KOTA CIREBON
SKIRPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Fahruli Dwi Yanuar 0903251
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 PENJAS KAMPUS SUMEDANG
KOTA CIREBON
Oleh
Fahruli Dwi Yanuar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Fahruli Dwi Yanuar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON
Oleh
Fahruli Dwi Yanuar 0903251
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEBIMBING Pebimbing I,
Dr. Herman Subarjah, M.Si NIP. 196009181986031003
Pembimbing II,
Dewi Susilawati, M.Pd NIP. 197803102008122001
Mengetahui,
Ketua Prodi Studi S-1 PGSD Penjas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
vii
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 10
C. Tujuan Penelitian... 12
D. Manfaat Penelitian... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 15
1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 15
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 17
c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 18
2. Perkembangan Keterampilan Gerak... 19
a. Pengertian Perkembangan ... 19
b. Teori Perkembangan Masa Usia 9-13 Tahun ... 20
c. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21
d. Teori Belajar ... 22
3. Permainan Bola Basket ... 23
a. Pengertian Permainan Bola Basket ... 23
b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 24
c. Alat dan Media Permainan Bola Basket ... 31
d. Pembelajaran Chest pass ... 32
e. Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 33
4. Prinsip Modifikasi Dalam Pembelajaran Penjas... 33
a. Pengertian Modifikasi ... 33
b. Manfaat Modifikasi ... 34
c. Permainan Bola Jaring ... 34
d. Pembelajaran Permainan Bola Jaring yang Dimodifikasi Mengarah Pada Peningkatan Gerak Dasar Chest Pass ... 36
e. Kajian Relevan ... 39
viii
2. Waktu Penelitian ... 42
B. Subjek Penelitian ... 42
C. Metode dan Desain Penelitian ... 43
1. Metode Penelitian ... 43
2. Desain Penelitian ... 46
D. Prosedur Penelitian ... 49
E. Instrument Penelitian ... 51
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53
1. Teknik Pengolahan Data ... 53
2. Analisis Data ... 53
3. Validasi Data ... 54
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 57
B. Paparan Data Tindakan ... 67
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 67
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 80
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 93
C. Paparan Hasil Wawancara ...102
D. Pembahasan ...104
E. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ...108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...111
B. Saran ...113
ix
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket ... 7
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 42
Tabel 4.1 Data Awal Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 58
Tabel 4.2 Data Awal Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 59
Tabel 4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 60
Tabel 4.4 Data Awal Gerak Dasar Chest Pass ... 61
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Pembelajaran 63 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Kinerja Guru . 64 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 65
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass ... 66
Tabel 4.9 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 68
Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71
Tabel 4.11 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
Tabel 4.12 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 74
Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 75
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus I ... 76
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 78
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 79
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 80
Tabel 4.18 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 81
Tabel 4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84
Tabel 4.20 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 85
Tabel 4.21 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 87
Tabel 4.22 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 88
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus II ... 89
Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 90
Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 91
Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 92
Tabel 4.27 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III... 94
Tabel 4.28 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 97
Tabel 4.29 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 98
Tabel 4.30 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus III ... 99
Tabel 4.31 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ...100
Tabel 4.32 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus III ...100
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ...101
Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ...101
Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus III...102
x
Halaman
Gambar 2.1 Dribbling Bola Basket ... 25
Gambar 2.2 Chest Pass ... 27
Gambar 2.3 Bounce Pass ... 28
Gambar 2.4 Over Head Pass ... 28
Gambar 2.5 Pivot ... 29
Gambar 2.6 Shooting ... 30
Gambar 2.7 Lay Up ... 30
Gambar 2.8 Bola Basket ... 31
Gambar 2.9 Lapangan Bola Basket dan Papan Pantul ... 32
Gambar 2.10 Pembelajaran Siklus I ... 37
Gambar 2.11 Pembelajaran Siklus II ... 37
Gambar 2.12 Pembelajaran Siklus III ... 38
Gambar 3.1 Denah SDN Pangrango ... 41
xi
Diagram 4.1 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan
Siklus I ... 69
Diagram 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus I ... 72
Diagram 4.3 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 73
Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 75
Diagram 4.5 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan Siklus II ... 82
Diagram 4.6 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus II ... 85
Diagram 4.7 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 86
Diagram 4.8 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 88
Diagram 4.9 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Setiap Siklus ... 104
Diagram 4.10 Hasil Penilaian Kinerja Guru Setiap Siklus ... 105
Diagram 4.11 Hasil Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 105
xii
Lampiran 1 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) ... 117
Lampiran 2 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan) ... 126
Lampiran 3 Format Instrument Aktivitas Siswa ... 130
Lampiran 4 Format Instrument Hasil Belajar Chest Pass ... 132
Lampiran 5 Format Wawancara Untuk Siswa ... 134
Lampiran 6 Format Wawancara Terhadap Observer ... 135
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 136
Lampiran 8 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus I... 140
Lampiran 9 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus I ... 141
Lampiran 10 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 142
Lampiran 11 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus I ... 143
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144
Lampiran 13 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus II ... 148
Lampiran 14 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus II ... 149
Lampiran 15 Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 150
Lampiran 16 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus II ... 151
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 152
Lampiran 18 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus III ... 156
Lampiran 19 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus III ... 157
Lampiran 20 Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 158
Lampiran 21 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus III ... 159
Lampiran 22 Hasil Wawancara Untuk Siswa ... 160
Lampiran 23 Hasil Wawancara Terhadap Observer ... 161
Lampiran 24 SK Pebimbing ... 162
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian... 163
Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian ... 164
Lampiran 27 Monitoring Bimbingan Skripsi ... 165
Lampiran 28 Dokumentasi Siklus I... 167
Lampiran 29 Dokumentasi Siklus II ... 168
1
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran manusia yang
berlangsung seumur hidup yang di dalamnya terdapat aspek afektif, kognitif
dan psikomotor. Sedangkan pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20
Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Jadi pendidikan dapat dimaknai “...proses mengubah tingkah laku
anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu
itu berada” (Sagala, 2009: 3).
