• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE. (Studi Kasus SMA De Britto Yogyakarta) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE. (Studi Kasus SMA De Britto Yogyakarta) SKRIPSI"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

(Studi Kasus SMA De Britto Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Yerni Mei Sulastri Baptista Sitorus 155314126

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(2)

ii

THE DECISION SUPPORT SYSTEM OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT MAJORS USING PROMETHEE METHOD

(CASE STUDY AT DE BRITTO SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA) THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program

By :

Yerni Mei Sulastri Baptista Sitorus 155314126

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGI SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.”

Karya ini saya persembahkan teristimewa kepada:

Tuhan Yesus Kristus, Orang Tua, Adik, Keluarga, Dosen & Sahabat

Terimakasih untuk semua dukungan, doa, kasih sayang, semangat, motivasi serta bantuan yang kalian berikan. Kiranya Tuhan selalu melindungi dan memberkati

kalian semua dimanapun kalian berada.

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Pada kurikulum 2013, penjurusan tingkat siswa SMA sudah dilakukan dari kelas X. Dalam hal ini, SMA De Britto memiliki tiga jurusan, yaitu IPA, IPS dan Bahasa.

Penjurusan yang dilakukan di SMA De Britto berdasarkan nilai rapor SMP semester satu sampai empat. Adapun nilai rapor SMP yang menjadi kriteria adalah Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selain itu, terdapat nilai tes akademik yang menjadi kriteria dalam penjurusan di SMA De Britto, yaitu nilai tes akademik Matematika, IPA, IPS dan Bahasa. Berdasarkan nilai rapor SMP dan tes akademik tersebut, nilai diproses secara manual untuk menentukan siswa tersebut masuk di salah satu jurusan yang ada. Cara manual tersebut menjadi kurang praktis dan dapat memakan waktu yang lama.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibangun Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA Menggunakan Metode Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) yang merupakan suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria.

Dengan sistem ini, Admin dan Staff dapat mengelola data dan nilai siswa. Admin dapat mengelola kriteria dan bobot masing-masing kriteria, dari nilai yang dikelola ke dalam sistem akan memperoleh penjurusan siswa sesuai dengan nilai yang siswa miliki.

Hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA yang valid dan berfungsi dengan baik untuk penjurusan siswa. Nilai parameter terbaik adalah q = 5 dan p = 10. Dari data sample sebanyak 75 data siswa, diperoleh akurasi sebesar 74,67 %. Terdapat 56 siswa yang sesuai dengan penjurusan yang sebenarnya di SMA Kolese De Britto.

Kata kunci: SMA De Britto, Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation), Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Penjurusan Siswa SMA.

(9)

ix ABSTRACT

In the 2013 curriculum, majors in high school students have been conducted from class X. In this case, De Britto High School has three majors, namely Science, Social Sciences and Language. The majors carried out at De Britto High School are based on junior high school grades from the first to fourth semester. The junior high school report cards that become the criteria are Mathematics, Science, Social Sciences, Indonesian Language and English. In addition, there are academic test scores that become the criteria in the majors at De Britto High School, namely the academic tests in Mathematics, Science, Social Sciences and Language. Based on the junior high school report card and the academic test, the value is processed manually to determine whether the student is in one of the majors. The manual method becomes less practical and can take a long time.

Based on these problems, The Decision Support System of Senior High School Student Major is built using the Promethee Method (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation). It is a method of determining sequence (priority) in multicriteria analysis. With this system, the Admin and Staff can manage the data and grades of students, the Admin itself will manage the criteria and weight of each criterion, from the values managed into the system will get student majors in accordance with the values students have.

The final result obtained is a Decision Support System of Senior High School Student Major that is valid and functioning well for student majors. The best parameter value is q=5 and p=10. From student sample data as much as 75 student data, obtained an accuracy of 74.67%. There are 56 students who are in line with the majors at De Britto College High School.

Keywords: De Britto High School, Promethee (Preference Ranking of Organization Method for Enrichment Evaluation), Decision Making Support System, Majors of High School Students.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian dan penulisan tugas akhir ini berjalan dengan baik dari awal hingga akhir karena adanya dukungan doa, semangat dan motivasi yang diberikan oleh banyak pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis akan mengucapkan terimasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai, memberkati dan memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

2. Kedua orangtua terkasih, Jhonson Sitorus dan Demetria Simanullang untuk setiap doa, semangat dan motivasi yang selalu diberikan.

3. Adik-adikku tersayang, Ruth Sitorus, Josefa Sitorus dan Chesya Sitorus yang selalu memberikan semangat dan doa.

4. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si, M.Math.Sc,. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, selaku ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma.

6. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, memberikan motivasi, saran, pikiran, waktu dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

7. Seluruh dosen-dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Teman yang luar biasa, Giska Sinulingga, Maria Simanjuntak, Ruth Hanseliani yang selalu menemani dalam suka dan duka. Terimakasih untuk

(11)

xi

dukungan, doa, canda dan tawa yang selalu hadir dalam setiap proses perkuliahan.

9. Saudara terkasih, Miranda, Arisman, Darwis, Ayung, Mia yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir.

10. Teman-teman terkasih, Rizki, Christina, Dona, Desi, Kristin Sitorus, Rut Sitorus, Joneth Naibaho, Dhatma Bakara yang selalu menghibur dan semangat kepada penulis.

11. William Sianturi, Aji, Bayu, Ibel yang selalu memberikan saran dan membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir.

12. Teman-teman Teknik Informatika 2015 untuk kebersamaan selama menjalani masa perkuliahan.

13. SMA De Britto yang telah mengijinkan saya untuk penelitian.

14. Teman-teman kos putri AHZA yang selalu memberikan semangat.

15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari penelitian tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca yang sekiranya dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 26 Juli 2019

Yerni Mei Sulastri Baptista Sitorus

(12)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR TABEL ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan) ... 5

2.1.1 Definisi SPPK ... 5

2.1.2 Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 5

2.1.3 Arsitektur Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 6

2.1.4 Tujuan Sistem Pendukung Pengambil Keputusan ... 7

2.1.5 Manfaat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 9

2.2 Metode Promethee ... 9

2.2.1 Pengenalan Metode Promethee ... 9

2.2.2 Proses Promethee ... 11

2.2.3 Nilai Hubungan Outrangking dalam Promethee ... 11

(13)

xiii

2.2.3 Nilai Hubungan Outrangking dalam Promethee ... 11

2.2.3.1 Dominasi Kriteria ... 11

2.2.3.2 Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Sistem ... 12

2.2.3.2.1 Kriteria Quasi (Quasi Criterion) ... 13

2.2.3.2.2 Kriteria dengan Preferensi Linier (Criterion With Linear Preference) ... 14

2.2.3.3 Indeks Preferensi Multikriteria ... 15

2.2.4 Promethee Rangking ... 16

2.2.4.1 Leaving Flow ... 16

2.2.4.2 Entering Flow ... 17

2.2.4.3 Net Flow ... 17

2.3 Minat ... 19

2.3.1 Pengertian Minat ... 19

2.3.2 Macam-Macam Minat ... 19

2.4 Peminatan Jurusan di SMA ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Metode Penelitian ... 22

3.1.1 Tahap Perencanaan... 22

3.1.2 Pengumpulan Data ... 22

3.1.3 Studi Literatur ... 23

3.1.4 Pembangunan Sistem ... 23

3.1.5 Uji Coba Sistem ... 24

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras ... 25

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM ... 26

4.1 Communication ... 26

4.1.1 Analisis Sistem ... 26

4.1.1.1 Analisis Sistem Lama ... 26

4.1.1.2 Analisis Sistem Baru ... 27

4.1.1.3 Gambaran Sistem yang akan dibangun ... 27

4.2 Planning ... 28

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 28

(14)

xiv

4.2.1.1 Tabel Analisis Kebutuhan Pengguna... 28

4.2.1.2 Diagram Use Case Keseluruhan ... 29

4.2.1.3 Rincian Diagram Use Case ... 30

4.2.1.4 Diagram Konteks ... 32

4.2.1.5 Diagram Berjenjang ... 32

4.2.1.6 Diagram Aliran Data ... 33

4.2.1.6.1 DFD Level 0 Proses 1 ... 33

4.2.1.6.2 DFD Level 0 Proses 2 ... 33

4.2.1.6.3 DFD Level 0 Proses 3 ... 34

4.2.1.6.4 DFD Level 1 Proses 1.2 ... 34

4.2.1.6.5 DFD Level 1 Proses 1.3 ... 35

4.2.1.6.6 DFD Level 1 Proses 1.4 ... 35

4.2.1.6.7 DFD Level 1 Proses 2.2 ... 36

4.2.1.6.8 DFD Level 1 Proses 2.3 ... 36

4.2.1.6.9 DFD Level 1 Proses 2.4 ... 37

4.2.1.6.10 DFD Level 1 Proses 3.2 ... 37

4.3 Modelling ... 37

4.3.1 Desain Manajemen Data ... 38

4.3.1.1 Desain Basisdata Konseptual ... 38

4.3.1.2 Desain Basisdata Logikal ... 38

4.3.1.3 Desain Basisdata Fisikal ... 39

4.3.1.3.1 Tabel Kriteria ... 39

4.3.1.3.2 Tabel Siswa ... 39

4.3.1.3.3 Tabel Detail ... 39

4.3.1.3.4 Tabel Login ... 40

4.3.2 Desain Manajemen Model ... 40

4.3.2.1 Kriteria dan Tujuan ... 40

4.3.2.2 Proses Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 42

4.3.2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Metode Promethee ... 42

4.3.2.2.2 Proses Perhitungan ... 43

(15)

xv

4.3.2.2.3 Proses Penyusunan Rangking ... 44

4.3.2.2.4 Contoh Perhitungan Manual Pendukung Pengambilan Keputusan 45 4.3.3 Desain Manajemen Dialog ... 94

4.3.3.1 Desain Antar Muka Admin ... 94

4.3.3.1.1 Desain Halaman Login Admin ... 94

4.3.3.1.2 Desain Halaman Utama Admin ... 95

4.3.3.1.3 Desain Halaman Kelola Kriteria ... 95

4.3.3.1.4 Desain Halaman Tambah Kriteria ... 95

4.3.3.1.5 Desain Halaman Edit Kriteria ... 96

4.3.3.1.6 Desain Halaman Kelola Siswa ... 96

4.3.3.1.7 Desain Halaman Tambah Siswa ... 96

4.3.3.1.8 Desain Halaman Edit Siswa ... 97

4.3.3.1.9 Desain Halaman Detail Siswa ... 97

4.3.3.1.10 Desain Halaman Tampilkan Hasil Siswa ... 97

4.3.3.2 Desain Antar Muka Wakil Kepala Sekolah ... 98

4.3.3.2.1 Desain Halaman Utama Wakil Kepala Sekolah ... 98

4.3.3.2.2 Desain Halaman Kriteria ... 98

4.3.3.2.3 Desain Halaman Siswa ... 98

4.3.3.2.4 Desain Halaman Tampilkan Hasil ... 99

4.3.3.3 Desain Antar Muka Staff ... 99

4.3.3.3.1 Desain Halaman Utama Staff ... 99

4.3.3.3.2 Desain Halaman Kelola Siswa ... 99

4.3.3.3.3 Desain Halaman Tambah Siswa ... 100

4.3.3.3.4 Desain Halaman Edit Siswa ... 100

4.3.3.3.5 Desain Halaman Detail Siswa ... 100

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ... 101

5.1 Implementasi Manajemen Data ... 101

5.1.1 Tabel Login ... 101

5.1.2 Tabel Kriteria ... 102

(16)

xvi

5.1.3 Tabel Siswa ... 102

5.1.4 Tabel Detail... 103

5.2 Implementasi Manajemen Model ... 103

Tabel 5.5 Tabel Manajemen Model... 103

5.2.1 Proses Perhitungan ... 104

5.2.1.1 Menghitung Preferensi Indeks ... 104

5.2.1.2 Menghitung Nilai Indeks Preferensi ... 104

5.2.1.3 Menghitung Indeks Preferensi Multikriteria ... 105

5.2.1.4 Menghitung Leaving Flow ... 105

5.2.1.5 Menghitung Entering Flow ... 106

5.2.1.6 Menghitung Net Flow ... 106

5.3 Implementasi Manajemen Dialog (Antar Muka) ... 107

5.3.1 Halaman Login ... 107

5.3.1.1 Halaman Login Admin dan Wakil Kepala Sekolah ... 107

5.3.2 Halaman Admin... 108

5.3.2.1 Halaman Utama Admin ... 108

5.3.2.2 Halaman Kelola Kriteria ... 108

5.3.2.3 Halaman Tambah Kriteria ... 109

5.3.2.4 Halaman Edit Kriteria ... 110

5.3.2.5 Halaman Kelola Siswa ... 110

5.3.2.6 Halaman Tambah Siswa ... 111

5.3.2.7 Halaman Edit Siswa ... 112

5.3.2.8 Halaman Tampilkan Hasil... 115

5.3.3 Halaman Wakil Kepala Sekolah ... 117

5.3.3.1 Halaman Utama Wakil Kepala Sekolah ... 117

5.3.3.2 Halaman Kelola Kriteria ... 117

5.3.3.3 Halaman Kelola Siswa ... 118

5.3.3.4 Halaman Tampilkan Hasil... 118

5.3.4 Halaman Staff ... 119

5.3.4.1 Halaman Utama Staff ... 119

(17)

xvii

5.3.4.2 Halaman Kelola Siswa ... 120

5.3.4.3 Halaman Tambah Siswa ... 120

5.3.4.4 Halaman Edit Siswa ... 121

BAB VI PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL ... 123

6.1 Uji Validasi ... 123

6.2 Uji Akurasi ... 133

BAB VII PENUTUP ... 138

7.1 Kesimpulan ... 138

7.2 Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 139

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Kriteria Quasi (Quasi Criterion) ... 13

Gambar 2.2 Grafik Kriteria dengan Preferensi Linier ... 14

Gambar 2.3 Grafik Karakter Pengukuran Leaving Flow... 16

Gambar 2.4 Grafik Karakter Pengukuran Entering Flow ... 17

Gambar 3.1 Fase-Fase Dalam Model Waterfall ... 23

Gambar 4.1 Diagram Use Case Keseluruhan ... 29

Gambar 4.2 Diagram Use Case Untuk Admin ... 30

Gambar 4.3 Diagram Use Case Untuk Wakil Kepala Sekolah ... 31

Gambar 4.4 Diagram Use Case Untuk Staff ... 31

Gambar 4.5 Diagram Konteks ... 32

Gambar 4.6 Diagram Berjenjang ... 32

Gambar 4.7 Diagram DFD Level 0 Proses 1 ... 33

Gambar 4.8 Diagram DFD Level 0 Proses 2 ... 33

Gambar 4.9 Diagram DFD Level 0 Proses 3 ... 34

Gambar 4.10 Diagram DFD Level 1 Proses 1.2 ... 34

Gambar 4.11 Diagram DFD Level 1 Proses 1.3 ... 35

Gambar 4.12 Diagram DFD Level 1 Proses 1.4 ... 35

Gambar 4.13 Diagram DFD Level 1 Proses 2.2 ... 36

Gambar 4.14 Diagram DFD Level 1 Proses 2.3 ... 36

Gambar 4.15 Diagram DFD Level 1 Proses 2.4 ... 37

Gambar 4.16 Diagram DFD Level 1 Proses 3.2 ... 37

Gambar 4.17 Desain Basisdata Konseptual ... 38

Gambar 4.18 Desain Basisdata Logikal ... 38

Gambar 4.19 Proses Pengambilan Keputusan ... 43

Gambar 4.20 Data nilai siswa ... 46

Gambar 4.21 Desain Halaman Login Admin ... 94

Gambar 4.22 Desain Halaman Utama Admin... 95

Gambar 4.23 Desain Halaman Kelola Kriteria... 95

Gambar 4.24 Desain Halaman Kelola Kriteria... 95

(19)

xix

Gambar 4.25 Desain Halaman Edit Kriteria... 96

Gambar 4.26 Desain Halaman Kelola Siswa ... 96

Gambar 4.27 Desain Halaman Tambah Siswa ... 96

Gambar 4.28 Desain Halaman Edit Siswa ... 97

Gambar 4.29 Desain Halaman Detail Siswa ... 97

Gambar 4.30 Desain Halaman Tampilkan Hasil Siswa ... 97

Gambar 4.31 Desain Halaman Utama Wakil Kepala Sekolah ... 98

Gambar 4.32 Desain Halaman Kriteria ... 98

Gambar 4.33 Desain Halaman Siswa ... 98

Gambar 4.34 Desain Halaman Tampilkan Hasil ... 99

Gambar 4.35 Desain Halaman Utama Staff ... 99

Gambar 4.36 Desain Halaman Kelola Siswa ... 99

Gambar 4.37 Desain Halaman Tambah Siswa ... 100

Gambar 4.38 Desain Halaman Edit Siswa ... 100

Gambar 4.39 Desain Halaman Detail Siswa ... 100

Gambar 5.1 Halaman Login Admin Wakil Kepala Sekolah, dan Staff ... 107

Gambar 5.2 Source code login Admin,Wakil Kepala Sekolah dan Staff ... 107

Gambar 5.3 Halaman Utama Admin ... 108

Gambar 5.4 Halaman Kelola Kriteria ... 108

Gambar 5.5 Halaman Tambah Kriteria ... 109

Gambar 5.6 Source code Tambah Kriteria ... 109

Gambar 5.7 Halaman Edit Kriteria ... 110

Gambar 5.8 Source code Edit Kriteria ... 110

Gambar 5.9 Halaman Kelola Siswa ... 111

Gambar 5.10 Halaman Tambah Siswa ... 112

Gambar 5.11 Source code Tambah Siswa ... 112

Gambar 5.12 Halaman Edit Siswa ... 113

Gambar 5.13 Source code Edit Siswa ... 114

Gambar 5.14 Halaman Tampilkan Hasil ... 115

Gambar 5.15 Source code Perhitungan Promethee ... 116

Gambar 5.16 Halaman Utama Wakil Kepala Sekolah ... 117

(20)

xx

Gambar 5.17 Halaman Kelola Kriteria ... 117

Gambar 5.18 Halaman Kelola Siswa... 118

Gambar 5.19 Halaman Tampilkan Hasil ... 119

Gambar 5.20 Halaman Utama Staff ... 119

Gambar 5.21 Halaman Kelola Siswa... 120

Gambar 5.22 Halaman Tambah Siswa ... 121

Gambar 5.23 Halaman Edit Siswa ... 122

Gambar 6.1 Data Manual ... 124

Gambar 6.2 Data Kriteria Manual ... 124

Gambar 6.3 Data Kriteria Sistem ... 125

Gambar 6.4 Data siswa Sistem ... 125

Gambar 6.5 Hasil Perhitungan Sistem ... 130

Gambar 6.6 Hasil Perhitungan Sistem Menggunakan Data Sample 75 Data... 135

(21)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee ... 10

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 28

Tabel 4.2 Tabel Kriteria ... 39

Tabel 4.3 Tabel Siswa ... 39

Tabel 4.4 Tabel Detail ... 39

Tabel 4.5 Tabel Login ... 40

Tabel 4.6 Data Sample Nilai Siswa Kelas X SMA Kolese De Britto ... 42

Tabel 4.7 Jenis Kriteria ... 46

Tabel 4.8 Nilai IPA Siswa ... 47

Tabel 4.9 Nilai IPS Siswa ... 48

Tabel 4.10 Nilai Bahasa Siswa ... 48

Tabel 4.11 Hitung Preferensi Indeks IPA ... 49

Tabel 4.12 Hitung Preferensi Indeks IPS ... 55

Tabel 4.13 Hitung Preferensi Indeks Bahasa ... 59

Tabel 4.14 Hitung Nilai Preferensi Indeks IPA... 65

Tabel 4.15 Hitung Nilai Preferensi Indeks IPS ... 69

Tabel 4.16 Hitung Nilai Preferensi Indeks Bahasa ... 73

Tabel 4.17 Hitung Indeks Preferensi Multikriteria IPA ... 78

Tabel 4.18 Hitung Indeks Preferensi Multikriteria IPS ... 82

Tabel 4.19 Hitung Indeks Preferensi Multikriteria Bahasa ... 86

Tabel 4.20 Tabel Nilai Indeks Preferensi IPA ... 90

Tabel 4.21 Tabel Nilai Indeks Preferensi IPS ... 90

Tabel 4.22 Tabel Nilai Indeks Preferensi Bahasa ... 91

Tabel 4.23 Tabel Nilai Leaving, Entering, Net Flow IPA ... 92

Tabel 4.24 Tabel Nilai Leaving, Entering, Net Flow IPS ... 92

Tabel 4.25 Tabel Nilai Leaving, Entering, Net Flow Bahasa ... 93

Tabel 4.26 Tabel Perbandingan Hasil Jurusan ... 93

Tabel 5.1 Tabel Login ... 101

Tabel 5.2 Tabel Kriteria ... 102

(22)

xxii

Tabel 5.3 Tabel Siswa ... 102 Tabel 5.4 Tabel Detail ... 103 Tabel 6.1 Data siswa Bagian IPA ... 126 Tabel 6.2 Data siswa Bagian IPS ... 126 Tabel 6.3 Data siswa Bagian Bahasa ... 127 Tabel 6.4 Promethee Bagian IPA ... 128 Tabel 6.5 Promethee Bagian IPS ... 128 Tabel 6.6 Promethee Bagian Bahasa ... 129 Tabel 6.7 Hasil Perhitungan Manual ... 130 Tabel 6.8 Perbandingan Hasil SPPK Menggunakan Metode Promethee dengan Penjurusan di SMA De Britto ... 131 Tabel 6.9 Perbandingan Hasil SPPK Menggunakan Metode Promethee dengan parameter q=10 dan p=40 dengan Penjurusan di SMA De Britto ... 132 Tabel 6.10 Perbandingan Hasil SPPK Menggunakan Metode Promethee dengan parameter q=25 dan p=30 dengan Penjurusan di SMA De Britto ... 133 Tabel 6.11 Perbandingan Hasil SPPK Menggunakan Metode Promethee dengan Penjurusan di SMA De Britto Menggunakan Data Sample 75 Data ... 135

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik. Departemen pendidikan setiap tahunnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan harapan lulusannya dapat memiliki keterampilan dan keahlian lebih dibandingkan sekolah sederajat. Proses penjurusan siswa di Sekolah Menengah Atas dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum 2013. Siswa yang memasuki jenjang SMA dituntut sudah harus memiliki jurusan yang diminati. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, penjurusan dilakukan ketika siswa naik ke kelas XI. Penjurusan siswa ini bertujuan untuk mengarahkan peserta didik agar lebih fokus mengembangkan kemampuan diri dan minat yang dimiliki.

Banyak diantara siswa SMA masih merasa bingung bahkan tidak mengetahui secara pasti kelebihan dibidang akademik masing-masing. Sebagian siswa bisa saja hanya mengikuti teman-teman sekelilingnya tanpa memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sehingga saat mengikuti berlajar mengajar, siswa tidak dapat mengikutinya dengan baik karena tidak sesuai dengan kemampuan diri dan minat yang dimiliki.

Jenjang SMA sederajat memang diharapkan sudah memiliki jurusan atau minat yang mengacu pada kemampuan masing-masing dan diharapkan dapat berpengaruh pada jenjang perkuliahan. Adapun pembagian jurusan di SMA adalah jurusan IPA yang meliputi bidang ilmu eksakta, misalnya Matematika, Fisika, Kimia, Biologi. IPS meliputi bidang sosial, misalnya Sejarah, Sosiologi, Geografi, dan Ekonomi. Bahasa meliputi bidang sastra, misalnya Bahasa jawa, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis.

Penjurusan yang dilakukan di SMA De Britto ditentukan dengan berbagai macam pertimbangan, yaitu nilai rata-rata rapor SMP semester satu sampai empat meliputi nilai Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan tes

(24)

akademik meliputi tes akademik IPA, IPS, Bahasa, Matematika. Nilai yang diperoleh siswa semasa SMP berperan penting dalam menentukan jurusan di SMA, maka dari itu siswa harus memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang sudah ditentukan oleh sekolah untuk mendapatkan jurusan yang sudah tersedia di SMA. Penjurusan SMA saat ini masih dilakukan secara manual, dimana cara ini kurang praktis dan dapat memakan waktu yang lama serta rentan terjadi kesalahan dalam penilaian. Kesalahan ini akan berdampak kepada siswa yang akan merugikan mereka.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengembangkan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dalam penjurusan siswa SMA. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem informasi berbasis komputer yang dimaksud dapat mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Penelitian ini akan menggunakan metode Promethee (Preference Rangking Organization for Enrichment Evaluation). Promethee merupakan salah satu metode dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria dengan cara menentukan urutan (prioritas). Tujuannya adalah untuk membantu pengambilan keputusan memilih berbagai alternatif keputusan, yang merupakan hasil pengolahan dan informasi-informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah : 1. Bagaimana membangun sistem pendukung pengambilan keputusan

penjurusan siswa SMA menggunakan metode Promethee dalam penjurusan siswa sesuai dengan kemampuannya.

2. Berapa besar akurasi yang diperoleh dari perbandingan hasil penjurusan siswa di tahun 2018 dengan hasil penjurusan menggunakan metode Promethee dalam pengambilan keputusan penentuan jurusan.

(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mampu membangun sistem pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Promethee yang akan digunakan dalam penjurusan siswa SMA.

2. Memperoleh besar akurasi dari hasil perbandingan sistem pendukung pengambilan keputusan menggunakan metode Promethee dengan data hasil penjurusan di tahun 2018.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan-batasan dalam penelitian ini, adalah :

1. Kriteria yang digunakan penulis yaitu:

a. rata-rata nilai SMP semester satu sampai empat untuk mata pelajaran:

Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.

b. Tes akademik: Matematika, IPA, IPS, Bahasa.

2. Menggunakan sistem penjurusan yang berlaku di SMA De Britto sebagai studi kasus.

1.5 Manfaat Penelitian

Merujuk pada penelitian di atas maka penelitian ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :

1. Manfaat teoritis, dapat memberikan contoh konkrit tentang pengambilan keputusan khususnya dengan menggunakan metode Promethee

2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam penjurusan siswa SMA menggunakan metode Promethee

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, yaitu : 1. Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

(26)

2. Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang menjadi dasar penelitian yang akan digunakan dan mendukung perancangan dan implementasi selama penelitian, seperti menggunakan metode Promethee dalam sistem pendukung pengambilan keputusan penjurusan SMA.

3. Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian yang terdiri dari rumusan masalah yang diselesaikan, tahap perencanaan, pengumpulan data, studi literatur, pengembangan sistem, metode waterfall yang digunakan, serta kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras.

4. Bab IV : Analisis dan Desain Sistem

Bab ini berisi analisis dan desain sistem yang mendukung pembangunan sistem pendukung pengambilan keputusan penjurusan SMA yang berisi beberapa tahap metode waterfall (communication, planning, modeling) yang didalamnya terdapat gambaran umum sistem, analisis sistem, desain database, diagram ER (Entity Relationship) dan user interface.

5. Bab V : Implementasi Sistem

Bab ini membahas proses implementasi sistem berdasarkan desain yang sudah dibuat dan kemudian dinyatakan kedalam program (merupakan bagian tahap construction pada metode waterfall).

6. Bab VI : Pengujian dan Analisis Hasil

Bab ini berisi analisis dan hasil implementasi yang telah dilakukan dan pembahasan kelebihan dan kekurangan sistem. Bab ini juga membahas analisis hasil uji cooba sistem terhadap pengguna dan admin untuk mengetahui sejauh mana sistem ini efisien, efektif dan mudah digunakan (merupakan bagian tahap deployment pada metode waterfall)

7. Bab VII : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan hasil penelitian dan saran untuk para pengembang selanjutnya.

(27)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan) 2.1.1 Definisi SPPK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) merupakan CBIS (Computer Based Information System) yang interaktif, fleksibel, mudah menyesuaikan dan khusus dikembangkan untuk mendukung penyelesaian dari masalah manajemen yang tidak terstruktur bagi perbaikan pembuatan keputusan.

Dalam implementasi SPPK, hasil dari keputusan-keputusan dari sistem bukanlah hal yang menjadi patokan, pengambilan keputusan tetap berada pada pengambilan keputusan. Sistem hanya menghasilkan keluaran yang mengkalkulasi data-data sebagaimana pertimbangan seorang pengambil keputusan. Sehingga kerja pengambilan keputusan dalam mempertimbangkan keputusan dapat dimudahkan (Wibowo, 2011).

Secara khusus, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan sampai mengevaluasi pemilihan alternatif-alternatif yang ada (Fitriani, 2012).

2.1.2 Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Wibowo(2011) mengemukakan karakteristik dari sistem pendukung pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan

(28)

teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

2.1.3 Arsitektur Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Turban (2005) mengemukakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari beberapa subsistem :

1. Subsistem Manajemen Data.

Subsistem manajemen data memasukan satu database yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh piranti lunak disebut sistem manajemen basis data atau Database Management System (DBMS).

Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repository untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan. Biasanya data disimpan atau diakses via server database.

Subsistem ini berfungsi sebagai pengatur data-data yang diperlukan oleh Ssitem Pendukung Keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model.

Merupakan paket piranti lunak yang berisi model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya. Semua itu memberikan kapabilitas analitik dan manajemen piranti lunak yang tepat. Piranti lunak ini sering disebut manajemen basis model atau Model Base Management System (MBMS).

3. Subsistem Antar Muka Pengguna.

Subsistem ini digunakan pengguna untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface), baik untuk memasukan informasi ke sistem maupun menampilkan informasi ke pengguna.

4. Subsistem Manajemen Berbasis-Pengetahuan.

(29)

Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Ini memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan pengambilan keputusan.

Susbsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem menajemen pengetahuan), yang disebut basis pengetahuan organisasional.

2.1.4 Tujuan Sistem Pendukung Pengambil Keputusan

Turban (2005) tujuan dari Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan adalah sebagai berikut :

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, maka makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada dilokasi yang jauh) bisa dikumpulkan

(30)

dengan cepat dan dengan biaya lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yan lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

(31)

2.1.5 Manfaat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

SPPK sebagai sebuah sistem memberikan manfaat bagi penggunanya, antara lain:

1. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data dan informasi bagi penggunanya.

2. SPPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

4. Walaupun SPPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

5. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

6. SPPK menghasilkan keputusan yang bersifat objektif.

7. SPPK memperbaiki efektivitas manajerial dan produktivitas analisis.

2.2 Metode Promethee

2.2.1 Pengenalan Metode Promethee

Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) merupakan suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Metode Promethee termasuk salah satu metode yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam pemecahan masalah Multiple Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan kriteria majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atas suatu masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria (multikriteria). Metode Promethee pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Jean Pierre Brans pada tahun 1982 kemudian dikembangkan dan implementasikan oleh Profesor Jean Pierre Brans dan Profesor Bertrand

(32)

Mareschal. Promethee digunakan untuk menentukan urutan prioritas dan menghasilkan keputusan dalam analisis multikriteria yang berfungsi untuk mengolah data, baik data kuantitatif dan data kualitatif.

Promethee termasuk keluarga dari metode outranking yang dikembangkan oleh B.Roy yang meliputi dua fase, yaitu:

1. Membangun hubungan outranking dari K.

2. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigm permasalahan kriteria.

Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasarnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee

Alternatif

Criteria

g1(.) g2(.) g3(.) g4(.) . . . gj(.) . gk(.) a1 g1(a1) g2(a1) g3(a1) g4(a1) . . . gj(a1) gk(a1) a2 g1(a2) g2(a2) g3(a2) g4(a2) . . . gj(a2) gk(a2) a3 g1(a3) g2(a3) g3(a3) g4(a3) . . . gj(a3) gk(a3) a4 g1(a4) g2(a4) g3(a4) g4(a4) . . . gj(a4) gk(a4)

. . . .

. . . .

. . . .

. . . .

an f1(an) f2(an) … fj(an)

(33)

2.2.2 Proses Promethee

Langkah-Langkah yang digunakan metode ini adalah sebagai berikut 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan dan memberikan bobot untuk setiap kriteria.

2. Memberikan nilai kriteria dan bobot untuk masing-masing altrernatif.

3. Menentukan tipe preferensi indeks untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan di lapangan.

4. Memberikan nilai parameter untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah dipilih.

5. Menghitung nilai kriteria untuk setiap alternatif dengan mempertimbangkan dominasi kriteria dan preferensi yang telah dipilih serta nilai parameter yang diberikan.

6. Menghitung index preferensi multikriteria.

7. Promethee rangking. Dalam metode promethee ada dua macam perangkingan yang disandarkan pada hasil perhitungan, antara lain : perangkingan parsial yang didasarkan pada nilai leaving flow dan entering flow dan perangkingan lengkap atau complete yang didasarkan pada net flow. Nilai leaving flow merupakan nilai jumlah dari tiap sel pada baris, sedangkan entering flow adalah jumlah tiap sel pada kolom dalam matriks atau tabel preferensi index.

Selanjutnya hitung nilai net flow yang merupakan selisih dari nilai leaving flow dan entering flow.

2.2.3 Nilai Hubungan Outrangking dalam Promethee 2.2.3.1 Dominasi Kriteria

Nilai g merupakan nilai nyata dari suatu kriteria : g : K → R

Untuk setiap alternatif a ∈ K, f(a) merupakan evaluasi dari alternative tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan a, b ∈ K harus dapat ditentukan perbandingan

(34)

preferensinya. Penyampaian intensitas (P) dan preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga :

 P(a,b) = 0, berarti tidak ada beda (indifferent) atau tidak ada preferensi antara a lebih baik dari b;

 P(a,b)~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b;

 P(a,b) ~1, berarti kuat preferensi dari a lebih bari dari b;

 P(a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.

Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga :

dj(a,b)=gj(a) – gj(b) ………..…………...(2.1) Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih. Setiap kriteria boleh memiliki nilai dominasi kriteria atau bobot kriteria yang sama atau berbeda, dan nilai bobot tersebut harus di atas 0 (Nol). Sebelum menghitung bobot untuk masing-masing kriteria, maka dihitung total bobot dari seluruh kriteria terlebih dahulu.

2.2.3.2 Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Sistem Dalam metode Promethee ada enam bentuk fungsi preferensi kriteria, namun tidak mutlak tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Adapun keenam bentuk fungsi preferensi kriteria adalah sebagai berikut:

1. Kriteria biasa (usual criterion) 2. Kriteria quasi (quasi criterion)

3. Kriteria dengan preferensi linear (criterion with linear preference)

4. Kriteria level (level criterion)

(35)

5. Kriteria dengan preferensi linear dan area tidak berbeda (criterion with linear preferensi and indifference area).

6. Kriteria Gaussian.

Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif H(d), dimana hal ini mempunyai hubungan langsung dengan fungsi preferensi P, seperti yang terlihat pada persamaan berikut :

∀a, b ∈ A

{𝑓 (𝑎)> 𝑓 (𝑏)⇔𝑎Pb

𝑓 (𝑎)= 𝑓 (𝑏)⇔ 𝑎Pb………...(2.2)

Pj (a,b)= fj(dj(a,b))

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bentuk fungsi preferensi kriteria quasi dan kriteria dengan preferensi linear.

2.2.3.2.1 Kriteria Quasi (Quasi Criterion)

P(d)= {𝟎 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅 ≤ 𝒒

𝟏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅 > 𝒒………...(2.3) Gambar 2.1 Grafik Kriteria Quasi (Quasi Criterion)

Dimana :

d = selisih nilai kriteria {d=g(a)-g(b)}.

q = nilai yang menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria.

Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing

(36)

alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternative melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat keputusan menggunakan kriteria quasi, maka ia harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria. Preferensi yang lebih baik diperoleh apabila selisih antara dua alternatif di atas nilai q.

2.2.3.2.2 Kriteria dengan Preferensi Linier (Criterion With Linear Preference)

𝑷(𝒅) = {

𝟎 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅 ≤ 𝟎

𝒅

𝒑 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝟎 < 𝒅 ≤ 𝒑 𝟏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅 > 𝒑

………...(2.4)

Gambar 2.2 Grafik Kriteria dengan Preferensi Linier Dimana :

d = selisih nilai kriteria {d=g(a)-g(b)}.

p = nilai kecenderungan atas preferensi.

Kriteria preferensi linier menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai lebih rendah dari p, maka preferensi dari pembuat keputusan akan meningkatkan secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar daripada nilai p, maka akan terjadi preferensi mutlak. Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasikan beberapa kriteria untuk tipe ini, pembuat keputusan harus menentukan nilai kecenderungan dari nilai p. Dalam hal ini jika

(37)

nilai d di atas nilai p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari suatu alternatif.

Dalam menentukan tipe preferensi, tidak ada aturan khusus yang jelas dan teliti, namun secara garis besar ditentukan setelah data- data untuk setiap kriteria telah diketahui karakteristiknya, sebagai contoh secara garis besar pemilihan tipe preferensi seperti berikut:

a. Tipe 3, tipe 5 paling cocok untuk kriteria kuantitatif (misalnya harga, biaya, daya, dll). Pilihannya akan tergantung pada penggunaan batas ambang (threshold) ketidakpedulian.

b. Tipe 1 dan tipe 4 paling cocok untuk kriteria kualitatif. Tipe 2 adalah kasus khusus level satu dan lebih jarang digunakan.

c. Tipe 6 lebih jarang digunakan karena lebih sulit parameternya (nilai ambang s adalah suatu tempat antara ambang ketidakpedulian q dan ambang preferensi p).

2.2.3.3 Indeks Preferensi Multikriteria

Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi 𝑃𝑗 dan 𝜋𝑗 untuk semua kriteria 𝑔𝑗 (i = 1,….,k) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) 𝜋𝑖 merupakan ukuran relative dari kepentingan kriteria 𝑔𝑗, jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama. Indeks preferensi multikriteria (ditentukan 𝜋𝑖 berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi 𝑃𝑗).

𝜋 (𝑎, 𝑏) = ∑𝑘𝑗=1 𝑃𝑗(𝑎, 𝑏)𝑤𝑗……...………...(2.5) Keterangan :

𝑤𝑗 = weight (Rata-rata Bobot Kriteria) 𝑃𝑗 = fungsi preferensi atau bobot intensitas

𝜋 (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat

(38)

disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut :

 𝜋 (a.b) ≈ 0, menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.

 𝜋(a, b) ≈ 1, menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.

Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outrangking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif.

Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai outrangking, node- nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu.

Diantara dua node (alternatif), a dan b, merupakan garis lengkung yang mempunyai nilai 𝜋 (a,b) dan 𝜋 (b,a) (tidak ada hubungan khusus antara 𝜋 (a. b) dan 𝜋 (b, a)).

2.2.4 Promethee Rangking 2.2.4.1 Leaving Flow

Leaving flow adalah nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari simpul a dan ini merupakan karakter pengukuran outrangking.

x

a

ϕ ( a,x)

Gambar 2.3 Grafik Karakter Pengukuran Leaving Flow

Penentuan setiap simpul dalam grafik nilai outrangking adalah berdasarkan leaving flow, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

+(𝑎) = (∑𝑥∈𝐴𝜋(𝑎, 𝑥))/𝑛 − 1………...(2.6)

(39)

𝜋(𝑎, 𝑥) = preferensi nilai a lebih baik daripada nilai x n = banyaknya jumlah alternatif

Σ x ε A = nilai alternatif dari tabel preferensi dijumlahkan secara horizontal

2.2.4.2 Entering Flow

Entering flow adalah jumlah nilai garis lengkung yang memiliki arah mendekati simpul a dan ini merupakan karakter pengukurang outrangking.

x

a

ϕ (x-a)

Gambar 2.4 Grafik Karakter Pengukuran Entering Flow

Secara simetris dapat ditentukan entering flow dengan menggunakan persamaan sebagai berkut :

(𝑎) = (∑𝑥∈𝐴𝜋(𝑥, 𝑎))/𝑛 − 1………..…………...(2.7) 𝜑(𝑥, 𝑎) = preferensi nilai x lebih baik daripada nilai a

n = banyaknya jumlah alternatif

Σ x ε A = nilai alternatif dari tabel preferensi dijumlahkan secara vertical

2.2.4.3 Net Flow

Pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan :

∅(𝑎) = ∅+(𝑎) − ∅(𝑎) ……..………....(2.8) Hubungan antara outrangking dibangun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outrangking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) yang

(40)

dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk membantu penyelesaian masalah.

A. PROMETHEE I

Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai terkecil dari entering flow merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan :

Total Preorder (P-.I-)

{aP − b jika φ − (a) < φ − (b) aI − b jika φ − (a) = φ − (b) {aP + b jika φ + (a) > φ + (b)

aI + b jika φ + (a) = φ − (b)……….…...(2.9) Promethee I menampilkan partial order (PI, II, RI) dengan mempertimbangkan interseksi dari dua preorder.

… (2.10)

Partial preorder ditujukan kepada pembuat keputusan untuk membantu pengambilan keputusan Promethee I maish menyisakan bentuk imcomporable atau dengan kata lain memberikan solusi partial preorder hanya sebagian.

B. PROMETHEE II

Dalam kasus complete promethee dimana k adalah penghindan dari bentuk imcomporable, Promethee II complete preorder (PII, III) ditampilkan dalam bentuk netflow dengan persamaan :

{aPIIb jika φ(a) > φ(b)

aPIIb jika φ(a) = φ(b)………....(2.11)

Melalui complete preorder, informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan akan lebih realistis. Penyusunan complete

(41)

rangking dibuat berdasarkan nilai net flow yang di dapat dari perhitungan sebelumnya untuk setiap alternatif. Penggunaan Promethee II lebih praktis bagi pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan.

2.3 Minat

2.3.1 Pengertian Minat

Menurut Winkel (2004) minat adalah suatu kecenderungan yang relatif menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan dengan bidang yang bersangkutan.

Menurut Hurlock (1978) “Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Glanz (1964) mengungkapkan bahwa “Minat dapat membantu pelajar untuk mulai berpikir secara serius mengenai perencanaan pendidikan,eksplorasi panggilan, pemilihan kurikulum, dan mengenai perkembangan karier”.

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan ketertarikan terhadap suatu hal atau bidang yang dapat membuat rasa senang jika melakukan hal-hal yang bersangkutan dengan bidang tersebut. minat juga berpengaruh dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan karena dapat dijadikan motivasi dalam menjalankan suatu bidang tersebut.

2.3.2 Macam-Macam Minat

Macam-macam minat menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut : 1. Minat Rekreasi

Saat remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak tenaga. Permainan yang kekanak-kanakan pun menghilang menjelang awal masa remaja. Hal tersebut terjadi karena banyaknya tekanan yang berasal dari tugas-tugas sekolah ataupun tugas rumah. Banyaknya rekreasi yang diikuti remaja sangat dipengaruhi oleh kepopulerannya.

(42)

2. Minat Sosial

Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat mereka dan bergantung pada kepopulerannya dalam kelompok. Dapat dilihat jika seorang remaja yang status sosial-ekonomi keluarganya rendah maka hanya mempunyai sedikit kegiatan untuk mengembangkan minat pada hal-hal tertentu. Berbeda halnya jika seorang remaja dengan status sosial-ekonomi keluarganya tinggi, tentu saja remaja tersebut mempunyai banyak kegiatan untuk mengembangkan minat pada hal-hal tertentu.

3. Minat-Minat Pribadi

Minat-minat pribadi atau minat pada diri sendiri merupakan minta yang paling kuat di kalangan remaja. Hal ini disebabkan karena mereka sadar bahwa dukungan sosial yang besar dipengaruhi oleh penampilan diri. Dalam hal tersebut, remaja mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan penampilan yang dimiliki, benda-benda yang dimilii, kemandirian, prestasi di sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan. Contoh minat-minat pribadi adalah minat pada pakaian, minat pada kemandirian, minat pada prestasi, minat pada uang dan sebagainya.

4. Minat Pendidikan

Besarnya minat pada pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Biasanya remaja akan lebih berminat pada pelajaran- pelajaran yang nantinya berguna dalam bidang pekerjaan yang mereka inginkan.

5. Minat pada Pekerjaan

Remaja pada jenjang Sekolah Menengah Atas biasanya akan mulai memikirkan masa depan secara sungguh-sungguh. Pada akhirnya masa remaja, remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih mereka sukai dan pekerjaan yang mereka cita-citakan.

Menjelang dewasa, remaja mulai menilai pekerjaan-pekerjaan

(43)

menurut kemampuan, waktu, biaya yang diperlukan untuk mengikuti latihan yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.

2.4 Peminatan Jurusan di SMA

Jurusan merupakan wadah untuk seorang pelajar yang disesuaikan dengan minat dan kemampuannya untuk lebih mendalami dan memahami kemampuannya masing-masing sehingga nantinya akan berdampak bagi masa depan seseorang khususnya saat masuk jenjang perkuliahan. Di Sekolah Menangah Atas terdapat tiga jurusan, antara lain:

a. Jurusan IPA

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1922:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Ilmu pengetahuan alam meliputi Matematika, Kimia, Biologi, dan Fisika.

b. Jurusan IPS

IPS lebih dikenal dengan ilmu sosial yang dapat diartikan sebagai bidang ilmu mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat (MacKenzie, dalam Sumaatmadja, 1986 : 22). Ilmu pengetahuan sosial meliputi Sejarah, Sosiologi, Geografi, dan Ekonomi.

c. Jurusan Bahasa

Ilmu bahasa disebut juga dengan ilmu linguistik. Ilmu bahasa ini merupakan ilmu yang berkaitan dengan ilmu kebahasaan baik dari segi bentuk bahasa, unsur bahasa sampai budaya terbentuknya sebuah bahasa.

Ilmu pengetahuan bahasa meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing lain.

(44)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian dalam menyelesaikan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dibangunnya sistem.

Langkah ini merupakan langkah awal menentukan pemilihan jenis sistem pendukung keputusan yang akan dirancang serta metode pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah menentukan jenis sistem pendukung keputusan akan didapatkan kebutuhan sistem yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah proses perencanaan dilakukan maka akan dilakukan proses pembuatan sistem.

3.1.2 Pengumpulan Data a. Survei Awal

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA Kolese De Britto, Yogyakarta. Tahap awal yang dilakukan adalah survey ke sekolah SMA Kolese De Britto untuk mendapatkan nilai akademis dari siswa kelas X dan hasil penjurusan kelas X yang dibutuhkan dalam penjurusan siswa. Adapun nilai yang menjadi kriteria dalam penjurusan di SMA Kolese De Britto adalah rata-rata nilai Matematika, IPA, IPS dan Bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) SMP semester satu sampai empat dan nilai tes akademik IPA, IPS, Bahasa dan Matematika.

b. Sumber Data

Data-data yang diperlukan dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA De Britto adalah data pribadi

(45)

siswa, nilai rapor siswa SMP semester satu sampai empat, dan nilai tes akademik.

3.1.3 Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK), dan Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation).

Sumber literatur yang akan digunakan diperoleh dari artikel, jurnal dan referensi skripsi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

3.1.4 Pembangunan Sistem

Pada tahap pembangunan sistem ini digunakan metode waterfall dengan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan. Menurut Pressman (2010) salah satu model pengembangan sistem adalah dengan model waterfall. Waterfall model adalah model yang paling populer dan sering dianggap sebagai pendekatan klasik yang bersifat dinamis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini adalah gambaran dari model waterfall.

Gambar 3.1 Fase-Fase Dalam Model Waterfall

a. Communication

Pada langkah ini dilakukan analisis dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembangunan sistem, agar sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini dilakukan dengan menggunakan wawancara kepada guru bagian kurikulum tentang kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam penjurusan siswa di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta.

(46)

b. Planning

Langkah ini dirancang dokumen user requirement (kebutuhan user) dalam bentuk diagram use case diagram konteks, diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD).

c. Modeling

Pada langkah ini dilakukan desain/perancangan sistem yang diantaranya merancang basis data dan user interface yang digunakan pada sistem. Pada langkah ini digunakan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan yaitu susbsitem manajemen data, susbsitem manajemen model dan subsistem antar muka pengguna.

d. Construction

Pada langkah ini dilakukan proses implementasi desain sistem dengan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan, dan masuk ke proses coding yang menggunakan sistem pemrograman PHP dan basis data MySQL.

e. Deployment

Setelah menjalankan semua langkah metode waterfall sebelumnya dengan baik. Pada langkag ini dilakukan pengujian terhadap sistem dengan menjalankan setiap model agar dapat diketahui apakah sistem yang telah dibuat dapat memenuhi sesuai kebutuhan yang diinginkan pengguna.

3.1.5 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penentuan Jurusan Siswa SMA Menggunakan Metode Promethee) yang telah dibuat dilakukan untuk memastikan sistem tersebut sudah sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna dan tujuan yang diharapkan. Proses pengujian dilakukan oleh pengguna (administrator, staff dan kepala sekolah) untuk mencoba sistem dan memastikan apakah sistem ini dapat membantu pengguna dalam memperoleh keputusan untuk menentukan jurusan siswa sesuai kriteria yang dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan jurusan siswa.

