• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA PLUS INVESTASI (Unit-Link) mempergunakan istilah hukum Pertanggungan, hukum Asuransi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA PLUS INVESTASI (Unit-Link) mempergunakan istilah hukum Pertanggungan, hukum Asuransi."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA PLUS INVESTASI (Unit-Link)

A. Perjanjian Asuransi Pada Umumnya

Dalam hukum Asuransi, kita mengenal bermacam-macam istilah. Ada yang mempergunakan istilah hukum Pertanggungan, hukum Asuransi. Dalam bahasa Belanda disebut Verzekering Recht, dan dalam istilah bahasa Inggris disebut Insurance Law. Sedangkan dalam praktek sejak zaman Hindia Belanda sampai

sekarang banyak dipakai orang istilah Asuransi (Assurantie).15

Dalam dunia usaha, asuransi memegang peranan penting, yaitu memberikan perlindungan terhadap pengusaha atau pengusahawan dari bahaya- bahaya datangnya di luar dugaan, dipihak lain perusahaan asuransi bisa melangsungkan hidupnya melalui premi yang diterima dari tertanggung.16

Banyak pengertian yang diberikan oleh para sarjana mengenai apa sebenarnya asuransi yang beberapa diantaranya adalah:

Robert I. Mehr mengatakan bahwa asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi

      

15 Emmy 1, Op. Cit., hal.6. 

16 http://www.pengertianahli.com/assurantie diakses 03 Desember 2013 

(2)

tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.17

C Arthur Williams Jr. dan Richard M. Heins mengatakan bahwa Asuransi adalah alat yang mana resiko dua orang atau lebih atau perusahaan-perusahaan digabungkan melalui kontribusi premi yang pasti atau yang ditentukan sebagai dana yang dipakai untuk membayar klaim.18

Subekti. R mengatakan bahwa asuransi adalah persetujuan dalam mana pihak yang menjamin berjanji pada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian yang diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas terjadi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa asuransi melibatkan dua pihak yaitu pihak yang menjamin kerugian dan pihak yang menderita kerugian.19

Sri Rejeki mengatakan bahwa Asuransi adalah perlindungan, dengan demikian diadakan antara pihak swasta, dalam mana dinyatakan dengan jelas membayar sejumlah premi pihak tertentu (yang diasuransikan), maka pihak lain (asurander) menyetujui untuk memberikan bilamana ia mengalami kerugian.pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah perlindungan kerugian keuangan.20

      

17 Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, Pokok-pokok Hukum Bisnis, Cet-I, (Jakarta:

Salemba Empat, 2011) hal.133. 

18 Ibid. 

19 Prof. Subekti, SH, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet.21, (Jakarta: PT. Intermasa, 2003)hal.217.

20 Sri Rezeki Hartono, Op. Cit, hal.4. 

(3)

Emmy Pangaribuan mengatakan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian timbal balik oleh karena kedua pihak saling mengikatkan diri pada sesuatu dan dengan demikian dapat pula sebaliknya dipecahkan jika ternyata ada wanprestasi.21

Berdasarkan pengertian-pengertian asuransi yang dikutip dari beberapa sarjana, dapat dirumuskan empat unsur pokok yang terdapat dalam suatu perjanjian asuransi. Pihak tertanggung (insured) adalah pihak yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung sekaligus atau secara berangsur.

Dalam hubungan hukum asuransi, tertanggung adalah pemegang polis. Berikut empat unsur pokok yang terdapat dalam asuransi: 22

1. Pihak penanggung (insurer/asuradur) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung sekaligus atau secara berangsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tertentu.

Penanggung selalu berbentuk sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai suatu bentuk dari usaha perasuransian.

2. Suatu peristiwa yang tidak tertentu (evenemen).

3. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak tentu tersebut.

Dalam KUHPerdata (Bugerlijk Wetboek), asuransi diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang termasuk perjanjian untung-untungan23, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1774 KUHPerdata yaitu:

      

21 Emmy 1, Op. Cit., hal.8. 

22 Silondae dan Ilyas, Loc.Cit. 

23 Sri Rezeki Hartono, Op. Cit., hal.31. 

(4)

“Suatu Perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung dari suatu kejadian yang belum tentu.

Demikian adalah ;

Perjanjian pertanggungan ; Bunga cagak hidup ; Perjudian dan pertaruhan.”

Menurut pasal itu selain perjanjian asuransi yang termasuk dalam perjanjian untung-untungan, juga adalah bunga cagak hidup (lifrente) dan perjudian dan pertaruhan (spel en weddingschap). Hanya saja pengaturan yang memasukkan asuransi kedalam perjanjian untung-untungan rasanya kurang tepat. Sebab dalam perjanjian untung-untungan pihak-pihak secara sadar dan sengaja menjalani suatu kesempatan untung-untungan dimana prestasi secara timbal balik tidak seimbang.

Sedangkan dalam asuransi hal itu tidak ada. Walaupun demikian ada juga sarjana yang menyatakan bahwa pengaturan demikian sudah tepat. Hal ini disebabkan pembayaran uang asuransi selalu digunakan kepada “peristiwa yang tidak pasti”

(onzeker voorvol). Dengan terjadinya onzekkervoorval itu maka dibayar uang asuransi.24

Asuransi Jiwa diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian disebutkan bahwa:

“Asuransi atau Pertanggungan adalah dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran       

24 Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2005), hal.2. (Selanjutnya disebut dengan Abdul Muis 2)

 

(5)

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”

Di dalam KUH Dagang sendiri pun diatur pengaturan tentang Asuransi atau Pertanggungan Jiwa. Secara yuridis pengertian atau defenisi resmi dari asuransi atau pertanggungan dapat dijumpai pada Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagai berikut:

“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.”

Dari defenisi ini dapat diambil beberapa unsur penting yaitu:

1. Adanya suatu persetujuan atau perjanjian antara penanggung dengan tertanggung

2. Dalam perjanjian tersebut terdapat unsur pengalihan resiko dari tertanggung kepada penanggung

3. Untuk mengalihkan resiko itu tertanggung membayar premi.

4. Kalau terjadi suatu peristiwa yang semula belum pasti terjadi, penanggung membayar sejumlah uang atau ganti ruginya.25

Jenis-jenis asuransi dibagi atas dua jenis pembagian menurut ilmu pengetahuan maupun menurut Undang-Undang Perasuransian yaitu:

1. Asuransi kerugian (loss insurance), adalah asuransi yang bertujuan untuk mendapatkan suatu penggantian kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh suatu kejadian. Asuransi kerugian ini memberikan jasa dalam

      

25 Ibid.,hal.3.

(6)

menanggulangi resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

2. Asuransi sejumlah uang (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial. Dalam pembahasan ini di fokuskan pada asuransi jiwa.

Asuransi sejumlah uang adalah untuk membayar suatu jumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sejak awal. Ini berlaku untuk asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan orang. Asuransi kerugian adalah untuk mengganti kerugian yang terjadi yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya.26

Menurut Gunanto, asuransi kerugian dan asuransi jiwa tidak boleh diusahakan bersama oleh suatu perusahaan.27 Dalam KUH Dagang yang disahkan pada Tahun 1838 dalam Pasal 247 merinci asuransi dalam 5 (lima) jenis, yaitu:28

“ a. Asuransi kebakaran

b. Asuransi yang mengancam hasil-hasil pertanian disawah c. Asuransi jiwa

d. Asuransi di lautan perbudakan

e. Asuransi pengangkatan darat dan di sungai-sungai serta di perairan-perairan pedalaman.”

Pembagian dari asuransi ini tentu sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan perkembangan asuransi sekarang ini, hanya saja penutup undang-undang tidak menutup kemungkinan munculnya jenis asuransi lain. Hal ini tertera dalam maksud kalimat Pasal 247 KUHD tersebut yaitu: “Pertanggungan-pertanggungan

      

26 Ibid, hal.4 

27 H.Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, (Jakarta: Tira Pustaka, 1984), hal.19. 

28 Djanius Djamin dan Syamsul Arifin, Bahan Dasar Hukum Asuransi, (Medan : Sekolah Tinggi Ekonomi Trikarya, 1993), hal.32. 

(7)

antara lain dapat mengenai pokok -pokok dan seterusnya”. Jika ditinjau dari unsur kehendak29, asuransi dapat dibedakan :

1. Asuransi Sukarela (Voluntary Insurance atau Free Voluntary Insurance) Para pihak dalam jenis asuransi ini di dalam mengadakan perjanjian bersifat bebas atau tidak ada paksaan dari pihak luas atau pihak lawan. Penanggung secara sukarela dengan persetujuan sendiri mengikatkan diri untuk memikul resiko sedang pihak tertanggung juga dengan sukarela membayar premi sebagai imbalan memperalihkan resikonya kepada penanggung. Jenis asuransi ini memang merupakan salah satu usaha untuk mencari keuntungan, oleh sebab itu asuransi ini selalu disebut juga Commercial Insurance. Tetapi asuransi ini tidak hanya mencari keuntungan dan biasanya bertujuan sekedar memberi perlindungan kepada anggota-anggota masyarakat tertentu sebagai suatu perkumpulan, walaupun menutup asuransi ini bersifat sukarela disebut dengan nama

“Cooperative Insurance”.

