• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 11 Nomor 2 September 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 11 Nomor 2 September 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-8537

9

77 0 21 6 8 5 3 7 21

Volume 11 Nomor 2 September 2014

11 2 Tabanan

September 2014

Hal. 103 -200

(2)

2. Disarankan melakukan penelitian lanjutan di lapangan terbuka (sawah) dengan tanaman sayuran berbagai jenis varietas yang lebih panjang umurnya sehingga nantinya hasil yang didapat bisa digunakan sebagai pembanding dengan hasil penelitian ini, namun perlu diingat faktor iklim saat penanaman jenis varietas tersebut di lapangan, karena respon pertumbuhan tanaman selain ditentukan oleh faktor genotip juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 1997. Bayam Sebagai Sumber Protein dan Hubungannya dengan Plasma Nuftah.

Jakarta : Majalah Pertanian No. 4 tahun 1979 / 1980, Hl 44

Anonimus. 1984. Hortikultura Hama Gema Penyuluhan. Jakarta : Direktorat Tanaman Pangan.

Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Cetakan ke dua. Jakarta : Penerbit PT. Melton Putra.

Harjadi, S.S. 1997. Pengantar Agronomi.

Jakarta : Penerbit PT. Gramedia

Narka ,T. M, IGN. Agung, M. Sudarma. 1985.

Rancangan Percobaan II. Denpasar : Laboratorium Statistik. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana.

Novizan . 2002 Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.

Nurhayati, H., Yusuf, M.N., Lubis, A.M., Sutomo, G., Nugroho, Amin, A.D. Go Ban Hong, Bailey, H.H. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.

Poespodarsono, S. 1998. Tanaman Sayuran.

Malang : Diktat Bahan Kuliah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Seter, I W. 2007. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) di Lahan Sawah (skripsi). Tabanan : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Tabanan.

Suarsa, I.W. 2005. Pengaruh Naungan dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Tabanan : Fakultas Pertanian Untab.

Sukadana. I.W. 1999. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). (skripsi). Tabanan : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Tabanan.

Thompson, H.C., Kelly, W.C. 1957. Vegetables Crop. New York : McGraw Hill. 545 – 561 p.

Widiyazid. 1997. Pola dan Karakter Usaha Tani Peri Urban. Denpasar : Makalah Aplikasi Teknologi Usaha Tani Peri Urban IP2TP.

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH KAMAR TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA

PERHOTELAN DI KABUPATEN TABANAN

NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

ABSTRAK

Kunjungan wisata pada obyek wisata yang berada di Kabupaten Tabanan akan membutuhkan jasa pelayanan, termasuk didalamnya jasa penginapan. Meningkatnya jumlah kunjungan di Kabupaten Tabanan tentu ada sebagian wisatawan yang langsung menginap, sehingga dibutuhkan jumlah kamar hotel yang lebih banyak, serta juga membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk melayani wisatawan selama dia menginap atau hanya sEkedar berkunjung pada obyek-obyek pariwisata yang berada di wilayah Kabupaten Tabanan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, serta apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, dan apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu anilisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya baik secara parsial maupun simultan, dimana jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar sebagai variabel bebas dan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan sebagai variabel terikat.

Berdasarkan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi Y = 906,558 + 0,002 X

1

+ 0,089 X

2.

Intercept (bo) diperoleh sebesar 906,558 (bertanda positif), artinya apabila tidak ada penambahan jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) sebesar nol orang dan tidak ada penambahan jumlah kamar (X

2

), maka rata-rata penyerapan tenaga kerja sebesar 907 orang per tahun. Koefisien regresi (b

1

) untuk variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) diperoleh sebesar 0,002 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 1000 orang, maka penyerapan tenaga kerja akan naik rata-rata sebesar 2 orang setiap tahun dengan asumsi bahwa variabel jumlah kamar (X

2

) adalah konstan. Koefisien regresi (b

2

) untuk variabel jumlah kamar (X

2

) diperoleh sebesar 0,089 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kamar (X

2

) satu buah, maka penyerapan tenaga kerja naik rata-rata sebesar 0,089 orang dalam satu tahun atau kenaikan jumlah kamar 1000 buah menyebabkan adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan sebanyak 89 orang, dengan asumsi bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) konstan. Selanjutnya dilakukan uji t maupun Uji F, untuk uji pengaruh jumlah kunjungan (X

1

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan, nilai t hitung sebesar 1,930 dan signifikasinya adalah sebesar 0,022, berarti jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung karena t hitung > t tabel (1,930 > 1,860), selanjutnya uji jumlah kamar (X

2

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, nilai t hitung sebesar 0,115 dan signifikasinya adalah sebesar 0,912, berarti jumlah kamar mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0,115 < 1,860, sedangkan uji F diketahui nilai F

ratio

sebesar 21,744, dan nilai F

tabel

dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 4,46 ternyata F

ratio

lebih besar dari F

tabel

, (21,744 > 4,46). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel-variabel jumlah kunjungan dan jumlah kamarsecara serempak atau bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

187

(3)

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 1,930 > 1,860. 2) Jumlah kamar mempunyai pengaruh positif dan tidak nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0,115 < 1,860. 3) Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena F hitung lebih besar dari F tabel atau 21,744 > 4,46.

Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Pemerintah Kabupaten Tabanan diusahakan lebih sering melakukan promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar wisatawan yang datang berkunjung tidak hanya sekedar melihat obyek-obyek pariwisata, tetapi juga mau menginap pada hotel-hotel di Kabupaten Tabanan. 2) Pengusaha perhotelan hendaknya secara terus menerus meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, agar mereka betah, sehingga mau menginap lebih lama serta mereka nantinya dapat menjadi promosi yang efektif bagi sanak keluarga dan kenalannya di tempat tinggalnya sehingga hal ini akan menggairahkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta dapat menekan angka pengangguran.

Keyword: Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Kamar dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Usaha Perhotelan di Kabupaten Tabanan.

PENDAHULUAN

Sektor pariwisata mempunyai peran dan fungsi strategis dalam pembangunan perekonomian daerah Bali. Di samping sebagai penghasil devisa juga memacu dan menggerakan sektor-sektor ekonomi serta membuka berbagai lapangan pekerjaan, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Pengembangan pariwisata sebagai industri merupakan suatu hal yang penting bagi banyak negara termasuk Indonesia (khususnya Bali). Sektor pariwisata merupakan salah satu unsur kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan untuk penerimaan daerah. Penyerapan tenaga kerja total dari sektor pariwisata merupakan salah satu indikator yang sangat penting yang menunjukkan kuat lemahnya ekonomi suatu daerah. Penyerapan tenaga kerja devisa yang cukup besar dari sektor pariwista bagi daerah Bali merupakan suatu jaminan bagi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.

Mencermati perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis

dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan peluang sekaligus tantangan bagi dunia kepariwisataan Bali. Sebagai pusat Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia, Bali selama ini konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan, yaitu sektor yang dijadikan tumpuan perekonomian Bali disamping sektor pertanian. Wisatawan yang datang berkunjung membawa valuta asing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membeli barang untuk oleh-oleh selama mereka berada di wilayah Bali, disamping itu ada beberapa

wisatawan yang juga melakukan aktivitas bisnis seperti misalnya bisnis cinderamata, hal ini tentu juga berdampak terhadap penerimaan devisa.

Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali dari tahun ke tahun dalam lima tahun terakhir secara absolut mengalami peningkatan namun cenderung berfluktuasi seiring dengan perkembangan gejolak sosial, gejolak politik dan gejolak ekonomi.

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Bali Periode Tahun 2009 – 2013.

Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara

(orang)

Pertumbuh (%) an 2009

2010 2011 2012 2013

2.385.122 2.576.142

2.826.709 2.949.332 3.278.598

8,01 - 9,73 4,34 11,16 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Tahun 2014

Kabupaten Tabanan adalah merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Provinsi Bali yang banyak memiliki obyek yang menarik, sehingga banyak mendapat kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dari sejumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tabanan hanya sebagian kecil yang menginap di Kabupaten ini, kebanyakan dari wisatawan yang berkunjung setelah mereka puas menikmati obyek wisata yang jumlahnya sangat banyak akan balik lagi untuk menginap pada hotel-hotel yang berada di kabupaten lain seperti

Kabupaten Badung, Gianyar dan Kota Denpasar.

Jumlah hotel di Kabupaten Tabanan tahun 2013 adalah 96 buah terdiri dari 2 buah hotel berbintang dan 94 buah hotel non bintang, dengan jumlah kamar sebanyak 1.294 buah dan 1.592 buah tempat tidur. Jumlah kamar terbanyak berada di Kecamatan Kediri yaitu sebanyak 342 kamar dan jumlah kamar yang terendah berada di Kecamatan Penebel yaitu sebanyak 39, sedangkan hotel berbintang hanya terdapat pada Kecamatan Kerambitan dan Kecamatan Kediri masing- masing sebanyak satu buah. Banyaknya hotel berbintang dan non bintang di Kabupaten Tabanan adalah seperti Tabel 2.

Tabel 2. Banyaknya Hotel Berbintang dan Non Bintang di Kabupaten Tabanan tahun 2013 Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Hotel

