ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Masalah ... 5
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 5
1.2.2 Pembatasan Masalah ... 6
1.2.3 Perumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat penelitian ... 7
1.5Anggapan Dasar ... 7
1.6Metode Penelitian ... 8
1.7Teknik Penelitian ... 8
1.7.1 Teknik Pengumpulan Data ... 8
1.8Definisi Operasional ... 10
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Pengertian Semantik ... 11
2.2 Jenis Semantik ... 12
2.3 Pengertian Makna ... 12
2.4 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal ... 14
2.5 Makna Referensial ... 17
2.6 Morfem ... 19
2.6.1 Morfem Bebas ... 20
2.6.2 Morfem Terikat ... 20
2.7 Proses Morfemis ... 21
2.8 Konstruksi Morfemis ... 22
2.9 Pengertian Kata ... 23
2.10 Bentuk Kata ... 24
2.10.1 Kata Dasar ... 25
2.10.2 Kata Turunan ... 25
2.10.3 Kata Majemuk ... 26
2. 11 Jenis Kata ... 27
2.12 Frasa ... 28
2.12.1 Frasa Endosentris ... 29
2.12.2 Frasa Eksosentris ... 29
3.1Paradigma Penelitian ... 33
3.2 Metode Penelitian ... 34
3.3 Teknik Penelitian ... 34
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.2 Teknik Pengolahan Data ... 35
3.4 Sumber Data dan Korpus ... 35
3.5 Instrumen Penelitian ... 36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1Deskripsi Data ... 37
4.2 Analisis Data ... 40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1Kesimpulan ... 72
5.2Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa terdiri atas bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat-alat ucap
manusia, dan arti atau makna yang tersirat dalam rangkaian bunyi tadi. Bunyi itu
merupakan getaran yang keluar dari pita suara dan merangsang alat pendengaran
kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi-bunyi vokal
dan menyebabkan adanya reaksi atau tanggapan dari orang lain (Keraf, 1977:12).
Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat pengungkap
perasaan atau emosi atau disebut fungsi emotif, bahkan juga sebagai alat
penggerak untuk menimbulkan emosi pada orang lain.
Manusia senantiasa ingin menyampaikan perasaan dan buah pikirannya
kepada orang lain. Untuk maksud tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi antarsesama.
Komunikasi yang digunakan antarpemakai bahasa dapat berupa dialog
dengan melibatkan paling sedikit dua orang atau lebih. Dalam pertukaran atau
dialog ini akan terkandung maksud dan tujuan tertentu serta membentuk suatu
ungkapan yang merupakan salah satu jalan seseorang dalam menyampaikan
curahan hatinya.
Selain itu, manusia pada umumnya berinteraksi untuk membina kerjasama
antarsesamanya dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan mewariskan
terkandung dalam pembicaraan bersifat positif, atau biasa kadang-kadang ada juga
yang bermaksud negatif atau kurang baik menurut etika bahasa atau moral.
Ungkapan yang bersifat negatif biasanya digunakan dalam situasi dan kondisi
tertentu, seperti marah, jengkel, atau kesal karena suatu sebab yang
mengakibatkan tindakan memaki, memarahi, mencela, atau tindakan sejenisnya.
Hal itu sebagai akibat tersentuhnya daya efektif kita sehingga kita bisa atau
terpaksa mengekspresikan ungkapan tersebut melalui ungkapan makian.
Ungkapan makian biasanya digunakan dalam keadaan marah. Jika
seseorang sedang marah, akal sehatnya tidak berfungsi lagi sehingga ia akan
berbicara dengan menggunakan ungkapan-ungkapan atau kata-kata kasar. Dalam
keadaan seperti ini, ungkapan makian seolah-olah hanya digunakan sebagai alat
pelampiasan perasaan. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya penyelewengan
dalam penerapan makna. Makna suatu kata diterapkan pada referen yang tidak
sesuai dengan makna kata yang sesungguhnya.
Bagi orang yang terkena, ucapan-ucapan itu mungkin dirasakan
menyerang, tetapi bagi yang mengucapkannya, ekspresi dengan makian adalah
alat pembebasan dari segala bentuk dan situasi yang tidak menenakkan tersebut
walaupun dengan tidak menolak adanya fakta pemakaian makian yang secara
pragmatis untuk mengungkapkan pujian, keheranan, dan menciptakan suasana
pembicaraan yang akrab (Periksa Allan, 1986; dalam buku Kajian Teori dan
Analisis:110). Misalnya, ahli sosiologi Donna Eder dan ahli sosiolinguistik Kristin
Hasund (Tannen, 2002; dalam buku Kajian Teori dan Analisis: 110) menemukan
3
diantara wanita-wanita kelas pekerja atau dibawahnya sangat lazim, dan
penggunaannya merupakan simbol keakraban. Dengan demikian, bagaimana pun
juga kata-kata makian mempunyai kedudukan yang sentral dalam aktivitas
berkomunikasi secara verbal sebagai salah satu sarana untuk menjalankan fungsi
emotif bahasa. Fungsi emotif (untuk menyatakan perasaan) merupakan salah satu
fungsi bahasa yang terpenting.
Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Intan Pusparini Siswoyo,
mahasiswa Universitas Diponogoro dengan judul Pemakaian Kata Makian
Mahasiswa Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa
pemakaian kata makian tidak hanya digunakan pada saat marah. 90% dari
keseluruhan jumlah data menyatakan makian juga digunakan pada situasi santai
atau akrab. Selain itu, makian juga bertujuan untuk menghina, meremehkan,
mengungkapkan kekecewaan, kekaguman/keheranan, dan pujian. Adapun bentuk
kata makian yang ditemukan, yakni makian berbentuk kata dan frasa. Sedangkan
kata makian dapat menunjuk pada benda, binatang, kekerabatan, makhluk halus,
organ tubuh, aktivitas, pekerjaan, diskriminasi, jenis kelamin, keadaan, dan usia.
Berdasarkan penelititan, diperoleh faktor-faktor yang secara signifikan
memengaruhi pemakaian kata makian mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Budaya universitas Diponegoro yaitu usia, status sosial,
jenis kelamin, serta kedekatan emosi. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh
dengan penggunaan kata makian, seperti yang sudah terkodifikasi dalam bentuk
pantun, peribahasa dan unen-unen (ungkapan Jawa).
Selain itu, Makian Dalam Bahasa Madura: Kajian Metabahasa Semantik
Alami pernah dilakukan oleh Dianita Indarawati yang dalam penelitiannya
menghasilkan bahwa teori metabahasa semantik alami (MSA) merupakan teori
yang cukup mutakhir dalam bidang semantik. Terbukti, teori ini mampu
digunakan untuk mengeksplikasi makna asal dan mampu menganalisis struktur
semantik makian dalam bahasa Madura (MM). Makian makna yang diutamakan
dalam teori MSA ini adalah analisis dari makna ke bentuk bukan sebaliknya.
Makian Madura memiliki referensi, seperti bagian tubuh manusia, istilah
kekerabatan, makhluk halus, profesi, sesuatu yang buruk, keadaan mental,
keadaan fisik seseorang, dan aktivitas sosial yang memiliki makna asal antara lain
seseorang, sesuatu, badan, bagian, buruk, terjadi, memikirkan, merasakan,
mengetahui, melakukan, dan lain-lain.