2. Asuransi Wajib (Compulsary Insurance)

Asuransi ini ada unsur paksaan bagi pihak tertanggung karena diwajibkan oleh suatu peraturan. Pihak yang mewajibkan ini biasanya ialah pihak pemerintah, tetapi tidak selalu dimonopoli pemerintah sebab bisa saja pemerintah menunjuk badan swasta sebagai penanggung. Tujuan pemerintah mewajibkan masuk asuransi ini dengan pertimbangan melindungi golongan lemah dari bahaya-bahaya yang bakal menimpanya. Asuransi sosial ini disebut sebagai Social Insurance atau Social Government Insurance.

      

29 Abdul Muis 2, Op. Cit., Hal.18. 

(8)

Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian membagi bentuk-bentuk asuransi dan usaha perasuransian sebagai berikut30 :

“a. Usaha Perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang usaha asuransi yang terdiri dari :

1) Usaha asuransi 2) Usaha asuransi jiwa 3) Usaha reasuransi

Bidang usaha penunjang asuransi yang terdiri dari : 1) Usaha pialang asuransi

2) Usaha pialang reasuransi 3) Usaha penilai kerugian asuransi 4) Usaha Konsultan aktuaria 5) Usaha agen asuransi

b. Adanya asas sukarela untuk masuk asuransi dan memilih penanggung, kecuali bagi program asuransi sosial

c. Bentuk hukum usaha perasuransian adalah : 1) Perusahaan Perseroan

2) Koperasi

3) Perseroan Terbatas

4) Usaha Bersama (Mutual)”.

Setelah disampaikan jenis-jenis dari asuransi itu sendiri, lalu asuransi jiwa juga memiliki jenis-jenis pembagiannya lagi. Asuransi jiwa ini ada bermacam- macam bentuk dan isinya, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut31:

1. Bentuk-bentuk Asuransi Jiwa Yang saling Bertentangan a) Asuransi Hidup dan Asuransi Mati

b) AsuransiBiasa dan Asuransi Rakyat

c) Asuransi Perorangan dan Asuransi Kumpulan

d) Asuransi Dengan Pemeriksaan Dokter dan Asuransi Tanpa Pemeriksaan Dokter

      

30 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hal.20. 

31 H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 6, Cet.4,(Jakarta: Djambatan, 1986),hal.201.

(9)

e) Asuransi Jiwa Dengan Pembagian Laba dan Asuransi Tanpa Pembagian Laba

f) Asuransi Jiwa Tunggal dan Asuransi Jiwa Ganda g) Asuransi Wajib dan Asuransi Sukarela

2. Perbedaan-perbedaan Asuransi Jiwa Menurut Unsur-Unsurnya32: a) Pure Endowment

b) Anuitas yang terdiri dari:

1) Anuitas Pasti (Annuity Certain) 2) Anuitas Jiwa (Life Annuity)

c) Asuransi Jangka Waktu (Term Insurance) yang terdiri dari:

1) Asuransi Ekawarsa 2) Asuransi Seumur Hidup

d) Asuransi Jangka Waktu Dengan Santunan Menurun (Decreasing Term Insurance)

e) Asuransi Jangka Waktu Dengan Santunan Meningkat (Increasing Term Insurance)

Secara pokok, asuransi jiwa dapat dibedakan atas:

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Insurance)

Asuransi Jiwa Berjangka atau Term Insurance yaitu : Penanggung memberikan jaminan ganti rugi (santunan) jika tertanggung meninggal dunia dalam jangka waktu perjanjian pertanggungan sedang berjalan. Asuransi berjangka (juga dikenal sebagai asuransi sementara) dirancang untuk memberikan

      

32 Ibid. 

(10)

perlindungan asuransi jiwa untuk jangka waktu tertentu. Lamanya jangka waktu polis berjangka bervariasi, bisa selama 1 tahun, 10 tahun, atau sampai usia tertentu (misalnya 55 tahun). Penanggung biasanya menerbitkan polis dengan manfaat Cacat Total Tetap (TPD-Total Permanent Disability).33

2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)

Asuransi Jiwa Seumur Hidup (juga dikenal dengan asuransi permanen/tetap) dirancang untuk memberikan proteksi asuransi selama hidup tertanggung dengan syarat ia menjaga polisnya tetap aktif dengan terus membayar premi. Seperti dengan Asuransi Berjangka, asuransi ini seringkali diterbitkan dengan melekat manfaat Cacat Total Tetap (TPD).

Polis ini menyediakan perlindungan menyeluruh, baik manfaat maupun premi tetap selama polis berlaku. Manfaat polis ini dibayarkan sekaligus jika tertanggung meninggal atau dibayarkan bertahap/sekaligus jika tertanggung menderita TPD tergantung besarnya uang pertanggungan. Tidak ada batas waktu untuk proteksi kematian, namun proteksi TPD akan berakhir jika tertanggung mencapai usia tertentu (biasanya pada ulangtahun yang ke 60).34

3. Asuransi Dwiguna (Endowment Insurance)

Asuransi Dwiguna (endowment) adalah kategori lain dari asuransi tetap.

Asuransi ini terdiri dari dua elemen yaitu elemen proteksi jiwa dan elemen tabungan. Elemen proteksi jiwa melindungi kematian dan cacat total tetap. Di polis ini elemen tabungan lebih tinggi sehingga polis ini sesuai untuk tujuan       

33 Sun Life Financial Indonesia, Registered Financial Planning Designation from Financial Planning Standards Board Indonesia, (Jakarta: IAFP, 2011), Bab 3 hal 4. (Selanjutnya disebut dengan Sun Life Financial 2) 

34 Ibid., Bab 3 hal.8

(11)

menabung. Perlindungan dalam polis ini bisa untuk jangka waktu tertentu (misalnya 10 tahun) atau bisa juga sampai usia tertentu (misalnya 55 tahun).35

Manfaat dalam polis ini dibayarkan dengan kondisi:

a. Ketika tertanggung meninggal atau menderita TPD selama polis berlangsung.

b. Ketika tertanggung masih hidup pada tanggal polis jatuh tempo; atau c. Ketika tertanggung menebus polisnya untuk mendapatkan uang tunai

B. Pengertian dan Jenis Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link)

Sejak beberapa tahun yang lalu, di Indonesia mulai marak dipasarkan produk-produk Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link). Asuransi plus investasi adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi sekaligus. 36 Dengan menjadi nasabah produk Plus Investasi (Unit-Link), seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Produk asuransi yang ditawarkan bisa berbentuk asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam kemasan yang lebih menarik bagi masyarakat, misalnya tabungan masa depan atau asuransi pendidikan.

Seperti halnya asuransi tradisional, nasabah Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) membayar premi setiap jangka waktu tertentu, biasanya per tri-wulan atau per tahun. Perbedaannya, nasabah Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) membayar premi dalam dua porsi, yaitu porsi premi perlindungan dan porsi investasi. Asuransi jiwa yang seumur hidup namun tidak memberikan uang       

35 Ibid., Bab 3 hal.13 

36 Ketut Sendra, Op.Cit, hal 19

(12)

pertanggungan di akhir masa kontrak, kecuali resiko terjadi di masa kontrak, maka manfaat yang di terima adalah uang pertanggungan plus saldo investasi.37

Pertama-tama, tertanggung perlu mengetahui bahwa yang disebut Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) adalah produk keuangan yang mempunyai dasar hukum yang tetap. Pengaturan dilakukan oleh Pemerintah melalui Departemen Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Pada tanggal 31 Oktober 2006, Ketua Bappepam-LK mengeluarkan keputusan No.KEP- 104/BL/2006 tentang Unit-Link.38

Pada umumnya cara mengaitkan nilai investasi dengan polis asuransi adalah dengan memberikan nilai unit, dimana total dana unit tersebut dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa. Cara lainnya adalah dengan mengaitkan unit dengan reksadana. Nilai unit secara langsung dapat mewakili nilai aset dari dana tersebut dan akan berfluktuasi mengikuti kinerja investasi tersebut.39

Pada produk Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), untuk mendapatkan segala manfaat yang besar dan jasa perencanaan keuangan yang baik, ada biaya yang harus dikeluarkan oleh nasabah. Pada dasarnya ada 4 (empat) komponen biaya yang terjadi pada setiap Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), yang dikelompokkan pada dua kategori, yaitu asuransi dan investasi.40

Pada kategori asuransi, ada dua komponen biaya, yaitu:

1. Komponen pertama adalah apa yang disebut biaya akuisisi. Biaya ini adalah uang jasa yang diberikan kepada konsultan keuangan dan       

37 Pencetak Return UnitLink Tertinggi, Kompas, (Jakarta : 29 Mei 2008)

38 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.KEP-104/BL/2006 tentang kedudukan Unit-Link tanggal 31 Oktober 2006

39 Ketut Sendra, Op.Cit, hal 21 

40 Plus Investasi (Unit-Link), Bisnis Indonesia, (Jakarta : 15 September 2005), hal 6

(13)

organisasinya, sebagai ganti jasa konsultasi keuangan dan organisasinya, sebagai ganji jasa konsultasi dan perencanaan keuangan yang diberikan.

