• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi bioetanol dari jerami alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) OLEH Aspergillus niger (L.) van Tieghem. DAN Saccharomyces cerevisiae Meyen Jurnal Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi bioetanol dari jerami alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) OLEH Aspergillus niger (L.) van Tieghem. DAN Saccharomyces cerevisiae Meyen Jurnal Publikasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PRODUKSI BIOETANOL DARI JERAMI ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) OLEH Aspergillus niger (L.) van Tieghem. DAN

Saccharomyces cerevisiae Meyen.

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Disusun oleh:

Muhammad Jundi Fathurrahman M0410042

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PRODUKSI BIOETANOL DARI JERAMI ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) OLEH Aspergillus niger (L.) van Tieghem. DAN

Saccharomyces cerevisiae Meyen. Muhammad Jundi Fathurrahman

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauce.) merupakan gulma yang

pertumbuhannya cepat. Pemanfaatan jerami alang-alang sebagai bahan baku produksi bioetanol merupakan alternatif untuk meminimalkan ancaman pertumbuhan gulma tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui produksi kadar bioetanol yang dihasilkan dari jerami alang-alang dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger (L.) van Tieghem. dan Saccharomyces cerevisiae Meyen.

Penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu pada tahap perombakan selulosa

menjadi gula oleh A. niger menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan

konsentrasi substrat fermentasi berupa jerami alang-alang sebagai perlakuan pertama yakni 5 g/100 ml, 7,5 g/100 ml, dan 10 g/100 ml, dan waktu inkubasi yakni 0, 7 dan 10 hari. Tahap kedua yaitu fermentasi gula menjadi alkohol oleh S. cerevisiae

menggunakan rancangan percobaan dan konsentrasi substrat yang sama dengan perlakuan tahap pertama, dan waktu inkubasi yang berbeda yakni 0, 3 dan 6 hari. Setiap perlakuan dibuat 3 ulangan. Analisis kadar glukosa dilakukan dengan metode DNS (Dinitrosalicylic acid) dan analisis kadar bioetanol menggunakan metode berat jenis. Data hasil pengukuran kadar gula dan hasil produksi bioetanol jerami

alang-alang dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)

dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar bioetanol paling tinggi dihasilkan sebanyak 0,59% dari proses delignifikasi NaOCl 1% (b/v) dan NaOH 4% (b/v) substrat jerami alang-alang 10 g/100 ml. Adapun waktu fermentasi oleh A. niger terbaik yaitu selama 10 haridan S. cerevisiae selama 6 hari.

Kata Kunci : Aspergillus niger, Bioetanol, Jerami Alang-alang (Imperata cylindrica

(3)
(4)

commit to user Pendahuluan

Dalam krisis kelangkaan bahan bakar sebagai sumber energi, biomassa dari

sampah/limbah pasar dan limbah pabrik gula dapat digunakan untuk sumber energi

langsung maupun dapat diolah atau dikonversikan menjadi bahan bakar.

Bahan bakar berbasis produk proses biologi seperti bioetanol dapat dihasilkan

dari hasil pertanian yang tidak layak atau tidak dapat dikonsumsi, seperti dari

sampah/limbah pasar dan limbah pabrik gula (tetes/mollase). Bahan apapun yang

mengandung karbohidrat (gula, pati, selulosa, dan hemiselulosa) dapat diproses

menjadi bioetanol melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula

sederhana), fermentasi, dan destilasi (Komarayati, 2010). Alang-alang (Imperata

cylindrica (L.) Beauv.) merupakan jenis tanaman liar pengganggu. Menurut (Sutiya et

al. 2012), salah satu kandungan kimia alang-alang yaitu a-selulosa merupakan selulosa

murni, suatu polimer sakarida yang terdiri dari unit-unit monomer glukosa.

Penelitian ini bertujuan mengetahui produksi kadar bioetanol yang dihasilkan

dari jerami alang-alang dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger (L.)

van Tieghem. dan Saccharomyces cerevisiae Meyen.

Salah satu cara memproduksi bioetanol yaitu dengan memfermentasi sirup

glukosa dengan mikroba Saccharomyces cerevisiae. Khamir S. cerevisiae merupakan

mikroba yang toleran terhadap alkohol yang cukup tinggi (12-18 % b/v), tahan

terhadap kadar gula tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu 4-32 ºC

(5)

produksi asam sitrat. Sedangkan di dalam laboratorium spesies ini digunakan untuk

mempelajari tentang metabolisme pada jamur, kegiatan enzimatis, dan produksi

bioetanol.

Metode

Persiapan kultur

Kultur yang digunakan adalah A. niger dan S. cerevisiae yang berasal dari

biakan murni, kemudian diremajakan dengan menginokulasikan ke dalam

masing-masing 5 tabung PDA miring yangtelah disterilkan. Kemudian dari 5 tabung

PDA miring dibagi menjadi : 2 tabunguntuk stok dan 3 tabung dijadikan sebagaikultur

kerja.

Persiapan Substrat Alang-alang

Jerami alang-alang yang sebelumnya dilakukan delignifikasi terlebih dahulu

menggunakan NaOCl 1 % selama 5 jam pada suhu 28OC. Selanjutnya dilakukan

pencucian dan penyaringan, kemudian substrat jerami alang-alang dikeringkan pada

suhu 50OC selama 48 jam. Setelah itu dilakukan perendaman dalam NaOH 4% selama

24 jam pada suhu 28OC dan disaring, sehingga dihasilkan ampas dari jerami

alang-alang. Ampas tersebut dicuci dan dikeringkan pada suhu 50OC selama 48 jam,

sehingga dihasilkan substrat jerami alang-alang. Lalu kemudian dilanjutkan dengan

(6)

commit to user

Fermentasi Alang-alang oleh Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae

A. niger sebanyak satu ose digoreskan pada agar PDA miring dan diinkubasi

dalam suhu kamar selama 7 hari. Spora biakan jamur A. niger yang sudah berumur 7

hari sebanyak satu agar miring disuspensikan dalam 1 ml akuades steril. Suspensi

konidiospora sebanyak 10% (v/v) diinokulasi ke dalam substrat fermentasi yang sudah

disediakan. Kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 0, 7, dan 9 hari. Kemudian

dilanjutkan dengan fermentasi oleh S. serevisiae. Tahap awal yaitu sebanyak 10%

volume substrat starter kapang S. serevisiae yang sudah disiapkan, dimasukkan ke

dalam sampel dan pH cairan substrat diatur menjadi basa . Media fermentasi berupa

substrat gula dari jerami alang-alang dalam kondisi anaerob. Fermentasi dilakukan

pada suhu kamar selama 0, 3, dan 6 hari .

Analisis Gula Reduksi

Analisis kadar glukosa dilakukan dengan metode Dinitrosalicylic acid

(DNS). Sampel larutan jerami alang-alang dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi yang bersih. Selanjutnya ditambahkan 1 ml akuades dan 2 ml

reagen DNS. Tabung reaksi dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit agar terjadi

reaksi antara glukosa dalam sampel dengan DNS, lalu ditambahkan Garam Rochelle.

Tabung didinginkan hingga mencapai suhu ruang Angka absorbansi sampel diukur

(7)

Analisis Etanol

Prosedur pengujian kadar alkohol dilakukan dengan metode piknometer sesuai

dengan petunjuk Putri dan Sukandar (2008). Pertama-tama sampel larutan jerami

alamg-alang sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam labu destilasi Kjeldahl kemudian

ditambahkan dengan aquades sebanyak 100 ml. Selanjutnya sampel tersebut didestilasi

pada suhu 800C, sampai terbentuk destilat.. Destilat ditampung di dalam erlenmeyer

hingga volume 50 ml. Destilat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam piknometer

yang telah ditimbang sebelumnya. Destilat dimasukkan hingga memenuhi piknometer.

Kelebihan destilat pada puncak pipa kapiler dibersihkan. Piknometer yang berisi

destilat ditimbang dan beratnya dicatat. Prosedur yang sama dilakukan pada aquades

sebagai pembanding. Berat jenis alkohol dihitung dari berat piknometer + destilat

dikurangi berat piknometer kosong kemudian dibagi berat piknometer + aquades

dikurangi berat piknometer kosong. Hasil penghitungan berat jenis alkohol kemudian

dikonversikan dengan menggunakan tabel konversi alkohol (Azizah et al., 2012).

Analisis Data

Data hasil pengukuran kadar gula dan hasil produksi etanol jerami alang-alang

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk

mengetahui pengaruh variasi konsentrasi substrat. Apabila terdapat perbedaan yang

nyata pada taraf pengujian 5 % (p< 0,05) dilakukan analisis lanjutan dengan uji LSD

(8)

commit to user Hasil dan Pembahasan

Delignifikiasi Lignoselulosa

Penelitian ini diawali dengan perlakuan awal terhadap substrat jerami alang-alang.

Proses perlakuan awal tahap pertama yaitu proses delignifikasi dengan menggunakan

NaOCl 1 % (b/v) dan larutan NaOH 4% (b/v). Tujuan dari perlakuan awal oleh NaOCl

1% (b/v) dan NaOH 4% (b/v) adalah untuk meluruhkan dinding lignin dan membuka

struktur lignoselulosa agar struktur selulosa menjadi lebih mudah terurai menjadi gula

sederhana.

Hidrolisis lignoselulosa secara biologis menggunakan A. niger

Proses hidrolisis ini dilakukan dengan tiga variasi konsentrasi dan waktu inkubasi

yang berbeda untuk menentukan kadar gula reduksi terbaik. Variasi konsentrasi yang

digunakan antara lain 5 g/ 100 ml, 7,5 g/ 100 ml, dan 10 g/ 100 ml. Sedangkan waktu

yang digunakan antara lain 0 hari, 7 hari, dan 10 hari. Kadar gula reduksi hasil

hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel.1 Kadar Gula reduksi jerami alang-alang setelah penambahan A. Niger dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi (mg/ml)

Konsentrasi

Waktu Inkubasi

(g/100 ml) 0 7 10

5 4, 079 5, 648 6, 498

7,5 5, 076 6, 089 9, 651

(9)

Hari ke-0 dengan konsentrasi substrat 5 g/100 ml, gula reduksi yang didapat

sebanyak 4,079 mg/ml. Semakin bertambah waktu inkubasi substrat jerami

alang-alang, jumlah gula reduksi semakin meningkat, sehingga pada 10 hari dengan

konsentrasi 5 g/100 ml, gula reduksi yang didapat menjadi 6.498 mg/ml. Hal yang

sama terjadi pada konsentrasi 7,5 g/100 ml dan konsentrasi 10 g/100 ml. Semakin lama

inkubasi substrat alang-alang maka gula reduksi yang didapat akan semakin

meningkat. Bisa dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kadar bioetanol jerami alang-alang setelah fermentasi oleh S. cerevisiae

dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi. Keterangan : -▪- 5 g/100ml, -Δ- 7,5 g/100mL, -●- 10 g/100 ml substrat jerami alang-alang.substrat jerami alang-alang.

Semakin bertambah waktu inkubasi substrat jerami alang-alang, maka jumlah gula

reduksi yang diperoleh akan semakin meningkat. Kadar gula reduksi bervariasi pada

setiap konsentrasi substrat yang berbeda. Hal itu disebabkan karena substrat digunakan

untuk aktivitas pertumbuhan A. niger. Semakin tinggi konsentrasi maka gula reduksi

[image:9.612.148.387.318.478.2]
(10)

commit to user

Setelah dilakukan uji Anova, hasil yang diperoleh dari produksi kadar gula reduksi

tidak berbeda signifikan. Hal tersebut dikarenakan bahwa nilai significant 0, 23 > 0, 05.

Dengan demikian, waktu inkubasi dan konsentrasi substrat jerami alang-alang tidak

berpengaruh nyata terhadap kadar gula reduksi yang dihasilkan

Kadar bioetanol hasil fermentasi S. cerevisiae

Gula reduksi hasil hidrolisisdigunakan sebagai substrat untuk produksi etanol oleh

S. cerevisiae. Proses ini digunakan substrat yang telah siap untuk dilakukan fermentasi

oleh kapang S. cerevisiae. Kadar etanol yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2. dan

[image:10.612.108.505.412.546.2]

Gambar 2.

Tabel.2 Kadar bioetanol jerami alang-alangsetelah fermentasi oleh S. cerevisiae

dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi (%)

Konsentrasi Waktu Inkubasi

(gr/100 ml) 0 3 6

5 0, 14 0, 21 0, 26

7,5 0, 33 0,33 0, 41

(11)

Gambar 2. Kadar bioetanol jerami alang-alang setelah fermentasi oleh S. cerevisiae

dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi . Keterangan : -▪- 5 g/100mL, -Δ- 7,5 g/100mL, -●- 10 g/100 mL substrat jerami alang-alang.substrat jerami alang-alang.

Kadar bioetanol jerami alang-alang menunjukkan kenaikan seiring dengan

pertambahan jumlah konsentrasi substrat dan lamanya waktu fermentasi. Pada

fermentasi 0 hari dengan konsentrasi substrat jerami alang-alang 5 g/100 mL

diperoleh kadar bioetanol 0,14%, pada fermentasi 3 hari 0,21%, dan pada

fermentasi 6 hari 0,26%. Hasil analisis larutan sampel berupa substrat jerami

alang-alang diatas dengan parameter waktu fermentasi diperoleh kadar bioetanol

terendah pada fermentasi selama 0 hari dengan konsentrasi 5 g/100 mL yakni

0,14%, sedangkan pada fermentasi 6 hari dengan konsentrasi 10 g/100 mL kadar

bioetanol tertinggi sebesar 0,59%.

Berdasarkan uji Anova, diperoleh nilai significant 0, 97 > 0, 05

[image:11.612.168.441.125.300.2]
(12)

commit to user

konsentrasi substrat jerami alang-alang tidak berpengaruh nyata terhadap kadar

bioetanol yang dihasilkan. Sama halnya dalam penelitian Hasanah (2012), kadar

bioetanol yang diperoleh terus meningkat dari waktu fermentasi hari ke-1 sampai

hari ke-7. Dalam penelitian ini, waktu fermentasi dan konsentrasi substrat jerami

alang-alang berkaitan dengan produksi kadar bioetanol dan hasilnya pun tidak

berbeda nyata.

Namun, dalam penelitian ini, pada waktu 0 hari, bioetanol sudah dapat

dihasilkan. Hal itu disebabkan, karena sampel berupa substrat jerami alang-alang

yang sudah terurai menjadi gula oleh A. niger, kemungkinan sudah mulai terurai

menjadi bioetanol oleh A. niger. Hal tersebut dipengaruhi oleh sifat A. niger yang

memiliki sifat mirip dengan S. cerevisiae yaitu merubah gula menjadi bioetanol.

Kenaikan jumlah kadar bioetanol menunjukkan bahwa seiring

bertambahnya waktu fermentasi oleh S. cerevisiae dan jumlah konsentrasi gula

reduksi substrat jerami alang-alang, kadar bioetanol yang dihasilkan semakin

tinggi. Kenaikan kadar bioetanol mulai terjadi pada 3 hari dan naik menjadi

semakin tinggi mulai pada 6 hari.

Kadar bioetanol pada 6 hari belum mengalami penurunan. Hal tersebut

terkait dengan ketersediaan substrat yang masih ada dan bisa dilakukan

penambahan waktu fermentasi. S. cerevisiae yang berperan dalam proses

fermentasi dapat melakukan metabolisme secara maksimal tetapi masa

(13)

direaksikan menjadi bioetanol. Menurut Riadi (2007), beberapa faktor yang

mempengaruhi produksi bioetanol yaitu: ketersediaan substrat, substrat

penghambat, produk penghambat, dan kematian sel mikroba.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Noverita (2008), penurunan

kadar bioetanol terjadi pada hari ke-9 dari substrat jerami padi yang merupakan

sama-sama berbahan baku lignoselulosa. Hal tersebut disebabkan karena

bioetanol yang sudah dihasilkan dikonversi oleh kapang S. cerevisiae menjadi

suatu senyawa ester, sehingga mengakibatkan penurunan kadar bioetanol dalam

substrat jerami padi.

Kesimpulan

Kadar bioetanol paling tinggi dihasilkan dari proses delignifikasi NaOCl

1% (b/v) dan NaOH 4% (b/v) substrat jerami alang-alang 10 g/100 mL dilanjutkan

dengan fermentasi oleh A. niger selama 10 hari dan S. cerevisiae selama 6 hari

yaitusebanyak 0,59%.

Daftar Pustaka

Azizah, N.A., Al-Barri, A.N., dan Mulyani, S. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi

Terhadap Kadar Alkohol, pH, dan Produksi Gas Pada Proses Fermentasi

Bioetanol Dari Whey Dengan Substitusi Kulit Nanas. Jurnal Aplikasi

(14)

commit to user

Hasanah, Y., 2012, Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol Jerami

Padi (Oryza sativa L.). Skripsi. Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Hidayah, R. 2011. Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Jalar (Ipomea batatas) Dengan

Proses Fermentasi Saccharomyces cerevisiae. Skripsi. Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Sains Universitas Diponegoro, Semarang.

Kodri , D. A. B. dan Yulianingsih, R. 2013. Pemanfaatan Enzim Selulase dari

Trichoderma reseei dan Aspergillus niger sebagai Katalisator Hidrolisis

Enzimatik Jerami Padi dengan Pretreatment Microwave. Jurnal

Bioproses Komoditas Tropis 1 (1) : 36 - 43

Komarayati, S. dan Gusmailina. 2010. Prospek bioetanol Menjadi Minyak Tanah.

www.pustekolah.org (diakses pada tanggal 9 Mei 2013).

Sari, M., Iris, Noverita, dan Yulneriwarni. 2008. Pemanfaatan Jerami Padi dan

Alang-alang dalam Fermentasi Etanol Menggunakan Kapang

Trichoderma viride dan Khamir Saccharomycess cerevisiae. Vis Vitalis 1

(2) : 1-8.

Sukardi, M., R. Maryani dan Hikmatullah. 1993. Inventarisasi dan

Karakteristik Lahan Alang-alang Dalam Pemanfaatan Lahan

Alang-alang Untuk Usaha Tani Berkelanjutan. Pusat Penelitian

Gambar

Gambar 1. Kadar bioetanol jerami alang-alang setelah fermentasi oleh  S. cerevisiae dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi
Tabel.2 Kadar bioetanol jerami alang-alangsetelah fermentasi oleh S. cerevisiae dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi (%)
Gambar 2. Kadar bioetanol jerami alang-alang setelah fermentasi oleh S. cerevisiae dengan variasi konsentrasi substrat dan waktu inkubasi

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit kewirausahaan, yang kuat dari warga bangsanya.

6 Populasi dalam penelitian ini adalah LSM yang menjadi peserta di Pelatihan PRB dan Tanggap Darurat dalam program LEARN II per 1 tahun yaitu Juli 2012 s/d Juni

Untuk itu peneliti akan membuat sebuah video company profile sebagai selain media promosi dan informasi yang sesuai dengan perkembangan zaman serta dapat

Thematic Dominoes adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan salam dan menanyakan kabar. Menyampaikan tema pelajaran. Sebagai apersepsi guru menanyakan beberapa pertanyaan

(1) Setiap pengumpulan dana yang dilakukan Pemuda atau Organisasi Kepemudaan dari Pelaku Usaha dan/atau Masyarakat untuk penyelenggaraan program dan/atau kegiatan

Berdasarkan pengamatan terhadap kandungan hidrokarbon terendah yang dijumpai menunjukkan bahwa dosis nutrisi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu NP 100+50 mg kg -1

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan kualitas produk, harga, promosi, dan popularitas terhadap keputusan pembelian

Diagnosa SH ditegakkan apabila ditemukan 5 dari 7 keadaan berupa eritema palmaris, spider nevi, vena kolateral atau varises esofagus, asites dengan atau tanpa