• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

No. 53,2018 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Perjalanan Dinas.

PROVINSI BANTEN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 53 TAHUN 2018

TENTANG

PERJALANAN DINAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan perjalanan dinas yang selektif, kesesuaian anggaran, efisiensi dan akuntabel sehingga relevan dengan substansi kebijakan daerah;

b. bahwa perjalanan dinas dilaksanakan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat;

c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian pelaksanaan perjalanan dinas dan efisiensi pembayaran agar sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah, perlu ada peraturan sebagai pedoman;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang

Perjalanan Dinas;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan

Di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4935);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2104 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan

Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri,

Pemerintah Daerah Dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 811, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas

Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1272);

8. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan

(Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 72);

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERJALANAN DINAS. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan. 3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah.

5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

6. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah Setiap warga negara Indonesia yang telah diterima dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan serta berstatus masa percobaan paling lama 2 (dua) tahun. 7. Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disebut PPPK adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

8. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai Non PNS adalah pegawai yang bekerja pada Pemerintah Daerah selain PNS, CPNS dan PPPK dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

9. Perjalanan Dinas adalah perjalanan dinas dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju baik dalam Daerah, melewati batas Daerah dan/atau

ke luar negeri, untuk melaksanakan tugas dan kembali ke tempat kedudukan semula.

10. Perjalanan Dinas Dalam Daerah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju dalam wilayah Daerah melakukan tugas dan kembali ke tempat kedudukan semula.

11. Perjalanan Dinas Luar Daerah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju di luar wilayah Daerah di dalam negeri melakukan tugas dan kembali ke tempat kedudukan semula.

12. Pejalanan Dinas Luar Negeri adalah kegiatan perjalanan atau kunjungan kerja ke negara yang memiliki hubungan diplomatik.

(4)

13. Tempat Kedudukan adalah lokasi kantor Perangkat Daerah.

14. Tempat Tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan Perjalanan Dinas. 15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya di singkat

APBD adalah rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah.

16. Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung dan dibayarkan sekaligus.

17. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah.

18. Surat Perintah Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi PNS, CPNS, PPPK, dan Non PNS di Lingkungan Pemerintah Daerah.

19. Detasering adalah penugasan sementara waktu. Pasal 2

(1) Peraturan Walikota ini mengatur mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah.

(2) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Perjalanan Dinas Dalam Daerah;

b. Perjalanan Dinas Luar Daerah; dan c. Perjalanan Dinas Luar Negeri

(3) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. PNS;

b. CPNS; c. PPPK; dan

d. Pegawai Non PNS.

Pasal 3

Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan dalam rangka:

a. pelaksanaan tugas dan fungsi;

b. studi banding, konsultasi dan sejenisnya;

c. mengikuti/menghadiri undangan rapat, seminar, konferensi, promosi daerah, kelompok diskusi terpumpun dan sejenisnya;

d. Detasering;

(5)

f. menghadap Majelis Penguji Kesehatan atau dokter penguji kesehatan yang ditunjuk untuk mendapat surat keterangan dokter tentang kesehatan guna kepentingan jabatan;

g. ditugaskan mengikuti pendidikan dan pelatihan dinas, kursus dan sejenisnya;

h. menjemput/mengantar jenazah PNS,CPNS, PPPK dan Pegawai Non PNS yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas; dan

i. kegiatan lainnya yang dinilai menunjang program Pemerintah Daerah. BAB II

PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH Pasal 4

(1) Perjalanan Dinas Dalam Daerah merupakan Perjalanan Dinas dari Tempat Kedudukan ke tempat yang dituju dalam wilayah Daerah melakukan tugas dan kembali ke Tempat Kedudukan semula.

(2) Perjalanan Dinas Dalam Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:

a. uang harian;

b. biaya penginapan/akomodasi; dan/atau c. biaya paket meeting.

Pasal 5

(1) Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dibayarkan secara Lumpsum dan dapat dipergunakan untuk uang makan, uang saku dan transport lokal.

(2) Biaya penginapan/akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dipergunakan untuk menginap di hotel atau di tempat menginap lainnya.