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum.
Pendidikan jasmani merupakan suatu sarana serta penunjang untuk
pencapaian tujuan pendidikan. Namun pendidikan jasmani bukan hanya
sekedar dekorasi atau ornamen yang ditempatkan pada program sekolah
sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Menurut Susilawati (2010: 3)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani dirancang dan dibuat sebagai bagian
penting dalam pendidikan. Pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik
akan mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan mental siswa.
Sebagaimana definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Ula
dan Somantri (2012: 35) adalah:
menggembangkan aspek neuromuskuler berkembangnya syaraf di dalam tubuh), menggembangkan aspek kognitif (berkembangnya pengetahuan), dan menggembangkan aspek perseptual (berkembangnya wawasan anak didik).
Sehubungan pernyataan di atas, pendidikan jasmani harus memiliki
tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan memberi kontribusi yang
sangat berharga dan memberi inspirasi bagi kesejahteraan hidup manusia.
Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan
yang bersifat physical atau aktivitas fisik tetapi lebih luas lagi
keterkaitannya dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi
kontribusi terhadap kehidupan individu.
Adapun tujuan umum dari pendidikan jasmani disekolah dasar adalah
memacu kepada pertumbuhan, perkembangan jasmani, mental emosional
dan sosial yang selaras dalam nilai Pancasila dalam upaya membentuk dan
mengembangkan kemampuan dasar, menanamkan nilai, sikap, dan
membiasakan hidup sehat.
Secara sederhana, pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses
belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Maksud dari pernyataan
tersebut adalah disamping belajar, anak juga dididik melalui gerak untuk
mencapai tujuan pengajaran. Melalui pengalaman tersebut akan terbentuk
dan berkembang dalam aspek jasmani, rohani anak dan kepribadian anak
yang harmonis di dalam kehidupannya.
Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada
proses kematangan anak, tapi juga dipengaruhi oleh pengalaman geraknya
dan kebugaran jasmaninya. Melalui bimbingan dari guru, anak diharapkan
mampu berkembang kebugaran jasmaninya dengan penuh kesenangan,
penghematan tenaga, dan gerakannya terkendali sehingga tujuan pendidikan
akan tercapai.
Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan
pembelajaran dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan secara
luas kepada siswa dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal.
Selain mengajarkan dan mendidik siswa guru dituntut untuk mampu
menggembangkan model pembelajaran yang inovatif atau memodifikasi
permainan dalam kegitan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaaran. Namun guru harus memperhatikan jangan sampai model
yang dikembangkan atau modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan
kurikulum yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran.
Pengertian kurikulum yang tercantum dalam paduan kurikulum
tingkat satuan pendidikan SD/ MI adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai amanat peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomer 19 tahun 2005 bahwa kurikulum yang digunakan
saat ini mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada paduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran pendidikan
jasamani terdapat permainan bola kecil dan permainan bola besar.
Permainan bola kecil adalah kegiatan pembelajaran yang menerapkan
permainan dengan mengunakan bola dalam ukuran yang relatif kecil,
sedangkan permainan bola besar yaitu kegiatan pembelajaran yang
menerapkan permainan yang menggunakan bola dalam ukuran yang relatif
besar.
Dalam penelitian ini penulis mengangkat masalah dalam pembelajaran
salah satu permainan bola besar yaitu permainan bola basket khususnya
pembelajaran bola basket. Karena kegiatan pembelajaran bola basket yang
selama ini dilaksanakan di SD kurang menarik dan kurang dapat
memotivasi siswa sehingga siswa kurang memahami gerak dasar bola
basket dan permainan bola basket menjadi membosankan.
Bila dipahami melalui pembelajaran atau permainan bola basket
peserta didik memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal
pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Dalam bermain bola basket
perserta didik dilatih untuk mempunyai persendian-persendian yang baik,
otot-otot yang kuat, peredarahan darah menjadi lancar, pernafasan tidak
terhambat, memiliki pemikiran yang mampu memecahkan maslah dengan
cepat dan tepat dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan anak sekolah dasar, sudah jelas bahwa
bermain bola basket dapat memacu perubahan dan pengembangan anak
untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun ada tidaknya motivasi seorang
individu untuk belajar sangat dipengaruhi dalam proses aktivitas itu sendiri.
Oleh karena itu, menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi
guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana cara
menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif.
Dalam permainan bola basket pengusaan bola dan penguasaan teknik
dasar merupakan modal dasar yang harus dimiliki setiap pemain. Menurut
Ariesbowo (2007: 5) menyatakan bahwa:
Kerjasama dalam bola basket sangat penting artinya. Kita tidak dapat
merebut kemenangan dalam waktu yang singkat tanpa melewati proses yang baik seperti halnya seorang bayi yang tidak dapat langsung berjalan setelah lahir.
