ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE
1. Nama
Golongan
Senyawa organik, ester
Sinonim/Nama dagang
(1, 3, 5, 6, 7, 8)1-methylethyl ester; estergel; isopropyl tetradecanoate; myristic acid isopropyl ester; Bisomel; deltyl extra; ipm; propan-2-yl tetradecanoate;
tegester; tetradecanoic acid 1-methyl ethyl ester; tetradecanoic acid 1- methylethyl ester; 1-tridecane tetradecanoic acid; 1-tridecane carboxylic acid isopropyl ester; isopropil ester; 1-methylethyltetradecanoate; 4- morpholinecarbonitrile; isomyst; N-cyanomorpholine.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 110-27-0
(1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)Nomor EC (EINECS) : 203-751-4
(1, 3, 7, 8, 9)Nomor RTECS : XB8600000
(3, 5, 6, 9)Nomor Beilstein : 1781127
(3)Nomor FEMA : 3556
(3)Nomor COE : 386
(3)2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan Isopropil miristat
Deskripsi
(1, 2, 3, 4, 6)Cairan tidak berwarna, berminyak, bening, tidak berbau ; viskositas rendah;
Sukar larut dalam air, larut dalam aseton, larut sebagian dalam methanol;
rumus molekul C
17H
34O
2; Berat molekul:270,45 g/mol; titik didih: 167ºC
(1)pada 9 mmHg, 192-193 ºC
(3), 193 ºC
(2); Densitas: 0,853 g/cm
3pada suhu
20ºC; Titik nyala: 110ºC
(1), 164ºC
(2); titik leleh: 2-3 ºC; Tekanan uap <1,3
hPa pada 20ºC
(2), 0,000329 mm/hg pada 25 ºC
(3); Densitas uap relatif: 9,3
(udara = 1)
(2); Gravitas spesifik: 0,847-0,854 pada 77 ºC
(4), 0,8532 (air = 1);
Indeks refraksi 1,428-1,443 pada 20ºC
(3)Frasa Risiko, Frasa Keamanan, dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (skala 0-4)
(2, 5, 6, 7)Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi Kebakaran 1 = Dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC
(1, 3, 8, 11, 12, 14)R36 = Menyebabkan iritasi pada mata
R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit
R36/37/38 = Iritasi pada mata, sistem pernapasan dan kulit S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S24/25 = Hindari kontak dengan kulit dan mata
S26 = Jika terkena mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
3. Penggunaan
Digunakan dalam pembuatan kosmetik dan preparat obat topikal.
(9)Dalam Pembuatan kosmetik dimanfaatkan sebagai agen pengikat, emolien, pewangi/fragrance, pelembab kulit, emulsifier, pembasah.
(2, 3,10)4. Identifikasi bahaya
Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan
(2)Dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan dan kulit. Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering dan terkelupas.
Organ sasaran : Mata, sistem pernapasan dan kulit.
(1, 2)Rute paparan: utama melalui kulit dan jarang melalui mata. Paparan melalui
mulut jarang terjadi pada penggunaan bahan secara normal, dan risiko
melalui inhalasi minimal karena sangat rendahnya tekanan uap.
(13)Rute paparan
Paparan jangka pendek Terhirup
Dapat mengiritasi saluran pernapasan
(2)Kontak dengan kulit
Dapat menyebabkan iritasi kulit ringan hingga sedang
(2, 13)Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi mata ringan hingga sedang, umumnya tanpa kerusakan permanen.
(13)Disertai gatal, kemerahan, sensasi terbakar/perih, dan berair.
(2)Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.
(2)Menelan bahan ini dapat menyebabkan iritasi ringan saluran pencernaan atas disertai risiko mual, muntah, dan diare. Gejala sistemik mungkin terjadi apabila menelan bahan dalam jumlah besar yang efeknya belum pernah dilaporkan.
(13)Paparan jangka panjang
Paparan yang lama dan berulang tidak diketahui dapat memperburuk kondisi medis.
(5, 6)Kontak dengan kulit
Kontak yang berulang dapat menyebabkan kulit kering dan terkelupas.
(2)5. Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang normal, bahan akan stabil ketika disimpan dalam wadah tertutup.
(2, 4)Kondisi yang harus
dihindarkan
: Hindarkan dari panas berlebih, percikan dan nyala api. Hindari kontak dengan bahan pengoksidasi dan cahaya langsung.
(2, 4, 8)Bahan tak tercampurkan : Oksidator kuat, asam, bahan mudah meledak
(2, 4, 8)
Bahaya dekomposisi : Produk dapat menghasilkan dekomposisi
berupa karbon teroksidasi seperti karbonmonoksida, karbon dioksida
(2, 4)dan gas berbahaya dan beracun.
(8)Polimerisasi : Tidak terjadi polimerisasi berbahaya
(2, 6, 8)6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku
Hindarkan dari bahan tancampurkan.
(2, 5) Hindarkan dari panas, sumber api, serta sinar matahari langsung.
(2, 5) Simpan dalam wadah asli yang tertutup rapat di tempat sejuk, kering, tidak lembab dan berventilasi baik.
(2, 5)7. Toksikologi
Data iritasi
Tes iritasi kulit-tikus (mouse) selama 24 jam: iritasi ringan
(7); Tes iritasi kulit- kelinci 3 jam: iritasi ringan
(7); Tes Draize kulit-kelinci 426 mg/24 jam: iritasi ringan
(8); Tes Draize kulit-kelinci 100 mg/24 jam: iritasi parah
(8)Data pada hewan
LD
50oral-tikus (mouse): 49700 mg/kg
(1, 2, 3, 7, 8); LD
50kulit-kelinci: > 5000 mg/kg
(1, 2, 3, 7, 8); LD
50oral-tikus (rat): 16000 mg/kg
(3); LD
50oral-marmut: > 25 ml/kg
(3); LD
50intraperitoneal-tikus (rat): 79500 mg/kg
(3); LD
50subkutan-tikus (mouse): 50200 mg/kg
(3); LC
50inhalasi-tikus (rat): >41000 mg/m
3/jam
(3).
Data karsinogenik
Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65, isopropil miristat tidak terdaftar sebagai karsinogen.
(2, 7, 8, 11)Data mutagenik
Tidak ditemukan informasi
(8)Data reproduksi
Tidak ditemukan informasi
(8)Informasi ekologi
Tidak ada data dan tidak terdapat informasi yang tersedia.
(8)8. Efek Klinis
Keracunan akut Terhirup
Dapat mengiritasi saluran pernapasan.
(2)Kontak dengan kulit
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi ringan hingga sedang pada kulit. Gejala termasuk kemerahan dan kulit terbakar.
(4, 13)Kontak dengan mata
Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi ringan hingga sedang, umumnya tanpa kerusakan organ permanen
(13)disertai gejala gatal, berair, dan kemerahan.
(4)Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi ringan pada saluran pencernaan atas disertai gejala mual muntah dan diare. Gejala sistemik mungkin saja dapat terjadi karena penelanan dalam jumlah besar meski belum dilaporkan.
(14)Keracunan kronik
Paparan yang lama dan berulang tidak diketahui dapat memperburuk kondisi medis.
(5, 6)Kontak dengan kulit
Kontak yang berulang dapat menyebabkan kulit kering dan terkelupas.
(2)9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Segera pindahkan korban dari area pemaparan ke area yang berudara segar Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Gunakan oksigen jika dibutuhkan, segera cari pertolongan medis
(2, 5)Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan sejumlah besar air sekurang-kurangnya 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi zat yang tertinggal. Jangan biarkan korban menggosok matanya. Balut mata yang terpapar dengan kasa steril, jika timbul kemerahan, gatal dan sensasi terbakar pada mata segera dapatkan bantuan medis.
(2, 4)Kontak dengan kulit
Segera dapatkan bantuan medis dan segera bilas kulit dengan banyak detergen dan air sekurang-kurangnya 15 menit sambil menanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Jika terjadi luka bakar, tutup bagian yang terluka menggunakan kain kasa steril yang kering dan tidak ketat.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
(2, 4, 5)Tertelan
(11)Berikan oksigen bila terjadi penurunan kemampuan bernapas. Jangan pernah merangsang muntah atau memberi sesuatu melalui mulut. Bila dalam keadaan sadar berikan air minum sebanyak 1-2 gelas untuk mengencerkan zat. Jangan memberikan apapun ke mulut korban yang tidak sadar. Jika timbul gejala pada saluran pencernaan segera dapatkan pertolongan medis
(2, 4, 5)
Catatan untuk tenaga medis: berikan penatalaksanaan terapi simptomatik.
(2)10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksaan jalan pernafasan, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut) - Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat atau sabun minimal 10 menit
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok
- lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolog perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran pencernaan : -
Antidotum: tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan isopropil miristat.
11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri
Batas paparan isopropil miristat :
Tidak terdapat nilai batas paparan untuk asam laktat oleh ACGIH, NIOSH,
dan OSHA.
(2, 7, 11)Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi atau sistem pengumpul debu mungkin dapat berguna tapi tidak diperlukan
(2, 4)Proteksi mata: Jangan menggunakan kontak lensa, gunakan kacamata pelindung dengan pelindung samping. Jika mungkin bahan, gunakan kacamata pelindung atau pelindung wajah agar memberikan perlindungan sempurna untuk mata.
(2)Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
(5)Pakaian: Gunakan jas tahan zat kimia/pelarut kimia. Jika mungkin terjadi semprotan bahan, gunakan pakaian pelindung untuk meminimalisir kontak dengan kulit.
(2)Sarung tangan: Jika kontak dengan bahan berulang dan lama gunakan sarung tangan tahan zat kimia/pelarut kimia untuk meminimalisir kontak dengan kulit. Sarung tangan wajib digunakan. Segera ganti jika sarung tangan rusak.
(2, 4, 7)Respirator : Respirator tidak dibutuhkan dalam kondisi normal penggunaan.
(4)