• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA CIREBON

SKIRPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar 0903251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

KOTA CIREBON

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fahruli Dwi Yanuar 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar 0903251

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEBIMBING Pebimbing I,

Dr. Herman Subarjah, M.Si NIP. 196009181986031003

Pembimbing II,

Dewi Susilawati, M.Pd NIP. 197803102008122001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

(4)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 10

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 15

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 15

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 17

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 18

2. Perkembangan Keterampilan Gerak... 19

a. Pengertian Perkembangan ... 19

b. Teori Perkembangan Masa Usia 9-13 Tahun ... 20

c. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21

d. Teori Belajar ... 22

3. Permainan Bola Basket ... 23

a. Pengertian Permainan Bola Basket ... 23

b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 24

c. Alat dan Media Permainan Bola Basket ... 31

d. Pembelajaran Chest pass ... 32

e. Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 33

4. Prinsip Modifikasi Dalam Pembelajaran Penjas... 33

a. Pengertian Modifikasi ... 33

b. Manfaat Modifikasi ... 34

c. Permainan Bola Jaring ... 34

d. Pembelajaran Permainan Bola Jaring yang Dimodifikasi Mengarah Pada Peningkatan Gerak Dasar Chest Pass ... 36

e. Kajian Relevan ... 39

(5)

viii

2. Waktu Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Metode dan Desain Penelitian ... 43

1. Metode Penelitian ... 43

2. Desain Penelitian ... 46

D. Prosedur Penelitian ... 49

E. Instrument Penelitian ... 51

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

1. Teknik Pengolahan Data ... 53

2. Analisis Data ... 53

3. Validasi Data ... 54

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 57

B. Paparan Data Tindakan ... 67

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 67

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 80

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 93

C. Paparan Hasil Wawancara ...102

D. Pembahasan ...104

E. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ...108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...111

B. Saran ...113

(6)

ix

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket ... 7

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 42

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 58

Tabel 4.2 Data Awal Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 59

Tabel 4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 60

Tabel 4.4 Data Awal Gerak Dasar Chest Pass ... 61

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Pembelajaran 63 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Kinerja Guru . 64 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 65

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass ... 66

Tabel 4.9 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 68

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71

Tabel 4.11 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.12 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 74

Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 75

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus I ... 76

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 78

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 80

Tabel 4.18 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 81

Tabel 4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84

Tabel 4.20 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 85

Tabel 4.21 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 87

Tabel 4.22 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 88

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus II ... 89

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 91

Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 92

Tabel 4.27 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III... 94

Tabel 4.28 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 97

Tabel 4.29 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 98

Tabel 4.30 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus III ... 99

Tabel 4.31 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ...100

Tabel 4.32 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus III ...100

Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ...101

Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ...101

Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus III...102

(7)

x

Halaman

Gambar 2.1 Dribbling Bola Basket ... 25

Gambar 2.2 Chest Pass ... 27

Gambar 2.3 Bounce Pass ... 28

Gambar 2.4 Over Head Pass ... 28

Gambar 2.5 Pivot ... 29

Gambar 2.6 Shooting ... 30

Gambar 2.7 Lay Up ... 30

Gambar 2.8 Bola Basket ... 31

Gambar 2.9 Lapangan Bola Basket dan Papan Pantul ... 32

Gambar 2.10 Pembelajaran Siklus I ... 37

Gambar 2.11 Pembelajaran Siklus II ... 37

Gambar 2.12 Pembelajaran Siklus III ... 38

Gambar 3.1 Denah SDN Pangrango ... 41

(8)

xi

Diagram 4.1 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan

Siklus I ... 69

Diagram 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus I ... 72

Diagram 4.3 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 73

Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 75

Diagram 4.5 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan Siklus II ... 82

Diagram 4.6 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus II ... 85

Diagram 4.7 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 86

Diagram 4.8 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 88

Diagram 4.9 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Setiap Siklus ... 104

Diagram 4.10 Hasil Penilaian Kinerja Guru Setiap Siklus ... 105

Diagram 4.11 Hasil Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 105

(9)

xii

Lampiran 1 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) ... 117

Lampiran 2 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan) ... 126

Lampiran 3 Format Instrument Aktivitas Siswa ... 130

Lampiran 4 Format Instrument Hasil Belajar Chest Pass ... 132

Lampiran 5 Format Wawancara Untuk Siswa ... 134

Lampiran 6 Format Wawancara Terhadap Observer ... 135

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 136

Lampiran 8 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus I... 140

Lampiran 9 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus I ... 141

Lampiran 10 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 142

Lampiran 11 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus I ... 143

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144

Lampiran 13 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus II ... 148

Lampiran 14 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus II ... 149

Lampiran 15 Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 150

Lampiran 16 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus II ... 151

Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 152

Lampiran 18 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus III ... 156

Lampiran 19 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus III ... 157

Lampiran 20 Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 158

Lampiran 21 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus III ... 159

Lampiran 22 Hasil Wawancara Untuk Siswa ... 160

Lampiran 23 Hasil Wawancara Terhadap Observer ... 161

Lampiran 24 SK Pebimbing ... 162

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian... 163

Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian ... 164

Lampiran 27 Monitoring Bimbingan Skripsi ... 165

Lampiran 28 Dokumentasi Siklus I... 167

Lampiran 29 Dokumentasi Siklus II ... 168

(10)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran manusia yang

berlangsung seumur hidup yang di dalamnya terdapat aspek afektif, kognitif

dan psikomotor. Sedangkan pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20

Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Jadi pendidikan dapat dimaknai “...proses mengubah tingkah laku

anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan

sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu

itu berada” (Sagala, 2009: 3).