(3) Biaya paket meeting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c dipergunakan untuk kegiatan rapat atau pertemuan, bimbingan teknis, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, dan/atau sejenisnya yang menggunakan fasilitas hotel.

Pasal 6

Besaran biaya uang harian, penginapan/akomodasi, dan paket meeting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan kepada pegawai sesuai

dengan ketentuan Peraturan Walikota mengenai standar belanja atau nama lainnya.

(6)

BAB III

PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH Pasal 7

(1) Perjalanan Dinas Luar Daerah merupakan Perjalanan Dinas Dari Tempat Kedudukan ke tempat yang dituju di luar wilayah Daerah di dalam negeri melakukan tugas dan kembali ke Tempat Kedudukan semula.

(2) Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:

a. uang harian;

b. biaya penginapan/akomodasi; c. biaya transportasi;

d. uang representasi;

e. sewa kendaraan dalam kota; f. uang harian paket meeting;

g. uang harian pendidikan dan pelatihan; h. biaya paket meeting; dan/atau

i. biaya menjemput/mengantar jenazah. Pasal 8

Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a dibayarkan secara Lumpsum dan dapat dipergunakan untuk uang makan, uang saku dan transport lokal.

Pasal 9

(1) Biaya penginapan/akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b dipergunakan untuk menginap di hotel atau ditempat menginap lainnya.

(2) Pelaksanaan Perjalanan Dinas yang tidak menggunakan biaya penginapan/akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. pelaksana Perjalanan Dinas diberikan biaya penginapan sebesar 30 % (tiga puluh perseratus) dari tarif penginapan/akomodasi;

b. biaya penginapan/akomodasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dibayarkan secara Lumpsum.

(3) Dalam hal biaya penginapan pada hotel/penginapan yang sama lebih tinggi dari satuan biaya hotel/penginapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota mengenai standar belanja atau nama lainnya, maka pelaksana Perjalanan Dinas menggunakan fasilitasi kamar dengan harga terendah sesuai brosur harga hotel atau bukti lain yang sah.

(7)

Pasal 10

Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c dipergunakan untuk:

a. biaya transportasi pergi dan pulang,

b. biaya sewa kendaraan antar kota, dari Tempat Tujuan dan sebaliknya; c. biaya penggantian bahan bakar minyak;

d. biaya taksi atau angkutan lainnya untuk perjalanan dari dan ke bandara, pelabuhan, stasiun, atau terminal; dan/atau

e. penerimaan negara bukan pajak atau retribusi yang dipungut di bandara, pelabuhan, stasiun, atau terminal keberangkatan dan kepulangan.

Pasal 11

(1) Perjalanan Dinas Luar Daerah yang tidak menginap dan menggunakan kendaraan dinas jabatan atau kendaraan operasional diberikan biaya Perjalanan Dinas berupa uang harian yang dibayarkan secara Lumpsum, biaya parkir, dan biaya tol yang dibayarkan secara riil.

(2) Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Daerah yang menggunakan kendaraan pribadi, diberikan biaya transportasi paling banyak sebesar nilai harga tiket kendaraan umum dari dan ke Tempat Tujuan dengan melampirkan bukti pemakaian bahan bakar minyak, biaya parkir dan biaya tol.

(3) Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Daerah yang menggunakan kendaraan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan secara riil.

Pasal 12

(1) Uang representasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d diberikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama selama melakukan Perjalanan Dinas.

(2) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan secara Lumpsum dan merupakan batas tertinggi.

Pasal 13

(1) Sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e dipergunakan untuk kunjungan kerja dan/atau kegiatan kedinasan lainnya.

(2) Sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada:

a. Sekretaris Daerah; dan/atau

b. pegawai yang melaksanakan Perjalanan Dinas dengan jumlah paling sedikit 5 (lima) orang.

(8)

Pasal 14

Uang harian paket meeting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf f dibayarkan secara Lumpsum dan dapat dipergunakan untuk menghadiri

undangan.

Pasal 15

Uang harian diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf g dibayarkan secara Lumpsum dan diberikan kepada pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di luar Daerah.

Pasal 16

Biaya paket meeting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf h dipergunakan untuk kegiatan rapat atau pertemuan, bimbingan teknis, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, dan/atau sejenisnya yang menggunakan fasilitas hotel.

Pasal 17

(1) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf i diberikan untuk perjalanan dinas menjemput dan mengantar jenazah pegawai yang meninggal dunia dari Daerah ke luar Daerah atau sebaliknya.

(2) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya bagi penjemput atau pengantar, biaya pemetian, dan biaya angkutan jenazah.

(3) Biaya bagi penjemput atau pengantar, biaya pemetian, dan angkutan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai Biaya Riil.

Pasal 18

Dalam hal terdapat undangan acara atau kegiatan yang dilaksanakan di luar wilayah Provinsi Banten, Jakarta, Bekasi, Bogor, atau Depok dapat diberikan tambahan uang harian dan/atau penginapan/akomodasi 1 (satu) hari sebelum atau sesudah pelaksanaan acara atau kegiatan.

Pasal 19

(1) Dalam hal Perjalanan Dinas Luar Daerah dilakukan secara besama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan, pelaksana Perjalanan Dinas dapat menggunakan penyedia jasa.

(2) Penetapan penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

(9)

Pasal 20

Besaran biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) diberikan kepada pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan Walikota mengenai standar belanja atau nama lainnya.

BAB IV

PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 21

(1) Pejalanan Dinas Luar Negeri merupakan kegiatan perjalanan/kunjungan kerja ke negara yang memiliki hubungan diplomatik.

(2) Perjalanan Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:

a. uang harian;

b. biaya penginapan/akomodasi; c. biaya transportasi;

d. uang representasi;

e. biaya asuransi perjalanan; dan/atau f. biaya pemetian dan angkutan jenazah.

Pasal 22

Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a dibayarkan secara Lumpsum dan dapat dipergunakan untuk uang makan, uang saku, dan transport lokal.

Pasal 23

Biaya penginapan/akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b dipergunakan untuk menginap di hotel atau ditempat menginap lainnya.

Pasal 24

Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c dipergunakan untuk:

a. biaya transportasi pergi dan pulang;

b. biaya sewa kendaraan antar kota dalam negara yang dikunjungi, dari Tempat Tujuan dan sebaliknya;

c. biaya taksi atau angkutan lainnya untuk perjalanan dari dan ke bandara, pelabuhan, stasiun, atau terminal; dan/atau

d. penerimaan negara bukan pajak atau retribusi yang dipungut di bandara, pelabuhan, stasiun, atau terminal keberangkatan dan kepulangan.

(10)

Pasal 25

(1) Uang representasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf d diberikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama selama melakukan Perjalanan Dinas.

(2) Uang representasi dibayarkan secara Lumpsum dan merupakan batas tertinggi.

Pasal 26

Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf e terdiri atas:

a. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya asuransi perjalanan selama dalam transportasi yang termasuk dalam harga tiket transportasi yang digunakan;

b. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya kesehatan selama melaksanakan tugas Perjalanan Dinas; dan

c. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya asuransi perjalanan selama dalam transportasi dan biaya kesehatan selama melaksanakan tugas Perjalanan Dinas.

Pasal 27

(1) Biaya pemetian dan angkutan jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf i diberikan untuk Perjalanan Dinas menjemput dan mengantar jenazah pegawai yang meninggal dunia di luar negeri.

(2) Biaya pemetian dan angkutan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya bagi penjemput, biaya pemetian, dan biaya angkutan jenazah.

(3) Biaya bagi penjemput, biaya pemetian dan angkutan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai Biaya Riil.

BAB V

PEMBATALAN DAN PERGESERAN JADWAL PERJALANAN DINAS Pasal 28

(1) Perjalanan Dinas dapat dilakukan pembatalan dan pergeseran jadwal Perjalanan Dinas.

(2) Pembatalan dan pergeseran jadwal Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena:

a. keadaan kahar; b. sakit;

c. meninggal dunia; dan/atau

d. sebab lain yang mengakibatkan tidak dapat melakukan pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(11)

(3) Pembatalan dan pergeseran jadwal Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melampirkan:

a. surat pernyataan pembatalan atau pergeseran jadwal tugas Perjalanan Dinas dari atasan atau pejabat yang menerbitkan surat tugas; atau b. surat pernyataan pembebanan biaya pembatalan atau pergeseran

jadwal Perjalanan Dinas.

(4) Format surat pernyataan pembatalan atau pergeseran jadwal Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini.

Pasal 29

(1) Dalam hal terjadi pembatalan dan pergeseran jadwal pelaksanaan Perjalanan Dinas, biaya pembatalan dan pergeseran jadwal dapat dibebankan pada dokumen pelaksanaan anggaran atau dokumen pelaksanaan perubahan anggaran Perangkat Daerah.

(2) Biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada dokumen pelaksanaan anggaran atau dokumen pelaksanaan perubahan anggaran Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. biaya pembatalan tiket transportasi dan/atau biaya penginapan/akomodasi; atau

b. sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi atau biaya penginapan/akomodasi yang tidak dapat dikembalikan.

BAB VI

PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 30

(1) Pelaksana Perjalanan Dinas mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada pemberi tugas.

(2) Pelaksana Perjalanan Dinas mempertanggungjawabkan biaya Perjalanan Dinas kepada pejabat pembuat komitmen paling lambat 5 hari kerja setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan.

(3) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melampirkan dokumen berupa:

a. surat tugas yang sah dari atasan pegawai;

b. SPPD yang telah ditandatangani oleh pejabat Tempat Tujuan;

c. tiket pesawat, Boarding pass, dan bukti pembayaran transportasi lainnya;

d. bukti pembayaran yang sah untuk jasa sewa kendaraan berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak dibidang jasa penyewaan kendaraan; dan/atau e. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.

(12)

(4) Dalam hal bukti pengeluaran transportasi, bukti pembayaran jasa sewa kendaraan dan/atau bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e tidak diperoleh, biaya Perjalanan Dinas dapat menggunakan daftar pengeluaran riil.

(5) Format daftar pengeluaran riil sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini.

Pasal 31

Pelaksana Perjalanan Dinas yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau menerima biaya Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas, bertanggungjawab penuh atas perbuatan tersebut.

BAB VII

PENGENDALIAN INTERNAL Pasal 32

Kepala Perangkat Daerah melaksanakan pengendalian internal terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan memperhatikan prinsip Perjalanan Dinas dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 33

(1) Perangkat Daerah dapat memberikan biaya Perjalanan Dinas kepada pegawai yang berasal dari kementerian/lembaga/instansi lain selama pegawai tersebut dilibatkan untuk mendukung pencapaian output kegiatan Perangkat Daerah.

(2) Biaya Perjalanan Dinas dapat diberikan kepada pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selama tidak menerima biaya Perjalanan Dinas dari kementerian/lembaga/instansi asal.

Pasal 34

(1) Batasan waktu Perjalanan Dinas bagi pegawai diatur dalam Peraturan Walikota mengenai standar belanja atau nama lainnya.

(2) Perjalanan Dinas untuk Walikota, Wakil Walikota, serta Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diatur dalam Peraturan Walikota.

(13)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 35

Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal tanggal 2 Januari 2019. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang Selatan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan

pada tanggal 18 Desember 2018 WALIKOTA

TANGERANG SELATAN, ttd

AIRIN RACHMI DIANY Diundangkan di Tangerang Selatan

pada tanggal 18 Desember 2018 3 Okt

SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN,

ttd MUHAMAD

(14)

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 53 TAHUN 2018

TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

1. Format Daftar Pengeluaran Riil

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOP PERANGKAT DAERAH

DAFTAR PENGELUARAN RIIL Yang bertandatangan dibawah ini;

Nama :

NIP :

Jabatan :

Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor…………tanggal ……, dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Biaya transpor pegawai di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :

No Uraian Jumlah

Jumlah

2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Daerah.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui/Menyetujui .……….., tanggal, bulan, tahun

Pengguna Anggaran/ KPA Pelaksana SPD

……….. ………..

