• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PADA KANTOR DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI DI MAKASSAR

MUH SYAFRI 1057 3039 5912

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PADA KANTOR DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI DI MAKASSAR

MUH. SYAFRI 10573 03959 12

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2017

(3)
(4)
(5)

v

Motto

Jika salah diperbaiki, jika gagal di coba lagi, jangan

pernah menyerah dan putus asa, karena kerja keras

disertai do’a tidak akan menghianati hasil

Persembahan

Kupersembahkan

untuk orang-orang yang menyayangi dan yang

senantiasa selalu mendoakanku, terutama kepada

kedua orang tuaku, terima kasih untuk do’a dan

motivasi dan kesabaranya sehingga memberikan

yang terbaik untukku.

(6)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, pemilik keagungan dan pengetahuan. Maha kasih dan Mendengar keluh kesah hambaNya, yang dengan rahmat-Nya pula, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang penuh cobaan dan rintangan dalam proses pengerjaannya. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW atas pelajaran berharganya tentang pentingnya sabar serta tak kenal menyerah.

Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa selama skripsi ini disusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menghanturkan terima kasih kepada Drs.H,Sultan Sarda.,MM Pembimbing I dan Ismail Badollahi.SE.M.Si.Ak Pembimbing II yang telah meluangkan waktuayn dan dengan penuh kesabaran senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Ayahanda Zainuddin dan Ibunda Nurhayati serta Saudara-saudaraku tercinta, atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah

(7)

viii

diberikan demi keberhasilan penulis menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Dan Juga kepada kepada paman Ir Sabar Seli dan tante Rostina yang telah memberikan jasa tempat tinggal sebagai penujang akativitas dalam menimbah ilmu dijejang pendidikan universitas di kota Makassar, mulai dari awal masuk kuliah sampai dengan meyelesaikan semester akhir kulia penulis mengucapkan bayak terima kasih dan kepada Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang tiada hentinya memberikan dorongan positif, masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi cahaya dan penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Begitu pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ismail Badollahi SE.,M.Si.Ak.CA selaku ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama dibangku kuliah.

(8)

ix

5. Kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar, beserta staf yang telah memberikan izin dan telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data. Terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk penulis. 6. Teman seperjuangan seluruh Angkatan 2012 terkhusus untuk AK 9-12 dan

AK 7, AK 8 dan AK 10-12 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mewarnai hari-hari penulis dengan canda tawa, suka, dan duka dan juga mengenal arti perjuangan dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih untuk persaudaraan dan kebersamaan yang tak ternilai harganya.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah SWT, penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai ibadah disisin-Nya Amin.

Makassar, 17 Februari 2017

Penulis, Muh Syafri

(9)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6

(10)

xi

A. Pengertian Anggaran... 7

B. Definisi Anggaran Belanja... 18

C. Pengertian Pengendalian ... 20

D. Hubungan Anggaran Dengan Pengendalian ... 23

E. Sistem Pengendalian Interen Pemerintah... 24

F. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengendalian ... 29

G. Kerangka Berpikir... 31

H. Hepotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Pengumpulan Data... 33

C. Jenis dan Sumber Data ... 34

D. Metode Analisis ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Instansi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Sulawesi Selatan ... 36

B. Struktur Organisasi Penelitian ... 41

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL A. Penggunaan Anggaran Belanja pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2014 ... 47

(11)

xii BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 61 B. Saran... 62 C. Keterbatasan Penulis ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 1 Realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung. 3 Tabel 2 Realisai Anggaran Belanja belaja pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi. 50

Tabel 3 Standar efektifitas. 53 Tabel 4 Tingkat efektifitas Realisasi Anggaran Belanja dan Belanja

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

Gambar 1 Kerangka pikir 31

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN- LAMPIRAN

NOMOR JUDUL

Lampiran 1 Laporan Realisasi anggaran belanja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Tahun 2014

Lampiran 2 Permohonan izin penilitian

Lampiran 3 Surat keterangan menyelesaikan penelitaian Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 5 Pedoman wawancara

(15)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang Nomor 22 Tahun 1999. Disamping Undang-Undang tentang pemerintah daerah, masih bayak Undang-Undang-Undang-Undang yang terkait dengan pelaksanaan otonomi Daerah yang telah ditetapkan seperti Undang-Undang 17 tahun 2003,Tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, pembendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung Jawab Keuangan Negara.

Terbitnya beberapa Undang-Undang tersebut, pada dasarnya mengharapkan terwujudnya pengelolaan keuangan Negara dan Daerah dan efektif dan efisien dilaksanakan melui tata kelolah pemerintah yang baik dengan tiga pilar utama, yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipatif.

Penyelenggara urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah didanai dari atas beban anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) yang merupakan dasar pengelolaan keuangan Instansi pemerintah dalam masa satu tahun anggaran. Khususnya kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar. Agar tujuan-tujuan otonomi Daerah dapat tercapai, pemerintah harus

(16)

2

berntindak efektif dan efisien dalam mengelola keuangan Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif maka diperlukan informasi akuntansi manajemen, seiring dengan adanya paradigma baru organisasi pemerintah yang lebih berorintasi pada pelayanan masyarakat dan kepentingan publik.

Peran utama akuntansi manajemen dan akuntansi sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada menejer untuk melaksanakan fungsi perencan aan dan pengendalian.

Tujuan mengenai perlunya pengendalian atas berbagai kegiatan pemerintah, khusunya yang berimplikasi uang, dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat praktik korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN) di waktu yang lalu tidak saja mengakibatkan berkurangnya percepatan pembangunan, melainkan juga telah menimbulkan kesenjangan yang baik antara wilaya, sektor dan golongan dan serta merugikan Negara. Peran fundamental akuntansi manajemen organisasi sektor publik adalah membantu menejer/pemimpin dengan informasi akuntansi yang dibutukan agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan.

