Siti Fatimah, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci dan Keterampilan Membaca Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA MUTIARA
ABSTRAK ……… i
ABSTRAKT ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv
DAFTAR ISI ……… iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……… 4
C. Batasan Masalah ……… 4
D. Rumusan Masalah ……… 5
E. Tujuan Penelitian ……… 5
F. Manfaat Penelitian ……… 5
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Pengertian Kata Kunci ……… 7
1. Ciri-ciri Kata Kunci ……… 9
B. Pengertian Pemahaman ……… 13
C. Membaca ……… 14
1. Hakikat Membaca ……… 14
2. Aspek-aspek Membaca ……… 15
3. Jenis dan Tujuan Membaca ……… 17
4. Proses Membaca ……… 20
D. Pemahaman Membaca ……… 22
E. Kerangka Berpikir ……… 23
F. Hipotesis ……… 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 25
C. Variabel dan Desain Penelitian ……… 25
D. Instrumen Penelitian ……… 26
E. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 27
F. Teknik Analisis Data ……… 27
Siti Fatimah, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci dan Keterampilan Membaca Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……… 35
1. Data Kemampuan Menentukan Kata Kunci ……… 35
2. Data Keterampilan Membaca ……… 36
B. Uji Persyaratan Analisis ……… 36
1. Uji Homogenitas Data X Y ……… 36
2. Uji Normalitas Data X Y ……… 37
C. Analisis Data ……… 38
1. Koefisien Korelasi X dan Y ……… 38
2. Uji Koefisien Korelasi ……… 38
3. Uji Koefisien Determinasi ……… 39
5. Uji Keberartian dan
Kelinearan Regresi
……… 39
6. Uji Koefisien Arah Regresi ……… 40
D. Pengujian Hipotesis ……… 40
E. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 44
B. Saran ……… 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa dikelompokan menjadi dua yaitu, keterampilan
reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),
serta keterampilan produktif yang terdiri atas berbicara (Sprechfertigkeit) dan
menulis (Schreibfertigkeit). Keterampilan menyimak merupakan proses menerima
suara, hal ini adalah langkah awal dari proses interaktif. Keterampilan membaca
merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna atau informasi.
Pada proses membaca siswa tidak hanya melihat sekilas, akan tetapi dalam
hal ini siswa melihat, membaca kemudian memahami bacaan tersebut.
Keterampilan berbicara mengharuskan adanya pemahaman dari pendengar yaitu
dalam bentuk sebuah kalimat yang memiliki makna. Keterampilan menulis
memiliki kesulitan tersendiri karena adanya keteraturan penguasaan dari berbagai
unsur kebahasaan kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Jika salah satu keterampilan diajarkan dengan baik, maka akan menunjang
keterampilan berbahasa yang lainnya, begitupun sebaliknya.
Pada pembelajaran bahasa asing di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
memiliki program bahasa asing khususnya bahasa Jerman, keempat keterampilan
yang telah disebutkan di atas sudah dipelajari oleh siswa dan sebaiknya siswa
keempat keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat menguasai satu
keterampilan mendasar sebagai penunjang dalam menguasai keterampilan
lainnya, yaitu keterampilan membaca (Lesefertigkeit).
Membaca merupakan kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Seiring waktu dan teknologi yang berkembang diharapkan membaca
dapat dijadikan sebagai budaya. Membaca tidak hanya melalui media buku/kertas
saja melainkan membaca dapat dilakukan melalui berbagai media yang tersedia
sekarang ini. Ada pepatah yang mengatakan bahwa membaca adalah jendela
dunia. Kalimat ini mengandung makna bahwa membaca mengantarkan bagi siapa
saja khususnya pelajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pengalaman pribadi selama menjadi guru praktikan PPL
(Program Pengalaman Lapangan) bahasa Jerman di SMA Negeri 16 Bandung
terlihat bahwa kemampuan siswa pada keterampilan membaca menjadi salah satu
keterampilan yang sulit untuk dikuasai, terutama pada tingkatan membaca
pemahaman (Leseverstehen), sehingga siswa belum dapat mencapai hasil yang
maksimal dalam membaca teks bahasa Jerman. Hal ini dapat terlihat dari hasil
nilai tugas siswa yang masih kurang maksimal. Agar dapat memahami dan
menggali isi teks, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat melafalkan lambang
bunyi atau huruf dengan baik dan benar, namun siswa juga perlu menerjemahkan
dan memahami isi teks yang dibaca.
