• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

ANALISIS PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN JASA TABUNGAN PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA BANK

SULSELBAR CABANG SYARIAH) MAKASSAR

SELFIANA 10573 04494 13

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2017

(2)

i SKRIPSI

ANALISIS PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN JASA TABUNGAN PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA BANK

SULSELBAR CABANG SYARIAH) MAKASSAR

SELFIANA 10573 04494 13

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2017

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

JudulProposal : Analisis Perhitungan Bagi Hasil Dan Jasa Tabungan Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Sulselbar Cabang Syariah) Makassar

NamaMahasiswa : SELFIANA No. Stambuk/Nim : 1057304494 13

Fakultas/Jurusan : Ekonomi Dan Bisnis / Akuntansi PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diseminarkan dan diujian hasilkan pada hari Rabu Tanggal 21 Juni 2017 di Ruangan Dosen lantai VII.

Makassar, Juli 2017

Menyetujui : Pembimbing I

Dr. Agussalim HR,SE.,MM

Pembimbing II

Mukminati Ridwan, SE., M.Si

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi

Ismail Rasulong, SE., MM NBM. 903078

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi, SE., M.Si,Ak.,CA NBM. 107 3428

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Selfiana, 2017. Analisis Perhitungan Bagi Hasil dan Jasa Tabungan Pada Bank Syariah (studi kasus pada Bank Sulselbar Cabang Syariah) Makassar. Skripsi jurusan akuntansi, program sarjana 1, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I:

Agussalim HR dan Pembimbing II : Mukminati Ridwan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan bagi hasil pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar. Jenis dan sumber data yang digunakan berupa data primer : laporan keuangan dan bagi hasil mudharabah dan data sekunder : struktur organisasi perusahaan, sejarah dan kegiatan perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Observasi, Wawancara, Library Research, Dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan bagi hasil dan jasa tabungan pada bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sebagaimana di atur dalam Fatwa DSN-MUI berdasarkan hasil analisis bagi hasil mudharabah dimana akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthalaqah dan sistem yang digunakan adalah sistem revenue sharing sedangkan rasio yang digunakan dalan jasa tabungan mudharabah adalah quick rasio bahwa bank mampu memenuhi kewajibannya terhadap deposan.

Kata kunci : Bagi Hasil, Jasa Tabungan, Mudharabah

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Perhitungan Bagi Hasil Dan Jasa Tabungan Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah) Makassar”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai macam rintangan dan hambatan. Namun semua dapat terlewati atas izin Allah SWT. Pada kesempatan ini, penghargaan dan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Abd. Rahman Rahim, MM.selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassaryang telah menerima penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE. M.Si,Ak.CA sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vi

4. Muchriana Muchram, SE., M.Si. Ak. CA. selaku Penasehat Akademik sekaligus sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi.

5. Dr. Agussalim HR,SE.,MM sebagai pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang bermanfaat dalam dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

6. Mukminati Ridwan, SE., M.Si sebagai pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang bermanfaat dalam dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

7. Abd. Salam HB, SE., M.Si. Ak. CA. selaku dosen pembimbing KKP di Rektorat Sumber Daya dan Keuangan Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan yang tak ternilai harganya.

9. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Jurusan Akuntansi pada Umumnya.

10. Pimpinan dan para staf pada Bank Sulselbar Cabang Makassar.

11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2013 khususnya AK 10-13 tanpa terkecuali, yang telah memberikan warna dalam mengarungi dunia kampus, bersama kita menaklukan semester-semester yang berat.

12. Sahabat-sahabatku tanpa terkecuali yang senantiasa memberikan dukungan, tempat berbagi suka duka, rekan berdebat pendapat sekaligus rekan pemecah masalah.

(8)

vii

13. Kakak-kakak senior dan junior tanpa terkecuali yang senantiasa memberikan dukungan, tempat berbagi suka cita, rekan berdebat pendapat sekaligus rekan pemecah masalah.

14. Teristimewa kepada keluarga besarku terutamakepada kedua orang tuaku, Ayahanda Hamma dan Ibunda Hj.Hadi. Tak lupa ku ucapkan terima kasih kepada saudara- saudaraku tercinta Rahma dan Ardiansyah yang senantiasa memberikan nasehat, motivasi, dan do’a yang tulus.

Skripsi ini disusun dan diusahakan agar tidak terjadi kesalahan di dalamnya. Akan tetapi, sebagai manusia yang serba kekurangan pasti terdapat berbagai kesalahan yang terjadi baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu, penulis memohon maaf disertai harapan agar para pembaca memberikan kritikan dan sarannya sehingga di hari mendatang penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat

Makassar, Juli 2017 Penulis

Selfiana

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bagi Hasil ... 6

B. Jasa Tabungan ... 15

C. Bank Syariah ... 22

D. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar ... 29

E. Penelitian Terdahulu ... 29

F. Kerangka Pikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

B. Jenis Penelitian ... 35

(10)

ix

C. Sumber Data ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Metode Analisis ... 36

F. Defenisi Operasional Variabel ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah SIngkat Perusahaan ... 39

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 41

C. Struktur Organisasi dan Job Description ... 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN SARAN A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 60

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berpijak pada realitas terpuruknya bangsa Indonesia, yang didasari oleh kemerosotan akhlak dan moral yang berkembang menjadi perilaku kolektif, membuat sebagian besar masyarakat mencoba mencari ketenangan dan kebenaran hakiki. Hal tersebut disandarkan kepada hal-hal yang bukan hanya berorientasi keduniaan namun juga diyakini bahwa ada kehidupan setelah kehidupan dunia yang bersifat ghaib atau biasa disebut dengan hari pembalasan.

Islam sebagai agama yang universal dan rahmat bagi seluruh alam adalah suatu ajaran yang tersistematis dan tertata dengan rapi , mengatur segala aspek urusan manusia di dunia agar sesuai dengan jalan kebenaran dan mampu memberi ketenangan bagi setiap orang yang menjalankannya serta dapat dipertanggungjawabkan di hari kemudian. Sehingga tidak mengherankan jika di hampir segala aspek telah berlabel atau mencantumkan Islam di setiap usahanya sebagai upaya memberikan jaminan bahwa usaha yang dilakukannya adalah sebuah kebenaran dan mampu memberi ketenangan sebagaimana firman Allah:

Q.S:An-Nahl:89

….

