• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan indeks harga saham gabungan menggunakan runtun waktu fuzzy dengan partisi interval berdasarkan frekuensi densitas M0111079 Artikel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan indeks harga saham gabungan menggunakan runtun waktu fuzzy dengan partisi interval berdasarkan frekuensi densitas M0111079 Artikel"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN

RUNTUN WAKTU FUZZY DENGAN PARTISI INTERVAL

BERDASARKAN FREKUENSI DENSITAS

Sylvia Swidaning Putri, Winita Sulandari dan Muslich

Program Studi Matematika FMIPA UNS

ABSTRAK. Indeks harga saham gabungan merupakan salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi karena perkembangan pasar modal sangat dipengaruhi oleh kegiatan investasi para investor. Dalam penelitian ini, metode runtun waktu fuzzy dengan partisi interval berdasarkan frekuensi densitas orde satu, orde dua, dan orde tiga diterapkan untuk meramalkan data indeks harga saham gabungan dari bulan Januari 2012 sampai dengan Agustus 2015. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa orde dua menghasilkan nilai peramalan yang lebih baik dibanding orde satu dan tiga dengan penentuan interval pada runtun waktu fuzzy

berdasarkan frekuensi densitas.

Kata kunci: IHSG, runtun waktu fuzzy, partisi interval berdasarkan frekuensi densitas

1. PENDAHULUAN

Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan salah satu indikator

penggerak harga saham. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi ekspektasi investor

atas kondisi fundamental negara maupun global (Pasaribu dkk., 2008). Peningkatan

IHSG mempengaruhi pasar modal sehingga investor akan mengambil keputusan

menjual saham, sedangkan penurunan IHSG akan menyebabkan investor tidak

menjual saham.

Peramalan perlu dilakukan sehingga investor mempunyai pandangan

tentang keadaan IHSG di masa mendatang. Hansun (2012) menggunakan metode

runtun waktu fuzzy untuk meramalkan IHSG dan menyatakan bahwa metode runtun

waktu fuzzy memberikan hasil peramalan yang cukup baik. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Huarng (2001) dan Huarng dan Yu (2006) diketahui bahwa

penentuan interval mempengaruhi hasil peramalan. Huarng (2001) melakukan

peramalan runtun waktu fuzzy dengan penentuan interval berbasis rata-rata

(average based). Metode ini diterapkan untuk meramalkan pendaftaran Universitas

Alabama dan menghasilkan peramalan yang efektif. Huarng dan Yu (2006)

memperkenalkan metode penentuan interval berbasis rasio pada runtun waktu fuzzy

(2)

commit to user

2

(TAIEX). Tahun 2008, Jilani dan Burney mengembangkan metode penentuan

interval dengan mempartisi kembali interval menggunakan frekuensi densitas

disertai pembobot yang digunakan berdasarkan arah tren. Penerapan peramalan

pada TAIEX menghasilkan nilai akurasi lebih baik karena interval dipartisi kembali

sehingga residu yang diperoleh lebih kecil. Pada penelitian berikutnya, Jilani et al.

(2010) menerapkan kembali metode penentuan interval berdasarkan frekuensi

densitas untuk meramalkan pendaftaran di Universitas Alabama tetapi tidak

menggunakan pembobot dalam penentuan nilai peramalan.

IHSG adalah data yang mempunyai pola tren, sehingga metode Jilani dan

Burney (2008) dengan penentuan interval pada runtun waktu fuzzy berdasarkan

frekuensi densitas dapat diterapkan dalam peramalan IHSG. Perhitungan peramalan

pada metode tersebut menggunakan pembobot berdasarkan arah tren. Pada

penelitian ini, peramalan IHSG menggunakan runtun waktu fuzzy orde satu, dua,

dan tiga dalam penentuan interval berdasarkan frekuensi densitas.