Bagi siswa membaca merupakan kegiatan yang wajib dilakukan,
contohnya membaca buku pelajaran, karena dalam hal ini diperlukan pemahaman
3
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik
pembaca. Selain dari itu, penulis memiliki pengalaman ketika menjadi praktikan
di SMA, beberapa siswa menyampaikan kekurangan mereka dalam kemampuan
memahami sebuah teks pelajaran bahasa Jerman.
Keterbatasan kemampuan siswa dalam pemahaman membaca dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti menentukan kata kunci dalam sebuah
kalimat, motivasi dalam membaca, kebiasaan membaca, minimnya pengetahuan
kosakata serta waktu yang dibutuhkan dalam membaca sebuah teks. Pada
dasarnya faktor-faktor kemampuan siswa dalam pemahaman membaca itu akan
berbeda satu sama lain. Siswa dapat memahami sebuah teks karena ada pengaruh
kosakata yang diketahuinya. Setiap kalimat terdiri dari beberapa unsur kata yang
membangunnya. Dari kata-kata itulah siswa dapat mengerti arti kalimat tersebut,
namun siswa tidak harus mengetahui arti setiap kata.
Hubungan kemampuan siswa menentukan kata-kata kunci dan
keterampilan membaca, bagi penulis merupakan penelitian yang menarik untuk
diteliti. Oleh karena itu penulis berasumsi bahwa menentukan kata-kata kunci
merupakan faktor yang dapat membantu siswa dalam memahami sebuah teks
bahasa Jerman. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini diberi judul
“HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENENTUKAN KATA-KATA
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah di
antaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana cara siswa untuk dapat memahami sebuah teks?
2. Seberapa sering siswa membaca teks bahasa Jerman?
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan siswa dalam membaca sebuah teks berbahasa
Jerman?
4. Apa yang dilakukan siswa agar dapat membaca secara efektif?
5. Apa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami sebuah teks?
6. Apakah siswa sudah mengenal istilah kata kunci?
7. Apa kesulitan siswa dalam menentukan kata kunci?
8. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa kesulitan saat menentukan kata kunci?
9. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan menentukan kata-kata kunci dan
keterampilan membaca?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian
ini, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan antara kemampuan menentukan
5
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menentukan kata-kata kunci di dalam
teks?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam keterampilan membaca (memahami teks)?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan menentukan kata-kata kunci dan
keterampilan membaca teks siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman?
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dipilih, adapun tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan kata-kata kunci di dalam teks.
2. Mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan membaca (memahami teks)
bahasa Jerman.
3. Mengetahui korelasi antara kemampuan menentukan kata-kata kunci dan
pemahaman membaca teks bahasa Jerman.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi siswa
Penelitian ini berguna untuk mengetahui bagaimana cara menentukan kata-kata
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses pengajaran bahasa Jerman,
khususnya dalam pembelajaran membaca. Dengan adanya penelitian ini,
diharapkan guru dapat menerapkan metode atau teknik serta strategi yang tepat
dalam pengajaran membaca teks bahasa Jerman.
3. Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk memahami hubungan antara kemampuan
menentukan kata-kata kunci dan keterampilan membaca bagi siswa dalam
memahami sebuah teks bahasa Jerman serta menjadi tambahan informasi bagi
25
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis
kegiatan penelitan korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel atau
lebih, tanpa melakukan perubahan terhadap data yang sudah ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih dengan menggunakan teknik analisis korelasi untuk
mengetahui berapa besar hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 16 Bandung pada semester
ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
C. Variabel dan Desain Penelitian
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
variabel bebas (X) atau yang sering disebut predictor dan variabel terikat (Y)
atau criterion.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “kemampuan menentukan
kata-kata kunci”, sedangkan variabel terikatnya adalah “keterampilan
r
X = variabel bebas (kemampuan menentukan kata-kata kunci)
Y = variabel terikat (keterampilan membaca)
r = Hubungan antara kemampuan menentukan kata-kata kunci dan keterampilan
membaca.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes kemampuan menentukan kata-kata kunci. Tes ini terdiri atas lima soal,
setiap soal berisi tiga jawaban, jumlah keseluruhan menjadi 15 soal. Tes
ini dilakukan dengan cara mengisi kata kunci di tempat jawaban yang telah
disediakan. Melalui tes ini akan diketahui bagaimana kemampuan siswa
dalam menentukan kata-kata kunci.
(Sumber: Fit für Goethe-Zertifikat A1 :18-20)
2. Tes keterampilan membaca. Tes ini terdiri atas tiga kategori,yaitu
Globales Leseverstehen (membaca global) dengan soal berbentuk pilihan
ganda, Selektives Leseverstehen (membaca selektif) dengan soal berbentuk
pilihaan ganda dan Detailiertes Leseverstehen (membaca detail) dengan
soal berbentuk benar atau salah (richtig oder falsch).
(Sumber: Kontakte Deutsch 2: 104, Mit Erfolg zu Fit in Deutsch 1: 12)
27
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 16 Bandung kelas XII
semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Teknik Sampling yang digunakan adalah
Probability Sampling (Sampling Probabilitas) yaitu teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Oleh karena itu, peneliti menggunakan salah satu jenis
teknik sampling yang termasuk ke dalam teknik Probability Sampling yaitu,
Simple Random Sampling yang dikenal juga sebagai sampling acak yakni cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak tanpa memperhatikan
tingkatan yang ada pada populasi tersebut. Teknik sampling ini dipilih karena
anggota populasi dianggap memiliki kemampuan yang sama. Setiap anggota
populasi dianggap homogen dan representatif sehingga hasil penelitian ini dapat
digeneralisasikan terhadap seluruh anggota populasi. Sampel dipilih satu kelas
secara acak dari tujuh kelas yang ada di SMAN 16 Bandung.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas Data X dan Y
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk menguji validitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini, maka dilakukan analisis butir soal-soal. Butir-butir soal yang telah
disusun, diujicobakan kepada populasi yang sama (bukan kelas sampel).
Nilai validitas (rxy) pada uji validitas dalam penelitian ini ditetapkan
tidak valid. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jika terdapat butir soal yang
kurang dari 0,30, maka soal dibuang. Adapun interpretasi dari hasil perhitungan
koefisien validitas dapat diklasifikasikan dalam tabel berikut
Tabel 1a
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci
29
Yunia Wulandari, 2013
31
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, maka instrumen yang
dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga diperoleh butir soal kemampuan
menentukan kata-kata kunci sebanyak 15 butir dan butir soal keterampilan
membaca sebanyak 25 butir (lihat lampiran 4&5).
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Homogenitas Data X dan Y
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam variabel
X dan Y bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari standar deviasi variabel X dan Y
2. Mencari Fhitung dengan varians X dan Y
pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut n-1 (untuk varians
terkecil). Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka data tersebut bersifat
homogen.
b. Uji Normalitas Data X dan Y
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, maka kesimpulan dalam penelitian tidak
berlaku. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors. Jika L
hitung lebih kecil dari L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui berapa besar hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini hubungan antara
kemampuan menentukan kata-kata kunci dan keterampilan membaca. Untuk itu,
digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, sebagai berikut :
r
xy =33
Yunia Wulandari, 2013
Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik
Setelah diperoleh nilai r, lalu diuji signifikansinya dengan menggunakan
uji t. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabeldengan α = 0,05, maka koefisien korelasi
tersebut signifikan.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y dilakukan penghitungan koefisien determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus
KD= r2 x 100%
4. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi variabel Y bila variabel X
diketahui. Regresi sederhana dianalisis karena didasari oleh hubungan kausal
variabel X dan variabel Y.
Analisis regresi dapat diketahui dengan cara mencari persamaan regresi
sederhana Ŷ= a+bx. Kemudian diuji keberartian (signifikansi) dan kelinearannya
dengan menggunakan penghitungan analisis varians (ANAVA). Selain itu,
dianalisis pula koefisien arah regresinya dengan menggunakan uji t.
Jika dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara variabel X dan
variabel Y, maka penelitian ini tidak dilanjutkan dengan analisis regresi,
H0 : rxy = 0
H1 : rxy≠ 0
Hipotesis H0 diterima jika tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara variabel X dan variabel Y. Hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima jika terdapat hubungan positif yang signifikan antara
53
Siti Fatimah, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci dan Keterampilan Membaca Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kemampuan
menentukan kata-kata kunci dan keterampilan membaca, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil tes kemampuan menentukan kata-kata kunci siswa SMAN
16 Bandung, diperoleh nilai tertinggi 87 (skala 0-100) dan nilai terendah 48
(skala 0-100). Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 63,2. Berdasarkan nilai
rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
menentukan kata-kata kunci termasuk ke dalam kategori cukup.