(15)

2. Petunjuk Pengisian Surat Perjalanan Dinas (SPD)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN PERANGKAT DAERAH

Alamat... SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Nomor :

1 Kepala Perangkat Daerah ………(2)

2 Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas ………(3)

3 a. Pangkatdan Golongan a ………(4)

b. Jabatan/Instansi b ………(5)

c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c ………(6)

4 Maksud Perjalanan Dinas …………..……….(7)

5 Alat angkutan yang dipergunakan ………(8)

6 a. Tempat berangkat a ………..………(9)

b. Tempat Tujuan b .……….(10)

7 a. Lamanya Perjalanan Dinas a ….………….(11)

b. Tanggal berangkat b ….……….(12)

c. Tanggal ditempat baru*) harus kembali/tiba c .……….(13)

8 Pembebanan Anggaran a. Instansi a ....………..….(17)

b. Akun b ……….(18)

9 Keterangan lain-lain ……….(19) *) coret yang tidak perlu

Pejabat Pembuat Komitmen, Nama...

(16)

I. Berangkat dari : ……….(23) (Tempat Kedudukan) Ke : : ……….(24) Pada Tanggal : ……….(25) Kepala : ……….(26) (………...…(27)……...) NIP………(28)

II. Tiba di : ……….(29) Berangkat dari : ……….(34)

Pada

Tanggal : ……….(30) Ke : : ……….(35)

Kepala : ……….(31) Pada Tanggal : ……….(36)

Kepala : ……….(37) (………...…(32)……...) (………...…(38)……...) NIP………(33) NIP………(39) III. Tiba di : ……….(29) Berangkat dari : ……….(34) Pada Tanggal : ……….(30) Ke : : ……….(35)

Kepala : ……….(31) Pada Tanggal : ……….(36)

Kepala : ……….(37) (………...…(32)……...) (………...…(38)……...) NIP………(33) NIP………(39) IV. Tiba di : ……….(29) Berangkat dari : ……….(34) Pada Tanggal : ……….(30) Ke : : ……….(35)

Kepala : ……….(31) Pada Tanggal : ……….(36)

Kepala : ……….(37)

(………...…(32)……...) (………...…(38)……...)

NIP………(33) NIP………(39)

V. Tiba di : ……….(40) Telah diperiksa dengan keterangan bahwa

perjalanan tersebut atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkat- singkatnya Pada

Tanggal : ……….(41)

Kepala Perangkat Daerah/PPK Kepala Perangkat Daerah/PPK

(………...…(42)……...) (………...…(42)……...)

NIP………(43) NIP………(43)

VI. CatatanLain-Lain

VII. PERHATIAN:

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/ tiba, serta bendahara pengeluaran

bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya

(17)

Cara Pengisian

1. Biaya Perjalanan Dinas Dibebankan Pada DPA/DPPA Pelaksana SPD Lembar I :

(2)

Diisi Kepala Perangkat Daerah / jenis PPK kegiatan tertentu apabila dalam satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) PPK.

(3) Diisi nama / NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas (Pelaksana SPD). (4) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.

(5) Diisi jabatan / instansi Pelaksana SPD.

(6) Diisi tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.

(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.

(8) Diisi jenis alat angkutan/transpor yang digunakan.

(9) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.

(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas.

(11) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau jam.

(12) Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan perjalanan dinas.

(13)

Diisi tanggal harus kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di tempat tujuan baru untuk perjalanan dinas pindah.

(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas.

(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DPA/DPPA yang dibebani.

(19) Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD. (20) Diisi tempat penandatanganan SPD.

(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.

(22)

Diisi nama dan NIP Kepala Perangkat Daerah/PPK yang menandatangani SPD.

(18)

Lembar II

(23) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD. (24) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.

(25) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas. (26) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat kedudukan asal/keberangkatan.

(27)

Diisi tanda tangan dan nama Kepala Perangkat DaeraH/KPA atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD

(28)

Diisi NIP Kepala Perangkat Daerah/KPA atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana SPD.

(29) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD. (30) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas. (31) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat tujuan. (32) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat tujuan. (33) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan tujuan.

(34) Diisi nama tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas. (35) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas

lanjutan.

