Penanggulangan Kemiskinan &
Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Presented by Yaury Tetanel
Strategic Alliance for Poverty Alleviation
Disampaikan Dalam Diskusi Publik
“Akuntabilitas Sosial CSR Industri Ekstraktif dan Peranannya dalam Penanggulangan Kemiskinan”
Jakarta, 18 Juli 2013
Diselenggarakan oleh PWYP Indonesia bekerjasama dengan FITRA Jatim dan didukung oleh Yayasan TIFA
Definisi
• Kemiskinan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu kondisi kekurangan yang terjadi pada individu atau sekelompok orang.
• Dalam banyak kasus kondisi kemiskinan seringkali dikaitkan dengan pendapatan yang diterima oleh seseorang.
• Dalam perkembangan, kemiskinan tidak hanya
dilihat dari kondisi pendapatan, akan tetapi juga
akses, partisipasi, serta kerentanan,
Kemiskinan dipandang sebagai suatu kondisi
dimana seseorang, sekelompok orang, baik laki-
laki atau perempuan yang tidak terpenuhi hak
hak dasarnya secara layak untuk menempuh
dan mengembangkan kehidupannya secara
layak .
(Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan)Konteks
• Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup tinggi dengan disparitas /ketimpangan antar wilayah yang cukup besar.
• Penyebab kemiskinan yang bersifat multidimensi seringkali sulit diidentifikasi dalam perumusan kebijakan & program maupun penentuan target/ sasaran.
• Kemampuan penduduk miskin untuk memanfaatkan peluang &
berpartisipasi dalam pembangunan seringkali dibatasi oleh berbagai ketidakseimbangan dalam aspek ekonomi,politik, maupun sosial.
• Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia telah banyak
melibatkan berbagai pihak, namun belum terjadi suatu sinergi antar multipihak. Oleh sebab itu, sinergi multipihak diperlukan.
DISPARITAS KEMISKINAN
MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012
16 PROVINSI MASIH DIATAS RATA-RATA KEMISKINAN NASIONAL DAN 17 PROVINSI BERADA DI BAWAH RATA-RATA KEMISKINAN NASIONAL
30,66 27,04
20,41 20,76 14,94
14,98 15,65
15,88 17,22 17,51 18,02 18,58
13,01 13,06 13,08 13,48 9,82
9,89 10,41 7,64
7,96
8,00 8,05 8,06 8,28
5,01 5,37
5,71 6,19 6,38 6,83
3,70 3,95
SULAWESI TENGAH
JAWA TENGAH
LAMPUNG YOGYAKARTA
GORONTALO BENGKULU
NUSA TENGGARA BARAT N ACEH DARUSSALAM NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU PAPUA BARAT
PAPUA SULAWESI UTARA KALIMANTAN BARAT
SUMATERA BARAT
RIAU MALUKU UTARA
JAMBI SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT
SUMATERA UTARA
SULAWESI BARAT SULAWESI TENGGARA
JAWA TIMUR
SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN
BANGKA BELITUNG
BANTEN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA BALI
RATA-RATA NASIONAL 11.66 %
2009 2010 2011 2012
TOTAL
Jumlah penduduk miskin (juta orang) Angka kemiskinan (percentage points)
-2.43 -1.27
-1.51 -0.82
-1 -0.84
-0.89 -0.53 DESA
Jumlah penduduk miskin (juta orang) Angka kemiskinan (percentage points)
-1.57 -1.58
-0.69 -0.79
-0.96 -0.84
-0.49 -0.60 KOTA
Jumlah penduduk miskin (juta orang) Angka kemiskinan (percentage points)
-0.86 -0.93
-0.81 -0.85
-0.05 -0.64
-0.40 -0.45
Jika kecenderungan perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin Terus terjadi, maka target RPJM Penurunan angka kemiskinan 8-10%
di 2014 tidak akan tercapai.
Sumber: BPS, Diolah dari Susenas
2
Perbandingan Alokasi Anggaran Penanggulangan Kemiskinan (Trilyun) & Biaya Penanggulangan Kemiskinan / Orang (Juta)
53,1 60,5
80,1 75,1 86,1
70,1
106,8 1,4
1,7
2,4 2,4
2,8
2,4
3,7
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
0 20 40 60 80 100 120
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber Data : Kementrian Keuangan & Bappenas
8
Anekdot
Penanggulangan Kemiskinan
DILARANG MEMANCING DAN MENGAMBIL IKAN
DI DANAU INI.
P.T MIMPI SEJAHTERA
PILIHAN MASYARAKAT MISKIN HANYA MENGURANGI KONSUMSI PANGAN, BERHUTANG DAN BUNUH DIRI ( HARIAN KOMPAS)
Konflik Pengelolaan Sumberdaya & Agraria adalah Rangkaian Peristiwa/Kejadian/Kasus
Akar/Sumber Masalah
Peristiwa 1
Peristiwa 2 Peristiwa 3
Peristiwa 4 Kekerasan Fisik/Hostility
PEMETAAN AWAL KONFLIK
SUMBERDAYA & AGRARIA DI INDONESIA
Sumber Data : Konsorsium Pembaharuan Agraria & LIPI
JAWA BARAT (10 KASUS)
1 KONFLIK ANTAR KELOMPOK,1KONFLIK PERBURUHAN, 1 KONFLIK WARGA, 1 KONFLIK PENGANUT AGAMA, 6 KONFLIK ANTAR DESA
DKIJAKARTA (9 KASUS)
2 KONFLIK ANTAR ORMAS, 1 KONFLIK ANTAR KELOMPOK, 1 KONFLIK ANTAR SUPORTER, 5 KONFLIK ANTAR WARGA
LAMPUNG (3 KASUS)
3 KONFLIK ANTAR DESA (SUKU)
1 KONFLIK ANTAR DESA
DIY
(2 KASUS) 1 KONFLIK ANTAR SUPORTER, 1 KONFLIK ANTARORMAS
JATIM (3 KASUS) 1 KONFLIK ANTAR SUKU, 1 KONFLIK ANTARDESA,1 KONFLIK PENGANUT AGAMA
BALI (1 KASUS) 1 KONFLIK ANTAR NAPI
NTB (5 KASUS) 5 KONFLIK ANTAR DESA
NTT (6 KASUS) 4 KONFLIK ANTAR DESA, 2 KONFLIK ANTAR KELOMPOK
SULSEL (5 KASUS)
1 KASUS PENYERANGAN ASRAMA MHS SUKU TERTENTU, 3 KONFLIK ANTAR WARGA, 1 KONFLIK ANTAR DESA
SUMUT(8KASUS)
2 KONFLIK ANTAR DESA, 2 KONFLIK ANTAR ORMAS, 4 KONFLIK LAHAN/
JATENG (1 KASUS) AGRARIA/SDA
PETA KONFLIK
SULUT (4KASUS) PAPUA (16 KASUS)
4KONFLIKANTARDESA
SULTENG (33KASUS)
32 KONFLIK ANTAR DESA, 1 KONFLIK ANTAR KELOMPOK
MALUKU (4 KASUS) 3 KONFLIK ANTAR WARGA, 1 KONFLIK ANTAR DESA
6 KONFLIK PEMILUKADA, 7 KONFLIK ANTAR WARGA, 1 KONFLIK ANTAR DESA, 1 KONFLIK ANTAR SUKU, 1 KERUSUHAN MASSA
MALUT (4 KASUS) 4 KONFLIK ANTAR DESA
KERUGIAN:
75 MD (1 TNI & 74 MASY) KORBAN LUKA2 : 611 ORG
TNI : 45 ORG
POLRI : 16 ORG
MASY : 546 ORG
NAPI : 3 ORG
1 WAKIL BUPATI
PEMETAAN KONFLIK SUMBERDAYA & AGRARIA
0 5 10 15 20 25 30 35 40
2010 2011
Sumber Data : Konsorsium Pembaharuan Agraria
Usulan Diagram Mencapai Keseimbangan Kepentingan Dalam Konflik Agraria & Sumberdaya Alam
Sumber : LIPI
Skema Program Anti Kemiskinan
Program Penanggulangan Kemiskinan
Perbankan /
Pihak Ketiga Subsidi Perlindungan Sosial Distribusi
Aset & Sustainable Livelihood
Tunai Non Tunai
Tidak Bersyarat Bersyarat Produk /
Barang Harga Reforma Agraria
KUR
Permodalan
Raskin Jamkesmas Distribusi Tanah
BLT/ BLSM PKH
Community Empowerment
PNPM
Perdesaan Perkotaan
Pendekatan penanggulangan kemiskinan
berbasis penghidupan berkelanjutan dalam MP3KI
• Pendekatan penanggulangan kemiskinan yang lebih komprehensif
• Menempatkan pengurangan kerentanan dan peningkatan aset penghidupan kelompok miskin dan rentan sebagai fokus
utama
• Aset penghidupan dikategorikan dalam lima kelompok: (1) aset sumber daya manusia (SDM), (2) aset sumber daya alam (SDA), (3) aset finansial, (4) aset infrastruktur, dan (5) aset sosial politik
Sumber : Dokumen MP3KI & Smeru
Lanjutan..
• Kemiskinan tidak lagi dinilai sebagai kondisi kekurangan material saja, tetapi keadaan di mana aset penghidupan tidak optimal untuk bisa menunjang penghidupan yang layak dan
berkelanjutan.
• Dalam MP3KI, pendekatan peningkatan penghidupan berfokus pada upaya untuk menjembatani agar kelompok miskin dapat mengisi kesempatan kerja yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumber : Dokumen MP3KI & Smeru
Contoh Aset Penghidupan Manusia
Aset Penghidupan Berkelanjutan Manusia
Aset SDM Aset SDA Aset
Infrastruktur Aset Finansial Aset Sosial- Politik
Pendidikan dan
keterampil- an
Kesehatan
Sikap dan perilaku
Lahan
Perairan (sungai, danau, laut)
Udara
Air (yg aman untuk
konsumsi dan keperluan rumah tangga lainnya)
Permukiman sehat
Sarana dan prasarana transportasi
Energi (listrik dan bahan bakar)
Sarana komunikasi
Kesempatan kerja
Peluang usaha
Akses
permodalan
Akses terhadap lembaga keuangan yang aman
Hubungan dan jaringan sosial
Kepercayaan antar-
masyarakat
Partisipasi dalam
pengambilan keputusan
Sumber : Lembaga Penelitian Smeru
Model Implementasi Sinergi Dunia Usaha & Pemerintah dalam
Penanggulangan Kemiskinan
Potret Implementasi CSR
• CSR telah disadari manfaatnya & menjadi instrumen membangun citra perusahaan.
• Masih berorientasi pada segmentasi masyarakat yang
terkait secara langsung dengan operasional / produk yang dihasilkan perusahaan.
• Belum terintegrasi dengan program penanggulangan kemiskinan yang dimiliki oleh pemerintah pusat &
pemerintah daerah.
• Kebanyakan belum memiliki sistem targeting kelompok sasaran yang baik.
Model 1
Korporasi Masyarakat
CSR Forum
dibawah TKPKD
Kelebihan
• Korporasi lebih independen dalam menyalurkan
bantuan atau program.
• Pelaksanaan program sesuai dengan visi & misi
korporasi.
Kekurangan
• Pelaksanaan program
berpotensi tumpang tindih dengan program
pemerintah daerah.
• Penerima manfaat hanya masyarakat di sekitar area operasi.
• Penyelerasan program secara terpadu sulit dilakukan.
Model 2
CSR Forum dibawah TKPKD
Korporasi Masyarakat
Kelebihan
• Program CSR dapat disinergikan dengan program pemda.
• Penerima manfaat CSR dapat diperluas.
• Ada target yang disepakati secara bersama sama.
Kekurangan
• Program CSR yang dilakukan tidak sesuai dengan
kepentingan atau visi korporasi.
• Kapasitas forum dalam
pelaksanaan & pemantauan implementasi program.
Model 3
CSR Forum dibawah TKPKD
Korporasi Masyarakat
Kelebihan
• Program CSR dapat Sesuai dengan Kebutuhan
Masyarakat
• Proses Fasilitasi dapat memilah usulan
berdasarkan prioritas masyarakat.
Kekurangan
• Tidak Semua Usulan
Masyarakat dapat Dipenuhi, karena diputuskan oleh
korporasi.
• Membutuhkan proses yang cukup lama dalam need
assessment.