Akuntansi manajemen sangat erat hubungan dengan proses pemeliharaan program, merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan taksiran tentang jumlah sumber-sumber yang harus dialokasikan ke setiap program tersebut. Penentuan biaya dan manfaat program serta penganggaran. Akuntansi sektor publik juga berfungsi

(17)

3

untuk menfasilitasi dihasilkanya anggaran yang efektif dan efisien dan ekonomis, (value for maney budget).

Menurut pemdegri No 13 Tahun 2006 mengenai pengelolaan Daerah, anggaran terdiri dari beberapa jenis diantaranya adalah anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung. Anggaran belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, tambahan pengasilan sedang Belanja langsung terdiri dari belanja belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal. Dalam kegiatan operasional pemerintahan karena bersifat rutin atau terjadi terus menerus. Belanja langsung dan belanja tidak langsung ini penting karena belanja berkaitan dengan pembiayaan pemerintah secara keseluruhan. Biaya-biaya ini dikeluarkan dalam rangka pengawasan pemberian jasa-jasa kepada setiap fungsi pemerintahan.

Tabel 1

Realisasi Anggaran Belanja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014

Jenis Anggaran Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

Lebih/kurang (Rp) Belanja Tidak Langsung

1 Belanja Pegawai 17.865.148.275,95 17.677.348.483,00 187.799.792,95 Belanja langsung 1 2 3 Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belajan modal 43.774.618.500 38.279.068.342 4.425.292.158 43.049.755.031 37.759.024.693 4.265.418.338 724.863.469 520.043.649 159.873.820

(18)

4

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Disnakertras SulSel

Adapun laporan realisasi anggaran belanja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar yaitu belanjang tidak langsung sebesar Rp 17.865.148.275,95 dan realisasi anggaran sebesar Rp 17.677.348.483,00 dengan selisih sebesar Rp 187.799.792,95 sedangkan belanja langsung sebesar Rp 43.774.618.500 dan realisasi anggaran sebesar Rp 43.049.755.031 dengan selisih sebesar Rp 724.863.469.bawah anggaran yang telah dikelola mencapai 98% penganggaran belanja.

Anggaran digunakan sebagai alat pengendalian pada Pemerintah dapat menjelaskan biaya-biaya yang dibebankan pada masing-masing kegiatan. Dan pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan kegiatan pemerintah pada kantor Dinas Tenaga Terja dan Transmigrasi di Makassar.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar merupakan unsur pelaksanaan otonomi daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui sekertaris Daerah. Pada pelaksanaan tugas dan fungsinya. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dikoordinasikan oleh asisten Perekonomian dan Administrasi. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyain tanggung jawab untuk melakukan tugas dan urusan ketenagakerjaan dan ketrasmigrasian yang meliputi penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pelatihan dan produktivitas, hubungan industrial dan kesejahteraan kerja, tuna karya dan purna karya serta urusan ketenagakerjaan.

(19)

5

Dalam menjalankan pemerintahan pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transtransmigrasi mempunyai tanggungjawab pengelolaan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya

overspending, underspending dan sala sasaran dalam pengelolaan anggaran pada

bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk moneter kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah.

Sebagai alat pengendaliaan manajerial. Anggaran sektor publik digunakan untuk menyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhui kewajibannya. Selain itu anggaran digunakan untuk memberikan informasi dan meyakinkan legeslatif bahwa pemerintah bekerja secarah efisien tampa adanya korupsi dan pemborosan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut tentang anggaran serta realisasi maka penulis tetarik untuk melakukan suatu penelitian yang bejudul “Analisis Penggunaan Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendalian Pada

Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimana penggunaan anggaran belanja dan upaya-upaya pengendalian belanja atau pengeluran rutin dalam menjalakan program pemerintah pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar.

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan dan pengelolaan anggaran belanja sebagai alat pengendalian pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaa penelitian sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan referensi mengenai pengelolaan anggaran khususnya anggaran sektor publik dalam pengendalian anggaran pemerintahan. 2. Manfaat Praktis

Memberi informasi mengenai anggaran sebagai alat pengendalian pemerintahan dalam menjalankan sturktur oraganisasi publik pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar untuk mengelola anggaran secara efektif karena anggaran merupakan alat ekonomi penting yang dimiliki pemerintah, untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi. Menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Kebijakan

Anggaran sebagai alat pengedalian memberikan kebijakan pengeluaran pemerintah agar anggaran pembelanjaan bagi organisasi sektor publik dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran dan menghindari adanya

(21)
(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan pengendalian jangka pendek yang efektif dan organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu. Dengan anggaran manajemen dapat menentukan efektivitas dan efesiensi suatu operasi dengan membandinkan antara anggaran dengan hasil aktual yang dicapai.

Definisi anggaran menurut peraturan pemerintahan No 24 tahun 2005 adalah bahwa pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputih rencana pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam sutau rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistimatis untuk suatu periode.

Menurut M. nafarin (2012:190 mendefinisikan “Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan dinyatkan dalam satuan uang”.

Definisi anggaran dukemukakan oleh Homgrenet sebagai berikut bahwa anggaran merupakan alat yang dapat membantu manejer dalam menjalankan kedua fungsi yaitu perencanaan dan pengendalian.

(23)

8

Menurut Harap (2011:15) pengertian anggaran atau Budget adalah sebagai berikut: Budget adalah konsesp yang membantu manajemen dan mempermudah manajemen dalam mencapai tujuannya.

Menurut Mardiasmo (2011) Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Sedangkan anggaran sektor pablik merupakan rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam suatu moneter.

Secara singkat dapat dinyatakan dalam bahwa anggaran merupakan suatau rencana finansial yang menyatakan:

1. Berapa biaya atas rencana yang dibuat ( pengeluaran/belanja)

2. Berapa bayak dan bagaimana caranya memperoleh uanga untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

Penganggaran terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk unit-unit program aktivitas dalam suatu moneter. Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor publik.anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pemerintah. Dengan anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langkah untuk menggerakkan pembangunan ekonomi sosial dan anggaran juga merupakan saran untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik.

