• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENGASIH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENGASIH."

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 PENGASIH

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh: Uun Sugiarti NIM 13108241167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 PENGASIH

Oleh Uun Sugiarti NIM 13108241167

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui multimedia interaktif pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pengasih. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model penelitian yang digunakan yaitu model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Pengasih dengan jumlah 19 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Objek penelitian ini yaitu minat dan hasil belajar IPA pada aspek kognitif. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan & observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi keterlaksanaan pembelajaran, skala minat belajar, tes akhir siklus, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan persentase dan rerata nilai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pengasih mengalami peningkatan. Pada pra siklus, persentase rata-rata minat belajar siswa yaitu sebesar 72,41% pada kategori cukup dan hasil belajar IPA siswa kelas IV memiliki rata-rata sebesar 72,89. Pada siklus I, persentase rata-rata minat belajar siswa meningkat sebesar 79,87% atau dalam kategori baik dan hasil belajar IPA memiliki rata-rata 77,37. Pada siklus II, persentase rata-rata minat belajar meningkat sebesar 84,23% atau dalam kategori baik dan hasil belajar IPA memiliki rata-rata 80,79 dan telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Peningkatan tersebut karena siswa telah menggunakan interaktif dengan langkah, 1) memilih materi pada multimedia interaktif dengan lebih dibimbing oleh guru, 2) mencermati dan mempelajari materi bumi dan benda langit, dan 3) melakukan diskusi dengan pembagian tugas dalam kelompok.

(3)

iii

THE IMPROVEMENT OF INTEREST AND LEARNING SCIENCE THROUGH INTERACTIVE MULTIMEDIA OF 4TH GRADE

STUDENTS AT SD NEGERI 1 PENGASIH

By: research had taken on March 2017. The research was Classroom Action Research with Kemmis and Mc Taggart Model. Subject were the 4th grade of 19 students consist of 12 male and 7 female students. Object of the research were interest and cognitive learning science. The research have two cycle that consist of four activities, there are planning, acting, observing, and reflecting. Data were collected by observation of learning implementation, learning interest scale, test evaluation, and documentation. Data analysis technique is descriptive qualitative and quantitative with percentage and average.

The results shows the increasing of interest and learning science on students 4th grade in Pengasih 1 elementary school. In prior cycle, the average percentage of learning interest is 72,41% in sufficient category and the average of learning science is 72.89. In 1st cycle, the average percentage of learning interest is 79.87% or in good category and average of learning science is 77.37. In 2nd cycle, the average percentage of learning interest is 84.23% or in good category and average of learning science is 80.79 and had fulfilled successful criteria of the research. The increas is because students have been using interactive multimedia by this step, 1) selecting the material on interactive multimedia with more guided by teacher, 2) look and learning the material of earth and sky object, and 3) discussing with the division of task in group.

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Orang tua tercinta, Bapak Dibyo Subyantoro dan Ibu Siti Muryani. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Melalui Multimedia Interaktif Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pengasih” dengan lancar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian.

3. Ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan pengarahan dan bantuan sampai selesainya skripsi ini.

4. Dr. Pratiwi Puji Astuti, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan nasehat, semangat dan bimbingan selama penyusunan tugas akhir skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan.

(9)

ix

7. Guru kelas IV SD Negeri 1 Pengasih yang telah membantu dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, dan keluarga yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan, dukungan dan semangat kepada penulis selama penyusunan tugas akhir skripsi ini.

(10)

x

LEMBAR PERSETUJUAN... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23

C. Tinjauan Tentang IPA ... 24

1. Pengertian IPA ... 24

2. Tujuan IPA ... 25

3. Ruang Lingkup IPA ... 26

D.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 27

E. Tinjauan Tentang Multimedia Interaktif ... 30

1. Pengertian Multimedia Interaktif ... 30

2. Manfaat Multimedia Interaktif ... 34

3. Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif ... 38

F. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ... 39

G. Penelitian yang Relevan. ... 43

(11)

xi

I. Hipotesis Tindakan . ... 47

J. Definisi Operasional Variabel. ... 47

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 66

B. Deskripsi Subyek Penelitian... 68

C. Hasil Penelitian ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 116

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(12)

xii

Tabel 8. Hasil Analisis Skor Minat Belajar Siswa Pra Siklus ... 70

Tabel 9. Persentase Minat Belajar Siswa Per Indikator Pra Siklus ... 70

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Pra Siklus ... 71

Tabel 11. Hasil Analisis Skor Minat Belajar Siswa Siklus I ... 84

Tabel 12. Perbandingan Skor Minat Belajar Pra Siklus dan Siklus 1 ... 84

Tabel 13. Minat Belajar Siswa Per Indikator Siklus I ... 85

Tabel 14. Perbandingan Skor Minat Belajar Per Indikator Pra Siklus dan Siklus 1 ... 86

Tabel 15. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 88

Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus 1... 88

Tabel 17. Refleksi Siklus I ... 91

Tabel 18. Hasil Analisis Skor Minat Belajar Siswa Siklus II ... 102

Tabel 19. Minat Belajar Siswa Per Indikator Siklus II ... 102

Tabel 20. Perbandingan Skor Minat Belajar Siswa Antara Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II ... 103

Tabel 21. Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Indikator Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 105

Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II ... 106

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 46

Gambar 2. Alur Model PTK Kemmis & McTaggart ... 53

Gambar 3. Diagram Batang Minat Belajar Per Indikator Pra Siklus ... 71

Gambar 4. Guru Menjelaskan Multimedia Interaktif ... 76

Gambar 5. Siswa Mencermati Materi Perubahan Kenampakan Bumi ... 77

Gambar 6. Perbandingan Persentase Skor Minat Belajar Siswa Antara Pra Siklus dan Siklus I ... 85

Gambar 7. Diagram Batang Minat Belajar Siswa Per Indikator Antara Pra Siklus dan Siklus I ... 87

Gambar 8. Diagram Batang Rata-rata Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus I ... 89

Gambar 9. Diagram Batang Ketuntasan Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Antara Pra Siklus dan Siklus I ... 90

Gambar 10. Siswa Fokus dan Antusias dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Multimedia Interaktif ... 95

Gambar 11. Siswa Berpartisipasi Aktif dalam Pembelajaran ... 96

Gambar 12. Diagram Batang Persentase Minat Belajar Siswa Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 104

Gambar 13. Diagram Batang Perbandingan Minat Belajar Siswa Per Indikator Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 105

Gambar 14. Diagram Batang Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 108

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pengasih ... 122

Lampiran 2. Skala Minat Belajar Siswa ... 123

Lampiran 3. Pedoman Observasi ... 125

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 127

Lampiran 5. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 159

Lampiran 6. Skor Minat Belajar Siswa ... 167

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Skor Minat Belajar Siswa ... 170

Lampiran 8. Nilai Hasil Belajar IPA Siswa ... 171

Lampiran 9. Contoh Soal yang dikerjakan Siswa ... 174

Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan ... 184

Lampiran 11. Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 191

Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian ... 194

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi merupakan suatu fenomena yang kehadirannya pada masa sekarang ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Proses globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi tentunya semakin mendorong perubahan paradigma dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk memajukan kecerdasan bangsa dan Negara. Melalui pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mudah diserap dan menjadikan bangsa semakin maju. Seiring dengan perkembangan yang ada, pendidikan harus berupaya untuk memanfaatkan pembaharuan-pembaharuan yang akan berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sudah selayaknya untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi saat ini. Pemanfaatan teknologi dapat membawa perubahan dan mendorong keberhasilan dalam proses pendidikan.

(16)

2

motivator, fasilitator pembimbing, dan evaluator. Guru adalah sosok yang berpengaruh langsung terhadap pembentukan karakter siswa, karena gurulah yang langsung berinteraksi dan bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan kepada siswa. Seorang guru yang berkualitas akan melahirkan siswa yang berkualitas pula. Keberhasilan guru dalam mendidik, mengajar, dan melatih siswa akan memberikan hasil yang akan berperan pada masa depan mereka.

(17)

3

Musfiqon (2012: 28) bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran akan lebih mudah dan lebih cepat diterima oleh siswa serta menarik minat siswa untuk belajar.

Jenis-jenis media pembelajaran yang ada diantaranya, media visual, media audio, media proyeksi, multimedia, dan benda-benda di sekitar. Dari beberapa media tersebut, multimedia merupakan salah satu media yang sudah dikembangkan dan sesuai dengan perkembangan era digital saat ini yang memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Salah satu jenis multimedia yang efektif digunakan untuk pembelajaran yaitu multimedia interaktif. Multimedia interaktif dapat berbentuk CD interaktif, aplikasi, game, dan lain-lain. Multimedia Interaktif dapat digunakan langsung oleh siswa dengan mengoperasikan secara penuh sehingga siswa dapat secara aktif mempelajari materi sesuai yang diinginkan.

(18)

4

Pengasih masih terbatas pada pelajaran TIK saja. Guru belum pernah memanfaatkan serta menggunakan komputer sebagai media untuk pembelajaran. Guru juga belum begitu memahami penggunaan multimedia untuk pembelajaran. Pembelajaran dengan memanfaatkan media tentunya akan menimbulkan pengaruh yang besar bagi siswa. Karena media berfungsi sebagai alat bantu atau penghubung dalam mentransfer materi yang diajarkan dan membantu siswa untuk lebih mudah memahami suatu pelajaran. Media juga merupakan sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.

Melihat kondisi di SD Negeri 1 Pengasih yang telah melengkapi sarana dan prasarananya dengan teknologi multimedia, harusnya sekolah dapat memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, tidak hanya terbatas pada pelajaran TIK saja dan guru kelas juga sebaiknya dapat memanfaatkan media tersebut untuk pembelajaran. Berdasarkan keterangan dari guru kelas, siswa kelas IV sudah memiliki kemampuan dasar dalam mengoperasikan perangkat komputer, sehingga siswa tentunya dapat menggunakan multimedia interaktif tersebut sebagai alat bantu dalam belajar. Media tersebut dapat digunakan untuk beberapa mata pelajaran, salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

(19)

5

yang tepat, maka akan diperoleh Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya bersifat hafalan belaka. Pada mata pelajaran IPA terdapat materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk di amati secara langsung. Misalnya pada materi bumi dan benda langit, objek tersebut tidak dapat diamati secara langsung dengan jelas serta tidak dapat dibawa ke dalam kelas sehingga hanya dapat diamati secara visual menggunakan alat bantu seperti media pembelajaran. Multimedia interaktif dapat digunakan sebagai alternatif media untuk memudahkan siswa dalam belajar IPA khususnya dalam mempelajari materi yang abstrak tersebut.

(20)

6

pembelajaran guru belum terlihat menggunakan suatu media yang menarik perhatian siswa serta dapat melibatkan siswa secara aktif.

Timbulnya minat belajar siswa yang baik tentunya juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar menurut Clark (Musfiqon, 2012: 8) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa yang meliputi, motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Sehingga apabila siswa memiliki minat belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya.

Berdasarkan data nilai ulangan harian kelas IV pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar IPA lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain dengan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebesar 55% dari jumlah total 19 siswa. Guru kelas IV mengatakan bahwa banyak siswa yang masih sulit memahami materi. Seringkali beliau mengulang materi yang menurut siswa masih sulit dipahami khususnya pada materi yang abstrak. Maka dari itu, guru perlu menggunakan suatu media yang dapat membantu untuk menyampaikan materi agar dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.

(21)

7

2014: 19) bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

(22)

8

Berdasarkan analisis di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Melalui Multimedia Interaktif Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pengasih”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, teridentifikasi berbagai permasalahan yaitu sebagai berikut.

1. Kurangnya pemanfaatan alat dan teknologi yang sudah tersedia untuk pembelajaran.

2. Media yang digunakan dalam pembelajaran IPA masih terbatas. 3. Siswa sulit memahami materi IPA yang abstrak.

4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik dan mampu melibatkan siswa secara aktif.

5. Kurangnya pemahaman guru mengenai media pembelajaran sehingga belum pernah menggunakan multimedia interaktif sebagai media dalam pembelajaran IPA.

6. Kurangnya minat belajar IPA sehingga siswa terlihat kurang memperhatikan guru saat pembelajaran.

(23)

9

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi pada meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia interaktif pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Pengasih.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut. “Bagaimana proses meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia interaktif pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Pengasih?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia interaktif pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Pengasih.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(24)

10 2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat mengetahui bagaimana peningkatan minat dan hasil belajar IPA melalui multimedia interaktif.

b. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dan diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar IPA.

c. Bagi sekolah, diharapkan dapat sebagai alternatif dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA.

(25)

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat menurut Jahja (2013: 63) adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat juga erat kaitannya dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Daryanto (2009: 53) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat suatu kegiatan. Apabila seseorang memiliki minat terhadap suatu kegiatan tertentu, ia akan memperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Subini (2012:87) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk memperhatikan, menerima dan melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh dan merasa hal itu penting bagi dirinya. Minat sangat mempengaruhi hasil belajar. Minat yang tinggi dapat menuntun anak untuk belajar lebih giat lagi.

(26)

12

Skinner (Walgito, 2010:184) mendefinisikan belajar “learning is a process of progressive behavior adaptation” artinya, belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Hal ini berarti terjadi sebuah kemajuan atau hasil dari belajar itu akan memberikan arah yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan merubah perilaku.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kondisi dimana individu memiliki dorongan terhadap suatu objek dalam proses memperoleh pengetahuan dan merasa tertarik terhadap objek tersebut sehingga terjadi perubahan perilaku. Gagne (Susanto, 2013: 60-61) menyatakan bahwa penyebab timbulnya minat dalam diri seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan yaitu minat yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Adapun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah maupun di luar sekolah. Maka, minat belajar termasuk jenis minat terpola karena minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu dipengaruhi oleh sistem pembelajaran yang diselenggarakan guru di sekolah.

The Liang Gie (Amri, 2011: 39) mengartikan minat dalam kaitannya dengan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Minat melahirkan perhatian secara spontan 2. Minat memudahkan konsentrasi

3. Minat mencegah gangguan dari luar

(27)

13 5. Minat memperkecil kebosanan belajar

Minat memiliki pengaruh yang besar dalam belajar. Apabila seorang siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, maka ia kurang bisa belajar dengan baik, karena tidak ada hal yang menimbulkan daya tarik bagi dirinya dan ia tidak akan mendapat kepuasan dari materi pelajaran tersebut. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran perlu suatu bahan pelajaran atau media yang dapat menarik perhatian siswa dan menimbulkan minat belajar agar siswa dapat belajar dengan baik.

2. Ciri-ciri Minat

Sistem pembelajaran di kelas dapat meliputi bagaimana strategi dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru, selain itu juga dilihat dari penggunaan media dan sumber belajar. Apabila guru menggunakan komponen-komponen tersebut dengan tepat, maka akan dapat menimbulkan minat belajar pada diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri minat yang dikemukakan oleh Gagne (Susanto, 2013: 62), yaitu sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Munculnya minat pada semua bidang berubah seiring dengan perubahan fisik dan mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia. Minat yang dimiliki seorang anak ketika masih kecil pasti akan berubah ketika dia sudah dewasa.

(28)

14

misalnya dengan menggunakan media yang inovatif atau menghadirkan sesuatu yang baru kepada siswa sehingga akan membuat perhatian siswa tertuju pada media tersebut.

c. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, karena tidak semua orang dapat merasakannya. d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin disebabkan

oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

e. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab jika budaya mulai luntur maka minat juga akan ikut luntur.

f. Minat berbobot emosional. Minat disini berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminati olehnya.

Amri (2011: 39) mengatakan, apabila seseorang berminat terhadap sesuatu, tentu akan memperhatikan dengan senang dan tanpa tekanan. Siswa yang memiliki minat terhadap obyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Dikatakan lebih lanjut bahwa minat berhubungan erat dengan hasil belajar yang dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil belajar.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri minat belajar dikemukakan oleh Djaali (2007: 121-122) yaitu sebagai berikut:

a. Minat dapat ditunjukkan dengan perasaan lebih menyukai suatu hal daripada hal lain,

(29)

15 c. Minat adalah perasaan ingin tahu,

d. Minat adalah perasaan ingin mempelajari dan mengagumi sesuatu.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang menyatakan bahwa minat belajar ditandai dengan ciri-ciri antara lain, perasaan lebih senang terhadap suatu hal, rasa ketertarikan terhadap suatu aktivitas, perhatian yang lebih, dan partisipasi dalam suatu aktivitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri dari minat belajar yang selanjutnya akan digunakan sebagai indikator-indikator dalam pembuatan instrumen penelitian yaitu mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Slameto dan Djaali yaitu: 1) perasaan senang, 2) partisipasi siswa, 3) perhatian siswa, dan 4) ketertarikan terhadap pembelajaran.

3. Cara Membangkitkan Minat Belajar

Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah merupakan tugas dari seorang guru. Guru harus bisa menghadirkan sesuatu yang menarik bagi siswa agar timbul minat dalam diri siswa dan membuatnya belajar lebih giat. Cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat belajar siswa menurut Amri (2011: 40) adalah guru harus menguasai materi pelajaran, memiliki media pembelajaran yang menarik dan bervariasi agar siswa tidak cepat bosan dan jenuh terhadap pembelajaran dan dapat meningkatkan minat siswa sehingga hasil belajar tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sofan Amri yang dikutip dari pendapat Slameto tentang cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat belajar adalah sebagai berikut:

(30)

16

b. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang diajarkan.

c. Mengembangkan kebiasaan yang teratur. d. Meningkatkan kondisi fisik siswa.

e. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa. f. Menyediakan sarana penunjang yang memadai.

Sedangkan menurut Subini (2012: 87), cara untuk membangkitkan minat belajar yaitu dengan membuat materi yang dipelajari semenarik mungkin, suasana belajar tidak membosankan, desain pembelajaran yang membebaskan anak untuk bereksplorasi, melibatkan seluruh domain belajar (kognitif, afektif, psikomotorik), serta cara mengajar guru yang menarik.

Minat memiliki peran yang penting dalam belajar. Hal ini disebabkan karena minat merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seuatu benda, seseorang, atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya dan dapat berkonsentrasi pada kegiatan belajar. Maka dari itu, minat merupakan faktor yang sangat penting utnuk menunjang kegiatan belajar siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (Susanto, 2015: 66) yang menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat. Begitu pula menurut pendapat Hartono (Susanto, 2015: 67) yang mengatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Bahan pelajaran, pendekatan, metode, maupun media pembelajaran yang tidak sesuai atau kurang menarik minat peserta didik akan menyebabkan hasil belajar tidak optimal.

(31)

17

melakukan proses pembelajaran yang menarik. Pada penelitian ini, cara yang dilakukan oleh guru adalah dengan menghadirkan media pembelajaran yang menarik berupa multimedia interaktif. Penggunaan media dalam proses pembelajaran tentu akan sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan dapat menimbulkan perhatian pada siswa.

Minat merupakan salah satu faktor yang penting dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila dalam kegiatan belajar siswa kurang berminat atau tidak sesuai dengan minatnya maka dapat berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa. Sebaliknya, adanya minat dan rangsangan dalam diri siswa, maka siswa akan mendapat kesenangan dan kepuasan batin saat melakukan kegiatan belajar tadi.

B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses perubahan. Pengertian belajar menurut Daryanto (2009: 2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari interasi dengan lingkungannya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku dalam diri seseorang yang belajar. Perubahan perilaku tersebut merupakan perolehan dari proses yang menjadi hasil belajar.

(32)

18

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dari suatu kegiatan atau proses interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dialami mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

Menurut Winkel (Daryanto, 2009: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh dan menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan suatu proses dari individu yang berusaha untuk memperoleh perubahan dalam dirinya, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pengertian tentang hasil belajar ditegaskan oleh Nawawi (Susanto, 5:2003) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes yang berkaitan dengan materi pelajaran tertentu. Dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru akan menentukan tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran maka dapat dikatakan sudah berhasil dalam belajar.

Howard Kingsley (Sudjana, 2013: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu:

(33)

19

Sedangkan menurut Gagne (Thobroni & Mustofa, 2013: 23) hasil belajar dibagi menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut:

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan ini meliputi, kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya yang meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai perilaku.

e. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud gerak jasmani secara otomatis.

(34)

20

2. Macam-Macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar menurut Susanto (2015: 6) terdiri dari ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Penjelasan mengenai ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif (pengetahuan)

Hasil belajar pengetahuan menyangkut hal-hal faktual, pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama kota, dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut perlu dihafal sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep lainnya.

Pengetahuan yang telah dimiliki siswa akan membangun pemahaman. Pemahaman menurut Bloom (Susanto, 2015: 6) adalah kemampuan untuk menyerap suatu materi atau bahan yang dipelajari. Secara lebih rinci, tingkat pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru, atau sejauh mana siswa dapat mengerti tentang apa yang dibaca, yang dilihat, yang dirasakan, dan yang dialami berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut (Hamalik, 2011: 79-80).

(35)

21

2) Pemahaman. Pemahaman merupakan abilitet untuk menguasai pengertian. Pemahaman tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. 3) Aplikasi (penerapan). Penerapan adalah abilitet untuk menggunakan bahan

yang telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata.

4) Analisis (pengkajian). Analisis adalah abilitet untuk merinci bahan menjadi bagian-bagian supaya terstruktur organisasinya mudah dipahami.

5) Sintesis. Sintesis adalah abilitit mengkombinasikan baggian-bagian menjadi suatu keseluruhan baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan struktur baru.

6) Evaluasi. Evaluasi adalah abilitet untuk mempertimbangkan nilai bahan untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan kriteria eksternal.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Menurut Lange dalam Azwar (Susanto, 2003: 10), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup aspek respons fisik. Jika hanya mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkan. Sedangkan menurut Sardiman, sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara atau metode tertentu terhadap suatu objek atau individu. Sikap merupakan hasil dari perbuatan atau tindakan seseorang yang telah dilakukan.

(36)

22

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik merupakan hasil belajar berupa keterampilan siswa. Keterampilan yang dinilai merupakan hasil dari proses kegiatan siswa. Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawati (Susanto, 2015: 9) merupakan keterampilan yang mengarah pada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa.

Keterampilan merupakan kemampuan yang menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu. Keterampilan yang dilatih dalam diri siswa juga mampu mengembangkan sikap-sikap seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan disiplin sesuai dengan penekanan pada bidang studi yang dipelajari.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dan perubahan tingkah laku setelah ia menerima pengalaman belajar yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini mencakup aspek kognitif saja yang dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan multimedia interaktif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(37)

23

dari luar diri siswa. Secara lebih rinci, uraian mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi, kecerdasan, minat, motivasi, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor eksternal ini meliputi, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan di sekitar siswa mempengaruhi hasil belajarnya. Keadaan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya perhatian orangtua, serta keadaan ekonomi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sekolah dan lingkungan tempat tinggal juga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kualitas pembelajaran yang baik di sekolah, tentu hasil belajar siswanya juga baik begitu pula sebaliknya.

C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian IPA

(38)

24

sehingga dalam pembelajarannya harus disajikan secara faktual, tidak hanya secara verbal sebagaimana terjadi pada pembelajaran tradisional.

Menurut Nash (1993) dalam Hendro Darmojo (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa IPA adalah cara atau metode yang digunakan untuk mengamati alam. Cara IPA dalam mengamati alam tersebut bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya sehingga membentuk suatu pandangan yang baru mengenai obyek yang diamati.

