• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULTRA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULTRA 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 51/09/Th. XX, 14 September 2017

I NDEKS D EMOKRASI I NDONESIA (IDI) SULTRA 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULAWESI TENGGARA 2016 TERCATAT 71,13 (SKALA0100),NAIK1,69POINDIBANDINGIDISULAWESITENGGARA2015(69,44).

1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Sulawesi Tenggara 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara 2016 tercatat sebesar 71,13 (skala 0 – 100), angka ini naik 1,69 poin dibandingkan dengan IDI Sulawesi Tenggara 2015 yang tercatat sebesar 69,44. Meskipun mengalami peningkatan, tingkat demokrasi Sulawesi Tenggara masih dalam kategori

“sedang”.

Dari tahun 2009 hingga tahun 2016 IDI Sulawesi Tenggara tercatat mengalami fluktuasi (2009 sebesar 64,29; 2010 sebesar 54,79; 2011 sebesar 57,56; 2012 sebesar 57,26; 2013 sebesar 52,61;

2014 sebesar 70,13; 2015 sebesar 69,44; dan 2016 sebesar 71,13). Nilai IDI Sulawesi Tenggara 2016 merupakan capaian tertinggi selama 8 tahun penghitungan IDI (2009-2016). Fluktuatifnya angka IDI merefleksikan cerminan dinamika situasi demokrasi di wilayah Sulawesi Tenggara. IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi regional. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara tahun 2016 tercatat sebesar 71,13 (skala 0 – 100), naik 1,69 poin dibandingkan capaian tahun 2015 (69,44). Pada tingkatan tersebut kinerja demokrasi di Sulawesi Tenggara tercatat berada pada kategori “sedang”. Secara umum tingkat demokrasi wilayah dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang”

(indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Peningkatan IDI Sulawesi Tenggara 2016 bersumber dari nilai indeks aspek “Lembaga-lembaga Demokrasi” yang naik 12,67 poin (dari 61,99 menjadi 74,66). Sementara indeks aspek “Kebebasan Sipil” mengalami penurunan 3,07 poin (dari 91,14 menjadi 88,07) dan aspek “Hak-Hak Politik” turun 1,44 poin (dari 56,95 menjadi 55,51). Data IDI dihimpun dari 4 (empat) sumber yaitu: (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dlsb), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

(2)

Grafik 1. Perkembangan IDI Sulawesi Tenggara, 2009-2016

2. Perkembangan Indeks Aspek IDI

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 88,07; aspek “Hak-hak Politik” sebesar 55,51; dan aspek “Lembaga Demokrasi” sebesar 74,66.

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Sulawesi Tenggara, 2009-2016

Nilai indeks aspek “lembaga demokrasi” pada 2016 mengalami peningkatan cukup berarti yaitu sebesar 12,67 poin dibandingkan 2015. Sedangkan, 2 (dua) aspek demokrasi lain yang diukur mengalami penurunan. Indeks aspek “Kebebasan Sipil” mengalami penurunan terbesar yaitu 3,07 poin

64,29

54.79 57.56 57.26

52,61

70,13 69.44

71.13

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

100

80

60 Baik

Sedang

Buruk

0

94.66

83.71 85.81

91.39

84.32 90.89 91.14

88.07

43.97

30.46 29.18 29.50 28.95

53.20 56.95

55.51

58.37 57.06 67.11

58.44 50.32

70.92

61.99 74.66

0 20 40 60 80 100

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

b u ru k sed an g b aik

(3)

terjadi peningkatan nilai indeks demokrasi di Sulawesi Tenggara, namun hal tersebut tidak menyebabkan pola sebaran kategori berubah dibandingkan dengan tahun pengukuran sebelumnya, yaitu “Kebebasan Sipil” secara umum masih berada pada kategori “baik”, aspek “Hak-hak Politik” masih berada pada kategori “buruk” karena belum mencapai angka 60, dan aspek “Lembaga Demokrasi” masih berada pada kategori “sedang”. Perlu menjadi perhatian, pada aspek “Hak-Hak Politik” dalam rincian komponennya terdapat penurunan pada “hak memilih dan dipilih” karena masih dijumpai kecenderungan penyampaian aspirasi dalam bentuk demonstrasi yang diwarnai kekerasan seperti merusak, memblokir, membakar, dan melakukan penyegelan terhadap fasilitas publik. Sementara dari aspek “Lembaga Demokrasi”, peran DPRD dan partai politik terindikasi mampu menunjukkan perbaikan yang berarti.

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Tenggara

Pada IDI Sulawesi Tenggara 2016 terdapat 3 (tiga) variabel yang mengalami peningkatan indeks, 3 (tiga) variabel tidak mengalami perubahan dan 5 (lima) variabel mengalami penurunan. Dari 3 (tiga) variabel yang mengalami kenaikan, 2 (dua) di antaranya meningkat sangat berarti. Kenaikan terbesar tercatat pada indeks variabel “Peran Partai Politik”. Grafik 3 memperlihatkan variabel “Peran Partai Politik” meningkat dari dari 7,37 pada 2015 menjadi 86,96 pada 2016. Indeks variabel lain yang meningkat cukup berarti adalah variabel “Peran DPRD” dari 44,52 pada 2015 menjadi 52,84 pada 2016.

Satu variabel yang tercatat mengalami penurunan indeks terbesar adalah variabel “Peran Birokrasi Pemerintah Daerah” yaitu dari 61,11 pada 2015 menjadi 40,60 pada 2016, sedangkan 3 (tiga) variabel yang tercatat tidak mengalami perubahan yaitu “Kebebasan Berkumpul dan Berserikat”, “Pemilu yang Bebas dan Adil”, dan “Peran Peradilan yang Independen”. Perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Tenggara, 2015-2016

- 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kebebasan berkumpul dan berserikat

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak memilih dan dipilih Partisipasi politik dalam

pengambilan keputusan dan pengawasan Pemilu yang bebas dan

adil Peran DPRD Peran Partai Politik

Peran Birokrasi Pemerintah daerah

Peran peradilan yang independen

2015 2016

(4)

4. Perkembangan Skor Indikator IDI Sulawesi Tenggara

Pada IDI Sulawesi Tenggara 2016 terdapat 14 indikator yang tercatat mencapai kinerja kategori

“baik” (skor di atas 80) yaitu indikator 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 18, 19, 23, 24, 27, dan 28 (Tabel 2 angka yang bercetak tebal). Di sisi lain IDI Sulawesi Tenggara 2016 masih mencatat masalah “kronis” yakni pada variabel “Peran DPRD” dan “ Peran Birokrasi Pemerintah” yang terus terperangkap pada kategori

“buruk” (skor di bawah 60). Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah alokasi anggaran pendidikan, rekomendasi DPRD kepada eksekutif dan upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah. Selain itu masih ada juga indikator lain yang memiliki skor berkategori buruk di tahun 2016 yaitu ancaman atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat, demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan serta pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, kiranya indikator tersebut membutuhkan perhatian ekstra agar nilainya dapat membaik pada kesempatan mendatang.

5. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang layak dipandang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun pusat terbukti tidak mudah. Pengukuran pembangunan demokrasi memerlukan data terukur untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat.

Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr.

Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI yang merupakan indikator komposit menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia atau wilayah. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights) dan Lembaga- lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI juga dimaksudkan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi- provinsi seluruh Indonesia. Sebagai indikator IDI tidak hanya memperlihatkan gambaran demokratisasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja, namun juga melihat perkembangan demokrasi dari peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan produk bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.

(5)

Komponen Penghitungan IDI 2009 - 2016

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

Pengumpulan data IDI mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding (coding) surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah lebih lanjut di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya.

Dari sisi penghitungan Indeks, besaran angka IDI harus didapat melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif, dengan 0 untuk menggambarkan tingkat terendah dan 100 untuk menggambarkan tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoritik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks

= 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk”

(indeks < 60).

(6)

6. Tabel-tabel

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Tenggara, 2015-2016

No Nama Variabel 2015 2016 Selisih

I Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 100.00 100.00 0,00

II Kebebasan Berpendapat 62.48 61.09 -1.39

III Kebebasan Berkeyakinan 90.85 85.77 -5.08

IV Kebebasan dari Diskriminasi 99.90 100.00 0.10

V Hak Memilih dan Dipilih 77.75 77.23 -0.52

VI Partisipasi Politik dalam Pengambilan

Keputusan dan Pengawasan 36.15 33.79 -2.36

VII Pemilu yang Bebas dan Adil 100.00 100.00 0.00

VIII Peran DPRD 44.52 52.84 8.32

IX Peran Partai Politik 7.37 86.96 79.59

X Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 61.11 40.60 -20.51 XI Peran Peradilan yang Independen 100.00 100.00 0.00

(7)

Tabel 2. Skor Indikator Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015- 2016

Nomor Indikator 2015 2016

1 Aspek Kebebasan Sipil

Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang

menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat 100.00 100.00 2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang

menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat 100.00 100.00 3 Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang

menghambat kebebasan berpendapat 75.00 70.83

4 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang

menghambat kebebasan berpendapat 0.00 12.50

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah

agama 86.96 86.96

6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan

ibadah agama 100.00 87.50

7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran

agama 100.00 80.00

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 100.00 100.00 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender

dst 100.00 100.00

10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan

gender 100.00 100.00

Aspek Hak-Hak Politik

11 Hak memilih atau dipilih terhambat 100.00 100.00

12 Ketersediaan fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat

menggunakan hak pilih 60.00 60.00

13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 76.29 76.29

14 Voters turnout 72.34 72.34

15 Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Propinsi 66.67 62.02

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 0.00 53.26

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 72.29 14.31 Aspek Lembaga Demokrasi

18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 100.00 100.00

19 Kecurangan dalam penghitungan suara 100.00 100.00

20a Alokasi anggaran pendidikan 13.01 26.16

20b Alokasi anggaran kesehatan 79.86 96.74

21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 25.00 75.00

22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 42.86 3.57

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 0.00 85.71

24 Perempuan pengurus partai politik 73.69 98.17

25 Kebijakan Pejabat Pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah

oleh keputusan PTUN 84.21 78.95

26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah 41.67 8.33

27 Keputusan hakim yang kontroversial 100.00 100.00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100.00 100.00

(8)

Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Aspek dan Provinsi, 2015-2016

Provinsi

IDI 2015 IDI 2016

IDI Aspek

Kebebasan Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

IDI Aspek

Kebebasan Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

Aceh 67,78 74,81 63,98 64,97 72,48 92,92 63,94 60,33

Sumatera Utara 69,01 82,02 62,17 63,52 67,37 82,71 62,29 56,13

Sumatera Barat 67,46 52,99 69,77 82,01 54,41 51,01 54,33 58,82

Riau 65,83 66,46 66,61 63,80 71,89 71,78 77,98 62,34

Jambi 70,68 75,89 62,12 77,72 68,89 84,39 65,63 54,58

Sumatera Selatan 79,81 96,06 78,79 61,00 80,95 91,17 81,94 66,53

Bengkulu 73,60 78,50 68,45 75,61 74,23 85,14 63,84 77,01

Lampung 65,95 71,99 63,19 62,74 61,00 60,49 59,32 64,31

Kep. Bangka Belitung 72,31 81,25 66,95 69,60 83,00 87,65 81,09 80,20

Kepulauan Riau 70,26 80,16 65,01 66,13 72,84 85,43 71,28 59,48

DKI Jakarta 85,32 89,64 83,19 83,26 70,85 81,11 67,54 63,19

Jawa Barat 73,04 79,10 81,89 51,37 66,82 73,37 72,34 49,79

Jawa Tengah 69,75 79,44 67,28 61,48 66,71 66,06 67,24 66,69

D.I.Yogyakarta 83,19 90,41 77,98 82,38 85,58 90,00 81,59 86,37

Jawa Timur 76,90 85,26 67,44 81,39 72,24 73,73 76,49 63,63

Banten 68,46 74,28 63,72 68,66 71,36 83,47 68,30 60,99

Bali 79,83 94,42 77,42 65,31 78,95 96,94 69,60 71,18

Nusa Tenggara Barat 65,08 51,59 61,11 88,36 65,41 65,06 62,08 71,13

Nusa Tenggara Timur 78,47 93,19 71,69 70,73 82,49 96,25 81,68 66,46

Kalimantan Barat 76,40 96,81 65,57 67,95 75,28 83,29 75,70 64,54

Kalimantan Tengah 73,46 85,07 68,31 67,05 74,77 84,98 70,66 68,43

Kalimantan Selatan 74,76 54,15 85,77 83,17 73,43 61,04 83,58 72,89

Kalimantan Timur 81,24 93,07 82,74 63,99 73,64 78,25 78,35 60,36

Kalimantan Utara 80,16 98,10 83,65 52,05 76,98 100,00 66,64 64,48

Sulawesi Utara 79,40 86,71 77,92 72,53 76,34 96,31 70,42 60,62

Sulawesi Tengah 76,67 94,60 68,85 66,53 72,20 80,39 67,89 68,76

Sulawesi Selatan 67,90 69,38 64,25 71,84 68,53 75,54 61,51 70,86

Sulawesi Tenggara 69,44 91,14 56,95 61,99 71,13 88,07 55,51 74,66

Gorontalo 76,77 81,35 69,97 81,81 77,48 82,35 75,54 74,42

Sulawesi Barat 68,25 81,88 61,16 62,37 72,37 82,89 69,02 64,47

Maluku 65,90 76,04 63,20 57,43 78,20 87,17 76,18 70,13

Maluku Utara 61,52 73,53 61,00 47,25 73,27 92,27 61,79 67,59

Papua Barat 59,97 92,33 39,48 51,81 60,35 93,67 38,05 53,85

Papua 57,55 82,72 41,81 50,87 61,02 92,15 41,13 53,45

INDONESIA 72,82 80,30 70,63 66,87 70,09 76,45 70,11 62,05

(9)

Homepage: http://sultra.bps.go.id

Informasi Lebih Lanjut Hubungi:

Dani Jaelani S.Si, M.T.

Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon: 0401-3121751 E-mail: kabiddist7400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tiga aspek demokrasi yang diukur pada tahun 2016, indeks aspek Kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik masing-masing mengalami penurunan 14,21 poin dan 0,96 poin dibandingkan tahun

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 91,14; aspek

Penurunan nilai indeks menyebabkan pola sebaran kategori berubah dengan tahun pengukuran sebelumnya, yaitu kebebasan sipil secara umum tetap pada kategori “baik”,

Angka IDI Sulawesi Utara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,56; aspek Hak-hak Politik sebesar 80,89; dan

Peningkatan nilai indeks menyebabkan pola sebaran kategori berubah dengan tahun pengukuran sebelumnya, yaitu kebebasan sipil dan lembaga demokrasi secara umum dari kategori

Angka IDI 2016 Provinsi Aceh merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 92,92; aspek Hak-Hak Politik yang

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 90,89; aspek

Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 84,39; aspek Hak-Hak Politik yang bernilai 65,63;