• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Oleh: Heri Fansuri K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Oleh: Heri Fansuri K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2016"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS X OTOTRONIK B SMK

NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

Heri Fansuri K4612073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA JULI 2016

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS X OTOTRONIK B SMK NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Heri Fansuri K4612073

Pembimbing I : Drs. Budhi Satyawan M.Pd Pembimbing II : Singgih Hendarto, S.Pd., M.Pd

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email : Fansuri.heri@gmail.com

ABSTRAK

Heri Fansuri. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS OTOTRONIK B SMK NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016”

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret 2016.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan.

Subjek dalam Penelitain Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar yang berjumlah 36 siswa putra. Sumber data dalam Penelitian ini berasal dari siswa, peneliti dan guru yang bertindak sebagai kolaborator. Teknik pengumpulan data menggunakan tes observasi dan angket kartu ceria. Validitas data menggunkan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang didasarkan pada analisis kualitatif persentase.

(3)

Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar permainan sepakbola pada siklus I yang dinyatakan tuntas mencapai 66,67% atau sebanyak 24 siswa dari 36 siswa. Peningkatan hasil belajar permainan sepakbola juga terjadi pada siklus II dengan prosentase sebesar 88,89% atau sebanyak 32 siswa yang tergolong kriteria Tuntas dengan KKM 2,86 dan 4 siswa lainnya tergolong dalam kategori Belum Tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Sepakbola Pada Siswa Kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata kunci : Hasil Belajar, Permainan Sepakbola, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament

ABSTRACT

Heri Fansuri. “The Implementation of Teams Games Tournament (TGT) Type Learning Model to Increase Learning Outcome of Football Games of Tenth Grade Students of Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar in the Academic Year of 2015/2016” Thesis,Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta. Maret 2016.

The purpose of this research is to increase the learning outcome of football games of tenth grade studentsof Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar in

theacademic year of 2015/2016 through the implementation of Teams Games Tournament (TGT) typelearning model.

This research is a Classroom Action Research (CAR). This research is conducted in two cycles, and each of the cycle are conducted in two meetings. The subject of this Classroom Action Research is 36 male students of tenth grade

Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar . The source of the data in this study comes from the students, researcher, and teacher as a collaborator. The technique of data collection uses test, observation, and questionnaire of smiley card. The data validity uses triangulation technique data. The analysis of the data uses descriptive qualitative technique based on the analysis of qualitative percentage.

From the data analysis, there data obtained the improvement of learning outcome of football games on the first cycle with Complete percentage up to 66,67%

or as many as 24 students from 36 students. The improvement of learning outcome of football games also happens in the second cycle with the percentage of 88,89%

oras many as 32 students whom categorized Complete with KKM 2,86 and 4 others categorized Incomplete.

From the findings, it can be concluded that: The Implementation of Teams Games Tournament (TGT) Type Learning Model is able to Increase Learning

(4)

Outcome of Football Games of Tenth Grade Students of Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar in the Academic Year of 2015/2016

Key words: Learning Outcome, Football Games, Implementation of Learning Model Teams Games Tournament

PENDAHULUAN Sepakbola merupakan salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan juga merupakan komponen- komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta olahraga permainan yang menyenangkan dan banyak digemari oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia. Sepakbola telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan dari bentuk sederhana dan primitif sampai menjadi permainan sepakbola modern. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada akhir-akhir ini banyak mempengaruhi perkembangan sepakbola.

Sepakbola adalah jenis permainan bola besar dimainkan diatas lapangan rumput yang rata berbentuk empat persegi panjang dengan sistem permainan beregu yang dimainkan oleh

dua buah regu, masing-masing tim terdiri sebelas pemain, dengan tujuan mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga agar gawangnya tidak kemasukan bola. Kesebelasan dapat dikatakan kuat apabila mampu melakukan permainan tim yang kompak artinya mempunyai kerjasama tim yang baik. Oleh karena itu diperlukan pemain-pemain yang mempunyai keterampilan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik sehingga dapat memainkan bola dengan efektif dan efisien.