(47)

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Perangkat Lunak dan Perangkat Keras yang akan digunakan dalam implementasi sistem antara lain:

a. Perangkat Lunak

 Sistem Operasi Windows 7 64-bit

 XAMPP

 Sistem manajemen basis data MySQL b. Perangkat Keras

 Processor Intel(R) Core™ i3-2350M CPU @230GHz

 RAM 2.00 GB

(48)

26 BAB IV

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

4.1 Communication

Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada pihak sekolah yaitu wakil kepala sekolah SMA Kolese De Britto tentang informasi kriteria yang dibutuhkan dalam penjurusan di SMA tersebut. Hasil wawancara yang didapat mengenai kriteria yang menjadi aspek penilaian penjurusan di SMA tersebut adalah rata-rata nilai Matematika SMP semester satu sampai empat, rata-rata nilai IPA SMP semester satu sampai empat, rata-rata nilai IPS SMP semester satu sampai empat, rata-rata nilai Bahasa Indonesia SMP semester satu sampai empat, rata-rata nilai Bahasa Inggris SMP semester satu sampai empat, nilai tes akademik Bahasa, nilai tes akademik IPS, nilai tes akademik IPA, nilai tes akademik Matematika. Setiap kriteria mempunyai bobot masing- masing yang sudah ditentukan dari sekolah yang dijadikan sebagai aspek penilaian dalam penentuan jurusan.

4.1.1 Analisis Sistem

Pada tahap ini akan dibahas hasil analisis terhadap permasalahan penjurusan SMA, hasil analisis digunakan untuk merancang sistem penjurusan. Hasil analisis didapatkan dari hasil wawancara dan survei kepada pihak sekolah yaitu wakil kepala sekolah SMA Kolese De Britto untuk mengetahui bagaimana sekolah menetukan jurusan siswa sesuai nilai dari masing-masing siswa.

4.1.1.1 Analisis Sistem Lama

Dalam menentukan jurusan siswa di SMA, banyak aspek yang menjadi pertimbangan sekolah salah satunya adalah nilai. Nilai menjadi aspek yang paling penting dalam penjurusan. Sebelum kurikulum 2013 berlaku, penjurusan siswa masih dilakukan secara manual dengan cara menyebarkan angket kepada siswa untuk memilih jurusan yang diminati, dan mengisi kuisioner untuk mengetahui minat siswa lebih dominan dijurusan yang mana. Disamping itu juga dilakukan penilaian melalui nilai dari kelas X siswa dan penjurusan dilakukan di kelas XI.

(49)

Hal itu tentu saja menjadi kurang praktis dan memakan waktu yang lama serta rentan terjadinya kesalahan dalam penilaian. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan penjurusan yang membantu dalam menentukan jurusan siswa. Pihak sekolah bebas memberi bobot untuk masing-masing krieria sesuai kebutuhan, sehingga akan didapatkan hasil akhir berupa jurusan yang paling tepat untuk siswa.

4.1.1.2 Analisis Sistem Baru

Sistem yang akan dibangun ini merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang memanfaatkan teknologi dalam menentukan jurusan siswa sesuai nilai yang diperoleh siswa. Dalam membangun sistem ini, kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah rata-rata nilai SMP semester satu sampai empat untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan nilai tes akademik Matematika, IPA, IPS, Bahasa.

4.1.1.3 Gambaran Sistem yang akan dibangun

Sistem yang akan dibangun ini adalah sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan untuk memberikan rekomendasi jurusan kepada siswa. Sistem ini menggunakan metode Promethee (Preference Rangking Organization for Enrichment Evaluation) berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Metode Promethee adalah metodologi untuk mengevaluasi alternatif dengan keriteria yang diberikan dan membuat peringkat alternatif untuk keputusan akhir.

Metode Promethee terbagi menjadi enam tipe preferensi, yaitu kriteria biasa, kriteria quasi, kriteria dengan preferensi linear, kriteria level, kriteria dengan preferensi linear dan area yang tidak berbeda, dan kriteria Gaussian. Namun, dalam pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan penjurusan hanya akan menggunakan kriteria quasi dan kriteria dengan preferensi linear. Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ini ada tiga aktor yang terlibat, yaitu admin,

(50)

wakil kepala sekolah, dan staff. Admin bertugas untuk mengelola sistem yang mencakup pengelolaan data kriteria, data siswa dan nilai siswa. Wakil kepala sekolah hanya dapat melihat kriteria yang dipakai dalam penjurusan siswa, data siswa dan hasil akhir dari sistem, yaitu penjurusan siswa. Sedangkan staff hanya dapat menginputkan data siswa. Dalam hal ini, staff dapat melakukan registrasi, dalam artian actor staff dapat bertambah. Admin, wakil kepala sekolah dan staff harus melakukan login dengan memasukkan username dan password sebelum masuk ke dalam sistem. Rekomendasi jurusan yang dihasilkan merupakan perangkingan dari nilai alternatif dan sistem akan memberikan output berupa hasil rekomendasi jurusan kepada siswa.

4.2 Planning

Planning merupakan tahap lanjutan dari tahap communication. Pada tahap ini dirancang dokumen kebutuhan pengguna pada sistem yang akan dibangun dalam bentuk diagram use case, diagram konteks, diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD).

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

4.2.1.1 Tabel Analisis Kebutuhan Pengguna Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

No Aktor Wewenang

1. Admin 1. Melakukan proses login dan logout admin

2. Menambah data kriteria 3. Mengedit data kriteria 4. Menghapus data kriteria 5. Mencari data kriteria 6. Menambah data siswa 7. Mengedit data siswa 8. Menghapus data siswa 9. Mencari data siswa

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Use Case Keseluruhan
Gambar 4.2 Diagram Use Case Untuk Admin
Gambar 4.5 Diagram Konteks
Gambar 4.7 Diagram DFD Level 0 Proses 1 4.2.1.6.2  DFD Level 0 Proses 2  2.1 Login 2.2 Data Kriteria 2.3 Data Siswa 1.5 LogoutWakil Kepala sekolahUsernamepassword Usernamepassword halaman dashboardhalaman dashboarddata kriteria
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Saran yang peneliti berikan setelah melakukan penelitian ini adalah: (1) Penelitian sejenis perlu dikembangkan baik dengan memperhatikan alokasi waktu pembelajaran

Pembuatan media pembelajaran fisika berbasis komputer dirancang berdasarkan alur dan konsep yang telah direncanakan. Software yang digunakan menggunakan software

In comparison with simple character, complex character is more resemble to the real human life besides having some possibility of behavior and actions, he often gives a

Hasil proses electroplating besi akibat penggunaan lapisan dasar Cu dengan variasi waktu dilihat dari tampak rupa yang menunjukkan perbedaan akibat pengaruh. waktu

Teori dan literature mengenai pentingnya pendidikan seni dalam pembentukan karakter beserta teori school-based intervension digunakan dalam penelitian ini untuk

Berdasarkan grafik yang diperoleh maupun uji statistik yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Tapak Dara dapat

pada ukuran S dan nilai Z pada ukuran S: Lihat himpunan µkecil pada himpunan produksi S.. Dalam menggunakan metode tsukamoto ini dibutuhkan 3 variabel yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan kepala madrasa yaitu melakukan pendekatan kepada masyarakat, silaturahmi dengan cara berkunjung kerumah-rumah warga untuk