Proses tersebut mencakup penguasaan derak dasar mengoper atau
melempar bola pada permainan bola basket. Mengoper bola adalah cara
efektif dan efisien untuk memindahkan bola ke arah depan. Cara melempar
bola dalam permainan bola basket adalah operan setinggi dada (chest pass)
dan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu.
Namun kenyataan di lapangan bagi siswa SD untuk melakukan
kesulitan. Hal ini disebabkan kurangnya kekuatan otot lengan dalam
melakukan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu dan
kurangnya pengalaman gerak melakukan gerakan lemparan atau operan
samping atau lemparan bahu, sehingga siswa SD lebih sering menggunakan
operan dengan menggunakan dua tangan (chest pass). Namun dalam
melakukan gerakan chest pass bola basket siswa masih banyak yang kurang
memahami gerak dasar chest pass bola basket dengan benar. Sehingga
mengalami kesulitan, diantaranya: operan yang terlalu tinggi dan tidak
sampai pada target yang dicapai, bola terlalu keras dll. Sehubungan dengan
hal tersebut penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif
untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket .
Salah satu model permainan yang bisa dikembangkan adalah dengan
memodifikasi bentuk permainan yang berorientasi pada permainan bola
basket khususnya teknik dasar chest pass. Kegunaan chest pass sangat
menunjang dalam melakukan permainan bola basket diantaranya: operan
jarak dekat, mempermudah pengontrolan, memungkinkan lebih tepat
mengenai sasarannya, dapat lebih cepat serta dapat dikembalikan atau
dioperkan lagi pada pemain lainnya. Memberikan operan bagi siswa tidaklah
semudah orang menduga, sebagaimana yang dinyatakan Oliver (2007: 36)
bahwa:
Untuk melakukan umpan dada, posisikan dirimu kira-kira 3 meter dari sasaran, misal dengan seorang teman atau dinding gedung olahraga. Letakan tanganmu di sisi bola dan tekuklah (bengkokkanlah) lenganmu sedikit sehingga bola kamu bawa mendekati dadamu.
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka dalam proses pembelajaran
jasmani hendaknya diciptakan situasi yang menggembirakan, kondusif dan
efektif bagi siswa sehingga siswa bersemangat dan tanpa sadar dengan
pembelajaran yang dilaksanakan siswa kualitasnya akan meningkat,
khususnya kualitas dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket.
Dari hasil observasi yang dilakukan dilapangan, hasil yang diperoleh
adalah siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau
hasil observasi, hasil wawacara terhadap siswa serta serta guru dan tes awal
dengan melakukan chest pass bola basket berpasangan.
1. Hasil observasi :
a. Siswa tidak terlalu memperhatikan intruksi dari guru
b. Siswa mengobrol ketika guru memberikan instruksi
c. Kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran
bola basket.
d. Kurangnya persiapan guru dalam menerapkan rencana
perencanaan pembelajaran.
e. Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran hanya terjadi satu
arah, yaitu dari guru ke siswa.
f. Guru tidak melakukan apresepsi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran diawal.
g. Tidak adanya model pembelajaran yang menarik yang diterapkan
guru dalam melakukan pembelajaran.
h. Tidak adanya upaya modifikasi yang dilakukan guru dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Hasil wawancara
a. Siswa tidak mengerti teknik dasar chest pass bola basket dengan
benar.
b. Siswa tidak bisa menjelaskan apa saja yang harus diperhatikan
dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket.
c. Guru kurang faham terhadap model pembelajaran yang muktahir.
d. Guru tidak selalu membuat rencana persiapan pembelajaran pada
setiap pertemuan.
3. Dari data tes awal
Dengan KBM 70 tes yang dilakukan adalah chest pass berpasangan.
Hal tersebut dilakukan dengan membagi siswa menjadi empat
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket
No Nama siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Ket.
Awalan Pelaksanaan Akhiran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT
1. Ali Diyanto 6 50
2. Febrian Ronan Rofik 6 50
3. Abdillah Fath Asti S 6 50
4. Alief Rahmizal R 7 58
5. Amadea Putri S 6 50
6. Annisa Audrey K 6 50
7 Ani Akhsanul M 6 50
8. Auliya Syahfitri 7 58
9. Ayis Fikri R 8 66
10. Dinda Salsabila 7 58
11. Dava Karbalah 6 50
12. Dwi Agustini 6 50
13. Dwi Setiawan N 6 50
14. Ega Fajri Sya’bani 8 66
15. Eka Setiawan N 7 58
16. Fajar Dwi Sadewo 6 50
17. Farah Nur Fadhilah 6 50
18. Feyka Farah Diba 10 83
19. Isya Fahrizki A 6 50
20. Ivan Adetya F 7 58
21. Jelita Grace Lorenza 7 58
22. Marifa Hasyanah 7 58
23. M. Hanif Ali Firdaus 7 58
24. M. Hayqal F 7 58
25. Nuurus Sa’adah 8 66
26. Priyova Muhamad R 6 50
27. R. M. Farhan F 6 50
28. Ronauli B. Manulu 6 50
29. Rut Lammarinto 9 75
30. Salma Nurazizah 6 50
31. Salsa Jeffrizka Putri 6 50
32. Sekar Tanjung W 7 58
33. Slamet Abdullah 8 66
34. Syafira Gita Fitri N. 7 58
35. Vera Vibrianti 6 50
36. Viana Charisa N 6 50
37. Wahyu Ardian 7 58
38. Yakobus Simamora 9 75
40. Dandi Nugroho 7 58
41. Uud Sirojjudin 8 66
42. M. Asep Saefudin 8 66
Jumlah 281 2406 3 39
Keterangan:
Skor ideal : 12
Nilai : Skor yang diperoleh X 100% Skor ideal
KBM : 70
Jika nilai ≥ 70 dikatakan tuntas Jika nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas Deskriptor Chest Pass:
Gerak Awal:
1. Sikap tubuh rileks dan kaki dibuka selebar bahu
2. Memengang bola dengan dua tangan.
3. Bola dipegang di depan setinggi dada.
4. Pandangan ke arah depan.
Gerak Pelaksanaan :
1. Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka.
2. Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki depan kearah sasaran.
3. Kedua lengan menolak lurus kedepan.
4. Operan dimulai diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar
dan bola sedikit berputar.
Gerak Akhir :
1. Bersamaan dengan irama gerak pelepasan bola, berat badan
dipindahkan ke depan.
2. Langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan.
3. Tangan kembali dalam keadaan sewajarnya atau rileks.
4. Badan kembali berdiri sewajarnya.
Keterangan Skor :
Skor 4: bila 4 deskriptor terlaksana.
Skor 3: bila 3 deskriptor terlaksana.
Skor 2: bila 2 deskriptor terlaksana.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan siswa kurang bisa
melakukan gerakan chest pass dengan benar, siswa kurang termotivasi
dalam melakukan pembelajaraan dan kurangnya inovasi guru terhadap
model yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
dari sistematis gerakan tubuh siswa saat siswa melakukan gerak dasar chest
pass tersebut.
Dari data hasil tes awal keadaan siswa kelas V SDN Pangrango
Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, jumlah keseluruhan siswa kelas V
lebih dari 90% kurang mampu untuk melakukan teknik dasar chest pass bola
basket dengan benar. Hal itu disebabkan karena anak masih sangat kurang
pemahaman tentang gerak dasar chest pass serta kemauan atau minat dalam
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran bola basket, dan
juga kurangnya kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran sehingga
anak sangat cepat jemu dan kurang bergairah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang timbul harus
segera mendapatkan penanganan lebih lanjut secara profesional demi
tercapainya peningkatan kemampuan siswa serta kemajuan dibidang
pendidikan terutama bidang olahraga. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
seorang guru pendidikan jasmani, karena sebagai guru pendidikan jasmani
harus memiliki penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga
proses pembelajaran akan tampak lebih menyenangkan bagi siswa. Dalam
permasalahan ini model yang akan diambil adalah modifikasi peraturan
permainan bola jaring.
Bola jaring merupakan permainan yang sejenis dengan permainan
bola basket. Permainan bola jaring dilaksanakan pada permukaan yang keras
dan rata seperti bola basket namun dalam permainan bola jaring gelangang
atau lapangan dibagi menjadi tiga bagian. Satu regu dalam permainan bola
jaring terdiri dari tujuh pemain dengan tugas yang berbeda-beda.
Diharapkan melalui modifikasi permainan bola jaring peserta didik
dapat berkembang dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket.
dengan siswa yang ikut serta dalam permainan lebih banyak maka siswa
menjadi lebih sering melakukan lemparan atau operan. Merencanakan
pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk modifikasi permainan bola
jaring untuk anak dapat mencakup unsur gerak, gembira, dan belajar yang
dapat membuat peserta didik termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis melakukan
penelitian tindakan kelas yang dirumuskan dalam judul ” Meningkatkan
gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring
pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.”
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang peningkatan
gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada siswa kelas V SDN
Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon dan uraian pada latar
belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui
modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui
modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran chest pass bola basket
melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN
Pangrango?
d. Bagaimana hasil pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi
permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?
2. Pemecahan Masalah
Melihat dari permasalahan yang ada, hal yang harus dilakukan adalah
mencari sebuah alternative untuk memecahkan masalah tersebut. Penulis
memecahkan masalah adalah menyajikan pembelajaran melalui modifikasi
permainan bola jaring. Dengan permainan ini bisa menarik minat siswa dan
memotivasi siswa hingga lebih bersemangat dalam melaksanakan proses
pembelajaran khususnya pembelajaran bola basket.
Pembelajaran dengan modifikasi permainan bola jaring dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan, pada tahap perencanaan ini guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam upaya mengembangkan dan
merancang permaianan bola jaring sehingga mengarah pada
pembelajaran chest pass bola basket dan mampu meningkatkan gerak
dasar chest pass bola basket. Kemudian guru dapat menjelaskan kepada
siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan,
dan hasil belajar yang diharapkan, serta menyiapkan alat dan media yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran bola jaring yang sesuai
dengan IPKG 1.
b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan
pembelajaran yang direncanakan dalam RPP dan sesuai dengan IPKG 2.
Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, peneliti melakukan
penelitian dengan tiga siklus. Siklus I: siswa melakukan chest pass
berpasangan dengan menggunakan bola basket yang dimodifikasi yaitu
menggunakan bola voli dengan jarak tiga meter selama 10 menit. Siklus
II: siswa melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi yaitu
berusaha mengoper bola yang dimodifikasi pada teman yang menjadi
target operan terakhir dengan diberi kemudahan target diperbolehkan
bergerak pada kawasan yang telah ditentukan dengan waktu permainan
20 menit. Siklus III: siswa melakukan permainan bola jaring yang
dimodifikasi yaitu berusaha mengoper bola bakset pada teman yang
menjadi target operan terakhir yang diam ditempat yang telah ditentukan
dengan waktu permainan 20 menit. Dalam semua siklus yang
dilaksanakan guru memberikan bimbingan berupa arahan dan motivasi
c. Tahap aktivitas siswa, pada tahapan ini guru melakukan pengamatan
secara langsung mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dengan harapan
siswa dapat menunjukan sikap kerjasama, motivasi, dan disiplin.
d. Hasil, melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN
Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon kemampuan gerak
dasar chest pass bola basket akan meningkat.