Sebagai langkah awal pembelajaran sepakbola, siswa harus diperkenalkan tentang teknik dasar bermain sepakbola. Pada permainan sepakbola terdiri dari teknik-teknik dasar yang bermacam-macam. Dalam pendidikan jasmani terdapat teknik

(5)

dasar sepakbola yang harus dikuasai antara lain: passing, controling, dribbling dan shooting. Passing adalah sentuhan bola dengan menggunakan kaki yang ditujukan ke arah sasaran yang diingankan dengan tujuan mengendalikan permainan saat membangun strategi penyerangan dalam permainan sepakbola. Passing bawah sepakbola merupakan passing yang paling dasar dari passing- passingyang ada dalam permainan sepakbola. Controling adalah menghentikan bola yang sedang bergerak agar berada dalam penguasaan. Dribbling adalah membawa bola dengan kaki dari suatu daerah menuju daerah lain, dengan tujuan menghindari hadangan lawan yang akan merebut bola. Shooting adalah cara menendang bola dengan keras dan kuat sehingga menghasilkan laju bola dengan cepat. Teknik-teknik di atas merupakan dasar dalam mempelajari permainan sepakbola.

Pembelajaran penjasorkes di SMK Negeri 2 Karanganyar dengan materi pembelajaran sepakbola untuk siswa kelas X ototronik B pembelajaran

berupa teknik-teknik dasar sepakbola meliputi passing, controlling, dribbling dan shooting. Namun pada pelaksanaanya siswa kurang memahami dan kurang memperhatikan apa yang dicontohkan oleh guru sehingga pembelajaran kurang maksimal yang menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Guru penjasorkes di SMK Negri 2 Karanganyar memiliki kecenderungan menggunakan cara yang sama untuk mengajar penjasorkes, pemanasan sebagai awal membuka kelas kemudian guru memberikan kebebasan kepada siswannya dengan memberikan satu bola membentuk kelompok sendiri kemudian langsung memainkan permainan sepakbola tanpa mengajarkan teknik dasar terlebih dahulu. Sehingga siswa menggunakan kemampuan untuk bermain sepakbola sebisanya saja dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah dalam permainan sepakbola. Berdasarkan observasi yang saya lakukan dari 36 siswa, siswa yang tuntas hasil belajar sepakbola berjumlah 10 Siswa atau 27,77 % sedangkan 26 siswa atau 72,22%

lainnya belum tuntas. Siswa dikatakan

(6)

tuntas apabila mencapai kriteria ketuntasan minimal 2,86.

Dalam pembelajaran materi ajar sepakbola penjasorkes di SMK Negeri 2 Karanganyar guru belum menggunakan model-model pembelajaran kooperatif yang sebetulnya cukup banyak macamnya, Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe pembelajaran Teams Games Tournament yang mempunyai kelebihan antara lain siswa tidak terlalu bergantung pada guru dan akan menambahkan rasa kepercayaan kemampuan diri untuk berfikir mandiri, membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar dan melahirkan rangsangan untuk berfikir yang berguna bagi proses pembelajaran. Diharapkan model pembelajaran ini dapat mengatasi pembelajaran sebelumnya yang kurang maksimal di SMK Negeri 2 Karanganyar.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament merupakan cara pembelajaran sepakbola untuk anak

sekolah menengah kejuruan. Dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament diharapkan siswa dapat mengoptimalkan pembelajaran sepakbola agar dapat bermain lebih baik. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan kemampuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, anak aktif bergerak sehingga akan meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan unsur kompetitif, mengembangkan kerjasama, dan mengembangkan skill.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik melakukan PTK pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2015 / 2016 dengan judul“ Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas X

(7)

Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2015 / 2016 “

KAJIAN PUSTAKA

Sepakbola merupakan jenis olahraga beregu yang dimainkan oleh 11 orang di lapangan dengan bola sebagai alat permainannya. Olahraga sepakbola dimainkan dengan menggunakan tungkai kaki, badan dan kepala, kecuali penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. Soekatamsi (2000:10) menjelaskan tentang pengertian sepakbola sebagai berikut:

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya. Sepakbola

dimainkan diatas lapangan rumput yang rata, berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan panjangnya lapangan kurang lebih berbanding 3 dengan 4.

Pada kedua garis lebar lapangan ditengah tengahnya didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan.

Didalam permainan digunakan sebuah bola yang bagian luarnya terbuat dari kulit di dalam terbuat dari karet diisi dengan udara. Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha mengagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Menurut pernyataan Abdillah yang dikutip Aunurrahman (2009:35) bahwa, “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan pisikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.

