commit to user
i
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)
PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk
CABANG SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan untuk
mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh :
RETNO WIDYASTUTI
NIM F3609056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv MOTTO
“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan. Tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.” (James Thurber)
“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.” (Evelyn Underhill)
“Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka
hilanglah keyakinan.” (Sir Francis Bacon)
“Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita
juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.” (Kahlil Gibran)
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Ø Allah SWT
Ø Bapak Ismoyo dan Ibu Kustinik sebagai
kedua orang tua dan keluarga tercinta
yang selalu mendoakan dan kasih
support
Ø Pembimbing
Ø Sahabat-sahabat kontrakan suka-suka
Ø Teman-teman KP angkatan 2009
Ø Almamater Universitas Sebelas Maret
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalammua’laikum Wr. Wb
Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN
KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk
CABANG SURAKARTA”. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
keluar dari zaman kebodohan. Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini bisa selesai tepat waktu atas
bantuan dan bimbingan berbagai pihak yang telah bersedia memberikan
pengarahan, informasi, keterangan serta bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
penulis dan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Ketua Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
commit to user
vii
3. Bapak Sutanto, SE. MSi, Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Seluruh Bapak/ Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi untuk
hidup dan masa depan bagi penulis.
5. Bapak Rachmursito selaku pimpinan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang
Surakarta yang berkenan memberikan ijin bagi penilis untuk melakukan
magang dan penelitian.
6. Ibu Tika bagian SDM PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Surakarta yang telah
memberikan materi dan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.
7. Bapak Heru bagian Credit Support yang membimbing penulis selama magang
dan melakukan penilitian di PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dan
memberikan materi-materi yang dibutuhkan. Selain itu untuk Bapak Esa
bagian Marketing Komunikasi yang telah memberikan data-data. Dan semua
pegawai Bank Bukopin yang telah memberikan masukan-masukan untuk
penulis membuat tugas akhir ini.
8. Bapak, Ibu, Nenek, Adik-adik, dan segenap keluarga besarku atas semua doa
dan dukungannya yang diberikan kepada penulis selama pembuatan tugas
akhir ini.
9. Teman-teman seperjuangan magang, yaitu Deni Radius, Rinta Setya, Teni
Novita. Terimakasih atas kerjasamanya dan atas bantuannya.
10.Untuk Deni Radius dan Rinta Setya terimakasih yang sebesar-besarnya atas
commit to user
viii
11.Sahabat-sahabatku Rinie, Intan, Vita, Evi, Fida, Weny, Vivie terima kasih
buat indahnya persahabatan serta bantuannya selama ini.
12.Untuk Rinie, Vita, Intan makasih atas pinjaman laptopnya selama ini sampai
tugas akhir ini selesai.
13.Seluruh teman-teman Keuangan dan Perbankan angkatan 2009 tetap semangat
dan terus berjuang untuk masa depan kita yang indah.
14.Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga
terselesaikannya penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
tetapi penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi mereka yang
membutuhkan ilmu, khususnya bagi penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu
memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal
Alamin.
Surakarta, Mei 2012
commit to user
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
MOTTO ………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Peneliian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 9
B. Pengertian Prosedur ...10
C. Pengertian Kredit ... 11
commit to user
x
E. Tujuan
Kredit ...14
F. Manfaat Kredit ... 15
G. Fungsi Kredit ...16
H. Jenis-jenis Kredit ... 18
I. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 22
J. Kolektibilitas Kredit ... 26
K. Unsur-unsur Penyebab Kredit Macet ... 27
L. Penyelamatan Kredit Macet ... 28
M. Prosedur Umum Perkreditan ... 30
N. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ...32
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 34
B. Pembahasan ... 73
1.Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Bukopin, Tbk ... 74
2.Prosedur Pemberian KPR sudah menggunakan prinsip 5C ... 79
3.Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam memberikan KPR pada PT. Bank Bukopin, Tbk ... 83
commit to user
xi
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
3.1. Jumlah pegawai PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta ... 38
3.2. Keadaan pegawai Bank Bukopin berdasarkan tingkat
Pendidikan ... 39
3.3. Bunga berdasarkan saldo harian giro pada PT. Bank Bukopin, Tbk
cabang Surakarta ... 59
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
3.1 Struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk cab Surakarta ... 40
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Tugas Akhir
Lampiran 2 Kegiatan Harian Kuliah Magang
Lampiran 3 Surat Permohonan Magang
Lampiran 4 Daftar Nilai Program Pemagangan D3 Keuangan dan Perbankan
Lampiran 5 Surat Keterangan Nilai
Lampiran 6 Surat Pemberitahuan
Lampiran 7 Surat Teguran
Lampiran 8 Surat Peringatan I
Lampiran 9 Surat Peringatan II
commit to user
Housingloans(mortgages) is one ofthe publicinterestbecause theloanalong with the developmenttime ofthe requestforthehouseas a residencewas only increasing.In additionthe houseisa veryimportantrequirementfor all peopleandis one of theprimaryhumanneedsthat must be metfora placeto live. This thesisaims to determine theprocedures for grantinghousing loansto thePT. BankBukopin, TbkSurakartabranch. In additiontoknowingwhether ituses the principle of5Cin providingcredit, andthe last tofind outthe constraintsfaced byPT. BankBukopin, TbkSurakartabranch.