Dalam bahasa Indonesia, makian terlihat pada kata brengsek, kurang ajar,
dan laknat. Dalam menyelidiki arti kata-kata sebaiknya kita kaji kata-kata itu
dalam kalimat, atau dalam bentuk konteks karena pada hakikatnya suatu kata,
baru mempunyai arti yang jelas dalam kalimatnya, bukan secara tersendiri.
Perhatikan kalimat berikut:
(1) “Jangan nunjukin kehebatannmu sebelum bertanding, dasar monyet!!” Data 31 (EN4H39K5)
(2) “Baca kolom olah raga! Bukan artikel yang itu, bodoh!” Data 27
5
Pada data 1 dan 2, terdapat kata makian dasar monyet dan kata makian
bodoh. Dalam hal ini, kata makian dasar monyet merupakan bentuk frasa, yakni
dasar + monyet dan kata makian bodoh merupakan bentuk dasar. Kata makian
monyet pada kalimat (1) yang berkategori nomina dan jika dilihat dari
referensinya bentuk makian monyet tergolong ke dalam referensi binatang yang
berarti kera yang bulunya berwarna keabu-abuan dan berekor panjang, kulit
mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak tangan dan telapak kakinya,
sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan
rasa kesal atau marah. Kata makian bodoh pada kalimat (2) berkategori adjektiva
dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian bodoh tergolong ke dalam
referensi suatu keadaan mental seseorang yang berarti tidak lekas mengerti, tidak
mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan, dsb.), sedangkan tujuan dari ucapan
itu jika dilihat dari konteksnya ingin mengekspresikan rasa kesal sekaligus
menghina. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mencoba meneliti
tentang “Makian dalam Bahasa Indonesia (Suatu Kajian Bentuk dan Referensi
pada Komik)”.
1.2Masalah
Pada bagian masalah, akan dibahas identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.
2) Kata makian merujuk pada referensi tertentu.
3) Kata makian mengandung makna tertentu.
4) Bentuk makian memiliki tujuan tertentu.
5) Kata makian biasanya dituturkan saat penutur emosi.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengkaji bentuk makian bahasa
Indonesia yang dibatasi pada pembicaraan terhadap bentuk lingual, kategori,
referensi, makna leksikal, tujuan makian tersebut.
1.2.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana bentuk lingual makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji?
2) Kategori kata, frasa, dan klausa apa sajakah yang terdapat dalam makian
bahasa Indonesia pada komik yang dikaji?
3) Bentuk referensi apa saja yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada
komik yang dikaji?
4) Makna leksikal apa yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik
yang dikaji?
5) Apa tujuan makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
7
2) kategori kata, frasa, dan klausa yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia
pada komik yang dikaji;
3) bentuk referensi yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik
yang dikaji;
4) makna leksikal yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik
yang dikaji;
5) tujuan makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji.
1.4Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi
perkembangan linguistik di Indonesia dalam hal mengekspresikan rasa jengkel,
marah atau tidak puas oleh sesuatu perbuatan yang telah dilakukan orang lain
melalui kata atau frasa makian.
1.5Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan titik tolak dalam penelitian ini, guna
mengetahui kebenaran masalah yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka
disusunlah anggapan dasar dari penelitian ini, sebagai berikut.
1) Pemakaian kata makian biasanya digunakan oleh kaum muda karena mereka
tergolong memiliki tingkat emosi yang relatif masih stabil.
2) Makian bertujuan untuk menghina, meremehkan, mengungkapkan
1.6Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk membuat pendeskripsian
dari data dan fakta yang didapat. Metode deskriptif ini pun diharapkan dapat
menggali kejelasan data. Data yang dikaji bersumber dari komik.
1.7Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, teknik pengumpulan
data dan teknik pengolahan data.
1.7.1Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan
penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan membaca dokumen tertulis
untuk mencari data-data makian yang diambil dari sumber data berupa komik,
yaitu komik Archlord nomor 2 sampai 6 dan komik Eyeshield 21 nomor 1 sampai
5.
1.7.2Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) teknik catat, memindahkan kata dan frasa yang mengandung makian yang
9
2) mengklasifikasi dan menyeleksi data berdasarkan data, judul komik, nomor
komik, episode komik [Data 1 (A2E10)] dan data, judul komik, nomor komik,
halaman, dan kolom [Data 15 (EN1H73K5)] yang sudah terkumpul
masing-masing pada lembar analisis;
3) menganalisis data yang sudah diklasifikasikan, kemudian dianalisis
berdasarkan bentuk lingual, kategori kata, kategori frasa, kategori klausa,
referensi, makna leksikal, dan tujuan makian pada kartu data;
Di bawah ini salah satu model analisis dalam penelitian yang berbentuk kartu
[image:12.595.111.535.223.717.2]data:
Tabel 1.1 Contoh Kartu Data No. : 02
Sumber : Komik Archlord Konteks :
Ugdrasil : Oooh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap?
Paman : Apa?
Ugdrasil : Manisnyaaa!! (sambil mengelus-ngelus kepala Moon Elf).
Moon Elf : Siapa yang binatang peliharaan? (POOONG… meninju
Ugdrasil).
Kalimat : Ooohh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap? Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Binatang Nomina Binatang Makhluk
bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan
mampu bereaksi terhadap rangsangan,
tetapi tidak berakal budi
1.8Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami istilah-istilah yang
tertera dalam judul maupun isi dari penelitian ini, penulis memberikan beberapa
batasan definisi sebagai berikut.
1) Makian adalah kata keji yang diucapkan karena rasa marah, jengkel, dan
ketidaksenangan terhadap situasi yang dihadapinya yang terdapat pada komik.
2) Bentuk adalah satuan lingual makian pada komik.
3) Referensi adalah sumber acuan (rujukan, petunjuk) dari bentuk (satuan
lingual) kata makian pada komik.
4) Komik adalah cerita bergambar (berbentuk buku) yang umumnya mudah
37 BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Makian biasa digunakan untuk mengekspresikan ketidaksenangan,
kebencian, atau ketidakpuasan terhadap situasi yang dihadapinya. Dalam komik
terdapat sebuah cerita yang di dalamnya ada cerita senang, sedih, marah, kecewa,
dan sebagainya yang bisa di ekspresikan ke dalam bentuk makian.
Penulis mengambil data yang dikaji bersumber dari komik. Komik yang
dijadikan sumber yaitu komik Archlord nomor 2 sampai 6 dan komik Eyeshield
[image:14.595.113.518.238.763.2]21 nomor 1 sampai 5. Berikut ini akan dipaparkan hasilnya.
Tabel 4.1 Daftar Kata Makian
No. Data Kode Data
1. Mau terus merepotkan? Dasar kuping lebar! Data 1 (A2E10)
2. Putus keturunan Manash yang terkutuk itu!!
Punahkan keturunannya.
Data 2 (A2E10)
3. Oooh!! Binatang peliharaan ini paman yang
tangkap?
Data 3 (A2E11)
4. Keparat kamu… Data 4 (A3E19)
5. Jangan omong kosong! Aku ngga perlu
bantuanmu! Dasar licik! Untuk apa kamu mau
membantuku?
Data 5 (A3E20)
liat kamu makan. Lagi diet? Entah? Dasar
manusia…
7. Hei, kamu! Ini kan terlalu pengecut! Data 7 (A3E23)
8. Jadi… Ughdrasil, ya? Sialan! Data 8 (A4E25)
9. Dasar keras kepala… ‘kan sudah kubilang jangan
ikut.
Data 9 (A4E31)
10. Dengar baik, babi!! Akulah pemimpin di sini! Data 10 (A4E33)
11. Persetan dengan omongan “akal sehat” sialan ini! Data 11 (A5E36)
12. Perkelahian tak penting ini tak kan ku maafkan
lagi!! Dasar jalang!
Data 12 (A5E35)
13. Hai, si lemah pergi sana! Data 13 (A6E44)
14. Akhirnya, ku potongkan? Dasar kecoak!! Data 14 (A6E44)
15. Dasar gendut!! Kok malah tambah lamban?!! Data 15
(EN1H73K5)
16. Berhasil apanya?! Aku yang ngumpulin
orang-orang ini tau!! Dasar kalian makhluk tidak
berguna!!
Data 16
(EN1H107K3)
17. TV brengsek!! Tayangin pertandingannya!!
Desakan sponsor neh…
Data 17
(EN2H29K2)
18. Masih belum hafal peraturannya juga, kerdil
kurang ajar!!
Data 18
(EN2H104K4)
19. Boleh juga kamu, kerdil! Data 19
(EN2H146K2)
39
(EN2H159K4)
21. Ngomong yang bener, cebol sialan!! Data 21
(EN3H25K1)
22. Oi, manager keparat! Edit-an videonya udah
jadi?!
Data 22
(EN3H72K3)
23. Lalu para pecundang, sampai kapanpun berada di
luar lapangan.
Data 23
(EN3H85K6)
24. Dasar keras kepala!! Kan udah kubilang, jangan
ngomongin dia lagi!
Data 24
(EN3H109K5)
25. Bego! Ngapain sampai ke sini?! Data 25
(EN3H115K1)
26. Buruan lari, tolol!! Data 26
(EN3H121K4)
27. Baca kolom olah raga! Bukan artikel yang itu,
bodoh!
Data 27
(EN3H177K7)
28. Preman tengik macam kalian akan kami hajar. Data 28
(EN3H191K3)
29. Dia cuma sampah!! Data 29
(EN3H192K4)
30. Jadi kamu, ya! Dasar penjahat!! Data 30
(EN4H30K3)
31. Jangan nunjukin kehebatannmu sebelum
bertanding, dasar monyet!!
Data 31
32. Kami di sini main buat menang, dasar botak! Data 32
(EN4H127K6)
33. Kita hancurkan si bangsat itu!! Data 33
(EN5H169K4)
Keterangan : Data 01 (A2E10) = Data 01 dari komik Achlord nomor 2 Episode 10.
Data 33 (N5H169K4) = Data 33 dari komik Eyeshield nomor 5 halaman 169 kolom 4
4.2 Analisis Data
Penulis akan menganalisis data sesuai rumusan dan tujuan penelitian.
Teori yang digunakan seputar tentang semantik leksikal dan sematik gramatikal.
Berdasarkan hasil pengklasifikasian dan perolehan data ditemukan bentuk-bentuk
makian pada komik Archlord dan Eyeshield, diantaranya akan dipaparkan sebagai
berikut:
[image:17.595.116.518.110.762.2]• Komik Archlord
Tabel 4.2 Daftar kata makian pada komik Archlord
Bentuk Makian
Frasa Kata Klausa
Dasar Turunan
Dasar kuping lebar Bodoh Sialan Licik kamu
Dasar bohong Sial Terkutuk Keparat kamu
Dasar tua bangka Keparat Pengecut
Dasar licik Gila Persetan
41
Dasar kecoak Kucing
Dasar manusia Licik
Dasar kadal Tolol
Dasar tidak punya
pendirian
Anjing
Dasar tikus Sinting
Dasar anak bodoh Babi
Dasar manusia bodoh Brengsek
Dasar nggak sopan Bego
Dasar si tua bangka licik Jelek
Dasar sinting Botak
Dasar kakek mesum Lemah
Dasar picik Tua
Dasar tua bangka gila
Dasar jalang
• Komik Eyeshield
• Tabel 4.3 Daftar kata makian pada komik Eyeshield
Bentuk Makian
Frasa Kata Klausa
Dasar gendut Setan Sialan
Dasar kalian
makhluk tidak
berguna
Bego Kurang ajar
Dasar tukang tipu Gendut Pengecut
Dasar bodoh Sial Sebodoh
Dasar kerdil
kurang ajar
Bodoh Pecundang
Dasar keras
kepala
Brengsek
Dasar orang jahat Kerdil
Dasar penjahat Kampret
Dasar monyet Keparat
Dasar botak Tolol
Dasar pengecut Cebol
Dasar cebol tolol Kuntet
Dasar kappa
hitam
Tengik
43
Monyet
Botak
Bangsat
∑ = 14 ∑ = 17 ∑ = 5 ∑ = 0
Dari kedua data tabel di atas yaitu data tabel kata makian dari komik
Archlord nomor 2 sampai 6 dan komik Eyeshield 21 nomor 1 sanpai 5
berdasarkan dari hasil analisis kata makian yang paling sering muncul yaitu kata
makian bodoh yang terdapat dalam komik Archlord sebanyak 39 kali dan komik
Eyeshield 21 sebanyak 17 kali, kata makian sial terdapat dalam komik Archlord
sebanyak 17 kali dan komik Eyeshield 21 sebanyak 15 kali, kata makian sialan
dari kedua komik tersebut sama-sama sebanyak 7 kali, kata makian gendut dari
komik Eyeshield 21 sebanyak 14 kali, kata makian keparat dari komik Archlord
sebanyak 5 kali, dan kata makian yang lainnya paling banyak muncul 3 atau
hanya 1 kali, namun dominan satu kali. Konteks dan kalimatnya secara lengkap
bisa dilihat pada lampiran. Berikut hanya akan dipaparkan sebagian analisisnya
Data 01 (A2E10)
No. : 02
Sumber : Komik Archlord Konteks :
Nael : Syukurlah!! (sambil memeluk Komandan).
Komandan : Na… Nael?!
Scar : Mau terus merepotkan? Dasar kuping lebar! (sambil
mengangkat kedua kuping Nael).
Nael : Lepaskan! Lepaskan aku!
Scar : Syukurlah, Komandan masih hidup.
Nael : Scar, apa yang terjadi? Aku akan jatuh dari jurang…
Lepaskan aku!!
Kalimat : Mau terus merepotkan? Dasar kuping lebar!
Satuan Lingual Kategori Jenis
Frasa
Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
Kuping Lebar
Nomina Atributif Bagian
tubuh
Telinga lebar
Menunjukkan rasa hinaan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar kuping lebar. Dalam hal
ini, kata makian dasar kuping lebar berbentuk frasa, yakni dasar + kuping lebar.
Kata makian kuping lebar berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya
bentuk makian kuping lebar tergolong ke dalam referensi bagian tubuh yang
berarti telinga lebar, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
ingin menghina orang yang diajak bicara.
Data 2 (A2E10)
No. : 02
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Komandan : Keturunan Manash benar-benar gigih!
Selidiki seluruh hutan… Temukan dia!! Putus keturunan Manash yang terkutuk itu!! Punahkan keturunannya.
Kalimat : Putus keturunan Manash yang terkutuk itu!! Punahkan keturunannya. Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
45
Kata jadian
ter + kutuk Verba Keadaan
yang tidak direstui Tuhan atau
agama
Terkena kutukan, celaka
Menunjukkan marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian terkutuk. Dalam hal ini, kata
makian terkutuk berbentuk kata jadian. Kata makian terkutuk berkategori verba
dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian terkutuk tergolong ke dalam
referensi keadaan yang tidak direstui Tuhan atau agama yang berarti terkena
kutukan, celaka, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
menunjukkan rasa marah.
Data 3 (A2E11)
No. : 02
Sumber : Komik Archlord Konteks :
Ugdrasil : Oooh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap?
Paman : Apa?
Ugdrasil : Manisnyaaa!! (sambil mengelus-ngelus kepala Moon Elf).
Moon Elf : Siapa yang binatang peliharaan? (POOONG… meninju
Ugdrasil).
Kalimat : Ooohh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap? Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Binatang Nomina Binatang Makhluk
bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan
mampu bereaksi terhadap rangsangan,
tetapi tidak berakal budi
Pada kalimat di atas terdapat kata makian binatang. Dalam hal ini, kata
makian binatang berbentuk kata dasar. Kata makian binatang berkategori nomina
dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian binatang tergolong ke dalam
referensi binatang yang berarti makhluk bernyawa yang mampu bergerak
(berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal
budi, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin
menciptakan simbol keakraban pada yang disebutnya binatang.
Data 4 (A3E19)
No. : 03
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Jian : Sudah ku bilang berkali-kali kan? Kau kapan saja bisa
kubunuh.
Scar : Keparat kamu…
Kalimat : keparat kamu… Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Klausa Keparat +
kamu
Nomina Keadaan yang tidak
direstui Tuhan atau
agama
Kafir, tidak bertuhan
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian keparat kamu. Dalam hal ini,
kata makian keparat kamu berbentuk klausa karena ada penambahan pronomina
kamu yaitu keparat + kamu. Kata makian keparat berkategori nomina dan jika
dilihat dari referensinya bentuk makian keparat tergolong ke dalam referensi
47
bertuhan, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin
menunjukkan rasa marah Scar.
Data 5 (A3E20)
No. : 03
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Tuan Ernant : Hngh! Apa yang kamu bisa lakukan? Bisa kau kembalikan
tanganku ini?
Kakek : Kalau aku lakukan itu, apakah kamu mau percaya padaku?
Heh? Seperti kataku tadi, Tuan mau aku pulihkan tangan Tuan?
Tuan Ernant : Jangan omong kosong! Aku ngga perlu bantuanmu! Dasar licik! Untuk apa kamu mau membantuku?
Kalimat : Aku gak perlu bantuanmu! Dasar licik! Untuk apa kamu mau
membantuku?
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar + Licik Adjektiva Keadaan
yang tidak menyenang
kan
Banyak akal yang buruk, pandai menipu,
culas, curang
Menunjukkan rasa jengkel
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar licik. Dalam hal ini, kata
makian dasar licik berbentuk frasa, yakni dasar + licik. Kata makian licik
berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian licik
tergolong ke dalam referensi keadaan yang tidak menyenangkan yang berarti
banyak akal yang buruk, pandai menipu, culas, curang sedangkan tujuan dari
Data 6 (A3E26)
No. : 03
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Jian : Kamu ini… aneh!!
Sejak muncul sampai sekarang aku belum pernah liat kamu makan. Lagi diet? Entah? Dasar manusia…
Arin : Apa maksudmu? ‘kan baru lewat sehari! (sambil teriak).
Jian : Ah, masak sih?
Kalimat : Sejak muncul sampai sekarang aku belum pernah liat kamu makan. Lagi diet? Entah? Dasar manusia…
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
manusia
Nomina kekerabata
n
Makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain),
insan, orang
Menunjukkan rasa keheranan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar manusia. Dalam hal ini,
kata makian dasar manusia berbentuk frasa, yakni dasar + makian. Kata makian
manusia berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian
manusia tergolong ke dalam referensi kekerabatan yang berarti makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain), insan, orang, sedangkan tujuan
dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya Jian ingin mengungkapkan rasa
49
Data 7 (A3E23)
No. : 03
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Jian : Begini sudah cukup? Gimana kadal?!
Moon Elf : Kakak!! (teriak memberiahu Jian).
Monster : Mu… muncul juga!
Jian : Nggak mungkin bisa melawan dengan satu buah pedang
pendek… seandainya aku bisa meraih pedangku…
Hei, kamu! Ini ‘kan terlalu pengecut! Kalau pertarungannya adil, harus melawan dalam kondisi yang sama! Masak dengan pedang pendek begini aku harus melawan kamu!!
Kalimat : Hei, kamu! Ini kan terlalu pengecut! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata jadian
PeN + kecut Nomina Keadaan
yang tidak menyenang
kan
Penakut, munafik
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian pengecut. Dalam hal ini, kata
makian pengecut berbentuk kata jadian yaitu PeN + Kecut. Kata makian pengecut
berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian pengecut
tergolong ke dalam referensi keadaan yang tidak menyenangkan yang berarti
penakut, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin
menunjukkan rasa marah Jian kepada monster.
Data 8 (A4E25)
No. : 04
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Jian : Jadi… Ughdrasil, ya? Sialan!
(sambil membuka mata). Aku… mendapat pertolongan lagi… Kalimat : Jadi… Ughdrasil, ya? Sialan!
Bentuk Pola
Kata jadian
Sial + an Nomina Keadaan
yang tidak menyenang
kan
Orang yang sial, yang mendatangkan
sial
Menunjukkan rasa kecewa
Pada kalimat di atas terdapat kata makian sialan. Dalam hal ini, kata
makian sialan berbentuk kata jadian, yakni sial + an. Kata makian sialan
berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian sialan
tergolong ke dalam referensi keadaan yang tidak menyenangkan yang berarti
orang yang sial, yang mendatangkan sial, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika
dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa kekecewaan Jian.
Data 9 (A4E31)
No. : 04
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Moon Elf : Mendarat (tiba-tiba muncul) BRUK. BRAAAKK..
Yang Lain : Aduuuhh (pada jatuh).
Kakek 1 : Duuh! Pinggangku…
Jian : Dasar keras kepala… ‘kan sudah kubilang jangan ikut.
Kakek 1 : Sampai aku yakin kamu benar-benar ksatria atau bukan, aku
tak kan pulang.
Kalimat : Dasar keras kepala… ‘kan sudah kubilang jangan ikut. Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar + keras
kepala
Adjektiva Bagian
tubuh
Tidak mau nurut nasihat
orang, tegar tengkuk, kepala batu
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar keras kepala. Dalam hal
ini, kata makian dasar keras kepala berbentuk frasa, yakni dasar + keras kepala.
51
bentuk makian keras kepala tergolong ke dalam referensi bagian tubuh yang
berarti tidak mau nurut nasihat orang, tegar tengkuk, kepala batu, sedangkan
tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa marah.
Data 10 (A4E33)
No. : 04
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Cewek Orc : Kita putuskan mencari dia! Seperti perintah sang kaliur.
Urk : Sang kaliur juga keterlaluan… Kenapa pilih kasih sama Half
Orc itu? Kenapa kita jadi kesusahan?
Cewek Orc : Diam, Urk! Kalau mau mengeluh pulang saja!
Teman Urk : Betul, hentikan Urk! Jangan cela pacar orang!
Cewek Orc : PLAAAK (memukul temen Urk)
Dengan baik, babi! Akulah pemimpin di sini! Kalau
membantah atau macam-macm denganku, akan ku bunuh kalian. Mau mengeluh kalian juga?
Urk dkk. : Sereem! Ternyata cewek Orc juga hebat.
Kalimat : Dengar baik, babi!! Akulah pemimpin di sini!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Babi Nomina Binatang Binatang
menyusui yang bermoncong
panjang, berkulit tebal,
dan berbulu kasar
Menunjukkan rasa kesal atau
marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian babi. Dalam hal ini, kata makian
babi berbentuk kata dasar. Kata makian babi berkategori nomina dan jika dilihat
dari referensinya bentuk makian babi tergolong ke dalam referensi binatang yang
berarti binatang menyusui yang bermoncong panjang, berkulit tebal, dan berbulu
kasar, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat berdasarkan konteknya ingin
Data 11 (A5E36)
No. : 05
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Yang Mulia Radean : Mulai sekarang… Kita berpisah jalan.
Arin : Eh? Tuan Ernant!!
Yang Mulia Radean : Persetan dengan omongan “akal sehat” sialan ini! Cepat berikan buku itu!
Kalimat : Persetan dengan omongan “akal sehat” sialan ini!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata per + setan Nomina Makhluk
halus
Kata seru untuk menyatakan tidak mau tahu
lagi
Menunjukkan rasa ingin meremehkan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian persetan. Dalam hal ini, kata
makian persetan merupakan bentuk turunan dengan penambahan morfem per-.
Kata makian persetan berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk
makian persetan tergolong ke dalam referensi makhluk halus yang berarti, kata
seru untuk menyatakan tidak mau tahu lagi, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika
dilihat dari konteksnya ingin meremehkan atau tidak memperdulikan
kata-katanya. Selain kata persetan, dalam kalimat di atas juga terdapat kata makian
sialan. Dalam hal ini kata makian sialan merupakan bentuk turunan dengan
penambahan morfem –an. Kata makian sialan berkategori adjektiva dan jika
dilihat dari referensinya bentuk makian sialan tergolong ke dalam referensi
keadaan yang tidak menyenangkan yang berarti orang yang sial atau
mendatangkan sial, sedangkan tujuannya jika dilihat dari konteksnya ingin
53
Data 12 (A5E35)
No. : 05
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Anggota Pasukan : Hei biarkan saja dia! Main sama kami aja ya?! Kikikikiki… o… orc?! KCHING! Siall!! (berantem).
Yang Mulia Radeus : Hei kalian! Kalian tidak dengar perintah unttuk menghindari konflik, hah?! Kalian tahu hukuman melanggar perintah adalah hukuman mati?! Mari Tuan, kubantu… (sambil menolong membangunkan penduduk 2). Pergi sana!
Pasukan : Apa? Dia serombongan dengan Orc?
Yang Mulia Radean : Perkelahian tak penting ini tak kan ku maafkan lagi, dasar jalang!
Kalimat : Perkelahian tak penting ini tak kan ku maafkan lagi!!
Dasar jalang! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
jalang
Adjektiva Binatang Tidak
dipelihara orang (tt binatang), liar
Menunjukkan rasa kesal
marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar jalang. Dalam hal ini, kata
makian dasar jalang berbentuk frasa, yakni dasar + jalang. Kata makian jalang
berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian jalang
tergolong ke dalam referensi binatang yang berarti tidak dipelihara orang (tt
binatang) atau liar, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
Data 13 (A6E44)
No. : 06
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Jian : Jangan mendekat! Aku bisa lawan sendiri, ini
pertarunganku. Komandan Half Orc : Kamu… gila, ya?
Jian : Iya! ‘kan sudah dari dulu! Mau aku u
capkan lebih jelas? Hai, si lemah pergi sana! Sial! Kenapa aku jadi kasar begini… Aku tidak bermaksud omong sekasar itu.
Kalimat : Hai, si lemah! Pergi sana! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Lemah Adjektiva Keadaan
fisik
Tidak kuat, tidak bertenaga
Menunjukkan untuk menghina
sekaligus meremehkan Pada kalimat di atas terdapat kata makian lemah. Dalam hal ini, kata
makian lemah berbentuk kata dasar. Kata makian lemah berkategori adjektiva dan
jika dilihat dari referensinya bentuk makian lemah tergolong ke dalam referensi
keadaan fisik seseorang yang berarti tidak kuat dan tidak bertenaga, sedangkan
tujuan dari ucapan itu mungkin bagi yang mengucapkan ingin menghina dan
meremehkan orang yang diajak bicara.
Data 14 (A6E44)
No. : 06
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Komandan dan Jian sedang bertarung.
Komandan : Akhirnya kebebasan yang sempurna! Kalian mau coba?!
WUUUNG… Menjauh!!
Jian : syaaakh… Keaaakh…
Komandan : Siaaal!!
55
jadi sayatan… dengan cara yang mematikan… CWAAAH… CRAAAKH…
Kalimat : Akhirnya, ku potongkan? Dasar kecoak!! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
kecoak
Nomina Binatang Serangga
bersayap lurus, dapat terbang,
berwarna cokelat, terdapat di
rumah, terutama di tempat kotor, di kakus, dsb.
Menunjukkan rasa kekesalan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar kecoak. Dalam hal ini,
kata makian dasar kecoak berbentuk frasa, yakni dasar + kecoak. Kata makian
kecoak berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian
kecoak tergolong ke dalam referensi binatang yang berarti serangga bersayap
lurus, dapat terbang, berwarna cokelat, terdapat di rumah, terutama di tempat
kotor, di kakus, dsb., sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
ingin menunjukkan rasa kesal Jian.
Data 15 (EN1H73K5)
No. : 01
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Hiruma : Dasar gendut!! Kok malah tambah lamban?!!
Apanya yang latihan pagi, hah?!
Kurita : Apa boleh buat aku capek.
Kalimat : Dasar gendut!! Kok malah tambah lamban?!! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Frasa Dasar + gendut
Adjektiva Keadaan
fisik seseorang Besar dan seakan-akan bergantung (tt perut). Menunjukkan rasa kekesalan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar gendut. Dalam hal ini,
kata makian dasar gendut berbentuk frasa, yakni dasar + gendut. Kata makian
gendut berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian
gendut tergolong ke dalam referensi keadaan fisik seseorang yang berarti besar
dan seakan-akan bergantung (tt perut), sedangkan tujuan dari ucapan itu jika
dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa kesal.
Data 16 (EN1H107K3)
No. : 01
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Sena dan Kurita : Berhasiiiill!!
Hiruma : Berhasil apanya?! Aku yang ngumpulin orang-orang ini
tau! Dasar kalian makhluk tidak berguna!! Kembalikan cola’nya tidak akan kuberikan setetespun! Mati kering sana!
Kalimat : Berhasil apanya?! Aku yang ngumpulin orang-orang ini tau! Dasar kalian makhluk tidak berguna!!
Satuan Lingual Kategori Jenis
Frasa
Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar
+ makhl uk tidak bergun a
57
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar makhluk tidak berguna.
Dalam hal ini, kata makian dasar makhluk tidak berguna berbentuk frasa, yakni
dasar + makhluk tidak berguna. Kata makian makhluk tidak berguna berkategori
nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian makhluk tidak berguna
tergolong ke dalam referensi deskriminasi yang berarti sesuatu yang diciptakan
oleh Tuhan (spt manusia, binatang, tumbuhan) yang tidak berfungsi atau
bermanfaat lagi, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
ingin menghina sekaligus meremehkan.
Data 17 (EN2H29K2)
No. : 02
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Berita minggu ini…
Em, mari kita baca beberapa buah. Pokoknya harus ditayangkan!! Tempat bertandingnya jauh, jadi ga bisa nonton! Tayangkan! Harus! Nggak tau dimana tempat pertandingannya sih, jadi nggak bisa nonton! TV brengsek!!! Tayangin pertandingannya!! Desakan sponsor nih…!!
Kalimat : TV brengsek!! Tayangin pertandingannya!!
desakan sponsor neh… Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Brengsek Adjektiva Keadaan
yang buruk
Kacau sekali (tt tata tertib, pelaksanaan kegiatan,dsb.),
tidak beres, tidak becus
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian brengsek merupakan bentuk
dasar. Kata makian brengsek berkategori adjektiva dan jika dilihat dari
buruk yang berarti kacau sekali (tt tata tertib, pelaksanaan kegiatan,dsb.), tidak
beres, tidak becus, sedangkan tujuannya untuk mengungkapkan sebuah kekesalan
atau emosi.
Data 18 (EN2H104K4)
No. : 02
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Pemain 1 : Try for point? Ada atau tidak ya di buku peraturan kak Mamori…
Pemain 2 : Coba tanyakan saja ke Eyeshield.
Pemain 1 : Maaf try for point itu apa?
Eyeshield : Hmmm apa ya… (pura-pura mikir sambil cari jawaban ke
orang). Ah ada seseorang, coba kutanyakan. Permisi anda mengerti tentang try for point?
Orang Asing : Masih belum hafal peraturannya juga, kerdil kurang ajar!! Dengar ya setelah touch down ada kesempatan untuk bonus game!! Inilah try for point!! Ya… ha…
Sena : (berpikir).
Orang asing : Incar yang manapun tidak masalah.
Sena : Iya..
Orang Asing : Mengerti bocah kerdil!!
Kalimat : Masih belum hafal peraturannya juga, kerdil kurang ajar!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Kerdil dan
kurang + ajar
Adjektiva Keadaan
fisik seseorang dan keadaan yang tidak menyenang kan Selalu kecil saja, tidak dapat menjadi besar (tt orang,
binatang, tumbuhan,
59
Pada kalimat di atas terdapat dua kata makian, yakni kerdil dan kurang
ajar. Kata makian kerdil merupakan bentuk dasar dan kata makian kurang ajar
merupakan bentuk turunan, yakni kurang + ajar. Kata makian kerdil dan kurang
ajar berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian kerdil
dan kurang ajar sama-sama tergolong ke dalam referensi keadaan, yakni kerdil
tergolong dalam keadaan fisik seseorang dan kurang ajar tergolong dalam
keadaan yang tidak menyenagkan. Kerdil memiliki makna leksikal selalu kecil
saja, tidak dapat menjadi besar (tt orang, binatang, tumbuhan, dsb.) krn
kekurangan gizi atau krn keturunan, sedangkan kurang ajar memiliki makna
leksikal tidak tahu sopan santun, sedangkan tujuannya untuk mengungkapkan
sebuah kekesalan atau marah.
Data 19 (EN2H146K2)
No. : 02
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Disaat Eyeshield 21 dan Sakuraba Haruto berebut menagkap bola akhirnya bola jatuh di tangan Eyeshield 21…
Sakuraba : Boleh juga kamu kerdil!
Kalimat : Boleh juga kamu, kerdil!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Kerdil Adjektiva Keadaan
fisik seseorang
kecil saja, tidak dapat menjadi besar
(tt orang, binatang, tumbuhan,
dsb.) krn kekurangan gizi atau krn
keturunan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian kerdil. Kata makian kerdil
merupakan bentuk dasar. Kata makian kerdil berkategori adjektiva dan jika dilihat
dari referensinya bentuk makian kerdil tergolong ke dalam referensi dalam
keadaan fisik seseorang. Kerdil memiliki makna leksikal selalu kecil saja, tidak
dapat menjadi besar (tt orang, binatang, tumbuhan, dsb.) krn kekurangan gizi atau
krn keturunan, sedangkan tujuannya jika dilihat dari konteksnya ingin
menunjukkan keakraban antara orang yang berbicara dengan orang yang diajak
bicara.
Data 20 (EN2H159K4)
No. : 02
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Penonton : Keluar! Shin keluar!! Minggir jelek!
Mamori : Jahat!!
Penonton : Orang inikah yang disebut makhluk tercepat di SMU (versi Hiruma)
Kalimat : Minggir, jelek!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Jelek Adjektiva Keadaan
fisik seseorang
Tidak enak dipandang mata, buruk (tt
wajah)
Menunjukkan simbol keakraban
Pada kalimat di atas terdapat kata makian jelek. Kata makian jelek
merupakan bentuk dasar. Kata makian jelek berkategori adjektiva dan jika dilihat
dari referensinya bentuk makian jelek tergolong ke dalam referensi dalam keadaan
fisik seseorang. Jelek memiliki makna leksikal tidak enak dipandang mata, buruk
61
menunjukkan keakraban antara orang yang berbicara dengan orang yang diajak
bicara.
Data 21 (EN3H25K1)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Hiruma : Kau ingin menang melawan dia? Si Shin?
Eyeshield : Eh! Ngga juga sih… (ragu-ragu) Cuma mungkin aja aku
biasa ngelewatin dia kali…
Hiruma : Ngomong yang bener cebol sialan!
Kalimat : Ngomong yang bener, cebol sialan!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Cebol dan sial
+ an
Adjektiva Keadaan
fisik sesorang
dan keadaan yang tidak menyenang
kan
Pendek sekali (tt tubuh) dan orang sial atau mendatangkan
sial
Menunjukkan rasa kesel
Pada kalimat di atas terdapat dua kata makian, yakni cebol dan sialan.
Kata makian cebol merupakan bentuk dasar dan kata makian sialan merupakan
bentuk turunan, yakni sial + an. Kata makian cebol dan sialan berkategori
adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian cebol dan sialan
sama-sama tergolong ke dalam referensi keadaan, yakni cebol tergolong dalam keadaan
fisik seseorang dan sialan tergolong dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
Cebol memiliki makna leksikal pendek sekali (tt ttubuh), sedangkan sialan
memiliki makna orang sial atau mendatangkan sial, sedangkan tujuannya untuk
Data 22 (EN3H72K3
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Hiruma : Oi manajer keparat editan videonya udah jadi?!
Mamori : Puih manggil siapa ya?
Sena : Berantem lagi deh (sembunyi dibalik tembok sambil melihat
percakapan Hiruma dan Mamori).
Kalimat : Oi, manager keparat! Edit-an videonya udah jadi?!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Keparat Nomina Keadaan
yang tidak direstui Tuhan atau
agama
Kafir, tidak bertuhan
Menunjukkan rasa jengkel
Pada kalimat di atas terdapat kata makian keparat. Kata makian keparat
merupakan bentuk dasar. Kata makian keparat berkategori nomina dan jika dilihat
dari referensinya bentuk makian keparat tergolong ke dalam referensi dalam
keadaan yang tidak direstui Tuhan atau agama. Keparat memiliki makna leksikal
kafir, tidak bertuhan, sedangkan tujuannya jika dilihat dari konteksnya ingin
mengungkapkan rasa jengkel atau marah.
Data 23 (EN3H85K5)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Sena : Siapapun yang bermain di lapangan pasti pernah merasakan
satu atau dua kali kekalahan. Dan tidak ada satu pemain pun yang tidak tertekan karena hal ini. Hanya saja pemain terbaik membayarnya dengan kerja keras dan cepat-cepat bangkit kembali. Pemain lainnya biasanya bangun agak terlambat. Lalu para pecundang sampai kapan pun akan terus berada di luar lapangan.
63
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata peN +
cundang
Nomina Aktivitas Yang
dikalahkan
Ingin meremehkan Pada kalimat di atas terdapat kata makian pecundang. Dalam hal ini, kata
makian pecundang merupakan bentuk kata turunan dengan penambahan morfem
pe-. Kata makian pecundang berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya
bentuk makian pecundang tergolong ke dalam referensi aktivitas yang berarti
yang dikalahkan, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
bertujuan ingin meremehkan.
Data 24 (EN3H109K5)
No. : 03
Sumber : Komik Archlord
Konteks :
Kurita : Sejak Sena dan Anezaki bergabung ruang klub kita jadi ramai, lho…
Mamori : Aku lebih khawatir alasan lain sih, dari pada soal ramai
Kurita : Aku, Hiruma, Sena, Anezaki, kalau ada Musashi jadi
berlima deh...
Hiruma : Dasar keras kepala!! Kan udah kubilang, jangan
ngomongin dia lagi! Dari pada kicker, kita lebih butuh receiver!
Kalimat : Dasar keras kepala!! Kan udah kubilang, jangan ngomongin dia lagi! Dari pada kicker, kita lebih butuh receiver!
Satuan Lingual Katego
ri
Jenis Frasa
Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
keras kepala
Adjekti va
Atributif Bagian
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar keras kepala. Dalam hal
ini, kata makian dasar keras kepala berbentuk frasa, yakni dasar + keras kepala.
Kata makian keras kepala berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya
bentuk makian keras kepala tergolong ke dalam referensi bagian tubuh yang
berarti tidak mau nurut nasihat orang, tegar tengkuk, kepala batu, sedangkan
tujuan dari ucapan itu mungkin bagi yang mengucapkan bertujuan ingin
menunjukkan rasa marah dan kecewa.
Data 25 (EN3H115K1)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Kaminari : Ah! Sial!! Ngga bisa di touch up!
Sena : Touch up? Maksudnya ambil bola terus dilempar ke pelari,
ya?
Tiba-tiba pemain baseball yang lainnya melempar…
Kaminari : Serahkan padakuuuu…!! Bego!! Ngapain sampai ke sini?!
Kalimat : Bego! Ngapain sampai ke sini?! Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Bego dan sial Adjektiva Keadaan
yang tidak mengenakk
an
Sangat bodoh, tolol dan tidak
mujur dan segala usahanya selalu tidak
berhasil (seperti sukar
mendapat rezeki, sukar
mendapat jodoh)
Menunjukkan rasa kekecewaan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian bego dan sial. Dalam hal ini,
65
berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian bego dan
sial tergolong ke dalam referensi keadaan yang tidak mengenakkan yang berarti
sangat bodoh, tolol, dan segala usahanya selalu tidak berhasil (seperti sukar
mendapat rezeki, sukar mendapat jodoh), sedangkan tujuan dari ucapan itu jika
dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa kecewanya.
Data 26 (EN3H121K4)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Sena : Kenapa jadi begini…?
Pemain Baseball : (melempar bola ke arah Sena) GYAA…
Pelatih : Kamu ngapain aja, sih?!! Pukul bolanya!!
Sena : Ngo… Ngomong sih gampang, tapi…
Pemain baseball : WUUUSH… (melempar bola ke arah Sena).
Sena : WUUURR… Yaiks (memukul bola yang dilempar).
Pemain baseball : Sial!!
Pelatih : Habis pukul lari! Jangan bengong!!
Sena : He? He?
Pelatih : Buruan lari, tolol!
Sena : WUUUSSH.. (lari).
Kalimat : Buruan lari, tolol!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Tolol Adjektiva Keadaan
mental
Sangat bodoh, bebal
Menunjukkan rasa kesal atau
marah Pada kalimat di atas terdapat kata makian tolol. Dalam hal ini, kata makian
tolol berbentuk kata dasar. Kata makian tolol berkategori adjektiva dan jika dilihat
dari referensinya bentuk makian tolol tergolong ke dalam referensi keadaan
mental yang berarti sangat bodoh, bebal, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika
Data 27 (EN3H177K7)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Sena dan Kamanari : (bersama-sama membaca koran). Aih lagi-lagi
penjambretan di tempat biasanya aku jogging, lagi. Pelakunya dari Zoku Gaku.
Sena : Zoku Gaku?
Kaminari : SMU yang disebrang sungai, tempat itu bisa dibilang
kumpulan berandalan. Te… tempat itu kan dekat dari sini…
Hiruma : Bukan artikel yang itu bodoh! (menggedurkan kepala Sena
dan Kaminari). Baca kolom olah raga.
Kalimat : Baca kolom olah raga! Bukan artikel yang itu, bodoh!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Bodoh Adjektiva Keadaan
mental
Tidak lekas mengerti, tidak
mudah tahu atau tidak
dapat (mengerjakan,
dsb.)
Ingin menunjukkan rasa kesal dan menghuna
Pada kalimat di atas terdapat kata makian bodoh. Dalam hal ini, kata
makian bodoh berbentuk kata dasar. Kata makian bodoh berkategori adjektiva dan
jika dilihat dari referensinya bentuk makian bodoh tergolong ke dalam keadaan
mental seseorang yang berarti tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau tidak
dapat (mengerjakan, dsb.), sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari
konteksnya ingin menunjukkan rasa kesal sekaligus menghina.
Data 28 (EN3H191K3)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Eyeshild : Preman tengik macam kalian akan kami hajar.
67
Kalimat : Preman tengik macam kalian akan kami hajar.
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Tengik Adjektiva Profesi Jahat, kejam,
kasar (tt perbuatan, perkataan, dsb.), penjahat,
pencopet.
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian tengik. Dalam hal ini, kata
makian tengik berbentuk kata dasar. Kata makian tengik berkategori adjektiva dan
jika dilihat dari referensinya bentuk makian tengik tergolong ke dalam keadaan
mental seseorang yang berarti jahat, kejam, kasar (tt perbuatan, perkataan, dsb.),
penjahat, pencopet, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya
ingin menunjukkan rasa marah.
Data 29 (EN3H192K4)
No. : 03
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Habashirarui : Saat ini linebacker terkuat adalah aku, habashirarui!!