(36) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan. (37) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di lokasi tempat keberangkatan lanjutan. (38) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat lanjutan keberangkatan. (39) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas. (40) Diisi nama tempat kedudukan semula Pelaksana SPD. (41) Diisi tanggal tiba di tempat kedudukan semula Pelaksana SPD. (42) Diisi tanda tangan dan nama Kepala Perangkat Daerah/PPK (43) Diisi NIP Kepala Perangkat Daerah/PPK

(19)

2. Perjalanan Dinas Khusus Dalam Rangka Rapat, Seminar dan Sejenisnya

Lembar I :

(2)

Diisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) / jenis PPK kegiatan tertentu apabila dalam satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) PPK.

(3) Diisi “terlampir”. (4) Diisi “terlampir”. (5) Diisi “terlampir”. (6) Diisi “terlampir”.

(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.

(8) Diisi “terlampir”. (9) Diisi “terlampir”.

(10)

Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya.

(11) Diisi “terlampir”. (12) Diisi “terlampir”. (13) Diisi “terlampir”.

(17)

Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya.

(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DPA/DPPA yang dibebani.

(19) Diisi “terlampir”.

(20)

Diisi tempat pen andatanganan SPD.

(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.

(22)

Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD.

(20)

Lembar II :

(23) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (24) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (25) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (26) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (27) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

(Tidak perlu ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD). (28) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

(29) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.

(30) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas.

(31) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat tujuan.

(32) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat tujuan.

(33) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan tujuan.

(34) Diisi melanjutkan perjalanan dinas. nama tempat kedudukan untuk

(35) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas lanjutan.

(36) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan.

(37) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di lokasi tempat keberangkatan lanjutan.

(38) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat lanjutan keberangkatan.

(39) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas. (40) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

(41) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (42) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (43) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

(21)

3. Format Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOP PERANGKAT DAERAH

Alamat ………

DAFTAR PENGELUARAN RIIL

Yang bertandatangan dibawah ini : (Pejabat Pemberi surat tugas)

Nama :

NIP :

Jabatan :

Unit Organisasi :

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas Perjalanan Dinas Jabatan atas

Nama :

NIP :

Jabatan :

Unit Organisasi :

Dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya keperluan dinas lainnya yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda

yaitu……… ……… Sehubungan dengan pembatalan tersebut, pelaksanaan perjalanan dinas tidak dapat digantikan oleh pejabat/pegawai negeri lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab penuh dan bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

.……….., tanggal, bulan, tahun

Yang Membuat Pernyataan

(22)

4. Format Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOP PERANGKAT DAERAH

Alamat ……… SURAT PERNYATAAN PEMBEBANAN

BIAYA PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN Yang bertandatangan dibawah ini : (Pejabat Pembuat Komitmen)

Nama :

NIP :

Jabatan :

Perangkat Daerah :

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Perjalanan Dinas Jabatan berdasarkan Surat Tugas ...tanggal... dan SPD Nomor...tanggal...atas nama :

Nama :

NIP :

Jabatan :

Unit Organisasi :

dibatalkan sesuai dengan surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan Nomor... tanggal ...

Berkenaan dengan pembatalan tersebut, biaya transpor berupa …………... dan/ atau biaya penginapan yang telah terlanjur dibayarkan atas beban DPA/ DPPA tidak dapat dikembalikan/ refund (sebagian/ seluruhnya) sebesar Rp..., sehingga dibebankan pada DPA/ DPPA Nomor:... tanggal...Unit Organisasi ...

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian daerah, saya bertanggung jawab penuh dan bersedia menyetorkan kerugian daerah tersebut ke Kas Daerah.

WALIKOTA

TANGERANG SELATAN, ttd

AIRIN RACHMI DIANY .……….., tanggal, bulan, tahun

Yang Membuat Pernyataan ……….. …….………..

Referensi

Dokumen terkait

Komponen biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) diberikan untuk perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

(4) Dalam hal terdapat ketentuan dalam NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) penerima Hibah menyampaikan surat permohonan penggunaan sisa anggaran Hibah dengan

(1) Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan kepada Kepala Bapenda atau pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkunan Hidup, perlu

Jangka waktu pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf i kecuali huruf h ditetapkan paling

Anggaran Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b, merupakan Pelampauan Penerimaan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas