• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan tempat terjadinya berbagai transaksi saham yang fair. Pasar modal sebagai sarana yang efektif dalam mempercepat pertumbuhan

profitabilitas pada sebuah perusahaan, karena dalam hal ini dapat memberikan manfaat bagi masing-masing pihak yang kelebihan dana dan pihak yang sedang membutuhkan dana.

Untuk melakukan sebuah investasi, sangat diperlukan sekali berbagai informasi mengenai perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkaitan dengan investor dan kreditor adalah berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Adapun dalam penyusunan pada laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dalam mencerminkan kondisi keuangan pada perusahaan secara riil. Tetapi, di sisi lain pada penggunaan dasar akrual dapat memberikan kebebasan terhadap pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi yang digunakan selama itu tidak menyimpang dari aturan standar akuntansi yang berlaku. Dan pilihan metode akuntansi yang banyak dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu yaitu lebih dikenal dengan manajemen laba.

(2)

Manajemen laba menyebabkan banyak informasi yang harus diungkap oleh perusahaan, sehingga dapat berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menyediakan informasi bagi publik.

(Schipper,1989) Manajemen laba merupakan intervensi manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan eksternal, sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingan pelaksanaan manajemen laba tersebut.

Dalam teori akuntansi positif oleh (Watts dan Zimmerman,1986 dalam Kharisma,2006) mengatakan bahwa perusahaan besar mempunyai motivasi untuk melakukan manajemen laba dengan menurunkan laba guna menurunkan biaya politik, sebaliknya terjadi bagi perusahaan kecil guna menampilkan laba yang lebih baik dan meningkat.

Dari manajemen laba tersebut tentunya bersumber dari informasi laba.

Informasi laba sangat membantu pemilik/pihak lain yang membutuhkan dalam mengestimasikan kekuatan laba untuk mentaksir resiko dalam investasi dan kredit. Pentingnya informasi laba tersebut harus disadari oleh para pihak manajemen sebagai pihak yang menyusun pelaporan keuangan dan yang diukur tingkat kinerjanya. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 2 menyatakan bahwa unsur utama dalam laporan keuangan sangat penting bagi pihak-pihak yang menggunakannya karena dinilai memiliki nilai prediktif.

(3)

(Menurut Ali dan Kumar,1994 dalam Dhiba,2011) mengatakan bahwa manajemen laba dapat diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan melalui creative accounting practices yaitu pemilihan metoda akuntansi, klasifikasi

sistem akuntansi dan pengaturan waktu transaksi. Hal tersebut berpengaruh terhadap manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan. Adapun praktik manajemen yang dapat dilakukan yaitu melalui pemilihan metoda akuntansi persediaan, depresiasi aktiva tetap, kapitalisasi, pensiun, inflasi dan amortisasi.

Praktik manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan oleh manajemen (positif).

(Healy and Wahlen,1998 dalam Dhiba,2011) menganggap bahwa manajemen laba sebagai tindakan yang menyesatkan dan menipu pemegang saham. Hal tersebut disebabkan manajemen memiliki informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan.

Akan tetapi, menurut (Chaney and Lewis,1994 dalam Kharisma,2006) Manajemen laba dilakukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan ketika asimetri informasi antara manajer dan pemilik. Hal tersebut dapat dapat menurunkan tingkat resiko prespsi investor karena ketidakpastiaan return di masa yang akan datang, sehingga diharapkan dapat memperbaiki nilai pemegang saham.

Dalam manajemen laba ini para manajer dalam sebuah perusahaan tentunya mengharapkan untuk memaksimalkan kinerja yang dilaporkan dengan

(4)

cara menurunkan biaya dan menaikkan profit dalam laporan keuangan laba rugi guna untuk menyajikan suatu gambaran yang tidak konsisten dengan keadaan ekonomi yang riil.

Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.

Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

Sebagian besar keputusan manajemen akan menyebabkan pergerakan dana. Pergerakan dana ini terkait dengan sumber dana dan masing-masing biayanya. Perlu disadari bahwa untuk meningkatkan nilai ekonomi ekuitas pemilik harus menciptakan nilai ekonomi bagi pemilik modal yang lebih tinggi daripada biaya masukan. Biaya tersebut antara lain adalah biaya modal yang diperoleh dari berbagai sumber jangka panjang.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata

(5)

tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.

Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).

Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang

mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

Dalam penelitian (Utami,2005) biaya modal ekuitas adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan dividen yang diharapkan dapat diterima di masa yang akan datang, diukur dengan model penilaian perusahaan. (Utami,2005) membuktikan bahwa manajemen laba mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas, artinya bahwa semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Jika investor menyadari adanya bahwa praktik laba lebih banyak dilakukan oleh

(6)

emiten, maka akan melakukan antisipasi risiko dengan cara menaikkan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan. Namun hal lain menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan informasi yang berkaitan dengan akrual. Hal ini dikarenakan investor lebih memilih menggunakan pengaruh harga saham sebagai informasinya. (Francis et al 2004 dalam Kharisma,2006) Investor cenderung overestimate terhadap besarnya komponen akrual, serta underestimate terhadap besarnya komponen arus kas. Di sisi lain, juga terdapat bukti empirik bahwa informasi akrual relevan untuk penilaian perusahaan.

Oleh sebab itu, manajemen laba sangat berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas karena tujuan dari manajemen laba adalah untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba sehingga dapat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya deviden dalam biaya modal ekuitas. Jika manajemen laba bertujuan untuk memaksimumkan laba, maka deviden perusahaan akan tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika manajemen laba bertujuan untuk meminimumkan laba, maka deviden perusahaan akan rendah karena apabila perusahaan memiliki laba yang rendah, kemungkinan perusahaan tidak membagikan deviden.

Berangkat dari kondisi tersebut di atas perusahaan manufaktur yang merupakan salah satu perusahaan yang erat kaitannya dengan manajemen laba, sehingga perlu melakukan berbagai strategi serta langkah tindakan masa depan diformulasikan dalam bentuk rencana jangka panjang perusahaan atau rencana perusahaan lima tahun yang lebih di kenal dengan rencana strategis. Dengan

(7)

rencana strategis, perusahaan manufaktur memiliki manfaat mendasar dalam barometer pengembangan seluruh faktor usaha dan kegiatan selama kurun waktu lima tahunan secara berkesinambungan, disamping itu sebagai titik tolak bagi penyusunan dan perumusan kebijakan operasional tahunan seluruh sektor usaha dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, nampaknya mulai memperhitungkan manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. Mengingat dengan memperhitungkan manajemen laba, yang terkait dengan biaya modal ekuitas perusahaan akan lebih eksis dan mampu menjadi pesaing dalam rangka era globalisasi perusahaan.

Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh antara manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan yang go public khususnya di negara Indonesia sendiri. Serta menguji apakah investor pada bursa efek Indonesia telah memperhitungkan tingkat besaran akrual dalam menentukan tingkat profitabilitas dari hasil modal saham yang ditanam oleh para perusahaan. Jika investor telah memperhitungkan besaran akrual tersebut maka perusahaan dapat mengantisipasi adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh emiten.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui secara riil

“Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

(8)

C. Tujuan dan kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kembali dari penelitian sebelumnya dan memberikan bukti yang empiris mengenai pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kegunaannya adalah sebagai bentuk informasi yang relevan bagi pihak investor untuk membantu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, tentunya yang berkaitan dengan penanaman modal saham sebagai peningkatan profit perusahaan tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika semua kapasitor shunt yang terdapat pada sistem dinonaktifkan, maka saluran yang memiliki nilai efisiensi susut transmisi paling baik adalah saluran Tello 150 kV

a) Data sekunder bahan hukum primer, yaitu bahan yang sifatnya mengikat masalah-masalah yang akan diteliti, berupa peraturan perundang-undangan yang berkitan dengan

Lakukan penggantian mesin EDC apabila langkah sebelumnya tidak berhasil (silahkan hubungi petugas BRI di kantor terdekat) 4 Display Error Tampilan menu EDC tidak. normal

Selanjutnya, setelah perendaman selama 12 hari, kedua kelompok baik yang dipoles dengan Sof-Lex® (kelompok IA) maupun PoGo® (kelompok IIA) menunjukkan perubahan warna

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

Kedelai yang diperjualbelikan oleh bapak Jamilan ternyata terjadi kenaikan harga, karena selain menjual tentunya bapak Jamilan juga menginginkan laba yang cukup,

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,