Bintang Hotel Bintang Non

Jumlah Kamar 1 2

3 4 5 6 7 8 9 10

Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg Timur

1 - 1 - - - - - - -

7 - 23 4 20 5 6 8 16 5

58 48 274 342 228 48 39 60 122 75

Sumber: BPS Kabupaten Tabanan Tahun 2014 Kunjungan wisatawan khususnya wisatawan asing ke Kabupaten Tabanan serta dengan perubahan kurs dolar Amerika yang terjadi, akan berdampak terhadap kegiatan kepariwisataan di Tabanan dan umumnya di Bali, sehingga hal ini akan dapat meningkatkan penerimaan devisa secara langsung dan secara tidak langsung juga dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Tabanan, karena kegiatan kepariwisataan tersebut adalah juga merupakan kegiatan ekonomi. Kunjungan wisatawan juga berdampak pada permintaan sarana penginapan seperti hotel, meningkatnya jumlah kunjungan wisawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara akan menyebabkan meningkatnya permintaan kamar hotel, hal ini juga akan berdampak pada penyerapan tenga kerja pada sektor kepariwisataan khususnya pada usaha perhotelan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara jumlah

kunjungan wisatwan dan jumlah kamar dengan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan. Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan imformasi khususnya di bidang kepariwisataan, dan juga sebagai bacaan ilmiah bagi rekan-rekan mahasiwa yang nantinya meneliti masalah yang sejenis, serta dapat dipergunakan sebagai masukan kepada pengambil kebijaksanaan, mengenai perbandingan antara menjamurnya usaha perhotelan dengan tenaga kerja yang diserapnya.

pemerintah sebagai referensi dan informasi dalam mengambil langkah-langkah atau kebijakan dalam hal kependudukan, khususnya mengatur konsumsi pemerintah, karena keterbatasan pendapatan.

HIPOTESIS DAN METODELOGI PENELITIAN

Hipotesis

1. Jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah

kamar secara parsial berpengaruh positif dan

nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada

usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

(4)

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 1,930 > 1,860. 2) Jumlah kamar mempunyai pengaruh positif dan tidak nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0,115 < 1,860. 3) Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena F hitung lebih besar dari F tabel atau 21,744 > 4,46.

Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Pemerintah Kabupaten Tabanan diusahakan lebih sering melakukan promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar wisatawan yang datang berkunjung tidak hanya sekedar melihat obyek-obyek pariwisata, tetapi juga mau menginap pada hotel-hotel di Kabupaten Tabanan. 2) Pengusaha perhotelan hendaknya secara terus menerus meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, agar mereka betah, sehingga mau menginap lebih lama serta mereka nantinya dapat menjadi promosi yang efektif bagi sanak keluarga dan kenalannya di tempat tinggalnya sehingga hal ini akan menggairahkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta dapat menekan angka pengangguran.

Keyword: Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Kamar dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Usaha Perhotelan di Kabupaten Tabanan.

PENDAHULUAN

Sektor pariwisata mempunyai peran dan fungsi strategis dalam pembangunan perekonomian daerah Bali. Di samping sebagai penghasil devisa juga memacu dan menggerakan sektor-sektor ekonomi serta membuka berbagai lapangan pekerjaan, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Pengembangan pariwisata sebagai industri merupakan suatu hal yang penting bagi banyak negara termasuk Indonesia (khususnya Bali). Sektor pariwisata merupakan salah satu unsur kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan untuk penerimaan daerah. Penyerapan tenaga kerja total dari sektor pariwisata merupakan salah satu indikator yang sangat penting yang menunjukkan kuat lemahnya ekonomi suatu daerah. Penyerapan tenaga kerja devisa yang cukup besar dari sektor pariwista bagi daerah Bali merupakan suatu jaminan bagi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.

Mencermati perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis

dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan peluang sekaligus tantangan bagi dunia kepariwisataan Bali. Sebagai pusat Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia, Bali selama ini konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan, yaitu sektor yang dijadikan tumpuan perekonomian Bali disamping sektor pertanian. Wisatawan yang datang berkunjung membawa valuta asing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membeli barang untuk oleh-oleh selama mereka berada di wilayah Bali, disamping itu ada beberapa

wisatawan yang juga melakukan aktivitas bisnis seperti misalnya bisnis cinderamata, hal ini tentu juga berdampak terhadap penerimaan devisa.

Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali dari tahun ke tahun dalam lima tahun terakhir secara absolut mengalami peningkatan namun cenderung berfluktuasi seiring dengan perkembangan gejolak sosial, gejolak politik dan gejolak ekonomi.

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Bali Periode Tahun 2009 – 2013.

Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara

(orang)

Pertumbuh (%) an 2009

2010 2011 2012 2013

2.385.122 2.576.142

2.826.709 2.949.332 3.278.598

8,01 - 9,73 4,34 11,16 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Tahun 2014

Kabupaten Tabanan adalah merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Provinsi Bali yang banyak memiliki obyek yang menarik, sehingga banyak mendapat kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dari sejumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tabanan hanya sebagian kecil yang menginap di Kabupaten ini, kebanyakan dari wisatawan yang berkunjung setelah mereka puas menikmati obyek wisata yang jumlahnya sangat banyak akan balik lagi untuk menginap pada hotel-hotel yang berada di kabupaten lain seperti

Kabupaten Badung, Gianyar dan Kota Denpasar.

Jumlah hotel di Kabupaten Tabanan tahun 2013 adalah 96 buah terdiri dari 2 buah hotel berbintang dan 94 buah hotel non bintang, dengan jumlah kamar sebanyak 1.294 buah dan 1.592 buah tempat tidur. Jumlah kamar terbanyak berada di Kecamatan Kediri yaitu sebanyak 342 kamar dan jumlah kamar yang terendah berada di Kecamatan Penebel yaitu sebanyak 39, sedangkan hotel berbintang hanya terdapat pada Kecamatan Kerambitan dan Kecamatan Kediri masing- masing sebanyak satu buah. Banyaknya hotel berbintang dan non bintang di Kabupaten Tabanan adalah seperti Tabel 2.

Tabel 2. Banyaknya Hotel Berbintang dan Non Bintang di Kabupaten Tabanan tahun 2013 Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Hotel

Bintang Hotel Bintang Non

Jumlah Kamar 1 2

3 4 5 6 7 8 9 10

Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg Timur

1 - 1 - - - - - - -

7 - 23 4 20 5 6 8 16 5

58 48 274 342 228 48 39 60 122 75

Sumber: BPS Kabupaten Tabanan Tahun 2014 Kunjungan wisatawan khususnya wisatawan asing ke Kabupaten Tabanan serta dengan perubahan kurs dolar Amerika yang terjadi, akan berdampak terhadap kegiatan kepariwisataan di Tabanan dan umumnya di Bali, sehingga hal ini akan dapat meningkatkan penerimaan devisa secara langsung dan secara tidak langsung juga dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Tabanan, karena kegiatan kepariwisataan tersebut adalah juga merupakan kegiatan ekonomi. Kunjungan wisatawan juga berdampak pada permintaan sarana penginapan seperti hotel, meningkatnya jumlah kunjungan wisawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara akan menyebabkan meningkatnya permintaan kamar hotel, hal ini juga akan berdampak pada penyerapan tenga kerja pada sektor kepariwisataan khususnya pada usaha perhotelan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara jumlah

kunjungan wisatwan dan jumlah kamar dengan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Apakah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan imformasi khususnya di bidang kepariwisataan, dan juga sebagai bacaan ilmiah bagi rekan-rekan mahasiwa yang nantinya meneliti masalah yang sejenis, serta dapat dipergunakan sebagai masukan kepada pengambil kebijaksanaan, mengenai perbandingan antara menjamurnya usaha perhotelan dengan tenaga kerja yang diserapnya.

pemerintah sebagai referensi dan informasi dalam mengambil langkah-langkah atau kebijakan dalam hal kependudukan, khususnya mengatur konsumsi pemerintah, karena keterbatasan pendapatan.

HIPOTESIS DAN METODELOGI PENELITIAN

Hipotesis

1. Jumlah kunjungan wisatawan dan Jumlah kamar secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

189

(5)

2. Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Tabanan. Hal ini disebabkan Kabupaten Tabanan adalah salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki banyak obyek wisata terkenal dan sangat menarik, seperti obyek wisata Pura Tanah Lot, Kebun Raya, Pura Beratan, Alas Kedaton dan yang lainnya, sehingga hal ini banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tabanan. Sedangkan obyek penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing, jumlah kamar dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tabanan tahun periode tahun 2005 -2013.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi linear berganda yaitu analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengujian dilakukan dengan uji t (uji farsial) dan uji F (uji serempak). Adapun persamaan regresinya menurut Nata Wirawan (1998) adalah sebagai berikut :

di mana :

Y = Penyerapan tenaga kerja

0

= Intercept (konstanta)

X

1

= Jumlah kunjungan wisatawan dalam satuan orang.

X

2

= Jumlah kamar dalam satuan buah

1

2

= Parameter yang ditaksir

ei = Eror term (faktor pengganggu) yang dalam hal ini merupakan faktor–faktor yang tidak dimasukkan dalam model.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji:

1. Pengujian secara parsial (Uji t), yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lain dianggap konstan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap terikat, dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien regresi masing- masing variabel bebas. Pada pengujian hipotesis, nilai t-hitung harus dibandingkan

dengan t-tabel pada derajat keyakinan tertentu. Nilai t-hitung diperoleh dengan formulasi :

t

i

=

) ( Se 

i i

Keterangan:

t

i

= Besarnya nilai t-hitung βi = Koefisien variabel bebas Se (βi) = Standar error βi

2. Pengujian secara simultan (Uji F), yaitu dipergunakan untuk pengujian variabel- variabel bebas secara serempak atau simultan terhadap variabel terikat yang terdapat dalam model. Menurut Gujarati (1998), nilai F dapat diperoleh dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

) /(

) 1 (

) 1 /(

2 2

k N R

k F R

 

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Kabupaten Tabanan

Tabanan merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kotamadya yang ada di daerah tingkat I Bali. Kabupaten Luas kabupaten Tabanan yaitu 83.933 km

2

. Adapun batas-batas kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :

1. Disebelah Utara : Kabupaten Buleleng 2. Disebelah Selatan : Samudra Indonesia 3. Disebelah Barat : Kabupaten Jembrana 4. Disebelah Timur : kabupaten Badung

Luas Kabupaten Tabanan terbagi dalam 10 Kecamatan, dengan masing-masing luas sebagai berikut :

1. Kecamatan Tabanan dengan luas wilayah 51,40 km

2

mempunyai 11 desa

2. Kecamatan Kediri dengan luas wilayah 53,60 km

2

, mempunyai 15 Desa.

