• Tidak ada hasil yang ditemukan

[KLS 6] PTK SD MAPEL IPA OKEY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "[KLS 6] PTK SD MAPEL IPA OKEY"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DI KELAS VI SD NEGERI 26 KOTA PAGARALAM

Oleh : M

ARLINA WIDYA NINGSIH, S.Pd. SD NIP. 198303052006042023

SEKOLAH DASAR NEGERI 26

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DI KELAS VI SD NEGERI 26 KOTA PAGARALAM

Penyusun :

MARLINA WIDYA NINGSIH, S.Pd. SD NIP 198303052006042023

Mengetahui/Menyetujui :

Kepala SD Negeri 26 Kota Pagaralam

Kec.Dempo Utara Kota Pagaralam

SUDIONO,S.Pd.SD NIP 195809011982021002

Pagaralam, November 2013

Koordinator Perpustakaan SD Negeri 26 Kota Pagaralam Kec.Dempo Utara Kota Pagaralam

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI( Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Konduktor Dan Isolator Panas Di Kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam”

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun Penelitian Tindakan Kelas, mudah-mudahan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia pendidikan..

Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar... 5

B. Pengertian Mengajar... 5

C. Pembelajaran Kooperatif... 6

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 6

2. Tujuan Pembelajatan Kooperatif... 8

3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif... 8

4. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif... 10

5. Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif... 12

6. Ciri-ciri Pemeblajaran Kooperatif... 13

7. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 15

8. Manfaat Pembelajaran Kooperatif... 17

9. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif... 17

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran TAI... 17

2. Komponen-komponen TAI... 19

3. Karakteristik TAI... 20

4. Langkah-langkah Pembejlajaran Kooperatif Tipe TAI... 21

E. Konduktor dan Isolator Panas... 21

BAB III METODOLOGI A. Setting Penelitian ... 23

1. Waktu Penelitian... 23

2. Tempat Penelitian... 23

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat Itu... 23

B. Subjek Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 23

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 24

1. Teknik Pengumpulan Data... 24

2. Alat Pengumpulan Data... 24

E. Teknik Analisis Data... 24

(5)

G. Prosedur Penelitian... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal... 28

1. Keadaan Siswa... 28

2. Kemampuan Siswa... 28

B. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus I... 29

C. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus II... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43

B. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif Fase Kegiatan Guru... 15

Tabel 4.1 Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian ... 28

Tabel 4.2 Proses Pembelajaran Siklus I... 29

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I... 31

Tabel 4.4 Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklus I... 31

Tabel 4.5 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I... 33

Tabel 4.6 Refleksi Pembelajaran Siklu I... 34

Tabel 4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2... 34

Tabel 4.8 Perolehan Nilai pre tes dan Pos tes Siklus 2 ... 36

Tabel 4.9 Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklus 2... 36

Tabel 4.10 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2... 38

Tabel 4.11 Refleksi Pembelajaran Siklus 2... 39

Tabel 4.12 Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI dalam Pembelajaran IPS... 39

Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran... 41

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang dirinci sebagai berikut :

1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirimelalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997: 42)

Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna apabila :

1. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.

3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

Dari 17 siswa kelas VI SDN 26 Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu 12 laki-lakidan 5 parempuan .Hanya 5 orang yang tuntas belajar,hal ini mendorong kami untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif Tipe TAI siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

Kehadiran medel Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran IPA akan lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

(8)

belajar.Dangan KKM Mata pelajaran IPA 60,berlatar belakang dari permasalahan tersebut, dipandang perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani Kasbolah, 1998:22).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang konduktor dan isolator panas yang selama ini dianggap sulit oleh siswa.

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe TAI untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator Panas

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAIdalam meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator Panas

c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam Pembelajaran Konduktor Dan Isolator Panas dapat di tingkatkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

C. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang Konduktor Dan Isolator Panas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI di Kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam

b. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalammateri Konduktor Dan Isolator Panas di Kelas VI SD Negeri 26 dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

c. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam dalam materi konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara umum: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dalam pengajaran matematika dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui pendekatan Kooperatif Tipe TAI

Secara khusus: diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran disekolah serta dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik peserta didik

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai.