Dalam prakteknya, biaya akuisisi seringkali disebut dengan istilah lain seperti premi berkala, premi target, premi awal dan lain-lain sebagainya.

Biaya akuisisi biasa dipungut selama jangka waktu tertentu (3-10 tahun) dari nasabah mencerminkan jangka waktu minimal masa pembayaran premi.

2. Komponen kedua adalah yang disebut biaya mortalita, yaitu premi asuransi yang dihitung berdasarkan tingkat resiko jiwa dari tertanggung.

Biaya mortalita disebut juga biaya asuransi dimana biaya mortalita dipungut sepanjang jangka waktu kontrak asuransi.

Pada kategori investasi, juga ada dua komponen biaya yaitu:

1. Komponen pertama biaya awal atau disebut juga loading fee, yang secara umum besarnya di investasikan pada pasar uang internasional sesuai dengan jenis fund-nya

2. Komponen kedua adalah biaya manejemen investasi, yang dihitung sebagai bagian dari hasil aset yang diperoleh manager investasi.

Biaya ini diperhitungkan dalam penetapan nilai unit, sehingga didapat nilai unit yang sudah bersih,tidak dipotong biaya lagi. Itulah sebabnya maka disebut Nilai Aktiva Bersih, karena sudah dikurangi biaya manejemen.

Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) memberikan manfaat proteksi yang juga bersifat pasti (sama halnya dengan asuransi jiwa murni) selama saldo

(14)

investasi masih cukup untuk membayar biaya tersebut, maka otomatis proteksi yang direncanakan tidak bisa berlaku hingga waktu tertentu sampai customer yang bersangkutan menambahkan saldo investasinya ke dalam program Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link).

Polis Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) adalah polis asuransi jiwa yang memenuhi kriteria yaitu nilai manfaat yang dijanjikan ditentukan oleh kinerja subdana investasi yang dibentuk untuk Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit- Link) tersebut, nilai manfaat yang diperoleh dari subdana investasi dinyatakan dalam unit, dan yang terakhir mengandung pertanggungan resiko kematian alami.

Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) sendiri memiliki tiga tujuan yaitu proteksi, tabungan, dan investasi. Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi pembayaran premi atau berdasarkan fitur produk, yaitu:

1. Berdasarkan Pembayaran Premi a. Premi Tunggal

Dalam program premi tunggal, premi hanya dibayarkan satu kali saja untuk membeli unit suatu dana. Penekanannya adalah pada tabungan dan investasi jangka panjang. Namun bisa saja Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) ini digunakan untuk proteksi meskipun bukan hal yang umum terjadi pada program premi tunggal.

b. Premi Berkala

Untuk program ini, premi dibayarkan secara teratur. Program premi berkala biasanya dibeli untuk tujuan proteksi. Selainproteksi asuransi jiwa, cacat

(15)

total dan tetap, penyakit kritis dan bentuk lain proteksi juga tersedia.

Fasilitas bervariasi sesuai dengan tingkat proteksi asuransi fitur umum.

2. Berdasarkan Fitur Produk

a. Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Seumur Hidup

Asuransi ini sama dengan program asuransi jiwa seumur hidup polis tradisional karena dirancang untuk memberikan proteksi seumur hidup.

Untuk program premiberkala, pemegang polis dapat memilih untuk memvariasikan tingkat proteksi asuransinya.

b. Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Dwiguna

Dalam asuransi Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Dwiguna biasanya jangkanya waktu tetap. Jangka waktu dapat untuk periode waktu tertentu, misalnya 5 tahun atau untuk usia tertentu jatuh tempo pada usia 62.

Ketika program jatuh tempo, unit dikonversikan menjadi nilai tunai sesuai dengan harga unit pada saat itu. Beberapa program menyediakan pilihan merubah unit menjadi tunai pada tanggal tertentu setelah jatuh tempo.