3. Kecamatan Kerambitan dengan luas wilayah 42,39 km

2

, mempunyai 15 Desa.

4. Kecamatan Selemadeg dengan luas wilayah 52,05 km

2

, mempunyai 10 Desa.

5. Kecamatan Pupuan dengan luas wilayah 179,02 km

2

, mempunyai 15 desa.

6 Kecamatan Penebel dengan luas wilayah 141,98 km

2

, mempunyai 15 Desa.

7. Kecamatan Marga dengan luas wilayah 44,79 km

2

, mempunyai 12 Desa

8. Kecamatan Baturiti dengan luas wilayah 99,17 km

2

, mempunyai 12 Desa

9 Selemadeg Timur dengan luas wilayah 54,78 km

2

, mempunyai 10 Desa

 = 

0

+ 

1

X

1

+ 

2

X

2

+ ei

10. Selemadeg Barat dengan luas wilayah 120,15 km

2

, mempunyai 11 Desa

Ke 10 kecamatan, beserta luas tanah, jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan

kepadatan penduduk di Kabupaten Tabanan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Kecamatan dan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Tabanan Tahun 2013

N0 Kecamatan Luas Tanah

(Km

2

) Jumlah Penduduk

(Orang) Kepadatan

(Km

2

) Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 10 9

Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Timur Selemadeg Barat

52,05 42,39 51,40 53,60 44,79 99,17 141,98 179,02 54,78 120,15

10.775 19.775 35.298 39.489 21.554 26.471 24.682 21.466 12.095 11.047

11.145 20.242 35.211 38.824 22.615 26.847 25.998 21.227 12.120 11.150

21.920 40.017 70.509 78.313 44.169 53.318 50.680 42.693 24.215 22.199

421 944 1.372 1.461

986 538 357 238 442 185

Jumlah 839,33 222.652 225.381 448.033 534

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan Tahun 2014 Berdasarkan tabel 3 tersebut, Kecamatan

pupuan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah yang terluas yaitu 179,02 Km

2

, sedangkan Kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Selemadeg 11,145 Km

2

, hal inikan disebabkan oleh karena Selemadeg dimekarkan menjadi tiga Kecamatan yaitu Kematan Selemadeg, Selemadeg Timur dan Selemadeg Barat. Kecamatan yang jumlah penduduknya terbanyak adalah Kecamatan Kediri yaitu 78.313 Jiwa yang terdiri dari 39.482 jiwa laki-laki dan 38.824 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan sebesar 1.461 Km

2

.

Analisis Regresi Linear Berganda Dan Uji Hipotesis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor jumlah kunjungan wisatawan dan faktor jumlah kamar terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tabanan. Analisis regresi linear berganda juga digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas (jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar) terhadap variabel terikat (penyerapan tenaga kerja). Selanjutnya setelah besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diketahui yang ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi, maka diuji dengan uji t secara parsial dan uji F secara bersama-sama.

Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression

Variabel Bebas Koefisien

Regresi t Sig

Jumlah kunjungan wisatawan (X1) Jumlah Kamar (X2)

0,002 0,089

1,930 0,115

0.02 2 0.91

2 Konstanta

Koefisien determinasi (R2) F ratio

Signfikansi

= 906,558

= 0,845

= 21,744

= 0,001

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = 906,558 + 0,002 X

1

+ 0,089 X

2

(6)

2. Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Tabanan. Hal ini disebabkan Kabupaten Tabanan adalah salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki banyak obyek wisata terkenal dan sangat menarik, seperti obyek wisata Pura Tanah Lot, Kebun Raya, Pura Beratan, Alas Kedaton dan yang lainnya, sehingga hal ini banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tabanan. Sedangkan obyek penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing, jumlah kamar dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tabanan tahun periode tahun 2005 -2013.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi linear berganda yaitu analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengujian dilakukan dengan uji t (uji farsial) dan uji F (uji serempak). Adapun persamaan regresinya menurut Nata Wirawan (1998) adalah sebagai berikut :

di mana :

Y = Penyerapan tenaga kerja

0

= Intercept (konstanta)

X

1

= Jumlah kunjungan wisatawan dalam satuan orang.