2. RUNTUN WAKTU FUZZY

Runtun waktu fuzzy adalah metode peramalan yang menggunakan

prinsip-prinsip fuzzy sebagai dasarnya. Metode runtun waktu fuzzy pertama kali

diperkenalkan oleh Song dan Chissom (1993, 1994) untuk meramalkan pendaftaran

Universitas Alabama. Song dan Chissom (1993, 1994) menyatakan bahwa jika

himpunan semesta � ⊂ �, = , , … , dengan � = , , …, adalah

himpunan fuzzy dan jika � kumpulan dari � , � , … maka � adalah

runtun waktu fuzzy pada � . Runtun waktu fuzzy � dapat disebut sebagai

variabel linguistik dengan � sebagai nilai linguistik yang mungkin dari � . Jika

� = � dipengaruhi oleh � − = �, maka relasi logika fuzzy antara �

dengan � − adalah � → �, sedangkan jika � = � dipengaruhi oleh

� − , � − , … , � − = � , � , … � maka relasi logika fuzzy orde ke-n

(3)

commit to user

3

3. RUNTUN WAKTU FUZZY-PARTISI INTERVAL BERDASARKAN

FREKUENSI DENSITAS

Menurut Jilani dan Burney (2008) penentuan interval pada runtun waktu

fuzzy dilakukan dengan mempartisi interval berdasarkan frekuensi densitas. Berikut

ini adalah langkah metode penentuan interval pada runtun waktu fuzzy berdasarkan

frekuensi densitas.

(1) Menentukan himpunan semesta � = [� − � , � + � ] dengan �

dan � adalah nilai minimum dan maksimum, sedangkan � dan � adalah

sembarang bilangan positif.

(2) Membagi himpunan semesta U menjadi beberapa interval , , … ,

dengan panjang yang sama.

(3) Menentukan frekuensi data historis pada masing-masing interval.

Mengurutkan interval-interval berdasarkan frekuensinya, dari frekuensi

tertinggi sampai dengan terendah. Menentukan interval yang mempunyai

frekuensi tertinggi dan dibagi dalam n subinterval yang sama panjang.

Kemudian menentukan interval yang mempunyai frekuensi tertinggi kedua dan

dibagi dalam n-1 subinterval yang sama panjang. Interval yang mempunyai

frekuensi terendah tidak dibagi menjadi subinterval. Jika tidak ada frekuensi

data pada sebuah interval, maka interval dihapuskan.

(4) Mendefinisikan himpunan fuzzy � pada himpunan semesta U dengan

menggunakan partisi interval berdasarkan data frekuensi ′ , ′ , … , ′ .

(5) Menentukan relasi logika fuzzy (RLF) dan menentukan grup relasi logika fuzzy

(GRLF) dari semua relasi logika fuzzy.

(6) Menentukan hasil peramalan. Nilai peramalan �̂�, dihitung menggunakan

rumus,

a) untuk =

�̂�, = � + �

( � �+ � �) )

(4)

commit to user

4 �̂�, =

(

= −+ � �−

( − �+ �

( �+

�+

( + � )

c) untuk =

�̂�, = � − + �

( � −

− �+ � �)

) �

dengan < � ≤ , adalah nilai tengah dari interval ′ dan � adalah

pembobot. Kriteria untuk pemilihan pembobot pada �̂�, sebagai

berikut.

1. Jika � − − � − − � − − � − > �, maka nilai

tren naik dan pembobot pada �̂�, menjadi � = , � = . , � =

. , � = , �+ = . , � = . , dan � =

2. Jika � − − � − − � − − � − < �, maka nilai

tren turun dan pembobot �̂�, menjadi � = , � = . , � =

. , � = , �+ = . , � = . , dan � =

3. Jika � − − � − − � − − � − = �, maka nilai

tren tidak berubah dan pembobotpada �̂�, menjadi � = , � = . ,

�− = . , � = , �+ = . , � − = . , dan � =

dengan � adalah suatu konstanta sedemikian hingga nilai akar rata-rata

kuadrat residunya minimum.

4. METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data IHSG dengan

periode bulanan. Terdapat 44 data yang diambil dari bulan Januari 2012 – Agustus

2015. Data dikelompokkan menjadi dua, yaitu 39 data periode Januari 2012 – Maret

2015 sebagai data pelatihan dan 5 data periode April – Agustus 2015 sebagai data

pengujian. Berikut adalah langkah analisis data yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan penelitian.

(1) Menentukan himpunan semesta U pada data IHSG kemudian membagi

(5)

commit to user

5

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041424344

IH

SG

(Poi

n

)

t (Bulan)

(2) Menentukan frekuensi pada data historis masing-masing interval untuk

mempartisi interval kembali.

(3) Menentukan himpunan fuzzy� berdasarkan partisi interval dengan frekuensi

densitas.