(24)

9

a. Karakteristik Anggaran

Menurut Robert Anthony (2002:16) Karakteristik anggaran adalah Anggaran merupakan alat yang utama dalam perencanaan jangka pendek yang efektif dan pengendalian dalam organisasi dan anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut.

1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan atau struktur organisasi.

2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan tersebut dibantu dengan data non keuangan.

3. Anggran meliputi priode selama satu tahun.

4. Anggaran merupakan komitmen manajemen.

5. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pembuat anggaran.

6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah jika terjadi kondisi khusus.

7. Secara periodik dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan sesungguhnya.

b. Manfaat danTujuan anggaran

Menurut Dedi Nordiawan (2012:15) anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain:

1. Anggaran merupakan alat kumunikasi internal yang menghubungkan depertemen (divisi) yang satu dengan yang lainnya dalam organisasi maupun denga manajemen.

(25)

10

2. Anggaran menyediakan sistem informasi tetang hasil kegiatan sesunggunya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarahkan manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan yang lemah hal ini dapat mengarakan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.

4. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi menejer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan organisasi.

Terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran Nafarin (2009) antara lain: 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

investasi dana.

2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermuda pengawasan.

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

(26)

11

c. Keunggulan dan Kelemahan Anggaran

Pemakaian anggaran memberikan beberapa keunggulan dapat organisasi atau unit organisasi yang memakainya supriyono (2009:44) yaitu:

1. Menyediakan suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah. 2. Menyediakan cara-cara untuk memformalisasikan usaha perencanaan.

3. Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalah-masalah yang dihadapi suatu organisasi dan membiasakan manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum diputuskan.

4. Membantu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan penyususnan rencana operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat diintegrasi dan komprehensif.

5. Menyediakan tujuan atau sasaran yang merupakan alat pengukuran atau standar untuk mengukur prestasi dan ukuran pertimbangan manajemen dan sikap eksklusif secara individual.

Meskipun anggaran memiliki banyak keunggulan namun anggaran juaga memiliki beberapa kelemahan Nafarin (2009:20) yaitu:

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengundang unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlikan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampuh menyusun anggaran secara lengkap dan akurat.

(27)

12

3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:

1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluarn /belanja)

2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik. yang tinggi dalam oraganisasi sektor publik penganggaran merupakan suatu proses yang politik. Sedangkan sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan, anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.

d. Prinsip-prinsip Anggaran

Menurut Mardiasmo, (2011) prinsip-prinsip anggaran sebagai berikut:

1. Otorisasi oleh legeslatif, anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legeslatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komprenhensif anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu adanya dana non budgeting pada dasarnya menyalahi prisip anggran yang bersifat konprenhensif.

(28)

13

3. Kebutuhan anggaran. Semua penerimaan anggran dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

4. Non discretionary appropriation jumla yang disetujui oleh dewan legeslatif harus bermanfaat secara ekonomis efisien, dan efektif.

5. Priodik anggaran merupakan suatu proses yang priodik bias bersifat tahunan maupun multi tahunan.

6. Akurat, estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan

ineficiency anggaran serta dapat memunculkan underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami oleh masyarakat dan tidak membingungkan.

8. Diketahui publik, anggran harus di informasikan kepada masyarakat yang luas.

Selama ini kapabilitas dan efektifitas pemerintah dalam perencanaan dan pengendalian keuangan dirasaran masi terlalu lemah, pengalaman masalalu menunjukan bahwab secara efisien. Pemborosan adalah penomena umum yang terjadi di berbagai depertemen pemerintahan. Kondisi seperti ini muncul karena pendekatan incrementallisn yang diinflasikan jumla penduduk. Sementara itu analisis untuk mengetahui struktur, komponen dan tingkat biaya untuk setiap kegiatan masi sedikit sekali dilakukan.

e. Jenis-Jenis Anggaran

(29)

14

1. Anggaran Operasional

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah Belanja Rutin adalah pengeluaran rutin yang manfaanya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintahaan. Disebut rutin karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun. Dan secara umum pengeluran yang temasuk kategori anggaran operasional antara lain belaja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan.

2. Anggaran Modal

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktivitas tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan menemabah anggaran rutin untuk biaya operasinal dan pemeliharaanya.

f. Tahap dalam Siklus Anggaran

Mardiasmo (2011) prinsip-prinsip pokok dalam siklus anggaran perlu diketahui oleh penyelenggaraan pemerintahan siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

(30)

15

Persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masala tersebut yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran, pengeluaran hendaknya terlibih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.

2. Tahap ratifikasi anggaran

Merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pemimpin eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial

skil namun juga harus mempunyai political skil salesesmanship yang

memedai.

3. Tahap pelaksanaan anggaran

Dalam tahap ini terpenting yang harus diperhatikan oleh menejer keuangan publik adalah dimilinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen, manajer keuangan bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memedai dan handal untuk perencanaan dan penegendalian anggaran.

4. Tahap pelaporan dan Evaluasi anggaran

Tahap terakhir dalam siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran terkait dengan aspek akuntabilitas jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik maka diharapkan tahap budget reportingan and evaluation tidak akan bayak menemui bayak masala.

g. Fungsi anggaran

(31)

16

Merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilalukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Crontrol Tool)

Sebagai alat pengendalian memberikan rencana detail atas pendapatan pengeluaran pemerintah agar perbelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Anggaran sebagai instrument pengendalian manajerial yang digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibanya. Selain itu anggaran digunakan untuk memberi informasi dan meyakinkan legeslatif bahwa pemerintah bekerja secara efektif tanpa adanya pemborosan dan korupsi dan pemborosan.

3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiskal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong dan pertumbuhan ekonomi, melalui anggaran dapat diketahui arah kebijakan fiskal sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi dan mendorong, menfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

(32)

17

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut pada sektor publik yang merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legeslatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran bukan merupakan sekedar masalah teknis tetapi lebih merupakan alat politik. Oleh karena itu, pembuatan anggaran membutukan polotikal skill, keahlian bernegiosiasi dan pemhaman tentang prinsip manajemen keuangan dan harus sadar sepenunya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat menjatukan kepemimpinanya, atau tidak menurunkan kredibilitas pemerintah.

5. Anggaran sebagai alat Koordinasi dan komunikasi (Coordination and

communication Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinator antara bagian dalam pemerintah anggaran publik disusun dengan baik akan mampuh mendeteksi terjadinya inkosistensi suata unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu anggaran juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara unit kerja dalam lingkungan eksekutif, anggaran harus dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja (Performance measurement Tool) Anggran merupakan wujud komitmen dari budget holder kepada wewenang kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapainan target anggaran dan efektifitas pelaksanaan anggaran. Kenerja manejer publik dinilai berdasarkan berapa berhasilnya ia capai dikaitnya dengan anggaran

(33)

18

yang telah ditetapkan yang merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

7. Anggaran sebagai alat motivasi ( Motivasion Tool)

Anggaran digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efesien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan, agar memotivasi pegawai. Anggaran hendanya bersifat challenging but attainable atau demanding but

achievable masudnya dalah target anggaran handaknya jangan terlalu tinggi

sehingga tidak dapat dipenuhi namun juga jangan terlalu rendah sehingga telalu mudah untuk dicapai.

8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruangan publik (public Sphere).

B. Definisi Anggaran Belanja

Belanja menurut Permendagri Nomor 25 Tahun 2009 adalah semua pengeluaran kas instansi pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, oleh karena itu, dalam penyusunan agar pemerintah berupaya menetapkan target capaian baik dalam konteks daerah, satuan kerja dan kegiatan sejalan dengan urusan yang yang menjadi kewenangannya. Selain itu diupayakan agar belanja langsung mendapat alokasi yang lebih besar dari belanja

(34)

19

tidak langsung, dan belanja modal mendapat porsi alokasi yang lebih besar dari belanja pegawai atau belanja barang dan jasa.

Anggaran belanja disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh karena itu, dalam penyusunan agar pemerintah daerah berupaya menetapkan target pencapaian baik dalam konteks perangkat kerja instansi pemerintahan kerja dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangannya.

Berdasarkan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang penjabran anggaran pendapatan dan belanja (APBD) sulawesi selatan tahun 2015 adapun anggaran belanja Satuan Kinerja Perangkat Daerah (SKPD) pelaksanaan yang tertera dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) pada kantor Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi di Makassar, meliputi:

1. Belanja langsung

Merupakan belanja yang dianggarakan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:

a. Belanja pegawai

Belanja pegawai untuk pengeluaran honoraum/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerinta daerah.

(35)

20

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarakan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:

a. Belanja pegawai

Merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan. Serta penghasilan lainya yang diberikan kepada pegawai Negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

b. Belanja barang dan jasa

Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian pengadaan barang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program.

c. Belanja modal

Belanja modal digunkan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian /pengadaan atau pembangunan asset tetap berujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan,seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan dan asset tetap lainya.

C. Pengertian pengandalian

Pengendalian (controlling) menurut simamora (2009:6) merupakan proses memastikan bahwa hasil sesuai dengan rencana semula, dalam rangka menyelenggarakan fungsi pengendalian, manejer mengambil langka penting dalam rangka memastikan bahwa setiap bagian organisasi mengikuti rencana

(36)

21

yang telah digariskan pada tahap perencanaan. Utuk melakukan hal ini, manajer mencermati laporan akuntansi dan laporan lainya dan kemudian membandingkannya dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya. Laporan akuntansi dan laporan alinya yang masuk kemanajemen disebut umpan balik.

Umpan balik adalah informasi yang dipakai untik mengevaluasi atau mengoreksi tahapan yang diambil untuk menerapkan sebuah rencana. Dengan umpan balik, seorang menejer (atau karyawan) dapat mengambil tindakan seperlunya. Umpan balik yang diterima oleh manajemen biasa saja mengindentifikasi adanya kebutuhan merevisi rencana. Umpan balik merupakan kunci manajemen yang efektif dalam setiap organisasi.

Umpan balik membawa dua fungsi penting. Pertama umpan balik memberikan sinyal kepada manejer perihal aktivitas-aktivitas perusahaan. Apabila kinerja ternyata selaras dengan rencana, umpan balik menandakan bahwa kegiatan usaha dalam keadaan terkendali dan tidak membutukahkan rencana, manajemen perlu memutuskan bagaimana mengubah kegitan perusahaan dalam rangka membenahi kinerjanya dimasa yang akan datang. Kedua, umpan balik dapat membantu manajemen mengevaluasi kinerja, manajemen lapisan atas mesti mengevaluasi seberapa baik manajemen lapisan bahwa menunaikan aktivitas yang didelegasikan kepada mereka dalam tahap perencanaan terdahulu.

Jika kinerja memuaskan, jajaran manajemen puncak perlu memperhatikan imbalan namaun sebalinya jika kinerjanya memprihatinkan, tindakan koretif sepatutnya diambil.

(37)

22

Menurut Usry Hammer (2009:5) pengendalian adalah “management’s

systematic effort to achieve objective by comparing performances to plan and

talking appropriate action to correct impotant differences”. Pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan dengan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.

Pengendalian menurut Welsch, Hilton, dan Gordon dalam purwatiningsih dan Maudy (2008:3) adalah suatau proses yang menjamin terciptanya kinerja yan efisien yang memungkinnya terciptanya tujuan perusahaan.

Definisi pengedalian yang dikemukakan oleh Fuad dkk (2008:100) mengatakan bahwa “pengendalian adalah aktivitas untuk menemukan,

mengoreksi adanya peyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai, dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditapkan sebelumnya”.

a. Tipe pengendalian manajemen

Mardiasmo (2011) tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventive control) dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan yang dijabarkan dalam bentuk program-program.

2. Pengendalian operasional (operasional control) dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengewasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk perencanaan dan pengendalian.

(38)

23

3. Pengedalian kinerja, pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

b. Proses pengendalian manajemen sektor publik

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan mengunakan saluran komunikasi maufun informal saluran informasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi meliputi: perumusan strategi, perenacanaan, pengaggaran, operasinal pelaksanaan anggaran dan evaluasi kerja. Sistem pengendalian manajemen tersebut agar berprilaku sesuai tujuan organisasi. Pengendalian oraganisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi.

D. Hubungan Anggaran dengan Pengendalian

Menetapkan anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian dalam perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka diperlukan suatu pengendalian. Pengendalian didefinisikan sebagai proses menilai dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencapai sasaran tujuan target, kebijakan serta standar yang ditetapkan dan direncanakan secara efektif dan efisien.

Dengan adanya pengendalian dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi.

(39)

24

Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya yaitu dengan mengukur seberapa besar ketidaksesuaian dari tujuan ataupun target yang ingin dicapai.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pusat, sesui dengan rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. APBD adalah rencana kegiatan pemerintah daerah yang dituangkan dalam bentuk angka dan menunjukkan adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal untuk satu periode anggaran. Sebagai instrumen kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas (Mardiasmo 2011). Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja pemerintahan khusnya dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar.

E. Sistem Pengendalian Interen Pemerintaha

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan implementasi dari tahap pengawasan yang terdapat dalam siklus anggaran (budget cycle) yang terdiri atas: 1. `Tahap penyusunan anggaran

(40)

25

2. Tahap pengesahan anggaran 3. Tahap pelaksanaan anggaran

4. Tahap pegawasan pelaksanaan anggaran 5. Tahap pengesahan perhitungan anggaran

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, kedalam pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebut SPI pemerintah (SPIP). SPIP wajib dilaksanakan oleh Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan diberi amanat untuk mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Atas dasar peraturan tersebut, pada tanggal 28 Agustus 2008 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). PP Nomor 60/2008 ini selanjutnya memberi arahan tentang konsep SPIP dan cara pelaksanaannya.

(41)

26

SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap empat hal, yaitu:

1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.

2. Keandalan pelaporan keuangan. 3. Pengamanan aset negara.

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa jika dilaksanakan dengan baik dan benar, SPIP akan memberi jaminan dimana seluruh penyelenggara negara, mulai dari pimpinan hingga pegawai di instansi pemerintah, akan melaksanakan tugasnya dengan jujur dan taat pada peraturan. Akibatnya, tidak akan terjadi penyelewengan yang dapat menimbulkan kerugian negara. Ini dapat dibuktikan, misalnya, melalui laporan keuangan pemerintah yang andal dan mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian.

a. Unsur-unsur SPIP

Penerapan SPIP bersifat menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan Instansi Pemerintah. Ia bukan bagian terpisah dari kegiatan, ataupun ditambahkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang telah disusun. Sebaliknya, SPIP berjalan bersama-sama dengan kegiatan lain dalam satuan kerja instansi pemerintah. Ini tercermin dalam unsur-unsur yang ada dalam SPIP, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian

PP Nomor 60/2008 mewajibkan Pimpinan Instansi Pemerintah untuk menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang

(42)

27

menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya. Hal ini merupakan komponen yang sangat penting dan menjadi unsur dasar di dalam SPIP. Kemampuan pimpinan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif akan menjadi motivasi kuat bagi para pegawai untuk memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sebaliknya, pimpinan yang tidak/kurang kompeten dalam menciptakan lingkungan yang positif akan berpotensi mempengaruhi pegawai untuk melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan instansinya.

Untuk menciptakan lingkungan pengendalian seperti dimaksud PP tersebut, pimpinan instansi dapat menerapkannya melalui:

a. Penegakan integritas dan nilai etika; b. Komitmen terhadap kompetensi; c. Kepemimpinan yang kondusif;

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan

h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait. 2. Penilaian risiko

(43)

28

Penilaian risiko merupakan suatu proses pengidentifikasian dan penganalisaan risiko-risiko yang relevan dalam rangka pencapaian tujuan entitas dan penentuan reaksi yang tepat terhadap risiko yang timbul akibat perubahan (Djasoerah:2010). Ini berarti bahwa penilaian risiko dimulai dari penetapan tujuan dan berakhir dengan penentuan reaksi terhadap risiko.

3. Kegiatan pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “kegiatan pengendalian” adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi

risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.

4. Informasi dan komunikasi

Informasi yang ada didalam organisasi diidentifikasi, dicatat dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat dengan cara yang efektif. Ini dilaksanakan mulai dari pimpinan hingga ke seluruh pegawai yang ada di instansi pemerintah. Dengan mengkomunikasikan informasi secara efektif, maka akan tercipta pengertian yang sama diseluruh tingkat organisasi. Ini akan menghindarkan terjadinya kesalahpahaman (misunderstanding) maupun distorsi informasi sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi akan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(44)

29

Untuk memastikan apakah SPIP dijalankan dengan baik oleh suatu instansi pemerintah, maka perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan akan menilakualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

Dengan diterbitkannya PP Nomor 60 tahun 2008, setiap instansi pemerintah berkewajiban menerapkan SPIP dalam kegiatannya. Penerapan SPIP dengan baik dan benar akan meningkatkan citra instansi pemerintah karena mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, menampilkan laporan keuangan yang handal, serta menghindarkan negara dari kerugian karena memiliki SDM yang taat pada peraturan.

Ada lima unsur SPIP yang mewajibkan pimpinan instansi pemerintah untuk memiliki kompetensi tertentu dan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Untuk itu, sudah saatnya seluruh pimpinan instansi pemerintah mempersiapkan dirinya dan organisasi yang dipimpinnya untuk menerapkan SPIP.

F. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada pablik. Tampa anggaran pemerinta tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran.

Anggaran sebagai instrument pengendalian di gunakan utuk menghindari adanya over-spending, underspending dan sala sasaran dalam mengalokasikan anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupkan

(45)

30

alat untuk memonitor kondisi keungan dalam pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah. Anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi, hal tersebut tercermin dalam kompisisi besarnya dan besarmya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanaan masyarakat yang diharapkan, anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan publik yang dinyatakan dalam suatu moneter sekaligus dapat digunakan sebagai perencanaan, dan pengawasan dapat berjalan dengan baik maka pengendalian anggaran serta pencatatan atas pemerintahan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Menurut Mardiasmo (2011) pengendalaian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara yaitu:

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan 2. Menghitung selisisi anggaran

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendaliakan

(46)

31

G. Kerangka Pikir

Adapun pengguna anggaran belanja merupakan rencana keuangan tahunan instansi pemerintahan dan Selaku pelaksana anggaran pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam mengelola anggaran belanja sebegai alat pengendalian pemerintah untuk mengalokasikan anggaran dan dihasilkanya anggaran yang efektif dalam mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah

Gambar 1 Kerangaka Pikir

(47)

32

H. Hepotesis

Berdasarkan rumusan masala penelitian yang telah dikekumukan maka penulis berhipotesis antara lain : Diduga bahwa pelaksanaan anggaran belanja pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai alat pengendalian bagi pemerintah sudah terlaksana secara efektif.

Anggaran Belanja

Pelaksanaan

Pengendalian anggaran belanja (DinasTenga Kerja dan Transmigrasi )

(48)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan penulis sebagai objek penelitian adalah Di Kantor Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Jalan Perintis Kemerdekaan No 98 di Kota Makassar.

Waktu penelitia yang diperkirakan kurang dari 2 (dua) bulan lamanya, yaitu pada tanggal 10 September sampai pada tanggal 10 November 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research). Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku dan macam media penulisan lainnya yang ilmiah, dimaksudkan untuk menambah referensi pendukung tentang teori-teori ilmiah yang dapat berkaitan dengan topik penelitian dalam rangka penyusunan laporan.

2. Penelitian lapang (field research). Penelitian ini adalah dengan cara bagaimana melakukan studi komparatif atau melakukan pendekatan-pendekatan pada objek penelitian, diantaranya :

a. Metode observasi, suatu penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara lansung pada badan (lembaga) tersebut. Yaitu kantor

(49)

34

Dinas Tenaga Keraja dan Transmigrasi di Makassar dalam penggunan anggaran belanja sebagai pengendalian.

b. Metode wawancara (iterview), yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah data yang diperlukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak yang berkompeten dalan badan (lembaga) tersebut maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk menggali data yang diperlukan dalam pengelolaan anggaran belanja dalam pengendalian pada kantor dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar.

c. Dokumentasi

Yaitu cara mengumpulkan data, dokumen atau catatan yang ada pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dean Transmigrasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Seperti realisasi laporan anggaran belanja.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diantara lain: 1. Jenis Data terdiri dari:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan-keterangan dan tidak diberikan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh melalui wawancara secara lansung dengan staf personil.

b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dan laporan-laporan. 2. Sumber Data terdiri dari:

a. Data Primer, data ini diperoleh melalui hasil wawancara atau observasi lansung di lapangan, tepatnya di tempat proses pelaksanaan penilitian.

(50)

35

b. Data Sekunder, data ini diperoleh melalui hasil pengumpulan informasi dari pihak terkait dalam hal ini badan atau lembaga-lembaga terkait.

D. Metode Analisis

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan penggunaan anggaran belanja sebagai alat pengendalian Khususnya instansi pemerintah pada kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar.

(51)

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN STRUKTUR ORGANISASI OBJEKPENELITIAN

A. Sejarah Instansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan

Kantor Transmigrasi mula-mula berdiri di Sulawesi Selatan pada tahun 1974 masi bernama Direktorat Transmigrasi yang bergabung dengan Direktorat Tenaga Kerja dengan Direktorat koperasi di bawah pimpinan Drs Hartono. Kemudian pada tahun 1985 Transmigrasi berdiri sendiri dengan Kanwil Dep. Transmigrasi, lalu pada tahun 1994 berubah menjadi Kanwil Dep. Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan yang pada saat itu Depertemen dipimpin oleh Siswono Yudohusodo sebagai menteri sampai tahun 1997. Tahun 1998 Depertemen dibawah pimpinan Hendro Priyono sampai tahun 1999, dan pada tahun ini juga, Depertemen berubah menjadi badan Kependudukan dan Mobilitas Penduduk, sampai akhirnya terjadi perubahan kabinet pada era pemerintahan Gusdur dan Megawati sampai saat ini

Transmigrasi dan Tenaga Kerja bergabung menjadi satu depertemen sedangkan di Sulawesi Selatan masi bernama Kanwil Dep. Transmigrasi dan PPH sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah dan Kewenangan Daerah sebagai Daerah Otonomi, yakni depertemen Tenaga Kerja dan Depertemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Depertemen Transmigrasi dan Pemukiman Pertabahan Hutan PPH membina langsung warga Transmigrasi di unit-unit

(52)

37

pemukiman yang tersebar di seluruh Indonesia dan Depertemen Tenaga Keraja mengurusi pemberdayaan Tenaga Kerja.

Dengan berlakunya Otonomi Daerah maka kedua Instansi yang masi berstatus vartikal yang tersebut berubah menjadi intansi yang berstatus otonom dan sifatnya horizontal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomo 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

Dinas Tenaga Keraja dan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri atas tiga kantor yang terletak berbedah antranya jalan perintis Kemerdekaan No 98 Makassar dan jalan Botolempangan Makassar.

1. Profil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Sealatan

Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Sealatan merupakn unsur pelaksanaan otonomi daerah di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui sekretaris Daerah pada pelaksaan tugas dan fungsinya, Dinas Teanga Keraja dan Transmigrasi dikoordinasikan oleh asiten perekonomian dan administrasi Dinas Tenaga Keraja dan Transmigrasi mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang meliputi penempatan Tenaga kerja dan Transmigrasi, pelatihan dan produktivitas, hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, pengawasan ketenagakerjaan,

(53)

38

hygiene perusahaan dan kesehatan, keselamatan kerja, Kesejahteraan kerja, tuna karya, dan purna karya serta urusan ketenagakerjaan.