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum.

Pendidikan jasmani merupakan suatu sarana serta penunjang untuk

pencapaian tujuan pendidikan. Namun pendidikan jasmani bukan hanya

sekedar dekorasi atau ornamen yang ditempatkan pada program sekolah

sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Menurut Susilawati (2010: 3)

menyatakan bahwa pendidikan jasmani dirancang dan dibuat sebagai bagian

penting dalam pendidikan. Pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik

akan mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan

menyumbang pada kesehatan fisik dan mental siswa.

Sebagaimana definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Ula

dan Somantri (2012: 35) adalah:

(11)

menggembangkan aspek neuromuskuler berkembangnya syaraf di dalam tubuh), menggembangkan aspek kognitif (berkembangnya pengetahuan), dan menggembangkan aspek perseptual (berkembangnya wawasan anak didik).

Sehubungan pernyataan di atas, pendidikan jasmani harus memiliki

tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan memberi kontribusi yang

sangat berharga dan memberi inspirasi bagi kesejahteraan hidup manusia.

Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan

yang bersifat physical atau aktivitas fisik tetapi lebih luas lagi

keterkaitannya dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi

kontribusi terhadap kehidupan individu.

Adapun tujuan umum dari pendidikan jasmani disekolah dasar adalah

memacu kepada pertumbuhan, perkembangan jasmani, mental emosional

dan sosial yang selaras dalam nilai Pancasila dalam upaya membentuk dan

mengembangkan kemampuan dasar, menanamkan nilai, sikap, dan

membiasakan hidup sehat.

Secara sederhana, pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses

belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Maksud dari pernyataan

tersebut adalah disamping belajar, anak juga dididik melalui gerak untuk

mencapai tujuan pengajaran. Melalui pengalaman tersebut akan terbentuk

dan berkembang dalam aspek jasmani, rohani anak dan kepribadian anak

yang harmonis di dalam kehidupannya.

Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada

proses kematangan anak, tapi juga dipengaruhi oleh pengalaman geraknya

dan kebugaran jasmaninya. Melalui bimbingan dari guru, anak diharapkan

mampu berkembang kebugaran jasmaninya dengan penuh kesenangan,

penghematan tenaga, dan gerakannya terkendali sehingga tujuan pendidikan

akan tercapai.

Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar

siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan

(12)

pembelajaran dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan secara

luas kepada siswa dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal.

Selain mengajarkan dan mendidik siswa guru dituntut untuk mampu

menggembangkan model pembelajaran yang inovatif atau memodifikasi

permainan dalam kegitan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran

menjadi lebih menarik dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaaran. Namun guru harus memperhatikan jangan sampai model

yang dikembangkan atau modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan

kurikulum yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran.

Pengertian kurikulum yang tercantum dalam paduan kurikulum

tingkat satuan pendidikan SD/ MI adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai amanat peraturan pemerintah

Republik Indonesia nomer 19 tahun 2005 bahwa kurikulum yang digunakan

saat ini mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta

berpedoman pada paduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran pendidikan

jasamani terdapat permainan bola kecil dan permainan bola besar.

Permainan bola kecil adalah kegiatan pembelajaran yang menerapkan

permainan dengan mengunakan bola dalam ukuran yang relatif kecil,

sedangkan permainan bola besar yaitu kegiatan pembelajaran yang

menerapkan permainan yang menggunakan bola dalam ukuran yang relatif

besar.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat masalah dalam pembelajaran

salah satu permainan bola besar yaitu permainan bola basket khususnya

(13)

pembelajaran bola basket. Karena kegiatan pembelajaran bola basket yang

selama ini dilaksanakan di SD kurang menarik dan kurang dapat

memotivasi siswa sehingga siswa kurang memahami gerak dasar bola

basket dan permainan bola basket menjadi membosankan.

Bila dipahami melalui pembelajaran atau permainan bola basket

peserta didik memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal

pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Dalam bermain bola basket

perserta didik dilatih untuk mempunyai persendian-persendian yang baik,

otot-otot yang kuat, peredarahan darah menjadi lancar, pernafasan tidak

terhambat, memiliki pemikiran yang mampu memecahkan maslah dengan

cepat dan tepat dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan anak sekolah dasar, sudah jelas bahwa

bermain bola basket dapat memacu perubahan dan pengembangan anak

untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun ada tidaknya motivasi seorang

individu untuk belajar sangat dipengaruhi dalam proses aktivitas itu sendiri.

Oleh karena itu, menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi

guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana cara

menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif.

Dalam permainan bola basket pengusaan bola dan penguasaan teknik

dasar merupakan modal dasar yang harus dimiliki setiap pemain. Menurut

Ariesbowo (2007: 5) menyatakan bahwa:

Kerjasama dalam bola basket sangat penting artinya. Kita tidak dapat

merebut kemenangan dalam waktu yang singkat tanpa melewati proses yang baik seperti halnya seorang bayi yang tidak dapat langsung berjalan setelah lahir.

Proses tersebut mencakup penguasaan derak dasar mengoper atau

melempar bola pada permainan bola basket. Mengoper bola adalah cara

efektif dan efisien untuk memindahkan bola ke arah depan. Cara melempar

bola dalam permainan bola basket adalah operan setinggi dada (chest pass)

dan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu.

Namun kenyataan di lapangan bagi siswa SD untuk melakukan

(14)

kesulitan. Hal ini disebabkan kurangnya kekuatan otot lengan dalam

melakukan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu dan

kurangnya pengalaman gerak melakukan gerakan lemparan atau operan

samping atau lemparan bahu, sehingga siswa SD lebih sering menggunakan

operan dengan menggunakan dua tangan (chest pass). Namun dalam

melakukan gerakan chest pass bola basket siswa masih banyak yang kurang

memahami gerak dasar chest pass bola basket dengan benar. Sehingga

mengalami kesulitan, diantaranya: operan yang terlalu tinggi dan tidak

sampai pada target yang dicapai, bola terlalu keras dll. Sehubungan dengan

hal tersebut penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif

untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket .

Salah satu model permainan yang bisa dikembangkan adalah dengan

memodifikasi bentuk permainan yang berorientasi pada permainan bola

basket khususnya teknik dasar chest pass. Kegunaan chest pass sangat

menunjang dalam melakukan permainan bola basket diantaranya: operan

jarak dekat, mempermudah pengontrolan, memungkinkan lebih tepat

mengenai sasarannya, dapat lebih cepat serta dapat dikembalikan atau

dioperkan lagi pada pemain lainnya. Memberikan operan bagi siswa tidaklah

semudah orang menduga, sebagaimana yang dinyatakan Oliver (2007: 36)

bahwa:

Untuk melakukan umpan dada, posisikan dirimu kira-kira 3 meter dari sasaran, misal dengan seorang teman atau dinding gedung olahraga. Letakan tanganmu di sisi bola dan tekuklah (bengkokkanlah) lenganmu sedikit sehingga bola kamu bawa mendekati dadamu.

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka dalam proses pembelajaran

jasmani hendaknya diciptakan situasi yang menggembirakan, kondusif dan

efektif bagi siswa sehingga siswa bersemangat dan tanpa sadar dengan

pembelajaran yang dilaksanakan siswa kualitasnya akan meningkat,

khususnya kualitas dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket.

Dari hasil observasi yang dilakukan dilapangan, hasil yang diperoleh

adalah siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau

(15)

hasil observasi, hasil wawacara terhadap siswa serta serta guru dan tes awal

dengan melakukan chest pass bola basket berpasangan.

1. Hasil observasi :

a. Siswa tidak terlalu memperhatikan intruksi dari guru

b. Siswa mengobrol ketika guru memberikan instruksi

c. Kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran

bola basket.

d. Kurangnya persiapan guru dalam menerapkan rencana

perencanaan pembelajaran.

e. Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran hanya terjadi satu

arah, yaitu dari guru ke siswa.

f. Guru tidak melakukan apresepsi dan menjelaskan tujuan

pembelajaran diawal.

g. Tidak adanya model pembelajaran yang menarik yang diterapkan

guru dalam melakukan pembelajaran.

h. Tidak adanya upaya modifikasi yang dilakukan guru dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Hasil wawancara

a. Siswa tidak mengerti teknik dasar chest pass bola basket dengan

benar.

b. Siswa tidak bisa menjelaskan apa saja yang harus diperhatikan

dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket.

c. Guru kurang faham terhadap model pembelajaran yang muktahir.

d. Guru tidak selalu membuat rencana persiapan pembelajaran pada

setiap pertemuan.

3. Dari data tes awal

Dengan KBM 70 tes yang dilakukan adalah chest pass berpasangan.

Hal tersebut dilakukan dengan membagi siswa menjadi empat

(16)

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket

No Nama siswa

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Ket.

Awalan Pelaksanaan Akhiran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1. Ali Diyanto    6 50 

2. Febrian Ronan Rofik    6 50 

3. Abdillah Fath Asti S    6 50 

4. Alief Rahmizal R    7 58 

5. Amadea Putri S    6 50 

6. Annisa Audrey K    6 50 

7 Ani Akhsanul M    6 50 

8. Auliya Syahfitri    7 58 

9. Ayis Fikri R    8 66 

10. Dinda Salsabila    7 58 

11. Dava Karbalah    6 50 

12. Dwi Agustini    6 50 

13. Dwi Setiawan N    6 50 

14. Ega Fajri Sya’bani    8 66 

15. Eka Setiawan N    7 58 

16. Fajar Dwi Sadewo    6 50 

17. Farah Nur Fadhilah    6 50 

18. Feyka Farah Diba    10 83 

19. Isya Fahrizki A    6 50 

20. Ivan Adetya F    7 58 

21. Jelita Grace Lorenza    7 58 

22. Marifa Hasyanah    7 58   

23. M. Hanif Ali Firdaus    7 58 

24. M. Hayqal F    7 58 

25. Nuurus Sa’adah    8 66 

26. Priyova Muhamad R    6 50 

27. R. M. Farhan F    6 50 

28. Ronauli B. Manulu    6 50 

29. Rut Lammarinto    9 75 

30. Salma Nurazizah    6 50 

31. Salsa Jeffrizka Putri    6 50 

32. Sekar Tanjung W    7 58 

33. Slamet Abdullah    8 66 

34. Syafira Gita Fitri N.    7 58 

35. Vera Vibrianti    6 50 

36. Viana Charisa N    6 50 

37. Wahyu Ardian    7 58 

38. Yakobus Simamora    9 75 

40. Dandi Nugroho    7 58 

41. Uud Sirojjudin    8 66 

42. M. Asep Saefudin    8 66 

Jumlah 281 2406 3 39

(17)

Keterangan:

Skor ideal : 12

Nilai : Skor yang diperoleh X 100% Skor ideal

KBM : 70

Jika nilai ≥ 70 dikatakan tuntas Jika nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas Deskriptor Chest Pass:

Gerak Awal:

1. Sikap tubuh rileks dan kaki dibuka selebar bahu

2. Memengang bola dengan dua tangan.

3. Bola dipegang di depan setinggi dada.

4. Pandangan ke arah depan.

Gerak Pelaksanaan :

1. Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka.

2. Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki depan kearah sasaran.

3. Kedua lengan menolak lurus kedepan.

4. Operan dimulai diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar

dan bola sedikit berputar.

Gerak Akhir :

1. Bersamaan dengan irama gerak pelepasan bola, berat badan

dipindahkan ke depan.

2. Langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan.

3. Tangan kembali dalam keadaan sewajarnya atau rileks.

4. Badan kembali berdiri sewajarnya.

Keterangan Skor :

Skor 4: bila 4 deskriptor terlaksana.

Skor 3: bila 3 deskriptor terlaksana.

Skor 2: bila 2 deskriptor terlaksana.

(18)

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan siswa kurang bisa

melakukan gerakan chest pass dengan benar, siswa kurang termotivasi

dalam melakukan pembelajaraan dan kurangnya inovasi guru terhadap

model yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat

dari sistematis gerakan tubuh siswa saat siswa melakukan gerak dasar chest

pass tersebut.

Dari data hasil tes awal keadaan siswa kelas V SDN Pangrango

Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, jumlah keseluruhan siswa kelas V

lebih dari 90% kurang mampu untuk melakukan teknik dasar chest pass bola

basket dengan benar. Hal itu disebabkan karena anak masih sangat kurang

pemahaman tentang gerak dasar chest pass serta kemauan atau minat dalam

pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran bola basket, dan

juga kurangnya kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran sehingga

anak sangat cepat jemu dan kurang bergairah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang timbul harus

segera mendapatkan penanganan lebih lanjut secara profesional demi

tercapainya peningkatan kemampuan siswa serta kemajuan dibidang

pendidikan terutama bidang olahraga. Hal ini berkaitan dengan kemampuan

seorang guru pendidikan jasmani, karena sebagai guru pendidikan jasmani

harus memiliki penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga

proses pembelajaran akan tampak lebih menyenangkan bagi siswa. Dalam

permasalahan ini model yang akan diambil adalah modifikasi peraturan

permainan bola jaring.

Bola jaring merupakan permainan yang sejenis dengan permainan

bola basket. Permainan bola jaring dilaksanakan pada permukaan yang keras

dan rata seperti bola basket namun dalam permainan bola jaring gelangang

atau lapangan dibagi menjadi tiga bagian. Satu regu dalam permainan bola

jaring terdiri dari tujuh pemain dengan tugas yang berbeda-beda.

Diharapkan melalui modifikasi permainan bola jaring peserta didik

dapat berkembang dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket.

(19)

dengan siswa yang ikut serta dalam permainan lebih banyak maka siswa

menjadi lebih sering melakukan lemparan atau operan. Merencanakan

pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk modifikasi permainan bola

jaring untuk anak dapat mencakup unsur gerak, gembira, dan belajar yang

dapat membuat peserta didik termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis melakukan

penelitian tindakan kelas yang dirumuskan dalam judul Meningkatkan

gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring

pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang peningkatan

gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada siswa kelas V SDN

Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon dan uraian pada latar

belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui

modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui

modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran chest pass bola basket

melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN

Pangrango?

d. Bagaimana hasil pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi

permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

2. Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan yang ada, hal yang harus dilakukan adalah

mencari sebuah alternative untuk memecahkan masalah tersebut. Penulis

(20)

memecahkan masalah adalah menyajikan pembelajaran melalui modifikasi

permainan bola jaring. Dengan permainan ini bisa menarik minat siswa dan

memotivasi siswa hingga lebih bersemangat dalam melaksanakan proses

pembelajaran khususnya pembelajaran bola basket.

Pembelajaran dengan modifikasi permainan bola jaring dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan, pada tahap perencanaan ini guru membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam upaya mengembangkan dan

merancang permaianan bola jaring sehingga mengarah pada

pembelajaran chest pass bola basket dan mampu meningkatkan gerak

dasar chest pass bola basket. Kemudian guru dapat menjelaskan kepada

siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan,

dan hasil belajar yang diharapkan, serta menyiapkan alat dan media yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran bola jaring yang sesuai

dengan IPKG 1.

b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan

pembelajaran yang direncanakan dalam RPP dan sesuai dengan IPKG 2.

Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, peneliti melakukan

penelitian dengan tiga siklus. Siklus I: siswa melakukan chest pass

berpasangan dengan menggunakan bola basket yang dimodifikasi yaitu

menggunakan bola voli dengan jarak tiga meter selama 10 menit. Siklus

II: siswa melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi yaitu

berusaha mengoper bola yang dimodifikasi pada teman yang menjadi

target operan terakhir dengan diberi kemudahan target diperbolehkan

bergerak pada kawasan yang telah ditentukan dengan waktu permainan

20 menit. Siklus III: siswa melakukan permainan bola jaring yang

dimodifikasi yaitu berusaha mengoper bola bakset pada teman yang

menjadi target operan terakhir yang diam ditempat yang telah ditentukan

dengan waktu permainan 20 menit. Dalam semua siklus yang

dilaksanakan guru memberikan bimbingan berupa arahan dan motivasi

(21)

c. Tahap aktivitas siswa, pada tahapan ini guru melakukan pengamatan

secara langsung mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dengan harapan

siswa dapat menunjukan sikap kerjasama, motivasi, dan disiplin.

d. Hasil, melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN

Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon kemampuan gerak

dasar chest pass bola basket akan meningkat.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh data dalam meningkatkan gerak dasar chest

pass melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN

Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Tujuan penelitian sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran permainan bola

jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak

dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan

Harjamukti Kota Cirebon.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan permainan bola jaring yang dimodifikasi

dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola

basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota

Cirebon.

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam permainan bola jaring yang

dimodifikasi sebagai media dalam upaya meningkatkan kemampuan

gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango

Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

d. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan permainan bola

jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak

dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan

(22)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Diharapkan dalam peneletian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang terkait dalam penelitian, yaitu:

1. Bagi Guru

a. Memberikan referensi model pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan, sehingga anak tidak mudah bosan.

b. Menambah kreativitas guru dan mempermudah penyampaian

serta menjadi variatif dalam memberikan pembelajaran.

c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan

pelayanan terhadap anak didik.

2. Bagi Siswa

a. Membuat pembelajaran jasmani menyenangkan, tidak kaku dan

semakin mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran.

b. Meningkatkan teknik dasar chest pass bola basket.

c. Meningkatkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan lebih aktif.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat pendidikan

serta memberikan kontribusi mutu pendidikan siswa terutama dalam

pembelajaran Pendidikan jasmani dan dapat menjadi bahan rujukan

sekolah dalam mengambil kebijakan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dalam pembelajaran Pendidikan jasmani sehingga membantu

tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.

4. Bagi Lembaga

Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani di Sekolah Dasar.

Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, dapat memberikan

citra positif kepada masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta dapat

mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan

(23)

5. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan

model dan media pembelajaran dalam pendidikan.

b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman

tentang tata cara menyusun karya ilmiah.

c. Memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah

didalam proses belajar siswa kelas V didalam mengikuti

pelajaran penjas.

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini penulis menganggap perlu untuk memberikan

batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk

menghindari penafsiran yang salah.

Meningkatkan adalah proses kegiatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). (Kamus Besar Indonesia/ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005.

Jakarta: Balai Pustaka. Ed. 2,cet-2).

Chest Pass adalah melempar atau melempar bola dalam permaian bola

basket dengan dua tangan. Operan ini baik dipakai pada lemparan-lemparan

jarak pendek dalam upaya menjaga penguasaan bola dan menghindari dari

serangan lawan (intercept). (Sadikun Imam,1992:224)

Bola Basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukan bola

ke dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Pada

permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektik dan efisien perlu

didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. (Perbasi, 2004:1).

Bola Jaring adalah permainan beregu berasal dari Amerika Serikat yang menyerupai bola basket, tiap regu terdiri dari tujuh orang pemain yang

masing-masing regu berusaha untuk mendapatkan poin dengan memasukan

bola ke dalam jaring dengan tugasnya masing-masing di setiap posisi dan

area yang telah di tentukan.

(24)

41

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah SDN Pangrango Kelurahan

Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

Berikut adalah denah sekolah tempat penelitian:

Gambar 3.1

Denah SDN Pangrango

Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi SDN Pangrango adalah

sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian berdekatan dengan kediaman peneliti, sehingga

peneliti sudah mengenal karakteristik lingkungan sekolah, tenaga

pendidik dan siswa. Sehingga dapat mengefektifkan dan

mengefesienkan waktu peneliti.

Ruang

Guru

Rumah

Penjaga Sekolah

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Ruang

Kepsek W

C

Perpustakaan

Lapangan

(25)

b. Terdapat lapangan bola basket walau dengan sarana yang terbatas dan

kurang memadai.

c. Penelitian dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler sehingga meskipun

dilaksanakan secara itensif, tidak menganggu kegiatan pembelajaran

sesungguhnya.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian yang diperkirakan adalah selama 4 bulan, yaitu dari

bulan Januari 2013 sampai dengan April 2013. Penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar dan berorientasi ke depan, maka

kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan

dapat diatasi.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitain

No. Uraian Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan

pembekalan 2

Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 1 4 Pelaksanaan

siklus 2 5 Pelaksanaan

siklus 3 6 Pengolahan

data 7 Penyusunan

laporan Sidang : Juni/ Juli

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN

Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon tahun

ajaran 2011/2012 yang berjumlah 42 siswa. Yang terdiri dari 18 siswa

(26)

Penelitian ini sesuai dengan materi pembelajaran chest pass pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan

pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi,

Sukmadinata (2010: 52).

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu.

Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data yang

dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan

diolah.

Menurut Sukmadinata (2010: 53-57) metode penelitian terdiri atas:

a. Penelitian Deskriptif b. Penelitian Survai c. Penelitian Ekpos Fakto d. Penelitian Komperatif e. Penelitian Komparatif f. Penelitian Korelasional g. Penelitian dan Pengembangan h. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang

diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru

mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam

kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajement di

sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun

peningkatan hasil kegiatan.

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penilitian reflektif diri yang

secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta

(27)

dilakukannya praktik-praktik ini (Kemmis dan Taggart dalam Sumadayo,

2013: 1).

Berdasarkan pendekatannya menurut Sukmadinata (2010) metode

penelitian dibedakan menjadi dua, antara lain:

a. Penelitian kuantitatif b. Penelitian kualitatif

Penelitian merupakan penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam

mencari fakta dan prinsip-prinsip. Langkah-langkah penelitian dimulai

dengan mengidentifkasi masalah, menghubungkan masalah tersebut dengan

teori-teori yang ada, mengumpulkan data, menganalisis dan

menginterpretasi data, menarik kesimpulan, dan menggabungkan

kesimpulan-kesimpulan tersebut ke dalam ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan pernyataan di atas Woody dalam Sumadayo

(2013: 1) menyatakan bahwa:

Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critcal thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.

Selanjutnya menurut Sukmadinata (2010: 5) menyatakan bahwa “Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Secara ringkas penelitian merupakan suatu kegiatan pencarian, menghimpun data, dan manganalisa data secara sistematis dan

logis hal-hal yang masih menjadi teka-teki untuk dipecahkan.

Sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari

oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif. Maksimalkan objektivitas desain penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur

dan percobaan terkontrol. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian

(28)

berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu

berdimensi jamak, interaktif dan menuntut interpretasi berdasarkan

pengalaman sosial.

Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai

atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya

dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa dan kata-kata.

Oleh karena itu bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan,

angka, skor atau nilai yang biasanya dianalisis dengan menggunakan

perhitungan matematika atau statistik.

Selaras dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, serta

objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa. Metode pendekatan

kualitatif pada penelitian ini dipilih karena dapat menggambarkan

perkembangan anak secara bertahap dan jelas selama kegiatan

pembelajaran.

Sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor dalam Sumadayo (2013: 3) bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Adapun tujuan penelitian kualitatif menurut Licoln dan Guba dalam

Sumadayo (2013: 6) adalah:

Peneletian kualitatif bertujuan untuk membangun ideografik dari body of knowledge sehingga cenderung dilakukan tidak untuk menemukan hukum-hukum dan tidak untuk membuat generalisasi, melainkan untuk membuat penjelasan mendalam atau ekstrapolasi atau objek tersebut.

Penelitian kualitatif menunjuk dan menekankan pada proses dan

berarti tidak diteliti secara ketat dan terukur (jika memang dapat diukur),

dilihat dari kualitas, jumlah, itensitas atau frekuensi. Penelitian kualitatif

menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim

antara peneliti dan yang diteliti. Mereka menjawab pertanyaan dan

menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.

Dari jeni-jenis penelitian yang terpapar di atas, metode yang akan

(29)

pendekatan kualitatif dengan rancangan yang difokuskan pada situasi kelas

atau dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran

yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan

mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil

pembelajaran.

Menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2007: 12) menjelaskan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah:

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Boro dalam

Sumadayo (2013: 22) menyatakan bahwa:

Tujuan utama penelitian ini adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Jadi secara ringkas penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru, bagaimana guru mengorganisasi praktek

pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri untuk

mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan

masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas.

2. Desain Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan,

yaitu diantaranya: model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc. Taggart,

model John Elliot dan model Dave Abbutt.

Pada penelitian ini mengacu pada model penelitian spiral yang

(30)

oleh model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas empat siklus atau fase

kegiatan, meliputi: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action),

observasi (observasion), dan refleksi (reflection). Sesudah sesuatu siklus

selesai diimplementasikan khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian

diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk

siklus tersendiri.

Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahap dan

siklusnya selalu dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara

peneliti dengan praktisi (guru dan kepala sekolah) dalam sistem sekolah.

Desain keempat tahap atau fase dalam penelitian tindakan kelas tersebut

digambarkan pada gambar berikut ini.

[image:30.595.123.494.313.675.2]

Gambar 3.2

(31)

Berdasarkan gambar di atas, tahapan dalam penelitian ini meliputi

perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan refleksi

(reflection).

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan (planning),

dalam hal ini setelah mengetahui masalah dalam pembelajaraan, peneliti

merencanakan rencana tindakan dan penerapan model penelitian yang akan

dilakukan sebagai solusi dari masalah pembelajaran tersebut. Sehingga akan

mengetahui kerangka atau gambaran apa saja yang akan dilakukan.

Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah tindakan (action) yang

merupakan implementasi isi rancangan. Tentunya dalam hal ini peneliti

akan menerapakan apa yang telah direncanakan sehingga dapat melakukan

tindakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang

diinginkan.

Tahap ketiga dalam penilitian adalah pengamatan (observe), peneliti

mengamati pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat

penerapan modifikasi permainan bola jaring. Observasi ini dilakukan untuk

mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dan sebagai

bekal untuk perbaikan dalam siklus selanjutnya.

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah refleksi (reflection), yaitu

kegiatan menganalisis kembali terhadap semua yang telah dilakukan dan

hasil serta informasi yang diperoleh. Maksud dalam tahap ini untuk

mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan kemudian

dievaluasi sebagai perbaikan dan penyempurnaan tindakan.

Semua tahapan tersebut merupakan satu siklus atau satu putaran

berkelanjutan, artinya apabila telah melakukan tahapan keempat (refleksi)

maka akan keembali lagi pada tahapan pertama (perencanaan) dan

(32)

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pada penelitian ini yaitu berbentuk siklus yang akan

dilaksanakan dalam tiga siklus yang satu siklusnya terdiri dari empat tahapan. Sesuai dengan apa yang dipaparkan Sukardi (2003: 212) ”secara umum empat langkah penting dalam penelitian tindakan yaitu

pengembangan perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan

(observe) dan perenungan (reflection) atau disingkat PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematis.”

Berdasarkan kajian diatas berikut ini adalah prosedur penelitian

tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Dalam tahapan ini merupakan serangkaian tindakan terencana untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan kelas,

rencana tindakan harus berorientasi ke depan. Dalam hal ini yang dilakukan

yaitu dengan cara penerapan model modifikasi permainan bola jaring untuk

meningkatkan teknik dasar chest pass. Adapun langkah-langkah dalam

perencaannya yaitu sebagai berikut :

1. Mencari sekolah dasar untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.

2. Meminta izin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas IV

untuk menjadi observer serta rekan-rekan guru sebagai mitra peneliti.

3. Mengkaji standar kompentensi, kompetensi dasar, indikator serta

tujuan pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani.