X

2

= Jumlah kamar dalam satuan buah

1

2

= Parameter yang ditaksir

ei = Eror term (faktor pengganggu) yang dalam hal ini merupakan faktor–faktor yang tidak dimasukkan dalam model.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji:

1. Pengujian secara parsial (Uji t), yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lain dianggap konstan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap terikat, dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien regresi masing- masing variabel bebas. Pada pengujian hipotesis, nilai t-hitung harus dibandingkan

dengan t-tabel pada derajat keyakinan tertentu. Nilai t-hitung diperoleh dengan formulasi :

t

i

=

) ( Se 

i i

Keterangan:

t

i

= Besarnya nilai t-hitung βi = Koefisien variabel bebas Se (βi) = Standar error βi

2. Pengujian secara simultan (Uji F), yaitu dipergunakan untuk pengujian variabel- variabel bebas secara serempak atau simultan terhadap variabel terikat yang terdapat dalam model. Menurut Gujarati (1998), nilai F dapat diperoleh dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

) /(

) 1 (

) 1 /(

2 2

k N R

k F R

 

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Kabupaten Tabanan

Tabanan merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kotamadya yang ada di daerah tingkat I Bali. Kabupaten Luas kabupaten Tabanan yaitu 83.933 km

2

. Adapun batas-batas kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :

1. Disebelah Utara : Kabupaten Buleleng 2. Disebelah Selatan : Samudra Indonesia 3. Disebelah Barat : Kabupaten Jembrana 4. Disebelah Timur : kabupaten Badung

Luas Kabupaten Tabanan terbagi dalam 10 Kecamatan, dengan masing-masing luas sebagai berikut :

1. Kecamatan Tabanan dengan luas wilayah 51,40 km

2

mempunyai 11 desa

2. Kecamatan Kediri dengan luas wilayah 53,60 km

2

, mempunyai 15 Desa.

3. Kecamatan Kerambitan dengan luas wilayah 42,39 km

2

, mempunyai 15 Desa.

4. Kecamatan Selemadeg dengan luas wilayah 52,05 km

2

, mempunyai 10 Desa.

5. Kecamatan Pupuan dengan luas wilayah 179,02 km

2

, mempunyai 15 desa.

6 Kecamatan Penebel dengan luas wilayah 141,98 km

2

, mempunyai 15 Desa.

7. Kecamatan Marga dengan luas wilayah 44,79 km

2

, mempunyai 12 Desa

8. Kecamatan Baturiti dengan luas wilayah 99,17 km

2

, mempunyai 12 Desa

9 Selemadeg Timur dengan luas wilayah 54,78 km

2

, mempunyai 10 Desa

 = 

0

+ 

1

X

1

+ 

2

X

2

+ ei

10. Selemadeg Barat dengan luas wilayah 120,15 km

2

, mempunyai 11 Desa

Ke 10 kecamatan, beserta luas tanah, jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan

kepadatan penduduk di Kabupaten Tabanan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Kecamatan dan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Tabanan Tahun 2013

N0 Kecamatan Luas Tanah

(Km

2

) Jumlah Penduduk

(Orang) Kepadatan

(Km

2

) Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 10 9

Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Timur Selemadeg Barat

52,05 42,39 51,40 53,60 44,79 99,17 141,98 179,02 54,78 120,15

10.775 19.775 35.298 39.489 21.554 26.471 24.682 21.466 12.095 11.047

11.145 20.242 35.211 38.824 22.615 26.847 25.998 21.227 12.120 11.150

21.920 40.017 70.509 78.313 44.169 53.318 50.680 42.693 24.215 22.199

421 944 1.372 1.461

986 538 357 238 442 185

Jumlah 839,33 222.652 225.381 448.033 534

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan Tahun 2014 Berdasarkan tabel 3 tersebut, Kecamatan

pupuan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah yang terluas yaitu 179,02 Km

2

, sedangkan Kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Selemadeg 11,145 Km

2

, hal inikan disebabkan oleh karena Selemadeg dimekarkan menjadi tiga Kecamatan yaitu Kematan Selemadeg, Selemadeg Timur dan Selemadeg Barat. Kecamatan yang jumlah penduduknya terbanyak adalah Kecamatan Kediri yaitu 78.313 Jiwa yang terdiri dari 39.482 jiwa laki-laki dan 38.824 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan sebesar 1.461 Km

2

.

Analisis Regresi Linear Berganda Dan Uji Hipotesis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor jumlah kunjungan wisatawan dan faktor jumlah kamar terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tabanan. Analisis regresi linear berganda juga digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas (jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar) terhadap variabel terikat (penyerapan tenaga kerja). Selanjutnya setelah besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diketahui yang ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi, maka diuji dengan uji t secara parsial dan uji F secara bersama-sama.

Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression

Variabel Bebas Koefisien

Regresi t Sig

Jumlah kunjungan wisatawan (X1) Jumlah Kamar (X2)

0,002 0,089

1,930 0,115

0.02 2 0.91

2 Konstanta

Koefisien determinasi (R2) F ratio

Signfikansi

= 906,558

= 0,845

= 21,744

= 0,001

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = 906,558 + 0,002 X

1

+ 0,089 X

2

191

(7)

Persamaan regresi linear berganda di atas dapat dijelaskan koefisien-koefisien regresinya masing-masing sebagai berikut:

1. Intercept (bo) diperoleh sebesar 906,558 (bertanda positif), artinya apabila tidak ada penambahan jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) sebesar nol orang dan tidak ada penambahan jumlah kamar (X

2

), maka rata- rata penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan sebesar 907 orang per tahun.