The research method usedin the preparation ofthis thesisisa case studythattakesacertainobjecttobe analyzedin depth. The data obtainedthroughtwosources, namely
primary and secondary data. Primary dataobtained
bydirectinterviewatthecreditsupportandmarketingcommunicationsPT. Bukopin, TbkSurakartabranch. Secondary dataobtainedfrom booksandotherrelatedresearch.
Based onthe research resultscan be concludedthat thePT. BukopinSurakartabranchlendingprocedureshave beendoneby submittinga credit application, credit processing, creditdecision, the binding of creditandguarantees, andthe last is thethawingof credit(droping). PT. BankBukopin, TbkSurakartabranchalreadyuses the principle of5Cin providingmortgagethat includescharacter, capacity, capital, collateral, ofeconomiccondition. Barriersfaced bythelack of promotionofmortgage products, lack of cooperation betweentheBankBukopinbythe developer, andcompetitionbetween banks.
Advicecan be givento theauthor ofPT. BankBukopin,TbkSurakartabranchismoreaway ofimproving thequality ofpeningakatanadvertisingcampaign, morevigorouspromotionstogivethe publicmore interested in takingon themortgage productBukopin. In additiontothe renovationof spaceforthe placement ofstaffloanmoreconvenientandconcentrationbiasintheir work.
commit to user
ABSTRAK
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT (KPR) PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk CABANG SURAKARTA
RETNO WIDYASTUTI F 3609056
KreditPemilikanRumah (KPR) adalahsalahsatukredit yang
diminatimasyarakatkarenaseiringdenganberkembangnyazamanpermintaanterhadapadanyarumahs ebagaitempattinggal pun semakinbertambah. Selainiturumahmerupakankebutuhan yang amatpentingbagisemua orang danmerupakansalahsatukebutuhan primer manusia yang harusdipenuhiuntuktempattinggal.Tugasakhirinibertujuanuntukmengetahuiprosedurpemberiankre
ditpemilikanrumahpada PT. Bank Bukopin, Tbkcabang
Surakarta.Selainituuntukmengetahuiapakahsudahmenggunakanprinsip 5C dalammemberikankredit, dan yang terakhiruntukmengetahuikendala-kendala yang dihadapi PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta.
Metodepenelitian yang
digunakandalampenyusunantugasakhiriniyaitustudikasusyaitumengambilsuatuobyektertentuuntu kdianalisasecaramendalam.Data yang diperolehmelalui 2 sumberyaitu data primer dansekunder. Data primer diperolehdengancarawawancaralangsungpadabagian credit support dan marketing komunikasi PT. Bank bukopin, Tbkcabang Surakarta. Data sekunderdiperolehdaribuku-bukudanlain yang berkaitandenganpenelitian.
Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwa PT. Bank Bukopincabang Surakarta telahmelakukanprosedurpemberiankreditdengancaramengajukanpermohonankredit, proses kredit, keputusankredit, pengikatankreditdanjaminan, dan yang terakhiradalahpencairankredit (droping). PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta sudahmenggunakanprinsip 5C dalammemberikankreditpemilikanrumah yang meliputicharacter, capacity, capital, collateral,
condition of economic.Hambatan yang dihadapiyaitukurangnyapromosimengenaiproduk KPR,
kurangnyakerjasamaantarapihak Bank Bukopindenganpihak developer, danpersainganantar bank.
Saran yang dapatdiberikanpenuliskepada PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta adalahlebihmeningkatankualitaspromosidengancarapeningakatanperiklanan,
lebihgencarmemberikanpromosi-promosi agar masyarakatlebihtertarikuntukmengambilproduk KPR di Bank Bukopin. Selainitumelakukanrenovasiruangpenempatankredit agar pegawailebihnyamandankonsentrasidalammenjalankanpekerjaannya.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tanggal 10 November tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian bank menurut A.
Abdurahman dalam Thomas S. dkk (1988) bank adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang. Penghimpunan dan penyaluran dana
pada sebuah bank secara umum dilakukan dengan cara menawarkan
layanan-layanan dalam bentuk produk-produk perbankan. Produk-produk
tersebut dibagi ke dalam dua jenis, yaitu produk dana dan produk kredit.
Produk dana terdiri dari tabungan, deposito, dan giro. Sedangkan produk
kredit terdiri dari kredit konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit investasi.
Selain itu bank juga memiliki kegiatan lain yang berupa kegiatan di bidang
administrasi dan layanan perbankan, dimana bank memperoleh pendapatan
berupa fee atau imbalan. Namun diantara kegiatan usaha perbankan,
layanan pemberian kredit merupakan kegiatan perbankan yang memiliki
commit to user
2 paling utama dan merupakan sumber pendapatan terbesar dari seluruh
kegiatan bank yang lain dengan mendapatkan bunga serta provisi.
Seiring dengan berkembangnya zaman, permintaan terhadap adanya
rumah sebagai tempat tinggal pun semakin bertambah, karena rumah
merupakan kebutuhan yang amat penting bagi semua orang dan
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi
untuk tempat tinggal manusia.
Melihat kondisi sekarang yang semakin sulit mendapat lahan karena
tanah yang tersedia semakin sedikit sehingga menyebabkan harga tanah
dan harga rumah menjadi semakin mahal. Bagi konsumen yang memiliki
kendala keuangan, pihak perbankan dapat membantu dengan suatu
alternatif pembayaran dengan sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Beban pembayaran rumah melalui KPR lebih ringan karena dilakukan
dengan angsuran setiap bulannya, dan suku bunga yang ditawarkan sesuai
dengan kondisi pasar dan tetap per tahunnya. KPR tidak hanya digunakan
pada pembelian rumah baru saja tetapi juga bisa digunakan untuk
pembelian runah yang sudah pernah dipakai atau bekas.
Pada saat ini banyak sekali jenis kredit yang ditawarkan pihak bank
pada masyarakat dan pada dunia usaha. Penggolongan jenis kredit tersebut
dapat dilihat dari jenis kegunaanya yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini sangat membantu Pemerintah dalam
hal pengadaan atau penyediaan perumahan yang sehat dan layak sebagai
commit to user
3 PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta melakukan pengelolaan
dana yang diperoleh dari simpanan nasabah berupa tabungan, deposito,
dan giro yang disalurkan dalam bentuk kredit KPR dan non KPR kepada
masyarakat. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu kredit yang
diberikan PT. Bank Bukopin yang diminati masyarakat karena seperti
yang dijelaskan diatas bahwa rumah telah menjadi kebutuhan primer yang
akan selalu dibutuhkan sampai kapanpun.
Meskipun pihak PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam
memberikan kredit yang berupa KPR kepada debitur telah didasarkan pada
prinsip kehati-hatian dan menggunakan asas-asas perkreditan yang sehat
serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, tidak jauh dari
adanya kemungkinan timbulnya KPR menunggak.
Karena pentingnya pemberian KPR bagi masyarakat, pihak PT.
Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta perlu melakukan kontrol yang baik
dari pihak manajemen perusahaan tersebut terhadap prosedur pemberian
fasilitas KPR. Kontrol yang dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern.
Pengendalian Intern pada prosedur pemberian KPR ini sangat membantu
pihak perusahaan dalam menghindari resiko kredit bermasalah (NPL)
sejak dini pada pemberian fasilitas KPR. Adapun sistem pengendalian
intern pada prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak
bergantung kepada sedikit banyaknya tahapan yang dilalui oleh calon
debitur, tetapi lebih pada tahapan yang dilalui yang telah dilaksanakan
commit to user
4 Jika Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini sudah terealisasi,
selanjutnya adalah mengawasi pelaksanaan kredit itu sendiri, hal ini
memerlukan perhatian yang khusus dengan cara memantau setiap
kepatuhan debitur dalam pelunasan angsurannya setiap bulan. Cara ini
tidak hanya dengan mengeluarkan surat peringatan (SP) kepada debitur
yang dimaksud. PT. Bank Bukopin, Tbk selaku pihak yang menyediakan
dana atau memberi kredit mempunyai hubungan dengan pihak developer
ataupun pihak broker house dalam pemberian kredit pemilikan rumah
(KPR). Dalam hal ini, hubungan yang dimaksud adalah tidak sebatas
hubungan bisnis saja, namun lebih dari itu. Maksudnya bagaimana
hubungan PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dengan pihak tersebut
dapat benar-benar memberikan kepuasan yang maksimal kepada calon
debitur untuk memperoleh fasilitas KPR yang dibutuhkan calon debitur.
Untuk memantau atau mengawasi kepatuhan debitur dalam hal
pembayaran angsuran setiap bulannya, Relationship Officer (RO) biasanya
melakukan hubungan langsung yang bersifat informal seperti menemui
debitur secara langsung ataupun menghubungi debitur melalui telepon.
Selain itu, pemberian surat peringatan (SP) merupakan salah satu prosedur
yang digunakan untuk memantau kepatuhan atau ketaatan debitur dalam
hal pembayaran angsuran setiap bulan. Jika debitur tersebut terlambat atau
tidak melunasi pembayaran angsurannya, maka debitur tersebut
commit to user
5 Berdasarkan dari pemaparan diatas maka penulis akan mengadakan
penelitian yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT BANK BUKOPIN, Tbk
CABANG SURAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menentukan
beberapa pokok permasalahan yang akan di bahas, yaitu :
1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pemilikan rumah (KPR)
pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta?
2. Apakah PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam memberikan
kredit pemilikan rumah sudah menggunakan prinsip 5C?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Bukopin, Tbk
cabang Surakarta dalam memberikan kredit pemilikan rumah (KPR)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan
dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada
PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.
2. Untuk mengetahui apakah PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
sudah menggunakan prinsip 5C dalam memberikan produk kredit
pemilikan rumah.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT. Bank Bukopin,
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari analisis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat pada :
1. Bagi penulis
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah ke
dunia nyata.
b. Menambah pengetahuan, dan memperluas pengetahuan terhadap
permasalahan perekonomian khususnya pada dunia perbankan.
c. Memberikan pengalaman yang bermanfaat serta memperdalam
pengetahuan tentang prosedur pemberian kredit pemilikan rumah
pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.
2. Bagi perusahaan
a. Dapat membantu menyumbangkan pikiran sebagai dasar
pertimbangan dalam rangka mengembangkan kinerja pada
pemberian kredit pemilikan rumah kepada yang membutuhkan.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan pelaporan penulis menggunakan metode dan
langkah-langkah yang dapat mempermudah dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, yaitu sebagai berikut :
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank Bukopin, Tbk. Cabang Surakarta
commit to user
7 Telepon (0271) 665252, Fax. (0271) 669292, E-mail
www.bukopin.co.id
2. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang secara langsung dikumpulkan dari
sumbernya, data ini diperoleh dari perusahaan. Data yang diambil
merupakan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung
dari sumber kedua melalui studi kepustakaan, studi dokumenter,
dan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada lokasi selama penelitian untuk
memberikan gambaran yang sesungguhnya dari objek yang
diteliti.
b. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung dengan karyawan dan staf
perusahaan sebagai upaya untuk memperoleh informasi lisan
commit to user
8 c. Studi Pustaka
Merupakan metode yang secara langsung mengumpulkan
data dengan cara membaca buku-buku pedoman yang ada
hubungannya dengan Tugas Akhir ini untuk mendapatkan data
yang digunakan.
4. Teknik Pembahasan
Pada penelitian ini teknik yang yang digunakan adalah teknik
pembahasan deskriptif yang bertujuan untuk mengklasifikasikan
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
Menurut Dendawijaya (2000:25) yang dimaksud bank adalah “ suatu
jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata
uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.
Menurut IAI dalam Standar Akutansi Keuangan (2002:31):” Bank adalah
suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan,
yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana kepada pihak yang
membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan”.
Sedangkan menurut pasal 1 UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan,
pengertian perbankan adalah:” Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat”.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha
pokok bank adalah untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan
kembali ke masyarakat. Jadi bank memperoleh keuntungan dari pelayanan
commit to user
10
B. Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2001:5), prosedur suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Prosedur dapat diartikan oleh para ahli yang diambil dari
(http://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/) diantaranya
menurut Muhammad Ali (2000:325), prosedur adalah tata cara menjalankan
suatu pekerjaan. Pakar lainnya seperti Ibnu Syamsi, SW (1994:16)
mendefinisikan prosedur yaitu suatu rangkaian metode yang telah menjadi
pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan.
Menurut Kamaruddin (1992:836-837), prosedur memiliki arti yaitu suatu
susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan
prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan
utama dari suatu organisasi. Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail
Masya (1994:74) mengatakan bahwa Prosedur adalah suatu rangkaian
tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu
dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berulang-ulang.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan
commit to user
11
C. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin “credere” yang berarti percaya atau
to belive atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran pemberian kredit oleh
suatu lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha
berlandaskan pada kepercayaan (faith). Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha,
kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value)
kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat ini, bahwa
nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (pihak bank)
setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sesuai dengan
kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dengan debitur
(user).
Pengertian kredit dapat diartikan oleh beberapa para ahli ilmu hukum,
seperti J.A. Lavy, yang merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara
sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima
kredit. Sedangkan menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan, kredit yaitu suatu
prestasi yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dimana prestasi
akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan diserahi dengan suatu
kontraprestasi berupa bunga.
Menurut UU pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, kredit mempunyai
arti yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain
commit to user
12 setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.
(Presentasi Bank Bukopin oleh Eddy Cahyono, MM. VP)
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat
11, pengertian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
pengertian kredit diatur dalam pasal 1 ayat 12 yaitu penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang
mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Pengertian kredit secara umum yaitu kemampuan untuk melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang telah
disepakati. (Presentasi Bank Bukopin oleh Eddy Cahyono, MM. VP)
D. Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut (Kasmir:2002) :
1. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi pemberi kredit
benar-commit to user
13 benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu
kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang
melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan.
2. Kesepakatan (Agreement)
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan
ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.
3. Jangka Waktu (Time)
Jangka waktu bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun),
jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun).
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang
sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu
ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
4. Resiko (Risk)
Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,
baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak
sengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah
tanpa ada unsur-unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
commit to user
14 dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga
merupakan keuntungan bank.
E. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan
pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank itu sendiri
(Kasmir:2002).
Menurut Ruddy Tri Santoso (1997) tujuan perkreditan harus diarahkan
untuk kepentingan bank, yaitu :
1. Membantu perkembangan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebijaksanaan
dan program pemerintah dengan tetap mendasarkan pada persyaratan bank
secara teknis dan wajar.
2. Mencari keuntungan yang layak bagi bank.
3. Membantu perluasan pemanfaatan jasa-jasa perbankan lainnya, tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip kredit itu sendiri.
Tujuan dasar kredit dimaksudkan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu
yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya, bahkan harus saling menunjang
atau dapat dicapai bersama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang
dan melalui suatu analisis dan penelitian yang cermat untuk mencegah
commit to user
15
F. Manfaat Kredit
Manfaat kredit menurut presentasi pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang
Surakarta oleh Eddy Cahyono, MM. VP tentang dasar-dasar perkreditan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dari sudut manfaat bagi Debitur
a. Relatif mudah diperoleh
b. Lembaga yang kuat di masyarakat
c. Biaya dapat diperkirakan
d. Terdapat berbagai jenis kredit sesuai dengan kebutuhan
e. Rahasia keuangan debitur aman
f. Debitur dapat memperluaskan dan mengembangkan usahanya
g. Perbankan memiliki ketentuan yuridis yang jelas
h. Jangka waktu sesuai dengan kebutuhan
2. Dari sudut kepentingan Perbankan
a. Memperoleh pendapatan bunga kredit
b. Untuk menjaga solvabilitas usaha
c. Membantu memasarkan jasa-jasa bank lainnya
d. Untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha bank
e. Merebut market share dalam industry perbankan
f. Menambah wawasan dan pengetahuan berbagai jenis usaha bagi staff
bank.
3. Dari sudut kepentingan Pemerintah
commit to user
16 b. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter
c. Alat untuk menciptakan lapangan usaha
d. Alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat
e. Sumber pendapatan Negara
4. Dari sudut kepentingan masyarakat luas
a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja
b. Bermanfaat bagi mereka yang terlibat seperti konsultan, akuntan,
notaris, appraisal
c. Manfaat bagi pemilik dana dapat menerima kembali secara utuh beserta
bunganya
d. Bagi pengelola pasar modal yaitu untuk mempermudah penyusunan
perencanaan kegiatan
e. Pengembangan sumber daya manusia
f. Tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan dengan
perusahaan yang dibiayai.
G. Fungsi Kredit
Fungsi kredit yang secara luas antara lain (Kasmir:2002) :
1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang
Dengan diberikannya kredit uang yang semula hanya disimpan di
rumah tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh
penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan
commit to user
17 2. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan
uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur
untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna
barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.
4. Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas
ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula
membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga
commit to user
18 6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar
atau memperluas usahanya.
7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik
tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan
dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di
pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa
lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.
8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian
kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya,
sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
H. Jenis-jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
(Kasmir:2002) :
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
commit to user
19 Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
b. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau
jasa.
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,
karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau
badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil
pribadi, kredit perabot rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan
digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
commit to user
20 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
a. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1
tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3
tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.
c. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.
Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5
tahun.
Dalam praktiknya bank dapat pula hanya mengklasifikasikan
kredit menjadi hanya jangka panjang dan jangka pendek. Untuk
jangka waktu maksimal 1 tahun dianggap jangka pendek dan di atas 1
tahun dianggap jangka panjang.
4. Dlihat dari Segi Jaminan
a. Kredit dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
commit to user
21 b. Kredit Tanpa Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau
orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.
5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
a. Kredit Pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
b. Kredit Peternakan
Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek
misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau
ternak sapi.
c. Kredit Industri
Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik
industri kecil, industri menengah atau industri besar.
d. Kredit Pertambangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis
usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang.
commit to user
22 Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahasiswa.
f. Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.
g. Kredit Perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.
I. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit,
dilkukan dengan analisis 5C dan 7P. Penilaian dengan analisis 5C adalah
sebagai berikut (Kasmir:2002) :
1. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak
dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat
dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat
dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan
maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini
dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk
commit to user
23
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah
dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar
belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola
usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan. Capacity sering disebut juga dengan nama
Capability.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapat
dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan
dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis
dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk presentase
modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan,
berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial
dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan
datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
commit to user
24
5. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaanya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan
dapat dipergunakan secepat mungkin.
Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis
7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut (Kasmir:2002) :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah-lakunya
sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit
dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk
commit to user
25
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan
tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin
baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh
usaha lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan
benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa
commit to user
26
J. Kolektibilitas Kredit
Istilah penggolongan kredit bermasalah merupakan istilah yang dipakai
untuk menunjukkan penggolongan kolektibilitas kredit yang menggambarkan
kualitas dari kredit itu sendiri (Muhamad Djumhana, 2000).
Sehubungan dengan adanya risiko kredit bermasalah, maka bank
membagi peringkat kreditnya ke dalam beberapa kategori kolektibilitas
sebagaimana yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Adapun kategori
kolektibilitas tersebut adalah sebagai berikut (Boy Leon dan Sonny Ericson,
2007) :
1. Kredit Lancar
Yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok
pinjaman maupun bunganya.
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mentioned)
Yaitu kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok pinjaman
bunga dan atau bunganya selama 1 sampai 2 bulan dari waktu yang
dijanjikan.
3. Kredit Kurang Lancar
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang
commit to user
27 4. Kredit Diragukan
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah
mengalami penundaan selama 6 bulan atau 2 kali dari jadwal yang telah
dijanjikan.
5. Kredit Macet (Non Performing Loan)
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh
tempo menurut jadwal yang telah dijanjikan.
K. Unsur-unsur Penyebab Kredit Macet
Hampir setiap bank mengalami kredit macet atau nasabah tidak mampu
lagi untuk melunasi kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan
oleh dua faktor yaitu :
1. Dari Pihak Perbankan
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan
perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang seharusnya
terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan suatu kredit dapat pula
terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga
dalam analisisnya dilakukan secara tidak obyektif.
2. Dari Pihak Nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan dua hal
commit to user
28 a. Adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan
dengan sendiri macet.
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki kemauan untuk
membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai terkena
musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran (Kasmir, 2004).
L. Penyelamatan Kredit Macet
Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan
penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan
kredit terhadap kredit macet dilakukan dengan melakukan beberapa metode
yaitu (Kasmir:2004) :
1. Resceduling
Dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Memperpanjang Jangka Waktu Kredit
Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka
waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari enam
bulan menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang
lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang Jangka Waktu Angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kreditnya diperpanjang pembayarannya, misal dari 36 kali menjadi 48
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil
commit to user
29
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :
a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan Suku Bunga. Penurunan suku bunga dimaksudkan agar
lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per
tahun sebelumnya dibebankan 17% diturunkan menjadi 15%. Hal ini
tergantung dari pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan suku
bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil,
sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
3. Restructuring
Dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Menambah jumlah kredit
b. Menambah equity yaitu :
1) Dengan menyetor uang tunai
2) Tambahan dari pemilik
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang di atas. Misalnya
kombinasi antara restructuring dengan reconditioning atau rescheduling
commit to user
30
5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk
membayar semua hutang-hutangnya.
M. Prosedur Umum Perkreditan
Prosedur kredit bank setiap bank tidak semuanya sama, menurut Suyatno
(1995:69-86) menjelaskan tentang prosedur umum perkreditan adalah sebagai
berikut :
1. Permohonan Kredit
Permohonan kredit ini, mencakup permohonan baru untuk
memperoleh suatu jenis fasilitas kredit pemohon tambahan suatu kredit
yang sedang berjalan, permohonan pembaharuan masa lalu kredit dan
yang sudah berakhir maupun permohonan lainnya untuk perubahan
syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, seperti penukaran jaminan,
pengunduran jadwal angsuran.
2. Investigasi kredit
Untuk menghindari resiko kredit yang akan datang, perlu dilakukan
wawancara dengan pemohon kredit atau debitur, penghimpunan data yang
verhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, ,meliputi
informasi untuk bank dan juga daftar-daftar hitam dan daftar kredit macet.
3. Analisa kredit
Analisa kredit yaitu pekerjaan yang meliputi mempersiapkan
commit to user
31 itu juga mengetahui kemungkinan dapat tidaknya dipertimbangkan suatu
permohonan kredit dan penyajian laporan analisa yang berisi penguraian
dan kesimpulan serta penyajian laporan analisa yang berisi
alternative-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
tentang kredit tersebut.
4. Keputusan atas permohonan kredit
Keputusan atas permohonan kredit adalah tindakan pejabat yang
berdasarkan wewenangnya dengan landasan penilaian syarat-syarat umum
dalam laporan pemeriksaan dan analisa kredit berhak mengambil
keputusan berupa menolak, menyetujui, atau mengusulkan permohonan
fasilitas kredit kepada pejabat wewenang.
5. Penolakan dan persetujuan permohonan kredit
Penolakan permohonan kredit ini baik oleh bagian kredit dilaporkan
setelah mendapat persetujuan direksi kantor pusat, adalah dianggap tidak
memenuhi persyaratan secara teknis yang disampaikan kepada nasabah
sevara tertulis.
Sedangkan persetujuan pemberian kredit adalah keputusan untuk
mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
Untuk menjelaskan keputusan bank biasanya ditegaskan terlebih dahulu
syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh calon
nasabah.
Prosedur dalam proses persetujuan permohonan kredit ini adalah
commit to user
32 a) Pemberian surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada
pemohon yang berisi syarat-syarat kredit yang bersangkutan.
b) Penagihan jaminan.
c) Penandatanganan perjanjian kredit.
d) Pembayaran bea materai kredit.
e) Pembayaran provisi kredit.
6. Pencairan fasilitas kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan
kredit yang telah disetujui oleh bank. Yang dalam prateknya berupa
pembayaran dan atau pemindah bukuan atas beban rekening pinjaman atau
fasilitas lainnya.
7. Pelunasan fasilitas kredit
Pelunasan kredit ini adalah semua kewajiban hutang nasabah terhadap
bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian. Sehingga selesai sudah
urusan dengan bank yang bersangkutan, dengan selesainya pelunasan atas
kredit maka jaminan yang tadinya ada pada pihak bank dikembalikan
kepada nasabah.
N. Pengertian KPR
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang
diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan
membeli atau memperbaiki rumah. Di Indonesia saat ini dikenal ada 2 jenis
commit to user
33 1. KPR Subsidi
yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan
perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang
diberikan berupa : Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah
dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit Subsidi ini diatur
tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang
mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang
ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan
pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.
2. KPR Non Subsidi
yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat.
Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit
commit to user
34
BAB III
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan PT. Bank Bukopin
Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970
menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan
berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di
Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan
peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih
luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen
komersial dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan
pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh
sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi,
kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan
yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah
maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.
Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor
yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara
real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan
commit to user
35 sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga
keuangan mikro.
Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil
pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank
Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan
menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah
disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk
menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada
nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun
internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan
standar yang tinggi.
Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada
akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai
lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang
kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan
tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi
hasil terbaik secara berkelanjutan.
2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
Pada awal berdirinya pada tahun 1979 di Surakarta, PT. Bank
Bukopin cabang Surakarta, Propinsi Jawa Tengah yang beralamatkan di
JL. Jendral Sudirman No. 10 Surakarta 57111, sebagai bank pusat di
kota Solo. Pada tahun 1979 demi meningkatkan pelayanan, Bukopin
commit to user
36 beralamat di jalan Slamet Riyadi No 138 Solo 57151, Capem Klaten
beralamat di Jl. Pemuda Utara No 82, Klaten 57414, Capem Sragen
beralamat di Jl Raya Sukowati No 170 Sragen 57211 dan Capem
Boyolali beralamat di Jl Pandanaran Ruko C2-D2 Boyolali 57316.
Adapun pendirian Bukopin cabang ini adalah dalam rangka
membantu program pemerintah untuk membantu pengusaha kecil
menengah didaerah pedesaan.
3. Keadaan Fisik Kantor PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
Gedung kantor PT. Bank Bukopin cabang Surakarta beralamat di
JL. Jendral Sudirman No. 10 Surakarta 57111. Kantor Bank Bukopin
ini terdiri dari 4 lantai yang dipergunakan untuk semua kegiatan atau
aktivitas para pegawai kantor sehari-hari yang telah dilengkapi dengan
fasilitas kantor pada umumnya yaitu ruang kerja, ruang meeting, ATM,
tempat parkir, mushola, kendaraan dinas seperti mobil, pos satpam,
toilet, televisi, dan sebagainya. Bagian ruangan pada kantor Bank
Bukopin dibagi menjadi 4 lantai, yaitu :
1) Lantai 1 : Teller, Customer Service, Ruang tunggu.
2) Lantai 2 : Ruang pimpinan cabang, Sekretaris, Pelayanan
kas, Assistant Manajer Operasional, Administrasi
kredit, Administrasi dana dan jasa, Pelayanan
commit to user
37 3) Lantai 3 : Account Officer, Administrasi unit, Assistant
manajer bisnis mikro, Sarana Logistik, IT, Tim
kurir kas, Pemilik.
4) Lantai 4 : Aula kantor PT. Bank Bukopin, Tbk cabang
Surakarta.
4. Visi dan Misi
a. Visi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
Menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan.
b. Misi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut
berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan
koperasi, serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang
saham dan kesejahteraan karyawan.
Dengan rumusan visi dan misi diatas mempertegas keinginan
manajemen baru untuk menjadikan PT. Bank Bukopin sebagai
bank yang mandiri dan mendatangkan keutungan bagi pemegang
saham.
5. Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai di PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
dibagi menjadi beberapa jenis kepegawaian (Bag SDM PT. Bank
commit to user
38 a. Jenis pegawai berdasarkan status kepegawaian
1) Pegawai tetap adalah pegawai yang menjalankan wewenang
dan tanggungjawab untuk melaksanakan tugas operasional
bank, sehingga mereka mempunyai asset terhadap informasi
mengenai keadaan bank. Fasilitas yang diberikan oleh kantor
yaitu berupa tunjangan-tunjangan seperti tunjangan suami atau
istri, anak, kesehatan dan lain-lain serta fasilitas kantor berupa
alat transportasi berupa motor ataupun mobil dinas.
2) Pegawai kontrak adalah pegawai yang menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk melaksanakan tugas operasional
bank dengan masa kontrak yang telah disepakati antara kedua
belah pihak antara pihak bank dengan pegawai.
Tabel 3.1
Jumlah pegawai PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta
No Jenis Pegawai Jumlah
1 Pegawai tetap 91
2 Pegawai kontrak 47
Jumlah 138
Sumber : SDM Bank Bukopin
3) Pegawai outsorcing adalah pegawai yang dibawah naungan
sebuah perusahaan atau vendor yang masa kerjanya berupa
kontrak dalam kurun waktu satu atau dua tahun. Pegawai
outsorcing tidak mendapatkan tunjangan dan fasilitas kantor
seperti pegawai tetap. Pada PT. Bank Bukopin terdapat juga
commit to user
39 b. Jenis pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan hal penting dalam dunia kerja. Dengan
pendidikan tersebut kita mendapat pengetahuan dan pengalaman
kerja yang tentunya akan berbeda antara pegawai satu dengan yang
lainnya. Adapun tingkat pendidikan pegawai Bank Bukopin seperti
yang penulis gambarkan dalam table dibawah ini. Semakin tinggi
pendidikan seorang pegawai, semakin tinggi pula jabatannya.
Tabel 3.2
Keadaan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 S2 5
2 S1 74
3 D3 31
4 SMA 28
Jumlah 138
commit to user
40
6. Struktur Organisasi dan Job Description
Gambar 3.1
commit to user
41
Job Description
Untuk melengkapi bagan struktur organisasi PT. Bank Bukopin
Cabang Surakarta akan dijelaskan secara singkat tugas dan fungsi dari
masingmasing bagian adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan Cabang
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Cabang Antara lain :
1) Memberikan arahan, contoh penerapan, dan menegakkan pelaksanaan kode etik dan peraturan perusahaan untuk
menjaga kesinambungan usaha serta keselarasan hubungan
antar bagian dan antar karyawan.
2) Menyusun strategi bisnis cabang serta mensosialisasikan kepada
tim bisnis melalui manajer untuk memberikan arahan yang jelas
bagi tim dalam melakukan kegiatan marketing.
3) Mengarahkan, memimpin, mengkoordinasi, dan memantau kegiatan penetrasi pasar (termasuk membina hubungan baik
dengan para nasabah maupun relasi) untuk ditindaklanjuti oleh
tim bisnis dalam rangka ekspansi funding, lending, dan
pengembangan fee based income (termasuk cross selling).
4) Memonitor dan mengevaluasi kinerja cabang dalam pencapaian target untuk memastikan dilakukannya upaya – upaya yang
optimal dalam mencapai target kualitatif dan kuantitatif dari
commit to user
42
5) Merencanakan, menseleksi, mengembangkan, membina dan
mengevaluasi SDM di Divisi dalam rangka memastikan
tersedianya SDM yang kompeten dan produktif.
b. Staf Sumber Daya Manusia
Tugas dan Tanggung Jawab Staf Sumber Daya Manusia adalah :
1) Melakukan transaksi pembayaran gaji, tunjangan, benefit, dan
fasilitas termasuk proses – proses yang terkait (misalnya:
perhitungan absensi, uang cuti, pengajuan klaim Jamsostek)
untuk memastikan karyawan cabang menerima hak-haknya
dengan akurat dan tepat waktu.
2) Mengkoordinasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan di cabang dan pengiriman karyawan
cabang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebijakan dan persetujuan kantor pusat dalam rangka
memastikan berjalannya program yang telah ditetapkan.
3) Melakukan aktivitas hubungan industrial di cabang (misalnya:
penyelesaian PHK sesuai dengan ketentuan) untuk membantu
memastikan terpeliharanya hubungan industrial yang baik.
4) Melakukan pembuatan / pencatatan surat menyurat / dokumen
terkait SDM cabang (termasuk: perjanjian kerja dan
pemberhentian karyawan kontrak, pelaporan pajak atas gaji dan
tunjangan, surat referensi) untuk menunjang kelengkapan
commit to user
43 5) Melakukan aktivitas pengelolaan data terkait SDM cabang
(misal: progress pemenuhan kebutuhan karyawan, input dan
updating data karyawan di HRIS) dan pelaporannya untuk
memastikan tersedianya data SDM cabang yang update, lengkap
dan akurat.
c. Manajer bisnis mikro
Manajer bisnis mikro mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1) Melakukan kegiatan pemasaran kredit, dana dan jasa.
2) Berperan serta secara aktif pengembangan bisnis dan
pelayanan Bukopin.
3) Membuat laporan untuk kepentingan intern dan ekstern
sesuai dengan ketentuan unit, serta melakukan kerjasama
dengan pihak ketiga yang terkait.
4) Melakukan pembinaan Bukopin unit di wilayah kerjanya
5) Menjamin pelayanan operasional Bukopin unit di wilayah
kerjanya.
d. Manajer Konsumer
Tugas dan Tanggung Jawab Utama Manajer Konsumer Adalah :
1) Mengkoordinasikan, memimpin, mendampingi dan memantau
Relationship officer dalam melakukan kegiatan pemasaran
(termasuk melakukan pendekatan, memberikan pelayanan prima
commit to user
44 untuk memperbesar potensi bisnis perbankan konsumer (funding
dan lending) dan pencapaian profitabilitas.
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan, serta memantau
kegiatan peningkatan pengetahuan atas produk dan program
konsumer banking (product knowledge) untuk memastikan
bahwa Relationship officer memiliki pemahaman yang
mendalam atas produk dan program tersebut.
3) Menganalisa, mengevaluasi dan menindaklanjuti pengajuan
proposal kredit konsumer dari Relationship officer lending untuk
memastikan terlaksananya proses pengajuan kredit (hingga
keputusan kredit).
4) Bersama Relationship officer, menggali kebutuhan nasabah
Mass Banking dan memberikan solusi yang tepat atas kebutuhan
tersebut melalui kegiatan Cross Selling Product kepada nasabah,
untuk menerapkan prinsip pelayanan menyeluruh (one stop
service) dan penambahan jumlah dan volume transaksi nasabah
(funding).
5) Menggali potensi area bisnis dan mengusulkan perluasan
jaringan kerjasama dengan pihak ketiga (misalnya payroll,
merchant perorangan, cash management) yang menjadi target
market guna memperluas customer base dalam rangka