• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT KOLOID UNTUK SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT KOLOID UNTUK SISWA SMA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL

PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT KOLOID UNTUK SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Maria Fitria Ningsih

0905875

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada

Subpokok Bahasan Sifat Koloid untuk Siswa SMA

Oleh

Maria Fitria Ningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Maria Fitria Ningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL

PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT KOLOID UNTUK SISWA SMA

Oleh:

Maria Fitria Ningsih 0905875

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Mulyono HAM, M.Pd NIP. 195206071980021002

Pembimbing II

Drs. HokcuSuhanda, M.Si NIP. 196611151991011001

Mengetahui

KetuaJurusanPendidikan Kimia

(4)

ABSTRAK

Penuntun praktikum merupakan bahan ajar yang harus dipersiapkan sebelum melakukan praktikum. Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang tersedia masih memiliki beberapa kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penuntun praktikum yang dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid di SMA yang lebih baik dari penuntun praktikum yang telah tersedia. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang dilakukan hingga tahap merevisi hasil uji coba terbatas. Data diperoleh melalui lembar optimasi penuntun praktikum, lembar observasi dan angket. Penuntun praktikum disusun berdasarkan analisis buku teks kimia yang beredar, analisis kekurangan penuntun praktikum yang telah tersedia dan hasil optimasi. Berdasarkan hasil analisis, belum ada buku paket kimia SMA yang menyediakan penuntun praktikum kimia skala kecil dan penuntun praktikum kimia skala kecil yang telah tersedia masih memiliki kekurangan dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Berdasarkan optimasi di laboratorium, komposisi campuran tanah liat dan air yang optimal adalah dengan melarutkan 0,5 gram tanah liat ke dalam 60 mL air. Volume pereaksi optimal yang digunakan dalam menguji sifat koagulasi adalah 1 tetes larutan tawas, 1 tetes larutan Ca(OH)2 dan 1 tetes larutan tawas ditambah 1 tetes larutan Ca(OH)2. Penuntun praktikum hasil pengembangan setelah diujicobakan secara terbatas kepada siswa memiliki keterlaksanaan sebesar 89,51% dan termasuk dalam kategori baik sekali. Penuntun praktikum yang dikembangkan menurut guru dan siswa sudah baik sekali, hal ini dibuktikan dengan persentase yang didapatkan dari angket respon guru dan siswa sebesar 84,17% dan 83,66%.

(5)

ABSTRACT

Experiment guide is the teaching materials which must be prepared before doing experiment in laboratory.The small scale chemistry experiment guide in colloidal properties subtopic for senior high school which have been available is still has several weakness. The purpose of this research is to produce a better experiment guide that is usable in small scale chemistry experiments applied in colloidal properties subtopic for SMA (senior high school). This research was developed using Research and Development method that was limited only until to revise stage trial results. Data were obtained using experiment optimization sheets, questionnaire, and observation sheets. Experiment guide compiled based on analysis of experiment guides in textbooks, analysis of small scale chemistry experiment guide which have been available, and based on the result of optimization in the lab. Based on the result of analysis, there is no textbook for SMA that provide small scale experiments guide and the small scale chemistry experiment guide in colloidal properties subtopic for senior high school which have been available is still has weakness from the content, language, and presentation. Based on the results of the optimization in the laboratory, the most optimal composition of the mixture of clay and water is by dissolving 0.5 grams of clay in 60 mL of water. The most optimal reagent volume which used in coagulation testing are 1 drop of alum solution, 1 drop of Ca(OH)2 solution, and 1 drop of alum solution plus 1 drop of Ca(OH)2 solution. The experiment guide developed in this study was tested to a limited students, the result shown that the experiment guide has 89,51% rate of success and include to excellent categorized. According to teachers and students, the experiment guide has developed excellent, this is evidenced by the percentage from the questionnaire of teacher’s and student’s response are 84,17% and 83,66%.