4. Membuat perencanaan pembelajaran dengan menerapkan modifikasi

permainan bola jaring.

5. Membuat lembar observasi yang bertujuan mengamati kinerja guru

dan aktivitas siswa.

6. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan pemahaman siswa dan dampak penerapan modifikasi

permainan bola jaring terhadap pembelajaran bola basket khususnya

(33)

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan

yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus hati-hati

dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Pada tahapan ini peneliti

menerapkan atau mengimplementasikan rancangan perencanaan yang telah

direncanakan (RPP), yaitu melaksanakan pembelajaran chest pass bola

basket dengan modifikasi permainan bola jaring pada kelas V SDN

Pangrango yang dikemudian di ikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi.

Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus apabila siklus sebelumnya

dirasakan belum berhasil.

c. Tahapan Observasi

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,

yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja

siswa. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kinerja guru

atau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk menjadi perbandingan

dari satu siklus yang dilakukan terhadap siklus selanjutnya.

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang

terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan

dengan cara:

1. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

2. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan

pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan.

3. Menyusun rencana kembali yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya

untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus yang akan

(34)

E. Instrument Penelitian

Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4

macam, yaitu: pedoman wawancara, lembar observasi, hasil tes dan

dokumentasi.

a. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Nasution dalam

Sudaryono dkk (2013: 35) menyatakan bahwa “wawancara adalah suatu

bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.

Selanjutnya menurut Cresswell dalam Sudaryono dkk (2013: 35)

menyatakan bahwa

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, penbgetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan memberikan

sejumlah pertanyaan terhadap guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan

siswa sebagai peserta didik yang dapat menggambarkan kondisi kegiatan

pembelajaran di SDN Pangrango khususnya pada pembelajaran chest pass.

b. Format Observasi

Sudaryono dkk (2013: 38) menyatakan bahwa:

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-kejaddian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil.

Secara ringkas observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah

tindakan yang merupakan penafsiran dari teori dengan cara mengamati

tentang perencanaan guru, kinerja guru, aktivitas siswa selama proses

(35)

hal-hal yang harus diperbaiki, dipertahankan, atau ditingkatkan pada siklus

selanjutnya.

c. Tes

Menurut Sudaryono dkk (2013: 40) tes sebagai instrument pengumpul data adalah “serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Pemberian tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh peningkatan siswa dalam melakukan teknik dasar chestpass

setelah penerapan permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam kegiatan

pembelajaran. Tes yang diberikan pada penelitian ini berupa tes praktek

gerak dasar chest.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan

gambaran dan data dari suasana pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung di kelas V SDN Pangrango dalam upaya meningkatkan teknik

dasar chestpass melalui permainan bola jaring yang dimodifikasi.

Sebagaimana yang dinyatakan Sudaryono dkk (2013: 41) bahwa:

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitia, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Selanjutnya menurut Sudaryono (2013: 41) menyatakan bahwa “hasil

penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada”. Pada penelitian ini dokumentasi yang akan digunakan berupa foto-foto aktivitas siswa dari

setiap siklus.

(36)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan

lapangan, tes dan dokumentasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN

Pangrango dikumpulkan serta dirangkum. Data tersebut di bagi menjadi dua

bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan

hasil dari wawancara, observasi dan catatan lapangan. Data kuantitatif

didapatkan dari hasil tes.

Teknik pengolahan data kualitatif yaitu dengan menggunakan

pendekatan kualitatif berupa uraian/ pembahasan. Karena dalam metode

penelitian kelas peneliti akan mengamati proses sebelum, pada saat proses

dan setelah tindakan dilaksanakan.

Teknik pengolahan data kuantitatif yaitu hasil belajar. Dilakukan

dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui

peningkatan anak dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket

setelah tindakan dilaksanakan.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara secara

sistematis data yang telah diperoleh dari hasil tes, observasi, wawancara dan

catatan lapangan. Bogdan dalam Sugiyono (2005: 89) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat dinformasikan

kepada orang lain”. Proses analisis data dilakukan secara bertahap yaitu :

a) Ketegorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang diperoleh akan

diseleksi dan di himpun sesuai karakteristiknya.

b) Reduksi data. Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data,

merangkum dan memilah serta memilih data yang penting bagi

penelitiannya

c) Klasifikasi data, untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau

(37)

3. Validasi Data

Strategi yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas menurut

Hopskin dalam Wiriaatmadja (2007: 168) meliputi empat langkah, yaitu:

1. Member Check

2. Triangulasi 3. Audit Trail 4. Expert Opinion

Setiap langkah tersebut bisa dijadikan dasar informasi, pemeriksaan

dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai

kemajuan atau peningkatan sesuai dengan tujuan penelitian. Penjelasan dari

empat langkah tersebut sebagai berikut :

1. Member Check, yaitu setiap anggota kelompok action research saling

mengecek, menilai, dan memutuskan validitas suatu instrument dengan

cara mengkomfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada

akhir tindakan. Pada tahapan ini setelah peneliti melakukan

pengumpulan data dengan cara mengkonfrimasikan terhadap subjek

penelitian maupun sumber yang berkompeten, peneliti melakukan

diskusi dengan balikan dengan kepala sekolah yang bertujuan untuk

memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka

kegiatan yang dilakukan adalah mengecek:

a. Perencanaan pembelajaran

b. Kinerja guru dalam pembalajaran

c. Aktivitas siswa

d. Hasil belajar siswa

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data dari berbagai sumber

yang diperoleh peneliti untuk meningkatkan kualitas penelitian.

Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta

mendiskusikan hasil yang dilaksanakan bersama dengan teman sejawat.