IPA merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang disebut juga dengan ilmu alam karena mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2006: 2). IPA juga dapat dilihat dari tiga sisi menurut Abruscato (Bundu, 2006: 9), yang memberikan pengertian bahwa, 1) IPA adalah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang dunia sekitar, 2) IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan 3) IPA dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan dengan menggunakan proses ilmiah.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya sistematis dalam mengumpulkan informasi untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

2. Tujuan IPA

(39)

25

dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar. Secara rinci tujuan IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. e. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan.

3. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup IPA terdiri dari dua aspek yaitu, kerja ilmiah atau proses sains dan pemahaman konsep (Asy’ari, 2006: 23-24). Pada lingkup kerja ilmiah yaitu memfasilitasi keberlangsungan proses ilmiah yang meliputi pendidikan/ penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Ruang lingkup pemahaman konsep tertuang dalam materi IPA di sekolah dasar yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

(40)

26

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Pada penelitian ini, materi yang digunakan termasuk dalam ruang lingkup bumi dan alam semesta. Materi ini terdapat di kelas IV semester II dengan standar kompetensi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

D. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada hakikatnya yaitu bahwa IPA dipandang sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Proses pembelajaran IPA perlu mengandung ketiga hal tersebut.

1. IPA sebagai Produk

Sarkim (Bundu, 2006: 11) menjelaskan bahwa IPA sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum, teori, yang dapat menjelaskan dan memahami berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. IPA sebagai produk merupakan hasil dari kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, dan teori.

Carin dan Sund (Bundu, 2006: 11) menyebutkan tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam IPA yaitu, mampu menjelaskan fenomena yang terjadi melalui pengamatan, mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi, dan dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan yang sejenis.

(41)

27

lingkungan sekitar. Melalui kegiatan mengamati langsung, siswa dapat memperoleh informasi berdasarkan fakta yang ada dan dapat dibuktikan kebenarannya. Setelah itu diharapkan siswa dapat menjelaskan konsep yang dipelajari berdasarkan hasil dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan.

2. IPA sebagai Proses

Pengertian IPA dari segi proses disebut juga keterampilan proses IPA (sains process skills). Keterampilan proses sains menurut Bundu (2006: 12) adalah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara tertentu untuk dapat memperoleh pengetahuan dan selanjutnya mampu mengembangkan pengetahuan tersebut. Melalui keterampilan proses, siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan yang dilakukan oleh para ahli, yaitu melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen.

Keterampilan proses sains menurut Glencoe Science Skill Handbook (Samatowa, 2006: 137) dikelompokkan menjadi empat yaitu, pengorganisasian informasi, berpikir kritis, mempraktekkan proses-proses sains, dan mempresentasikan serta menggunakan data.

(42)

28

Hasil belajar dari segi proses berbeda dengan produk. Hal tersebut dilihat dari proses yang dilakukan siswa selama belajar. Misalnya, konsep tentang perubahan wujud benda. Siswa dapat dengan mudah mengetahui macam-macam perubahan wujud benda hanya dengan membaca buku atau mengamati gambar. Pemahaman tersebut tentu akan memiliki kesan yang berbeda ketika siswa langsung mengamati proses perubahan wujud suatu benda dari padat menjadi cair atau sebaliknya melalui media benda yang dihadirkan secara konkret.

3. IPA sebagai Sikap Ilmiah

(43)

29

Sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap budi pekertinya. Sikap ilmiah yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA menurut Kharmani (Samatowa, 2006: 140) diantaranya sikap ingin tahu (curiosity), sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence), sikap luwes terhadap gagasan baru (flexibility), sikap merenung secara kritis (critical reflection), dan sikap peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan (sensitivity to living things and environment). Sementara itu dijelaskan lagi lebih lanjut oleh Usman Samatowa mengenai sikap ilmiah yang sudah dikenal oleh guru dalam pembelajaran IPA diantaranya sikap jujur, terbuka, luwes, tekun, logis, kritis, dan kreatif. Penanaman sikap ilmiah melalui pembelajaran IPA secara tidak langsung akan mengembangkan sikapnya menjadi pribadi yang baik. Sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran akan sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, menciptakan suatu pembelajaran yang menarik adalah langkah penting yang perlu dilakukan oleh guru agar dapat mencapai hasil yang baik.

E. Tinjauan Tentang Multimedia Interaktif

1. Pengertian Multimedia Interaktif

(44)

30

Yusuf Hadi Miarso (Sanaky, 2013: 4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada seseorang. Selanjutnya menurut Daryanto (2009: 419), media merupakan sarana atau alat yang menimbulkan terjadinya proses belajar mengajar. Media digunakan sebagai alat untuk memberikan rangsangan sehingga menyebabkan terjadinya interaksi belajar mengajar untuk mencapai tujuan instruksional.

Kata multimedia berawal dari penyebutan seni teater (pertunjukan) yang memanfaatkan lebih dari satu media sehingga disebut multimedia. Seiring dengan perkembangan teknologi, kata multimedia mulai digunakan dalam dunia komputer yang menggabungkan tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks. Definisi multimedia menurut Hofstetter (Mulyanta & Leong, 2009: 1) adalah pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) menjadi satu dan dihubungkan dengan link dan tool yang tepat sehingga dapat memungkinkan pengguna multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Mayer (2009: 3) mendefinisikan multimedia sebagai penyajian materi yang berbentuk verbal atau cetak dan sekaligus dengan gambar berupa grafik, foto, video, ataupun animasi.

Agnew (1997: 6) menyatakan, “a multimedia project, in general, consist of a collection of computer screens containing some or all of text, graphics,

images, audio, and video, along with buttons that the user can select with a

(45)

31

mengandung unsur teks, grafik, gambar, suara, dan video yang dilengkapi dengan tombol sehingga pengguna dapat memilih dengan menggunakan pointer (mouse).