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data dalam meningkatkan gerak dasar chest
pass melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN
Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Tujuan penelitian sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran permainan bola
jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak
dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan
Harjamukti Kota Cirebon.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan permainan bola jaring yang dimodifikasi
dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola
basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam permainan bola jaring yang
dimodifikasi sebagai media dalam upaya meningkatkan kemampuan
gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango
Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.
d. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan permainan bola
jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak
dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan
D. Manfaat Hasil Penelitian
Diharapkan dalam peneletian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang terkait dalam penelitian, yaitu:
1. Bagi Guru
a. Memberikan referensi model pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, sehingga anak tidak mudah bosan.
b. Menambah kreativitas guru dan mempermudah penyampaian
serta menjadi variatif dalam memberikan pembelajaran.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan
pelayanan terhadap anak didik.
2. Bagi Siswa
a. Membuat pembelajaran jasmani menyenangkan, tidak kaku dan
semakin mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran.
b. Meningkatkan teknik dasar chest pass bola basket.
c. Meningkatkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan lebih aktif.
d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat pendidikan
serta memberikan kontribusi mutu pendidikan siswa terutama dalam
pembelajaran Pendidikan jasmani dan dapat menjadi bahan rujukan
sekolah dalam mengambil kebijakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dalam pembelajaran Pendidikan jasmani sehingga membantu
tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.
4. Bagi Lembaga
Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani di Sekolah Dasar.
Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, dapat memberikan
citra positif kepada masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta dapat
mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
5. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan
model dan media pembelajaran dalam pendidikan.
b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman
tentang tata cara menyusun karya ilmiah.
c. Memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah
didalam proses belajar siswa kelas V didalam mengikuti
pelajaran penjas.
E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini penulis menganggap perlu untuk memberikan
batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk
menghindari penafsiran yang salah.
Meningkatkan adalah proses kegiatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). (Kamus Besar Indonesia/ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005.
Jakarta: Balai Pustaka. Ed. 2,cet-2).
Chest Pass adalah melempar atau melempar bola dalam permaian bola
basket dengan dua tangan. Operan ini baik dipakai pada lemparan-lemparan
jarak pendek dalam upaya menjaga penguasaan bola dan menghindari dari
serangan lawan (intercept). (Sadikun Imam,1992:224)
Bola Basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukan bola
ke dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Pada
permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektik dan efisien perlu
didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. (Perbasi, 2004:1).
Bola Jaring adalah permainan beregu berasal dari Amerika Serikat yang menyerupai bola basket, tiap regu terdiri dari tujuh orang pemain yang
masing-masing regu berusaha untuk mendapatkan poin dengan memasukan
bola ke dalam jaring dengan tugasnya masing-masing di setiap posisi dan
area yang telah di tentukan.
41
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah SDN Pangrango Kelurahan
Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.
Berikut adalah denah sekolah tempat penelitian:
Gambar 3.1
Denah SDN Pangrango
Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi SDN Pangrango adalah
sebagai berikut:
a. Lokasi penelitian berdekatan dengan kediaman peneliti, sehingga
peneliti sudah mengenal karakteristik lingkungan sekolah, tenaga
pendidik dan siswa. Sehingga dapat mengefektifkan dan
mengefesienkan waktu peneliti.
Ruang
Guru
Rumah
Penjaga Sekolah
Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Ruang
Kepsek W
C
Perpustakaan
Lapangan
b. Terdapat lapangan bola basket walau dengan sarana yang terbatas dan
kurang memadai.
c. Penelitian dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler sehingga meskipun
dilaksanakan secara itensif, tidak menganggu kegiatan pembelajaran
sesungguhnya.
2. Waktu Penelitian
Lama penelitian yang diperkirakan adalah selama 4 bulan, yaitu dari
bulan Januari 2013 sampai dengan April 2013. Penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar dan berorientasi ke depan, maka
kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan
dapat diatasi.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitain
No. Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan
pembekalan 2
Perencanaan
3 Pelaksanaan siklus 1 4 Pelaksanaan
siklus 2 5 Pelaksanaan
siklus 3 6 Pengolahan
data 7 Penyusunan
laporan Sidang : Juni/ Juli
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN
Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon tahun
ajaran 2011/2012 yang berjumlah 42 siswa. Yang terdiri dari 18 siswa
Penelitian ini sesuai dengan materi pembelajaran chest pass pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi,
Sukmadinata (2010: 52).
Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu.
Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data yang
dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan
diolah.
Menurut Sukmadinata (2010: 53-57) metode penelitian terdiri atas:
a. Penelitian Deskriptif b. Penelitian Survai c. Penelitian Ekpos Fakto d. Penelitian Komperatif e. Penelitian Komparatif f. Penelitian Korelasional g. Penelitian dan Pengembangan h. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang
diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru
mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam
kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajement di
sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun
peningkatan hasil kegiatan.
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penilitian reflektif diri yang
secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta
dilakukannya praktik-praktik ini (Kemmis dan Taggart dalam Sumadayo,
2013: 1).