Hal tersebut dilakukan sebagai keperluan pengecekan derajat

kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh selama penelitian

(38)

Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Memvalidasi data perencanaan pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

b. Memvalidasi data kinerja guru pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

c. Memvalidasi data aktivitas siswa pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

d. Memvalidasi data hasil belajar siswa pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

e. Diskusi dengan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

di SDN Pangrango.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang

digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya

dengan pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan validasi

yang tinggi. Tahap awal yang dilakukan adalah dengan mengungkapkan

hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi

dengan rekan-rekan guru.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan keterbukaan dan memaparkan

keadaan yang sejujurnya, dimulai tentang:

a. Data awal chest pass.

b. Data hasil observasi nilai perencanaan pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

c. Data hasil observasi kinerja guru pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

(39)

d. Data hasil observasi aktivitas siswa pada setiap siklus dalam

pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola

jaring.

e. Data hasil observasi nilai akhir belajar siswa pada setiap siklus

dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan

bola jaring.

f. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data .

4. Expert Opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti terhadap para ahli (dosen pebimbing), hal ini bertujuan untuk mengecek

kesahihan temuan peneliti dan memperoleh arahan dan masukan

sehingga validitas temuan peneliti dapat di pertanggungjawabkan.

Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dan pembimbing.

Dalam hal ini yang dijadikan pembimbing penelitian ini adalah:

a. Dr. Herman Subarjah, M.Si (sebagai pembimbing I)

b. Dewi Susilawati, M.Pd ( sebagai pembimbing II)

Hal tersebut dilakukan selama pelaksanaan pengajuan dan pembuatan

proposal penelitian, bimbingan penyusunan skripsi, pembahasan

masalah yang ada dalam pembelajaran, judul penelitian, masalah dalam

(40)

111

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan

modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar

chest pass di kelas V SDN Pangrango, penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Pada bagian ini peniliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam

pembelajaran. Pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan

dalam pembelajaran chest pass dalam permainan bola basket, menentukan

tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan modifikasi

permainan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass. Kemudian

menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan

instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan

teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah

pembelajaran dengan permainan bola jaring yang dimodifikasi.

Pada data awal hasil observasi baru mencapai 46,33%, kemudian pada

perencanaan siklus I yaitu meningkat mencapai 65,9% dan belum mencapai

target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan

hasil yang dicapai pada siklus II adalah 83,08%. Dalam siklus III target sudah

dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penerapan

modifikasi permaianan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass

bola basket. Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan

tes akhir dan penilaian selama proses pembalajaran. Penilaian proses

pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa

(41)

dilakukan dengan tes praktik melakukan permainan bola jaring yang

dimodifikasi dengan menggunakan bola basket.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai

siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya

selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest

pass. Kinerja guru pada data awal mencapai 56,5 %, selanjutnya pada siklus I

mencapai 70,41% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga

diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 89,58%.

Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III

yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas siswa setelah pembelajaran chest pass dengan

modifikasi permainan bola jaring mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis

selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukan

peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa telah berani dan percaya diri

melakukan gerakan chest pass dengan menggunakan modifikasi permainan

bola jaring serta menunjukan sikap disiplin, semangat dan kerjasama dalam

mengikuti pembelajaran.

Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama

penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass.

Aktivitas siswa pada data awal baru mencapai 9,52 %, selanjutnya yang di

capai pada siklus I baru mencapai 26,19% dan belum mencapai target yang

telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang

dicapai adalah 50%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan

dipertahankan pada siklus III yaitu 85,71%.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus

III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama

penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass.

(42)

siswa baru mencapai 7,14% dan selanjutnya yang di capai pada siklus I

mencapai 33,33% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga

diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 57,14%.

Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III

yaitu 90,48%.

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar

chest pass melalui penerapan modifikasi permainan bola jaring, dapat

disimpulkan bahwa penerapan modifikasi permainan bola jaring dapat

meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pangrango Kelurahan Larangan

Kecamatan Harjamukti dalam melakukan gerakan chest pass.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis

mengajukkan beberapa saran:

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan di lapangan dan

menciptakan pembelajaran yang membuat anak aktif, kreatif dan

bersemangat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan melakukan

pembelajaran yang menyenangkan, salah saatunya menerapkan

permainan pada pembelajaran tersebut. Modifikasi permainan bola jaring

dapat digunakan untuk guru dalam upaya meningkatkan gerak dasar

chest pass bola basket.

b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum menerapkan modifikasi

permainan bola jaring, terlebih dulu menyiapkan alat, saran dan

prasa

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 3.1 Denah SDN Pangrango
Tabel 3.1 Jadwal Penelitain
Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart Gambar 3.2 (Sumadayo, 2013: 41)

Referensi

Dokumen terkait

Konten kurikulum jurusan pendidikan geografi, kurikulum 2013 mata pelajaran geografi, relevansi konten kurikulum 2013 dengan kurikulum jurusan pendidikan geografi,

Data kualitatif pada penelitian ini adalah karakteristik buku ajar yang dikembangkan dan data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil validasi rumusan indikator, tujuan

The objectives of this study are: (1) to explore the diversity of the freshwater shrimp Genera Caridina and Macrobrachiumin East Java and Bali Provinces based on

Then we prove some regularity results, in the sense of Sobolev or H¨older spaces (see Theorems 5, 6), when the coefficients are more regular, as well as the generalization of all

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Produk asuransi yang dijual oleh perusahaan asuransi berupa janji-janji yang di cantumkan dalam suatu kontrak yang disebut polis asuransi dalam penjualan produknya asuransi