ISSN: Januari 2018
Venustas Struktur Arsitektur Modern Yang Diterapkan Pada Bandung Adikusuma Station
Rionaldi Gumilar
Jurusan Arsitektur – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional
Email: [email protected]
ABSTRAK
Venustas menurut Vitruvius merupakan suatu konstruksi yang tepat baik proposi maupun simetrinya sehingga dihasilkan keindahan. Venustas atau keindahan tidak memiliki tolak ukur pasti, tergantung bagaimana waktu dan konteksnya. Bandung Adikusuma Station memiliki keseimbangan bentuk masa bangunan dengan menerapkan kesimetrisan yang proporsional serta penonjolan keindahan struktur menjadi nilai tambah bagi bangunan. Elemen material struktur diekspose tanpa menghilangkan fungsi struktur tersebut. Rangka atap pada peron dan kolom pilotis lingkaran diterapkan pada stasiun. Rangka atap membutuhkan bentangan yang besar tanpa adanya penghalang yang dapat mengganggu aktivitas pengguna.
Rangka space beam merupakan rangka atap bentang lebar yang berfungsi untuk memenuhi faktor keseimbangan estetika dan penyaluran beban. Arsitektur modern yang mencirikan kesederhanaan bentuk bangunan namun memiliki nilai fungsional terlihat pada bangunan stasiun. Penggunakan kolom pilotis dengan bentuk dasar lingkaran memiliki sifat mendistribusian gaya yang merata ke seluruh bagian penampang kolom namun memberikan nilai tambah pada estetika kolom tersebut.
Kata kunci: Stasiun, Venustas, Arsitektur Modern .
ABSTRACT
Venustas according to Vitruvius is a proper construction both proposition and symmetry so that beauty is produced. Venustas or beauty do not have a definite standard, depending on the time and context. Bandung Adikusuma Station has a balanced building structure by applying proportional symmetry. The show of the beauty of structure is an added value for buildings. Structural material elements are exposed without removing the function of the structure. The roof frame on the platform and the pilotis circle column is applied to the station. The roof frame requires a large expanse without any obstructions that can interfere with user activity. The Space Beam frame is the right choice for use on wide-span roofs formed to meet aesthetic balance factors and load distribution. Modern architecture that characterizes the simplicity of building shapes but has functional value seen in station buildings. Using a column pilotis with base circle shape has a prevail distribution of force to all parts of the column but adds aesthetic value.
Keywords : Station, Venustas, Modern Architecture
1. PENDAHULUAN
Stasiun Bandung sebagai gerbang masuknya wisatawan domestik maupun mancanegara menjadikan bangunan memiliki ciri khas serta keindahannya tersendiri, sehingga diharapkan memiliki kenyaman eksterior dan interior, baik dalam segi estetika maupun fungsi. Keindahan atau Venustas termasuk dalam tiga aspek bangunan yang ideal menurut Vitruvius. Keindahan yang baik adalah yang memiliki keseimbangan dari segi bentuk dan kesimetrisan bangunan. Disamping keindahan, bangunan pada dasarnya harus memiliki struktur yang baik [1]. Bagian pembentuk bangunan seperti, dinding, kolom, ring balk, dan kuda-kuda atap merupakan struktur yang memiliki kegunaan meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah lalu didistribusikan ke tanah [2].
Keindahan pada struktur bangunan stasiun Bandung Adikusuma dengan menonjolkan keseimbangan dan bentuk bangunan yang sederhana namun memiliki nilai fungsional menjadi ciri dari arsitektur modern. Arsitektur modern yang mengurangi detail dekoratif digantikan oleh penonjolan struktur kolom pada stasiun dengan bentuk dasar lingkaran yang memberi kesan tidak kaku namum penyaluran beban sama disemua sisi kolom [3], dan menampilkan ekspose struktur rangka space beam pada peron. Bagian peron stasiun kereta yang besar dan membutuhkan ruang aktivitas tanpa adanya hambatan dari struktur bangunan yang dapat mengganggu aktivitas didalamnya. Penggunaan rangka Space beam mampu menjaga kekokohan dan kestabilan bangunan bentang lebar. Struktur space beam diekspos pada bangunan dengan tujuan untuk menguatkan nilai estetis didalam bangunan.
2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN
2.1. Lokasi SiteLokasi berada dipusat kota Bandung, stasiun ini memiliki dua akses pintu masuk menuju bangunan yaitu untuk pintu utara yang berada di jalan Kebon Kawung, Cicendo, sedangkan untuk pintu selatan pada jalan Stasiun Barat, Pasir Kaliki. Stasiun ini dikelilingi oleh bangunan publik seperti, pusat perbelanjaan, Balai Kota Bandung, Alun-alun Kota, dan Rumah Sakit.
Gambar 1 Lokasi Site 2.2. Konsep Gubahan Massa
Bentuk gubahan massa pada bangunan yang dirancang akan mengalami transformasi bentuk, penerapan transformasi aditif maupun subtraktif pada gubahan masa akan menghasilkan karakter bangunan yang berbeda dan tidak monoton. Finishing material fasad pun harus diperhatikan guna
Balai kota
23 Paskal
Alun-alun RS. Santosa
Pasar baru RS. mata
Cicendo
SITE
JL.KEBON KAWUNG
JL.STASIUN BARAT
Keterangan :
Radius 200m
Radius 500m
Radius 1000m
SITE
Akses pintu utara
Akses pintu selatan
menonjolkan struktur bangunan yang diekspose dan menguatkan nilai keindahan pada strukturnya, sepert yang dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 Transformasi bentuk masa
Peletakan gubahan masa dengan garis imajiner bangunan terhadap site akan menghasilkan bentuk masa yang simetris, sehingga keseimbangan bangunan menghasilkan keindahan. Penyebaran masa bangunan yang rata kiri (warna kuning) dan kanan (warna hijau) dari sumbu imajiner membentuk suatu massa bangunan simetris yang diperlihatkan pada gambar 3.
Gambar 3 Penempatan masa berdasarkan garis imajiner
Bangunan agar terlihat proporsional, efisien dalam pengerjaan dan mudah diatur ruang dalamnya
Peron Bentuk dasar masa berupa
persegi sebagai bentukan dasar yang simetri
Bentuk masa mengalami subtraktif agar bangunan lebih memiliki karakter.
Bagian atas pada masa mengalami aditif sebagai pembentuk atap.
Bentuk masa mengalami subtraktif kembali.
Bentuk masa dengan finishing material.
1 2 3
5 4
Masa peron dibuat dinamis agar memiliki perbedaan ketinggian dengan masa stasiun.
6
Stasiun
Stasiun
Peron
Keterangan :
Garis imajiner
Plaza Peron
Stasiun
Isometri tatan masa
Plaza
pertama dengan fungsi stasiun yang berupa grid beraturan memiliki ukuran 8.1m x 8.1m, ukuran grid ini dipilih agar penampang kolom dan balok tidak terlalu besar ukurannya. Grid kedua dengan fungsi peron yaitu berfungsi menahan beban rangka atap bentang lebar dengan ukuran 64m x 8.1m yang dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Penggunaan grid struktur pada bangunan stasiun
Kolom pilotis lingkaran yang menjadi ekspose struktur dan menjadi elemen pembentuk arsitektur modern dengan menonjolkan keindahannya akan diletakan di area depan bangunan stasiun sebagai elemen pada fasad bangunan, dan diletakan di area peron stasiun, seperti pada gambar 5.
Gambar 5 Isometri rangka atap space beam
Sebagai elemen keindahan struktur space beam digunakan pada rangka atap peron, seperti pada gambar 5. Bentuk atap dibuat dinamis agar atap peron lebih tinggi dari bangunan stasiun, rangka space beam terdiri dari batang-batang baja pipa yang dibentuk menjadi ruang tiga dimensi dan disambungkan dengan metode pengelasan.
1.Grid Stasiun 2.Grid Peron
64m
Pipa baja Metode pengelasan
Kolom Pilotis lingkaran Kolom pada area Peron
Kolom pada area Stasiun Kolom Pilotis
lingkaran
Rangka space beam 64m
8.1m 8.1m 8.1m 8.1m 8.1m 8.1m
8.1m 8.1m 8.1m
Koridor
Koridor Area
luar Area luar
64.8m
64.8m
3. HASIL RANCANGAN
Permainan kesimetrisan dalam penataan masa pada site menghasilkan tatanan masa yang simetris.
Sumbu imajiner yang dilihat dari tampak atas membagi menjadi dua sisi bangunan seperti cermin.
Gambar 6 menjelaskan peletakan masa bangunan pada site.
Penggunaan struktur sebagai elemen keindahan yang ditonjolkan terdapat pada kolom pilotis lingkaran dan rangka atap bentang lebar. Kolom pilotis dengan bentukan lingkaran dan menggunakan material beton merupakan elemen utama yang berfungsi meneruskan beban-beban dari balok atau lantai ke kolom di bawahnya hingga akhirnya sampai ke tanah. Meskipun balok atau pelat di atasnya dibuat sangat kaku, bila kolom tidak kuat menahan beban maka akan terjadi kegagalan struktur secara keseluruhan. Penggunaan kolom lingkaran dikarenakan gaya yang diterima oleh penampang didistribusikan secara merata ke seluruh sudut penampang kolom, disamping itu dari segi arsitektural bentuk kolom lingkaran dengan finishing beton kamport memiliki nilai estetis yang lebih baik seperti terlihat pada gambar 7.
Struktur yang diekspose untuk menekankan suasana struktural pada bangunan, kolom pilotis dengan bentuk dasar lingkaran berfungsi selain menambah kesan kuat dan kokoh, juga menambah kesan megah pada bangunan stasiun.
Struktur rangka atap bentang lebar menggunakan rangka space beam yang mampu menjaga kestabilan struktur atap peron dengan bentangan lebar dan memberi bentuk dinamis pada bangunan serta memiliki sifat dapat diekspose sehingga menampilkan keindahan strukturnya. Gaya yang diterima oleh atap didistribusikan ke tanah seperti diperlihatkan pada gambar 8.
Gambar 9 Isometri struktur Peron
Gambar 7. Penyaluran gaya pada kolom pilotis lingkaran Gambar 6 Blok Plan
2
3 1
Keterangan : 1. Plaza
2. Bangunan stasiun 3. Area peron JL.KEBON KAWUNG
JL.STASIUN BARAT
Finishing beton kamport
Keterangan :
Arah beban gaya
Keterangan :
Arah beban gaya kolom
Balok
Rangka Space Beam yang di kombinasikan dengan menggunakan penutup atap zincalum dan skylight menambah kesan ruang terbuka yang segar dan tidak pengap. Penutup atap zincalum dan skylight, selain ditopang oleh rangka tersebut juga ditopang oleh kolom pilotis di sisi lainnya. Penggunaan struktur atap peron dengan desain setengah portal terlihat bangunan peron menjadi lebih modern. , hal ini diperlihakan pada gambar 9.
Kesan estetis dan kokoh yang diberikan rangka ini merupakan nilai tambah dari fungsi struktur rangka itu sendiri yaitu penyalur beban yang merata. Penggunaan struktur atap peron dengan desain setengah portal menjadikan bentuk yang modern dan menampilkan kemegahan dari susunan rangka Space Beam sebagai struktur utama dan pengulangan kolom-kolom pilotis dengan bentuk dasar lingkaran.
Hasil akhir bangunan secara keseluruhan dilihat dari perspektif bird eyeview, menampilkan plaza, bangunan stasiun dan area peron yang ditunjukan pada gambar 11.
4. SIMPULAN
Bandung Adikusuma Station menonjolkan keindahan pada struktur bangunan dengan memberikan keseimbangan struktur dari segi kesimetrisan yang proporsinya seimbang. Rangka atap Space Beam dan kolom pilotis lingkaran dengan bentuk sederhana namun memiliki nilai fungsional menjadi ciri dari arsitektur modern yang dimanfaatkan pada bangunan stasiun. Kelebihan struktur rangka atap Space Beam mempunyai sifat penyaluran beban yang merata dan ekspos strukturnya bertujuan untuk menguatkan nilai estetis didalam bangunan. Penggunaan struktur kolom pilotis dengan bentuk dasar lingkaran agar penyaluran beban merata keseluruh sisi kolom dan menambah kesan megah dan kokoh yang selain dari fungsi utamanya yaitu penopang bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Vitruvius. 1914. The Ten Books On Architecture. London: Humphray Mildford
[2] Heyman, Jacques 2008. Basic Structural Theory. Amerika Serikat: Cambridge University Press [3] MacGregor, James G., 1992, Reinforced Concrete Mechanics and Design, Edisi kedua, Prentice
Hall Inc.
Penutup atap Zyncalum
Rangka space beam Kolom lingkaran
Skylight
Gambar 10 Struktur space beam yang diekspos pada bagian peron
Kolom lingkaran
Rangka atap space beam
Gambar 9 Isometri struktur Peron
Gambar 11 Perspektif Bangunan
Area Peron
Stasiun
Plaza