(4) Menentukan fuzzifikasi data historis

(5) Menentukan grup relasi logika fuzzy dari hasil fuzzifikasi untuk orde satu, dua,

dan tiga.

(6) Menentukan peramalan data pada waktu ke = , , … , dengan metode

Jilani dan Burney (2008).

(7) Menghitung akurasi hasil peramalan root mean square error (RMSE) dan

meramalkan satu periode ke depan.

5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data IHSG merupakan data runtun waktu. Plot data runtun waktu IHSG

disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Pola data IHSG periode Januari 2012 – Agustus 2015

Gambar 1 menunjukkan pola data IHSG terlihat meningkat pada waktu

tertentu sehingga data mengandung pola tren. Berikut adalah langkah metode

runtun waktu fuzzy dengan partisi interval berdasarkan frekuensi densitas untuk

meramalkan IHSG.

(1) Menentukan himpunan semesta menjadi sebuah interval. Data terkecil pada

IHSG adalah 3832,82 dan data terbesar adalah 5518,67, dipilih � = ,

dan � = , sehingga diperoleh himpunan semesta � = [ , ].

� = [ , ] dibagi menjadi 8 interval, dengan = [ , ], =

(6)

commit to user

6

(2) Menentukan frekuensi densitas masing-masing interval. Dari Tabel 1 diperoleh

7 frekuensi berbeda. Kemudian interval diurutkan berdasarkan frekuensinya,

dari frekuensi tertinggi sampai dengan terendah. Interval tertinggi dipartisi

menjadi 7 subinterval, interval tertinggi kedua dipartisi menjadi 6 subinterval

dan seterusnya sampai dengan interval terendah tidak dipartisi.

(3) Menentukan himpunan fuzzy � dari masing-masing interval yang diperoleh

pada Langkah 2. Setelah dilakukan partisi didapatkan 27 interval, dengan ,=

[ , ], ,= [ , ], …, ,= [ , ].

Tabel 1. Frekuensi Data pada Interval

Interval Frekuensi Data Interval Frekuensi Data

= [ , ] 1 = [ , ] 6

= [ , ] 6 = [ , ] 8

= [ , ] = [ , ] 2

= [ , ] 5 = [ , ] 2

(4) Menentukan fuzzifikasi data IHSG. Hasil fuzzifikasi data IHSG dinyatakan

pada Tabel

Tabel 2. Fuzzifikasi data IHSG

Tahun t � �

2012 1 3941,69 �

2 3985,21 �

3 4121,55 �

⋮ ⋮ ⋮ ⋮

2015 39 5518,67 �

(5) Membentuk RLF dan GRLF pada orde satu, dua, dan tiga. Sebagai ilustrasi

berikut adalah contoh GRLF pada orde tiga yang ditunjukkan Tabel 3.

Tabel 3. Grup relasi logika fuzzy orde tiga

No Grup Relasi fuzzy

Grup 1 � � � → �

Grup 2 � � � → �

⋮ ⋮

Grup 36 � � � → �

(6) Menentukan nilai peramalan waktu ke t. Hasil peramalan ditunjukkan pada

Tabel 4. Penentuan penggunaan pembobot disesuaikan dengan arah tren.

(7)

commit to user

7

minimum. Pada penelitian ini diperoleh � = dengan residu minimum

untuk orde satu, � = − untuk orde dua, dan � = − orde tiga. Sebagai

contoh perhitungan peramalan orde tiga pada bulan April 2012 � =

maka � − − � − − (� − − � − = , > � =

− sehingga tren naik. � = mempunyai grup relasi logika fuzzy

� � � → � , sehingga nilai peramalan waktu � = adalah

�̂ , = ��−�− + �+ �+

��− �+�����+��+ ���+ �

= .

, + , + .,

= ,

Tabel 4. Hasil peramalan orde satu, dua, dan tiga

Tahun � � Orde 1 Orde 2 Orde 3

2012 1 3941,69 � - - -

2 3985,21 � 4069,54 - -

3 4121,55 � 4101,45 4101,45 -

4 4180,73 � 4098,23 4179,73 4179,73

5 3832,82 � 3805,25 3805,25 3840,42

⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

2015 37 5289,4 � 5304,97 5367,47 5367,47

38 5450,29 � 5429,99 5429,49 5492,49

39 5518,67 � 5429,99 5429,49 5429,49

(7) Menghitung dan membandingkan hasil peramalan IHSG dengan melihat nilai

RMSE. Perbandingan RMSE metode partisi interval pada runtun waktu fuzzy

dengan frekuensi densitas disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Hasil perhitungan RMSE untuk orde satu, dua, dan tiga