Keywords: experiment guide, small-scale chemistry experiment, colloidal properties

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 2

C. PEMBATASAN MASALAH ... 3

D. TUJUAN PENELITIAN ... 4

E. MANFAAT PENELITIAN ... 4

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. KARAKTERISTIK ILMU KIMIA... 7

B. METODE PRAKTIKUM ... 8

C. PENUNTUN PRAKTIKUM ... 11

D. PENUNTUN PRAKTIKUM SEBAGAI BAHAN AJAR ... 12

E. TINJAUAN MATERI SISTEM KOLOID ... 14

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN ... 20

B. METODE PENELITIAN ... 20

C. INSTRUMEN PENELITIAN ... 26

D. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN ... 27

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA... 27

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. HASIL STUDI PENDAHULUAN ... 29

B. HASIL PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL ... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. KESIMPULAN ... 46

B. SARAN... ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Pengelompokkan Koloid berdasarkan Fasa Terdispersi dan

Medium Pendispersi………. 15

2.2. Petunjuk Kualitas Air Minum menurut WHO………. 18

3.1. Skor Angket Skala Likert……….. 26

3.2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum……… 26

3.3. Skor Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum………. 27

3.4. Kategori Rentang Skor menurut Arikunto……… 28

4.1. Buku yang Memiliki Penuntun Praktikum Sifat Koloid………….. 29

4.2. Data Pengamatan Optimasi Komposisi Campuran Tanah Liat dan Air dan Optimasi Volume Peraksi ………... 33

4.3. Data Pengamatan Optimasi Pengukuran Waktu Pelaksanaan Penuntun Praktikum………. 36

4.4. Poin Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada Angket Respon Siswa………. 40

4.5. Pernyataan mengenai Keterbacaan Tulisan pada Penuntun Praktikum………. 41

4.6. Pernyataan mengenai Pengantar Percobaan pada Penuntun Praktikum……… 41

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kit Praktikum Kimia Skala Kecil……… 11 2.2. Perbedaan Larutan dan Sistem Koloid Menggunakan Efek Tyndall 15 3.1. Langkah-Langkah Metode Research and Development (R&D)

menurut Sugiyono……… 22

3.2. Alur Penelitian……….. 25

4.1. Air Lumpur 1 dan Air Lumpur 2……….. 32 4.2. Grafik Persentase Keterlaksanaan Penuntun Praktikum Kimia

Skala Kecil ……….. 37

4.3. Grafik Persentase Respon Siswa terhadap Penuntun Praktikum

Kimia Skala Kecil Hasil Pengembangan……….…………. 40 4.4. Grafik Persentase Respon Guru terhadap Penuntun Praktikum

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ... 50

2. SK dan KD Tingkat SMA/MA untuk Siswa Kelas XI Semester 2 ... 53

3. Penuntun yang Tersedia pada Kit Praktikum Kimia Skala Kecil ... 54

4. Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Hasil Pengembangan ... 60

5. Judul Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Hasil Pengembangan yang Telah Direvisi ... 66

6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Penuntun Praktikum ... 67

7. Rubrik Observasi Keterlaksanaan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil ... 68

8. Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Keterlaksanaan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil ... 70

9. Angket Respon Siswa ... 71

10. Hasil Pengolahan Data Angket Respon Siswa ... 72

11. Angket Respon Guru ... 73

12. Hasil Pengolahan Data Angket Respon Guru... .... 74

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu, pembelajaran kimia di sekolah tidak akan terlepas dari kegiatan praktikum. Salah satu sasaran praktikum adalah menuntun dan melatih siswa untuk berfikir dari kongkrit ke abstrak. Belajar akan bermakna jika siswa mampu mengaitkan konsep yang bersifat logik abstrak dengan pengalaman nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam skala laboratorium (Hadi, dkk. 2009).

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada Kurikulum KTSP 2006 kimia untuk SMA/MA menetapkan agar ilmu kimia diterapkan dalam kehidupan siswa diantaranya pada kompetensi dasar 5.2 yang mengemukakan tentang pengelompokkan sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa akan lebih mudah mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari jika siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui praktikum, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan mengenai obyek tersebut (Djamarah. 2010). Oleh karena itu, praktikum dipandang sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk materi sifat koloid.

Saat ini, UNESCO (United Nation Education, Scientific and Cultural Organization) bekerja sama dengan IUPAC (International Union of Pure and

Applied Chemistry) sedang mengembangkan program Microscience. Microscience adalah praktikum sains dengan skala kecil (Singh. 1999). Praktikum kimia skala kecil merupakan praktikum kimia berwawasan lingkungan dengan jumlah zat yang lebih sedikit (Engler, et al. 2000).

(12)

2

dalam semimikro adalah 0,05 gram untuk zat berwujud padat dan satu mL untuk zat berwujud cair dan untuk batasan mikro adalah lima mg untuk zat berwujud padat dan 0,1 ml untuk zat berwujud cair. Zat yang digunakan dalam praktikum kimia skala kecil lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah zat dalam skala makro. Batasan jumlah zat dalam skala makro menurut Svehla (1990) yakni 0,5-1 gram untuk zat berwujud padat dan 20 mL untuk zat berwujud cair.

Dalam pelaksanaan praktikum, salah satu hal yang penting untuk dipersiapkan adalah penuntun praktikum. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan penulis terhadap beberapa buku kimia SMA yang beredar, tidak ada satu pun buku yang menyediakan penuntun praktikum untuk model praktikum kimia skala kecil. Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid masih sulit untuk ditemukan.

Penuntun praktikum termasuk dalam salah satu jenis bahan ajar cetak sehingga dalam penyusunannya pun harus sesuai dengan kriteria penyusunan bahan ajar cetak menurut Diklat/Bimtek KTSP 2009. Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid dengan menggunakan kit praktikum kimia skala kecil yang diciptakan oleh Mulyono HAM sudah tersedia, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dan ketidaksesuaian dengan kriteria penyusunan bahan ajar cetak menurut Diklat/Bimtek KTSP 2009. Kekurangan tersebut diantaranya kekurangan dari segi kelayakan isi, kebahasaan, serta dari segi penyajian dan kegrafikan sehingga penuntun yang telah tersedia perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil

pada Subpokok Bahasan Sifat Koloid untuk Siswa SMA”.

B. Rumusan Masalah

(13)

3

Adapun secara khusus rumusan masalah tersebut terdiri atas:

1. Bagaimana hasil analisis penuntun praktikum pada subpokok bahasan sifat koloid yang terdapat pada buku paket kimia SMA yang beredar?

2. Bagaimana hasil analisis kekurangan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah tersedia?

3. Berapakah komposisi campuran tanah liat dan air serta volume pereaksi yang optimal untuk digunakan dalam percobaan sifat koloid dengan menggunakan kit praktikum kimia skala kecil?

4. Bagaimana keterbacaan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sifat koloid yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat efek Tyndall dan sifat koagulasi.

2. Komposisi campuran tanah liat dan air serta volume pereaksi yang optimal adalah komposisi campuran tanah liat dan air serta volume pereaksi yang menggunakan bahan/zat dengan kuantitas paling minimal.

3. Pengembangan penuntun praktikum kimia skala kecil yang dilakukan pada penelitian ini hanya terfokus pada komponen alat dan bahan serta langkah kerja pada penuntun praktikum.

4. Penuntun praktikum kimia skala kecil ini hanya dikembangkan hingga tahap uji coba terbatas untuk mengetahui keterbacaan penuntun praktikum.

5. Keterbacaan penuntun praktikum dilihat dari dua aspek, yaitu keterlaksanaan penuntun serta respon guru dan siswa terhadap penuntun praktikum. Keterlaksanaan diperoleh melalui lembar observasi selama uji coba terbatas. Respon guru dan siswa diperoleh melalui angket setelah pelaksanaan uji coba terbatas.

(14)

4

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid untuk siswa SMA.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan guru kimia SMA untuk menggunakan penuntun praktikum kimia skala kecil.

b. Memberikan referensi metode pengajaran dengan menggunakan praktikum kimia skala kecil yang lebih efisien dari segi waktu dan biaya serta sedikit resiko kecelakaan.

2. Bagi siswa

a. Membantu siswa dalam memahami materi sifat koloid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mendidik siswa untuk bersikap hemat dalam penggunaan bahan kimia.

c. Memberikan pengalaman baru dalam belajar kimia sehingga dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan memunculkan minat siswa untuk mempelajari kimia lebih lanjut.

3. Bagi calon pengajar kimia SMA/MA

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai proses pembelajaran menggunakan metode praktikum kimia skala kecil.

4. Bagi peneliti lain

(15)

5

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada Subpokok Bahasan Sifat Koloid untuk Siswa SMA” meliputi beberapa bab. Rincian urutan skripsi ini antara lain bab I pendahuluan, merupakan bab awal dari skripsi ini. Pendahuluan terdiri dari subbab latar belakang penelitian yakni alasan dilakukannya penelitian ini antara lain karena belajar kimia tidak akan terlepas dari kegiatan praktikum dan penuntun praktikum merupakan suatu bahan ajar yang harus disiapkan saat akan melakukan praktikum sedangkan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah tersedia masih terdapat kekurangan sehingga perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut, lalu identifikasi dan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengembangan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid untuk siswa SMA, kemudian pembatasan masalah yakni batasan mengenai sifat koloid yang diuji, langkah pengembangan yang dilakukan, serta penggunaan instrumen untuk pengambilan data, lalu tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid bagi siswa SMA, manfaat penelitian ini yaitu agar penuntun praktikum kimia skala kecil yang dihasilkan dapat digunakan untuk pihak-pihak terkait, misalnya siswa dan guru serta struktur organisasi skripsi yang berisi rincian urutan penulisan penelitian ini.

(16)

6

menjelaskan bahwa untuk menjernihkan air lumpur, dibutuhkan bahan koagulan dan bahan netralisasi.

Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan obyek penelitian dimana obyek pada penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia skala kecil yang dioptimasi di Laboratorium Pembelajaran Kimia UPI dan dilakukan pengujian kepada 40 siswa SMA kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung, tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk, instrumen penelitian yang terdiri dari angket, lembar optimasi penuntun praktikum dan lembar observasi, proses pengembangan instrumen dimana pengujian validitas dari instrumen yang digunakan dilakukan oleh dosen pembimbing dan jenis validitas yang dilakukan adalah validitas isi, teknik pengumpulan data dimana data yang diperoleh berasal dari angket dan hasil observasi serta analisis data yang berisi cara mengubah skor yang diperoleh menjadi suatu kesimpulan.

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini melakukan dua uji yaitu uji laboratorium dan uji lapangan. Uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Pembelajaran Kimia UPI. Sedangkan uji lapangan dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung. Uji laboratorium dilakukan untuk optimasi komposisi campuran tanah liat dan air, optimasi volume pereaksi dan optimasi waktu pelaksanaan praktikum. Sedangkan uji lapangan dilakukan untuk mengetahui keterbacaan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah dikembangkan. Uji lapangan dilakukan kepada siswa kelas XI semester 2 yang sedang mempelajari pokok bahasan sifat koloid. Jumlah siswa sebanyak 40 orang yang dibagi menjadi 9 kelompok. Obyek penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia skala kecil pada pokok bahasan sifat koloid.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata. 2010).

Menurut Sukmadinata (2010), dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

(18)

21

akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.

2. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan. 3. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi, tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan hingga tahap metode evaluatif dimana produk yang telah dikembangkan diuji coba secara terbatas dan kemudian dilakukan penyempurnaan.

(19)

22

Langkah-langkah penelitiannya ditunjukkan pada gambar bagan berikut:

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Metode Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2010)

1. Masalah

Masalah yang muncul yang mengakibatkan perlu dilakukannya penelitian ini adalah masih adanya kekurangan yang terdapat dalam penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah tersedia sehingga perlu adanya pengembangan lebih lanjut agar diperoleh penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang lebih baik lagi.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data bersumber dari analisis kurikulum KTSP 2006, buku teks kimia SMA, penuntun praktikum yang tersedia serta wawancara kepada beberapa guru kimia SMA.

(20)

23

koloid yang biasa diajarkan kepada siswa SMA dan melihat penuntun praktikum yang terdapat dalam buku teks kimia SMA diperuntukan untuk jenis praktikum biasa atau praktikum kimia skala kecil. Selain itu dilakukan wawancara kepada beberapa guru kimia SMA untuk mendapatkan informasi mengenai praktikum apa saja yang biasa dilakukan oleh guru-guru tersebut ketika mengajarkan materi sifat koloid kepada siswa dan analisis kekurangan dari penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah tersedia.

Setelah semua data-data tersebut dikumpulkan maka dilakukan langkah untuk mulai mendesain produk.

3. Desain Produk

Langkah awal yang dilakukan dalam tahap mendesain produk ini adalah langkah perencanaan. Setelah diketahui indikator yang harus dicapai siswa, kedalaman materi sifat koloid, praktikum yang biasa dilakukan oleh guru serta kekurangan dari penuntun praktikum kimia skala kecil yang telah tersedia, maka dilakukan perencanaan terlebih dahulu untuk pembuatan penuntun praktikum, instrumen yang akan digunakan dan waktu uji coba kepada siswa.

Perencanaan pembuatan penuntun praktikum kimia skala kecil dimulai dengan menentukan sifat koloid apa saja yang akan diajarkan dengan menggunakan metode praktikum kemudian bahan dan alat apa saja yang akan digunakan serta komposisi atau jumlah bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Selain itu, ditentukan pula instrumen apa saja yang akan digunakan dalam penelitian ini, kemudian diperkirakan waktu pembelajaran topik koloid, jumlah pertemuan pada topik koloid ditentukan serta menentukan alokasi waktu pada pertemuan yang menggunakan metode praktikum untuk pokok bahasan sifat-sifat koloid. Setelah semua yang akan dilakukan terencana dengan baik maka penuntun praktikum mulai dikembangkan.

(21)

24

campuran tanah liat dan air serta optimasi volume pereaksi yang akan digunakan. Setelah mendapatkan komposisi campuran tanah liat dan air dan volume pereaksi yang optimal, penuntun praktikum pun disusun dan kemudian dilakukan optimasi waktu pelaksanaan praktikum dan penyusunan instrumen yang akan digunakan.

4. Validasi Desain

Penuntun praktikum kimia skala kecil dan instrumen yang telah disusun divalidasi secara berulang oleh dosen-dosen pembimbing yang berkompeten pada bidang kimia skala kecil sehingga dihasilkan produk yang dapat diuji coba kepada siswa.

5. Revisi Desain

Setelah divalidasi oleh dosen-dosen yang berkompeten pada bidang kimia skala kecil, maka diketahui berbagai kekurangan dari penuntun praktikum kimia skala kecil yang telah dikembangkan dan instrumen yang telah dibuat. Penuntun praktikum kimia skala kecil yang telah dikembangkan dan instrumen yang telah dibuat pun diperbaiki sesuai dengan saran yang telah diberikan oleh validator.

6. Uji Coba Produk

Uji coba penuntun praktikum kimia skala kecil berupa uji coba terbatas yang dilaksanakan pada satu kelas. Pada uji coba terbatas diamati tingkat keterlaksanaan penuntun praktikum kimia skala kecil, lalu dilihat respon siswa dan guru terhadap penuntun praktikum.

7. Revisi Produk

(22)

25

Untuk memperjelas alur dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur Penelitian Pengembangan Produk

Uji Coba Terbatas

Penuntun Praktikum

Temuan Penelitian, Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil

yang telah tersedia

Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen

(23)

26

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru tentang penuntun praktikum kimia skala kecil. Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dkk. 2009). Angket dibuat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan. 2007). Angket disajikan dalam bentuk pernyataan positif. Siswa dan guru diminta untuk menanggapi pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Angket diberikan kepada setiap siswa yang telah melakukan praktikum kimia skala kecil dengan menggunakan penuntun praktikum kimia skala kecil yang telah dikembangkan dan kepada guru kimia yang mengamati pelaksanaan praktikum kimia skala kecil dan membaca penuntun praktikum kimia skala kecil yang dikembangkan.

Tabel 3.1 Skor Angket Skala Likert Jawaban Item Instrumen Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum

Lembar optimasi penuntun praktikum digunakan untuk mencatat data pengamatan selama optimasi penuntun praktikum dilakukan.

Tabel 3.2 Tabel Pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Penuntun Praktikum Jenis

Air lumpur

Jumlah Pereaksi Waktu

(24)

27

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan penuntun praktikum kimia skala kecil. Lembar observasi ini diberikan kepada observer yang mengamati kegiatan praktikum setiap kelompok pada saat praktikum kimia skala kecil dilakukan. Lembar observasi ini menggunakan nilai sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan praktikum. Keterangan skor yang diberikan terdapat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3 Skor Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum Jawaban Item Instrumen Skor

Dilakukan dengan benar 2

Dilakukan dengan kurang benar 1

Tidak dilakukan 0

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi terlebih dahulu. Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas isi (content validity). Validitas isi adalah suatu alat ukur yang dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut.

Cara menilai atau menyelidiki validitas isi suatu alat ukur ialah dengan

melakukan “judgement” oleh kelompok ahli dalam bidang yang diukur. Dalam hal ini, peneliti meminta pertimbangan dari dosen-dosen pembimbing yang berkompeten pada bidang kimia skala kecil.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dikumpulkan melalui: 1. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa dan guru tentang penuntun praktikum kimia skala kecil.

2. Lembar Observasi

(25)

28

F. Analisis Data

1. Angket

Untuk menarik kesimpulan pada angket respon siswa maupun guru, skor yang didapatkan pada angket dicari rata-rata dari seluruh butir pernyataan. Kemudian diubah menjadi persentase skor. Selanjutnya persentase skor dimasukkan ke dalam kategori menurut Arikunto (2009) pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kategori Rentang Skor menurut Arikunto Rentang Persentase Skor Kategori

81 – 100 Baik sekali

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

< 21 Kurang sekali

2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum

Skor yang diperoleh dari setiap pernyataan pada lembar observasi keterlaksanaan praktikum diubah terlebih dahulu menjadi persentase skor.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Belum ada buku paket kimia SMA yang menyediakan penuntun praktikum kimia skala kecil dan sebagian besar percobaan yang dilakukan kurang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subpokok bahasan sifat koloid yang telah tersedia masih memiliki kekurangan dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

3. Melalui uji laboratorium didapatkan komposisi campuran tanah liat dan air yang optimal adalah dengan melarutkan 0,5 gram tanah liat ke dalam 60 mL air dan volume pereaksi optimal adalah satu tetes larutan tawas, satu tetes larutan Ca(OH)2 dan satu tetes larutan tawas ditambah satu tetes larutan Ca(OH)2.

4. Melalui uji lapangan, diketahui keterbacaan penuntun praktikum yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik sekali karena berada pada rentang 81-100%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan uji coba lebih luas sebagai pengembangan dari penuntun praktikum hasil penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. dkk. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press.

____________. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook (Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, R. W., dan Liliasari. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Diklat/Bimtek KTSP 2009. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Engler, J., et al. (2000). ”Small-Scale Chemistry”. Michigan Department of Enviromental Quality.

Fatimah, N. (2012). Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam-Basa Alami untuk SMP/MTs. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hadi, dkk. (2009). Upaya Mengatasi Keterbatasan Pelaksanaan Praktikum Kimia di SMA/MA Melalui Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil. Penelitian Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.

Hainen, N. et al. (2008). Chemistry Matter and Change. USA: The McGraw-Hill Companies.

(28)

48

Kementrian Pendidikan Nasional. (2001). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 36/D/O/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen. Dokumen Kemendiknas: Tidak Diterbitkan.

_____________________________. (2011). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA secara Terpadu. Dokumen Kemendiknas: Tidak Diterbitkan.

Manan, M. H.A. (2002). Ilmu Kimia 2. Bandung: Acarya Media Utama.

_____________. (2006). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.

Narbuko, C. dkk. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nebergall, H. (1957). Basic Laboratory Studies in College Chemistry with a Supplement in Semimicro Qualitative Analysis. USA: D. C. Heath and Company.

Nuryanti, B.L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri.

Partana, C. F., dkk. (2009). Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Quagliano, J. V. (1964). Chemistry. New York: Prentice Hall.

Riduwan, Drs. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

(29)

49

Singh, M. et al. (1999). “Microscale Chmistry and Green Chemistry:

Complementary Pedagogis.” Journal of Chemistry Education. 76 (112),

1684-1688.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukmadinata, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. London: Longman Group Limited.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Metode Penelitian dan Pengembangan menurut
Gambar 3.2 Alur Penelitian Temuan Penelitian, Analisis Data dan Pembahasan
+4

Referensi

Dokumen terkait

By referring to the figure in Table 8, it can be concluded that if the increment of the Regional Minimum Wages set by the Local Government are really based on the Proper Living

(1) Guru dalam jabatan yang dipindahkan pada bidang tugas yang tidak sesuai dengan sertifikat yang dimiliki tetapi mengampu beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&amp;D). Pengembangan sistem informasi ini dilakukan dengan 4 tahap sesuai dengan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk siswa, guru, pihak sekolah, dan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan pembelajaran IPS yang bermakna dan

Manfaat dari penelitian ini adalah menjadi bahan informasi bagi petani kubis-kubisan dan pihak lain yang terkait tentang jenis patogen utama yang menyerang

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Maka masalah utamanya yang diterangkan dalam penulisan ilmiah ini adalah Aplikasi screen saver dengan visual basic versi 6.0, tetapi penulisan ilmiah ini juga akan membahas secara

Submitted to Faculty of Cultural Studies University of Sumatera Utara Medan.. in partial fulfillment of the requirements for the degree of Sarjana