Sedangkan menurut Gagne yang dikutip Dimyati dan Mujiyono

(8)

(2009:10), “belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang kemudian dipakai oleh guru untuk mendukung proses belajar peserta didik. Sutikno (2013:32) mengemukakan bahwa, “ Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa”. Sedangkan menurut Depdiknas dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20 dalam (Waluyo, 2013:18) bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.Berdasarkan uraian diatas maka dapat diartikan bahwa pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan yang ditandai dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa pada suatu lingkungan belajar.

Dalam suatu pembelajaran, pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila memiliki ciri-ciri dalam suatu pembelajaran. Menurut Sutikno

(2013), pembelajaran akan terjadi jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliku tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu

2) Terdapat mekanisme, langkah- langkah, metode dan teknik yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan 3) Fokus materi jelas, terarah dan

terencana dengan baik

4) Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran

5) Tindakan guru yang cermat dan tepat

6) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing

7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

8) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk (hlm.34)

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan /materi yang sudah diajarkan. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh

(9)

suatu hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) bahwa, “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.

Sedangkan menurut Sudjana (2008:22) berpendapat bahwa, “ hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Bloom berpendapat bahwa Hasil belajar dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu kognitif berkenaan dengan ingatan dan pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan- ketrampilan.

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan

utama yang berbeda-beda. Menurut Dahlan bahwa, model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas (Isjoni, 2012:72).

Model Pembelajaran merupakan suatu desain pembelajaran yang membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan tercapai. Model Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivis adalah model pembelajaran kooperatif. Salah satu dari unsur-unsur pembelajaran kooperatif yang bersifat positif adalah saling ketergantunggan, dimana para siswa merasa bahwa keberhasilan atau kegagalan terletak dalam kerjasama mereka dalam sebuah kelompok. Isjoni (2009) menyatakan :

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemempuannya berbeda. Dalam

(10)

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memehami materi pelajaran.(hlm.14).

Model pembelajaran TGT merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat suatu bentuk kelompok yang anggotanya memiliki perbedaan yang saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran.

Isjoni (2012:83) menyatakan bahwa,

“TGT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda”. Sedangkan menurut Slavin (2011:163) berpendapat, “TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa yang berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka”.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 2 Karanganyar.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 Siswa Putra.

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas: tes dan observasi.

1. Tes

Digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil gerakan teknik dasar passing bawah, controling, Driblling dan shooting permainan sepakbola siswa serta hasil tes tertulis atau lesan yang diberikan oleh guru.

2. Observasi

Digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar permainan sepakbola siswa dan tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar sepakbola melalui penerapan pembelajaran tipe Teams Games Tournament.

Uji validitas data merupakan suatu cara untuk menentukan suatu

(11)

keabsahan data yang diperoleh. Dalam hal ini, untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi data yang digunakan yaitu :

1. Triangulasi data

Triangulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya apabila diperoleh dari beberapa sumber data yang berbeda.

2. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau narasumber yang lain baik siswa,guru,atau pihak lain.

3. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap( metode observasi dan tes ), sehingga akan diperoleh hasil yang akurat mengenai subjek.

Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data

yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran yakni partisipasi siswa dalam pembelajaran sepak bola. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dianalisis yaitu :

Hasil belajar permainan sepakbola dengan menjumlahkan keempat nilai kompetensi yaitu sikap spiritual, sosial, kognitif, dan psikomotor. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis dengan menggunakan prosentase untuk melihat peningkatan hasil belajar permainan sepakbola dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sepak bola dianalisis dengan menjumlahkan keempat nilai kompetensi. Kemudian dikategorikan dalam batas tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(12)

A. Deskripsi Prasiklus

Berdasarkan hasil rekapitulasi data awal dapat diketahui kondisi awal pembelajaran permainan sepakbola rendah hanya beberapa siswa yang tuntas dalam mata pelajaran sepakbola dengan KKM 2,86 hanya 10 siswa atau 27,78%. Untuk memperbaiki hasil belajar permainan sepakbola maka peneliti perlu menyusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan hasil belajar permainan sepakbola pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan model pembelajaran tipe teams games tournament (TGT)

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus 1

a. Rencana Tindakan Siklus 1

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I penelitian guru penjasorkes yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian

ini, seluruh rencana tindakan siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

Melalaui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahawa pelaksanaan siklus I di adakan selama 2 kali pertemuan. Peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, yakni pada jam pelajaran penjasorkes hari jum’at tanggal 22 April 2016, 29 April 2016, di lapangan sepakbola SMK Negeri 2 Karanganyar. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti, observer dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi dan penilaian terhadap proses pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan pertama pada hari jum’at, 22 April2016 adalah mempraktekan gerakan teknik dasar sepakbola terlebih dahulu, kemudian

(13)

memraktikan permainan sepakbola dengan penerapan teams games tournament, game estafet bola, bermain dengan empat target dan game bermain menggunakan dua gawang dengan kiper. Selama tindakan siklus I berlangsung, dilakukan juga pengamatan terhadap aktivitas dan gerak siswa terkait dengan gerakan teknik dasar sepakbola selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Observasi Tindakan siklus I

Observasi tindakan dilakukan ketika dalam proses pembelajaran sedang berlangsung oleh peneliti dan kolaborator. Pengamatan menggunakan lembar observasi dan lembar pengamatan siswa.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan pada tindakan siklus 1 dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

Siklus pertama indikator pencapaian yang tercantum dalam Rencana Pembelajaran yang lulus hanya 24 siswa atau 66,67% dari 36 siswa. Dilihat dari nilai afektif, kognitif, dan psikomotor yang

menjadi persentase ketuntasan.

Berikut deskripsi proses pembelajaran permainan sepakbola pada siklus 1.

2. Siklus 2

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 merupakan tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada siklus 1 berikut perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus 2.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, yakni pada jam pelajaran penjasorkes hari jum’at tanggal 13 Mei 2016 dan 20 Mei 2016, di lapangan sepakbola SMK Negeri 2 Karanganyar. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi dan penilaian terhadap proses pembelajaran.

(14)

Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama pada hari jum’at, 13 Mei 2016 adalah dengan penerapan pembelajaran teams games tournament yang kegiatan intinya adalah pembelajaran dengan sisitem kompetisi antar kelompok permainan sepakbola.

Selama Siswa melaksanakan materi dengan teams games tournament yang sudah dikompetisikan dan kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan gerak teknik dasar permainan sepakbola.

c. Observasi Tindakan

Observasi tindakan dilakukan ketika dalam proses pembelajaran sedang berlangsung oleh peneliti dan kolaborator. Pengamatan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian pada kemampuan siswa dalam pembelajaran.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru dan kolaborator hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus kedua ini guru dapat mengerti kekurangan- kekurangan yang telah dialami selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Penggunaan penerapan model pembelajaran teams games tournament permainan sepakbola diperoleh secara maksimal.

Peneliti juga telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Siswa juga tidak cepat bosan dan makin termotivasi dengan materi pembelajaran yang diberikan, siswa telah mampu melakukan teknik dasar permainan sepakbola dengan baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang baik.

Dari diskripsi data terlihat bahwa hasil belajar siswa sudah cukup baik dengan hasil ketuntasan belajar secara mencapai 88,89%, ini berarti secara proses belajar mengajar telah tuntas karena telah melebihi indikator ketuntasan hasil belajar dari 80%, meskipun masih terdapat 4 orang (11,11%) siswa yang belum tuntas, hal ini disebabkan karena ada beberapa diantara siswa masih merasa kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran dan malas melakukan gerakan-grakan yang di instruksikan oleh guru sehingga tidak maksimal

(15)

mengikuti pembelajaran dan artinya keaktifan dan kemampuan siswa meningkat sesuai yang diharapkan dan pembelajaran dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran teams games tournamen yang digunakan oleh peneliti dan guru mampu mengubah kondisi kelas menjadi lebih baik, sehingga proses belajar mengajar dan pemberian materi bisa berlangsung lebih maksimal, melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi target dari rencana terget yang telah ditentukan.

Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 karanganyar tahun ajaran 2015/2016 dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas hasil belajar permainan sepakbola dari siklus satu ke siklus lainnya.

Pada kondisi awal sebelum penelitian diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang maksimal. Pada kondisi awal hanya 10 siswa (27,78%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada akhir siklus I meningkat menjadi24 siswa (66,67%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum tuntas. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 32 siswa (88,89%) yang mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 4 siswa (11,11%) yang belum tuntas.

D. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar permainansepakbola.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar melalui model pembelajaran teams games tournament.

Dengan penerapan pembelajaran teams games tournament, pembelajaran permainan sepakbola yang semula bersifat monoton dan membosankan akan menjadi lebih menyenangkan,

(16)

tidak monoton, dan membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran permainan sepakbola.

Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis 22 April 2016, 29 April 2016. Pelaksanaan tindakan I merupakan tindak lanjut dari hasil pratindakan yang menunjukkan bahwa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar masih memiliki masalah dalam pembelajaran permainan sepakbola.

Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran teknik dasar permainan sepakbola dengan model pembelajaran teams games tournament, yaitu pembelajaran teknik dasar diterapkan dengan kegiatan intinya adalah dengan bentuk pertandingan antar kelompok. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, peneliti dan observer terhadap proses pembelajaraan, dapat diketahui bahwa pembelajar permainan sepakbola melalui penerapan pembelajaran teams games tournament pada siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan.

Kekurangan tersebut berasal dari guru,

siswa, dan alat dalam permainan yang digunakan dalam penelitian.

Kelemahan dari segi guru yaitu pemberian umpan dari guru untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran masih kurang mendapat respon dari siswa, tanya jawab belum maksimal dan belum adanya penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kelemahan dari segi siswa antara lain siswa masih sulit konsentrasi, siswa sering lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan, siswa kurang mencermati contoh gerakan yang diajarkan guru,juga siswa kurang aktif bertanya karena malu dan takut dan siswa masih suka dengan kemauannya sendiri-sendiri masih sulit diatur. Sedang kelemahan dari alat dalam tindakan I yaitu pembuatan lapangan yang dimodifikasi dengan garis rafia masih bisa lepas sehingga sering harus memperbaiki. Nilai yang diperoleh siswa dari hasil pengamatan permainansepakbola pada tindakan I masih harus ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

(17)

Solusi yang disepakati guru dan peneliti dalam pelaksanaan siklus II yaitu peneliti lebih menghidupkan suasana dalam kelas, memberi apersepsi secukupnya, memberi reward kepada siswa yang mau bertanya, memberi contoh dengan benar secara konkrit dan sejelas mungkin, memberi kesempatan siswa untuk bertanya seluas-luasnya, menjaga kelas agar tetap kondusif, memancing siswa untuk aktif dengan pertanyaan, serta memberi penghargaan setiap muncul sisi positif yang dilakukan siswa, dan memberikan materi tidak hanya dari depan saja tetapi dari semua sudut yang memudahkan semua siswa untuk lebih mengerti. Alat yang digunakan untuk membuat permainan lebih dipersiapkan, yaitu dengan menggunakan kawur untuk garis lapangan. Pada siklus II mengalami perubahan serta intensitas gerakan agak dipersulit, ini bertujuan agar siswa lebih tertantang untuk melaksanakan tugas dan siswa tidak bosan dengan melakukan gerakan yang monoton.

Selain itu juga siswa dituntut bekerjasama dengan tim dan juga siswa

merasa senang sehingga membuat lebih antusias mengikuti pembelajaran.

Siklus I dalam penelitian ini masih belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru dan peneliti mengadakan tindakan perbaikan dari siklus I, yaitu dengan merencanakan dan melaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, analisis, dan refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus II untuk mengatasi kelemahan proses pembelajaran permainan sepakbola melalui penerapan pembelajaran teams games tournamentyang telah dilaksanakan pada siklus I.

Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II menunjukkan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan motivasi belajar dan kemampuan melakukan gerakan teknik dasar permainan sepakbola yang cukup signifikan pada siswa, jika dibandingkan pada hasil pembelajaran

(18)

tindakan I ataupun sebelum dilaksanakannya tindakan. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 2,86 untuk teknik dasar permainan sepakbola sebanyak 10 siswa atau sekitar 27,78%.

Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I untuk teknik dasar permainan sepakbola yaitu sebanyak 24 siswa dinyatakan mencapai target atau sekitar 66,67%. Titik puncak peningkatan hasil belajar permainan sepakbola pada penelitian ini adalah pada siklus II. Pada akhir siklus II ini hasil belajar permainan sepakbola siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sebanyak 32 siswa atau sekitar 88,89% siswa dinyatakan telah mencapai target ketuntasan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar dalam upaya meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola melalui penerapan model pembelajaran teams games tournament ini telah mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus kedua. Dengan

tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan iterpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB IV, diperoleh data Pada prasiklus, hasil belajar permainan sepakbola siswa hanya mencapai criteria tuntas yaitu 10 siswa dari 36 siswa atau sebesar 27,78%.

Pada siklus I, hasil belajar permainan sepakbola siswa mencapai kriteria tuntas yaitu 24 siswa dari 36 siswa atau sebesar 66,67%. Pada siklus II, hasil belajar permainan sepakbola siswa

(19)

mencapai kriteria tuntas yaitu 32 siswa dari 36 siswa atau sebesar 88,89%.

Prosentase peningkatan hasil belajar permainan sepakbola, siswa yang telah mencapai criteria tuntas meningkat dari pra siklus 27,78% (10 siswa), pada siklus I 66,67% (24 siswa), pada siklus 2 menjadi 88,89% (32 siswa).

Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran teams games tournament permainan sepakbola dapat meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola siswa kelasX Ototronik B SMK Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh peningkatan yang cukup signifikan pada siklus I dan siklus II.

B. Implikasi

`Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat atau media pembelajaran yang digunakan, faktor dari guru yaitu kemampuan guru

dalam menyampaikan materi kepada siswa, pemilihan media yang digunakan dalam pembelajaran, pengusaan murid ketika proses pembelajaran, kelengkapan sarana dan prasarana ketika pembelajaran, penguasaan materi pada saat pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada guru penjasorkes, sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha

untuk meningkatkan

kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

2. Guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

(20)

3. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan model-model pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran.

4. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.

5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain.

Namun tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di kelas atau sekolah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian Tindakan kelas (PTK) Dalam Pendidikan jasmani &

Kepelatihan Olahraga.

Surakarta: UNS Press

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati&Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

FKIP : (2016). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Gifford, C. (2007). Ketrampilan Sepak Bola. Klaten: Intan Sejati

Isjoni. (2012). Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koger, R. (2007). Latihan Dasar Handal Sepak Bola Remaja.

Klaten: Saka Mitra Kompetensi.

(21)

Luxbacher, J. (2004). Sepak Bola.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mielke, D. (2007). Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya

Quinn, R. (2007). Panduan Latian Sepakbola Andal. Bandung:

Sunda Kelapa Pustaka

Slavin, RE. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Soekatamsi. (2000). Teori Dan Praktek Sepak Bola I. Surakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Soekatamsi. (1988). Teknik Dasar Bermain Sepak bola.

Surakatra: Tiga Serangkai Soleman, M. (2013). Permainan Sepak

Bola, Diperoleh 5 januari

2016, dari

http://www.mamansoleman.ne t/2013/06/permainan-sepak bola.html?m=1)

Sutikno,M.S. (2013). Belajar dan Pembelajaran Upate Kreatif

Dalam Perwujudan

Pembelajaran Yang berhasil.

Lombok: Holistica.

Waluyo. (2013). Teknologi Pendidikan dalam Penjas. Surakarta:

Cakrawala Media.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Ustad Sobirin juga memberi tahu kepada lmaduddin bahwa j asa seorang ibu itu t idak dapat diganti meskipun setetes air susunya, kecuali dapat

Dengan menggunakan metode tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi layanan bimbingan belajar dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Senam Aerobik Mix Impact Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu-Ibu Obesitas Di Desa Pengkol Kecamatan

Di dalam dunia maya dimana kita tidak melakukan kontak langsung dengan calon konsumen, maka perlu direncanakan waktu posting yang tepat serta pemilihan kata dan gambar yang

Dalam konteks hubungan eksploitasi sumber daya perikanan, masyarakat nelayan kita memerankan empat perilaku sebagai berikut: (1) mengeksploitasi terus-menerus sumber daya

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

- Nilai Mata Kuliah Basis Data sebagai syarat minat studi RPLD.

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PRAKTIKUM PLAMBING D I D EPARTEMEN PEND IDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PEND IDIKAN D AN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PEND IDIKAN INDONESIA..