Program Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Dwiguna yang umumnya adalah program jaminan modal pokok jangka pendek. Di program ini pemegang polis memiliki komitmen hanya untuk jangka pendek saja. Selain mempunyai proteksi asuransi jiwa selama polis berlangsung dan pada saat jaminan modal pokok jatuh tempo, pemegang polis bisa menikmati potensi penghasilan investasi dari kenaikan harga unit.

c. Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Anuitas Suatu anuitas menghasilkan serangkaian arus penghasilan bagi pemegang

(16)

polis selama ia hidup. Dalam program ini, pemegang polis membayar premi tunggal atau premi berkala untuk membeli unit. Ketika pemegang polis pensiun, sejumlah unit tetap dapat dijadikan tunai pada serangkaian waktu yang telah ditentukan untuk mendapatkan penghasilan.

Penghasilan akan berfluktuasi tergantung pada harga unit saat pengambilan tunai dilakukan, tetapi dalam jangka panjang nilai unit diharapkan meningkat. Jadi, pemegang polis akan menikmati keuntungan perlindungan terhadap inflasi.

Sebaliknya, jika nilai unit terlalu berfluktuasi maka penghasilan pemegang polis akan terpengaruh. Namun, pembayaran anuitas dapat dilakukan berdasarkan jumlah tetap. Keuntungan bagi pemegang polis adalah ia menerima penghasilan tetap. Kelemahannya, karena nilai polis tergantung pada harga unit, unit yang digunakan untuk pengurangan pembayaran bisa terkikis selama kondisi ekonomi memburuk.41

C. Struktur dan Jenis-jenis Dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) Ada dua kemungkinan struktur dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit- Link), yaitu:42

a. Akumulasi Unit

Penghasilan investasi dana ini dimasukkan kembali ke dalam dana sehingga harga unit akan meningkat.

b. Distribusi Unit

      

41 Sun Life Financial Indonesia 2, Ibid.,bab 4 hal. 2 

42 Ibid.,bab 4 hal.8

(17)

Penghasilan investasi dana ini didistribusikan kepada pemegang polis.

Harga unit akan bervariasi sebagai hasil keuntungan atau kerugian modal pokok, tetapi pemegang polis secara teratur akan menerima penghasilan dalam bentuk penambahan unit atau diakumulasikan dalam bentuk menerima pembayaran.

Selain struktur dari dana asuransi yang ada dalam Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), selanjutnya akan dibahas jenis-jenis dana dari Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), yaitu:

1. Defenisi Dana-dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link)

Berikut ini adalah beberapa defenisi kunci yang seringkali digunakan untuk menjelaskan sifat suatu dana atau hubungan antara dana:43

a. Mother Fund

Mother Fund atau dana induk adalah dana yang sudah ada sejak awal.

Dana ini secara bertahap akan menjadi sumber dana-dana selanjutnya.

b. Feeder Fund

FeederFund atau dana pasokan adalah dana yang dimasukkan ke dalam

dana yang telah ada (misalnya ke mother fund). Meskipun besarnya feeder fund bisa berbeda dengan besarnya mother fund, tetapi dana

tersebut akan langsung di pasok ke dalam dana induk.

c. Mirror Fund

Mirror Fund atau dana bayangan adalah beberapa dana yang dirancang

sesuai dengan dana yang telah ada. Mirror fund dengan ketat       

43 Ibid.

(18)

membayangi komposisi dana yang telah ada dalam hal aset, geografi dan sektor alokasi, juga dalam hal pilihan investasi.

d. Portofolio

Untuk membantu para investor menghadapi kerumitan pilihan investasi, penanggung dan lembaga keuangan kadangkala menawarkan dana campuran yang telah ditetapkan sebelumnya kepada pada investo. Dana campuran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut dengan portofolio.

2. Jenis-jenis Dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link)

Dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) dapat di investasikan dalam hampir semua instrumen keuangan sampai batas maksimum yang diperbolehkan. Secara umum jenis-jenis dana tersebut adalah: 44

a. Dana Ekuitas

Ini adalah dana yang berkonsentrasi pada investasi di aset ekuitas yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan modal pokok investasi.

b. Dana Penghasilan, Pendapatan Tetap atau Obligasi

Dana ini di investasikan di obligasi perusahaan, sekuritas pemerintah dan bentuk instrumen pendapatan tetap lainnya di mana aset dipilih berdasarkan karakteristik pendapatan yang dihasilkannya.

c. Dana Kas

Dana ini juga dikenal sebagai Dana Pasar Uang. Dana ini hanya diinvestasikan dalam kas dan bentuk deposito bank lainnya. Sebagai hasilnya, nilai modal pokok dana ini tidak mudah jatuh.

      

44 Ibid., hal.9

(19)

d. Dana Campuran

Dana ini cenderung terdiri dari sekumpulan aset biasanya menggunakan proporsi ekuitas yang tinggi dan proporsi instrumen pendapatan pendapatan tetap yang rendah. Kadangkala, properti atau aset lain dapat menjadi bagian dari portofolio ini. Dana ini juga dikenal sebagai Dana Berimbang di mana ada proporsi investasi yang seimbang antara ekuitas dan pendapatan tetap dalam rentang waktu yang ditentukan.

e. Dana Properti

Dana ini di investasikan di properti dan saham properti. Karena properti adalah aset yang tidak likuid, maka tidak selalu memungkinkan untuk melikuidasikan aset dengan cepat jika pemegang polis ingin menjual unit mereka. Jadi, dana properti umumnya memasukkan ketentuan dimana pengambilan unit, kecuali karena kematian, dapat ditunda oleh manajer dana untuk, biasanya selama 12 bulan.

f. Dana Unit Khusus

Dana lain membatasi investasi pada sektor atau industri tertentu, misalnya:

- komoditi;

- emas;

- Perusahaan-perusahaan kecil; dan - keuangan;

3. Strategi atau Kebijaksanaan Investasi

Setiap dana akan berusaha mencapai strategi dan kebijaksanaan investasi

(20)

yang telah di umumkan. Beberapa contoh strategi investasi adalah sebagai berikut: 45

a. Dana Campuran

“Tujuan dana ini adalah memaksimumkanpengembalian investasi yang konsisten dengan portofolio terdiri dari 70% ekuitas dan 30% obligasi perusahaan. Dana ini diharapkan melampaui kinerja tingkat bunga tetap tabungan dan deposito jangka menengah – panjang.”

b. Dana Ekuitas

“Strategi dana ini adalah memaksimalkan pertumbuhan modal pokok melalui ekuitas terdaftar di Bursa Saham Singapura. Penghasilan bukan merupakan pertimbangan.”

c. Dana Obligasi

“Dana akan diinvestasikan di obligasi perusahaan dan sekuritas pemerintah dalam dolar Singapura. Diharapkan dana ini akan melampaui kinerja deposito tunai dalam jangka menengah dan nilai modal pokok akan tetap aman.”

D. Manfaat dan Resiko Berinvestasi pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link)

Selain mengetahui jenis-jenis biaya yang dikenakan, bagaimana cara kerja dana yang berbeda seperti bagaimana polis premi tunggal dan berkala bekerja, hal penting lain yang harus diketahui adalah manfaat dan resiko berinvestasi di Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link). Kenyataannya faktor manfaat dan resiko       

45 Ibid., hal.11

(21)

merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menyeleksi produk yang paling sesuai bagi nasabah tertanggung. Manfaat berinvestasi pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) yaitu: 46

1. Kumpulan (pool of fund) atau Diversifikasi

Dana Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) menawarkan kepada pemegang polis suatu akses pada portofolio “kumpulan” atau

“diverivikasikan”. Suatu dana umumnya terdiri dari sejumlah saham dan/atau serangkaian obligasi perusahaan. Pemegang polis umumnya tidak bisa memiliki portofolio terdiversifikasi secara pribadi. Portofolio terdiversifikasi mempunyai resiko karakteristik yang lebih baik daripada portofolio yang tidak terdiversifikasi, yaitu suatu dana yang akan melindungi tertanggung dari penurunan harga saham yang drastis.

Diversifikasi tidak bisa melindungi pemegang polis terhadap pergerakan terbalik dari pasar investasi yang luas. Diversifikasi hanya melindungi resiko terhadap “menempatkan terlalu banyak telur dalam satu keranjang” – yaitu menempatkan terlalu banyak uang ke dalam suatu perusahaan sekuritas.

2. Fleksibilitas

Polis Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) dapat sangat fleksibel karena sifat produk itu sendiri. Pemegang Polis tersebut dapat memvariasikan jumlah proteksi jiwa dengan rentang batas yang sangat luas dan dapat memvariasikan premi , mengambil cuti premi, menambah top up premi tunggal atau melakukan penarikan atau penebusan.

      

46 Ibid., bab 4 hal 12-13

(22)

Fleksibilitas seperti ini tidak terdapat dalam struktur produk tradisional.

Misalnya, Asuransi Dwiguna berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dan Asuransi Jiwa Seumur Hidup memerlukan perhitungan perubahan yang sangat rumit jika pemegang polis ingin merubah tingkat premi atau uang pertanggungannya. Perubahannya ini sangat mahal dan biayanya dimasukkan dalam premi yang dikenakan.