2. Koefisien regresi (b

1

) untuk variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) diperoleh sebesar 0,002 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 1000 orang, maka penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan akan naik rata-rata sebesar 2 orang setiap tahun dengan asumsi bahwa variabel jumlah kamar (X

2

) adalah konstan.

3. Koefisien regresi (b

2

) untuk variabel jumlah kamar (X

2

) diperoleh sebesar 0,089 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kamar (X

2

) satu buah, maka penyerapan tenaga kerja naik rata-rata sebesar 0,089 orang dalam satu tahun atau kenaian jumlah kamar 1000 buah menyebabkan adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan sebanyak 89 oranga, dengan asumsi bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) konstan.

Uji hipotesis secara parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing- masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis yang menyatakan bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawa mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan diterima atau ditolak.

Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. Nilai t tabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 1,860.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui besarnya nilai t hitung, dan tingkat signifikansinya.

1. Pengaruh jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha

perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai t hitungnya diperoleh sebesar 1,930, sedangkan nilai t tabelnya dengan derajat bebas 5% atau t diperoleh sebesar 1,860.

Oleh karena t hitung > t tabel (1,930 >

1,860), dan signifikasinya adalah sebesar 0,022, maka Ho ditolak Ha diterima, berarti jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Pengaruh jumlah kamar (X

2

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan . Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,115 sedangkan nilai t tabelnya dengan derajat bebas 5% diperoleh sebesar 1,860. Oleh karena t hitung< t tabel (0,115 < 1,860), dan signifikansinya adalah sebesar 0,912, maka Ho diterima Ha ditolak berarti jumlah kamar (X

2

) mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan (Y) secara tidak nyata /non signifikan.

Uji F diperoleh nilai F

ratio

sebesar 21,744, sedangkan nilai F

tabel

dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 4,46 ternyata F

ratio

lebih besar dari F

tabel

, (21,744 > 4,46). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel-variabel jumlah kujungan wisatawan (X

1

), dan jumlah kamar (X

2

) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan (Y) di Kabupaten Tabanan.

Besarnya pengaruh kedua variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat secara serempak dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasinya (R

2

). Pada tabel 4 diketahui R

2

adalah sebesar 0,845. Ini berarti bahwa variasi penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan sebesar 84,5 % ditentukan oleh variasi variabel jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar, sedangkan sisanya sebesar 5,5 % di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t

hitung lebih besar dari t tabel atau 1,930 >

1,860.

2. Jumlah kamar mempunyai pengaruh positif dan tidak nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0,115 <

1,860.

3. Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena F hitung lebih besar dari F tabel atau 21,744 > 4,46.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disaran sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Tabanan diusahakan lebih sering melakukan promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar wisatawan yang datang berkunjung tidak hanya sekedar melihat obyek-obyek pariwisata, tetapi juga mau menginap pada hotel-hotel di Kabupaten Tabanan.

2. Pengusaha perhotelan hendaknya secara terus menerus meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, agar mereka betah, sehingga mau menginap lebih lama serta mereka nantinya dapat menjadi promosi yang efektif bagi sanak

keluarga dan kenalannya di tempat tinggalnya sehingga hal ini akan menggairahkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta dapat menekan angka pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Propinsi Bali. 2013. Bali Dalam Angka Tahun 2012. Denpasar: BPS Provinsi Bali.

Biro Pusat Statistik. 2014. Tabanan Dalam Angka Tahun 2013. Laporan Tahunan. Tabanan: BPS Kabupaten Tabanan.

Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar (terjemahan Sumarnojain). Jakarta: Erlangga

Nata Wirawan. 1998. Statistik Inferensial Untuk Ekonomi dan Bisnis. Denpasar: Pustaka Semesta.

Erawan. 1994. Pengetahuan Produk Pariwisata Nusantara. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik.

Pendit, S. 1986. Pengantar Pariwisata Sebuah Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Spillane, James. 1993. Pariwisata Indonesia

Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarts: Kanisius.

Yoeti. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

(8)

Persamaan regresi linear berganda di atas dapat dijelaskan koefisien-koefisien regresinya masing-masing sebagai berikut:

1. Intercept (bo) diperoleh sebesar 906,558 (bertanda positif), artinya apabila tidak ada penambahan jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) sebesar nol orang dan tidak ada penambahan jumlah kamar (X

2

), maka rata- rata penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan sebesar 907 orang per tahun.

2. Koefisien regresi (b

1

) untuk variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) diperoleh sebesar 0,002 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 1000 orang, maka penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan akan naik rata-rata sebesar 2 orang setiap tahun dengan asumsi bahwa variabel jumlah kamar (X

2

) adalah konstan.

3. Koefisien regresi (b

2

) untuk variabel jumlah kamar (X

2

) diperoleh sebesar 0,089 (bertanda positif) artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah atau setiap kenaikan jumlah kamar (X

2

) satu buah, maka penyerapan tenaga kerja naik rata-rata sebesar 0,089 orang dalam satu tahun atau kenaian jumlah kamar 1000 buah menyebabkan adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan sebanyak 89 oranga, dengan asumsi bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) konstan.

Uji hipotesis secara parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing- masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis yang menyatakan bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawa mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan diterima atau ditolak.

Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. Nilai t tabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 1,860.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui besarnya nilai t hitung, dan tingkat signifikansinya.

1. Pengaruh jumlah kunjungan wisatawan (X

1

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha

perhotelan di Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai t hitungnya diperoleh sebesar 1,930, sedangkan nilai t tabelnya dengan derajat bebas 5% atau t diperoleh sebesar 1,860.

Oleh karena t hitung > t tabel (1,930 >

1,860), dan signifikasinya adalah sebesar 0,022, maka Ho ditolak Ha diterima, berarti jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan.

2. Pengaruh jumlah kamar (X

2

) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan . Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,115 sedangkan nilai t tabelnya dengan derajat bebas 5% diperoleh sebesar 1,860. Oleh karena t hitung< t tabel (0,115 < 1,860), dan signifikansinya adalah sebesar 0,912, maka Ho diterima Ha ditolak berarti jumlah kamar (X

2

) mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan (Y) secara tidak nyata /non signifikan.

Uji F diperoleh nilai F

ratio

sebesar 21,744, sedangkan nilai F

tabel

dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 4,46 ternyata F

ratio

lebih besar dari F

tabel

, (21,744 > 4,46). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel-variabel jumlah kujungan wisatawan (X

1

), dan jumlah kamar (X

2

) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan (Y) di Kabupaten Tabanan.

Besarnya pengaruh kedua variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat secara serempak dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasinya (R

2

). Pada tabel 4 diketahui R

2

adalah sebesar 0,845. Ini berarti bahwa variasi penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan sebesar 84,5 % ditentukan oleh variasi variabel jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar, sedangkan sisanya sebesar 5,5 % di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t

hitung lebih besar dari t tabel atau 1,930 >

1,860.

2. Jumlah kamar mempunyai pengaruh positif dan tidak nyata secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0,115 <

1,860.

3. Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah kamar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha perhotelan di Kabupaten Tabanan, karena F hitung lebih besar dari F tabel atau 21,744 > 4,46.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disaran sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Tabanan diusahakan lebih sering melakukan promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar wisatawan yang datang berkunjung tidak hanya sekedar melihat obyek-obyek pariwisata, tetapi juga mau menginap pada hotel-hotel di Kabupaten Tabanan.

2. Pengusaha perhotelan hendaknya secara terus menerus meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, agar mereka betah, sehingga mau menginap lebih lama serta mereka nantinya dapat menjadi promosi yang efektif bagi sanak

keluarga dan kenalannya di tempat tinggalnya sehingga hal ini akan menggairahkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta dapat menekan angka pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Propinsi Bali. 2013. Bali Dalam Angka Tahun 2012. Denpasar:

BPS Provinsi Bali.

Biro Pusat Statistik. 2014. Tabanan Dalam Angka Tahun 2013. Laporan Tahunan. Tabanan:

BPS Kabupaten Tabanan.

Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar (terjemahan Sumarnojain). Jakarta:

Erlangga

Nata Wirawan. 1998. Statistik Inferensial Untuk Ekonomi dan Bisnis. Denpasar: Pustaka Semesta.

Erawan. 1994. Pengetahuan Produk Pariwisata Nusantara. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik.

Pendit, S. 1986. Pengantar Pariwisata Sebuah Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Spillane, James. 1993. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarts:

Kanisius.

Yoeti. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Bandung: Angkasa

193

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ni Kadek Widiasih atas bantuan dan kerjasamanya sebagai instruktur senam pada penelitian ini, rasa terima kasih yang

Apabila mahasiswa tsb ditetapkan dalam status Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh fasyankes dan diminta untuk kembali ke kampus, maka mahasiswa tersebut kembali ke kamar

Setelah hasil analisa perhitungan biner dibandingkan dengan uji coba aplikasi seperti pada gambar 11, maka dapat disimpulkan bahwa hasil sudah sesuai. Pengujian

Dengan mengacu pada karakteristik wisatawan Tiongkok yang dijabarkan di atas, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pelaku wisata di Indonesia untuk menarik lebih banyak

Hal inilah yang menyebabkan pada fraksi massa mete 29% dalam penelitian ini mempunyai kekuatan mekanik yang tertinggi, karena tegangan yang diberikan pada spesimen

Rancangan mesin roll bending yang akan diwujudkan adalah mesin roll bending akrilik mengunakan sistem 3 roll yang disusun secara segitiga dilengkapi pemanas dengan

sehat, tungau terserang konidia sekunder (pada tungkai dan tubuh tungau), badan hifa, konidia primer, spora istirahat, dan cendawan sekunder yang bersifat saprofitik,

Pengaruh self help group terhadap tingkat Stres WBP Laki-laki Berdasarkan uji Wilcoxon dengan nilai p-value yaitu 0,002 p&lt;0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan