuk kepentingan
ekonomis.
Ikon – ikon yang lahir dan lenyap dalam kehidupan umumnya dikarenakan ikon budaya tersebut tidak mampu lagi aktual dalam kehidupan masyarakatnya,
tidak mampu mengikuti tuntutan kehidupan masyarakta nya alias ketinggalan
jaman.Kesinambungan eksistensi ikon budaya sebuah kota bisa dijaga oleh
masyarakatnya sebagai audiens melalui tetap mengkonsumsi objek itu sebagai ikon
atau pemerintah sebagai produser kebijakan bagi masyarakat tersebut agar
eksistensi ikon – ikon budaya tersebut tetap terjaga.Saat ini menjaga keberadaan beberapa ikon budaya sebuah kota dilakukan melalui berbagai cara yaitu sosialisasi
ikon pada masyarakat , menjaga kelestarian ikon budaya tersebut secara fisik,
misalnya dengan merawatnya, membuka akses bagi masyarakat untuk tetap bisa
berinteraksi langsung dengan objek yang menjadi ikon tersebut.
Kondisi inilah yang menjadikan ikon budaya visual menjadi penting untuk
diteliti, karena Ikon budaya visual bagi sebuah kotaberfungsi sebagai city identity
yang diharapkan bisa menjadi identitas sosial warganya.Rasa bangga yang
ditunjukkan warga pada ikon budaya kota nya merupakan apresiasi warganya
terhadap sejarah, keunggulan kota tempat mereka tinggal.Pada sisi lain kita dapat
mengetahui tingkat literasi budaya warga kota Bandung tentang daerah tempat
3
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Remaja adalah bagian dari masyarakat sebuah kota yang umumnya memiliki
populasi berarti bagi sebuah kota namun seakan tidak memiliki peran yang
diperhitungkan, padahal remaja yang ada di sebuah wilayah perkotaan merupakan
gambaran bagi kota tersebut lima sampai dengan sepuluh tahun
mendatang.Rata-rata setelah merampungkan SMA mereka akan turun dan berperan di masyarakat
dengan menjadi pekerja, buruh, mahasiswa, intelektual bahkan menjadi profesional
di bidangnya masing-masing.
Pentingnya memahami remaja saat ini karena menjadi investasi bagi
masyarakat lebih tua untuk masa depan masyakat tersebut kelak.Sudut pandang
mereka umumnya dipengaruhi perkembangan kognisi dan sosiopsikologis mereka
yang masih muda, masih terus berkembang. Hal ini menjadi kekhasan mereka yang
membuat cara pandang mereka kadang berbeda dengan warga lain yang lebih
tua,akibatnya terjadi perbedaan, mungkin sedikit friksi namun bisa saja terjadi
kesamaan. Begitu pula pandangan mereka pada sebuah objek yang dianggap
penting secara bersama, misalnya objek-objek yang dijadikan ikon budaya oleh
masyarakat yang lebih tua, lebih berpengaruh, mungkin saja akan dipandang
berbeda oleh remaja, yang merupakan generasi selanjutnya dari warga yang lebih
tua yang berperan lebih besar dalam menjalankan kehidupan kota.
Pandangan remaja pada ikon budaya visual yang ada di kota nya sendiri
mungkin akan mempengaruhi keberadaan ikon tersebut kelak, apakah akan tetap
eksis sebagi ikon budaya kota yang menjadi identitas kota itu, apakah ikon itu akan
dimaknai sama seperti warga yang lebih tua dahulu.Pandangan mereka saat ini
masih mungkin ikut berubah seiring pertumbuhan mereka nanti. Nasib ikon budaya
visual kota tersebut nanti akan ditentukan oleh bagaimana pandangan remaja kota
nya saat ini dan bagaimana pandangan mereka dipengaruhi kelak.Informasi yang
didapatkan remaja akan berperan dalam membangun pandangan mereka pada ikon
budaya visual kota nya sendiri.Media informasi yang memiliki peluang terbesar
diserap remaja adalah media informasi dari pendidikan, sisa nya adalah informasi
dari media massa yang tersebar dalam betuk koran,majalah,situs internet, situs blog
4
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ikon budaya visual yang ada di kota Bandung bila dihubungkan dengan
pendidikan formal di sekolah, sebagian besar memiliki hubungan dengan sejarah
dan seni budaya, sehingga pengetahuan dan bagaimana persepsi mereka terhadap
ikon-ikon tersebut semacam alat ukur tidak langsung tentang hubungan antara
pengetahuan dan cara mendapatkan pengetahuan remaja kota bandung untuk
ikon-ikon budaya visual yang ada di kotanya itu.
Ikon budaya visual umumnya diperkenalkan pada remaja di sekolah melalui
mata pelajaran Seni Budaya. Hal sejalan dengan tujuan dari pendidikan seni dalam
KTSP 2006 agar kelak peserta didik dapat mehami konsep pentingnya seni budaya
dan keterampilan, dapat menampilkan kreativitas dan berperan serta dalam seni
budaya untuk berbagai tingkat, dan menampilkan sikap apresiasi pada seni budaya
dan keterampilan. Pendidikan seni budaya merupakan ruang yang ideal bagi siswa
dan guru untuk melakukan dialog seputar budaya, dan ikon budaya yang dimiliki
Indonesia melalui proses berapresiasi dan berekspresi melalui karya seni ,
khususnya karya seni rupa.
Beberapa ikon budaya visual yang biasa diperkenalkan dalam pembelajaran
seni rupa di sekolah merupakan bagian upaya pencapaian kompetensi dalam
apresiasi dan ekspresi seni rupa nusantara.Ikon budaya visual dapat berupa produk
budaya visual atau tokoh yang memiliki reputasi maestro dalam bidang keseni
rupaan nya. Ikon budaya visual selain dikenali siswa melalui pembelajaran seni
rupa di kelas, beberapa diantaranya didapatkan dari terpaan media yang cukup
intens. Misalnya informasi tentang batik, angklung dan keris ramai diberitakan
karena perebutan klaim dengan negara tetangga, Malaysia. Sejak persengketaan itu
media mulai memberitakan hal lain disekelilingnya, mulai dari proses pembuatan,
sentra industri batik yang tersisa hingga kompetesi-kompetisi yang berhubungan
dengan ikon – ikon budaya tersebut.
Informasi yang diberikan melalui media massa akan berbeda dengan
informasi yang diberikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas.Karena keduanya
memiliki tujuan berbeda, struktur pengambilan keputusan yang berbeda.Media
5
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cenderung memperlakukan khalayak dalam persfektif konsumen yang sudah
tersegmentasi. Bagaimana dengan konteks remaja yang berada dalam wilayah
urban? remaja dengan latar kehidupan perkotaan yang memiliki akses informasi
luas, memberikan kesempatan bagi remaja urban untuk melakukan kontak dengan
unsur budaya luar bahkan yang bersifat tren dunia. Kehidupan urban yang
cenderung menjadikan masyarakatnya sebagai masyarakat konsumer, membuat
mereka lebih mudah untuk mengaktualisasikan dirinya dengan simbol – simbol budaya global. Fenomena kehidupan global yang akan mengarahkan orang – orang yang terlibat di dalamnya menjadi lebih homogen. Mereka diarahkan untuk
berbicara dengan cara yang sama, menyuarakan hal – hal yang sama.
Potret remaja kota Bandung merupakan potret kehidupan rata – rata remaja yang kurang lebih sama dengan kehidupan remaja kota besar di Indonesia saat ini.
Mereka, sekelompok remaja dengan gaya khasnya, meluangkan waktu di pusat
perbelanjaan, menonton acara yang sama, menggunakan dandanan yang mirip satu
sama lain, berbicara dengan cara yang sama, menggunakan alat komuniksi yang
kurang lebih sama.Kondisi serba sama ini apakah akan mempengaruhi pandangan
mereka mengenai kota tempat mereka tumbuh dan berkembang? Apakah mereka
juga akan memiliki pandangan yang sama pada hal-hal yang dianggap sebagai
identitas kota nya? Hal – hal yang dilekatkan pihak lain pada kota nya itu, baik oleh pemerintah kotanya sendiri, media massa baik yang berasal dari kota nya maupun
media yang berskala nasional.
Remaja kota besar yang terbiasa berinteraksi dengan media informasi yang
luas tanpa batas, memiliki mobilitas yang tinggi logikanya akan memiliki wawasan
yang lebih luas dibandingkan dengan remaja di kota lainnya yang lebih kecil atau
remaja yang berada di pinggiran kota.Maka muncullah pertanyaan, apakah
informasi yang ada di berbagai media informasi yang disediakan oleh pemerintah
dan media mengenai ikon budaya visual yang ada di kota Bandung akan selaras
dengan apa yang di pikirkan oleh warga remajanya? sementara konteks
6
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kondisi yang khas. Kehidupan yang begitu riuh dengan informasi yang tumpang
tindih, membawa pada kesenjangan antara dunia seni rupa yang ditawarkan oleh
kelas dengan dunia seni rupa yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini umum terjadi bila guru tidak mampu mengimbangi pesatnya perubahan informasi yang
diterima siswa.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian yang berjudul, “IKON BUDAYA VISUAL DALAM PERSEPSI REMAJA KOTA BANDUNG ” .
B. Batasan dan Fokus Penelitian
Berdasarkan fenomena di ulas sebelumnya, banyak masalah yang harus
diungkapkan dalam penelitian. Akan tetapi penulis membatasi masalah penelitian
tentang “Bagaimana ikon budaya visual yang ada di kota Bandung dalam persepsi remaja usia SMA di kota Bandung”. Maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ikon – ikon budaya visual apakah yang merupakan ikon budaya visual untuk kota Bandung ?
2. Sejauh mana persepsi remaja usia SMA di kota Bandung tentang ikon
budaya visual kota Bandung?
3. Bagaimana remaja usia SMA di kota Bandung mengkonstruksi persepsi ikon
budaya visual kota Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang :
1. Mengidentifikasi ikon budaya visual apa saja yang merupakan ikon budaya
visual kota Bandung
2. Memperoleh gambaran tentang persepsi remaja SMA kota Bandung pada
7
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memetakan ikon – ikon budaya visual yang merupakan ikon budaya visual bagi kota Bandung menurut remaja usia SMA di kota Bandung.
D. Kegunaan Penelitian
Adanya data mengenai ikon budayavisual kota Bandung dalam persepsi
remaja usia SMA, dapat memberikan simpulan – simpulan awal bagi peneliti dalam mengembangkan perangkat pembelajaran seni budaya di satuan pendidikan tempat
peneliti mengampu pelajaran seni budaya.
Manfaat lainnya dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi MGMP Kota Bandung dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran Seni Budaya khususnya Seni Rupa
dalam kompetensi apresiasi seni rupa kriya/seni rupa terapan daerah
setempat.
2. Sebagai pemetaan pengembangan potensi daerah yang dilaksanakan dalam
kegiatan pendidikan formal SMA mengingat selama ini kurangnya informasi
tentang keberadaan dan pengembangan potensi budaya visual di Kota
Bandung
Sebagai bahan penelitian awal untuk dikaji lebih dalam lagi tentang materi
apresiasi seni visual yang dikembangkan oleh guru SMA di Kota Bandung terutama
korelasinya dengan konteks latar sosio-ekonomi-budaya dan kemampuan siswa baik
64
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudl “Persepsi Remaja
Usia SMA Kota Bandung Mengenai Ikon Budaya Visual Kota Bandung” adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi remaja ikon mengenai
ikon –ikon budaya visual yang lekat dengan kota Bandung.Alasan peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan data
tentang ikon-ikon apa saja yang eksis dalam benak remaja kota Bandung dan
bagaimana pengkonstruksian ikon-ikon tersebut dikonstruksi oleh remaja kota
Bandung. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Bungin (2008 :52) bahwa
penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berusaha mengungkapkan
fenomena yang lebih jauh, bahkan sampai ke alam pikiran dari individu dalam
proses mengkonstruksi fenomena sosial yang terjadi atau berhubungan dengan
subjek penelitian.
B.Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Lokasi Penelitian adalah tempat – tempat yang berada di wilayah kota
Bandung yang merupakan tempat remaja usia SMA, berkumpul dan melakukan
aktivitas diluar sekolah, atau mengisi waktu senggang. Daerah yang dituju
umumnya tempat perbelanjaan yang memiliki angka pengunjung dominan remaja
usia SMA, tempat publik yang biasa dikunjungi atau menjadi tempat aktivitas
remaja-komunitas remaja, seperti taman kota, lahan hijau kota, atau pusat jajanan
serba ada yang berada di dekat lingkungan sekolah, bimbel atau perguruan tinggi.
Daerah seperti ini dianggap ideal karena informan dapat merasakan nyaman dan
65
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kantin sekolah, karena informan umumnya sedang terikat pada jadwal atau
rutinitasnya sebagai pelajar.
Responden adalah remaja usia SMA pada rentang usia 15-19 tahun yang
berdomisili dan beraktivitas di dalam kota Bandung. Remaja usia SMA umumnya
berusia 15-19 karena mengacu pada PERATURAN BERSAMA antara NOMOR
04/VI/PB/2011 dan NOMOR MA/111/2011 rentang usia remaja SMA adalah
usia remaja yang sudah lulus SMP dan maksimal berusia 21 tahun. Pembatasan
hanya sampai rentang usia 19 tahun di karenakan rata – rata usia pelajar SMA di
kawasan perkotaan umumnya maksimum 18-19 tahun sudah lulus SMA.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah menggunakan
gabungan wawancara, observasi dan studi dokumen.
1. Wawancara
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi-strucutred interview. Seperti yang dijelaskan oleh Kokab (2012:41), semi structured interview adalah teknik pengumpulan data dimana pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan kala wawancara dibatasi, namun masih memberikan ruang bila
muncul pertanyaan – pertanyaan yang diluar daftar pertanyaan.Hal ini
dimungkinkan bila pewawancara menemukan hal yang akan mengarahkan pada
data yang dibutuhkan kelak.
a) Pedoman wawancara
Pertanyaan yang akan diajukan pada responden penelitian, terdiri dari tiga
jenis, yaitu pertanyaan yang bersifat menggali berbagai ikon budaya visual
yang mengingatkan mereka pada kota Bandung secara umum ,kedua,
pertanyaaan yang bersifat menggali bagaimana responden mengkonstruksi
ikon – ikon budaya visual itu, dan ketiga adalah bagaimana mereka
mengkonstruksi objek- objek tersebut hingga layak menjadi ikon budaya
66
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan –pertanyaan yang diajukan di awal wawancara, untuk mengetahui
ikon –ikon budaya visual kota Bandung yang diingat oleh informan penelitian
secara umum, yaitu :
1) Pertanyaan umum
Adakah karya Seni Rupa yang paling mengingatkanmu tentang kota Bandung (lukisan,patung,seni keramik, dll) ?
Adakah seniman/perupa kota Bandung yang paling mengingatkanmu
tentang kota Bandung ?
Adakah patung/monumen yang paling mengingatkanmu pada kota
Bandung (bagunan, jembatan ,jalanan , dll) ?
Adakah karya arsitektur yang paling mengingatkanmu tentang kota
Bandung (bangunan, jembatan ,jalanan , dll) ?
Adakah objek wisata dalam kota Bandung yang paling Bandung banget ?
Adakah festival /konser/kirab atau acara outdoor kota Bandung, yang paling Bandung banget ?
Adakah Wahana wisata/pertunjukan/arena permainan, yang paling
Bandung banget ?
Adakah Logo atau simbol yang paling mengingatkanmu tentang kota
Bandung ?
Adakah Produk/Barang khas kota Bandung, produk buatan Bandung yang
paling “Bandung banget” (selain fesyen dan makanan) ?
Adakah Makanan khas kota Bandung yang, paling enak dan paling unik
bentuknya (bentuk makanannya, bentuk kemasannya, cara makannya) ?
Adakah produk fesyen khas kota Bandung (merek/jenis barangnya) ?
Adakah koran/buku/majalah yang khas kota Bandung ?
Adakah situs internet/Blog/twitter orang Bandung, yang paling Bandung
67
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adakah stasiun televisi yang Bandung banget (siarannya, acara-acaranya,
host nya) ?
Adakah film/sinetron yang paling pas menggambarkan kehidupan kota
Bandung ?
2)Pertanyaan tentang persepsi mereka pada ikon – ikon budaya visual
kota Bandung versi mereka
Pertanyaan tentang bagaimana persepsi informan penelitian terhadap ikon –
ikon budaya visual kota Bandung menurut mereka,mengarah pada bagaimana
mereka mengidentifikasi objek tersebut sehingga layak untuk mewakili Kota
Bandung menurut mereka.
Menurutmu mengapa (objek itu) merupakan sesuatu yang Bandung
banget ?
Bagian mana yang paling khas dari ikon tersebut?
Apa yang membuat kamu menyukai ikon tersebut?
Apakah ikon tersebut ngaruh banget buatmu sebagai orang Bandung?
3)Pertanyaan tentang bagaimana informan penelitian mengkonstruksi
objek yang layak menjadi ikon budaya visual kota Bandung versi
mereka.
Kamu tahu (objek itu) dari mana/siapa tentang itu?
Bagaimana kamu tahu?
Mengapa menurut kamu (objek itu) juga layak dijadikan ikon kota
Bandung?
2. Observasi
Observasi yang akan dilakukan adalah pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas remaja kota Bandung, terutama di tempat - tempat kegiatan
subjek penelitian berinteraksi dengan teman dan lingkungan di luar
68
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan akan dilakukan di tempat – tempat ikon budaya visual kota bandung
berada,bagaimana mereka beraktivitas dan merespon ikon budaya visual.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan pada dokumen tertulis maupun yang tidak
tertulis, dokumen berupa dokumen resmi yang dipublikasikan Dinas Kota
Bandung yang terkait, (Dinas Statistik Kota Bandung; Dinas Pendidikan Kota
Bandung; Dinas Pariwisata Kota Bandung; Dinas Ekonomi dan Perdagangan
Kota Bandung) dan data publikasi tentang ikon budaya visual kota Bandung yang
dilakukan oleh media massa kota Bandung seperti Harian Pikiran Rakyat Grup
atau Kompas Grup – regional Jawa Barat.
Alasan dilakukannya studi dokumen adalah, dokumen bersifat lestari.Hal
ini seperti yang dijelaskan Alwasilah (2011: 112)dokumen bersifat lestari
sekalipun sudah tidak berlaku,juga dokumen adalah data yang muncul dari
konteksnya merupakan konteks itu sendiri sehingga dengan segala kelebihan dan
kekurangannya data dokumen ini akan berfungsi sebagai data sampingan yang
menujang penelitian, bersifat melengkapi data yang sudah ada.
D. Strategi Analisis Data
Agar data dan informasi yang telah dikumpulkan menjadi bermakna, maka
dilakukan analisis dan interpretasi.Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus
dari sejak awal data dikumpulkan hingga di akhir penelitian.Analisis dan
interpretasi yang dilakukan merujuk pada perumusan masalah dan kajian teoritis
yang berhubungan dengan masalah penelitian.Dalam penelitian kualitatif
pelaksanaan analisis data dilakukan secara induktif,dimana logika berfikir
mengarah pada penyusunan hal - hal khusus atau data yang diperoleh dilapangan
yang bermuara pada kesimpulan – kesimpulan umum.
Sehubungan dengan kesimpulan umum dalam konteks penelitian kualitatif,
69
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
generalisasi (generalizability) tetapi lebih mengarah pada transferability, yaitu sejauh mana temuan(atau kebenaran)dari suatu penelitian pada setting tertentu
dapat ditransfer ke setting lain,sehingga secara teoritis akan diperoleh kesimpulan
(kebenaran) serupa yang muncul di mana-mana.Bila telah dilakukan sejumlah
penelitian dalam waktu relatif lama, kebenaran ini yang disebut dengan
kebenaran kualitatif kolektif.
Strategi analisis pada penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah untuk
menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta – fakta yang
mucul dari permukaan,dan memahami proses dan fakta tersebut. Dalam kaitan
itu, maka Bungin (2008: 144) menjelaskan model tahapan analisis induktif untuk
penelitian kualitatif, yaitu : 1) melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial,
melakukan identifikasi,revisi-revisi dan pengecekan ulang terhadap data yang
ada,2) melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh,3)menelusuri
dan menjelaskan kategorisasi,4)menjelaskan hubungan – hubungan
kategorisasi,5)Menarik kesimpulan-kesimpulan umum,6) membangun atau
menjelaskan teori.
E. Definisi Istilah
Persepsi tanggapan,sikap atau penilaian terhadap sesuatu.Dapat berupa
tanggapan negative (tidak menyadari keberadaan, tidak menyetujui) ataupun
tanggapan yang bersifat positif (menyetujui, mempercayai)
Remaja Usia SMA di Kota Bandung, remaja yang berada pada rentang
usia pelajar SMA (15 – 19 tahun) yang beraktivitas dan berdomisili dalam
wilayah Kota Bandung.
Konstruksi ikon, suatu proses bagaimana sebuah objek yang berada yang
pada awalnya objek biasa menjadi sesuatu hal yang bersifat lebih hingga
dianggap mampu menjadi ikon terhadap hal lain yang dirujuknya.
70
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
luhur atau tokoh perupa yang dianggap memiliki reputasi nasionai,
parameternya adalah publikasi pemerintah atau media massa, tercantum
dalam referensi ilmiah sebagai produk/tokoh budaya rupa yang
269
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Objek – objek yang dianggap sebagai ikon budaya visual bagi kota Bandung
berasal dari kategori seni patung-monumen, arsitektur dalam bentuk bangunan
atau jembatan,logo, benda kriya dalam bentuk alat musik,makanan ringan,
Koran, majalah, hingga sebuah media online.Objek tersebut ada ikon budaya visual yang berhubungan dengan sejarah kota Bandung sebagai kota kolonial,
ada pula ikon yang berasal dari perkembangan yang terjadi di kota Bandung
masa kini. Objek yang menjadi ikon budaya kota Bandung dikukuhkan
melalui pengakuan masyarakat kota Bandung sendiri melalui liputan media
massa, buku-buku tentang kota Bandung yang diterbitkan oleh swasta atau atas
bantuan dana dan persetujuan pemerintah daerah Kota Bandung atau
pemerintah daerah provinsi Jawa Barat.
Ikon – ikon budaya kota Bandung saat ini berasal dari kategori ikon yang
sudah ada sejak lama, beberapa diantaranya sudah menjadi ikon kota Bandung
sejak jaman kolonial, sejak jaman awal kemerdekaan hingga dan ikon budaya
yang merupakan produk baru yang rata-rata muncul mulai tahun 2000an.Latar
belakang objek – objek tersebut menjadi ikon budaya visual bagi kota
Bandung adalah berdasarkan pertimbangan aspek keunikan pada hampir
semua ikon, aspek geographical ties pada hampir semua ikon, rata – rata semua ikon budaya visual di kota Bandung memiliki kekuatan dari aspek
specific time.Namun untuk konteks produk komersial aspek konsistensi terjadi karena latar kehidupan objek tersebut bagi keberlangsungan
perusahaan.Sedangkan konsistensi pada objek yang bersifat aset pemerintah
dibangun dengan sosialisasi dan publikasi dalam bentuk buku, situs resmi
yang berkaitan dengan ikon-ikon tersebut.Beberapa ikon lainya muncul secara
270
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung, hal ini terjadi pada ikon kota bandung, PERSIB, muncul dalam
bentuk dua monumen berbeda, lambang yang sama dengan lambang kota
Bandung hingga bertransformasi dalam bentuk merchandise bagi pendukungnya.Aspek emosi yang dapat dibagikan, selalu berubah seiring
perkembangan jaman, kondisi inilah yang membuat beberapa ikon mampu
bertahan karena selain objeknya, mereka memiliki semacam cerita dibalik
objek tersebut yang selalu diturunkan ke generasi berikutnya.
Ikon – ikon budaya kota Bandung yang dipetakan dari dokumen resmi
Pemerintah Daerah dipersepsi secara berbeda pada beberapa jenis ikon
budaya.Perbedaan persepsi terjadi karena objek –objek yang termasuk ke
dalam peta ikon budaya visual menurut pemerintah daerah mengacu pada
pertimbangan sejarah objek tersebut dan kontribusinya pada masyarakat secara
umum dan pemerintah itu sendiri.Sementara remaja kota Bandung yang diteliti
ternyata memiliki wawasan yang relatif terbatas mengenai ikon – ikon
tersebut.Sehingga pada beberapa kategori mayoritas remaja tidak menyadari
keberadaan ikon tersebut di kota Bandung, yang ditunjukkan dengan
ketidaktahuannya.Hal ini terjadi pada tokoh atau seniman perupa.
2. Remaja kota Bandung pada umumnya sudah dapat menyadari apa arti ikon
budaya visual bagi kota Bandung.Menurut mereka yang dimaksud dengan
ikon budaya visual kota Bandung adalah :
objek- objek visual yang dapat mengingatkan orang pada kota Bandung :
tempat dikota Bandung, sesuatu yang ada dikota Bandung; sesuatu yang
berasal(sejarah/asal-muasal) dari kota Bandung; sesuatu yang (hanya) di
produksi di kota Bandung, sesuatu yang sudah lama ada(“sejak jaman
Belanda” atau “sejak jaman orang tua saya”) di kota Bandung, sesuatu yang
lazim/ banyak/mudah didapat di kota Bandung.
sesuatu yang dapat membanggakan kota Bandung : sesuatu yang terkenal;
prestasi dari (orang /sekelompok orang (tempat )) Bandung; sesuatu yang
271
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebuah ikon budaya visual ditanggapi sebagai ikon yang kuat kehadirannya
sebagai rujukan untuk kota Bandung menurut remaja kota Bandung adalah
ikon yang dapat diakses oleh mereka dalam kesehariannya, sesuatu yang
berhubungan atau dibutuhkan dengan kehidupan mereka sehari-hari.Aktivitas
sehari-hari remaja kota Bandung didominasi oleh kegiatan belajar di sekolah
dan belajar di luar rumah untuk kepentingan sekolah sepeti bimbel,kerja
kelompok, dan belajar bersama.Sisa waktu mereka pergunakan untuk
bersantai, jalan-jalan,berkumpul dengan teman.Umumnya mereka akan
memilih tempat – tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pusat jajanan
hingga lahan hijau atau taman dalam kota.Dengan ritme aktivitas seperti itu
sangat kecil kemungkinan bagi remaja kota Bandung untuk dapat mengakses
berbagai jenis ikon.
Kondisi inilah yang membuat mereka memiliki wawasan yang relatif
terbatas.Mudahnya mengakses informasi seputar ikon tersebut di media
internet juga kurang tergali, karena rata-rata remaja kota Bandung mencari
informasi yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari teman
sebayanya.Faktor keluarga yang umumnya merupakan keluarga dengan
ayah-ibu bekerja, membuat mereka memiliki waktu lebih sedikit untuk berbagi
cerita tentang objek-objek yang menjadi ikon kota Bandung
tersebut.Kurangnya informasi dari kegiatan pembelajaran di sekolah, membuat
remaja –remaja tersebut tidak mendapatkan pemacu untuk dapat melihat kota
Bandung secara lebih dekat dan memikirkan bagaimana konteks lingkungan
sosial budaya kota Bandung.
Beberapa remaja yang dapat mengenali ikon budaya visual kota Bandung
umumnya mendapatkan informasi dari keluarga dekatnya yang lebih
tua.Kondisi ini terjadi pada remaja dengan mobilitas tinggi maupun pada
kondisi remaja dengan mobilitas rendah.
3. Konstruksi persepsi remaja kota Bandung pada ikon – ikon budaya visual kota
Bandung, berasal dari stimulus yang bersifat visual,verbal, dan beberapa harus
272
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanggapan mereka terhadap ikon – ikon budaya visual kota Bandung
dilatarbelakangi factor kepentingan.Seberapa jauh kepentingan mereka
terhadap ikon tersebut, seberapa penting ikon itu hadir dalam keseharian
mereka.Sedangkan hasil proses persepsi menjadi negatif atau positif
bergantung pada ekspektasi mereka pada kota Bandung sebagai tempat tinggal
mereka saat ini, tempat mereka tumbuh dan berkembang.Tanggapan negatif
umumnya terjadi karena ikon itu tidak pernah hadir dalam kehidupan mereka
dan mereka tidak membutuhkannya saat ini.Tanggapan positif umumnya
terjadi bila mereka memiliki pengalaman positif saat
melihat,mengunjungi,membeli atau menggunakan/mengkonsumsi ikon –ikon
tersebut.
B.Saran
1. Saran penulis ditujukan pada Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk
membuat saluran komunikasi yang sesuai dengan karakter dan ritme aktivitas
remaja Bandung.Banyak ikon kota bandung yng dilupakan remaja kota
Bandung terjadi karena mereka tidak diberikan akses yang cukup untuk
berinteraksi secara langsung dengan ikon – ikon tersebut.Hal ini diutamakan
pada ikon yang berasal dari kategori benda bersejarah.
2. Saran kedua penulis tujukan pada guru-guru seni Budaya dan MGMP Seni
Budaya untuk lebih kreatif lagi dalam memilih materi dan bahan ajar seni
budaya terutama seni rupa,karena saat ini perekembangan seni rupa mengarah
pada hal yang lebih luas yaitu visual culture, kondisi ini dapat menjadi suatu keuntungan tersendiri karena di kota Bandung sendiri banyak sekali sumber
ajar berupa berbagai ikon budaya visual yang dapat disajikan di ruang kelas,
lebih actual dalam kehidupan sehari-hari siswa.Menyajikan ikon budaya
visual kota Bandung turut membangun literasi budaya siswa, pada akhirnya
akan membatu upaya mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi
dalam pendidikan seni rupa yaitu apresiasi dan ekspresi .Melibatkan
273
Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk bertindak asertif dengan terlibat langsung dalam pendidikan di sekolah,
mengingat untuk saat ini anggota komunitas semacam itu masih didominasi
oleh mahasiswa
3. Saran ketiga, penulis tujukan pada.peneliti lainnya untuk bisa menelaah
fenomena remaja kota Bandung dan kota lainnya dalam hal aktivitas belajar
dan proses kognisi pada remaja saat ini.Hal ini berdasarkan temuan penulis
saat melakukan penelitian adanya gap yang besar antara remaja saat ini
dengan remaja generasi sebelumnya dalam memahami dan menyadari
keberadaan ikon-ikon budaya dan hal lain yang ada disekeilingnya, penelitian
tentang relevansi kurikulum pendidikan seni budaya dengan konstruksi ikon
274 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.Chaedar (2011),Pokoknya Kualitatif:Dasar-Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif, Jakarta : Pustaka Jaya
Badan Pusat Statistik Indonesia,(2012), “Bandung dalam Angka 2012”, BPS.
Badan Pusat Statistik , (1984), “Data Penduduk Kotamadya Bandung 1984-1986”, Bandung, BPS
Bordieu ,Pierre , (1984)The Field of Cultural Production: Essays on Art and Literature : Part III: Outline of a Sociological Theory of Art Perception The Pure Gaze: Essays on Art, Chapter 8, Columbia University Press
Borkowski, Nancy (eds), (2011) Organizational Behavior in Health Care,chapter 3 : Attitude and Perceptions ,UK : Jones and Bartlets Publishing
Braudy , Leo (2011),” Eyesore to Icon”, Yale University Press
Braudy, Leo. (2009)The Hollywood Sign: Fantasy and Reality of an American Icon. New Haven:Yale University Press, 2011.
Bungin Burhan, (2008), Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Penerbit Rajawali Press,Jakarta.
Bimo, Walgito (2001) Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Penerbit Andi
Chandler, Daniel (2005),Semiotics for Beginners, diunduh dari www.Semoitics_ for beginner/
De Morentin, Juan Magariños (2011), “Semiotics of the Edges :Notes on
Semiotic Methodology”-Translated by Giovanna Winchkler.English Version for lecturing only at University of Buenos Aires, diunduh dari :
www.semioticmethodology.com/Edges.pdf.
Ensiklopedia Jawa Barat vol.1-8,(2011), Penerbit Lentera, Jakarta
275 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hickman ,Richard, (2005), Critical Studies In Art & Design Education, NSEAD Inggris
Indrawati, Dra.Lilik, (2010), Pengembangan Model Pembelajaran Apresiasi Seni Berbasis Sikap Estetik pada Seni Tradisi Tari Topeng Malang di SMAK
St.Albertus Malang, Tesis Magister Pendidikan Seni UPI.
Iskandar,Prof.Dr. Tb.Zulriska,(2012), Psikologi Lingkungan Teori dan Konsep,
Bandung : Penerbit Refika Aditama.
Ismayanti, (2010), Pengantar Pariwisata, Jakarta: Penerbit Pt.Grasindo
Jenks, C (eds).(1995), The Centrality Of The Eye Of The Western Culture, Routhledge Press
Koentjaraningrat, (1974) ,Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan, Jakarta : Penerbit Gramedia
Kunto, Haryanto,(1984), Semerbak Bunga di Kota Bandung, Pt.Granesia
M.Arifin, Tatang, (1986), Menyusun Rencana Penelitian, Penerbit Rajawali Press
Mulyana, Dedi M.A.PHd, (2001), Ilmu KOmunikasi Suatu Pengantar, Bandung :
Penerbit Remaja Rosdakarya.
Marthyn, and Ringham,(2000), Dictionary of Semiotic, versi e-book
Masinambow, E.K.M,et.al, (2001), Semiotik : Mengkaji Tanda dalam Artifak, Jakarta : Penerbit Balai Pustaka.
Mirzoeff,Nicholas, (1999) The Visual Culture Reader, Routledge.
Mirzoeff, Nicholas, (2005) An Introduction to Visual Culture, Masschacussets Institute Of Technology
276 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moleong,Lexy. J, MA, (1990), Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Remaja Rosdakarya,Bandung.
Noth, Winfried,(1990), Handbook of Semiotic,University of Indiana Press
Roberts, Kiefer Reviewed (2011), Review of The Hollywood Sign: Fantasy and Reality of an American Icon. diunduh dari : www.conncoll.edu/media/.. ./Roberts_Braudy_The_Hollywood_Sign.pdf
Rampley,Mathew(eds) ,(2005) Exploring Visual Culture: Definitions, Concepts, Contexts,Edinburgh University Press.
Rose, Gillian, Visual Methodologies: An Introduction to the Intrepretation of
Visual Materials,Sage Publications. Tahun tidak diketahui
S.Ekadjati, Edy (2011), Bandung : Peta Wisata Seni Budaya, Kerjasama Bingkai
Kreasi Indonesia dan Dinas Pariwisata Kota Bandung.
Street, John (2004), Celebrity Politicians: Popular Culture
and Political Representation, Political Studies Association Published by Blackwell Publishing, Oxford
Santrock, John W,(2007) Remaja Jilid I, Edisi 11, Jakarta : Penerbit Erlangga
Suganda, Her,(2011), Jendela Kota Bandung, Jakarta : Penerbit Kompas Grup
Sobur, Alex (2006), Semiotika Komunikasi, Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-7. Jakarta: UI
Press. 2002
Sunaryo (2002),Pengantar Psikologi Keperawatan, Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Walker, John & Sarah Chaplin, (1997) Visual Culture : an Introduction , Manchester University
Wiriamihardja, Obby A.R.(2010), Panduan Bermain Angklung, Jakarta :Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.
277 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tesis Dan Disertasi :
Lawrence ,Stephanie(2008), Businesses as Cultural Icons: Their Application towards Understanding Urban Morphology, Dissertation of Graduate Faculty of the University of New Orleans in Urban Studies. Diunduh dari
:http://scholarworks.uno.edu/td
Parker, Mike ,(2012), Cultural Icons: A Case Study Analysis of their Formation and Reception , tesis University of Central Lancashire, diunduh dari :www.ucl.edu.
Raharjo, J. Budi (2009), Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) Berbasis Budaya Lokal Dalam KTSP SMA Di Kabupaten Cirebon, Tesis Magister Pendidikan Seni UPI.
van Roosmalen, Pauline K.M. (2008) Ontwerpen aan de stad :Stedenbouw in Nederlands-Indië en Indonesië (1905-1950), a dissertation, Technische
Universiteit Delft. Diunduh dari :www.kiltv.nl
Jurnal/Artikel :
Ajmal M. Asir dan Saniya Kokab , (2012) “Perception of Love in Young Adults”,
Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology, Government College University, Lahore.
Balkir , Nur (2009),”Perceptions of Visual Culture in Turkish Pre-Service Art Teacher Preparation”,Vol. 3, No. 2 (July 2009),International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning Denton, Texas, USA :University of North Texas diunduh dari http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl
Bateman , John A (2011)” Review of The Language of Colour: an introduction Theo van Leeuwen (2011) “,Linguistics and the Human Sciences Bremen University, Germany, diunduh dari : bateman@uni-bremen.de
Browne, Janet (2003),”Charles Darwin as a Celebrity, Science in Context “,16(1/2), 175–194 (2003). Cambridge University Press , Diunduh dari :
278 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bruce , David (2003), “Mickey Mouse as Icon: Taking Popular Culture Seriously”, Word & World Volume 23, Number 3 Summer 2003 ,Saint Paul, Minnesota , diunduh dari ; www.jstor.com
Callow,Jon (2005), Literacy and the visual: Broadening our vision, English Teaching: Practice and Critique Journal May, 2005, Vol. 4, No.1 diunduh dari http://education.waikato.ac.nz/research/files/etpc/2004v4n1art1.pdf pp. 6-19
Cordero,Steven M. (1997) Cocaine-Cola, the Velvet Elvis, and Anti-Barbie: Defending the Trademark and Publicity Rights to Cultural Icons, Fordham Intellectual Property, Media and Entertainment Law Journal vol.8 issue.2 article 8, The Berkeley Electronic Press (bepress) diunduh dari : http :lawnet.program.edu/ilpj
Damajani, RR. Dhian (2008),” Vernakularisme, Informalitas, dan Urbanisme: Café sebagai Ekspresi Gaya Hidup Kontemporer “,ITB J. Vis. Art & Des., Vol. 2, No. 2, 2008, 141-158 141 , diunduh dari : www.jurnalitb/Jurnal visualart&design/
Damajani, RR. Dhian (2007), “Hidden-Order dan Hidden-Power pada Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus: Lapangan Cikapundung”, Bandung,Journal of Visual Art and Design ITB, Vol. 1 D, No. 3, 2007, 330-345, diunduh dari : http://jurnaldesain.fsrd.itb.ac.id/page/
Gallison, Peter (2004) Focus: The Elusive Icon:Einstein, 1905–2005 , Chicago Journals History of Science Vol. 95, No. 4 (December 2004), pp. 610-613, diunduh dari : http://www.jstor.org/stable/10.1086/430651
Holly, Lauren (1996), “Visual Culture Questionnaire’, October Vol. 77, Summer 1996, pp.39-41) (1996 :11),diunduh dari : :http://journals.cambridge.org/action/
Jerome, Fred (2004), Einstein, Race, and the Myth of the Cultural Icon,
Chicago Journals History of Science vol.95 no.4 p.627-639, diunduh dari :
http://www.jstor.org/stable/10.1086/430653 .
Kukkonen, Karin ,(2008),“Popular Cultural Memory :Comics, Communities and Context Knowledge”, Nordicom Review29 (2008) 2, pp. 261-273
L. Chow , Siu (2011) “Iconic memory or icon? “,Department of Psychology, University of Wollongong, Wollongong, N.S.W., Australia DIUNDUH DARI
http://nrs.harvard.edu/urn-3:HUL
279 Bayyinah Nurrul Haq, 2013
Ikon Budaya Visual Dalam Persepsi Remaja Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mitchell, WlJ.T. (1995) ,”Interdiciplinary and Visual culture”, Art Bulletin December 1995, volume LXXVII No.4
Simanihuruk, Muba ,(Tahun Tidak Diketahui )Persepsi Dan Perilaku Adaptif Masyarakat Pinggiran ,Jurnal Resipoturi Usu,
Norman Haber ,Ralph (1983), “The impending demise of the icon: A critique of the concept of iconic storage in visual information processing”. Journals.cambridge BBS 6:1–54. Diunduh dari : http://journals.cambridge.org /action/ 67893 76
Pauwels, Luc (2008), Visual Literacy and Visual Culture: Reflections on Developing More Varied and Explicit Visual Competencies, The Open Communication Journal, 2008, 2, 79-85.
Panggabean, Hana (2004)Characteristics of Indonesian Intercultural Sensitivity in Multicultural and International Work Groups, International Association for Cross-Cultural Psychology Journal diunduh dari : http://www.iaccp.org
Pressley, Lauren (13 April 2006),”Teaching Millennials: Library Instruction for the Next Generation”, diunduh dari
Sangkertadi, T. Dan Reny Syafriny, (2010),” Evaluation Of Public Openspace Performance Through The Environmental Perception And Behavior Setting In Manado”, Jurnal Fasc Icule 2 halaman 124,2010.
TEMPO, (2006, 16-22 Oktober) Youthology Hasil riset Ogilvy 2005 :remaja kota Besar, halaman 47-50. Jakarta, diunduh dari http: books.google.co.id
(2011) "Human Relations for the Educator : Chapter 3 : Underestanding Perception and drawing conclusion”, Kendall Hunt Publishing Co.diunduh dari : www.kendallhunt.com/arnett
Dokumen Pemerintah :
Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia, No 265/MENKES/SK II/2010
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Seni Tradisional, diunduh dari www.bandung.go.id
280 <