2. Berdasarkan hasil tes keterampilan membaca, diperoleh nilai tertinggi 88
(skala 0-100) dan nilai terendah 60 (skala 0-100). Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 77,23. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam keterampilan membaca termasuk ke dalam
kategori baik.
3. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,70 menunjukkan bahwa hubungan
kemampuan menentukan kata-kata kunci dengan keterampilan membaca
kemampuan menentukan kata-kata kunci dan keterampilan membaca.
4. Kemampuan menentukan kata-kata kunci memiliki peranan cukup penting
dalam keterampilan membaca. Hal ini dibuktikan melalui kontribusi
kemampuan menentukan kata-kata kunci terhadap keterampilan membaca
berdasarkan hasil penghitungan koefisien determinasi sebesar 49%.
B. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca
yaitu memahami bacaan (teks), diperlukan kemampuan menentukan kata-kata
kunci yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka
peneliti ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Siswa sebaiknya dapat memahami dan mengetahui dengan baik kata-kata
kunci sehingga mereka bisa meningkatkan pemahaman bacaan dengan lebih
baik. Siswa harus sering berlatih, menemukan kata-kata penting dalam teks.
2. Siswa disarankan mengetahui strategi membaca dalam menggunakan salah
satu jenis teks. Dalam teks tersebut siswa juga memperhatikan kata-kata
kunci contohnya kata tidak, banyak, sedikit, sering dan lain-lain. Selain itu,
untuk mengukur pemahaman siswa yaitu dengan cara sering berlatih dalam
55
Siti Fatimah, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci dan Keterampilan Membaca Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Adanya penelitian- penelitian lain yang mengkaji pembahasan serupa dengan
jumlah sampel yang lebih banyak dan penggunaan instrumen yang lebih
Aleka dan Achmad. H. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Bechtel, C dan Simson, E. (1984). Lesen und Verstehen. Ismaning: Max Hueber Verlag
Djiwandono, P. Istiarto (2002). Strategi Membaca Bahasa Inggris. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Georgiakaki, Manuela. (2002). Lesetraining für Jugendliche und junga Erwachsene in
der Grundstufe. Ismaning: Hueber Verlag
Gerbes, J dan Werff, F. (2007). Fit für Goethe-Zertifikat A1. Ismaning: Hueber Verlag
Goethe Institut. (2012). Schlüsselwörter. [Online]. Tersedia: www.goethe.de
[12 Mei 2012]
Harras, Kholid. A. (2011). Definisi Membaca. [Online]. Tersedia: http//pustaka.ut.ac.id.
[1 Juli 2012)
http://de.wikipedia.org. [Online] [2 Juni 2012]
http://partner.alp.dillingen.de [Online] [20 September 2012)
Huneke, Hans. W dan Steinig. W. (1997). Deutsch als Fremdsprache: Eine Einführung.
Berlin: Erich Schmidt Verlag GmbH
Leavau, Inge. (1985). Sach- und Fachtexte im Unterricht DaF: Methodisch- didaktische
Vorschlage für Lehrer. München: Goethe Institut
Owl Tu-Darmstadt. (2002). Leseziele. [Online]. Tersedia: www.owl.tu-darmstadt.de/owl.
[20 September 2012]
57
Siti Fatimah, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Menentukan Kata-Kata Kunci dan Keterampilan Membaca
Rampillon, Ute. (1989). Lerntechniken im Fremdsprachen Unterricht. München: Max
Hueber Verlag
Surkampf, Carola. (2010). Metzler Lexikon Fremdsprachendidaktik. Stuttgart&Weimar:
Verlag J.B. Metzler
Weng, Ingrid. (2008). Aspekte Textverstehens. [Online]. Tersedia:
http://logopaedieschweiz.ch/media/bulletin_archiv/ [10 Oktober 2012)
Westhoff, Gerard. (2005). Fertigkeit Lesen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt
Wicke, Reiner. E (2008). Leseverstehen. [Online]. Tersedia: www.leseverstehen.de
[21 Juni 2012]