(٨٩)

“………Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira

(12)

bagi orang-orang yang berserah diri.” Tafsir Cetakan Departemen Agama (2010).

Hal ini tentunya dipandang baik, namun di lain pihak muncul keraguan dan keingintahuan tentang kemungkinan adanya pihak yang hanya memanfaatkan momen tersebut lalu mengatasnamakan Islam tanpa didasari oleh ilmu dan pemahaman yang benar. Semangat ke-Islaman yang besar tidaklah cukup tanpa diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang benar tentang Islam, bahkan dapat mengaburkan ajaran Islam itu sendiri. Begitupun yang terjadi dengan ilmu Akuntansi yang mencoba menanamkan nilai-nilai ke-Islaman yang sesuai dengan Al-Qur‟an dan Al-Hadits yang kini dikenal sebagai Akuntansi Syariah. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan

“hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang, yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat- manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan:

(13)

(٢٨٢)….

“Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.

Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya……….”Tafsir Cetakan Departemen Agama (2010).

Akuntansi syariah juga berfokus pada upaya menampilkan penyajian wajar posisi keuangan suatu entitas dan hasil kegiatan usahanya, dalam hal menggambarkan tentang mana yang halal dan mana yang haram. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT untuk bekerja sama dalam melakukan kebajikan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Maidah:2:

( ٢

)

“………dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” Tafsir Cetakan Departemen Agama (2010).

Hal ini berarti bahwa akuntansi Syariah memiliki tujuan bahwa seorang Akuntan seharusnya memperhatikan dan mematuhi ketentuan Syariah. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah:282 yang penulis telah uraikan sebelumnya yang artinya: “….dan hendaklah seorang penulis di antara

(14)

kamu menuliskannya dengan benar”. Khalifah Umar bin Al Khatab meminta penjual yang ada di pasar untuk memberitahukan tentang barang-barang yang halal dan haram. Beliau berkata bahwa: “Tidak seorang pun diperbolehkan berjualan di pasar ini sampai dia mengetahui banyak tentang ilmu agama, atau dia akan masuk secara sukarela atau terpaksa ke dalam transaksi ribawi yang luar biasa tinggi”. Karenanya, adanya transaksi akuntansi yang sesuai Syariah diharapkan mampu melindungi hak dan kewajiban dari masing-masing individu dan meyakinkan adanya kejelasan pengungkapan informasi.

Sayangnya, saat ini banyak pihak yang menilai bahwa Akuntansi Syariah tidak memiliki perbedaan yang sangat substansi dengan Akuntansi Konvensional.Perbedaan yang ada hanya terbatas pada pelabelan Syariah pada akuntansi tersebut. Banyak kritikan yang ditujukan kepada Akuntansi Syariah yang dinilai hanya mencari kesempatan atas semakin banyaknya minat masyarakat yang ingin memperoleh produk syariah. Begitupun opini dan pendapat oleh sebagian kalangan ahli yang menyebutkan bahwa laporan keuangan Bank Syariah masih sarat dengan nuansa riba serta sistem pengumpulan dana antara bank konvensional dan bank syariah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis meneliti mengenai hal tersebut lalu menuangkannya dalam sebuah proposal dengan judul “Analisis Perhitungan Bagi Hasil dan Jasa Tabungan pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Sulselbar Cabang Syariah) Makassar.

B. Rumusan Masalah

(15)

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian yang akan dibahas adalah Bagaimanakah Perhitungan Bagi Hasil Dan Jasa Tabungan Pada Bank Sulselbar Cabang Syariah di Makassar ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan bagi hasil dan jasa tabungan pada Bank Sulselbar Cabang Syariah di Makassar.

2. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai ketentuan- ketentuan syariah Islam yang berlaku pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar .

2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai perhitungan bagi hasil dan jasa tabungan yang digunakan pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar.

3. Sebagai bahan masukan kepada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan bagi hasil dan jasa tabungan yang telah sesuai maupun yang bertentangan dengan prinsip syariah.

BAB II

(16)

TINJAUAN PUSTAKA A. Bagi Hasil

1. Pengertian Bagi Hasil

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara penghasilan hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. Muhammad (2014:27).

Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa inggris) dikenal dengan profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai laba. Secara defenisi profit sharing diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba kepada para pegawai dari suatu perusahaan. Pendapatan bagi hasil ini pada lembaga keuangan syariah berlaku untuk produk penghimpunan dana dan penyertaan modal. Baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian atau bentuk korporasi (kerjasama). Keuntungan yang dibagi hasilkan harus dibagi secara proporsional antara shahibul mal dengan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati ketika akad.

2. Jenis Bagi Hasil

(17)

Mudharabah

1) Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata adhdharby fl ardhi yaitu bepergian untuk urusan dagang disedut juga qiradh yang berasal dari kata alqhardu yang berarti potongan, karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan.Sri Nurhayati- Wasilah (2014:128).

PSAK 105 mendefeninisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana/shahibul mall) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditangung oleh pemilik dana. PSAK 105 par 18 memberikan beberapa contoh bentuk kelalaian pengelola dana, yaitu : persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak terpenuhi, tidak terdapat kondisi diluar kemampuan (fource majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad, atau merupakan hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Sri Nurhayati-Wasilah (2014:128).

Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. Oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting, maka mudharabah dalam istilah bahasa inggris disebut trust financing. Pemilik

(18)

dana yang merupakan investor disebut beneficial ownership atau sleeping partnetr, dan pengelola dana disebut managing trustee atau labour partner.

2) Jenis-Jenis Mudharabah

Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu mudharabah muthalaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musyarakah.

1. Mudharabah Muthalaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tdak terikat.

2. Mudharabah Muqayyadah adalah mudharabah di mana pemiliki dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana, lokasi cara, dan/objek investasi atau sektor usaha.

3. Mudharabah Musytarakah adalah mudharabah di mana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.

3) Dasar Syariah

a. Sumber Hukum Mudhrabah

Munurut Ijmak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Hal ini dapat diambil dari kisah Rasulullah yang perna melakukan mudharabah dengan Siti Khadijah. Siti Khadijah bertindak sebagai pemilik dana dan Rasulullah sebagai pengelola dana. Dari kisah ini kita lihat akad mudharabah telah terjadi pada masa Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Mudharabah telah diperaktikkan secara luas oleh orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi

(19)

Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu akad ini diperbolehkan secara syariah.

1. Al-Quran

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)

“...Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaklah iya bertaqwa kepada Allah Tuhannya....”(QS 2:283)

2. As-Sunnah

Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkataan : jual beli secarah tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukkan gandum dengan jerawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah).

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan ini dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbar didengar Rasulullah SAW, beliau membenarkannya.” (HR Thabarani dari Ibnu Abbas.

(20)

b. Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Mudharabah

Rukun mudharabah ada 4 yaitu :

1. Pelaku, terdiri atas :pemilik dana dan pengelola dana 2. Objek Mudharabah, berupa : modal dan kinerja 3. Ijab kabul/Serah Terima

4. Nisbah keuntungan

Ketentuan syariah, adalah sebagai berikut :

1. Pelaku, pelaku harus cakap hukum dan baligh, pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama muslim atau dengan nonmuslim, dan pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi.

2. Objek Mudharabah (modal dan kinerja) merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad mudharabah.

a. Modal

1. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya (dinilai sebesar nilai wajar).

2. Harus jelas jumlah dan jenisnya.

3. Modal harus tunai dan tidak utang.

4. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehinngga dapat dibedakan dari keuntungannya.

5. Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali modal mudharabah.

(21)

6. Apabila terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana, pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang lain dan apabila terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana, dan

7. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara syariah.

b. Kerja.

1. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, managemen skill, dan lain-lain.

2. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana.

3. pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.

4. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak, dalam hal pemilik dana tdak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan.

5. Pengelola dana sudah menerima modal dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti rugi/upah.

3. Ijab Kabul adalah pernyataan atau ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis,

(22)

melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

4. Nisbah Keuntungan, nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh, dimana perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, dan pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali ada kelainan atau pelanggaran kontrak oleh pengelola dana, cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :

a. Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan merupakan pelindung modal.

b. Bila kerugian melebihi keuntungan, maka harus diambil dari pokok modal.

c. Berakhirnya Akad Mudharabah

Lamanya kerjasama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama dengan memberitahukan pihak lainnya. Namun, akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut (Sabbiq, 2008) :

(23)

1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.

2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.

3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.

4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad.

5. Modal sudah tidak ada.

4) Prinsip Pembagian Hasil Usaha (Psak 105 Par 11)

Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang dibagi hanya keuntungan saja (profit) , tidak termasuk kerugiannya (loss). Sehingga untuk pebahasan selanjutnya, akan digunakan istilah prinsip bagi hasil seperti yang digunakan dalam Undang- Undang No.10 tahun 1998, karena apabila usaha tersebut gagal maka kerugian tidak dibagi antara pemilik dana dan pengelola dana, tetapi haeus ditanggung sendiri oleh pemilik dana.

Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

1. Berdasarkan prinsip bagi laba (profit sharing), maka nisbah pemilik dana : pengelola dana = 30:70

(24)

2. Berdasarkan bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto/laba kotor bukan pendapatan usaha dengan nisbah pemilik dana : pengelola dana = 10:90

5) Bagi Hasil Untuk Akad Mudharabah Musytarakah (Psak 105 Par 34)

Ketentuan bagi hasil untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu :

1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati, selanjutnya bgian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing; atau

2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dan sesuai dengan nisbah yang disepakati. Contoh : jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal para musytarik.

(25)

B. Jasa Tabungan 1. Pengertian Jasa

Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikomsumsi secara simultan.

2. Pengertian Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat di lakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.Muhammad (2014: 35)

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahunn 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi‟ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syariat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Mahmud Nuhung(2014:52).

Tabungan syariah merupakan produk investasi yang menarik dan menguntungkan, dana investasi kami olah sesuai prinsip syariah dan professional serta memberikan imbal hasil kompetitif sesuai nisbah yang disepakati :

(26)

Table 2.1 Tabungan Syariah

Fitur Manfaat Syariat Dan Ketentuan

1.Imbal hasil yang kompetitif mendapat buku tabungan sebagai bukti sebagai penabung.

2.Mendapatkan kartu ATM yang terintegrasi dengan ATM Bank Sulselbar dan bagi hasil dibayar setiap bulan.

1.Dana aman dan terjamin oleh pemerintah.

2.Pengelolaan dana sesuai fatwa DSN MUI.

3.Dapat melakukan penyetoran dan penarikan secara realtime online diseluruh diseluruh kantor cabang Bank Sulselbar.

4.Terdapat fasilitas standing instruction untuk pembayaran tagihan PLN dan lain-lain.

5.Dapat digunakan pada mesin ATM

Prima, ATM

bersama dan pada EDC Debit BCA.

1. Ditujukan untuk perorangan.

2. Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan syariah saldo awal minimal Rp.

50.000 (lima puluh ribu rupiah).

3. Bagi pengguna kartu atm akan dikenakan biaya administrasi bulanan sesuai ketentuan bank.

4. Membawa identitas diri berupa KTP, SIM, atau Passport yang masih berlaku.

Website bank sulselbar. : www.sulselbar.com

(27)

3. Jenis Tabungan Akad Mudharabah

a. Pengertian akad mudharabah

Akad mudharabah merupakan suatu transaksi pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. Oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting maka mudharabah dalam dalam istilah bahasa inggris disebut trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial ownership atau sleeping partner. Nurhayati dan Wasilah (2008:12).

Mudharabah adalah teransaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengeola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Tabungan al-mudharabah adalah salah satu jenis simpanan berdasarkan prinsip mudharabah al-muthalaqah dan diperuntukkan untuk nasabah yang menginginkan dananya di investasikan secara syariah.Dana tersebut di investasikan secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada berbagai jenis usaha dari usaha kecil dan manengah sampai pada tingkat korporat secara professional tanpa melupakan

(28)

prinsip syariah. Atas investasi dana tersebut, akan diberikan bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati bersamaantara bank dan nasabah.

Perjanjian antara pemilik modal (uang dan barang ) dengan pengusaha mudharabah merupakan hubungan berserikat antara dua pihak yaitu pemilik dana atau harta dan pihak yang memiliki keahlian atau pengalaman. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang yang dibiayai mengalami kerugian , maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian tersebut karena penyelewengan atau penyalahgunaan pengusaha.

Pola komsumsi dan pola simpanan yang diajarkan oleh islam memungkinkan umat islam mempunyai kelebihan pendapatan Yang harus diproduktifkan dalam bentuk investasi. Maka bank islam menawarkan tabungan investasi yang disebut dengan simpana mudharabah (simpana bagi hasil atas usaha bank). Untuk dapat membagikan usaha bank kepada penyimpan mudharabah, bank syariah menawarkan jasa-jasa perbankan kepada masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh Machmud dan Rukmana (2010: 28-29) dalam berikut ini :

1. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi atas dasar bagi hasil terdiri dari :pembiayaan investasi bagi hasil al mudharabah , pembiayaan investasi bagi hasil al musyarakah. Dari pembiayaan investasi tersebut, bank akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil usaha.

(29)

2. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan terdiri dari : a.

pembiayaan perdaganaganal-batu bithaman ajil. Dari pembiayaan perdagangan tersebut,bank akan memperoleh pendapatan-pendapatan make-up atau margin keuntungan.

3. Pembiayaan pengadaan barang untuk disewakan atau untuk disewabelikan dalam bentuk a. sewa guna usaha atau disebut dengan ijarah, b. sewa beli atau disebut baiu takjiri. Di Indonesia, al ijarah dan al baui takjiri tidak dapat dilakukan oleh bank. Namun demikian, penyewaan fasilitas tempat penyewaan harta dapat dikategorikan sebagai al-ijarah. Dari kegiatan usaha al-ijarah , bank akan memperoleh pendapatan berupa sewa.

4. Pemberian pinjaman tunai untuk kebijakan (al-qhardul hasan) tanpa dikenakan biaya apapun kecuali biaya administrasi berupa segala yang diperlukan untuk sahnya perjanjian utang. Sepertia biaya materai, biaya akte notaries, biaya studi kelayakan dan sebagainya. Dari pemberian pinjaman al-qardhul hasan, akan menerima kembali biaya-biaya administrasi.

5. Fasilitas-fasilitas perbankan umumnya yang tidak bertentangan dengan syariah seperti penitipan dana dalam rekening lancer (current account), dalam bentuk giro wadiah yang diberi bonus dan jasa lainnya untuk mempperoleh balas jasa (fee) seperti : pemberian jaminan (al-khafalah), pengalihan tagihan (al-hiwalah), pelayanan khusus (al-jualah),

(30)

pembukaan L/C (al-wakalah), dan lain-lain. Dari pemakaian fasilitas- fasilitas tersebut bank akan memperoleh pendapatan.

Manfaat tabungan mudharabah adalah keamanan dan terjaminnya dana tabungan nasabah, bagi hasil yang kompetitif yang diberikan setiap setiap bulan secara langsung kerekening tabungan mudharabah.tujuan dan manfaat tabungan mudharabah bagi bank 1).

Sumber pendanaan bank baik dalam rupiah maupun valuta asing. 2).

Salah satu sumber pendapatan dalam bentuk jasa (fee based income) dari aktivitas lanjutan pemanfaatan rekening tabungan oleh nasabah.

Sedangkan bagi nasabah adalah 1). Kemudahan dalam pengelolaan likuiditas baik dalam hal setoran, penarikan, transfer dan pembayaran transaksi yang fleksibel. 2). Dapat memproleh bonus atau bagi hasil.

Analisis dan identifikasi risiko :

a. Risiko liquiditas yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada di rekening tabungan relative tinggi dibandingkan deposito.

b. Risiko displacement (commercial displacement risk) yang disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya yang didorong oleh tingkat bonus atau bagi hasil riil yang lebih rendah dari tingkat suku bunga.

c. Risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk tabungan dalam valuta asing.

(31)

b. Sifat-sifat tabungan mudharabah

1. Tabungan mudharabah (TABAH) adalah simpanan pihak ketiga ke bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam hal ini bank syariah bertindak sebagai mudharib dan deposan sebagai shahib al mal.

3. Bank sebagai mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai dengan nisbah yang telah disetujui bersama. Pembagian keuntungan dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan saldo minimal yang mengendap selama periode tersebut.

Dalam memperhitungkan bagi hasil tabungan mudharabah tersebut hal-hal perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan bagi hasil dalam angka satuan bulat tanpa mengurangi hak nasabah.

2. Pembulatan keatas untuk nasabah 3. Pembulatan kebawah untuk bank

4. Hasil perhitungan pajak dibulatkan keatas sampai puluhan terdekat.

Dalam hal pembayaran bagi hasil, bank syariah menggunakan metode end of month, yaitu :

1. Pembayaran bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan secara bulanan.

2. Bagi hasil bulanan pertama dihitung secara proporsional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, tetapi tidak termasuk tanggal pembukaan tabungan.

(32)

3. Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari efektif, tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah bagi hasil tutup buku bulan terakhir.

4. Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari dan 31 hari )

5. Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai dengan permintaan nasabah.

C. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Secara Umum

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari bonco dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya.Mahmud Nuhung (2014:37)

Menurut Pierson bahwa “bank adalah badan yang menerima kredit”

sementara G.M Verrjin Stuart mengatakan “bank merupakan badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang akan kredit baik dengan uang yang diterimanya dari orang lain maupun dengan jalan mengeluarkan uang baru sebagai uang kertas atau uang logam”. Moh.Ramly Faud & M.Rustan D.M (2005 :14).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud denga BANK adalah”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

(33)

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.Kasmir (2014 :24)

Ditinjau dari segi imbalan atau jasa atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman, (Susilo, dkk, 2000) bank dapat dibedakan menjadi :

a. Bank konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun penyaluran dana, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana bank untuk suatu periode tertentu.

Contohnya : BCA (Bank Central Asia), BRI (Bank Rakyat Indonesia), Mandiri, BNI (Bank Negara Indonesia), dll.

b. Bank syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, bank penghimpunan dana dalam rangka penyaluran dana memberikan atau mengenakan imbalan atas dasar perinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.

Contohnya : Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar, Bank Bukopin Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dll.

b. Pengertian Syariah

Kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis yang sseharusnya dilalui. Dari sisi terminologi, syariah bermakna pokok-pokok aturan hukum yang digariskan oleh ALLAH Swt untuk dipatuhi dan dilalui oleh sseorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di dunia. Semua aktivitas kehidupan seperti bekerja, memasak, makan, belajar, sholat dan lain sebagainya adalah merupakan ibadah

(34)

sepanjang diniatkan untuk mencari rida ALLAH SWT. Sri Nurharati-Wasilah (2014:16).

Ketentuan syariah bersifat konprehensif dan universal. Konprehensif, berarti mencakup seluruh aspek kehidupan manuasia dengan ALLAH SWT.

Didalamnya meliputi ibadah mahdah dan ibadah muamalah. Ibadah mahdah mengatur mengenai hubungan antara manusia dengan ALLAH SWT seperti shalat, puasa, haji dan lainnya. Sedangkan ibadah mumalah mengatur mengenai hubungan antara sesama manusia serta antara manusia dengan makhuk atau ciptaan ALLAH SWT lainnya termasuk alam semesta. Hukum asalah ibadah muhdhah adalah bahwa segala sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali dibolehkan dalam Al-Qur‟an atau dicontohkan Nabi Muhammad SAW melalui AS-Sunnah. Sebaliknya hukum asal ibadah muamalah adalah bahwa segala sesuatu dibolehkan untuk dikerjakan, kecuali ada larangan dalam Al-Qur‟an atau As-Sunnah.

Aturan mengenai ibadah muamalah, meliputi :

1. Hukum keluarga (ahwalus madaniyah) yang mengatur hubungan suami istri, anak dan keturunan termasuk sistem waris.

2. Hukum privat (ahkamul madaniyah) yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan hak manusia satu sama lain dengan tukar menukar kebendaan dan manfaat, seperti jual beli, perserikatan dagang, sewa menyewa, utang-piutang.

(35)

3. Hukum pidana (ahkamul jinaiyah), hukum secara (ahkamul murafaat) yang berhubungan dengan peradila, persaksian, bukti-bukti, sumpah dan sebagainya.

4. Hukum perundang-undangan (ahkamul dusturiyah) yaitu hukum yang berhubungan dengan azas dan cara pembuatan undang-undang.

5. Hukum internasional (ahkamul dauliyah) yaitu hukum yang mengatur hubungan negara Islam dengan cara non-Islam dalam bidang-bidang perdamaian, keamanan, prekonomian, kebudayaan, dan lain-lain.

6. Hukum ekonomi dan keuangan (ahkamul iqtishadiyah maaliyah), yaitu hukum-hukum yang mengatur sumber-sumber keuangan dan pengeluarannya, hak-hak fakir miskin, dan hubungan keuangan antara pemerintah dan warga negaranya.

c. Pengertian Bank Syariah

Pengertian bank syariah menurut Arifin (2002;18) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memeberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Mahmud Nuhung (2014:37).

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islamdengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Atau dengan kata lain bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokonya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu

(36)

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Muhammad (2014:2).

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi untuk memperlancar kegiatan ekonomi di sector riil melalui kegiatan usaha (seperti investasi, perdagangan, dll) yang sesuai dengan hokum syariah menurut ajaran islam antara bank dan pelanggannya dan pendanaan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang sesuai denagn nilai-nilai makro dan mikro islam. Nilai makro meliputi niali keadilan („adl), menguntungkan bagi masyarakat (maslahah), sistem zakat, bebas dari riba atau bunga, bebas dari kegiatan-kegiatan spekulatif dan tidak produktif (maysir), bebas dari ketentuan dan kondisi yang tidak jelas (gahrar), dan bebas dari cacat dan melanggar hokum transaksi (bathil).Sedangkan nilai mikro yang harus tertanam dalam praktek bank syariah meliputi sifat terpuji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu jujur (shiddiq), mengulurkan tangan (tabligh), dapat dipercaya (amanah) serta kompeten dan professional (fhatonah). Selain itu, dimensi keberhasilan bank-bank islam termasuk sukses di dunia (yang berorientasi jangka) dan di akhirat (yang berorientasi jangka panjang), diamana memperhatikan kemurnian sumber, ketepatan proses dan manfaat dari hasil.

Di dalam menjalankan operasinya, funsi bank syariah terdiri dari : 1. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang

dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.

(37)

2. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimilki oleh pemilik dana/shahabul maal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi).

3. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

4. Sebagai pengelola funsi social seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta penyaluran dana kebajikan (fungsi optimal).

Didirikannya perbankan dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama, yaitu : (1). Adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang dilarang agama islam, (2). Dari aspek ekonomi, penyerahan risiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai nmelanggar norma keaadilan.

Kecendrungan masyarakat menggunakan sistem bunga (interest) lebih bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkannya.

Berbeda dengan sistem bagi hasil, sistem ini berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup umat manusia. Adapun perbedaan bunga dan bagi hasil dapat dijelaskan lebih jauh pada tabel berikut :

(38)

Tabel 2.2 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah modal yang dipinjamkan.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan.

Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Julah pembayaran bunga tidak meningkat, sekalipun jumlah keuntungan berlipat.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk agaa islam.

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Sumber : Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (2008 : 20-21).

(39)

D. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar Pengertian Bank Sulselbar Cabang Syariah

Bank Sulselbar Cabang Syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan syariah islam.Bank Sulselbar Cababg Syariah Makassar menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama membangun kawasan timur indonesia dengan memberikanpelayanan prima yang berkualitas & terpercaya,mitra strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil dan memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder.

E. Penelitian Terdahulu

TABEL 2.3

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Ranto Ari Pratama, (2012).

Analisis Kesesuaian Prinsip Syariah Dalam

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Dan Perhitungan Bagi Hasilnya

PadaBankBri Syariah (Persero).

Metode kualitatif.

Bahwa penerapan

penghimpunan DP3 pada bank BRI Syariah cabang Makassar telah sesuai konsep syariah.

2 YulianaAli mula,

Perbandingan Penghasilan

Metode kuantitatif

Bank Syariah Mandiri memberikan nisbah bagi hasil

(40)

(2014). Tabungan Mudharabah

Nasabah Bank Syariah(Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah, Dan Bank Muamalat Indonesia Di Makassar).

dan kualitatif.

sebesar 27%, Bank Negara Indonesia Syariah sebesar 22%, dan Bank Muamalat Indonesia sebesar 10%.

Dengan demikian, Bank Syariah Mandiri adalah bank syariah yang memberikan nisbah bagi hasil tertinggi.

3 Andi Nasriyadi, (2013).

Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Leverage Nasabah Terhadap Komposisi Bagi Hasil Pada PT.

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

Metode kuantitatif dan kualitatif.

Pengaruh profitabilitas, leverage dan komposisi bagi hasil yang dilakukan oleh Bank Syariah PT. Sulselbar Cabang Makassar yang menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dengan komposisi bagi hasil khususnya pada PT. Bank Sulselbar Cabang Makassar.

4 Retno Intansari Ramawati.

(2011).

Analisis Metode Bagi HasilProduk Tabungan Investa Cendekia Pada Bank Syariah Mandiri Kcp Katamso Yogyakarta Tahun 2011

Metode yang digunakanme ncakupobser vasi,

dokumentasi, dan

wawancara.

Hasilnya menunjukkan bahwa akad yang digunakan pada Produk Tabungan Investa

Cendekia adalah

mudhârabahmuthlaqah, the customer as shâhibulmâl (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib(pengelola).

Keuntungan bagi hasil pada produk ini dihitung

(41)

berdasarkan saldo rata-rata harian dan akan dibukukan ke rekening tabungan.

5 Muhmmad

Lutfi, (2010)

Pengaruh Imbaan Bagi Hasil Terhadap Simpanan Nasabah (Deposito

Mudharabah) Pada Bank Syariah Bukopin.

Metode kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbalan bagi hasil bulan x mempengaruhi simpanan nasabah (deposito mudharabah) pada bulan y (bulan berikutnya).

6 KamilaTur rosifa, dan Akhmad Riduwan, (2013).

Penerapan Psak No.

105Dalam

TransaksiPembiayaa nMudharabah

Pada Bank Syariah Bukopin Cabang Sidoarjo.

Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif.

Bahwa Bank Syariah BukopinCabang Sidoarjo telah mampu menerapkan PSAK No.105 pada produk pembiayaan

mudharabah dengan benar mulai dari pengakuan pembiayaan mudharabah.

7 Ameylia Natasya Siregar, 2009

Analisis Perbedaan Pembiayaan KPR Bank Konvensional Dan Pembiayan KPRS Bank Syariah Di Medan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara BTN Dan Bank Muamalat Indonesia.

Metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan sistem yang digunakan oleh kedua perbankan (bank konvensional dan bank syariah), perbedaan yang paling mendasar adalah sistem bunga yang dipakai oleh bank konvensional didalam pengalokasian dananya.

(42)

8 Nurmala Dewi, (2015).

Pengaruh

Pengetahuan Produk Tabungan Dan Nisbah

Bagi Hasil Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Btm Mentari Ngunut Tulungagung

Penelitian kuantiatif dengan jenis analisis Asosiatif

Bahwa 1. variabel

pengetahuan produk

berpengaruh positif dan siginifikan terhadap keputusan menjadi nasabah di BTM Mentari Ngunut Tulungagung, 2. (2) variabel nisbah bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah di BTM Mentari Ngunut Tulungagung, 3. variabel pengetahuan produk dan nisbah bagi hasil terhadap keputusan menjadi nasabah berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menjadi nasabah pada BTM Mentari Ngunut Tulungagung

9 Mustika Furqandari , Afifudin dan Junidi, (2016).

Analisis Metode Bagi Hasil Produk Tabungan Umrah (Maqbula IB BSR) Pada Bank Syariah Bumi Rinjani Kepanjen Kab.

Malang Jawa Timur.

Metodedeskr iptif

kualitatif.

Penelitian ini menganalisis kesesuaian sistem transaksi tabungan umrah dan metode bagi hasil tabungan umrah terhadp SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan FATWA DSN-MUI.

10 Muchamm ad Tegar Andianto,

Penerapan Sistem Bagi Hasil Program Tabungan

Metode deskriptif kualitatif .

Hasil analisis ini yaitu bahwa ketiga bank syariah tersebut telah berusaha

(43)

(2014). Mudharabah, Deposito

Mudharabah, Serta Giro Wadi‟ah

(Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank

Pembangunan

Daerah (Bpd) Jawa Tengah, Kota Surakarta ).

menggunakan prinsip syariah islam dengan benar, akan tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah syariah islam.

(44)

F. Kerangka Pikir

Kerangka konseptual penelitian ini dapat disajikan dalam gambar 2.1 berikut ini :

Bank Syariah(Sulselbar)

Perhitungan Bagi Hasil

Perhitungan JasaTabungan

Hasil

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

(45)

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitih memilih objek pada Bank Sulselbar Cabang Syariah, yang berada di makassar tepatnya di Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 7 BLOK 1 C2 Makassar, selama 2 bulan mulai dari bulan Februari sampai bulan Maret 2017.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan bersifat data kuantitatif. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang berupa data dalam bentuk angka-angka atau bilangan.Nilai data bisa berubah- ubah atau variatif dan proses pengumpulan data kuantitatif tidak membutuhkan waktu yang lama.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer merupakan data yang secara langsung didapat dari sumber pertama, dalam hal ini adalah Bank Sulselbar Cabang Syariah di Makassar yang mana data tersebut masih diolah oleh penulis seperti laporan keuangan dan laporan bagi hasil Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

(46)

b. Data Sekunder merupakan data yang diolah oleh perusahaan dan telah terdokumentasi, antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah dan kegiatan perusahaan serta prosedur pencatatan dan pengiriman.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi lapangan, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini Bank Sulselbar Cabang Syariah di Makassar.

2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pimpinan Bank Sulselbar Cabang Syariah di Makassarsecara tidak terstruktur dalam artian tidak menggunakan daftar pertanyaan yang baku.

3. Library research (kepustakaan), yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relavan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, tesis atau disertasi, buku tahunan, dan sumber- sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya.

4. Dokumentasi, teknik dokumentasi digunakan untuk memeroleh data-data yang sudah jadi dan sudah diolah oleh orang lain. Peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut. Dokumentasi bisa dilakukan dengan cara mencatat ulang, memotret, fotocopy, dan merekam.

E. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode analisis deskriptif.Analisis deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan

(47)

menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok.

Adapun rumus yang digunakan, yaitu : 1. Rumus Bagi hasil Mudharabah

Bagi hasil=Total pendapatan bank syariah-seluruh biaya operasional bank syariah Seluruh Nasabah

2. Rumus Tabungan Akad Mudharabah

Rumus tabungan akad mudharabah ada 2 yaitu :

a. Hasil bagi hasil x saldo rata-rata harian x tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan

b. Jasa Tabungan (Quick Ratio) Cash Assets

Quick Ratio= x 100%

Total Deposit

F. Defenisi Operasional Variabel 1. Bagi hasil

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara penghasilan hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar

\baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan.

(48)

2. Jasa Tabungan

Tabungan akad mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengeola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

(49)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

Didirikan dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara. Berkedudukan di Makassar, berdasarkan Akte Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961. Setelah mengalami beberapa kali perubahan Anggaran Dasar dan penambahan modal disetor dan setelah perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan modal dasar Rp.650 Milyar. Akta pendirian PT berdasarkan Akta Notaris Mestariani Habie, SH No.19 tanggal 27 Mei tahun 2004 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (disingkat PT Bank Sul-Sel) telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. 13 tertanggal 15 Februari 2005. Perubahan status Bank Sul-Sel dari PD Menjadi PT juga diikuti dengan perubahan logo pada tanggal 22 Desember 2005.

Sejak saat itu dimulailah lembaran baru perjalanan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan yang menampilkan wajah baru dengan call name Bank Sul-Sel beserta logo baru berupa imajinatif layar terkembang yang sarat makna dan dinamis dalam mengiringi setiap langkah Bank Sul-Sel untuk senantiasa menjadi Bank kebanggaan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan Barat.

Bank Sul-Sel memiliki 1 kantor Pusat, 3 Kantor Cabang Utama, 24 Kantor Cabang Pembantu , 3 Kantor Cabang Syariah Yaitu:

1. Cabang Syariah Sengkang yang didirikan pada bulan April 2006

(50)

2. Cabang Syariah Maros yang didirikan pada tanggal 30 Desember 2007 3. Cabang Syariah Makassar yang didirikan pada tanggal 30 Desember 2008 4. Office Chanelling Syariah Pada PT. Bank Sul-Sel Cabang Utama Bone,

PT. Bank Sul-Sel Cabang Bulukumba, Dan PT Bank. Sul-Sel Cabang Palopo. Didirikan Pada Awal Tahun 2010

Kantor Kas 27 unit, serta Payment Point/Kas Keliling 6 unit. Dan ditahun 2011 ini direncanakan untuk menambah beberapa lagi jaringan kantor yaitu Cabang Jakarta. dan dari 65 kantor termasuk cabang syariah dengan didukung oleh 100 orang karyawan yang terdiri dari level pendidikan S2, S1, Sarjana, SMP, SMA, dan SD yang tersebar di Kantor Pusat dan seluruh cabang.

Pada tanggal 26 Mei 2011, Bank Sul-Sel resmi berganti nama manjadi Bank Sulselbar sehingga Bank Sulsek Cab. Syariah ikut berganti nama menjadi Bank Sulsebar Cab. Syariah Makassar. Perubahan nama ini melalui keputusan Kementrian Hukum dan HAM. Persetujuan perubahan Anggaran Dasar (AD) Bank Sulsel menjadi Selselbar ditandatangani Dirjen Administrasi Umum Aidir Amin Daud. Keputusan itu dituangkan dalam surat bernomor AHU-11765.

A.A.01.02 Tahun 2011 tertanggal 8 Maret 2011. Penerbitan surat keputusan itu dikeluarkan berdasarkan akta notaris yang disampaikan notaris Rakhmawati Laica Marzuki pada Mei 2009. Dengan terbitnya SK tersebut, bank milik pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel resmi menjadi Sulselbar dengan masuknya Pemprov Sulbar sebagai pemilik saham.

(51)

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan Timur Indonesia.

2. Misi

a. Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas & terpercaya.

b. Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil.

c. Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder.

C. Struktur Organisasi dan Job Description 1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan pada dasarnya memperlihatkan hubungan antara wewenang, tanggungjawab, tugas dan kedudukan para personil dalam perusahaan. Struktur organisasi juga dimaksudkan sebagai alat kontrol serta pengawasan bahkan dapat menciptakan persatuan dan dinamika suatu perusahaan.

Dalam organisasi dengan segala aktivitas, terdapat hubungan antara orang-orang yang menjalankan aktivitasnya. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan dalam organisasi, semakin kompleks pula hubungan-hubungan dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat keberhasilan untuk menangani kegiatan usaha dalam rangka pencapaian kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Struktur organisasi PT.Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar akan disajikan dalam gambar 4.1 sebagai berikut

(52)

42

PEMIMPIN CABANG FAISAL RIZA BASALAMAH

SEKSI UMUM & PERSONALIA SEKSI PEMASARAN & TREASURY SEKSI AKUNTANSI & PELAPORAN SEKSI PELAYANAN

ANDI JUSTI COKANA Pimpinan Seksi

ADITYA Ass Adm

SAMURIA FIRMANSYAH Pimpinan Seksi

SUARDI Security ZAIN BATOLA

Security

RINALDY ANZHARI Pimpinan Seksi

SYAHRIR Driver RAHMAT FAHREZI

Driver SUPARDI

OB GITA WAHYUNI

OG

A TENRI AMBARALA Staf Umum

AYU KARTINI A/O

ERVIN ASOKAWATI A/O

RIFQI ERDIANSYAH A/O

IRFAN HIDAYAT A/O AHYANI Analis Kredit RIZKI GEMALA RABIAH

Petugas Gadai

GANESHA Petugas Kliring

MUNIR SA

VEBY ERIDA IRIYANI Teller

KURNIATI Koord-Analis KK MENARA UMI

SAIFUL ANWAR Costumer Service A ISMA N PANANRANGI

Teller

ZUHRA ABD RASYID Pimpinan Seksi

HASAN Ass Opr ATM SHELYA SAFITRI N

Adm Keuangan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

42

(53)

2. Job Description a. Pimpinan Cabang

1) Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2) Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang, dengan melakukan supervisi terhadap setiap unit/seksi dicabang demi pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

3) Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang juga melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4) Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM 5) Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

6) Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan.

b. Kasie Umum dan Personalia

1) Memonitoring pegawai, membuat daftar gaji, membuat daftar uang makan, membuat surat-surat keluar, mengagenda surat masuk.

2) Menjaga barang inventaris kantor dan membuat daftar penyusutan ATI (Aktiva Tetap dan Inventaris).

3) Melaksanakan transaksi jaminan juga melaksanakan penagihan.

4) Memonitoring kebutuhan ATC (Alat Tulis dan Cetak)

(54)

5) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

c. Pimpinan Seksi Akuntansi dan Pelaporan 1) Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.

2) Melaksnakan review transaksi teller dan berkoordinasi dengan teller.

3) Memonitoring angsuran bulanan nasabah.

4) Melakukan edukasi dan sosialisasi perbankan syariah

5) Melakukan pemeriksaan data-data untuk pencarian pembiayaan dan penanggung jawab VBS (Virtual Banking System).

6) Melaksanakan konsolidasi RAK ataupun Giro antar Bank dengan devisi UUS (Unit Usaha Syariah).

7) Melakukan koodinasi dengankasie umum, kasie pemasaran perihal putusan pembiayaan.

8) Menjaga stabilitas cabang yaitu menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

9) Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank Indonesia juga anggota komite kantor cabang.

10) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang, kasie akuntansi dan pelaporan, SA, supervisor, head teller, penanggung jawab kunci brankas.

(55)

d. Teller

1) Melakukan transaksi tunai dan non tunai, membuat laporan kas, momonitoring posisi saldo kas untuk fungsi kontrol maka ditugaskan untuk melakukan transksi Back Office.

2) Melayani nasabah yang akan membuka rekening.

3) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-target operasional lainnya yang telah ditatapkan oleh cabang.

4) Penanggung jawab kunci kombinasi lemari brankas.

e. Costumer Service (CS)

1) Bertanggung jawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima juga menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara efesien dan efektif namun tetap menjaga kerahasiaan bank.

2) Memonitoring pembukuan rekening simpanan secara reguler.

3) Melakukan koordinasi dengan kasie keuangan dan teller perihal aktivasi rekening simpanan.

4) Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

5) Mengupdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah, menguasai materi KYC ( Know Your Custumer) pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.

6) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-trget operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

7) Memonitoring penggunaan materai.

(56)

f. Penanggung jawab VBS dan Teller Pemindah Bukuan/Back Office 1) Bertanggung jawab atas: transaksi non tunai/Back Office,

monitoring dan pemeliharaan ATI ( Alat Tulis dan Inventaris), jaringan VBS ( Virtual Banking System) dan pemeliharaan komputer termasuk update anti virus.

2) Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : LBUS (Laporan Bank Umum Syariah), SID (Sistem Informasi Debitur), mingguan, pajak-pajak termasuk mengadministrasi file pajak, petugas transaksi jaminan.

3) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahanyang diberikan oleh atasan langsung.

g. SA/Administrasi Pembiayaan

1) Bertanggung jawab atas supporting pembiayaan : administrasi pembiayaan/pencairan pembiayaan, dokumentasi pembiayaan (legal file dan file pembiayaan), asuransi pembiayaan.

2) Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : SID (Sistem Informasi Debitur), LBUS (Laporan Bank Umum Syariah), mingguan.

3) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.

h. Kasie Pemasaran

1) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target unit sebesar Rp.

38.100 milyar untuk DP3 dan Rp. 33.25 milyar untuk pembiayaan.

Gambar

Tabel 2.2 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Gambar 5.1 Prosedur Pembukaan Tabungan

Referensi

Dokumen terkait

Riset ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan metode simpleks dan software bantuan yaitu POM-QM for windows 5.0 agar dapat mempercepat dan mempermudah perhitungan dalam menentukan

Jika pelapor atau orang yang dilaporkan merasa tidak puas dengan keputusan yang diambil atas suatu kekhawatiran, mereka dapat mengajukan banding kepada Ketua Ombudsman dan hal ini

Terjadinya peningkatan tersebut tidak menjamin bahwa konsumen akan selalu loyal pada bengkel Tunas Auto Graha Cabang Kota Lubuk Linggau karena dibalik banyaknya

Dalam Pembuatan akta wasiat (testamen), Notaris memiliki peranan yang lebih spesifik daripada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peranan tersebut membuat Notaris

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 1 huruf i khuluk diartikan sebagai perceraian yang terjadi atas permintaan istri dengan memberikan tebusan atau iwadh kepada dan

Pendidikan agama merupakan salah satu alat untuk dapat membimbing seseorang menjadi orang yang baik terutama dalam pembentukan kepribadian.. Dengan pendidikan agama

Pelatihan guru profesional merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru agar dapat menjadi seorang guru yang profesional

Tingkat upah ini berdasarkan pada tingkat manfaat yang diberikan oleh pekerja, adapun upah yang disepakati itu bisa dipergunakan untuk masa atau kurun waktu tertentu