Berdasarkan pendekatannya menurut Sukmadinata (2010) metode
penelitian dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Penelitian kuantitatif b. Penelitian kualitatif
Penelitian merupakan penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam
mencari fakta dan prinsip-prinsip. Langkah-langkah penelitian dimulai
dengan mengidentifkasi masalah, menghubungkan masalah tersebut dengan
teori-teori yang ada, mengumpulkan data, menganalisis dan
menginterpretasi data, menarik kesimpulan, dan menggabungkan
kesimpulan-kesimpulan tersebut ke dalam ilmu pengetahuan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Woody dalam Sumadayo
(2013: 1) menyatakan bahwa:
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critcal thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.
Selanjutnya menurut Sukmadinata (2010: 5) menyatakan bahwa “Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Secara ringkas penelitian merupakan suatu kegiatan pencarian, menghimpun data, dan manganalisa data secara sistematis dan
logis hal-hal yang masih menjadi teka-teki untuk dipecahkan.
Sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari
oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif. Maksimalkan objektivitas desain penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian
berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu
berdimensi jamak, interaktif dan menuntut interpretasi berdasarkan
pengalaman sosial.
Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai
atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya
dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa dan kata-kata.
Oleh karena itu bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan,
angka, skor atau nilai yang biasanya dianalisis dengan menggunakan
perhitungan matematika atau statistik.
Selaras dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, serta
objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa. Metode pendekatan
kualitatif pada penelitian ini dipilih karena dapat menggambarkan
perkembangan anak secara bertahap dan jelas selama kegiatan
pembelajaran.
Sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor dalam Sumadayo (2013: 3) bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Adapun tujuan penelitian kualitatif menurut Licoln dan Guba dalam
Sumadayo (2013: 6) adalah:
Peneletian kualitatif bertujuan untuk membangun ideografik dari body of knowledge sehingga cenderung dilakukan tidak untuk menemukan hukum-hukum dan tidak untuk membuat generalisasi, melainkan untuk membuat penjelasan mendalam atau ekstrapolasi atau objek tersebut.
Penelitian kualitatif menunjuk dan menekankan pada proses dan
berarti tidak diteliti secara ketat dan terukur (jika memang dapat diukur),
dilihat dari kualitas, jumlah, itensitas atau frekuensi. Penelitian kualitatif
menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim
antara peneliti dan yang diteliti. Mereka menjawab pertanyaan dan
menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.
Dari jeni-jenis penelitian yang terpapar di atas, metode yang akan
pendekatan kualitatif dengan rancangan yang difokuskan pada situasi kelas
atau dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran
yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan
mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran.
Menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2007: 12) menjelaskan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah:
Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Boro dalam
Sumadayo (2013: 22) menyatakan bahwa:
Tujuan utama penelitian ini adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Jadi secara ringkas penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru, bagaimana guru mengorganisasi praktek
pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri untuk
mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas.
2. Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan,
yaitu diantaranya: model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc. Taggart,
model John Elliot dan model Dave Abbutt.
Pada penelitian ini mengacu pada model penelitian spiral yang
oleh model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas empat siklus atau fase
kegiatan, meliputi: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action),
observasi (observasion), dan refleksi (reflection). Sesudah sesuatu siklus
selesai diimplementasikan khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian
diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk
siklus tersendiri.
Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahap dan
siklusnya selalu dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara
peneliti dengan praktisi (guru dan kepala sekolah) dalam sistem sekolah.
Desain keempat tahap atau fase dalam penelitian tindakan kelas tersebut
digambarkan pada gambar berikut ini.
[image:30.595.123.494.313.675.2]Gambar 3.2
Berdasarkan gambar di atas, tahapan dalam penelitian ini meliputi
perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan refleksi
(reflection).
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan (planning),
dalam hal ini setelah mengetahui masalah dalam pembelajaraan, peneliti
merencanakan rencana tindakan dan penerapan model penelitian yang akan
dilakukan sebagai solusi dari masalah pembelajaran tersebut. Sehingga akan
mengetahui kerangka atau gambaran apa saja yang akan dilakukan.
Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah tindakan (action) yang
merupakan implementasi isi rancangan. Tentunya dalam hal ini peneliti
akan menerapakan apa yang telah direncanakan sehingga dapat melakukan
tindakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan.
Tahap ketiga dalam penilitian adalah pengamatan (observe), peneliti
mengamati pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat
penerapan modifikasi permainan bola jaring. Observasi ini dilakukan untuk
mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dan sebagai
bekal untuk perbaikan dalam siklus selanjutnya.
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah refleksi (reflection), yaitu
kegiatan menganalisis kembali terhadap semua yang telah dilakukan dan
hasil serta informasi yang diperoleh. Maksud dalam tahap ini untuk
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan kemudian
dievaluasi sebagai perbaikan dan penyempurnaan tindakan.
Semua tahapan tersebut merupakan satu siklus atau satu putaran
berkelanjutan, artinya apabila telah melakukan tahapan keempat (refleksi)
maka akan keembali lagi pada tahapan pertama (perencanaan) dan
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pada penelitian ini yaitu berbentuk siklus yang akan
dilaksanakan dalam tiga siklus yang satu siklusnya terdiri dari empat tahapan. Sesuai dengan apa yang dipaparkan Sukardi (2003: 212) ”secara umum empat langkah penting dalam penelitian tindakan yaitu
pengembangan perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan
(observe) dan perenungan (reflection) atau disingkat PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematis.”