(9)

3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru

1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar

Untuk mencapai tujuan agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik, terlebih dahulu siswa memahami pengertian dari belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlahpengetahuan melainkanjuga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan pengahargaan, minat, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang. (Nasution, 1995 : 35).

Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya (Slamito, 2002 : 2). Winkel (1989 : 15) mengemukakan bahwa proes belajar pada manusia merupakan proses siklus yang berlangsung dalam mengaktifkan subjek dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan.

Dari pendapat di atas maka dirumuskan definisi belajar adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaiu perubahan ke arah yang lebih baik.

B.Pengertian Mengajar

Selain siswa harus tahu pengertian belajar, gurupun harus tahu pengertian mengajar. Menurut Slameto (1995 : 29) mengajarkan adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik. Sudjono (2000 : 37) mengatakan bahwa mengajar adalah sebagai alat yang direncanakan melalui berbagai kegiatan seoptimal mungkin.

Dari uraian di atas dirumuskan definisi bahwa mengajar adalah suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik agar tercipta lingkungan belajar yang konduktif. Setelah siswa mengerti definisi belajar, seorang gurupun mengerti pengertian mengajar. Guru didalam menyampaikan proses pembelajaran harus dapat menemukan dan menggunakan metode yang cepat dan aktif.

C.Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

(11)

menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif.

Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Arif Rohman, 2009: 186).

Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota kelompok.

Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar.

(12)

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.

Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.

3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif

Lungdren dalam Isjoni (2009 : 16) mengemukakan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang bersama”; b. para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain dalam kelompoknya,

selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi; c. para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama;

d. para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok; e. para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap

evaluasi kelompok;

f. para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar;

g. setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut.

1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

(13)

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

4) Interpersonal skill (komunikasi antaranggota)

Untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus adalah saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. 5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.

Thompson, et al (Isjoni,2009: 17) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Isjoni (2009: 17) menguraikan bahwa pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

4. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.

a. guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;

b. agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;

(14)

d. saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. Free Rider

Jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran kooperatif justru berdampak pada munculnya free rider atau “pengendara bebas”. Yang dimaksud free rider disini adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain. Free rider ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif ditugaskan untuk menangani atu lembar kerja, satu proyek, atau satu laporan tertentu.

Untuk tugas-tugas seperti ini, sering kali ada satu atau beberapa anggota yang megerjakan hampir semua pekerjaan kelompoknya, sementara sebagian anggota yang lain justru “bebas berkendara”, berkeliaran kemana-mana.

b. Diffusion of responsibility

Yang dimaksud dengan diffusion of responsibility (penyebaran tanggung jawab) ini adalah suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang “lebih mampu”. Misalnya, jika siswa ditugaskan untuk mengerjakan tugas IPA, beberapa anggota yang dipersepsikan tidak mampu menghafal atau memahami materi tersebut dengan baik sering kali tidak dihiraukan oleh teman-temannya yang lain. Siswa yang memiliki skillIPA yang baik pun terkadang malas mengajarkan keterampilannya pada teman-temannya yang kurang mahir di bidang IPA. Hal ini hanya membuang-buang waktu dan energi saja.

c. Learning a Part of Task Specialization

Beberapa model pembelajaran tertentu, seperti Jigsaw, Group Investigation, dan metode-metode lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antarsatu sama lain. Pembagian semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus pada bagian materi lain yanng dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Slavin (Miftahul,2011: 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala ini bisa diatasi jika guru mampu melakukan beberapa faktor sebagai berikut 1) mengenakan sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswanya, 2) selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok, dan yang paling penting 3) mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain.

5. Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif

(15)

a. Tujuan

Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (sering kali yang beragam/ ability grouping/ heterogenous group) dan diminta untuk 1) mempelajari materi tertentu dan 2) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut. b. Level kooperatif

Kerja sama dapat diterapkan dalam kelas (dengan cara memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar-benar mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara akademik). c. Pola interaksi

Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar satu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok kooperatif.

d. Evaluasi

Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap siswa, bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Koes (Isjoni, 2009: 20) menyebutkan bahwa belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan inter personal, strategi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian hasil yang diinginkan. Nurhadi (Isjoni, 2009) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif memuat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya, diantaranya adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan. Keempat elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran kooperatif karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajaran koperatif sendiri.

Effandi Zakaria (Isjoni, 2009: 21) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif dirancang bagi tujuan untuk melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran melanjutkan perbincangan dengan teman-teman dalam kelompok kecil. Ia memerlukan siswa bertukar pendapat, memberi tanya jawab serta mewujudkan serta membina proses penyelesaian kepada suatu masalah. Kajian eksperimental dan diskriptif yang dijalankan mendukung pendapat yang mengatakan pembelajaran kooperatif dapat memberikan hasil yang positif kepada siswa.

6. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009: 27) memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut.

a. setiap anggota memiliki peran;

b. terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;

(16)

d. guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan e. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin (Isjoni, 2009) yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1) Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

2) Pertanggung jawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yanng saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Slavin (2005: 36) memaparkan bahwa teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik, teori kognitif menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan kelompok ataupun tidak).

Panintz (Agus Suprijono, 2009: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

(17)

Salah satu aksentuasi model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal (interaksi antaranggota). Interaksi kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan inteligensi interpersonal. Inteligensi ini berupa kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, sifat, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran kooperatif dengan kata lain bertujuan mengembangkan keterampilan sosial (social skill). Beberapa komponen keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta solidaritas.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Agus Suprijono (2009) memaparkan sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase sebagai berikut.

Tabel 1. Fase-fase Dalam Pembelajaran Kooperatif Fase Kegiatan Guru

Fase Kegiatan Guru

Fase 1 : Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar

Fase 2 : Present

information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal

Fase 3 : Organize students into learning teams

Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien

Fase 4 : Assist team work and studenyMembantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya

Fase 5 : Test on the materialsMengevaluasi

Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Provide

recognitionMemberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

a. Fase pertama

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru mengklasifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.

b. Fase kedua

(18)

c. Fase ketiga

Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.

d. Fase keempat

Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan. e. Fase kelima

Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.

f. Fase keenam

Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika siswa diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.

8. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.

a. siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;

b. siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar;

c. dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;

d. pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbedabeda.

9. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11-26) ada berbagai macam tipe, yaitu Student Teams-Achievement Division (STAD), Team Game Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Assisted Individualization (TAI), Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction, dan Structure Dyadic Methods.

(19)

1. Pengertian Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Model pembelajaran TAI dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil (5 siswa) secara heterogen yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang mempunyai lebih dibandingkan anggotanya. Selain itu guru mempunyai fleksibilitas untuk berpindah dari kelompok ke kelompok atau dari individu ke individu, kemudian para siswa dapat saling memeriksa hasil kerja mereka, mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam kelompok dapat ditangani sendiri maupun dengan bantuan guru apabila diperlukan.

Miftahul (2011) mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran TAI, siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR. Dalam model pembelajaran TAI, setiap kelompok diberikan serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota (misalnya, untuk materi IPA yang terdiri dari 8 soal, berarti empat anggota dalam setiap kelompok harus saling bergantian menjawab soal-soal tersebut). Semua anggota harus saling mengecek jawaban temanteman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika memang dibutuhkan. Setiap kelompok harus memastikan bahwa semua anggotanya paham dengan materi yang telah didiskusikan.

Masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain. Selama menjalani tes individu ini, guru harus memperhatikan setiap siswa. Skor tidak hanya dinilai oleh sejauh mana siswa mampu menjalani tes itu, tetapi juga sejauh mana mereka mampu bekerja secara mandiri (tidak mencontek).

(20)

Nur asma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran TAI tidak sama dengan kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran STAD dan TGT, TAI terikat pada serangkaian materi pelajaran yang khas dan memiliki petunjuk pelaksanaan sendiri. Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 56) model pembelajaran TAI terdiri dari delapan komponen, yaitu.

Tahap 1 : Mempelajari Materi Pelajaran

Siswa mempelajari materi pelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Tahap 2 : Tes Penempatan (Placement test)

Pada awal program pembelajaran diberikan pretest, dimaksudkan untuk menempatkan siswa pada program individual yang didasarkan pada hasil tes mereka.

Tahap 3 : Membagi Siswa ke dalam Kelompok

Siswa dalam model pembelajaran TAI ditempatkan dalam kelompok-kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

Tahap 4 : Belajar Kelompok (study teams)

Setelah ujian penempatan, masing-masing individu menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah dipelajari oleh masing-masing individu. Setiap kelompok harus memastikan bahwa setiap anggotanya paham tentang materi yang sudah dipelajari.

Tahap 5 : Skor dan Penghargaan kelompok

Guru memberikan skor dan penghargaan terhadap kelompok yang hasil dari diskusi kelompoknya bagus. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh anggota kelompok dan akurasi dari tes-tes unit. Kriteria ditetapkan untuk penampilan (hasil) kelompok. Tahap 6 : Refleksi

Guru menberikan penegasan terhadap materi yang sudah dipelajari. Guru menerangkan materi yang sudah dipelajari agar siswa lebih yakin dan mantap terhadap materi yang dipelajari, sehingga jika mendapatkan soal siswa bisa menyelesaikannya.

Tahap 7 : Tes Akhir

Pada akhir pembelajaran guru memberikan posttest yang dikerjakan secara individu untuk mengukur seberapa pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

Tahap 8 : Unit Keseluruhan

Setiap akhir pembelajaran guru mengevaluasi pembelajaran yang dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

3. Karakteristik TAI (Team Assisted Individualization) a. Team

(21)

b. Placement test

pemberian pretest kepada siswa /melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tersebut.

c. Student Creative

melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.

d. Team Study

tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.

e. Team Score and Team Recognition

pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group

pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. g. Fact Test

pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa. h. Whole-Class Units

pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara

individual yang sudah dipersiapkan oleh guru;

b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal;

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender; d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok,

setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok;

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari;

f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual;

g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

E. Konduktor Dan Isolator Panas

(22)

juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk menghaluskan baju.

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian

l. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari Senin tanggal 6 November 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, yang merupakan objek Penelitian. 3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan Materi Konduktor Dan Isolator Panas.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kabupaten Kota Pagaralam sebanyak 17 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12 orang dan perempuan sebanyak 5 orang.

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses Pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 51,76 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

a. Teknik Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:

(24)

3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan. b. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Butir Soal tes sebanyak 5 nomor

b. Lembar Observasi, yaitu:

1) Observasi terhadap rencana pembelajaran. 2) Observasi terhadap proses pembelajaran.

3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.

Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.

b. Klasifikasi Data

Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.

c. Prosentase Data

Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F. Indikator Kinerja

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya25 % siswa yang tuntas Belajar memperoleh nilai diatas KKM Pelajaran IPA Kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam yaitu 60. Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah 80 % siswa memperoleh nilai diatas KKM.

G. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran

(25)

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah pengajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : (1) Menelaah kurikulum SD Kelas VI Mata pelajaran IPA (2)menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA (3) menyusun lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran (4) Membuat LKS (5) Menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut :

1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan prioritas masalah yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pembelajaran IPA tentang Materi Konduktor Dan Isolator Panas,

2) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk setiap kelompok,

3) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran IPA tentang Materi Konduktor Dan Isolator Panas menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan

4) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan. b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.

c. Observasi Pelaksanaan Penelitian

Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman sejawat Yaitu Ibu Siti Khodijah,S.Pd.SD,melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.

d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran

(26)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal

1. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam pada semester I diperoleh data yaitu dari 17 siswa yaitu 12 laki-laki dan 5 Perempuan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan Model pembelajaran yang tepat.

2. Kemampuan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang materi Konduktor Dan Isolator Panas. Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian N

o Nama Siswa KKM NILAI Ket

1. Azizah Apriliani 60 80 Tuntas

2. HidayatulllahAbizard 60 70 Tuntas

3. Erina Septiani 60 80 Tuntas

4. Ella Epriani 60 40 Belum

Tuntas 5. MuhammmadWahyu.A 60 50 BelumTuntas

6. Muhammad Halim 60 40 BelumTuntas

7. M.Adha Al-Farizi 60 40 BelumTuntas

8. Pandu Hendrik 60 60 Tuntas

9. Muhammad Aldi 60 40 BelumTuntas

10. Perdi Pebruari 60 50 BelumTuntas

11. M.Nopriansyah 60 50 BelumTuntas

12. Rama Dani 60 50 BelumTuntas

13. Susanti 60 50 BelumTuntas

(27)

15. Dilan Anugrah Putra 60 40 BelumTuntas

16. Utomo 60 50 BelumTuntas

17. Yella Gusraini 60 70 Tuntas

Jumlah 880

Rata-rata 51,76

B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1 Tindakan Pembelajaran

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, siswa dalam kegiatan belajar akan dikelompokkan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan

1. Perencanaan

Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar observasi, antara lain :

1) Lembar observasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 2) Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran

3) Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Materi Konduktor Dan Isolator Panas

Tindakan penelitian siklus I berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabet 4.2

Proses Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

• Guru mengawali kegiatan mengajar dengan

mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif dengan me-lontarkan kata-kata "anak-anak, sekarang kita akan belajar Ilmu Pengetahuan Alam, tentang Konduktor Dan Isolator Panas". • Guru menyampaikan

informasi tentang materi yang akan diajarkan,

termasuk menginformasikan belajar kelompok

• Siswa memperhatikan pembicaraan

guru, semula banyak yang ngobrol

• Anak-anak kelihatan

semakinpenasaran ingin segera pelajaran dimulai.

• Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa orang yang kurang memperhatikan guru,

(28)

• Guru memberikan apersepsi dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan 2 Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang Materi Konduktor Dan Isolator Panas

• Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang siswa.

• Guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan dan dilaksanakan oleh setiap kelompok

• Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan • Guru menyuruh masuk

keruangan kelas untuk melaksanakan diskusi kelompok

• Guru menjadi moderator dalam kegiatan diskusi

• Siswa memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memper-hatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya. • Siswa berkelompok berdasarkan

kelompoknya masing-masing • Siswa berkumpul masing-masing

kelompok

• Setiap siswa sangat antusias melaksanakan perannya masing-masing.

• Siswa mengerjakan lembar kerja meskipun setiap kelompok hanya didominasi oleh siswa pandai • Semua siswa disuruh memasuki

kelas kembali untuk

melaksanakan kerja kelompok dan melaporkan hasil kerja kelompok

• Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompok lain mendengarkan untuk memberikan sanggahan • Siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran

3 Kegiatan Akhir

• Guru memberikan evaluasi sebanyak 5 nomor

• Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah

• Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

(29)

Tabel 4.3

Perolehan Nilai Pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1. Azizah Apriliani 60 100 Tuntas 2. Abizard Hidayatulllah 60 100 Tuntas

3. Erina Septiani 60 80 Tuntas

4. Ella Epriani 60 50 Belum Tuntas

5. Muhammmad

Wahyu.A 60 50 Belum Tuntas

6. Muhammad Halim 60 60 Tuntas

7. M.Adha Al-Farizi 60 50 Belum Tuntas

8. Pandu Hendrik 60 80 Tuntas

9. Muhammad Aldi 60 50 Belum Tuntas 10. Perdi Pebruari 60 50 Belum Tuntas

11. M.Nopriansyah 60 70 Tuntas

12. Rama Dani 60 70 Tuntas

13. Susanti 60 70 Tuntas

14. Teguh Iktiarso 60 70 Tuntas

15. Dilan Anugrah Putra 60 50 Belum Tuntas

16. Utomo 60 50 Belum Tuntas

17. Yella Gusraini 60 100 Tuntas

Jumlah 1150

Rata-rata 67,64

Tabel 4.4

Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi Ket

Ya Tidak

1 2 3 4 5

l.

A. Standar Kompetensi

1) Indikator sesuai dengan yang tercantum Kurikulum KTSP 2006

B. Kompetensi Dasar

1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar

2. Indikator terarah pada materi Konduktor Dan Isolator Panas

3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor

(30)

C. Metoda

1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi 2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja

kelompok

3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi

4.Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk kerja Kelompok √ √ √ √ D. Sumber

1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI 2. Menggunakan diktat pengalaman guru 3. Menggunakan sumber lain yang relevan

√ √ E. Media

1. 1.Media menunjang tujuan pembelajaran 2. Media sesuai jumlah kebutuhan

3. Media mudah digunakan 4. Media menarik minat siswa

√ √ √ √ 2. Evaluasi

l. Prosedur evaluasi : a. Diawal

b. Diakhir 2. Bentuk evaluasi

a. Objektif b. Esei 3. Jenis evaluasi

a. Tulisan 4. Soal

a. Sesuai dengan tujuan b. Sesuai kemampuan siswa c. Jumlah sesuai kebutuhan

(31)

Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi Ket

Ya Tidak 1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan 2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan

3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses : (1) Guru memberi penjelasan

tentangKonduktor Dan Isolator Panas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (2) Pembentukan kelompok belajar siswa

secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.

(3) Setiap kelompok diberi tugas yang sama antara lain Mengidentifikasi Benda-Benda Konduktor Dan Isolator Panas

(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok

(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir 1. Melaksanakan evaluasi

2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

(32)

Tabel 4.6

Refleksi Pembelajaran Siklus I

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya A. Kegiatan Guru

Guru telah dapat melaksanakan prosedur pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran, meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat perhatian dari guru.

B. Kegiatan Siswa

Siswa secara umum tampak memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru dalam Kelompok kerja

a. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain melaksanakan praktek

b. Siswa dibimbing secara intensif secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi RencanaPelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

C. Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2

Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Proses Pembelajaran Siklus 2

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal Guru mengawali kegiatan

mengajar dengan

mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif Guru menyampaikan informasi

tentang materi yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompok

Siswa memperhatikan pembicaraan guru dengan antusias

(33)

Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada

hubungannya dengan materi yang akan diajarkan

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru, sehingga ketika diberikan pertanyaan kebingunan. 2 Kegiatan Inti

Guru menjelaskan tentang konsepkonduktor dan Isolator panas

Guru membagi siswa dalam 4kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.

Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok

Guru menyuruh setiap kelompok untuk mengamati percobaan dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap kelompok Guru membimbinf siswa dalam

kerja kelompok

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran

Siswa memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh

menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya. Siswa berkelompok

berdasarkan kelompoknya masing-masing

Siswa menerima Lembar Kerja Siswa.

Siswa berkumpul masing-masing kelompok

Setiap kelompok melaksanakan kegiatan kelompok sesuai dengan petunjuk yang ada pada LKS Setiap siswa sangat diberi

kesempatan untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain sebagai penanya .

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran

3 Kegiatan Akhir

Guru memberikan Lembar evaluasi

Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah

Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

2. Hasil Belajar Siswa Siklus 2

(34)

Tabel 4.8

Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2

No Nama Siswa KKM Prosentase Ket

1. Azizah Apriliani 60 100 Tuntas

2. Abizard

Hidayatulllah 60 100 Tuntas

3. Erina Septiani 60 100 Tuntas

4. Ella Epriani 60 90 Tuntas

5. Muhammmad

Wahyu.A 60 70 Tuntas

6. Muhammad Halim 60 80 Tuntas

7. M.Adha Al-Farizi 60 80 Tuntas

8. Pandu Hendrik 60 100 Tuntas

9. Muhammad Aldi 60 50 Tidak Tuntas

10. Perdi Pebruari 60 80 Tuntas

11. M.Nopriansyah 60 80 Tuntas

12. Rama Dani 60 100 Tuntas

13. Susanti 60 100 Tuntas

14. Teguh Iktiarso 60 70 Tuntas

15. Dilan Anugrah

Putra 60 50 TidakTuntas

16. Utomo 60 100 Tuntas

17. Yella Gusraini 60 100 Tuntas

Jumlah 2360

Rata-rata 81,48

Tabe1 4.9

Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi Ket

Ya Tidak

1 2 3 4 5

l.A. Standar Kompetensi

Sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006 Mencantumkan Kompetensi Dasar B. Indiktor

Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar

Indikator terarah pada konsepKonduktor dan Isolator Panas

Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor

(35)

C. Model dan Metode

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi 2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja

kelompok

3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi

4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok √ √ √ √ D. Sumber

1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI 2. Menggunakan diktat pengalaman guru 3. Menggunakan sumber lain yang relevan

√ √ E. Media

1. Media menunjang tujuan pembelajaran 2. Media sesuai jumlah kebutuhan

3. Media mudah digunakan 4. Media menarik minat siswa

√ √ √ √ 2. Evaluasi

l. Prosedur evaluasi : a. Diawal

b. Diakhir 2. Bentuk evaluasi

a. Objektif b. Esei 3. Jenis evaluasi

a. Tulisan 4. Soal

a. Sesuai dengan tujuan b. Sesuai kemampuan siswa c. Jumlah sesuai kebutuhan

(36)

Tabel 4.10

Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi Ket

Ya Tidak

1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan 2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan

3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses : (1) Guru memberi penjelasan

tentangKonduktor Dan Isolator Panas dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (2) Pembentukan kelompok belajar siswa

secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.

(3) Setiap kelompok diberi tugas yang sama antara lain konduktor dan isolator panas (4) Setiap kelompok melaporkan hasil

kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok

(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir

1. Melaksanakan evaluasi

2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

√ √

(37)

Tabel 4.11

Refleksi Pembelajaran Siklus 2

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya A. Kegiatan Guru

Guru telah dapat melaksanakan prosedur pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran, meskipun masih ada keraguan dari siswa yang tidak aktif dan kurang mendapat perhatian dari guru.

B. Kegiatan Siswa

Siswa secara umum tampak memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru dalammengerjakan LKS

a. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain melaksanakan praktek

b. Siswa dibimbing secara intensif secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun

dalam mengerjakan LKS

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.

Tabel 4.12

Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI Dalam Pembelajaran IPA N o KeterlibatanPes erta Didik Dalam Pembelajaran Sebelu m Perbaik an

Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa % Juml ah Sisw a % Juml ah Sisw a 1 Terlibat Aktif 3 17,64

% 7

41,17

% 11

2 Terlibat Pasif 2 11,76

% 5

29,41

% 4

3 Tidak Terlibat 12 70,58

% 5

29,41

% 2

(38)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya kenaikkan, sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif hanya 3 orang (17,64%) kemudian naik pada siklus I menjadi 7 orang (41,17 % ).Dan pada siklus II naik menjadi 11 orang (64,70% ) . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan.

Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut tersaji pada diagram dibawah ini. Diagram I

Aktivitas Siswa Kelas IV Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterangan

1. Terlibat aktif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.

2. Terlibat pasif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan seadanya.

3. Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja, tidak mau bertanya ataupun menjawab pertanyaan.

Tabel 4.13

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Interv

al Nilai

Sebelum

Perbaikan Siklus I Siklus II

Kateg ori Frekue nsi Perse n Frekue nsi Perse n Frekue nsi Perse n 80 -100 2 11,76 % 5 29,41 % 14 82,35 % Tuntas 60 – 79 3 17,65 % 5 29,41 % 1 3,88 % Tuntas 40 – 59 12 70,59 % 7 41,17 % 2 11,75 % Tidak Tuntas

0 - 39 0 0% 0 0% 0 0% Tidak

Tuntas

Dari data di atas dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat. Sebelum pembelajara siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 3 orang siswa (29,41%) pada siklus I bertambah menjadi 10 orang siswa (58,82%) dan pada siklus II menjadi 15 orang siswa (88,23%).

(39)

Lembar Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kelompok No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II

Frekuens i

Persentase Frekuens i

Persentase

1. Mengajukan Pendapat 5 29,41 % 13 76,47 % 2. Aktif dalam Diskusi 6 35,29 % 14 82,35 % 3. Menjawab Pertanyaan 6 35,29 % 15 88,23 % 4. Membantu Mengerjakan

Tugas

11 64,70 % 17 100 %

Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan aktivitas diskusi kelompok mengerjakan LKS.Dalam mengajukan pendapat pada siklus I sebanyak 5 orang (29,41%),dan pada siklus II meningkat menjadi 13 orang (76,47 %).Siswa yang aktif dalam diskusi juga meningkat yaitu pada siklus I sebanyak 6 orang (35,29%) dan meningkat pada siklus II meningkat menjadi 14 orang (82,35%).Kemudian aktivitas menjawab pertanyaan juga meningkat pada siklus I sebanyak 6 orang (35,29 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 orang (88,23 %).Kemudian akyivitas membantu mengerjakan tugas juga meningkat yaitu sebanyak 11 orang pada siklus I kemudian sebanyak 17 orang (100%)pada siklus II.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentangKonduktor dan isolator panas dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.

2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperati Tipe TAI, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang semula dianggap sulit.

3. Tingkat pemahaman siswa tentang Konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 67,64 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 81,48.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Konduktor dan Isolator panas , ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain: 1.Guru hendaknya dapat mengembangkan Model-model pembelajaran yang menarik dan memancing minat siswa dalam pembelajaran

Disamping model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi guru jugahars menggunakan alat peraga , karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa

2. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Konduktor Dan Isolator Panas yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tie TAI dapat melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1997). Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan IlmuLembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.

Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya.

Tim Bina Karya Guru, (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta : Penerbit Erlangga. Winataputra, U. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Dapdiknas

Internet :

Haryanto, (2013), Pengertian Belajar Menurut Para Ahli.http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/, Diakses pada tanggal 20 Oktobe

Gambar

Tabel 1. Fase-fase Dalam Pembelajaran Kooperatif Fase Kegiatan Guru

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh agen Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Syariah Makassar efektif dalam

Dengan mengetahui tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam implementasi manajemen berbasis sekolah MTS PAB 2 Sampali penulis sangat berharap bahwa MTs PAB 2

Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi belanja di atas, Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban telah melakukan efisiensi belanja anggaran terbukti dari

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas mengenai obat golongan β2-agonis maka, diperlukan perhatian khusus dalam menggunakan obat tersebut mulai

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana sistem pembayaran premi dan pengelolaan dana BPJS Kesehatan perspektif hukum Islam di Kota Makassar (Tahun 2016-2017) ?. Pokok

[r]

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GAME DENGAN INQUIRY TRAINING MODEL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kompetensi, lingkungan kerja dan sistem reward memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor