• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fisika Dasar 2 SKS. Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fisika Dasar 2 SKS. Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 1"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Fisika Dasar

2 SKS

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

1

(2)

Fisika Dasar

2 SKS

(3)

Fisika Dasar

 Tujuan Perkuliahan:

Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan pengertian fenomena dan konsep fisika serta menyelesaikan persoalan fisika secara matematis untuk berbagai topik yaitu mekanika, flluida, termodinamika dan fisika modern, sebagai bekal sarjana farmasi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 3

(4)

Kontrak Perkuliahan

Komponen Perkuliahan dan Evaluasi:

 Kuliah materi (online)

 UTS dan UAS

 Quis

 Tugas dan Diskusi

UTS dan UAS bersifat buku tertutup, boleh pakai kalkulator

Komposisi Nilai Akhir:

 NTS = 0.30 UTS + 0.40 UAS + 0.20 Tugas + 0.10 Kehadiran

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 4

(5)

Buku Referensi:

◦ Fisika Jilid 1 (Giancoli)

◦ Fisika Jilid 1 (Tipler )

◦ Fisika Jilid 1 dan 3 ( Haliday Resnic )

◦ Literatur lainnya………..

 Tambahan:

◦ Tidak ada tugas susulan atau kuis susulan

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 5

(6)

6

No Topik

1 Pendahuluan 2 KInematika 3 Dinamika 4 Energi

5 Hukum Newton 6 Momentum

7 Thermodinamika 8 Fluida statis

9 Fluida dinamis 10 Fisika Modern

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(7)

Menafsirkan fisika

Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan

antara ilmu Fisika dengan ilmu Farmasi.

(8)

Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika

suatu zat baik berupa sifat molekul maupun tentang sifat turunan

suatu zat.

Sedangkan Farmasi menurut Drs. H.

Syamsuni, farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat,

mencampur, meracik, memformulasi, menidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat

dan pengibatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.

Gabungkan kedua ilmu tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang berstandar baik, berefek baik, dan mempunyai kestabilan yang baik pula.

(9)

lmu Fisika sangat mendukung dalam memenuhi kestabilan obat yang baik. Pengetahuan mengenai

sifat fisika molekul zat obat merupakan dasar dalam

penyusunan formula sediaan obat karena sifat fisika molekul obat lah yang akan memengaruhi aspek- aspek formulasi zat obat menjadi

sebuah sediaan farmasi yang memenuhi syarat.

Dengan adanya perkembangan teknologi, Farmasi Fisika juga

dituntut berkembang, bukan hanya mempelajari teknologi

farmasetis, tetapi juga

mempelajari bagaimana sistem penghantaran bekerja dan memberi respons terhadap pasien. Misalnya, teknologi penghantaran obat molekuler,

skala nan, dan mikroskopik.

(10)

APA KAITAN FISIKA DENGAN TEKNOLOGI FARMASI?

Ilmu Farmasi Fisika

menjelaskan pengetahuan dasar farmasi dan membantu seorang farmacist untuk

usahanya . Memprediksi hubungan antara kelarutan, kecepatan disolusi, stabilitas, ketercampuran bahan

dengan mutu suatu produk obat.

(11)

LANJUTAN

Misalnya, pelepasan obat dari sediaan tablet konvensional tergantung pada

kekerasan, porositas, dan sifat permukaan tablet yang akan memfasilitasi masuknya air ke dalam

tablet sehingga tablet bisa pecah.

Proses melarutnya zat aktif yang sudah lepas dari tablet dipengaruhi

oleh isfat-sifat fisika-kimia.

Dengan penerapan ilmu farmasi fisika, dapat ditetapkan beberapa point : 1. Pengukuran kadar zat aktif dengan

menggunakan alat spektrofotometer.

2. Pengujian partikel zat berupa ukuran partikel dalam pembuatan tablet.

3. Waktu kadaluarsa berdasarkan hasil uji pada berbagai kondisi.

4. Mempelajari kestabilan fisika dalam farmasi.

(12)

LANJUTAN

1.) Alat Andreasen

satu alat yang berdasarkan pada prinsip sedimentasi dalam penentuan ukuran partikel .

2.) Piknometer

Suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari sebuah benda padatan dan benda cair.

(13)

3.) Hidrometer

Merupakan suatu alat untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari zat cair.

LANJUTAN

(14)

Kenapa fisika harus di pelajari di

farmasi ?

Ilmu farmasi = ilmu tentang obat yang mempelajari cara membuat,

memformulasikan senyawa obat menjadi sediaan jadi yang dapat beredar di

pasaran.

Ilmu fisika = Mempelajari sifa-sifat fisika suatu zat, baik berupa molekul maupun tentang Sifat turunan suatu zat.

(15)

Terus apa hubungannya fisika dan farmasi?

Dapat dilihat dari pengertian ilmu farmasi sendiri bahwa ilmu farmasi memformulasikan senyawa obat menjadi sebuah sediaan jadi, dan pasti senyawa obat memiliki sifat-sifat fisika yang berbeda antara satu dengan yang liannya, dan sifat fisika ini sangat mempengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi efek obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.

(16)

Sebagian sifat-sifat fisika dari suatu senyawa mencakup massa jenis,

Kelarutan, titik lebur, titik didih, pH, dan lain-lain.

Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang dijadikan obat, jadi murni atau tidaknya suatu zat dapat diketahui dari mengukur sifat-sifat fisika tersebut, selain itu juga sifat-sifat fisika dapat mengiring farmasis dalam

memformulasikan suatu zat yang baik dapat atau tidak dapat di buat menjadi sebuah sediaan yang akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.

(17)

1. Waktu kadaluarsa berdasarkan uji sediaan pada berbagai kondisi.

2. Mengukur kadar zat aktif dengan menggunakan instrumen.

3. Pengukuran partikel zat berupa ukuran partikel dalam pembuatan tablet.

4. Pengujian sifat molekul zat obat agar memastikan kemurnian senyawa.

5. Mempelajari sifat-sifat dan zat aktif bahan pembantu agar dapat menjadi suatu sediaan farmasi yang aman dan

berkualitas.

6. Pengujian obat.

Melalui ilmu fisika seorang farmasis juga dapat menerapkan beberapa hal yaitu:

(18)

Fisika Framasi

Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika (sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, serta

farmakodinamiknya) yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya serta

menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir dari sediaan obat

3

(19)

HUBUNGAN ILMU FARMASI DENGAN ILMU FISIKA

Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup:

Massa jenis

Momen dipol Rotasi optik

Indeks bias

Konstanta dielektrikum Kelarutan

ph

Titik lebur & Titik didih

4

(20)

1. Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat aktif dan excipient (bahan pembantu) agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi yang aman, berkhasiat, dan berkualitas.

2. Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian sifat molekul zat obat agar memastikan tingkat kemurnian senyawa tersebut, sehingga senyawa yang akan diformulasi, benarbenar dipastikan asli dan murni serta memenuhi standar dan syarat.

3. Farmasi Fisika mempelajari kestabilan fisis meliputi kinetika kimia sediaan farmasi yang akan beredar di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut dapat bertahan lama dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat tersebut. Melalui penerapan ilmu farmasi fisika, dapat ditetapkan beberapa point yaitu:

PERANAN ILMU FARMASI FISIKA

Waktu kadaluarsa berdasarkan hasil uji sediaan pada berbagai kondisi dalam ilmu kinetika kimia.

Pengukuran kadar zat aktif dengan

menggunakan alat spektrofotometer.

Pengujian partikel zat berupa ukuran partikel dalam pembuatan tablet

5

(21)

Hubungan antara farmasi dan fisika ambil contoh saja yaitu “KOLOID”

2

4 3

1

Penggunaan koloid dalam

farmasi

Sifat Optik dari Koloid

Penyerapan cahaya

Stabilitas Koloid Tipe dan gerakan

koloid

6

(22)

HUBUNGAN FISIKA DENGAN FARMASI

Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya

Memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat

Memengaruhi efek pengobatan dari obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.

Menentukan kemurnian dari suatu zat yang akan dijadikan obat.

Mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan.

(23)

Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat

dll

(24)

ketika sudah menjadi sediaan obat

Ilmu Farmasi Fisika sangat penting adanya dalam dunia kefarmasian :

mempelajari sifat fisika dari berbagai zat yang digunakan untuk membuat sediaan obat

juga meliputi evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut sehingga mampu membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan pasien

(25)

Farmasi Fisika mempelajari :

sifat-sifat zat aktif dan excipient (bahan pembantu) agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi yang aman,

berkhasiat, dan berkualitas.

(26)

Farmasi Fisika mempelajari bagaimana senyawa tersebut dibantu kelarutannya, misalnya :

Penambahan zat penambah kelarutan

(disebut kosolven) seperti surfaktan berupa tween dan

span, gliserin, dll

Pemilihan zat dalam bentuk turunannya berupa garam misalnya zat dalam bentuk basenya

Kelarutan dibantu dengan adanya reaksi

kompleksometri

senyawa dapat diformulasi dalam bentuk sediaan yang

diperuntukkan bagi zat-zat yang tidak dapat larut yaitu

berupa sediaan suspensi.

(27)

Pengujian tersebut meliputi :

pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer

rotasi optik dengan menggunakan

polarimeter

massa jenis dengan menggunakan

piknometer

viskositas cairan dengan menggunakan

viskometer, dan lain-lain.

(28)

Penerapan Ilmu Farmasi Fisika, Dapat Ditetapkan Beberapa Point

Waktu kadaluarsa berdasarkan hasil uji sediaan pada berbagai kondisi dalam ilmu kinetika kimia

Pengujian partikel zat berupa ukuran partikel dalam pembuatan tablet.

Pengukuran kadar zat aktif dengan menggunakan alat spektrofotometer.

01

02

03

(29)

Farmasi Fisika mempelajari :

kestabilan fisis meliputi kinetika kimia sediaan farmasi yang

akan beredar di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut dapat

bertahan lama dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat tersebut.

(30)

Kesimpulan

7

(31)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 31

(32)

32

PENDAHULUAN

BESARAN, SISTEM SATUAN, dan ANGKA PENTING

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(33)

Angka Penting Angka penting

Definisi : sebagai angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Contoh :

pengukuran dengan mistar 25 mm mempunyai dua angka penting

pengukuran dengan jangka sorong 6,76 cm mempunyai 3 angka penting

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 33

(34)

Agar tidak terjadi salah pengertian, perhatikan aturan penulisan di bawah ini.

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting Contoh : 156,589 mempunyai 6 angka pentin

2. Angka nol yang terletak antara angka-angka bukan nol adalah angka angka penting

Contoh : 1,0008 mempunyai 5 angka penting

3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting kecuali ada penjelasan tambahan

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 34

(35)

4. Angka nol dibelakang koma adalah angka penting Contoh: 1,000 mempunyai 4 angka penting

5. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol bukan angka penting

contoh : 0,0004 mempunyai 1 angka penting; 0,004000 mempunyai 4 angka penting

Bilangan penting dan bilangan Eksak

Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti, yang tidak diragukan lagi.

Misalnya bila kita menghitung jumlah siswa di dalam suatu kelas adalah 50 orang. Jumlah mahasiswa ini termasuk bilangan eksak yang sudah pasti.

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 35

(36)

Aturan - aturan penulisan angka penting

1. Pembulatan

Untuk angka yang lebih dari lima dibulatkan ke atas dan bila kurang dari lima dibulatkan ke bawah. Bila angka yang mau dibulatkan sama dengan 5, maka harus

diperhatikan angka sebelumnya. Jika angka sebelumnya ganjil maka dibulatkan ke atas dan dibulatkan ke bawah bila angka sebelumnya genap.

2. Pada pembagian dan perkalian angka pentingnya sama dengan banyaknya angka penting dari bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit.

Contoh : 75,45 (empat angka penting) x 3,42 (mempunyai 3 angka penting) = 258,039 = 258 (mempunyai 3 angka penting)

3. Hasil pengurangan dan penambahan dari bilangan-bilangan yang mempunyai angka penting, susuai angka dibelakang koma yang paling sedikit.