Sena : Shin??
Habashirarui : Dia cuma sampah. Minggir cebol!
Kalimat : Dia cuma sampah!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Sampah Nomina Benda Barang atau
benda yang dibuang karena
sudah tidak terpakai lagi,
dsb.
Ingin meremehkan
Pada kalimat di atas terdapat kata makian sampah. Dalam hal ini, kata
dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian sampah tergolong ke dalam suatu
benda yang berarti barang atau benda yang dibuang karena sudah tidak terpakai
lagi, sedangkan tujuan dari ucapan itu mungkin bagi yang mengucapkan ingin
meremehkan.
Data 30 (EN4H30K3)
No. : 04
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Kaminari : Kamu ngapain Sena?
Eyeshield : (terkejut dan berusaha mengelak) Bukan aku Eyeshield…
Kaminari : Kenapa suaramu dibikin aneh gitu? Lihat neh.. SREK cut
Eyeshield… (hendak memukul Eyeshield).
Eyeshield :(berusaha melarikan diri)
Kaminari : Jadi kamu, ya! Dasar penjahat! BAKK BUKK
Kalimat : Jadi kamu, ya! Dasar penjahat!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa dasar +
penjahat
Nomina Profesi Orang yang
jahat (spt pencuri, perampok, penodong)
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar penjahat. Dalam hal ini,
kata makian dasar penjahat berbentuk frasa, yakni dasar + penjahat. Kata
makian penjahat berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk
makian penjahat tergolong ke dalam profesi yang berarti orang yang jahat (spt
pencuri, perampok, penodong), sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari
69
Data 31 (EN4H39K5)
No. : 01
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Eyeshield : UWAAAA… SREEET.. (sambil berlari).
Hiruma : Ngapain sih? Dasar monyet! Jangan tunjukin kehebatanmu
sebelum pertandingan. Kalimat : Ngapain sih? Dasar monyet!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
monyet
Nomina Binatang Kera yang
bulunya berwarna keabu-abuan
dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak
tangan dan telapak kakinya
Menunjukkan rasa kesal atau
marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar monyet. Dalam hal ini,
kata makian dasar monyet berbentuk frasa, yakni dasar + monyet. Kata makian
monyet berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian
monyet tergolong ke dalam binatang yang berarti kera yang bulunya berwarna
keabu-abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga
telapak tangan dan telapak kakinya, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat
Data 32 (EN4H127K6)
No. : 04
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Sena : Ng, misalnya… Apa alasannya mau masuk klub football…
nanya itu saja!
Manabu Yukimitsu : Dari kelas 1 SD aku selalu ikut kursus, nggak pernah
boleh ikut kegiatan klub… Kalau sudah kelas 3 SMU ada ujian, kalau kehidupan SMU ku berakhir begini saja, rasanya hampa buat kenangan terakhir…
Hiruma : Kenangan?? Kami di sini main buat menang dasar botak!!
Manabu Yakimitsu : Su, sudah pasti aku ingin menang! Aku ngga tahu apa
yang bisa kulakukan, tapi kalau bisa pasti kulakukan… Kalimat : Kami di sini main buat menang dasar botak!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Frasa Dasar +
botak
Adjektiva Keadaan
fisik seseorang
Tidak berambut (tt kepala orang),
gundu
Menunjukkan rasa kesal atau
marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian dasar botak. Dalam hal ini, kata
makian dasar botak berbentuk frasa, yakni dasar + botak. Kata makian botak
berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian botak
tergolong ke dalam suatu suatu keadaan fisik seseorang yang berarti tidak
berambut (tt kepala orang), gundul, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat
71
Data 33 (EN5H169K4)
No. : 05
Sumber : Komik Eyeshield 21
Konteks :
Deimon : Iya, kita sudah dipermalukan sejauh ini, mau dijatuhkan
berapa kali lagi juga sama-sama saja. Kita hancurkan si bangsat itu!!
Kalimat : Kita hancurkan si bangsat itu!!
Satuan Lingual
Kategori Referensi Makna Tujuan
Bentuk Pola
Kata Bangsat Nomina Binatang Kepinding,
kutu busuk, atau orang yang bertabiat jahat (terutama
yang suka mencuri, mencopet,
dsb.)
Menunjukkan rasa marah
Pada kalimat di atas terdapat kata makian bangsat. Dalam hal ini, kata
makian bangsat berbentuk kata dasar. Kata makian bangsat berkategori nomina
dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian bangsat tergolong ke dalam
binatang yang berarti kepinding, kutu busuk, atau orang yang bertabiat jahat
(terutama yang suka mencuri, mencopet, dsb.), sedangkan tujuan dari ucapan itu
jika dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa marah atau kesal.
72 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam bentuk lingual, makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji
ada yang berwujud kata yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni makian
bentuk dasar (berwujud kata-kata monomorfemik) dan makian bentuk
jadian atau turunan (berbentuk polimorfemik yang dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu makian berafiks dan makian bentuk majemuk),
selain itu ada yang berwujud frasa dan klausa (dibentuk dengan
menambahkan pronomina, pada umumnya). Namun yang paling sering
digunakan yaitu makian yang berbentuk kata dan frasa.
2. Kata, frasa, dan klausa yang ditemukan pada komik yang dikaji yakni ada
yang berkategori nomina, adjektiva, dan verba. Namun kebanyakan
berkategori nomina dan adjektiva, dan biasanya kategori nomina untuk
berekspresi secara metaforis, yakni untuk membandingkan sifat-sifat atau
sebagian sifat yang menonjol dari referen nomina itu dengan sifat individu
atau suatu keadaan yang menjadi sasarannya.
3. Bentuk referensi kata makian bahasa Indonesia yang dikaji dapat
menunjuk pada benda, binatang, kekerabatan, makhluk halus, bagian
73
4. Makna leksikal yang ditemukan bermacam-macam pengertiannya yang
dapat disesuaikan dengan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia.
5. Kata makian yang ditemukan juga bertujuan untuk menghina,
meremehkan, keheranan, mengungkapkan kekesalan atau marah dan
mengungkapkan kekecewaan.
5.2 Saran
Pada skripsi ini penulis mengkaji makian bahasa Indonesia berdasarkan
bentuknya. Pada skripsi ini penulis mengkaji komik Archlord dan Eyeshield 21
yang berasal dari komik Korea dan Jepang yang sudah diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia, alangkah lebih baik jika mengkaji komik yang benar-benar asli
dalam bahasa Indonesia, bukan suatu terjemahan. Selain itu, dengan selesainya
skripsi ini tidak berarti penelitian mengenai makian bahasa Indonesia telah selesai
pula. Bagaimanapun, makian bahasa Indonesia berdasarkan kajian bentuk belum
banyak dikaji secara mendalam. Untuk itu, penelitian lebih lanjut mengenai hal ini
74
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. 1995. Telaah Semantik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Djajasudarma, T. Fatimah, Dr. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode
Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Eresco.
Keraf, G, Drs. 1977. Komposisi. Endless-Flores. Nusa Indah.
Kridalaksana, H. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, H. 1984. Leksikon Komunikasi. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, H. 2001. Kamus Linguistik. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Lehrer, A. 1974. Semantic Fields and Lexikal Structure. Amsterdam: North
Holand Publishing Company.
Parera, J. D. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.