Orde RMSE

Data Pelatihan Data Pengujian

1 137,50 274,56

2 29,28 313,91

3 28,13 367,55

Tabel 4. menunjukkan bahwa pada orde satu data pengujian

menghasilkan RMSE lebih kecil dibandingkan orde dua dan tiga, maka metode

partisi interval dengan frekuensi densitas pada runtun waktu fuzzy orde satu

digunakan untuk menghitung nilai peramalan satu periode ke depan bulan

September 2015. Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai peramalan data pengujian

(8)

commit to user

8

Gambar 2. Perbandingan nilai aktual dengan nilai peramalan

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

penentuan konstanta K pada metode partisi interval runtun waktu fuzzy dengan

frekuensi densitas yang dikembangkan Jilani dan Burney (2008) mempengaruhi

peramalan IHSG. Orde satu pada data pengujian periode April sampai dengan

Agustus 2015 menghasilkan nilai peramalan yang lebih baik dibanding orde satu

dan tiga. Peramalan satu periode ke depan untuk bulan September 2015

menggunakan metode runtun waktu fuzzy dengan partisi interval berdasarkan

frekuensi densitas orde satu adalah , poin.

DAFTAR PUSTAKA

Hansun, S. 2012. Peramalan Data IHSG Menggunakan Fuzzy Time Series. IJJCS,

Vol. 6, pp: 79-88

Huarng, K. 2001. Effective Lengths of Intervals to Improve Forecasting in Fuzzy

Time Series, Fuzzy Sets and System, Vol. 123 , pp: 387-394

Huarng, K., and Yu, H. K. 2006. Ratio-Based Lengths on Intervals to Improve

Fuzzy Time Series Forecasting. IEEE Transactions on Systems, Man and

Cybernetics – Part B: Cybernetics, Vol.36, pp: 328-340

Jilani, T. A., and Burney. S. M. A. 2008. A refined fuzzy time-series model for stock

market forecasting. Physica A, Vol. 387, pp: 2857-2862

Jilani, T. A., Burney, S. M. A., and Ardil, C. 2010. Fuzzy metric approach for fuzzy

time series forecasting based on frequency dencity based partitionin.

International Journal of Computational Intelligence, Vol. 4, pp:39-44.

Pasaribu, P., Tobing, W. R. L., dan Manurung, A. H., 2008. Pengaruh Variabel

Makroekonomi Terhadap IHSG

Song, Q. and Chissom, B. S. 1993. Forecasting Enrollments with Fuzzy Time Series

part I. Fuzzy Sets and System, Vol. 54, pp: 1-9.

Song, Q. and Chissom, B. S. 1994. Forecasting Enrollments with Fuzzy Time Series

part II. Fuzzy Sets and System, Vol. 62, pp: 1-8.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

IH

SG

BULAN

Data Sebenarnya

Gambar

Gambar 1. Pola data IHSG periode Januari 2012 – Agustus 2015
Tabel 1. Frekuensi Data pada Interval
Tabel 4. Hasil peramalan orde satu, dua, dan tiga

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peramalan curah hujan di Stasiun Pabelan Sukoharjo menggunakan metode runtun waktu fuzzy musiman.. Penelitian ini merupakan penelitian

Berdasarkan penerapan model runtun waktu fuzzy -rantai Markov pada da- ta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika periode Januari 2010-Juli 2015 diperoleh kesimpulan bahwa

Peramalan banyaknya wisatawan yang datang di Kota Surakarta dengan menggunakan model hibrida Winter – runtun waktu fuzzy terbobot lebih baik dibandingkan peramalan dengan

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif tni Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Metode yang digunakan untuk lagkah model fuzzy table look-up scheme adalah: (1) mendefinisikan himpunan fuzzy dari data runtun waktu ( time series) menggunakan

Metode yang digunakan untuk lagkah model fuzzy table look-up scheme adalah: (1) mendefinisikan himpunan fuzzy dari data runtun waktu (time series) menggunakan fungsi keanggotaan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peramalan IHSG pada data pelatihan menggunakan metode FTS terbobot orde tiga dan empat memenuhi pengujian asumsi model