Contoh : 120,1 (1 angka dibelakang koma) + 2,00 (2 angka dibelakang koma) + 0,356 (tiga angka dibelakang koma) = 122,456 = 122,5 (satu angka dibelakang koma)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 36

(37)

4. Hasil pembagian atau perkalian antara bilangan penting dengan bilangan eksak akan memiliki angka penting sesuai dengan angka penting yang dimiliki bilangan penting itu.

Contoh : Tebal sebuah batu bata 8,89 cm (tiga angka penting). Bila ada 15 batu disusun, maka tingginya menjadi 15 x 8,89 = 133,35 = 133 (tiga angka penting)

5.Hasil memangkatkan suatu bilangan penting, banyak angka penting sama dengan bilangan penting yang dipangkatkan.

Contoh : (2,3)3 = 12,167 = 12 (bilangan yang dipangkatkan mempunyai 2 angka penting, oleh karena itu hasil perpangkatan tersebut harus mempunyai angka penting sebanyak 2)

6. Hasil menarik akar dari suatu bilangan penting harus memiliki banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang diakarkan.

Contoh: 250 = 15,81 = 15,8 (karena yang diakarka mempunyai tiga angka penting, maka hasil akarnya juga harus mempunyai tiga angka

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 37

(38)

SEKIAN

TERIMA KASIH

(39)

Besaran

(40)

BESARAN DAN SATUAN

➢ Besaran

:

Sesuatu yang dapat diukur → dinyatakan dengan angka (kuantitatif) Contoh : panjang, massa, waktu, suhu, dll.

➢ Mengukur

:

Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

contoh : panjang jalan 10 km

Besaran Fisika baru terdefenisi jika : ▪ ada nilainya (besarnya)

▪ ada satuannya

nilai

satuan

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 40

(41)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(42)

➢ Satuan :

Ukuran dari suatu besaran ditetapkan sebagai satuan.

Contoh :

➢ Sistem satuan

: ada 2 macam

1. Sistem Metrik : a. mks (meter, kilogram, sekon) b. cgs (centimeter, gram, sekon) 2. Sistem Non metrik (sistem British)

➢ Sistem Internasional (SI)

Sistem satuan mks yang telah disempurnakan → yang paling banyak dipakai sekarang ini.

Dalam SI :

Ada 7 besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tak berdimensi

▪ meter, kilometer → satuan panjang

▪ detik, menit, jam → satuan waktu

▪ gram, kilogram → satuan massa

▪ dll.

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 42

(43)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(44)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 44

(45)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 45

(46)

Faktor Pengali dalam SI

NO Faktor Nama Simbol

1 10 -18 atto a

2 10 -15 femto f

3 10 -12 piko p

4 10 -9 nano n

5 10 -6 mikro μ

6 10 -3 mili m

7 10 3 kilo K

8 10 6 mega M

9 10 9 giga G

10 10 12 tera T

46 Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(47)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(48)

➢Dimensi

Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.

48

Besaran Turunan

Besaran yang diturunkan dari besaran pokok.

1. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran

2. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan - Metode penjabaran dimensi :

1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri 2. Setiap suku berdimensi sama

- Guna Dimensi :

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(49)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(50)

Besaran Turunan dan Dimensi

NO Besaran Pokok Rumus Dimensi

1 Luas panjang x lebar [L]2

2 Volume panjang x lebar x tinggi [L]3

3 Massa Jenis [m] [L]-3

4 Kecepatan [L] [T]-1

5 Percepatan

[L] [T]-2

6 Gaya massa x percepatan [M] [L] [T]-2

7 Usaha dan Energi gaya x perpindahan [M] [L]2 [T]-2 8 Impuls dan Momentum gaya x waktu [M] [L] [T]-1

50

massa volume perpindahan

waktu kecepatan

waktu

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(51)

Contoh :

a. Tidak menggunakan nama khusus

NO Besaran Satuan Lambang

1 Gaya Newton N

2 Energi Joule J

3 Daya Watt W

4 Frekuensi Hertz Hz

NO Besaran Satuan

1 Kecepatan meter/detik

2 Luas meter 2

51

b. Mempunyai nama khusus

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(52)

NO Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi

1 Panjang Meter m L

2 Massa Kilogram kg M

3 Waktu Sekon s T

4 Arus Listrik Ampere A I

5 Suhu Kelvin K θ

6 Intensitas Cahaya Candela cd j

7 Jumlah Zat Mole mol N

NO Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi

1 Sudut Datar Radian rad -

2 Sudut Ruang Steradian sr -

52

7 Besaran Pokok dalam Sistem internasional (SI)

Besaran Pokok Tak Berdimensi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(53)

1. Tentukan dimensi dan satuannya dalam SI untuk besaran turunan berikut : a. Gaya

b. Berat Jenis c. Tekanan d. Usaha e. Daya Jawab :

b. Berat Jenis = = =

= MLT-2(L-3)

= ML-2T-2satuan kgm-2 berat

volume

Gaya Volume

MLT -2 L3 a. Gaya = massa x percepatan

= M x LT -2

= MLT -2 satuan kgms-2

c. Tekanan = = = MLT gaya -2 satuan kgm-1s-1 luas

MLT -2 L2

d. Usaha = gaya x jarak = MLT -2 x L = ML 2T -2 satuan kgm-2s-2

e. Daya = = = ML usaha 2T -1satuan kgm-2s-1 waktu

ML 2 T -2 T

Contoh Soal

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 53

(54)

2. Buktikan besaran-besaran berikut adalah identik : a. Energi Potensial dan Energi Kinetik

b. Usaha/Energi dan Kalor Jawab :

a. Energi Potensial : Ep = mgh

Energi potensial = massa x gravitasi x tinggi

= M x LT-2x L = ML2T-2 Energi Kinetik : Ek = ½ mv2

Energi Kinetik = ½ x massa x kecepatan2

= M x (LT-1) 2

= ML2T-2

Keduanya (Ep dan Ek) mempunyai dimensi yang sama → keduanya identik

b. Usaha = ML2T-2 Energi = ML2T-2

Kalor = 0.24 x energi = ML2T-2

Ketiganya memiliki dimensi yang sama → identik

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka 54

(55)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(56)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(57)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(58)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(59)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(60)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(61)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(62)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(63)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(64)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(65)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(66)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(67)

Vektor

(68)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(69)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(70)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(71)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(72)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(73)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(74)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(75)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(76)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(77)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(78)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(79)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(80)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(81)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(82)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(83)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(84)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(85)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(86)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

(87)

Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Referensi

Dokumen terkait

Mampu menjelaskan produk ophtalmik: sediaan mata, pembagian sediaan mata, anatomi saluran mata, karakteristik komponen sediaan mata, sediaan mata bentuk larutan dan dispersi,

Farmasi Fisika 2+1 Biofarmasi 2 Farmasetika Dasar 2+1 Farmakokinetika 2 Teknologi Sediaan Farmasi 5+2 Tugas Akhir 6 Kimia Farmasi Analisis II 2+1 Farmakognosi 2+1

Walaupun penentuan oleh Sanger mengenai urutan dari 51 residu asam amino dalam insulin mengantarkankita pada era perangkaian protein, namun kemajuan teknologi

pengaruh faktor formulasi terhadap profil disolusi dan nilai AUC total berdasarkan data yang diperoleh (C6, A4, P5) orang-orang yang mau berpikir Perkuliahan di awali

Mahasiswa mampu melakukan pemisahan protein dari cairan biologi dengan menggunakan larutan garam divalen konsentrasi tinggi (salting out).. (A3, C3,

 Ketepatan dalam memahami cara preparasi sampel dan analisis dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Bentuk Penilaian :

Mahasiswa belajar menghitung penyesuaian dosis, kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep, menimbang berat bahan obat padat dan cair, mengukur volume bahan obat cair,

Batuk disertai dahak dengan konsistensi kental dan warna dahak kehijauan, tidak berbau.. Pada pemeriksaan pasien ditemukan adanya sekret pada hidung, faring hiperemis,