Setiap organisasi memiliki misi dan visi yang berbedah, semuah tergantung dengan tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing organisasi. Dalam proses pencapaian tujuan, Dinas Teanaga Kerja dan Taransmigrasi mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

a. visi

Adapun visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah mewujudkan tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi yang prodfuktif dan kompetitif dalam rangka mendukung pilar utama Pembangunan Nasional. b. Misi

Misi Dinas Tenaga Keraja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas aparatur dalam pelayanan prima kepada tenaga kerja dan masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas dan pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

3. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.

4. Mewujudkan hubungan industirial yang harmonis, dinamis berkeadilan, dan bermartabat.

5. Mewujudkan jaminan kepastian hukum dibidang keteagakerjaan dan menciptakan suasana yang nyaman dan produktif dalam bekerja dan berusaha.

(54)

39

6. Mengembangkan potensi sumberdaya kawasan masyarakat, dan kawasan transmigrasi serta menfasilitasi perpindahan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pembangunan pemukiman Transmigrasi yang berwawasan lingkungan.

2. Struktur Sumber Daya Manusia Instansi

Sumber daya manusia merupakan modal utama pembangunan sebagai asset nasional yang perlu diberdayakan secara optimal untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pengalaman pada bayak Negara menunjukan bahwa kualitas sumber daya manusia sangat menentukan upaya memajukan pembangunan bangsa dan Negara. Tidak sedikit dari suatu Negara yang potensi sumberdaya alamnya terbatas, akan tetapi dengan kemampuan suber daya manusia yang handal telah mengantarnya pada kemajuan pembangunan yang pesat.

Berbicara sumber daya manusia, sebenarnya dapat kita liat dari dua sapek, yakni kuantitas dan kualitas, kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang kuarang penting kontribusinya dalam pembangunan di bandingkan dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas sumber daya manusia tampa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa. Sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut yang menyangkut kemampuan fisik maupun kemampuan nonfisik (kecerdasan dan mental) oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu

(55)

40

pembangunan di bidang apapun, maka peningkatan kualiatas sumber daya manusia merupakan persyratan utama.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tujuh komponen dalam struktur oraganisasi yang mempunyai peran masing-masing yaitu Kepala Dinas Skertaris, Bidang pemberdayaan Tenaga kerja, Bidang Hubungan Industri dan syarat-syarat kerja, Biadang ketenagakerjaan, Bidang Ketransmigrasian, dan UPTD.

(56)

41

Kepala Sub Bagian umum dan kepegawaian

Kepala sub bagian keungan

Kepala sub bagian program

KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN

TENAGA KERJA KEPALA BIDANG INDUSTRIAL DANSYARAT KERJA KEPALA BIDANG PENGAWSANKETENAGAKERJAAN KEPALA BIDANGKETRANSMIGRASIAN

KEPALA SEKSI PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA

KEPALA SEKSI PEMBINAAN

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL KEPALA SEKSI PEMBINAANPENGWASAN NORMA KERJA KASI PEMB. PENGEMBANGAN MASYDAN KAWSAN TRANSMIGRASI

KEPALA SEKSI PEMBINAAN

PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TK

KEPALA SEKSI PEMBINAAN ORG. PEKERJA PENGUSAHA DAN SYRAT-SYARAT KERJA

KEPALA SEKSI PEMBINAAN NORMA

KERJA PEREMPUAN DAN ANAK KASI PEMBI. PENYIAPANPEMUKIMAN DAN PENETAPAN TRANSMIGRASI

KEPALA SEKSI PEMBINAAN

PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA

KEPALA SEKSIPEMBINAAN PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

KASI PEMBINAAN PENGWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KASI PERENCAAN TEKNIS KETRANSMIGRASIAN

(57)

42

A. Uraian Tugas Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2009 berikut adalah uraian tugas struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Sulawesi Selatan :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan bidang keenakakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantu.

2. Sekertaris

Sekertaris mempunyai tugas pokok mengoordinasikan kegiatan pembelajaran

Teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan, serta menyusun program dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan. Kesekretariat membawahi : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok melakukan urusan ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian.

(58)

43

b. Sub Bagian Program

Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan dan penyusunan program penyajian data dan penyusunan laporan kinerja.

c. Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok menghimpun bahan dan mengelola administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran, penggunaan, pembukuan, pertanggungjawaban, dan pelaporan.

3. Bidang pemberdayaan Tenaga Kerja

Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan penempatan tenaga kerja di dalam Negeri maupun di luar Negeri, melaksanakan pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja serta melaksanakan pembinaan pengembangan dan perluasan kerja. Bidang pemberdayaan Tenaga Keraja membawahi : a. Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga kerja

Seksi Pembinaan PenempatanTenga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pedoman dan Pembinaan teknis penempatan tenaga kerja dalam negeri maupun di luar negeri

b. Seksi P embinaan Pelatihan dan Produktivitas

Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan pedoman dan melaksanakan pembinaan teknis

(59)

44

pelatihan dan produktivitas penyelenggaraan program pelatihan keterampilan/pemagangan dan pelatihan manajemen/produktivitas. c. Seksi Pembinaan Pengembangan dan Perluas Kerja

Seksi Pembinaan Pengembangan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan pedoman, pembinaan teknis lingkup tugas pengembangan dan perluasan kerja.

4. Bidang Hubungan Industrial dan Syarat-Syarat Kerja

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat-Syarat Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan bimbingan penyelesaian perselisihan hubungan industrial lintas kab/Kota dan antar provinsi, memberikan bimbingan pembuatan syarat-syarat kerja, melakukan pembinaan pengupahan dan kesejahteraan Industrial dan syarat-syarat kerja membawahi :

a. Seksi Pembinaan Perselisihan Hubungan Industrial

Seksi Pembinaan Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok menyiapkan petunjuk teknis tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

b. Seksi Pembinaan Organisasi Pekerja Pengusaha dan syarat-syarat kerja mempunyai tugas pokok menyiapkan petunjuk teknis pembinaan organisasi pekerja, pengusaha, dan syarat-syarat kerja.

(60)

45

Seksi Pembinaan Pengupahan dam Kesejahteraan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok menyiapkan petunjuk teknis penyusunan dan pengembangan sistem pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja.

5. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pengawasan norma ketenagakerjaan ke Kab/kota maupun lingkungan penerapan lintan Kab/kota Serta melakukan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan dalam lingkup penerapan kerja lintas Kab/Kota. Bidang pengawasan Ketenagakerjaan membawahi : a. Seksi Pembinaan Pengawasan Norma kerja

Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Kerja mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan pembinaan pelaksanaan pengawasan norma kerja kepada Kab/kota dan npengawasan pelaksanaan norma kerja dalam lingkungan penerapan lintas kab/kota.

b. Seksi Pembinaan Norma Kerja Perempuan dan Anak mepunyai tugas pokok menyiapkan bahan pembinaan pelaksana pengawsan norma kerja perempuan dan anak.

c. Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesejahteran Kerja mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan pembinaan pelaksanaan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja pada Kab/kota pelaksana pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja

(61)

46

dalam lingkungan penerapan lintas kab/kota dan pengawasan pelaksanaan norma keselamatan kerja dalam lingkup.

6. Bidang Ketransmigrasian

Bidang Ketransmigrasian mempunnyai tugas pokok melaksanakan kebikajakan teknis di bidang ketransmigrasian yakni pembinaan penyiapan pemukiman, penempatan transmigrasi serta pengembangan msyarakat dan kawasan transmigrasi. Bidang ketransmigrasi membawahi :

a. Seksi Pembinaan Pengembangan Msyarakat dan Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan teknis peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan msyarakat, pengembangan usaha, pengembangan sarana dan prasarana kawasan penyerasian lingkungan. b. Seksi pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi

mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan teknis penyiapan tanah, pembanguan pemukiman, fasilitas perpindahan serta promosi investasi kemitraan.

c. Seksi Perencanaan Teknis Ketransmigrasian

Mempunyai tugas pokok penyusunan bibingan dan evaluasi di bidang perencanaan teknis penyiapan pemukiman, penempatan transmigrasi serta pengembangan msyarakat dan kawasan transmigrasi.

(62)
(63)

47 BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Penggunaan Anggaran Belanja pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar Tahun 2014

Anggaran memegang peran dan fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan khusnya strukur organisasi pemerintahan yaitu Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi di Makassar. Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi yang harus di persiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau penyimpangan mengenai keuangan dalam penyelenggara urusan pemerintahan yang menjadi kewenagan Daerah yang didanai atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang merupakan dasar pengelolaan keuangan instansi pemerintahan khususnya Dinas Tenaga Keraja dan Transmigrasi di Makassar.

Kantor Dinas Ternaga Kerja dan Transmigrasi merupakan struktur organisasi pemerintahan dengan unsur pelaksanaan otonomi daerah dibidang Ketenagakerjaan dan ketrasmigrasian di Provinsi Sulawesi Selatan, dalam mewujudkan tujuan Organisasi kantor Dinas Teanga Keraja dan Transmigrasi tidak lepas dari pengeluaran operasinal atau pengeluaran secara rutin yang di anggarkan dalam anggaran belanja yang digunakan untuk keperluan atau kegiatan kantor dalam menjalankan kegiatan atau program pemerintahan yang disusun berdasarkan rencana anggaran belanja yang meliputi waktu satu tahun dan menyatakan beban yang direncakan untuk tahun

(64)

48

itu. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar, yang melalui tata kelolah sesuai dengan Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 Tentang pedomana Penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah dari penyusunan anggaran Rencana Kerja Pemerintah sampai dengan Rencana Kerja Anggaran satuan kerja perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan peraturan tersebut dapat mengujudkan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien.

Anggaran didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja intansi pemerintah oleh karena itu anggaran belanja digunakan pencapaian tujuan penelaian kerja didasarkan pada pelaksanaan anggaran secara efektif. Pandangan anggaran yang menganggap bahwa tampa adanya arahan dan campur tangan dari Pemerintah akan menyelahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros (overspending) pendekatan anggaran pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui audit keuangan. Salain didorong untuk mengguanakan anggaran secara ekonomis dan dituntut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Anggaran belanja menurut peraturan Gubernur Sulawesi selatan adalah semua pengeluaran kas instransi pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang meliputi belanja lanngsung dan belanja tidak langsung dan berdasarkan peraturan dalam anggaran pendapatan belanja (APBD) Sulawesi Selatan. Adapun lapoaran realisai anggaran belanja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) pelaksana yang tertera dalam Dokumen Pelaksana Anggaran belanja (DPA). Penyajian laporan realisasi anggaran belanja pada kantor Dinas

Gambar

Tabel 1 Realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung. 3 Tabel 2 Realisai Anggaran Belanja  belaja pada Dinas Tenaga Kerja
Gambar 1 Kerangka pikir 31
Gambar 1 Kerangaka Pikir
Tabel 3 Standar Efektifitas

Referensi

Dokumen terkait

Begitu pentingnya persediaan barang di dalam suatu perusahaan, sehingga merupakan suatu faktor yang sangat menentukan dalam besar kecilnya laba perusahaan melalui

Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada

(6) Ketentuan mengenai format Berita Acara Hasil Musyawarah Kelurahan, Usulan Kegiatan 5 (lima) Tahunan, Usulan Kegiatan Tahunan, dan Berita Acara Hasil Rembug

REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN. TAHUN

Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard pada PT. Securindo Pacakatama Indonesia. Hasil dari penelitian

Akan tetapi, perlu diperhatikan juga bahwa auditor, selain memeriksa kewajaran dari saldo laporan keuangan, auditor juga harus memeriksa kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi

Memang diakui tidak semua perusahaan yang menerapkan Total Quality Managementsekarang ini dapat bekerja dengan baik dan bahkan beberapa perusahaan sama sekali tidak dapat

Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang dibagi hanya keuntungan saja (profit) , tidak termasuk kerugiannya