Heinich (Ashyar, 2012:75) menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Pendapat lain dikemukakan oleh Naseer dan Hasemadi (2013: 16) Bahwa multimedia interaktif adalah media yang terdiri dari banyak komponen/ media yang saling terintegrasi dan mampu berinteraksi dengan penggunanya. Pengguna dapat mengontrol secara penuh mengenai apa dan kapan elemen multimedia akan ditampilkan atau dikirimkan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa multimedia merupakan sebuah penggabungan teks, gambar, grafik, suara, video, dan animasi yang dikemas menjadi satu format media untuk menyampaikan informasi atau materi yang digunakan melalui perangkat komputer dan dapat dioperasikan oleh pengguna.

(46)

32

Menurut Didik Wira Samodra (Kumalasari, 2009: 26), multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif ini yaitu antara pengguna (user) dengan komputer. Sehingga, aplikasi yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan memiliki hubungan dua arah atau timbal balik antara aplikasi tersebut dengan penggunanya. Pengguna juga dapat dengan bebas mengoperasikan komputer dan memainkan aplikasi sesuai dengan kehendaknya. Sehingga penggunaan multimedia interaktif dapat efektif sebagai media dalam pembelajaran karena dapat melibatkan siswa secara aktif untuk mempelajari materi yang diajarkan.

(47)

33

berbasis komputer khususnya melalui multimedia interaktif akan memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang sangat efektif. Penyajian multimedia interaktif yang dikemas dengan berbagai komponen juga akan menarik perhatian siswa sehingga akan mendorong siswa untuk belajar.

Pada pelaksanaan penelitian ini, multimedia interaktif yang digunakan adalah berupa CD interaktif. CD interaktif adalah multimedia yang memiliki unsur audio visual dan di dukung oleh tampilan berupa gambar, teks, grafik, video dan suara yang dapat dikendalikan sendiri oleh penggunanya melalui tombol navigasi. Pembelajaran menggunakan CD Interaktif dapat memudahkan siswa serta memberi kebebasan untuk dapat memilih sendiri materi yang dikehendaki. Selain itu, jika siswa ingin mengulang kembali materi karena merasa belum dapat memahami materi, maka siswa bisa langsung membuka kembali menu yang diinginkan.

2. Manfaat Multimedia Interaktif

Multimedia pembelajaran yang digunakan secara tepat dan baik akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi guru dan siswa. Pembelajaran akan lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta dapat meningkatkan sikap belajar siswa. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh karena multimedia interaktif memiliki keunggulan sebagai berikut (Musfiqon, 2015: 70):

(48)

34

b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah. Seperti, gajah, rumah, gunung, kendaraan, dan lain-lain.

c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat. Seperti, sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet, berkembangnya bunga, dan lain-lain.

d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh. Seperti, bulan, bintang, salju, dan lain-lain.

e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain.

f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Multimedia interaktif memiliki kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh media lainnya dalam hal penyajian. Kelebihan dari multimedia interaktif adalah dapat menarik indra dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerak (Naseer & Hasemadi, 2013: 5). Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran perlu dilakukan oleh para guru. Selain untuk mengembangkan kualitas pembelajaran, multimedia interaktif juga memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Munir (2012: 150-152) mengemukakan manfaat multimedia interaktif dalam pembelajaran antara lain:

1. Menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkret (nyata) karena dapat dilihat atau dirasakan.

(49)

35

3. Mempelajari materi pelajaran secara berulang-ulang. Materi dapat diulang lagi pada waktu lainnya tanpa harus membuatnya lagi.

4. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajarnya.

5. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat.

Multimedia interaktif digunakan melalui perangkat komputer. Penggunaan komputer sebagai media dalam menyampaikan bahan pelajaran memungkinkan untuk melibatkan siswa secara aktif serta dapat memperoleh umpan balik secara tepat. Beberapa keunggulan dari komputer sebagai media pembelajaran dalam hal ini dengan menggunakan multimedia interaktif adalah sebagai berikut (Nur Hadi Waryanto, 2008:3).

a. Hubungan interaktif, melalui penggunaan komputer menyebabkan terwujudnya hubungan antara stimulus dan respons sehingga dapat menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat.

b. Pengulangan, pengguna dapat mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, serta memiliki kebebasan dalam memilih materi atau bahan pelajaran.

c. Umpan balik dan peneguhan, dengan menggunakan komputer dapat membantu siswa memperoleh umpan balik (feedback) terhadap pelajaran secara leluasa dan dapat memacu motivasi siswa.

(50)

36

Sedangkan menurut Ariani (Maria Theresia Hery, 2015:6) pembelajaran yang menggunakan multimedia memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut: a. Mengenalkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa b. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru maupun

siswa

c. Mengejar ketertinggalan pengetahuan tentang IPTEK di bidang pendidikan d. Membangkitkan motivasi belajar siswa, karena dengan adanya multimedia

dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

e. Multimedia dapat membantu siswa membentuk model mental yang akan memudahkan dalam memahami suatu konsep.

f. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpukan bahwa multimedia interaktif memiliki banyak manfaat jika digunakan dalam pembelajaran, antara lain yaitu, multimedia interaktif dapat menyajikan objek atau benda-benda yang tidak dapat dihadirkan ke dalam kelas, menyajikan benda yang jauh dan tidak dapat diamati secara langsung, menyajikan benda yang kompleks, dapat meningkatkan daya tarik siswa, memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi siswa maupun guru, meningkatkan motivasi belajar siswa serta memperkenalkan perangkat teknologi kepada siswa sekaligus memanfaatkannya sebagai media dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif

(51)

37

penting dalam pembelajaran adalah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dengan perasaan senang serta memperhatikan pelajaran sehingga dapat memahami materi pembelajaran dan mencapai keberhasilan dalam belajar. Seorang siswa yang berminat terhadap suatu pembelajaran tentu akan fokus dan memperhatikan materi yang dipelajari. Timbulnya minat belajar yang baik selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Multimedia interaktif menjadi salah satu media yang dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran karena mengandung unsur yang menarik dan dapat menimbulkan perhatian siswa.

(52)

38

Guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat memberikan efektivitas dalam pembelajaran. Efektivitas belajar menurut Daryanto (2010: 57) adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Terciptanya efektivitas dalam pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang dicapai oleh guru dan siswa. Guru merupakan sosok yang penting dan selalu terlibat dalam setiap proses pembelajaran. Kegiatan guru dalam proses pembelajaran menurut Daryanto (2010: 63) meliputi memilih dan mengurutkan materi, penerapan metode pembelajaran, penggunaan media, penyampaian materi pembelajaran, pembimbingan belajar, dan evaluasi hasil belajar.

F. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Siswa kelas IV SD termasuk kelompok siswa kelas tinggi atau kelas 4-6 yang pada umumnya memiliki usia antara 9-12 tahun, sehingga berdasarkan klasifikasi dari Piaget (Izzaty, 2013: 104) masa kanak-kanak akhir berada pada tahap operasional konkret dalam berfikir. Pada tahap usia ini anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Anak dapat menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang konkret dan mampu berfikir logis.

(53)

39

3. Mampu memelihara benda di sekitarnya, dan mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. 4. Anak mulai banyak memperhatikan dan menerima pandangan dari orang lain. 5. Memiliki kemampuan berfikir yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab

akibat, kategorisasi, konversi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari suatu tempat, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung.

6. Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Anak sudah mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme dan sudah lebih logis.

Sementara itu, Samatowa (2006: 8) menjelaskan bahwa pada masa kelas tinggi, anak-anak memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut:

1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2. Amat realistik, anak memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar.

3. Menjelang akhir masa ini, ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus.

(54)

40

5. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah.

6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.

7. Peran manusia idola sangat penting. Pada umumnya, orang tua dan kakak-kakaknya dianggap sebagai manusia idola yang sempurna. Oleh karena itu, seringkali guru dianggap sebagai manusia yang serba tahu.

Hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih strategi pembelajaran untuk anak pada masa kanak-kanak akhir menurut Marsh (Izzaty, 2013: 116-117) adalah:

1. Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misanya barang/ benda konkret. 2. Menggunakan alat visual, misalnya multimedia.

3. Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks.

4. Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, misalnya menggunakan angka kecil dari butir-butir kunci.

5. Memberi latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki.

(55)

41

jenis yaitu permainan aktif dan aktif. Permainan aktif melibatkan anak secara langsung dan juga dengan orang lain atau teman, seperti olahraga, bermain drama, bermain pasir, dan menari. Sedangkan pada permainan pasif, anak bermain dengan menggunakan media atau alat. Salah satunya dengan menggunakan alat teknologi Tedjasaputra (Lestari, 2014: 11) mengatakan bahwa alat teknologi seperti komputer sudah menjadi barang biasa untuk anak-anak dan mereka dapat bermain sendiri sesuai kesenangannya. Penggunaan komputer bagi anak dapat mengembangkan motorik halus, dan juga membuat anak memiliki keterampilan komputer yang akan dibutuhkan sebagai sarana hidupnya

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diketahui bahwa siswa SD kelas IV memiliki sifat rasa ingin tahu dan mau belajar, senang bermain menggunakan alat, sudah dapat berpikir logis, dan memiliki minat terhadap hal-hal konkret. Pada masa ini, siswa sudah mampu untuk mengelompokkan sesuatu berdasarkan urutannya dan mampu melaksanakan kegiatan berdasarkan perintah dari guru karena siswa menganggap guru sebagai idola.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Theresia Hery. Hasil dari penelitian ini

(56)

42

prestasi belajar siswa terjadi kenaikan dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 48,44%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hayumuti, Herawati Susilo, dan Susriyati Manahal. Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kelandran Kediri. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang diperoleh dari hasil tes siklus I, siklus II, dan siklus III yaitu dari 21 siswa sebanyak 12 siswa atau 57,14% sudah tuntas atau dapat mencapai KKM. Kemudian pada siklus II sebanyak 16 siswa atau 76,19% sudah tuntas dan sebanyak 5siswa atau 23,80% belum tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 75,24%. Pada siklus III sebesar 18 siswa atau 85,71% sudah tuntas atau mencapai KKM dan 3 siswa atau 14,28% belum tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 85,04.

H. Kerangka Berpikir

(57)

43

memahami materi pelajaran. Maka dari itu, diperlukan media yang digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran.

Media pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif yang digunakan yaitu berupa CD Interaktif. CD tersebut berisi materi pelajaran yang dikemas dengan tampilan menarik karena merupakan gabungan dari unsur teks, suara, dan gambar. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar, siswa memperhatikan instruksi dan mendengarkan penjelasan guru terlebih dahulu terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan menggunakan multimedia interaktif. Siswa mengoperasikan sendiri dalam menggunakan media tersebut dan mencari tahu informasi dari materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari menggunakan multimedia interaktif adalah Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Materi tersebut memuat hal-hal yang abstrak karena tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa dan sulit dihadirkan ke dalam kelas. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat lebih mengkonkritkan materi yang abstrak tersebut. Selain itu siswa dapat mengoperasikan sendiri media tersebut sehingga siswa dapat lebih aktif dan leluasa dalam mencari informasi terkait materi yang pelajari.

(58)

44

pada mata pelajaran IPA. Penjelasan mengenai kerangka berfikir ini dapat digambarkan ke dalam bagan di bawah ini.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

 Minat belajar siswa pada pembelajaran IPA masih kurang.

 Hasil belajar IPA siswa kelas IV masih rendah dan sebagian besar siswa memiliki nilai yang belum mencapai KKM.

Tindakan

Pembelajaran IPA dilakukan melalui penggunaan multimedia Interaktif, yang memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

- Memiliki tampilan yang menarik. - Dapat meningkatkan minat siswa.

- Mampu membuat siswa lebih memahami suatu konsep atau materi.

Kondisi Akhir

(59)

45

I. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu, minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pengasih melalui penggunaan multimedia interaktif.

J. Definisi Operasional Variabel

1. Minat belajar adalah timbulnya dorongan terhadap suatu objek dalam proses memperoleh pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku pada siswa. Minat merupakan kondisi dalam diri seseorang yang ditandai dengan adanya perasaan senang, ketertarikan, partisipasi, dan perhatian. Minat belajar yang timbul dalam diri siswa memiliki pengaruh yang besar dalam belajar. Apabila seorang siswa mempelajari sesuatu sesuai dengan minatnya, maka ia akan dapat belajar dengan baik, begitu pula sebaliknya.

(60)

46

(61)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research). Menurut Ebbut (Kunandar, 2013: 3) penelitian tindakan adalah kajian sistemik dalam upaya memperbaiki pelaksanaan pembelajaran oleh guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam kegiatan pembelajaran dan berdsarkan refleksi mengenai hasil tindakan tersebut. Selanjutnya menurut Arikunto (2008: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Kusumah & Dwitagama (2010: 9) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(62)

48

Berdasarkan paparan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran melalui suatu tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Karakteristik PTK menurut Sulipan (Sutama, 2010: 18) yaitu, 1) didasarkan atas masalah yang dihadapi praktisi pendidikan (guru) dalam pembelajaran, 2) dilakukan secara kolaboratif melalui kerjasama dengan pihak lain, 3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, 4) memecahkan masalah untuk peningkatan mutu pembelajaran, 5) dilakukan dalam rangkaian beberapa siklus dan tindakannya meliputi efektivitas metode atau proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) suatu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

B. Subjek Penelitian

(63)

49

Kondisi tersebut mengakibatkan siswa menjadi kurang berkonsentrasi dan kurang memperhatikan dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA. Selain itu, nilai ulangan harian sebagian besar siswa masih kurang dari KKM. Dengan menghadirkan media yang baru seperti multimedia interaktif diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Pengasih yang beralamat di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini memiliki letak yang strategis karena jaraknya dekat dengan jalan raya sehingga kondisi lingkungan sekitar sekolah ini terbilang ramai. SD N 1 Pengasih sudah memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah tersedianya ruang komputer yang didalamnya terdapat beberapa buah perangkat komputer yang kondisinya bagus dan layak digunakan. Melihat kondisi tersebut, maka fasilitas yang telah tersedia dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan perangkat komputer yang ada melalui penggunaan multimedia interaktif.

2. Waktu penelitian

(64)

50

D. Desain Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih, pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan menurut Kemmis dan McTaggart. Kemmis & McTaggart mengembangkan model dari Kurt Lewin yang menjadi acuan pokok dan dasar dari berbagai model penelitian tindakan, karena dia orang pertama yang memperkenalkan istilah action research. Kemmis & McTaggart (Sutama, 2010: 21) menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang berbentuk spiral dan saling terkait dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

(65)

51

Gambar 2. Alur dalam model PTK Kemmis & McTaggart (Kusumah & Dwitagama, 2010)

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa pada setiap siklus terdiri dari empat aspek yaitu, perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

(66)

52 1. Menentukan kriteria keberhasilan

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA yang disusun oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada dosen dan guru kelas sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Menyiapkan media pembelajaran yaitu multimedia interaktif.

4. Menyusun skala minat belajar kemudian dikonsultasikan kepada dosen yang menguasai bidang tersebut. Expert Judgement dilakukan oleh Bapak Agung Hastomo, M.Pd.

5. Menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.

2. Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing)

Tindakan adalah implementasi ke proses belajar mengajar yang sebenarnya. Implementasi dari tindakan harus dipikirkan dengan matang sebelumnya dan dilaporkan hasilnya. Tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun yaitu guru melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan multimedia interaktif. Pada saat melakukan tindakan juga sekaligus dilakukan pengamatan. Pelaksanaan tindakan membutuhkan kolaborasi antara guru dan pengamat (observer). Pengamat pelaksanaan dalam PTK bisa lebih dari satu orang atau melibatkan pihak lain yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu teman sejawat.

(67)

53

setiap mengamati proses pembelajaran. Dalam kegiatan pengamatan disediakan instrumen atau alat-alat observasi seperti pedoman observasi, catatan atau jurnal harian, alat-alat seperti perekam, kamera foto dan video untuk merekam semua kejadian di dalam kelas agar terdapat dokumentasi dan dapat dijadikan sebagai bahan analisa berdasarkan masalah yang dihadapi. Setiap hal yang diamati juga perlu dicatat secara rinci dalam jurnal harian mengenai jalannya tindakan.

3. Refleksi (Reflecting)

Setelah tindakan dan pengamatan dilakukan, kemudian dilakukan refleksi. Refleksi adalah upaya evaluasi diri dan mengkaji proses pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi. Refleksi dilakukan secara terbuka dengan melakukan diskusi dalam tim. Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus, dan berdasarkan refleksi ini lalu dilakukan perbaikan pada rencana tindakan (action plan) untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi, skala, tes, dan dokumentasi. Penjelasan dari masing-masing teknik tersebut adalah sebagai berikut (Sutama, 2010: 31-34).

1. Observasi

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2.  Alur dalam model PTK Kemmis & McTaggart  (Kusumah & Dwitagama, 2010)
Tabel 1. Kisi-kisi observasi guru
Tabel 5. Kisi-kisi soal siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

6 Hasil uji Duncan terhadap parameter diameter tanaman jabon merah ( Anthocephalus macrophyllus ) umur satu tahun 8 7 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan jumlah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV-B di SDN Conggeang 1 dalam pembelajaran IPA materi energi alternatif hasil belajar siswa masih rendah. Kinerja guru dan

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

[r]

Data aktifitas jaringan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari proses pemantauan secara langsung, yang diharapkan akan mampu merepresentasikan aktifitas

Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Penerapan metode The Learning Cell dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mengajukan pertanyaan pada pelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik fisik ( overrun , lama waktu pelelehan, pH, viskositas, kandungan gula) dan sensori (rasa, warna,

Aspek estetika : Daya pikat dari T-shirt di atas serat berbahan katun combed dan sangat nyaman dikenakan pada saat event tahunan antar komunitas capoeira pemilihan