Berdasarkan kajian diatas berikut ini adalah prosedur penelitian
tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan
Dalam tahapan ini merupakan serangkaian tindakan terencana untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan kelas,
rencana tindakan harus berorientasi ke depan. Dalam hal ini yang dilakukan
yaitu dengan cara penerapan model modifikasi permainan bola jaring untuk
meningkatkan teknik dasar chest pass. Adapun langkah-langkah dalam
perencaannya yaitu sebagai berikut :
1. Mencari sekolah dasar untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
2. Meminta izin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas IV
untuk menjadi observer serta rekan-rekan guru sebagai mitra peneliti.
3. Mengkaji standar kompentensi, kompetensi dasar, indikator serta
tujuan pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani.
4. Membuat perencanaan pembelajaran dengan menerapkan modifikasi
permainan bola jaring.
5. Membuat lembar observasi yang bertujuan mengamati kinerja guru
dan aktivitas siswa.
6. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan pemahaman siswa dan dampak penerapan modifikasi
permainan bola jaring terhadap pembelajaran bola basket khususnya
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan
yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus hati-hati
dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Pada tahapan ini peneliti
menerapkan atau mengimplementasikan rancangan perencanaan yang telah
direncanakan (RPP), yaitu melaksanakan pembelajaran chest pass bola
basket dengan modifikasi permainan bola jaring pada kelas V SDN
Pangrango yang dikemudian di ikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi.
Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus apabila siklus sebelumnya
dirasakan belum berhasil.
c. Tahapan Observasi
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja
siswa. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kinerja guru
atau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk menjadi perbandingan
dari satu siklus yang dilakukan terhadap siklus selanjutnya.
d. Tahapan Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang
terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
dengan cara:
1. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
2. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan.
3. Menyusun rencana kembali yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya
untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus yang akan
E. Instrument Penelitian
Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4
macam, yaitu: pedoman wawancara, lembar observasi, hasil tes dan
dokumentasi.
a. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Nasution dalam
Sudaryono dkk (2013: 35) menyatakan bahwa “wawancara adalah suatu
bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.
Selanjutnya menurut Cresswell dalam Sudaryono dkk (2013: 35)
menyatakan bahwa
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, penbgetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan memberikan
sejumlah pertanyaan terhadap guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan
siswa sebagai peserta didik yang dapat menggambarkan kondisi kegiatan
pembelajaran di SDN Pangrango khususnya pada pembelajaran chest pass.
b. Format Observasi
Sudaryono dkk (2013: 38) menyatakan bahwa:
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-kejaddian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil.
Secara ringkas observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah
tindakan yang merupakan penafsiran dari teori dengan cara mengamati
tentang perencanaan guru, kinerja guru, aktivitas siswa selama proses
hal-hal yang harus diperbaiki, dipertahankan, atau ditingkatkan pada siklus
selanjutnya.
c. Tes
Menurut Sudaryono dkk (2013: 40) tes sebagai instrument pengumpul data adalah “serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Pemberian tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh peningkatan siswa dalam melakukan teknik dasar chestpass
setelah penerapan permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam kegiatan
pembelajaran. Tes yang diberikan pada penelitian ini berupa tes praktek
gerak dasar chest.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran dan data dari suasana pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung di kelas V SDN Pangrango dalam upaya meningkatkan teknik
dasar chestpass melalui permainan bola jaring yang dimodifikasi.
Sebagaimana yang dinyatakan Sudaryono dkk (2013: 41) bahwa:
Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitia, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
Selanjutnya menurut Sudaryono (2013: 41) menyatakan bahwa “hasil
penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada”. Pada penelitian ini dokumentasi yang akan digunakan berupa foto-foto aktivitas siswa dari
setiap siklus.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan
lapangan, tes dan dokumentasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN
Pangrango dikumpulkan serta dirangkum. Data tersebut di bagi menjadi dua
bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan
hasil dari wawancara, observasi dan catatan lapangan. Data kuantitatif
didapatkan dari hasil tes.
Teknik pengolahan data kualitatif yaitu dengan menggunakan
pendekatan kualitatif berupa uraian/ pembahasan. Karena dalam metode
penelitian kelas peneliti akan mengamati proses sebelum, pada saat proses
dan setelah tindakan dilaksanakan.
Teknik pengolahan data kuantitatif yaitu hasil belajar. Dilakukan
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan anak dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket
setelah tindakan dilaksanakan.
2. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil tes, observasi, wawancara dan
catatan lapangan. Bogdan dalam Sugiyono (2005: 89) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat dinformasikan
kepada orang lain”. Proses analisis data dilakukan secara bertahap yaitu :
a) Ketegorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang diperoleh akan
diseleksi dan di himpun sesuai karakteristiknya.
b) Reduksi data. Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data,
merangkum dan memilah serta memilih data yang penting bagi
penelitiannya
c) Klasifikasi data, untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau
3. Validasi Data
Strategi yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas menurut
Hopskin dalam Wiriaatmadja (2007: 168) meliputi empat langkah, yaitu:
1. Member Check
2. Triangulasi 3. Audit Trail 4. Expert Opinion
Setiap langkah tersebut bisa dijadikan dasar informasi, pemeriksaan
dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai
kemajuan atau peningkatan sesuai dengan tujuan penelitian. Penjelasan dari
empat langkah tersebut sebagai berikut :
1. Member Check, yaitu setiap anggota kelompok action research saling
mengecek, menilai, dan memutuskan validitas suatu instrument dengan
cara mengkomfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada
akhir tindakan. Pada tahapan ini setelah peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara mengkonfrimasikan terhadap subjek
penelitian maupun sumber yang berkompeten, peneliti melakukan
diskusi dengan balikan dengan kepala sekolah yang bertujuan untuk
memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka
kegiatan yang dilakukan adalah mengecek:
a. Perencanaan pembelajaran
b. Kinerja guru dalam pembalajaran
c. Aktivitas siswa
d. Hasil belajar siswa
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data dari berbagai sumber
yang diperoleh peneliti untuk meningkatkan kualitas penelitian.
Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta
mendiskusikan hasil yang dilaksanakan bersama dengan teman sejawat.
Hal tersebut dilakukan sebagai keperluan pengecekan derajat
kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh selama penelitian
Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Memvalidasi data perencanaan pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
b. Memvalidasi data kinerja guru pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
c. Memvalidasi data aktivitas siswa pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
d. Memvalidasi data hasil belajar siswa pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
e. Diskusi dengan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
di SDN Pangrango.
3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang
digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya
dengan pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan validasi
yang tinggi. Tahap awal yang dilakukan adalah dengan mengungkapkan
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
dengan rekan-rekan guru.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan keterbukaan dan memaparkan
keadaan yang sejujurnya, dimulai tentang:
a. Data awal chest pass.
b. Data hasil observasi nilai perencanaan pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
c. Data hasil observasi kinerja guru pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
d. Data hasil observasi aktivitas siswa pada setiap siklus dalam
pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola
jaring.
e. Data hasil observasi nilai akhir belajar siswa pada setiap siklus
dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan
bola jaring.
f. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data .
4. Expert Opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti terhadap para ahli (dosen pebimbing), hal ini bertujuan untuk mengecek
kesahihan temuan peneliti dan memperoleh arahan dan masukan
sehingga validitas temuan peneliti dapat di pertanggungjawabkan.
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dan pembimbing.
Dalam hal ini yang dijadikan pembimbing penelitian ini adalah:
a. Dr. Herman Subarjah, M.Si (sebagai pembimbing I)
b. Dewi Susilawati, M.Pd ( sebagai pembimbing II)
Hal tersebut dilakukan selama pelaksanaan pengajuan dan pembuatan
proposal penelitian, bimbingan penyusunan skripsi, pembahasan
masalah yang ada dalam pembelajaran, judul penelitian, masalah dalam
111
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan
modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
chest pass di kelas V SDN Pangrango, penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Pada bagian ini peniliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam
pembelajaran. Pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan
dalam pembelajaran chest pass dalam permainan bola basket, menentukan
tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan modifikasi
permainan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass. Kemudian
menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan
instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan
teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah
pembelajaran dengan permainan bola jaring yang dimodifikasi.
Pada data awal hasil observasi baru mencapai 46,33%, kemudian pada
perencanaan siklus I yaitu meningkat mencapai 65,9% dan belum mencapai
target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan
hasil yang dicapai pada siklus II adalah 83,08%. Dalam siklus III target sudah
dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.
2. Pelaksanaan Kinerja Guru
Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penerapan
modifikasi permaianan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass
bola basket. Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan
tes akhir dan penilaian selama proses pembalajaran. Penilaian proses
pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa
dilakukan dengan tes praktik melakukan permainan bola jaring yang
dimodifikasi dengan menggunakan bola basket.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai
siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya
selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest
pass. Kinerja guru pada data awal mencapai 56,5 %, selanjutnya pada siklus I
mencapai 70,41% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga
diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 89,58%.
Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III
yaitu 100%.
3. Aktivitas Siswa
Peningkatan aktivitas siswa setelah pembelajaran chest pass dengan
modifikasi permainan bola jaring mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis
selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukan
peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa telah berani dan percaya diri
melakukan gerakan chest pass dengan menggunakan modifikasi permainan
bola jaring serta menunjukan sikap disiplin, semangat dan kerjasama dalam
mengikuti pembelajaran.
Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama
penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass.
Aktivitas siswa pada data awal baru mencapai 9,52 %, selanjutnya yang di
capai pada siklus I baru mencapai 26,19% dan belum mencapai target yang
telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang
dicapai adalah 50%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan
dipertahankan pada siklus III yaitu 85,71%.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus
III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama
penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass.
siswa baru mencapai 7,14% dan selanjutnya yang di capai pada siklus I
mencapai 33,33% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga
diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 57,14%.
Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III
yaitu 90,48%.
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar
chest pass melalui penerapan modifikasi permainan bola jaring, dapat
disimpulkan bahwa penerapan modifikasi permainan bola jaring dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pangrango Kelurahan Larangan
Kecamatan Harjamukti dalam melakukan gerakan chest pass.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis
mengajukkan beberapa saran:
1. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan di lapangan dan
menciptakan pembelajaran yang membuat anak aktif, kreatif dan
bersemangat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan melakukan
pembelajaran yang menyenangkan, salah saatunya menerapkan
permainan pada pembelajaran tersebut. Modifikasi permainan bola jaring
dapat digunakan untuk guru dalam upaya meningkatkan gerak dasar
chest pass bola basket.
b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum menerapkan modifikasi
permainan bola jaring, terlebih dulu menyiapkan alat, saran dan
prasa