3. Biaya Dolar Rata-Rata

Biaya Dolar Rata-rata artinya menginvestasikan jumlah yang sama dalam suatu dana dengan interval berkala terlepas dari fluktuasi harga dana tersebut.

Dengan menabung secara teratur sejumlah uang tertentu selama beberapa waktu, pemegang polis bisa mengakumulasikan modal pada siklus pasar dengan membeli lebih banyak unit ketika harga turun dan membeli lebih sedikit unit ketika harga naik.

Jika berinvestasi untuk jangka panjang, membeli unit suatu dana pada harga berbeda ketika nilai karakteristik dana tersebut itu naik dan turun, makan akan mendapatkan bahwa biaya setiap sahamnya lebih rendah daripada harga rata- rata saham selama jangka wangtu yang sama. Ini adalah pengaruh menguntungkan dari biaya dolar rata-rata. Sebagai hasilnya, biaya rata-rata unit tersebut akan turun sehingga meningkatkan potensi penghasilan modal pokok yang lebih tinggi dan secara efektif melenyapkan resiko penilaian pasar yang tidak tepat.

4. Manejemen Profesional

(23)

Manejer dana profesional atau penasihat investasi secara hati-hati menyeleksi saham tertentu dan/atau obligasi dimana dana diinvestasikan.

Manejer dana bisa satu orang atau bisa berupa tim.

Selain itu, perusahaan pengelola dana biasanya mempekerjakan peneliti dan juga analis dan strategis investasi untuk memberikan informasi rinci kepada manejer mengenai data dan interpretasinya yang merupakan pertimbangan penting ketika menyeleksi saham atau obligasi. Data dan opini ini membuat manejer bisa memenuhi tujuan dana dan memilih sekuritas yang akan menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup dan positif.

5. Kemampuan

Investor kecil bisa mengakses dana dengan investasi menengah. Di mana kemungkinan ia tidak akan bisa membeli saham secara langsung dan dengan biaya yang seefektif mungkin dan tingkat investasi yang kecil.

Produk Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) ini mirip dengan Reksadana. Perbedaan paling besar anatara Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit- Link) dengan reksadana adalah asuransi ini memberikan proteksi asuransi salah satunya manfaat meninggal dan pengembalian dana akhir investasi sedangkan reksadana hanya memberikan pengembalian investasi saja. Pada saat tertanggung meninggal, manfaat dibayarkan baik nilai unit dan manfaat meninggal. Selain manfaat meninggal, beberapa penanggung juga memberikan jenis perlindungan lain seperti manfaat cacat total dan tetap atau manfaat penyakit kritis.

Adanya manfaat dari berinvestasi di Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit- Link), produk asuransi ini juga memiliki faktor resiko. Resiko berinvestasi di

(24)

produk ini karena nilai produk Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) secara langsung terkait dengan kinerja investasi aset yang bersangkutan dalam dana, nilai unit bisa naik atau turun mengukuti aset yang bersangkutan dalam dana. Jadi mungkin saja nilai polis bisa turun. Dengan demikian, nilai tunai dan jatuh tempo akan berbanding terbalik. Oleh karena itu, sementara potensi tingkat bunga investasi polis Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) ini bisa lebih tinggi dari polis asuransi jiwa biasa, tetapi resikonya juga lebih besar.

Di dalam Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) membuat nasabah diharuskan membayar premi asuransi jiwa meski pada saat yang sama nasabah tidak memerlukannya. Biaya asministrasi dan komisi agen pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) yang terlalu besar juga merupakan salah satu alasan mengapa banyak menolak Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link). Di tahun pertama mengikuti asuransi ini, dana nasabah akan terkuras hanya untuk membayar komisi agen.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosurya

Metil paraben digunakan dalam skin lotion karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur (Rieger 2000).. Berdasarkan dari hasil pengujian skin lotion secara

Meskipun secara parsial persepsi harga tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian namun penilaian terhadap harga serta kualitas dari suatu

Dalam hal ini yang menjadi kajian peneliti adalah yang berkaitan dengan objek jaminan fidusia yang disita oleh Negara akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan debitur

Ditinjau dari sumber penghasilan utama rumah tangga, ternyata di Kecamatan Pagerwojo yang terbesar adalah sektor pertanian hal ini dikarenakan Kecamatan Pagerwojo

Dimaksudkan evaluasi disini adalah mengetahui sejauh mana langkah konseling yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dapat dilihat pada perkembangan selanjutnya

Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu software untuk mendeteksi penyakit kelainan jantung PACs mengunakan RR interval dan algoritma QRS Detection Pan and

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah hasil belajar akuntansi yang diajar